Anda di halaman 1dari 41

RUANG DIRI

Kapan terakhir kali memberi


ruang untuk dirimu bicara?
RUANG DIRI
Kapan terakhir kali memberi
ruang untuk dirimu bicara?
Daftar Isi
Mencintai Diri 1
Kebahagiaan Diri 13
Kepercayaan Diri 23
Kemampuan Diri 33
Iri 43
What Will People Say 51
Memuaskan Semua Orang 61
Pesimis 69
Standar Sosial 81
Takut Bilang Tidak 93
Meratapi Kepergian 105
Pasangan Yang Tepat 117
Hati Mungil Yang Malang 129
Melepaskan 139
Jangan Terlalu Terbawa Perasaan 149
Istirahatlah Sebentar 163
Menyemangati Diri 175
Meluapkan Amarah 185
Teman Musiman 195
Curhatnya Sama Gue Jadiannya 201
Sama Yang Lain
Ada Yang Tumbuh Diam-Diam 215
Kamu Berhak Bahagia 223
Berdamailah Dengan Hati 231
Mati Rasa 241
Gadis Muda & Masa Lalu 249

Penulis
RUANG DIRI
Kapan terakhir kali memberi ruang kepada
dirimu sendiri? Memberi ruang untuk
memberi kesempatan dirimu bicara. Atau
jangan-jangan sama sekali ngga pernah?

Semakin dewasa, kita semakin dituntut


untuk mengerjakan berbagai hal yang
sebenarnya tidak kita sukai, terpaksa
mengerjakannya hanya karena takut
terhadap asumsi dan pandangan sosial.

Di lain sisi, dalam bersosial banyak sekali


yang membuat diri kita lelah, bukan hanya
lelah raga, tapi juga lelah mental.

Berbagai perkataan orang, asumsi, pikiran,


opini dan standar sosial kehidupan
orang-orang membuat diri kita semakin
terdesak. Seolah-olah kita hidup hanya
untuk memenuhi standar hidup orang-orang.

Menjalani hidup agar sesuai standar mereka


agar tetap disukai banyak orang. Tapi begitu
melelahkan dan penuh keterpaksaan.
Pertemanan, pasangan, drama dunia
perbucinan yang meresahkan, kekhawatiran
masa depan benar-benar membuat banyak
dari kita insecure dan overthinking. Menjadi
peragu dan takut mencintai diri.

Karena itulah, Ruang Diri hadir untuk


membawamu memasuki ruang dalam diri
yang telah lama dipendam dan mengusang.
Masukilah ruang itu, lalu keluarlah dengan
perasaan yang lebih damai.
02

KEBAHAGIAAN

DIRI
Semenjak kamu mengenalnya,
hari-harimu terasa menyenangkan.
Kamu merasa sangat bahagia.
Ketika bertemu dengannya,
berbincang apa saja hingga hal-hal
yang tak penting melalui telfon,
berkeliling kota semuanya terasa
sangat bahagia, menyenangkan.

Sejak saat itu kamu meletakkan


kebahagianmu padanya. Ketika ada
masalah, dialah orang pertama
yang kamu cari, seolah-olah semua
masalahmu akan sirna ketika ada
dia di sisimu. Seolah-olah dia
adalah kunci kebahagiaanmu.

Hari-harimu yang suram, dipenuhi


dengan deadline, tugas yang
menumpuk yang minta untuk
disegerakan, pekerjaan ini
pekerjaan itu yang menyita banyak
waktu membuatmu stres, tapi
ketika melihat senyum di bibirnya,
seketika penatmu hilang.

15
Kamu menggantungkan kebahagiaanmu
padanya.

Satu hal yang pasti, kebahagiaan itu pasti


akan jatuh, hilang, dan sirna.

Suatu hari dia menemukan seseorang yang


lebih baik darimu, lebih cantik atau lebih
tampan, lebih asik darimu.

Kamu pun disingkirkan darinya. Dia mulai


menjauh darimu. Hilang kabar. Mendadak
menghilang. Kehilangannya membawa pula
hilangnya kebahagiaanmu.

Inilah saatnya kamu masuk babak baru,


babak patah hati.

Kebahagiaan yang kamu rasakan saat itu


hanyalah kebahagiaan semu dan
sementara.

17
Aku minta maaf, sejujurnya kamu salah
meletakkan kebahagianmu. Kamu salah
menempatkannya. Kamu
meletakkannya pada yang bukan pasti.
Tidak ada yang menjamin dia akan
selalu ada di sisimu.

Kamu boleh mencintai seseorang, tidak


ada yang salah dari mencintai lawan
jenis, tapi kalau kamu
menggantungkan kebahagiaanmu
padanya, itu sangat rawan dan
beresiko. Akibatnya bisa fatal.

Dan nyatanya, sekarang kamu muram.


Hari-harimu kembali suram.

Kalau boleh saran, jangan pernah kamu


letakkan kebahagiaan pada selain
dirimu. Letakkan kebahagiaanmu pada
dirimu sendiri. Bahagiamu ada pada
dirimu sehingga kamu tidak perlu
ketergantungan pada orang lain agar
merasa bahagia.

18
Yang aku percaya, bahagia itu
diciptakan bukan ditemukan. Artinya,
rasa bahagia ada di dalam diri sendiri,
tidak ada di luar dirimu. Kamulah yang
menciptakan rasa bahagia itu.

Kebahagiaan yang diciptakan oleh diri


sendiri. Kebahagiaan yang bersumber
pada kebahagiaan internal bukan
kebahagiaan eksternal. Bukan berasal
dari orang lain. Tapi berasal dari dirimu
sendiri.

Dengan bahagia yang kamu


ciptakan sendiri, akhirnya kamu
tidak ketergantungan pada sikap
orang lain.

Apa pun sikap mereka, kamu akan


tetap bahagia. Apa pun ucapan dan
tindakan mereka, tidak akan mampu
merenggut kembali kebahagiaanmu.

Hidupmu akan terasa enjoy, ringan,


dan no hard feeling.

19
Mau orang lain berkata,

“Kamu gila. Kamu jelek. Kamu aneh.


Udah berapa lama jomblo? Makin
gemukan sih?”

Dan ucapan-ucapan lain yang tak


mengenakkan.

Karena bahagiamu ada pada dirimu


sendiri, ucapan-ucapan seperti itu tidak
akan mempan lagi padamu. Walaupun
terasa menyesakkan, dampaknya hanya
sebentar saja, setelahnya kamu akan
segera membaik kembali.

Menjadi bahagia dengan apa yang


dimiliki saat ini. Walaupun seorang diri,
melihat orang lain yang berpasangan,
tak membuatmu muncul rasa ingin
menyaingi dan ikut-ikutan ingin punya
pasangan.

Bahkan, jika saat ini kamu memiliki


pacar, dan pacarmu ingin pergi, maka
biarkan ia

21
pergi, tak akan ada lagi pengaruhnya
pada kebahagiaanmu.

“Kalau mau lanjut serius, ayo. Kalau


mau pergi, silakan”
Tak ada pengaruhnya bagi
kebahagiaanmu.

Pejamkan matamu, lalu tarik napas


dalam-dalam, hembuskan perlahan,
dan ucapkan,

“Oke. Aku bahagia. Aku tak ada


masalah dengan sikap mereka. Apa
pun yang mereka ucapkan tak ada
pengaruhnya bagiku.”

22
11

MERATAPI
KEPERGIAN
Aku pernah benar-benar memilikimu
sampai akhirnya kehilanganmu. Aku
pernah benar-benar ada di sampingmu
sampai akhirnya kita saling menjauh. Aku
pernah benar-benar mengenalmu sampai
akhirnya kita bagai seorang yang asing.

Hari itu kamu memilih untuk pergi.


Membentangkan layarmu, menaikkan
jangkarmu. Kapal yang semula berlabuh
di demarga peraduanku berangkat pergi
membawa semua cerita.

Pertemuan memang selalu merahasiakan


waktu perpisahan yang telah
disiapkannya secara diam-diam.

Hari-hari yang sebelumnya selalu ada


seorang yang mengabari melalui text
message

“Gimana hari ini, menyenangkan?”

107
Bercerita tentang masalahmu hingga larut
malam. Menceritakan orang rumah yang
terkadang menyebalkan. Atau membahas
guru-guru yang memberikan tugas
seenaknya. Deadline-deadline yang
menumpuk.

Semua pesan sederhana tapi cukup mampu


melukiskan garis lengkung di ujung bibirmu
ketika membacanya.

Terbangun di pagi hari yang pertama dilihat


adalah ponsel, apakah ada namanya di
notifikasi ponselmu. Ucapan selamat pagi
atau penyemangat harianmu.

Semuanya sudah dibawanya hilang.


Menyisakan kenangan yang segera
terlupakan. Atau menjadi lautan yang
menyesakkan.

108
Kamu sendirian di dermaga. Ternyata
kamu hanyalah pelabuhan tempat
orang-orang singgah.

Kamu bukan rumah.

Tak lebih dari sekadar tempat rehat


sejenak untuk kembali melangkah pulang
ke tujuan.

Kenyataan ini membuatmu sedih. Apa


yang sebelumnya dimiliki telah direnggut
paksa waktu tanpa mengenal belas
kasihan.

Namun, sekali kamu menjatuhkan hatimu


pada seseorang, maka bersiaplah untuk
memikul beban rasa sakitnya.

Tak ada yang dapat memastikan hatimu


akan baik-baik saja bersamanya. Tak ada
yang dapat memastikan dia akan
selamanya bersamamu. Kamu tak dapat
menahan seseorang agar selalu ada
untukmu.

Sudahlah.

110
Tak perlu berlarut dalam kesedihan.

Yang datang akan pergi. Yang pergi


belum tentu akan kembali. Tapi
dipastikan akan selalu ada yang hadir.

Aku lebih memilih mentari pagi daripada


senja sore hari. Aku lebih menyukai
menyambut yang datang daripada
meratapi yang pergi.

Di hari-hari esok yang masih misteri,


kamu akan menemukan seseorang yang
menjadikanmu rumah. Bukan lagi hanya
tempat persinggahan sementara.

Berhentilah untuk meratapinya.

Dia bukan satu-satunya manusia di bumi.


Buktinya, kamu bukan satu-satunya
miliknya, tetapi hanyalah salah satu
miliknya.

111
Tunjukkan saja padanya bahwa ada atau
tiada dirinya di sisimu tak ada bedanya.

Semua akan tetap sama.

Semua akan tetap sebaik semula sebelum


kamu bertemu dengannya. Bahkan akan
jadi lebih baik lagi.

Tidak baik hidup yang mulia ini terkurung


semata-mata hanya memikirkan dia yang
telah pergi meninggalkanmu.

Tunjukkan padanya bahwa kamu tidak


akan mati lantaran dibunuhnya.

Hentikan tangismu.

Dan mulailah ubah hidupmu, perbaiki,


perjuangkan semuanya hingga kamu
berhasil sampai ke puncak agar dia yang
meninggalkanmu akan melihatmu dengan
menengadah dari bawah.

113
Hujan akan selalu ada redanya. Luka pun
akan selalu ada sembuhnya. Berhenti
meratapi kepergiaannya, sekarang saatnya
menunjukkan bahwa dirimu layak untuk
bahagia, meski tanpa kehadirannya di sisimu.

115
16

ISTIRAHATLAH

SEBENTAR
Tepat hari ini kamu merayakan hari
kelahiranmu. Bersuka ria berbahagia.
Sehari menjadi lebih berharga dan lebih
bahagia sebelum datang kembali
hari-hari esok yang akan menjadi seperti
hari-hari yang biasa seperti semula.

Seorang yang sudah mengenalmu dengan


baik mengirimmu sebuah pesan.

Kira-kira begini isi pesannya:

Hari ini. Hari ulang tahunmu. Walau


sebenarnya waktu sama sekali tak pernah
terulang. Aku tak peduli itu. Satu-satunya
yang aku pedulikan hari ini adalah kamu
sedang berbahagia. Itu yang aku tahu.

Aku senang melihatmu tersenyum.


Mendengar tawamu yang riang. Bahkan
suara tawa itu sangat khas milikmu dan
terngiang di kepalaku.

165
Aku masih ingat cita-cita yang kamu
ceritakan dengan penuh semangat hari itu.
Dan saat ini kamu sedang teramat sungguh
mengejarnya.

Kamu tahu untuk mewujudkan itu tidak


mudah. Dan tidak semua orang bisa
meraihnya. Pasti kamu membutuhkan
waktu yang lebih. Pasti berulang kali kamu
kelelahan, berulang kali kesakitan.

Kamu tahu, di sini aku diam-diam


mendoakanmu agar kamu selalu baik-baik
saja. Ah, tidak, sepertinya sudah tidak
diam-diam lagi. Aku membocorkannya.
Sekarang kamu pun menjadi tahu.

Tak mengapa. Itu bagus. Mungkin baiknya


memang begitu. Agar kamu tahu bahwa
masih ada seseorang yang
mengharapkanmu agar tetap baik-baik
saja.

166
Bahkan suara tawa itu
sangat khas milikmu
dan terngiang di kepalaku.
Terkait cita-citamu itu, kalau kamu lelah
atas semua jalan yang telah kamu tempuh,
istirahatlah sebentar. Kamu boleh istirahat.
Tapi, tolong jangan sekali pun kamu
menyerah.

Kalau beban yang kamu pikul dirasa sangat


memberatkan, tak ada salahnya untuk
meletakkannya sejenak. Memberikan ruang
dan waktu bagi bahu, kepala, dan seluruh
ragamu untuk istirahat sebentar.

Ingat kembali jalan yang sudah kamu lalui.


Lihatlah. Kamu hebat sudah melaluinya
dengan semua usahamu. Ya, usahamu.
Semua oleh usaha yang dirimu kerahkan.

Aku berdiri di sini untukmu. Sama-sama


aku pun sedang memperjuangkan
impianku. Impian yang mungkin cukup
muluk.

Biarlah. Bukankah impian tak ada


batasnya? Kalau aku masih berani terhadap
impianku artinya impianku tidak cukup
besar.

168
Kalau belum ditertawakan artinya
impianku masih sederhana. Bukankah
begitu?

Kita sama-sama berjuang di tempat kita


masing-masing.

Sekali lagi,

Istirahatlah kalau lelah, tapi tolong


jangan menyerah.

-Aku

Kamu menutup pesan itu dengan


senyuman. Hatimu tersentuh. Nyaman
sekali rasanya.

Seketika semua khayalanmu terbang


mengingat kembali,

wajah itu,
senyum itu,
suara itu.

169
Semua tampak jelas di matamu
seolah-olah dia berdiri tepat di
hadapanmu dan menguatkan bahumu
yang seakan-akan segera menjadi jatuh.

“Aku ingin segera bertemu denganmu”

Batinmu.

170
di sini aku diam-diam mendoakanmu
agar kamu selalu baik-baik saja
masih ada seseorang
yang mengharapkanmu
agar tetap baik-baik saja.

yaitu aku orangnya


:)
Terkait cita-citamu itu,
kalau kamu lelah atas semua jalan
yang telah kamu tempuh,
istirahatlah sebentar.

Kamu boleh istirahat.


Tapi, tolong jangan sekali pun
kamu menyerah.
Aku ingin segera bertemu denganmu

Anda mungkin juga menyukai