Penulis
RUANG DIRI
Kapan terakhir kali memberi ruang kepada
dirimu sendiri? Memberi ruang untuk
memberi kesempatan dirimu bicara. Atau
jangan-jangan sama sekali ngga pernah?
KEBAHAGIAAN
DIRI
Semenjak kamu mengenalnya,
hari-harimu terasa menyenangkan.
Kamu merasa sangat bahagia.
Ketika bertemu dengannya,
berbincang apa saja hingga hal-hal
yang tak penting melalui telfon,
berkeliling kota semuanya terasa
sangat bahagia, menyenangkan.
15
Kamu menggantungkan kebahagiaanmu
padanya.
17
Aku minta maaf, sejujurnya kamu salah
meletakkan kebahagianmu. Kamu salah
menempatkannya. Kamu
meletakkannya pada yang bukan pasti.
Tidak ada yang menjamin dia akan
selalu ada di sisimu.
18
Yang aku percaya, bahagia itu
diciptakan bukan ditemukan. Artinya,
rasa bahagia ada di dalam diri sendiri,
tidak ada di luar dirimu. Kamulah yang
menciptakan rasa bahagia itu.
19
Mau orang lain berkata,
21
pergi, tak akan ada lagi pengaruhnya
pada kebahagiaanmu.
22
11
MERATAPI
KEPERGIAN
Aku pernah benar-benar memilikimu
sampai akhirnya kehilanganmu. Aku
pernah benar-benar ada di sampingmu
sampai akhirnya kita saling menjauh. Aku
pernah benar-benar mengenalmu sampai
akhirnya kita bagai seorang yang asing.
107
Bercerita tentang masalahmu hingga larut
malam. Menceritakan orang rumah yang
terkadang menyebalkan. Atau membahas
guru-guru yang memberikan tugas
seenaknya. Deadline-deadline yang
menumpuk.
108
Kamu sendirian di dermaga. Ternyata
kamu hanyalah pelabuhan tempat
orang-orang singgah.
Sudahlah.
110
Tak perlu berlarut dalam kesedihan.
111
Tunjukkan saja padanya bahwa ada atau
tiada dirinya di sisimu tak ada bedanya.
Hentikan tangismu.
113
Hujan akan selalu ada redanya. Luka pun
akan selalu ada sembuhnya. Berhenti
meratapi kepergiaannya, sekarang saatnya
menunjukkan bahwa dirimu layak untuk
bahagia, meski tanpa kehadirannya di sisimu.
115
16
ISTIRAHATLAH
SEBENTAR
Tepat hari ini kamu merayakan hari
kelahiranmu. Bersuka ria berbahagia.
Sehari menjadi lebih berharga dan lebih
bahagia sebelum datang kembali
hari-hari esok yang akan menjadi seperti
hari-hari yang biasa seperti semula.
165
Aku masih ingat cita-cita yang kamu
ceritakan dengan penuh semangat hari itu.
Dan saat ini kamu sedang teramat sungguh
mengejarnya.
166
Bahkan suara tawa itu
sangat khas milikmu
dan terngiang di kepalaku.
Terkait cita-citamu itu, kalau kamu lelah
atas semua jalan yang telah kamu tempuh,
istirahatlah sebentar. Kamu boleh istirahat.
Tapi, tolong jangan sekali pun kamu
menyerah.
168
Kalau belum ditertawakan artinya
impianku masih sederhana. Bukankah
begitu?
Sekali lagi,
-Aku
wajah itu,
senyum itu,
suara itu.
169
Semua tampak jelas di matamu
seolah-olah dia berdiri tepat di
hadapanmu dan menguatkan bahumu
yang seakan-akan segera menjadi jatuh.
Batinmu.
170
di sini aku diam-diam mendoakanmu
agar kamu selalu baik-baik saja
masih ada seseorang
yang mengharapkanmu
agar tetap baik-baik saja.