Anda di halaman 1dari 62

Ebook versi 0.

1
Dikompilasi dengan tergesa-gesa, khawatir dituduh penipuan oleh rekan-rekan netters yang sudah nggak sabaran pengen baca nih ebook. Insyaallah akan segera disempurnakan dengan ilustrasi dan grafis yang lebih menarik. Mohon dukungannya ya...! Anda bisa memberikan dukungan dengan cara memberikan komentar, testimonial, saran dan segala uneg-uneg di halaman berikut ini: http://www.inspiera.com/downloadhappinessway Salam Hormat dari Tim Kompilasi E-book!

Kawan, buku elektronik ini sengaja kucetak dengan printer sederhana dikantorku. Lalu kuberikan kepadamu, Sahabatku terbaikku yang telah dianugerahi nama indah:

Tiada lain yang kuharapkan, selain Senyum Kebahagiaan yang semoga dapat terpancar setelah engkau membaca buku kecil ini. Selamat menikmati kebahagiaan, kawan!

Wanna download this ebook by yourself?


Just go to http://www.inspiera.com/downloadhappinessway

Terima kasih telah mendownload e-book The Way to Happiness karya dr. Arief Alamsyah Nasution, MARS. Sebelum Anda melanjutkan membaca buku elektronik ini, kami ingin menjelaskan beberapa hal untuk memastikan bahwa e-book ini memiliki dampak yang signifikan untuk merubah Indonesia menjadi lebih bahagia, dimulai dari Anda. Hal-hal yang ingin kami jelaskan adalah: Buku ini ditulis oleh seorang dokter, dosen pasca sarjana FKUB sekaligus trainer motivator yang telah mencurahkan sekian tahun dalam hidupnya, dan mengerahkan segala usahanya untuk menebarkan ilmu kebahagiaan melalui berbagai training motivasi bersama tim Inspiera. Buku ini adalah akumulasi dari gerak langkah, renungan, saripati pengalaman serta puncak hasrat dr. Arief Alamsyah Nasution untuk menyadarkan masyarakat tentang sebuah nilai :

setiap orang bisa dan berhak hidup bahagia.

Buku ini menjadi kokoh, karena Sosok dr. Arief Alamsyah Nasution bukan hanya berteori tentang bagaimana caranya menjadi bahagia dalam setiap kondisi, namun juga seorang praktisi yang menangani banyak pasien terminal (pasien dengan vonis tidak akan bertahan hidup) dengan metode palliative healing. Dalam kehidupan nyata, beliau juga pernah mendapatkan musibah-musibah besar yang bisa saja membuat beliau menyerah dari kehidupan, namun Alhamdulillah beliau mampu bertahan, dan kemudian pengalaman-pengalaman hidup itu tersusun rapi dalam baris-baris kalimat di buku ini. Buku ini mendapatkan perhatian khusus dari beberapa ahli seperti Bapak Adi W. Gunawan (Pakar Hipnosis & Hipnoteaching), Bapak Ronny F Ronodirjo (Pakar NLP), Bapak Andrias Harefa (Penulis Best Seller), Ahmad Faiz Zainuddin (Penemu Terapi SEFT) dan beberapa lainnya, yang memberikan sambutan positif atas terbitnya buku ini. Buku ini juga mendapatkan apresiasi yang tak terdokumentasi dari ribuan pembacanya, berupa testimonial melalui SMS, email, resensi di blog dan bahkan ada yang ingin bertemu langsung serta mengundang dr. Arief Alamsyah untuk memberikan training. Karena kesalahan kami, waktu itu belum menyediakan support system yang baik untuk menindak lanjuti buah pikiran para pembaca, seluruh apresiasi tersebut selama sekian tahun tak terdokumentasi dan hilang ditelan masa.

Kami perlu belajar dari masa lalu, sehingga untuk memastikan bahwa ebook ini memberikan manfaat yang signifikan bagi peningkatan index kebahagiaan masyarakat Indonesia, kami mengajak seluruh pembaca untuk: Membaca dengan sepenuh hati sepenuh jiwa, meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya, kemudian tentu saja mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Turut menyebarkan manfaat ebook ini kepada orang-orang yang Anda cintai. Anda bisa menyampaikan intisari buku ini secara lisan, mendaur intisari buku ini menjadi tulisan-tulisan baru, menulis resensi di blog, bila perlu Anda boleh mencetak buku ini dan meminjamkan kepada rekan Anda yang membutuhkan.

Jika Anda ingin membagikan ebook ini kepada rekan Anda dalam bentuk soft-copy, kami sarankan Anda mengarahkan mereka untuk langsung mendownloadnya di halaman ini :

http://www.inspiera.com/downloadhappinessway mengapa kami sarankan agar mereka perlu mendownload langsung?


1. Kebahagiaan adalah sesuatu yang tidak dapat dipaksakan. Jika mereka benar-benar merindukan kebahagiaan, dengan sukarela mereka akan tergerak untuk meluangkan waktu 5 menit mengikuti proses pendaftaran dan mendownloadnya secara lansung. Manusia cenderung tidak menghargai hal-hal yang didapatkan tanpa usaha. Sebaliknya manusia cenderung mencintai sepenuh hati hal-hal yang menunut pengorbanan atau kerja keras untuk mendapatkannya. Jadi biarkan mereka melakukan sedikit usaha untuk mendapatkan buku ini. Kami perlu mendapatkan umpan balik dan melakukan evaluasi seberapa banyak masyarakat Indonesia yang telah membaca buku ini, dan cara terbaik untuk mendapatkan data tersebut tentu saja dengan melihat statistik di halaman download buku ini. Anda tentu juga perlu mendapat info berkelanjutan yang relevan dengan tema di dalam buku ini. Kami berkomitmen memberikan informasi, update, artikel motivasi dan segala yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian. Jika Anda setelah membaca buku ini cukup puas dan tidak perlu mendapat asupan motivasi lagi, Anda bisa melakukan un-subscribe dari mailing list kami kapan saja.

2.

3.

4.

Selain mengajak Anda untuk menyebarkan kebaikan di dalam buku ini, tentu saja kami sangat bahagia bila Anda berkenan memberikan umpan balik berupa komentar/testimonial terhadap buku ini. Komentar bisa Anda sematkan di kolom komentar yang ada di bawah halaman download : http://www.inspiera.com/downloadhappinessway Kami percaya bahwa social media telah menjadi kekuatan baru untuk menyebarkan kebaikan. Satu postingan share di timeline Anda memiliki potensi dibaca oleh 5 hingga 20 orang teman, bahkan bisa jadi lebih dari itu. Jadi, cara termudah untuk berbagi kebahagiaan adalah menautkan link http://www.inspiera.com/downloadhappinessway pada postingan-postingan status Anda di facebook.

Ilmu dalam buku ini setidaknya bernilai Rp. 50.000.000,- secara kontekstual, harga cetak buku ini senilai Rp. 50.000,- jika dikalikan 1000 eksemplar pada penerbitan pertama, maka akan ketemu nilai di atas. Namun sekarang buku ini dibagikan gratis, mengapa? Bukankah Penulis akan kehilangan hak atas Royalti yang seharusnya dia peroleh? Bukankah itu artinya Penulis melepas begitu saja seolah tidak perlu uang? Ya, penulis memang akan kehilangan kesempatan mendapatkan uang, ketika membagikan buku ini secara gratis. Namun penulis berharap mendapatkan jariyah, tabungan yang lebih penulis butuhkan untuk kehidupan selanjutnya. Passion untuk terus berbagi dan menebar manfaat-lah satu-satunya alasan terkuat penulis untuk membagi buku ini secara gratis. Jadi jika Anda belum mampu menulis sebuah buku, mari turut berpartisipasi untuk menebarkan kebaikan dalam buku ini... Berbagi takkan pernah rugi!

Bagian 1

OASE KEBAHAGIAAN
If you want others to be happy, practice compassion... If you want to be happy, practice compassion. Bila kamu ingin orang lain bahagia, tunjukkan bela rasa... Bila kamu ingin bahagia praktikkan belarasa (Dalai Lama)

Anda Memang Sukses

Tapi Apa Anda Bahagia ?


Percakapan apa yang muncul dalam jiwa anda ketika melihat kalimat di atas ? Jujur, ketika pertama kali membaca pertanyaan itu dalam sebuah kisah di buku Living Seven Habits, hati saya terkejut, imajinasi saya menerwang dan secara tidak sadar hati saya mengangguk dan meng-iyakan. Betapa banyak orang yang mengaku sukses tapi ia tidak kunjung bisa merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan menjelma menjadi barang langka yang sulit dicari di jaman ini. Jika kita mau dengan jujur menelaah kejadian-kejadian di sekitar kita, begitu banyak data dan fakta kehidupan yang bercerita kepada kita bahwa uang, jabatan, terampanan atau kecantikan saja telah gagal membuat manusia bahagia. Bahkan tidak sedikit orang yang dengan sengaja ingin segera mengakhiri hidupnya. Bagi mereka, hidup tidak ubahnya sebagai masalah besar. Hidup adalah lari dari satu masalah kepada masalah lainnya. Dari satu krisis ke krisis lainnya. Bahkan mereka dan mungkin termasuk kita merasa permasalahan hidup kita paling berat daripada manusia lainnya di dunia. Beberapa dari kita bahkan sering bangun pagi hari dengan mengeluh dalam hati Ya Allah...kok sudah pagi lagi ?. Senyum mentari di pagi hari agaknya sama sekali tidak menolong kita untuk tersenyum menyambut hidup ini. Kesempatan hidup lagi justru membuat hati kita menjerit seakan kita akan memasuki sebuah lorong kehidupan yang gelap, menyeramkan, dan menggelisahkan. Kita memandang hidup sebagai beban yang tidak bisa dihindari. Beberapa dari kita begitu terpenjara dengan permasalahan kehidupan yang justru membuat kita lupa untuk menjalani hidup itu sendiri. Kita lupa merenung dan mencari makna sejati dari hidup kita. Kita merasa bahwa hidup ini penuh berisi dengan permasalahan dan permasalahan. Kita benar-benar merasa tenggelam dalam lautan masalah dan celakanya kita merasa seakan tidak memiliki pilihan untuk keluar dari permasalahan kehidupan. Mungkin sudah 40 tahun kita hidup dan selama itu pula kita membenci kehidupan. Kita membenci orang-orang dalm hidup kita. Kita membenci takdir hidup kita atau bahkan kita membenci Tuhan yang kita anggap tidak adil. Dalam proses mendalami makna sukses dan bahagia ini, suatu saat saya terkesima dengan sebuah kata-kata bijak yang sungguh luar biasa bagi saya. Kata-kata itu sungguh me-reframing saya tentang filosofi sukses versus kebahagiaan. Kata-kata bijak itu berbunyi Success is to get whatever you want and happiness is to love whatever you got. Kata-kata yang luar biasa bukan? Jika sukses adalah seni mendapatkan apapun yang anda inginkan maka dapatkan dalam hidup ini. Itulah kira-kira maksud buku ini ditulis untuk sama-sama mendidik diri kita mencintai apapun yang telah kita dapatkan dalam hidup ini. Sebesar apapun permasalahan yang kita hadapi, toh kita harus tetap hidup sampai waktu kehidupan kita berakhir. Kita toh harus tetap berjalan menyusuri waktu-waktu yang tersisa yang diberikan Allah untuk kita karena kita adalah umat yang tidak sama sekali mempercepat dan menyegerakan usia kita. Tidak ada satu umatpun yang dapat menyegerakan ajalnya dan tidak pula dapat menangguhkannya (Q.S Al Muminun : 43) Buat saya, hidup bukanlah permasalahan tetapi hidup adalah sebuah pengalaman. Hidup di dunia hanyalah soal cara pandang. Kita sering tidak bahagia karena kita sering melihat hidup kita dari sudut pandang yang terbatas. Mas Tony Raharjo dalam Larger Than Life mengutip sebuah kata-kata yang sangat indah, Jangan hanya mengatakan Ya Tuhan... aku punya Tuhan Yang Maha Besar.
2

Artinya janganlah melihat masalah yang berat sebagai akhir dari segalanya tetapi ingatlah bahwa kita memiliki Allah Yang akan selalu menolong kita. Untuk mengawali perjalanan kita menemukan kebahagiaan, ada beberapa filosofi dasar yang harus senantiasa kita ingat. Filosofi kebahagiaan ini dibuat oleh The Happiness Institute yang dapat dikases di www.thehappinessinstitute.com dan menurut saya perlu untuk menyamakan persepsi kita tentang kebahagiaan.

Jangan Pernah Menunggu Kebahagiaan,

Carilah di Dalam!
Orang yang paling tersiksa dalam hidup ini adalah orang yang menunggu kebahagiaan datang kepadanya tanpa mau berbuat sesuatu. Sadarilah, bahwa hidup tidak akan pernah memberi kita kebahagiaan sebelum kita sendiri datang menjemputnya. Dunia tidak berubah sebelum kita sendiri mau berubah. Perasaan tidak bahagia sebenarnya adalah WARNING agar kita segera berubah. Karenanya, jika saat ini kita merasa tidak bahagia, maka berarti kehidupan sedang memberitahukan kepada kita bahwa ini saatnya untuk berubah. Perubahan yang saya maksud adalah perubahan cara berpikir kita, keyakinan (core belief) kita, pilihan emosi kita, semangat spiritualitas kita atau merubah keharmonisan diri kita dengan dunia di sekitar kita. Jadi, menjadi bahagia sebenarnya dalah sebuah proses merubah diri kita. Kebahagiaan adalah sebuah metamorfose cara berpikir, cara meyakini dan cara bertindak dalam kehidupan ini. Dan proses metamorfose ini bisa jadi tidak berbanding lurus dengan usia. Sebagaimana sebuah slogan Tua itu pasti Dewasa itu pilihan, maka proses metamorfose ini sama sekali tidak ada hubunganya dengan usia. Itulah mengapa banyak yang hidup bertahun-tahun di dunia tanpa ia tidak kunjung mau berubah untuk menjadi bahagia. Sebaliknya, banyak anak muda yang mungkin masih muda dalam usia tetapi dewasa dalam pikiran yang kemudian mengantarkan mereka kepada pencerahan dan kebahgiaan. William Jennings Bryant pernah mengatakan Destiny is not a matter of chance, its a matter of choice. Its not a thing to be waited for, its a thing to be achieved. Takdir bukan hanya masalah kesempatan tetapi takdir adalah masalah pilihan. Takdir bukanlah sesuatu yang hanya ditunggu tetapi takdir adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Suatu saat kita mungkin pernah merasa sangat tidak berdaya. Saat dimana dunia serba gelap dan menyesakkan. Saat dimana kita merasa benar-benar terdesak dengan tembok permasalahan. Saat kita merasa benar-benar putus asa. Kita merasa stagnan, berhenti, mati suri dan tidak mengalir. Pada titik ini, kita merasa sebagai si malang yang sengsara atau si kaya yang tersiksa. Pada titik ini kita merasa tidak ada lagi secercah cahaya. Pada titik berbahaya inilah, sebenarnya kita harus cepat tersadar dan bergerak. Nyalakan nadi kehidupan kita lagi dan mulailah proses metamorfose kebahagiaan anda. Metamorfose ini akan menjelmakan anda menjadi diri anda yang baru (the new you). Bagai kupu-kupu yang indah setelah mengalami berbagai proses perubahan dalam metamorfose kehidupannya. Kupu-kupu itu dapat terbang bebas di alarm raya kehidupan ini. Kupu-kupu yang
3

penuh warna keindahan dan menikmati setiap kepakan sayapnya. Dengan metamorfose kebahagiaan yang anda jalani, anda benar-benar bisa mengarungi hidup ini dengan penuh gairah dan optimisme. Jangan pernah berhenti untuk berharap dan jangan pernah berhenti berbuat, karena kehidupan akan terus bergerak. Harapan mungkin adalah satu-satunya penyelamat anda saat ini. Harapan yang makin lama makin meredup. Tugas anda adalah membiarkan dan menjaganya agar tetap menyala. Ada sebuah kisah menarik yang dapat menginspirasi kita. Ada 4 lilin yang menyala. Sedikit demi sedikit mereka habis meleleh. Suasana begitu sunyi hingga terdengarlah percakapan mereka. Lilin pertama berkata Aku adalah iman . Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau lagi mengenalku. Tak ada gunanya aku tetap menyala. Lebih baik aku membiarkan diriku padam dan sedikit demi sedikit sang lilin imanpun padam. Lilin kedua berkata Aku adalah damai. Manusia sudah tak mau menjagaku maka tiupan anginpun memadamkanya. Lilin ketiga berkata Aku adalah Cinta. Tak mampu lagi aku tetap menyala. Manusia tak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci bahkan membenci orang-orang yang mencintai mereka. Tanpa menunggu waktu lama, matilah lilin ketiga. Tanpa terduga, saat itu ada seorang anak kecil yang memasuki ruangan itu. Ia menangis tersedu-sedu karena ruangan yang semakin gelap temaram. Ia berkata Hai lilin, kalian harus tetap menyala, aku takut dengan kegelapan. Ia kembali menangis tersedu-sedu. Melihat anak kecil itu, dengan haru lilin keempat berkata Janganlah takut nak, jangan menangis, selama aku masih menyala, engkau masih dapat menyalakan ketiga lilin lainya. Lilin keempat itu berkata....., akulah harapan. Dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan dan menyalakan ketiga lilin lainnya. Kisah diatas memang tidak nyata tetapi kisah diatas ingin bertutur pada kita bahwa jika ingin bahagia, janganlah sekali-kali berpikir untuk berhenti berharap. Jangan pula hanya menunggu harapan itu datang begitu saja. Tapi buktikanlah harapan anda dengan berbuat yang terbaik. Allah pasti memberi makan semua makhluk ciptaan-Nya tetapi tidak dengan melemparkan makanan itu ke sarangnya. Makhluk itu harus tetap mengejarnya sepenuh hati.

Happiness is

The Best, Medicine


Kebahagiaan sebenarnya adalah obat yang terbaik. Riset-riset menunjukkan bahwa kesehatan dan kebahagiaan memiliki korelasi yang sangat kuat. Hampir semua penyakit baik degeneratif, infeksi, neoplasma (kanker), perkembangan sangat dipengaruhi oleh keadaan emosional. Sebuah riset menunjukkan 60-85 % kontak pasien dokter disebabkan oleh gejala psikosomatik ( hubungan psikis dan tubuh). Baru baru ini American Journal of Epidemiology (Januari, 2008)21 seperti saya kutip dari kantor berita Reuters merilis beberapa hasil penelitian tentang pengaruhnya positif dari mood yang stabil dan kebahagiaan terhadap kesehatan. a. Studi yang dipimpin oleh Dr. Andrew Steptoe dari University College London, yang melibatkan 3000 masyarakat Inggris yang dinyatakan sehat, menemukan bahwa pada
4

orang yang moodnya positif dan stabil ditemukan kadar kortisol yang rendah. Kortisol adalah hormon stress yang jiika berlebihan dan berlangsung lama dapat memicu peningkatan tekanan darah, obesitas abdomen (kegemukan pada perut), dan penurunan fungsi imun (pertahanan) tubuh b. Studi yang pernah juga dirilis di American Journal of Epidemiology menemukan bahwa wanita yang memiliki emosi positif memiliki kadar rendah 2 macam protein (c-reaktif protein dan interleukin 6) yang bertanggung jawab terhadap proses inflamasi (radang). Inflamasi kronis ini diindikasikan berhubungan dengan angka kejadian penyakit jantung dan kanker. c. Studi yang melibatkan 2.873 pria dan wanita sehat di Amerika yang berusia antara 50-74 tahun. Air ludah mereka (saliva) diteliti untuk diukur kadar kortisolnya dan ternyata pada pria dan wnaita yang memiliki mood bahagia, kadar kortisol (hormon stress) menurun. Sedangkan pada wanita yang memiliki mood bahagia juga ditemukan kadar c-reaktif protein dan interleukin-6 (marker inflamasi) yang menurun juga. Penemuan pengaruh kebahagiaan terhadap c-reaktive protein dan interleukin-6 menurut Dr. Steptoe adalah penemuan yang terbaru.

Chronically Unhappy

The Silent Killer


Keadaan tidak bahagia (unhappy) bukanlah keadaan statis. Ia dapat berubah menjadi lebih ringan atau bahkan memberat. Jika kita abaikan, keadaan tidak bahagia (unhappy) hanya akan membuat kita semakin terpuruk. Ia bahkan dapat membunuh kita secara perlahan. Ia membunuh kita dengan menyerang kesehatan kita, mematikan potensi kita dan meredupkan harapan kita. Bahkan dalam pengalaman saya menghadapi pasien, keadaan tidak bahagia (unhappy) bahkan dapat melumpuhkan motivasi dan jiwa spiritualitas mereka. Karena itu, keadaan tidak bahagia (unhappy) harus ditangani dengan strategis yang benar agar berubah menjadi keadaan yang membahagiakan. Kuncinya adalah membuka diri, memahami ilmunya dan mencoba berkomitmen untuk menjalani agenda perubahan. Jiika kita tidak mau (enggan) berubah maka keadaan tidak bahagia akan terus memberat seiring perjalanan waktu. Perasaan tidak bahagia itu menjadi keadaan yang kronis yang dapat meinbulkan kelelahan kronis yang disebut burn out. Burn out adalah suatu sindroma yang disebabkan pajanan (exprosure) terhadap masalah emosional yang lama, yang ditandai oleh adanya kelelahan ekstrem (exhaustion) dalam hal fisik, emosional, perilaku dan munculnya perasaan diri tidak berharga. Kelelahan fisik (Physical Exhaustion) biasanya ditandai dengan tubuh terasa lelah (fatigue) tanpa sebab yang jelas dan tubuh seperti kehilangan energi (lack of energy). Kelelahan fisik ini dapat menimbulkan sebuah vicious circle (lingkaran setan). Kelelahan fisik akan membuat anda malas untuk bertindak akibatnya anda hanya diam dan tidak kunjung mau berubah atau mencari pertolongan. Akibatnya, anda akan semakin tenggelam dalam keputus asaan. Begitu seterusnya seakan tiada ber-ujung. Kelelahan emosi (Emotional Exhaustion) biasanya ditandai dengan depresi dan perasaan tidak punya harapan (hopelesness). Perasaan tanpa harapan inilah yang paling berbahaya. Perasaan ini hanya akan menyeret kita pada sebuah keyakinan salah bahwa hidup kita harus segera di-akhiri.
5

Hidup makin lama hanya akan menambah ketidakberhargaan kita. Kelelahan perilaku (Attitudinal Exhaustion) biasanya ditandai dengan sikap sinis-mudah marah-reaksioner (cynism), mudah menyalahkan (blaming) dan pandangan negatif terhadap orang lain atau situasi tertentu. Kelelahan perilaku kadang berbuah perilaku negatif yang tidak jarang memancing ketidaksukaan orang lain pada kita. Akhirnya, kita semakin dijauhi dan perasaan ini semakin meyakinkan kita bahwa kita tidak berharga. Pertanyaan selanjutnya, apakah keadaan burn out ini reversibel alias bisa kembali normal. Jawaban-nya : dapat. Niat yang kuat (intention) dan benar serta support dari orang lain terlebih dari orang-orang terdekat menunjukan bukti di lapangan bahwa burn out dapat kembali normal. Tercatat beberapa artis top dunia pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Bagusnya mereka belajar dari perbuatan itu dan bangkit kembali. Bahkan prestasinya (dibidang mereka) jauh melebihi saat sebelum mereka mengalami burn out. Elton John, penyanyi legendaris Inggris ini pernah mencoba mengakhiri hidupnya dengan memasukan kepalanya ke kompor gas. Tapi ia keburu ditemukan rekannya Berie Taupin. Aktris Halle Berry, kegagalan aktris ini dalam perkawinan pertamanya dengan bintang base ball, David Jaustice membuat Halle berpikir pendek. Saya mengurung diri di mobil yang mesinnya dinyalakan sehingga keracunan gas karbonmonoksida, kenangnya. Pada detik-detik terakhir, dia berhasil ditarik keluar dari mobil oleh ibunya. Ia lalu tenggelam dalam kerja kerasnya dan merebut Piala Oscar- lambang keunggulan karya dalam industri film dunia. Drew Barrymore, yang terkenal sejak film anak-anak ET lama terjerumus dalam narkoba. Rupanya ia tidak sanggup mengatasi kepopuleranya dalam usia yang teramat belia. Pada usia 14 tahun, Drew pernah mencoba bunuh diri dengan minum obat penenang sebanyak-banyaknya. Tapi, umur Drew masih panjang, dia bahkan menjadi salah satu aktris dan produser paling sukses di Hollywood saat ini. Eminem, rapper kontroversial ini pernah mencoba bunuh diri dengan mengonsumsi sebotol penuh obat anti depresi ketika ditinggal istrinya, Kim Mather. Tapi ia berhasil bangkit dan menjadi rapper kulit putih yang diakui di dunia setelah Vanila Ice. Pertanyaanya...kalau para artis yang hidup hedonis saja dapat bertahan dan bangkit, mengapa kita yang tinggal di negara religius ini, yang sejak kecil di-didik dengan agama dan tauhid ini justru mudah untuk menyerah ? Ayo... Mari kita Bangkit dan Berbuat !

Empat Besar

Penyebab Chronically Unhappy


Ketidakbahagiaan yang kronis dalam pengamatan dan pengalaman saya disebabkan oleh 4 hal yang saling berhubungan yaitu emosi yang tidak terselesaikan (unfinished emotion), ilusi-ilusi pikiran (mind illusion/ cognitive dissosiation), Hidup yang tidak seimbang (disharmony) dan kelemahan spiritual ( spiritual weakness).

1. Unfinished Emotion (Emosi Yang Tak Terselesaikan)


Unfinished emotion adalah bentuk respon emosional terhadap apa yang kita persepsikan tidak adil yang terjadi di masa lampau. Bentuknya amat beragam, bisa berupa kebencian, kemarahan, sakit hati ataupun dendam. Menurut Ernie Larsen, pada saat kita merasakan, menyimpan dan menahan emosi di masa lalu saat itulah terjadi suatu siklus unfinished emotion.
6

Prosesnya adalah seperti ini : Mula-mula ada peningkatan persepsi mengenai ketidakadilan atau ketidaknyamanan yang mencetuskan marah, benci, dendam maupun sakit hati. Kejadian inilah yang disebut unfair tigerred events. Selanjutnya akan muncul respon dalam diri kita yang menolak atau mempertanyakan, Kok tega-teganya dia melakukan itu padaku. Tetapi kecenderungannya kita menolak kejadian tersebut. Selanjutnya perasaan tidak nyaman berkembang menjadi energi kemarahan, kebencian dan dendam yang semakin akumulatif dan meningkat. Akhirnya dalam hati kita mengatakan, Dendam ini akan saya bawa sampai mati, atau Tidak bakalan selamat dia. Proses pembenaran dari ketidakadilan tersebut akan semakin menguat. Demikian seterusnya hingga siklus ini terus membesar menimbulkan medan energi yang semakin besar. Unfinished emotion dapat terjadi karena manusia tidak segera atau mau menyelesaikan permasalahan emosinya. Manusia tidak mau menerima masa lalu atau memaafkan orang-orang yang menyakitinya. Emosi itu bertumpuk-tumpuk sedemikian rupa dalam waktu yang lama. Dalam waktu yang lama itu, manusia biasanya dapat bertahan karena ia melakukan mekanisme penyangkalan. Mekanisme ini berfungsi ibarat obat simtomatik yang hanya dapat meringankan gejala tetapi tidak dapat menyembuhkan. Banyak dari kita- sadar atau tidak- menggunakan mekanisme penyangkalan untuk menyelesaikan masalah kita. Ibarat obat simtomatis,cara ini efektif hanya sesaat dan sama sekali tidak menyentuh akar permasalahan. Kita seakan tidak belajar dari kehidupan kita. Andrew Tresidder dalam bukunya Im Fine menyebutkan beberapa cara penyangkalan yang sering digunakan manudia dalam menyelesaikan masalah. Pertama, represi, dimana kita menguburkan masalah dan berpura-pura tidak ada masalah. Cara ini tentu cara konyol yang hanya berujung pada penumpukan masalah di alam bawah sadar kita. Kedua adalah pengalihan dan penghindaran. Contohnya dengan cara mengenggelamkan diri kita asyik membaca koran saat ada sesuatu yang harus dilakukan. Penghindaran terhadap masalah kecil hanya membuat masalah itu berkembang menjadi masalah yang lebih besar. Dan saat itu akan semakin sulit kita mengontrolnya. Ketiga, proyeksi. Hal ini terjadi ketika emosi kita memuncak dan kita melampiaskannya pada benda atau orang lain yang sering tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan permasalahan kita. Kekerasan dalam rumah tangga ataupun kekerasan orangtua terhadap anak, saya duga adalah karena proses penyangkalan proyeksi ini. Pasangan atau anak kita yang tidak tau apa-apa menjadi sasaran kemarahan dan ketidakpuasan kita terhadap kehidupan kita. Keempat, adalah perilaku menyamakan. Kita melakukan perilaku yang membuat kita nyaman untuk sementara. Yang paling sering adalah merokok, makan, ngemil dan tidur. Atau hal-hal kecil lainnya seperti menggigit pena atau jempol. Perilaku menyamakan bisa sangat berbahaya karena perasaan nyaman yang kita rasakan ini bisa kita persepsikan sebagai sebuah kebahagiaan. Padahal justru perilaku ini menunjukan bahwa kita tidak bahagia. Kelima, adalah perilaku menempuh resiko. Cara ini sering digunakan oleh usia muda (pubertas). Periode ini sering disebut sebagai period of storm and stress yang ditandai dengan perubahan mood yang cepar dan perilaku beresiko. Contohnya kebut-kebutan. Adrenalin yang ditimbulkan dari kegiatan ini dapat sesaat membuat mereka lupa terhadap permasalahan yang dihadapi. Keenam, melarikan diri kepada khayalan. Mengurung diri seharian di kamarmembaca cerita yang membuat kita berkhayal dan berimajinasi, tetapi sama sekali tidak membuat kita melangkah maju.
7

Bisa jadi yang dibaca kisah yang memotivasi tetapi hanya berhenti sampai kahayalan atau angan-angan ini terlarang sekali. Tiap detiknya dapat menimbulkan dosa. Jika sudah sangat berat dan mekanisme penyangkalan di atas sudah tidak lagi dianggap mampu menampung kegelisahan jiwa, maka mekanisme penyangkalan ini dapat berwujud luapan yang berupa tantrum (luapan histeris, kemarahan yang tidak terkendali). Cara ini terjadi karena meluapnya emosi dalam jumlah yang besar dan tersimpan lama. Pada prinsipnya, untuk dapat bahagia, cara-cara penyangkalan diatas harus kita minimalkan. Ada sebuah kata-kata dari Robert Holden yang menarik Happiness is not only the absence of pain but capacity to learn from pain. Kebahagiaan bukanlah hanya hilangnya suatu rasa sakit tetapi kebahagiaan adalah kapasitas kit auntuk belajar dari rasa sakit itu.

2. Mind Illusion (Cognitive Dissosiation)


Pernahkah anda melihat adegan dimana seorang pesulap memotong seorang dengan gergaji besar hingga mata kit amelihat tubuh orang itu terpotong menjadi. Anehnya, kakinya tetap bergerak-gerak seakan menunjukan kepada kita bahwa ia masih hidup walaupun tubuhnya telah terbelah. Atau anda melihat seorang pesulap yang dikubur dalam lautan pasir tetapi setelah beberapa menit, satu per satu tangannya muncul dari pasir itu dan pesulap itu selamat walau telah terkubur dalam tanah tanpa iksigen. Semua adegan di atas sebenarnya hanyalah tipuan. Kita juga biasa menyebutnya dengan ilusi. Orang yang melakukan ilusi kita sebut dengan ilusionis. Dalam hidup ini, sadar atau tidak, kita sering melihat ilusi-ilusi kehidupan. Ilusi itu tampak demikian nyata bagi kita walaupun sebenarnya tidak. Untuk bahagia, kita perlu memahami ilusi-ilusi ini agar kita dapat merespon setiap situasi dengan lebih proporsional. Dengan memahami ilusi-ilusi ini, kita akan terhindar dari jebakan keyakinan dan pikiran yang sering membuat kita tidak bahagia. Ilusi pikiran timbul karena kita mendistorsi pikiran kita sendiri sehingga dengan pikiran itu kita menjadi selalu cemas dan tidak bahagia. Dokter David Burns dalam bukunya Feeling Good mengungkapkan orang yang cenderung tidak bahagia (feel bad) adalah orang yang memiliki ilusi-ilusi pikiran seperti : a. Pemikiran All or None ( Semua atau Tidak sama sekali ) Ilusi pikiran ini biasanya ditandai dengan pemakaian kata-kata selalu, semua, tidak pernah sama sekali dll. Pemikiran seperti ini hanya akan menyeret kita kepada pandangan yang tidak toleran dan membuat kita semakin menderita secara kronis. Pemikiran ini menutup sikap berbaik sangka dan kita cenderung tidak pernah melihat kebaikan pada diri seseorang secara proposional. Contoh ilusi pikiran ini : Semua yang dilakukan pasangan saya membuktikan dia tidak sayang padaku Dia selalu menjelek-jelekkan saya Dia tidak pernah sama sekali menghargai saya b. Generalisasi Berlebihan Ilusi pikiran yang ini biasanya ditandai dengan sikap kesewenang-wenangan kita terhadap sesuatu walaupun hanya terjadi sekali saja. Ilusi ini bisa demikian berbahaya dan dapat terus menimbulkan reaksi berantai yang kadang sulit dikendalikan. Saya memiliki pengalaman berharga dengan seorang teman yang merasa tidak punya teman di kelas hanya karena sahabatnya di suatu pagi tidak menyapanya. Padahal sahabatnya saat itu sedang terburu-buru.

Kejadian ini rupanya terekam dalam pikirannya dengan sangat kuat. Karena teman saya tadi memiliki ilusi pikiran generalisasi berlebihan, hidupnya serasa terasing akhirnya dia lambat laun menarik diri dari pergaulan dan akhirnya teman saya ini harus dirawat di sebuah rumah sakit untuk memulihkan kesehatan mentalnya. Contoh ilusi pikiran ini : Dia kemarin tidak menelpon saya artinya dia tidak perhatian dengan saya (padahal baru 1 kali tidak menelpon) Dia kemarin tidak datang pertemuan berarti dia tidak menghargai saya (padahal baru satu kali tidak datang pertemuan) c. Filter Mental Ilusi pikiran ini ditandai dengan keinginan kita untuk melihat hanya sisi negatif dari setiap peristiwa yang kita alami. Pikiran kita seakan menyaring semua hal positif hanya sesuatu yang negatif yang dapat lolos dari pikiran kita. Akhirnya kemana-mana kita selalu memakai kaca mata negatif. d. Positive Disqualification Ilusi pikiran ini lebih ekstrem dari filter mental. Anda tidak mengabaikan hal positif, namun jika anda melihat seseorang melakukan hal yang positif dan menyenangkan anda, anda justru merubahnya menjadi hal negatif. Contohnya adalah ketika orang yang anda benci memberi anda senyuman dan membantu anda dengan tulus, Pikiran anda justru mengatakan Dia sedang cari muka e. Pembacaan Pikiran Ilusi pikiran ini ditandai dengan pikiran anda yang selalu mereka-reka sendiri apa yang sedang dipikirkan orang lain, tetapi rekaan itu kebanyakan adalah rekaan yang negatif. Sebagai contoh, jika seseorang lupa menghubungi balik anda, anda mengira mungkin ia tidak menyukai anda. f. Meramalkan (Forecasting) Ilusi pikiran ini membawa anda untuk meramalkan sesuatu yang buruk akan selalu terjadi di masa depan. Terkadang yang membuat saya geli, adalah yang orang-orang yang terperangkap dengan ilusi pikiran ini adalah justru orang-orang yang anti kepada ramalan nasib. Ia sangat keras menentang ramalan nasib, tetapi pada kenyataanya secara tidak sadar justru ia sendiri kemudian meramalkan nasibnya secara negatif dengan pikirannya. Contoh sederhana : Ketika anda akan menghadap dosen pembimbing anda, maka pikiran anda meramalkan pembimbing anda sedang tidak mood. Dia akan mencuekkan anda dsb. Akhirnya anda tidak kunjung beranjak untuk mengkonsultasikan karya tulis anda g. Penalaran Emosional Ilusi pikiran ini ditandai dengan kecenderungan anda menganggap bahwa apa yang anda rasakan secara subyektif itu selalu benar. Misalnya jika anda takut terbang maka anda berpikir bahwa memang benar pesawat itu tidak nyaman. h. Pembesar-besaran Ilusi pikiran ini ditandai dengan pikiran yang selalu membesar-besarkan hal-hal kecil. Ilusi ini akan membawa anda selalu menganggap hal yang sederhana menjadi rumit dan hal yang biasa menjadi mengerikan. Ilusi pikiran ini pandai mendramatisasi suatu keadaan agar tampak mengerikan di mata anda.
9

Pertanyaanya adalah apakah ilusi-ilusi tersebut selalu salah. Jawabannya : Mungkin ada yang benar tetapi kebanyakan ilusi itu salah dan bukankah Rasulullah pernah menasehati kita untuk menilai orang dari apa yang tampak (dhahir) dan bukankah kita dituntut untuk mengedepankan baik sangka ? Kita tidak berhak mereka-reka apa yang tidak tampak dari orang disekitar kita, karena itu bisa berubah sengsara bagi kita dan dapat berujung pada fitnah. Pengalaman saya di banyak organisasi, ilusi-ilusi pikiran di atas inila sebenarnya yang banyak memicu konflik. Konflik yang sebenarnya lebih banyak didasarkan atas dugaan-dugaan.

3. Dis-harmony (Ketidak Harmonisan)


Ibarat sebuah senar kecapi, kehidupan adalah kumpulan senar-senar yang harus diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan bunyi yang indah. Kekuatan kita harus seimbang dalam memainkan semua senar yang ada. Ketidakseimbangan kekuatan kita memetik senar itu hanya akan membuatnya putus dan menimbulkan bunyi yang sumbang. Senar-senar itu sya metaforakan sebagai bidang-bidang kehidupan kita. Saya membagi bidang kehidupan menjadi 5 yaitu finansial, fisik, relationship (hubungan), intelektual dan spiritual. Ketidakseimbangan semua bidang ini tidak akan membawa kita pada kebahagiaan. Thomas Merton (1915-1968) mengatakan happiness is not a matter of intensity, but of balance and order, rythm and harmony. Randal Hansen, P.hd menyebutkan bahwa dalam sebuah survey baru-baru ini melibatkan 50.000 orang responden yang bekerja di bidang berbeda (manufaktur dan jasa) ditemukan 2 dari 5 perkerja merasa tidak bahagia dengan kehidupannya karena mereka merasa tidak adanya keseimbangan antara karir dan kehidupan pribadinya (personal lives) mereka. Di Amerika pernah ada artikel di majalah Fortune yang menyebutkan Mengapa eksekutif kelas A hanya bisa menjadi ayah kelas E ? Dan artikel itu membawa semua negeri berpikir untuk segera mengakhiri perang antara karir dan keluarga . Bagaimana dengan anda ?

4. Spiritual Weakness (Kelemahan Spiritualitas)


Keyakinan agama dan spiritualitas adalah hal yang amat vital dalam pencarian kebahagiaan sejati sebab keyakinan agama memberi manusia arah yang jelas dalm hidup ini. Psikolog Inggris Dr. Stephen Joseph telah melakukan sebuah riset yang menghubungkan antara spiritualitas dan kebahagiaan. Dia menemukan, rata-rata manusia yang religius lebih bahagia dari manusia kebanyakan. Di Australia, semakin banyak manusia yang memperdalam sisi spiritualitas dari hidup mereka. Merujuk pada Annual Eye on Australia Survey 2004, banyak orang merasa sistem keyakinan mereka (beliefe systems) baik tradisional dan non tradisional membantu mereka untuk lebih memaknai hidup mereka. Mereka juga merasa lebih menghargai hubungan dengan orang-orang lain di sekitar mereka. Yang lebih menarik, di Korea berdasarkan berita di harian Jawa Pos tanggal 12 Januari 2008, saat ini di saat kemajuan begitu pesat di Korea masyarakatnya merasakan kehampaan. Bahkan beberapa dari eksekutif muda mereka menyenangi terapi perkabungan dimana mereka didandani dan ditempatkan di peti mati seolah-olah mereka akan mati. Dengan merasakan well dying (sakaratul maut yang baik) mereka merasa mendapatkan ketenangan. Melihat fenomena ini, saya setuju dengan pak Gede Prama yang menyatakan bahwa kita tidak akan dapat mendalami kehidupan tanpa mendalami kematian. Dan kematian adalah wilayah spiritual. Wilayah yang menakutkan bagi banyak orang tetapi ternyata tidak sedikit pula orang yang merasa tentram dengannya.

10

Kebahagiaan memang merupakan resultan dari kebahagiaan di dalam dan di luar. Kebahagiaan di dalam adalah kebahagiaan ilahiah. Mendapatkannya haruslah menggunakan paradigma dan pendekatan ilahiah. Kebahagiaan ilahiah inilah sebenarnya yang lebih penting karena ia tidak hanya menyentuh aspek-aspek kebendaan. Ia menyentuh sampai ke tingkat ruh yang merupakan eksistensi yang sebenarnya dari seorang manusia. Bukankah mansuia layaknya sebagai jasad yang diawetkan. Dan pengawetnya adalah ruh kita sendiri. Sesaat setelah ruh dicabut maka jasad akan membusuk. Dan ruh kitalah yang sebenarnya yang akan terus berjalan merasakan kebahagiaan dalam kekelan.

Spiritualitas (agama) yang menjelma menjadi keyakinan (core belief) dan jalan hidup (way of life) akan membuat seseorang lebih optimis. Spiritualitas akan membawa kita pada kebahagiaan di dalam tidak peduli apapun yang terjadi di luar kita. Inilah yang disebut oleh beberapa ahli kebahagiaan sebagai happiness without reason, artinya orang yang telah mengalami kebahagiaan didalam akan dapar melepaskan kelekatan (attachment) dirinya dengan apa yang ada di luar. Pernahkah anda berpikir: Ah...setelah nanti menikah, saya pasti bahagia.. Ah...setelah nanti saya punya anak, saya pasti bahagia.. Ah..setelah nanti saya punya rumah sendiri, saya pasti bahagia.. Ah..setelah nanti saya punya mobil saya pasti bahagia.. Ah...setelah nanti saya lulus dan bekerja saya pasti bahagia.. Tapi ternyata saat semuanya tercapai, kita pun tidak kunjung bahagia. Sebab terbesarnya adalah karena keinginan itu tidak kita hubungkan denga kebahagiaan yang lebih besar dan kekal yaitu tujuan-tujuan agung yang bersifat ilahiah. Kita hany aberjalan keluar diri kita tanpa mau berjalan de dalam diri kita dan mencari mutiara kebahagiaan di dalam. Saat mencari pengaruh spiritualitas untuk menjadi tabah dan pengalaman seorang ibu muda yang mengirim surat lewat rubrik Hasan (psikolog) di tabloid Nova no. 1007 edisi Juni 2007. Ibu ini seorang istri yang begitu tabah menghadapi kenyataan. Dan keyakinannya pada Allah SWT. bahagia, saya tertarik dengan psikologi yang diasuh bu Rieny (Ibu R di Jakarta Timur) adalah ketabahan itu didorong oleh

Ibu Rieny Hasan Yth ...... Saya adalah seorang istri dari suami yang terkena HIV, belum AIDS ya bu. Sebelum suami memutuskan menikah dengan saya, dia menceritakan tentang penyakitnya. Dipaparkan mengenai penyebab, akibat dan apa yang dia lakukan sekarang untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Saat itu saya hanya menangis dan bertanya kepada Allah, Mengapa saya? Saya tahu penyakit itu menular dan belum bisa disembuhkan dan juga belum ada obatnya. Malam seusai mendengar pengakuanya, saya banyak merenung dan melakukan shalat malam. Setelah saya mendapatkan ketenangan, akhirnya saya memutuskan jawabannya. Kepada Allah memilih saya? Karena Allah percaya kepada saya dan Allah percaya saya pasti bisa menghadapi semuanya. Dan saya juga percaya Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan umatnya. Setelah itu saya hanya berucap bismillahirrahmannirohim dan saya mulai menjalani semua ini dengan ikhlas. Mulai saat itu saya mulai mempelajari seputar HIV/AIDS. Termasuk mempelajari apa yang harus dilakukan oleh pengidap penyakit tersebut. Saya setiap bulan selalu ikut mengatarkansuami kontrol ke dokter, karena suami saya harus mengkonsumsi obat seumur hidupnya. Selain itu saya juga harus bisa menjaga perasaanya, menyenangkan hatinya dan selalu memberikan semangat. Suami saya adalah seorang karyawan swasta yang bekerja di lapangan. Dia adalah suami yang bertanggungjawab, perhatian, sayang dan tidak pernah bicara keras dan kasar kepada saya.
11

Alhamdulillah perkembangan suami saya sampai sekarang semakin baik. walau kami harus menunda memiliki anak. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada ibu karena setiap tulisan ibu menambah wawasan dan pengetahuan saya untuk selalu berpikir positif. Semoga saya bisa menjadi perempuan bahagia dan tahan banting (Amin,Amin,RH) Penuturan di atas seolah menyadarkan kita bahwa spiritualitas ternyata berdampak luar biasa bagi kekuatan jiwa. Secara lebih jauh saya akan membahasnya di bagian re-awakening di akhir buku ini, bagaimana kepercayaan kepada Allah yang kuat akan membuat seseorang survive dan bahagia. Yang tidak kalah menarik adalah sepenggal jawaban Ibu Rieny terhadap ibu R, yang sengaja saya kutipkan sebagian disini untuk memotivasi kita semua. R. Sayang....terimalah salam hormat dan kekaguman saya atas ketabahan anda menjalani konsekuensi dari pilihan anda menikahi suami. Saya orang jawa yang sejak kecil terbiasa mendengar nenek, bude dan kerabat saya mengatakan Gusti Allah ora nate sare Tuhan tidak pernah tidur, ketika mereka sedang menghibur kekecewaan saya, maupun mengingatkan untuk selalu berbuat kebaikan di saat-saat bandel saya sebagai anak kecil. Itu pula yang ingin saya sampaikan kepada anda, karena yakinilah bahwa segala upaya positif yang anda lakukan untuk suami pasti berbuah manis nantinya, karena Tuhan pasti melihat apa saja yang dilakukan oleh hamba-Nya dan memberinya imbalan berlipat ganda. Untuk saya, Andalah contoh kongkret perempuan yang tahan banting dan (mudah-mudahan) bahagia menjalani hidup anda. Mudah-mudahan surat singkat anda memberikan pencerahan juga bagi pembaca lainny, seperti halnya yang terjadi pada diri saya ketika membaca surat anda... Subhanallah .... terima kasih Bu Rieny ... kata-kata anda sangat menyemangati saya (-penulis) dan mudah-mudahan juga semua pembaca buku ini. Gusti Allah ora nate sare... Gusti Allah tidak pernah tidur...

12

Bagian 2

RELEASE
Pembaca sekalian...untuk dapat bahagia, kita perlu membuka sebuah pintu. Pintu ini ada di depan ruang jiwa kita. Tidak seperti pintu biasa, pintu ini memiliki lebih dari satu kunci hingga kita harus mencari semua kuncinya agar kita dapat membukanya. Jalan menuju kebahagiaan (The Way to Happiness) dimulai dari pintu ini. Keberhasilan membuka pintu ini adalah awal dari segala kebahagiaan kita. Di bawah ini kita akan mencoba membahas beberapa kunci pembebasan. Satu hal yang harus anda ingat, bahwa kunci pintu itu ada di dalam diri anda. Saya tidak lebih hanyalah penunjuk jalan, yang menunjukan tempatnya kepada anda. Carilah dalam diri anda karena pintu hati kuncinya ada di dalam diri anda, bukan di luarnya.

Kunci Pertama:

Memaafkan (Forgiveness)
Pernahkah jiwa anda mera terluka ? Atau bahkan mungkin anda sedang terluka saat ini? Yakinlah... anda tidak sendiri. Berjuta-juta orang pernah dan akan terus terluka, karena memang itulah wajah kehidupan. Kadang tersenyum dan kadang memaki. Sama sekali tidak ada yang salah dengan luka anda karena itu hanya membuktikan anda benar-benar sedang menjalani sebuah kehidupan. Ada sebuah cerita yang sangat inspiratif tentang luka ini. Pernah ada seorang anak lelaki dengan watak yang buruk. Ayahnya kemudian memberi anak kecil itu sekantung penuh paku. Ia menyuruh anaknya memaku satu batang paku setiap anaknya kehilangan kendali atas kesabarannya atau saat si anak menyakiti orang lain. Pada hari pertama, anak ini memaku 37 batang paku di pagar pekarangan rumahnya. Pada minggu-minggu berikutnya, jumlah paku yang dipakainya dari hari ke hari semakin berkurang. Akhirnya suatu hari anak ini berkata pada ayahnya bahwa ia sudah tidak lagi memaku satu batang pakupun dalam satu hari. Ia merasa lebih mudah menahan diri daripada harus menancapkan paku di pagar pekarangan rumahnya. Mendengar penuturan anaknya, sang ayah berakata Kalau begitu mulai besok, setiap kamu bisa menahan diri, memaafkan dan membahagiakan orang lain kamu bisa mencabut paku-paku yang telah kamu tancapkan. Hari demi hari si anak terus berupaya melakukan kebaikan agar ia bisa mencabut paku-paku yang telah ia tancapkan selama ini. Sampai suatu hari, semua paku telah tercabut dan ia berkata lagi kepada ayahnya, Ayah, semua paku sudah tercabut ayah, aku sudah bisa menahan diri ayah. Sang ayah tersenyum, ia kemudian mengajak sang anak ke pagar pekarangan rumahnya. Sang ayah kemudian berkata, Nak, lihatlah, apakah semua paku sudah tercabut. Sang anak menimpali, Sudah ayah, ayah bisa lihat sendiri. Kemudian sang ayah berkata lagi, Sekarang kamu lihat pagar ini, apakah bekas-bekas paku yang kau tancapkan masih berbekas, bisakah kamu menghilangkan bekasnya ? Si anak menggeleng, Tidak bisa ayah. Itulah akibat ketika engkau tidak bisa menahan diri dan melukai orang lain. Ketika kau melukai hati seseorang ibarat kau sedang menorehkan sebuah luka yang pasti berbekas. Maka hati-hatilah, jangan kau lukai orang lain. Apalagi yang kau lukai adalah hati orang-orang yang berjasa kepadamu mungkin ibumu, ayahmu, sahabat-sahabatmu atau mungkin guru-gurumu. Buat saya, cerita di atas sungguh luar biasa. Kisah itu menuturkan kepada kita bahwa jiwa tidak berbeda dengan jasad. Jiwa bisa merasakan sakit dan terluka. Bedanya, jika luka jasad meneteskan
13

darah maka luka jiwa bisa jadi hanya meneteskan air mata. Luka jasad dapat sembuh tanpa berbekas dengan proses penyembuhan luka yang baik tetapi luka jiwa tetaplah luka jiwa. Ia tidak akan pernah bisa terhapus. Ia akan terus berbekas walaupun penyebab luka itu telah hilang. Itulah mengapapilihan bagi sebuah luka jiwa bukanlah menghapus, men-delete, melupakan atau pura-pura melupakan. Pilihan bagi luka jiwa hanyalah mencoba memaafkan. Yaaa...memaafkan. memaafkan orang yang telak melukai kita. Pembaca sekalian, memaafkan orang yang telah melukai kita adalah kunci membuka pintu kebahagiaan yang utama. Dan mungkin paling berat kita jalani. Memaafkan orang lain membutuhkan sebuah kekuatan yang luar biasa, karena mungkin sebenarnya anda bisa membalas tindakannya. Memaafkan orang lain sebenarnya bukanlah untuk musuh kita, tetapi memaafkan orang lain sebenarnya untuk kita sendiri untuk kebahagiaan kita. Kebencian hanyalah pencuri yang dapat mencuri saat-saat bahagia kita. Kebencian hanyalah kegelapan yang dapat meredupkan cahaya kebahagiaan dalam hati kita. Kebencian hanyalah mesin penyakit yang mengundang kesengsaraan bagi jiwa dan jasad kita. Kebencian adalah kesesakan di alam jiwa kita yang dapat melahirkan tindakan-tindakan kekanak-kanakan, merusak (anarkis) dan menghancurkan. Tetapi memaafkan orang lain juga bukanlah menjadi manusia Yesman (baca yesmen) yang tidak berprinsip. Memaafkan orang lain tidaklah menafikan kewajiban amar maruf nahi munkar. Tetapi memaafkan orang lian lebih berfungsi sebagai bingkai. Bingkai dari kebenaran yang akan kita sampaikan. Bukankah kebenaran harus di bingkai dengan keindahan? memaafkan orang lain akan memberi bobot berbeda dengan teguran kita. Teguran kita tidak melesat dari busur dendam dan kebencian tetapi teguran itu melesat dari busur cinta dan kasih sayang. Kita tidak memiliki niat menyalahkan tetapi membenarkan. Kita tidak memiliki niat mempermalukan tetapi menyelamatkan. Memaafkan orang lain adalah kunci dan mungkin satu-satunya langkah yang akan dapat membuat anda bahagia saat ini. Dendam yang saat ini berdiri kokoh dalam hati andalah yang mungkin menghalangi anda dari kebahgiaan. Dendam yang selalu anda cari pembenaranya . dendam yang mungkin telah melahirkan sedemikian banyak aksi-aksi yang tidak sepantasnya. Dan sekali lagi, anda cari pembenaranya. Pikiran anda mungkin mengatakan Saya berbuat ini karena dia telah menfitnah saya, menghancurkan karir saya dan berlaku tidak adil kepada saya. Itulah sedemikian banyak pembenaran yang anda buat untuk dendam dan kebencian anda. Pembaca sekalian, ibarat sebuah pupuk, pembenaran-pembenaran yang kita buat itulah sebenarnya yang membuat dendam terus tumbuh berakar dalam hati kita. Dan pembenaran-pembenaran itu sendiri sebenarnya adalah tanda bahwa jiwa kita jauh dari kedamaian. Lihatlah sekali lagi, bukankah pembenaran itulah sebenarnya satu-satunya alasan kenapa kita tidak mau memaafkan orang lain? bahkan mungkin pembenaran itu sekarang sedang bekerja untuk menolak semua ide buku ini. Sadarilah, pembenaran itu tidak akan pernah mau kalah apalagi mengalah. Kenapa demikian ? karena pembenaran sebenarnya adalah manifestasi ego anda. Ego yang telah lama merasa terpojok, terhina, terluka dan terpinggirkan. Sekarang ia menunjukan kekuatannya. Ia ingin berontak. Hanya sayangnya, ego tidak hanya memberontak tapi ia juga ingin membalas. Membalas adalah tujuan akhirnya dan ia jadikan membalas sebagai syarat satu-satunya baginya (baca:ego) untuk bertahan. Ego akan merasa bahwa anda adalah kawanya jika anda bersedia membalas semua rasa sakitnya. Pembaca sekalian, kebahagiaan dapat anda mulai dengan mulai memaafkan orang yang melukai kita. Hiduplah dengan wisdom (kebijaksanaan), jangan hanya dengan ego. Jangan buru-buru mengatakan sulit, tidak mungkin dan mustahil, karena orang lain ternyata bisa melakukannya. Kenapa anda tidak ?
14

Rasulullah SAW harus kita jadikan panutan dalam memaafkan ini. Sejarah hidupnya, telah mamparkan dengan jelas sekali bagaimana kegemaran beliau dalam memaafkan. Rasulullah adalah manusia yang menyambung silaturahmi ketika orang lain memutuskannya. Rasulullah adalah manusia yang menjenguk dan mendoakan kesembuhan orang yang tiap hari melemparinya dengan kotoran unta. Bahkan ketika peristiwa fathu mekkah. Saat Rasulullah bersama 10.000 orang sahabat memasuki kota kelahiran beliau itu. Kota yang dihuni oleh orang-orang yang telah menyiksanya, mengusirnya bahkan telah berkomplot membunuhnya. Saat itu, orang-orang Mekkah benar-benar tidak berdaya. Saat itulah sebenarnya, saat yang paling tepat bagi Rasulullah menumpahkan segala sakit hatinya dan memenangkan egonya. Saat itulah sebenarnya saat yang paling tepat bisa sebuah pembalasan. Ketika pasukan kaum muslimin berjumlah 10.000 orang telah sampai di Marr Zahran, Abu Sufyan, pemuka Quraisy yang telah memusuhinya terpesona menyaksikan batalion serba hijau yang mengelilingi Muhammad SAW. Kemudian Abu Sufyan berkata kepada Abbas bin Abdul Muthalib, Hai Abbas, kiranya tak akan ada orang yang sanggup menghadapi mereka itu. Kerajaan kemenakanmu kelak akan menjadi besar!. Abu Sufyan kemudian menyampaikan semua itu pada penduduk Mekkah. Saudara-saudara Quraisy, Muhammad sekarang datang dengan kekuatan yang tidak ada bandinganya di seluruh jazirah Arab, kekuatan yang tidak mungkin kalian lawan. Begitu sangat mengagumkan saat Abu Sufya datang untuk megintai kekuatan tentara muslimin, Rasulullah justru menyambutnya dengan memberikan kuda tungganganya dan diajaknya makan dan bermalam di dalam kemah jenderal-jenderalnya yang ternama. Bahkan Rasulullah berkata, Barangsiapa datang ke rumah Abu Sufyan dia selamat, barangsiapa menutup pintu rumahnya selamat dan barangsiapa masuk ke dalam masjid, ia juga selamat. Sebuah kehormatan luar biasa bagi Abu Sufyan. Keesokan harinya, saat 10 ribu kaum muslimin dengan dzikir penuh kesabaran memasuki kota Mekkah, kaum Quraisy Mekkah telah merasa kalah. Mereka berkumpul menunggu hukuman dalam ketakutan. Kemudian Rasulullah bertanya kepada mereka, (Menurut pendapat kalian) apa yang akan aku perbuat kepada kalian? Mereka menjawab, Kebaikan, karena engkau saudara yang mulia. Lalu ia (SAW) berkata, Pergilah kalian, sesungguhnya kalian dibebaskan. Subhanallah, sungguh suatu pemaafan dan pengampunan yang luar biasa indahnya. Segala amarah, kebencian dan dendam telah lebur. Ego telah terkalahkan dengan kebijaksanaan pemaafan. Hari itu, Abu Sufyan telah dimaafkan. Bahkan kstrinya Hindun, wanita beringas yang telah membelah dada Hamzah (paman Rasulullah) di perang uhud telah dimaafkan. Wahsyi, budak Abbesinia yang menghujamkan tombak ke tubuh Hamzah pun telah dimaafkan. Rasulullah telah menerimanya dengan penuh pengampunan. Alangkah indahnya pengampunan ini, yang melukiskan betapa Nabi kita SAW dapat menahan hatinya. Dan kita tahu, akhirnya orang-orang yang telah diberinya ampunan adalah orang-orang yang begitu hebat membela beliau SAW. Memang, kekerasan seringkali tidak dapat diatasi dengan kekerasan. Senaliknya, budi bahasa yang manis jarang dapat ditolak. Air mata seringkali lebih tajam daripada pedang. Was sholaatu was salamualaika Ya Rasulullah. Shalawat dan salam semoga terlimpah atasmu. Pembaca sekalian..sebagaimana kata Echart Tolle dalam The Power on Now, pemaafan adalah kata yang sudah dikenal sejak 2000 tahun lalu tetapi banyak yang tidak mendalami maknanya. Menurutnya, salah satu tanda keberhasilan pemaafan kita terhadap oranglain atau masa lalu adalah ketika kita tidak akan lagi memakai identitas yang diberikan masa lalu kita. Jika anda masih memakai identitas masa lalu yang mungkin menyakitkan maka anda berarti belum sepenuhnya memaafkan.
15

Kalau anda masih mengatakan saya begini karena masa lalu yang menyakitkan atau karena dia telah berlaku tidak adil maka andapun belum memaafkan orang itu. Tampilah dengan identitas anda yang anda ciptakan saat ini. Jangan biarkan masa lalu terus menerus menditekan identitas kepada anda. Fokuslah di saat ini. Gunakan kekuatan saat ini (the now)karena memang saat inilah yang benar-benar menjadi milik kita. Pembaca sekalian, memaafkan adalah sebuah perjuangan. Perjuangan ini tidak bersenjata pedang tetapi perjuangan ini bersenjatakan kebijaksanaan dan kearifan. Perjuangan ini bukan antara anda dengan orang-orang yang menyakiti anda tetapi perjuangan ini adalah antara anda dengan diri anda sendiri. Kemenangan yang anda raih dari pemaafan ini juga bukan kemenangan anda terhadap orang-orang itu tetapi kemenangan anda terhadap egoisme anda sendiri.

Memaafkan adalah Pertanda Ketaqwaan


Pembaca, memaafkan adalah perkara luhur dan mulia. Memaafkan adalah akhlak langit yang luar biasa indah. Memaafkan adalah rumus dari sebuah kedamaian dan kebahagiaan. Memaafkan juga adalah salah satu tiang kokoh dalam bangunan taqwa. Ketaqwaan tidak hanya dibangun atas dasar percaya kepada yang ghaib, melakukan shalat, zakat dan sedekah, tetapi ternyata ketaqwaan juga ada dalam memaafkan orang lain. Resapilah ayat Allah ini dalam hati : Bersegeralah engakau pada ampunan Rabb-Mu dan surga yang luasnya setara dengan luas langit dan bumi. Mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. Yaitu mereka yang meng-infaqkan hartanya di kala lapang dan sempit. (Mereka) menahan amarahnya dan memaafkan manusia. (Al Imran 133-134) Resapilah ayat Allah di atas. Resapilah ayat indah ini kata per kata maka anda akan merasakan sesuatu yang luar biasa. Ayat yang dapat memberikan solusi tuntas atas kegelisahan jiwa. Ada hal yang sangat luar biasa yang bisa kita ambil pelajaran dari ayat tersebut. Pertama, sebelum Allah berbicara tentang pemaafan, Allah menyebut ampunan (maghfirah) dari-Nya, seakan-akan Allah ingin mengingatkan pada kita semua bahwa kita menyembah Tuhan Yang sama yakni Tuhan Yang Maha Pengampun. Kita semua menyembah Tuhan Yang Maha Pemaaf. Kita semua menyembah Tuhan yang ampunan-Nya seluas langit dan bumi. Kita menyembah Tuhan memakai kata bersegeralah, bukan hanya menyuruh kita bersegera memohon ampun tetapi juga berarti Allah ingin bersegera memaafkan kita semua. Allah ingin bersegera menerima kita dalam naungan ampunan dan kasih sayang-Nya. Allah ingin bersegera memberikan lautan maaf-Nya kepada kita, agar kita dapat segera berbahagia dalam naungan-Nya. Pelajaran kedua dari ayat di atas adalah tingginya derajat orang yang memaafkan sampai ia ditempatkan di derajat muttaqin (orang yang bertaqwa). Lewat ayat di atas sesungguhnya Allah ingin mengatakan bahwa Muttaqin ternyata bukan manusia pendendam. Muttaqin adalah manusia yang penuh kasih sayang dan pemaafan. Hati orang muttaqin bukan hati yang sempit, sebaliknya hati orang muttaqin adalah hati yang ter-amat lapang. Muttaqin juga bukan manusia pemarah yang mudah lepas kendali. Muttaqin adalah manusia yang hidup dengan kebijaksanaan hati. Maafnya melimpah, ampunannya memenuhi seluruh batas jiwa, kasih sayangnya bersinar terang melampaui batas-batas mata memandang. Wahai muttaqin akankah dendam meredupkan cahaya itu ? padahal Rabb-Mu telah mengingatkan-Mu? Pelajaran ketiga dari ayat indah ini adalah Allah memakai kata walafiina aninnas (memaafkan manusia), bukan memaafkan orang atau golongan tertentu saja. Artinya pemaafan adalah untuk semua manusia tidak memandang latar belakang ra, warna kulit, bahasa, suku, negara bahkan agama sekalipun. Dengan memakai kata manusia, Allah sebenarnya ingin berkata bahwa memaafkan dan dimaafkan adalah kebutuhan semua manusia, tidak peduli ia hidup dibelahan dunia mana. Dengan memakai kata manusia, sebenarnya Allah ingin mengajarkan perdamaian untuk
16

seluruh umat manusia. Untuk seluruh alam ini, tidak terkecuali. Allah ingin mengatakan bahwa maaf adalah bahawa unversal, bahasa umat manusia. Pertanyaannya adalah, apakah maaf juga telah menjadi bahasa anda?

Forgiveness Heroes
Di dunia saat ini banyak gerakan-gerakan sosial yang mendengungkan pemaafan diantaranya Chatrine Blount Foundation dan Stanford Forgiveness Project. Mereka memiliki Misi menyebarkan kekuatan me-maafkan ke seluruh dunia. Beberapa gerakan bahkan memberikan penghargaan berupa forgiveness heroes pada orang-orang yang dapat melakukan pemaafan luar biasa. Di bawah ini beberapa contohnya.

Kisah Pemaafan seorang Anak kecil


Saat malam hari di musim panas, Kai Le Harriot (3 tahun) sedang menonton Acara Show Barney di televisi di lantai 3 sebuah apartemen. Saat itu seorang pria bernama Anthony Warren (29 tahun) menembakan 3 tembakan ke udara dengan serampangan untuk menakut-nakuti 2 orang keluarga wanitanya di lantai satu apartemen yang sama dengan tempat Kai Le tinggal karena mereka terlibat suatu pertengkaran. Ternyata 1 peluru tanpa terduga menembus mengenai Kai Le. Saat itu ia bersama kakaknya Aja David sedang duduk di porch menonton film Barney favoritnya. Peluru menembus tubuhnya hingga tulang belakang dan Kai Le harus dirawat berhari-hari di rumah sakit. Syukur, Kai Le dapat diselamatkan tetapi ia harus keluar dari rumah sakit dengan kursi roda. Kursi roda yang akan menemaninya seumur hidupnya karena cacat permanen yang dialaminya. Saat persidangan pertama kasusu ini dimulai, Kai Lee datang lengkap dengan kursi rodanya. Dan persidangan itu membuktikan kebesaran hati Kai Lee dan keluarganya yang luar biasa. Dalam sebuah persidangan, kakak Kai Lee, Aja David yang berada dekat sekali dengan Kai Lee saat kejadian mengatakan I realize that in life anything can happen to you... Aja juga mengatakan Kai has been paralyzed..but shes happy..shes happy..shes stronger than me (saya berusaha realistis bahwa dalam hidup ini semua hal dapat terjadi. Kai memang telah lumpuh tetapi dia bahagia sekarang.. dia bahagia.. dia lebih kuat daripada saya). Ibu Kai, Tonya David mengatakan saat ini Kai telah bersekolah TK di Josiah Quincy School dan Kai tidak pernah mengeluh saat melihat kenyataan bahwa ia akan memakai kursi roda seumur hidupnya. Tonya mengatakan anak saya Kai saya lahirkan dengan sehat dan tanpa cacat dan sekarang saya telah kehilangan sebagian hidupnya. Saat persidangan pertama selesai, saat Anthony Warren penembak anaknya melangkah keluar, Anthony menghampiri keluarga Kai. Ia mengatakan, bahwa ia menyesal dan meminta maaf atas perbuatan saya. saya menyesal karena saya juga memiliki anak perempuan seperti Kai. Saat itu Warren mengulurkan tangannya kepada Tonya (ibu Kai). Tonya terdiam sejenak, seluruh pengunjung diam senyap melihat. Dan kemudian, Tonya menyambut tangan David. Mereka bersalaman dan berpelukan. Dan ketika Kai yang sedang di kursi roda ditanya. Dengan senyuman, anak kecil ini mengatakan I still forgive him....

Kisah Pemaafan Seorang Ibu yang Putrinya Dibunuh


Ada sebuah kisah pemaafan lain yang luar biasa, dilakukan oleh seorang wanita yang bernama Aba Gayle, seorang ibu yang putrinya dibunuh oleh seorang pria yang berdarah dingin. Saat itu musim gugur 1980, Catherine Blount, putrinya yang berusia 19 tahun, ditemukan tewas dalam keadaan yang mengenaskan. Catherine meninggal karena tikaman-tikaman pisau, yang dilakukan secara brutal oleh orang yang tidak dikenal. Beberapa waktu kemudian pembunuhnya tertangkap. Ternyata ia adalah seorang pria tengah baya yang bernama Douglas Mickey. Douglas Mickey sendiri tidak
17

dapat menyebut motif perbuatannya, mengapa ia tega menghabisi nyawa Catherine di taman kota itu. Sejak Gayle mengetahui anaknya dibunuh, ia melewati masa kegelapan dalam hidupnya. Perilakunya jadi aneh dan tidak terkontrol. Ia sering berteriak-teriak saat mandi untuk melampiaskan kepedihan dan beban emosinya. Ia tidak tahu harus berbagi cerita dengan siapa. Dua anaknya yang lain sedang menempuh sekolah kedokteran di kota lain. Sementara suaminya memutuskan tidak mau lama-lama berduka dengan kematian Catherine. Makan waktu lama bagi Gayle untuk berjuang sendirian menekan rasa sakit emosi yang mendalam akibat kehilangan putrinya itu. Setelah 8 tahun dalam kemarahan, dendam dan kesedihan yang mendalam, Aba Gayle menemukan guru yang luar biasa yang membimbingnya untuk mencoba memaafkan dengan meneladani Tuhan yang Maha Pemaaf. Awalnya dia menolak, batinnya memberontak, tetapi lama kelamaan ia mendengar ada suara dalam dirinya you must forgive him and you must let him know (kamu harus memaafkan dia dan kamu harus memberitahunya sekarang). Suara itu terus menggema dalam dirinya. Suara itu menggema di kepalanya dan membuatnya tidak bisa tidur di suatu malam. Malam itu Gayle mengikuti dorongan hatinya. Ia menulis surat kepada Douglas Mickey, pembunuh anaknya. Ia berbicara jujur tentang perasaanya terhadap anaknya. Di paragraf pertama suratnya, Gayle menulis: Twelve years ago, I had a beautiful daugther named Catherine. She was a young woman of unusual talents and intelligence. She was slender and her skin glowed with health and vitality. She had long naturally wavy hair that framed her sparkling eyes and warm bright smile. She radiated love and joy! (Dua belas tahun yang lalu, aku memiliki seorang anak perempuan yang bernama Catherine. Dia adalah gadis yang penuh dengan bakat dan kecerdasan. Dia memiliki tubuh langsing dengan kulitnya yang bercahaya. Dia sehat dan penuh vitalitas. Dia memiliki rambut yang bergelombang alami dan mata yang bersinar dan senyum yang indah, dia selalu memancarkan cinta dan kebahagiaan) Gayle menulisnya dengan gemetar dan air mata menahan rasa sakit yang terus memberontak dalam dirinya. Ia memutuskan untuk menulis dan berkata jujur kepada pembunuh anaknya bahwa ia sangat terluka dan mrah kepada pembunuh anaknya. Ia menulis : I was very angry with you and want to see you punished to the limit of the law. You had done irreparable damage to my family and my dreams for the future (Aku sangat marah padamu dan aku ingin kamu dihukum seberat-beratnya. Kamu telah membuat kerusakan yang parah pada keluargaku dan impian masa depanku) Setelah ia mengatakan jujur perasaanya, Gayle bercerita kepada pembunuh anaknya tentang perjuangan selama 8 tahun untuk belajar memaafkan Mickey. Dan di salah satu bagian suratnya ia mengatakan: I was surprised to find that I could forgive you (Aku terkejut ketika aku menemukan diriku dapat memaafkan kamu) Dan setelah di awal surat ia mengatakan begitu marah, dendam dan terpuruk, di akhir suratnya, kepada pembunuh anaknya ia mengatakan:
18

I hope that this letter will help you to face your future. There is only love and good in the world regardless of how thing may appear to you now. I am willing to write to you or visit you if you wish. I send blessings to you and to your children. --Gayle, mother of Catherine (Aku berharap surat ini dapat membantumu menatap masa depanmu. Hanya ada cinta dan kebaikan di dunia yang sekarang akan mendekat kepadamu. Aku berharap untuk menulis surat kepadamu atau mengunjungimu jika kau berkenan. Aku mengirimkan doa untukmu dan untuk anak-anakmu. Gayle, Ibu Catherine) Beberapa hari setelah surat itu dibuat, Gayle masih belum mengirimkan surat itu karena dorongan dan tarikan dalam dirinya yang begitu dahsyat. Berkat dorongan teman-temannya akhirnya dengan tangan gemetar Gayle memasukan surat itu di kotak surat dan suara klik kotak surat itu dirasakan Gayle telah menghapus semua benci, dendam, dan kepahitan yang disimpan lebih dari delapan tahun. Kini dihatinya ada perasaan untuk memaafkan pembunuh anaknya. Tak lama kemudian Mickey mengirim surat balasan kepada Gayle yang isinya adalah penyesalan dan permohonan maaf. Bahkan Mickey mengirim formulir ijin menjenguk di penjara San Quentin jika Gayle bersedia. Mulanya si kepala penjara pun ragu apakah sungguh langkah yang baik untuk mengijinkan Gayle bertemu Mickey. Birokrasi hukum pun berbelit hingga makan waktu enam bulan. Saat-saat pertemuan pun menjadi momen-momen paling mengharukan. Gayle melepas semua kepedihan hatinya langsung di depan orang yang telah membunuh anaknya. Keduanya saling menangis menumpahkan semua rasa sedih dan penyesalan. Dalam suasana yang memilukan mereka saling bercerita tentang perasaan masing-masing. Gayle mengerti, di malam ia kehilangan Catherine putrinya, malam itu pula Mickey kehilangan masa depannya. Ternyata bukan hanya dirinya yang mengalami kepedihan mendalam, Mickey sendiri pun meratapi tindakanya mencabut nyawa Catherine. Dalam surat terakhirnya kepada Gayle ia berkata Andaikan saya mampu menukar nyawa saya sekarang dengan nyawa Catherine. Mickey akhirnya dihukum mati karena bukti-bukti yang sangat menguatkan terhadap tindakan Mickey kepada Catherine tetap Gayle merasa kematian Mickey bukanlah obat bagi kepedihannya. Karena ia merasa obat bagi semua kepedihan, kesedihan dan kegelapan hidupnya adalah saat ia menang melawan dirinya yakni dengan MEMAAFKAN.

The Science of Forgiveness


Ada beberapa project di dunia yang meneliti tentang efek positif dari sebuah pemaafan. Diantaranya yang terkemuka adalah Stanford Forgiveness Project yang diketuai Dr. Fres Lushkin , P.hd. Diantara hasil penelitian yang dirilis di web site Forgiveness for Good yang dipimpin Dr. Lushkin diantaranya adalah dibawah ini : a. Telah dilakukan penelitian yang mencoba mencari hubungan antara pelatihan memaafkan (forgiveness training) dengan tekanan darang tinggi (hipertensi). Dipilih 25 pertisipan secara random dan dilakukan intervensi berupa pelatihan memaafkan selama 8 minggu. Hasilnya sebagian besar partisipan mengalami penurunan anger expression dan tekanan darah (blood pressure). b. Penelitian kohort yang melibatkan 259 partisipan Intervention group diberikan pelatihan selama 6 minggu tentang memaafkan dengan metode Dr. Lushkin dari Stanford. Hasil penelitian menunjukan bahwa forgiveness training dapat efektif menurunkan digunakannya kemarahan sebagai coping style terhadap stress, menurunkan perasaan stress (perceived stress), gejala-gejala fisik (physical health symtoms) dari stress.
19

c. Mahasiswa Stanford University berjumlah 55 orang dipilih sebagai partisipan untuk melihat hubungan antara forgiveness training dengan perilaku marah mereka. Semua partisipan telah dipastikan memiliki rasa sakit yang masih belum terselesaikan dengan seseorang. Kriteria eksklusif ditentukan bagi rasa sakit yang disebabkan oleh kriminalitas, siksaan fisik dan seksual. Partisipan dibagi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan treatment. Kelompok treatment mendapatkan pelatihan pelatihan memaafkan selama 6 minggu dengan durasi 1 jam per minggu. Hasil dari studi ini singkatnya, dibanding control group yang tidak mendapatkan training, terjadi perbedaan signifikan pada treatment groups dalam trait anger (sifat pemarah) yang diukur menggunakan trait anger inventory-Trait anger scale. 15 % treatment group juga mengalami penurunan Angry Reaction pada Post Test. Dan 20% treatment groups mengalami penurunan state anger atau short term anger (kemarahan yang baru terjadi). Penelitian-penelitian di atas telah di riilis di jurnal internasional diantaranya Journal of Clinical Psycology dan Humbold Journal of Social Relation.

Kunci kedua:

Menerima (Acceptance/Ridho)
Apa yang harus diterima untuk menjadi bahagia? Pengalaman hidup saya berkata, untuk bahagia setidaknya kita harus menerima dua hal. Pertama, menerima kenyataan hidup- segetir apapun dan sesakit apapun kenyataan itu, yang kedua, menerima diri kita apa adanya lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Dan semuanya harus diterima tanpa syarat. World Health Organization (WHO) pun telah memberikan ciri-ciri jiwa yang sehat yang diantaranya adalah dapat menerima kenyataan yang telah terjadi. Kenyataan hidup yang harus kita terima bisa terjadi di masa lalu kita atau di masa hidup kita sekarang. Kenapa kenyataan pahit masa lalu harus diterima ? karena memang masa lalu tidak bisa dihapuskan. Pikiran kita tidakakan dapat menghapusnya. Pikiran kita tidak dapat menghapus sesuatu yang sudah terlanjur menghampirinya. Kalaupun pikiran sadar anda dapat melupakannya, pikiran bawah sadar akan tetap menyimpannya. Masa lalu yang penuh luka tetaplah akan dipenuhi luka. Kita tidak akan pernah dapat menghapuskan luka itu. Karena itulah, cara terbaik adalah dengan menerimanya. Dengan menerimanya, kita tidak akan membuat luka itu kembali meradang. Masa lalu dapat menjadi pintu penghalang kebahagiaan kita. Masa lalu bisa sangat berbahaya bagi pikiran kita. Luka masa lalu dapat mensabotase kemampuan kita dalam berpikir jernih. Ia dapat menkontaminasi cara berpikir kita. Bayangkan, kita kira-kira memiliki 60.000 pikiran setiap harinya, yang sebagian besar terulang dari pikiran dan pengalaman masa lalu. Ibarat me-redial sebuah nomer telepon, pikiran kita dapat secara otomatis memutar skenario mental masa lalu tanpa proses berpikir yang rumit. Gambaran-gambaran mental itu begitu saja muncul berulang-ulang ketika diri kita menghadapi situasi yang mirip atau hampir mirip. Situasi yang mirip atau hampir mirip dengan trauma masa lampau itu akan memicu tombol otomatis yang akan memutar state if emotion saat itu.
20

Akhirnya, kita berulang-ulang masuk dalam emosi yang sama. Kita sulit merasa bahagia. Kita akan merasa terus menerus dibayangkan masa lampau. Jasad kita berada di tahun 2008 tetapi jiwa kita serasa hidup 20 tahun sebelumnya. Umur jasad kita telah mencapai kepala empat tetapi jiwa kita serasa berada di masa sekolah dasar atau bahkan taman kanak-kanak saat dimana pengalaman pahit itu terjadi. Bagaimana kita bisa bahagia jika setiap saat bayangan itu muncul dalam pikiran kita. Saat kita melihat pantai yang indah, bayangan masa lalu itu hadir. Saat melihat landscap pegunungan yang indah, masa lalu itu hadir kembali. Akhirnya, kita sama sekali tidak dapat menikmati keindahan itu. Seribu kalipun kita melakukan rihlah (rekreasi), seribu kali juga bayangan masa lalu itu muncul di benak kita. Pengalaman itu terasa begitu kuat hingga kita merasa tidak berdaya. Lihatlah, betapa tidak bahagianya hidup kita saat kita membiarkan masa lalu mengontrol hidup kita. Luka masa lalu memang berbeda-beda derajat keparahanya. Ia dapat berupa luka yang begitu dalam bagi kita tetapi juga dapat berupa luka kecil yang mungkin sepele. Tetapi persoalan luka masa lalu bukanlah persoalan parah atau tidaknya luka itu, tetapi lebih kepada lama atau tidaknya luka itu bersarang di alam pikiran kita. Semakin lama luka itu berada di alam pikiran kita, ia akan semakin sering hadir dan mengundang kesedihan dalam hidup kita. Artinya, semakin dini usia kita saat sebuah trauma hadir, perjuangan menerima masa lalu akan semakin sulit. Dan akan semakin sulit lagi jika kita terus menunda untuk meneirmanya karena berarti kita hanya memberikan waktu baginya untuk lebih lama bersarang. Selain lama atau tidaknya, pengalaman masa lalu juga akan semakin sulit diterima jika orang-orang yang terlibat dalam pengalaman negatif masa lalu itu adalah orang-orang yang terdekat dengan kita. Orang-orang yang awalnya kita persepsi akan melindungi dan menyayangi kita, malahan menyakiti hati kita. Jika kita ingin bahagia, pilihannya adalah menerima masa lalu dan memaafkan orang-orang yang terlibat sekarang juga, ya...sekarang juga. Luka di masa lalu sudah terjadi dan meninggalkan kita, tetapi kita sendirilah yang memberi kesempatan padanya untuk datang kembali dalam kehidupan kita di masa kini. Dengan menerima masa lalu, anda akan dapat melihat panta, landscap pegunungan, sungai yang mengalir jernih- sebagai pemandangan yang benar-benar mempesona. Tidak seperti hari ini. Dengan sungguh-sungguh menerima masa lalu berarti kita menjadi tuan dari masa lalu kita. Dengan sadar, kita akan dapat memecah pola (patterns interupt) skenario mental masa lampau yang bersifat meracuni dan membuat kita tidak bahagia. Janganlah buru-buru mengatakan sulit, tidak mungkin atau mustahil. Terlalu banyak manusia lain yang memiliki trauma masa lalu yang lebih buruk dari kita tetapi mereka dapat menerimanya. Anda pasti tahu Oprah Winfrey. Acaranya yang bertajuk Oprah Winfrey Show telah ditayangkan oleh salah satu televisi swasta sejak beberapa tahun yang lalu dan banyak orang yang telah ter-inspirasi dengan cara itu. Oprah telah dinobatkan sebagai Woman of the Century oleh newsweek tahun 2001. Acaranya telah mendapatkan 34 kali penghargaan Emmy Awards sejak tahun 1986, disaksikan lebih dari 26 juta penonton hanya di Amerika saja. Saat ini disiarkan di lebih dari 106 negara dan dinobatkan sebagai Highest Rated Talk Show in Television History. Tentu prestasi yang luar biasa diraih seorang wanita kulit hitam yang kadang di negaranya, isu black man-white man masih mengemuka. Lebih hebat lagi, wanita kulit hitam itu ternyata memiliki masa lalu yang suram karena telah mengalami pelecehan seksual 2 kali sebelum usia 13 tahun. Dalam sebuah episode Oprah Winfrey Show bercerita bahwa saat ia kecil, ia hanya dibolehkan tidur di teras rumah oleh majikan ibunya yang berwarna kulit berbeda darinya. Hanya ibunya dan kakaknya boleh tidur di dalam rumah, itupun karena mereka harus bekerja. Selama bertahun-tahun, pengalaman itu membuatnya merasa bahwa orang hitam seperti dirinya tidaklah layak tidur di dalam rumah.
21

Pikiran-nya juga terus mengatakan bahwa saya adalah manusia yang sama sekali tidak berharga. Saya adalah manusia kelas dua. Saya bahkan hanya manusia yang layak tidur di teras rumah. Lihatlah pembaca sekalian, sungguh begitu amat menyakitkan. Dan Oprah Winfrey dengan lantang dan jujur menyebutkan bahwa itulah luka dalam hidupnya. Tapi ia tidak biarkan masa kini-nya diracuni oleh masa lalunya. Dan usahanya menerima masa lalu itu telah membantunya menjemput takdir sejarahnya- seperti saat ini. Ada kisah lain yang juga luar biasa. Ingatkah anda dengan kisah Nabi Yusuf A.S ? Kisah ini disebut Al Quran sebagai kisah yang terbaik. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahuinya (QS. Yusuf:3) Nabi Yusuf mendapatkan berbagai ujian dalam hidupnya. Bagi Yusuf, masa kecil adalah masa paling suram dalam kehidupannya. Ia dibuang ke sebuah sumur justru oleh saudara-saudaranya sendiri. Ia menjadi korban kedengkian saudaranya sendiri. Beliau menghadapi persekongkolan jahat yang justru datang dari orang-orang yang dekat dengannya. Tapi Allah SWT ternyata memiliki rencana lain. Yusuf ditemukan oleh kafilah saudagar dan dibawa ke Mesir. Pengalaman demi pengalaman pahit pun terus dialami oleh Yusuf selama di Mesir. Dia bekerja sebagai pelayan, dituduh berzina dan dijebloskan ke dalam penjara. Bagi banyak orang, mungkin pengalaman nabiyullah Yusuf ini sungguh sangat menyakitkan. Tetapi Yusuf tidak pernah mau menyerah. Sekian tahun terpisah dari ayah dan tempat kelahirannya, dihadapinya dengan penuh kebesaran hati. Beliau tiada henti-hentinya berdoa kepada Allah walaupun di dalam penjara yang sempit. Dan ternyata doa dari penjara yang sempit itu dijawab oleh Allah di singgasana kerajaan yang luas. Ia diangkat menjadi bendahara kerjaan mesir yang memiliki kedudukan yang sangat terhormat. Kisah ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita bahwa masa lalu yang menyakitkan akan berakhir dalam kebahagiaan jika kita dapat menerimanya dan tidak pernah mau menyerah. Masa lalu adalah bagian dari sebuah pelajaran kehidupan yang Allah inginkan agar kita besar- bukan malah menjadikan kita kerdil. Tidak peduli seberapa pahit masa lalu, ia telah kita telan dan pahitnya adalah obat agar kita kuat menghadapi hari esok. Kita bisa menengoknya sebentar, tetapi jangan lagi langkahkan kaki kita ke belakang karena masa depan begitu indah dan mempesona. Selamat berbahagia bagi anda yang telah bersedia menerima masa lalu sekarang juga. Tersenyumlah. Hal yang tidak kalah pentingya adalah menerima kenyataan kita hari ini. Mungkin saat ini anda sedang tergolek di rumah sakit karena penyakit anda. Atau anda kehilangan anggota tubuh anda karena amputasi. Atau saat ini anda tersakiti oleh sikap anak anda yang tidak menghormati anda. Mungkin anda bertanya, kenapa saya yang harus bernasib begini? pembaca sekalian, yakinlah bahwa semua yang kita terima hari ini adalah sebuah karunia, karena dengan-nya kita akan terus mengingat Allah SWT. Mari kita ingat, saat kapankah kita merasa dekat sekali dengan Allah? Atau saat kapan kita sering menyebut nama Allah? Bukankah saat itu adalah saat dimana kenyataan yang hadir dalam hidup kita ternyata berbeda dengan apa yang kita harapkan? Pembaca sekalian, ada tiga cara Allah menjawab permohonan hambanya. Yang pertama, Allah menjawab ya, dan anda akan mendapatkan apa yang anda harapkan. Yang kedua, Allah menjawab tidak dan Allah akan memberikan sesuatu yang terbaik bagi anda. Yang ketiga, Allah menjawab tunggu, dan Allah akan memberikan harapan anda tepat pada waktunya.
22

Artinya, jawaban apapun yang diberikan Allah, itu adalah sesuatu yang terbaik bagi kita. Terkadang Allah tidak langsung memberikan apa yang kita harapkan tetapi Allah memberikan sesuatu yang justru bertolak belakang. Tujuannya adalah agar kita mau belajar dan berusaha. Allah ingin agar kita tidak tinggal diam. Dan dari hasil usaha itu Allah memberikan balasan yang berlipat ganda. Ada sebuah puisi yang dapat kita renungi di bawah ini : I asked for strength... And God gave me difficulties to make me strong I asked for wisdom... And God gave me problems to slove I asked for prosperity.. Anda God gave me brain and brawn to work I asked for courage... And God gave me obstacles to overcome I asked for love... And God gave troubled people to help I asked for favors... And God gave me oppurtunities I received nothing I wanted But I received everything I needed Ketika kumohon pada Allah kekuatan... Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat Ketika kumohon pada Allah kebijaksanaan... Allah memberiku permasalahan untuk dapat kupecahkan Ketika kumohon pada Allah kesejahteraan... Allah memberiku akal pikiran dan fisik yang kuat untuk bekerja Ketika kumohon pada Allah keberanian... Allah memberiku kondisi yang berbahaya untuk kuatasi Ketika kumohon pada Allah cinta... Allah memberiku orang-orang yang bermasalah untuk kutolong Ketika kumohon pada Allah bantuan... Allah memberiku kesempatan Aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan Tapi aku mendapatkan apa yang kubutuhkan Hal kedua yang tidak kalah penting- yang harus kita terima untuk menjadi bahagia adalah diri kita. Kadang saya geli melihat orang yang begitu sibuk membetulkan hidung, alis mata, memutihkan wajah, menyambung rambut dan segala bentuk pernak pernik lain-nya. Bukannya itu tidak boleh. Silahkan lakukan jika agama anda tidak melarang tetapi pastikanlah apa yang ada dibalik topeng itu lebih mulia dari topeng anda itu. Bayangkan, manusia rela mengeluarkan uang berjuta-juta untuk membuat topeng dirinya. Saya sering mengatakan saat menjadi pembicara bahwa cantik tidak cantik, tampan tidak tampan hanyalah persoalan lampu. Kalau tidak percaya, mari sama-sama foto rontgen. Lihat hasilnya, tidak ada yang cantik dan tampan. Yang ada hanyalah tengkorak dengan lubang di mata, hidung dan mulut. Di sisi lain, kita melihat begitu banyak manusia yang justru sukses karena menerima diri mereka apa adanya. Dan mungkin sekali mereka lebih berbahagia dibanding orang yang selalu merasa kurang dengan keadaan dirinya. Lihatlah Yati Pesek yang begitu bangga dengan hidungnya yang nyaris tenggelam. Atau Tukul yang begitu bangga dengan ke-ndeso-anya.
23

Prof Kazuo Murakami, Phd, ahli genetika terkemuka, mantan peneliti senior di Vanderbilt University di Tennese Pensylania, sekaligus guru besar emiritus di Tsukuba University di Jepang mengatakan dalam bukunya The Divine Message of the DNA bahwa kita (manusia) yang lahir di dunia ini sebenarnya memiliki 70 triliun kemungkinan. Mengapa bentuk hidung kita begini, itu karena Allah telah memilihnya dari 70 triliun bentuk hidung yang mungkin terjadi. Mengapa bentuk kepala kita begini, itu karena Allah telah memilihnya dari 70 triliun bentuk kepala yang mungkin terjadi pada kita. Artinya Allah telah memilihkan yang terbaik untuk kita dari 70 trliliun kemungkinan bentuk diri kita. Pembaca sekalian, jika kita ingin bahagia, berdamailah dengan diri kita. Yakinilah bahwa Allah itu pasti Maha Adil. Dibalik setiap kekurangan diri, Allah pasti memberikan kelebihan di bagian diri yang lain. Orang tanpa hidung yang indah mungkin memiliki mata yang indah. Seorang buta yang tidak dapat melihat mungkin orang yang paling tajam intuisinya. Seorang yang lahir tanpa tangan dan kaki mungkin memiliki hati yang penuh cinta. Bercerminlah, bayangan itulah diri kita sekarang. Nikmatilah...jangan hanya menyesali, apalagi memecah cermin itu, karena dia jujur.

Kunci Ketiga:

Taubat... (Repentance)
Pembaca sekalian, terkadang rasa tidak bahagia tidak hanya hadir dari pengalaman-pengalaman emosional kita tetapi ketidakbahagiaan kita hadir karena hati kita terlalu gelap untuk mendapatkan sinar hidayah Allah SWT. Sadarilah bahwa hati yang hitam mustahil akan berbahagia. Dan warna hitam itu adalah kumpulan titik-titik hitam yang teramat banyak. Titik-titik hitam yang berasal kemaksiatan yang telah kita lakukan selama ini. Sadar atau tidak, kita telah terlalu banyak merangkai titik-titik hitam dalam hati kita hingga hati itu tertutup dari cahaya kebahagiaan yang hakiki yaitu kebahagiaan ilahiah. Ibnul Qoyyim mengatakan, kemaksiatan adalah luka. Luka yang dapat membuat hati kita merasa tersayat sakit. Hati yang tidak merasakan dengan adanya sayatan ketika melakukan maksiat ibarat seonggok bangkai. Bukankah bangkai tidak akan bereaksi apapun ketika tersayat? Kemaksiatan juga akan menghalangi pelakunya dari kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah berfirman : Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku maka baginya penghidupan yang sempit dan dia akan dibangkitkan di hari kiamat dalam keadaan buta (Q.S. Thaha, 24-25) Ibnu abbas r.a mengatakan, Sesungguhnya kemaksiatan membawa pengaruh kegelapan pada wajah, kegelapan pada kalbu, kesempitan dalam rizki dan kebencian di hati makhluk. Karenanya, janganlah kita meremehkan dosa-dosa kecil apapun dosa itu. Imam Al Auzai mengatakan, Dikatakan sebagai dosa besar apabila seseorang melakukan dosa kecil tapi dianggap remeh. Sahabat Ibnu Masud r.a, salah seorang ulama dikalangan sahabat nabi pernah mengatakan, Orang-orang beriman melihat dosa-dosanya seolah duduk disamping gunung yang akan
24

menimpanya, sedangkan orang yang fajir (banyak berbuat dosa) menganggap dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya. Pembaca sekalian, menganggap remeh suatu dosa hanya akan menjauhkan kita dari taubat kepada Allah. Janganlah kita melihat seberapa besar dosa kita tetapi lihatlah kepada siapa kita bermaksiat. Orang yang menganggap remeh suatu dosa memiliki tekad yang sangat lemah untuk meninggalkan maksiat. Bagaikan sebuah benteng yang hampir roboh. Benteng yang sebentar lagi terkalahkan dan tertawan oleh tentara hawa nafsu. Pembaca sekaian, perjalanan maksiat dan ahli maksiat hanya memiliki sebuah ujung. Ujung itu adalah penyesalan. Penyesalan adalah sesuatu yang pasti kita dapatkan ketika kita tidak mengindahkan seruan-Nya. Penyesalan adalah hal pasti yang akan kita dapatkan saat kita melakukan maksiat justru dengan karunia yang diberikan-Nya. Renungkanlah, berapa kenikmatan Allah yang telah kita gunakan untuk bermaksiat? Dalam sebuah sesi training saya, ada seorang laki-laki yang menghampiri saya di akhir sesi. Dengan meneteskan air mata dia berkata kepada saya bahwa dia menyesal saat ia telah banyak menyakiti hati orang tuanya. Saat ini, dia merasa sangat sulit merasakan kebahagiaan karena kedua anaknya setiap hari bertengkar dan tidak mau rukun. Di acoba berbagai macam cara, tetapi nol hasilnya. Sekarang anak keduanya bahkan akan menikah dengan sesorang yang berbeda keyakinan dan itu sangat menyiksa bagi batin-nya. Pembaca sekalian, penyesalan memang selalu datang belakangan. Tapi, penyesalan bukanlah hal yang selalu negatif. Penyesalan justru adalah pintu kebahagiaan jika penyesalan itu terjadi sebelum ruh kita berada di tenggorokan dan matahari belum terbit dari barat. Karena itu berarti penyesalan kita masih mungkin diterima. Penyesalan juga dapat menjadi positif jika anda benar-benar bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan anda lagi, anda mau menjadi lebih baik dan anda memohon maaf pada orang yang meungkin telah anda sakiti. Penyesalan akan menjadi sia-sia jika ruh kita telah lepas dari jasad karena itu berarti telah tertutuplah pintu taubat. Karenanya, sebenarnya tidak ada lagi kata nanti, besok, lusa atau saya belum siap untuk sebuah kata taubat karena nanti itu mungkin tidak akan pernah kita lalui. Dang mungkin besok itu tidak akan pernah kita alami. Taubat dari segala kesalahan tidak membuat seorang manusia terhina di hadapan Tuhannya. Justru, akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya. Karena Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah:222) Taubat dalam islam tidak mengenal perantara. Pintu taubat selalu terbuka luas tanpa penghalang dan batas. Allah selalu membentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Seperti terungkap dalam hadist riwayat Imam Muslim dari Abu musa Al-Asyari, Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat. Karena itu, merugilah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus menerus melampaui batas. Padahal, pintu taubat selalu terbuka. Dan sungguh, Allah akan mengampuni dosa-dosa semuanya karena Dialah yang Maha Pengampun lagi Penyayang. Orang yang mengulur-ulur saatnya bertaubat tergolong sebagai Al-Musawwif. Orang model ini selalu mengatakan, Besok saya akan taubat. Ibnu Abas r.a meriwayatkan, berkata Nabi saw. Binasalah
25

orang-orang yang melambat-lambatkan taubat (musawwifuun). Dalam surat Al-Hujurat ayat 21, Allah swt. Berfirman, Dan barang siapa yang tidak bertaubat, mereka itulah orang-orang zalim. Bergegaslah mendatangi-Nya. Sambutlah seruan-Nya. Yakinlah bahwa kebahagiaan sejati menunggu anda. Iman itu ada rasanya pembaca sekalian, dan rasanya manis sekali. Wahai orang-orang yang beriman, kembalilah kepada Allah (bertaubatlah) kalian semua (hamba-hambaKu) yang (mengaku) beriman, agar kalian semua bahagia. (Q.SAn-Nuur:31) Sesungguhnya Allah mencintai mereka yang banyak bertaubat dan mencintai mereka yang suka menyucikan diri. (QS. Al-Baqarah:222)

26

Bagian 3

RECOVERY
Syukur adalah kata yang sering kita dengar tetapi jarang kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Sedemikian seringnya dikhotbahkan, didengar dan diabaikan sampai-sampai kata ini seperti kehilangan kekuatan-nya. Padahal, sungguh...dalam satu kata ini kita dapat mendulang begitu banyak makna kebahgiaan. Bersyukur menurut saya lebih dari sekedar berterimakasih. Bersyukur adalah harmoni antara terima kasih dan menebarkan kasih itu sendiri. Saya mamknai, bahwa dibalik setiap karunia yang Allah berikan kepada kita, Allah menitipkan amanah bersamanya. Artinya, jika kita bersyukur atas karunia mata, seharusnya kita juga dapat melihat adanya amanah bersama mata itu. Jika kita bersyukur atas karunia telinga, kita juga dapat melihat adanya amanah bersama telinga itu. Jika kita bersyukur atas karunia kehidupan, artinya kita juga dapat melihat sedemikian banyak amanah menggunakan kita untuk sebuah tujuan. Kita harus merasa ada sebuah jalan pengabdian yang harus kita tempuh dalam hidup ini. Dalam konteks kebahagiaan, syukur adalah obat sekaligus motivator yang secara terus menerus mengalirkan (infusing) kekuatan pada kita. Ibarat cairan infus yang terus menerus mengalir dalam pembuluh darah untuk memberikan kekuatan pada orang yang sakit dan menjadi jalan masuknya obat. Dengan bersyukur, kita akan menjadi orang paling bahagia di dunia, karena kita melihat bahwa kita tidak berada di langit terendah. Kita masih lebih beruntung dibanding sedemikian banyak orang yang menderita di dunia ini. Taruhlah misalnya kita tidak punya rumah, tidak punya uang, tidak punya tangan, tidak punya kaki, tidak bisa melihat tidak bisa mendengar, tidak punya orang tua, tidak punya pekerjaan, dan sederet daftar tidak punya lainya, ternyata kita masih punya jantung yang berdetak, kita masih punya sepasang ginjal yang menyaring zat racun yang harus dibuang. Dan yang lebih penting, kita punya iman kepada Allah Azza Wa Jalla yang bahkan tidak diberikan kepada paman Rasulullah Abu Thalib sekalipun. Padahal kita tahu bagaimana besarnya jasa Abu Thalib pada Rasulullah. Artinya, masih sedemikian banyak daftar kepunyaan kita dibanding daftar ketidakpunyaan kita. Orang yang bahagia adalah orang yang terfokus pada daftar apa yang dia miliki dibanding apa yang tidak ia miliki. Pernyataan ini sama sekali tidak bermaksud membungkam setiap keinginan. Orang bahagia tetap punya keinginan, tetapi orang bahagia tidak mau diperbudak oleh keinginannya apalagi jika keinginan itu berada pada tataran duniawi (earth level). Orang bahagia meyakini semua itu akan datang dengan izin Allah dan salah satu syarat Allah mendatangkan keinginan itu adalah jika ia bersyukur. Bukankah Allah akan menambah nikmat kepada kita jika kita bersyukur ? Allah berfirman : Jika engkau bersyukur sungguh akan Aku tambah nikmat-Ku padamu (QS. Ibrahim:7) Pembaca sekalian, cobalah ambil sebuah kertas kosong dan tulislah semua karunia Allah pada kita. Tulislah....Alhamdulillah kita punya mata, Alhamdulillah kita punya telinga, Alhamdulillah kita punya orangtua dan seterusnya. Saya yakin, bahkan hingga kertas dan pena keseribupun kita tidak akan pernah selesai menulisnya. Kalaupun kita berhenti, itu karena kita bingung masih begitu banyak nikmat yang belum kita syukuri.

27

Mari kita merenung sejenak, bukankah Allah bisa saja melahirkan kita ke dunia ini menjadi orang buta yang tidak bisa melihat, atau orang bisu yang tidak bisa berkata-kata. Allah juga bisa melahirkan kita di dunia ini tanpa tempurung kepala, tanpa anus atau tanpa dinding perut. Hanya Kun dan fayakun (semua akan terjadi). Tetapi Alhamdulillah, Allah melahirkan kita ke dunia ini dengan penuh kesempurnaan. Kesempurnaan yang pada saat yang sama menjadi impian saudara-saudara kita yang cacat di seluruh dunia. Yakinlah, kaki tempat anda berpijak sekarang adalah kaki yang didambakan ribuan saudara kita yang tidak memiliki kaki di seluruh dunia. Yakinlah, tangan yang anda gunakan memegang buku ini adalah tangan yang didambakan oleh ribuan saudara kita yang tidak punya tangan di seluruh dunia. Anehnya, kenapa mereka dapat tersenyum bahagia tetapi anda tidak? Bahkan anda terus merasa kurang dengan karunia ini? STOP COMPARING! berhentilah dari kebiasaan membandingkan. Kita mungkin membuang banyak waktu dan energi dengan berharap menjadi seperti orang lain dan berada di situasi lain. Keadaan ini hanya akan menghalangi sikap syukur kita. Bertafakurlah...yakinlah bahwa pada saat yang sama, detik yang sama...berjuta-juta orang di dunia ini justru mendambakan untuk menjadi anda.

The Science of

GRATITUDE
Dua orang psikolog dari Amerika Serikat yaitu Dr. Michael McColough dari Soutern Methodist University in Dallas dan Dr. Robert Emmons dari University of California at Davis mengadakan sebuah riset tentang dampak bersyukur (gratitude) bagi kehidupan. Mereka mengambil sampel berjumlah ratusan orang yang dibagi ke damal 3 kelompok yang secara rutin diikuti. Kelompok pertama diminta menuliskan seluruh pengalamannya sepanjang hari (tanpa diseleksi) dalam sebuah buku harian. Kelompok kedua diminta menulis pengalaman-pengalaman mereka yang tidak mengenakan terhadap apa yang mereka syukuri. Hasilnya, kelompok ketiga yang melakukan syukur setiap hari (daily gratitude) lebih sedikit terkena gejala depresi. Kelompok ini juga secara signifikan mengalami peningkatan dalam beberapa hal: Membantu orang lain Melakukan olahraga (exercise) secara reguler Alertness (kewaspadaan) Enthusiasm (antusiasme) Determination (kegigihan) Optimism (optimisme) Energy (energi)

28

Berpasrah:

Surrender/Tawakal
Berpasrah mungkin bagi banyak orang adalah lambang kelemahan. Pasrah hanya milik orang yang tidak memiliki harapan. Orang seperti itu mungkin salah dalam mengartikan kepsarahan. Buat saya, pasrah berbeda dengan menyerah. Berpasrah dalam terminologi aqidah adalah ber-tawakal dan itu pahala, sedangkan menyerah adalah putus asa dan itu terlarang. Kebanyakan orang di negeri ini mengartikan pasrah sebagai putus asa hingga akhirnya pasrah mereka jadikan pintu untuk lari dari permasalahan atau bahkan diam mematung dan tak berbuat apa-apa. Saya lebih senang mengartikan pasrah (tawakal) dalam 2 dimensi. Dimensi pertama adalah berserah diri kepada Allah dan dimensi kedua adalah berbaik sangka kepada Allah.

Dimensi pertama dari Berpasrah : Berserah Diri


Untuk memahami persoalan berserah diri ini saya akan memberikan permisalan yang mudah. Seorang tukang pos adalah seorang yang bertugas menyerahkan surat atau barang kepada penerimanya. Artinya dalam proses penyerahan ini harus ada sesuatu yang diserahkan, harus ada sarananya dan ada tujuannya. Demikian juga dalam proses berserah diri. Anda harus memiliki dulu sesuatu yang akan anda serahkan. Dalam konteks kehidupan, yang harus kita serahkan adalah usaha (ikhtiar) kita. Artinya, tidak mungkin kita berserah diri tanpa ada usaha, karena sama artinya kita tidak menyerahkan apa-apa. Kedua, adalah sarananya. Sarana terbaik adalah melalui doa dan dzikir. Sebagaimana banyak diajarkan oleh Allah kepada para nabi pilihannya. Nabi Ibrahim berdoa : Ya Rabb kami, hanya kepada Engkau kami berpasrah (tawakal) dan hanya kepada Engkau kami bertaubat dan hanya kepada Engakulah kami kembali. (QS. Al Mumtahanah : 4 ) Rasulullah berdoa : Katakanlah, :Dialah Rabb ku, tidak ada Allah selain Dia, hanya keada-Nya aku berpsrah (tawakal) dan hanya kepada-Nya aku bertaubat. (Ar Radu:30) Ketiga adalah tujuan. Jika kita ingin merasakan kebahagiaan, tujuan kita berserah haruslah satu. Dialah Allah yang wajib dijadikan sebagai satu-satu tujuan, Dialah Allah satu-satu-Nya zat yang diseru dan dicari. Dan berpasrahlah (bertawakal) kepada Allah Yang Maha Hidup (kekal) Yang tidak mati, bertasbihlah memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui Dosa-Dosa hamba-Nya (QS. Al Furqan :58) Ibnu Qayyim mengatakan Perumpamaan orang yang bergantung kepada selain Allah, seperti orang yang berteduh dari panas matahari dan udara dingin yang menyengat di sarang laba-laba, ia merupakan rumah yang paling lemah.

Dimensi Kedua dari Berpasrah : Berbaik Sangka Kepada Allah


Untuk memahami dimensi kedua ini ada sebuah kisah nyata yang luar biasa. Tentang seorang guru yang ingin menjadi astronot ruang angkasa. Jangan berhenti sebelum anda baca seluruh kisah ini, maka anda menemukan mutiara yang luar biasa di dalamnya. Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar dan aku bukan seoran gpilot. Aku hanyalah seorang guru. Maka ketika ada kesempatan dari
29

gedung putih untuk mencari warga biasa untuk ikut penerbangan 51-L pesawat ulang alik Challanger, maka aku melamar. Dan begitu bahagianya diriku ketika amplop berlogo NASA yang berisi undangan untuk ikut seleksi diterima. Aku terus berdoa dan ternyata doaku selalu terkabul karena aku lulus seleksi demi seleksi. Dari semula 43 ribu pelamar kemudian menjadi 10 ribu orang dan aku menjadi salah satu dari 10 ribu orang itu, kemudian menjadi tinggal 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara, dan serangkaian tes lainnya. Siapakah diantara kami yang bisa melewati ujian akhir ini? Tuhan, biarlah diriku trpilih...begitu doa di hatiku. Lalu tibalah pengumuman itu. Ternyata NASA memilih Christina Mc Caufliffe. Aku kalah, hidupku hancur dan aku merasa depresi. Rasa percaya diriku lenyap, amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku bertanya kepada Tuhan, kenapa bukan aku ? Mengapa Engkau tak berlaku adil padaku Tuhan? Mengapa Engkau tega menyakiti hatiku Tuhan? Akupun menangis di pangkuan ayahku. Sambil memeluk dia berucap, Semua terjadi karena suatu alasan... Selasa 28 Januari 1986. Aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku berkata kepada Tuhan Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku? Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku. Saat itu Challanger meledak dan menewaskan semua penumpangnya. Aku teringat kata-kata ayahku Semua terjadi karena satu alasan... aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walau aku sangat menginginkanya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah, aku seorang pemenang. Aku menang karena aku telah kalah Aku, Frank Slazak Subhanallah....cerita yang membuka mata kita, me-reframing kita, mengubah jendela kita bahwa Allah memang Baik, bahwa Allah memang Mengasihi kita, bahwa Allah Menyayangi kita. Bahwa rencana Allah pastilah rencana yang tebaik buat kita. Saudaraku, mungkin sesuatu yang membuat kita bersedih dan menangis hari ini adalah sesuatu yang justru akan membuat kita tersenyum esok hari. Tetapi kita harus tetap bertahan untuk menyambut saat paling membahagiakan itu datang kelak. Dengan begitu, kita akan terus memiliki sebuah harapan di dalam hatinya. Orang bahagia adalah orang yang selalu menemukan celah sempit apapun untuk berbaik sangka saat mungkin orang lain menganggap tidak ada celah sedikitpun untuk baik sangka itu. Orang bahagia adalah orang yang percaya bahwa Rabb-Nya adalah Rabb yang baik kepadanya.

Orang bahagia adalah orang yang percaya, bahwa Rabb-Nya adalah Rabb yang baik kepadanya.

30

Bagian 4

REPROGRAMMING

Hidup Dalam

Dua Realitas
Banyak manusia yang tidak menyadarai bahwa ia hidup di dua dunia. Dunia yang sering dilupakan manusia justru adalah dunia yang melekat dalam tubuhnya. Dunia itu adalah pikiran. Saat belajar tentang Neuro Linguistik Programming (NLP) di sebuah training, saya dikenalkan dengan sebuah keyakinan (presupposition) dalam NLP yang berbunyi Your map is not your territory (Peta anda bukanlah wilayah anda). Sekilas antara peta dan wilayah memang tampak sama. Padahal nyatanya kedua istilah itu berbeda. Peta yang dimaksud adalah peta pikiran yang ada di kepala kita atau biasa disebut juga dengan realitas internal (RI). Sedangkan wilayah adalah kejadian sebenarnya di dunia riil yang biasa di sebut juga dengan realitas eksternal (RE). Menurut NLP, manusia merespon realitas internalnya dan bukan realitas eksternalnya (people respond according to their map of reality). Itulah mengapa jika realitas internal dipenuhi dengan ilusi sebagaimana telah saya jelaskan di bab awal, maka orang itu akan sulit merasakan kebahagiaan. Bisa jadi ia merespon permasalahan yang ringan menjadi berat, atau permasalahan berat menjadi sangat berat. Bisa jadi ia merasa takut dan cemas padahal sama sekali kejadian yang dihadapi tidak menakutkan dan tidak mencemaskan. Itulah mengapa film selalu laris ditonton orang, bioskop selalu laris dibanjiri penonton karena memang manusia merespon realitas internal atau dunia pikirannya sendiri. Saya jadi ingat ketika ayah saya menasehati saya waktu kecil saat takut melihat film horor. Ayah saya berkata, kenapa takut, disitu itu kan banyak orang, ada sutradara, kameraman, penata lampu, penata gaya, perias, artis, figuran, dsb. Apanya yang ditakutkan? Saya langsung tersadar, ah...benar juga ayah saya. Itulah mengapa ayah saya tidak pernah terlalu serius menanggapi film-film itu karena ayah saya telah merubah realitas internalnya. Mari kita ingat berapa kali kita ter-jeblos dalam ilusi pikiran? Berapa kali realitas internal kita sok mereka-reka kejadian yang belum tentu benar. Berapa kali kita begitu meyakini skenario mental kita sendiri padahal jauh dari kenyataan. Kesadaran akan dua realitas itu menurut saya sangat penting untuk meraih kedamaian dan kebahagiaan. So... menurut anda mana yang lebih mudah, merubah realitas internal atau realitas eksternal? Menurut NLP, jawabanya adalah realitas internal (RI). Pak Ronny FR, guru NLP saya mengatakan bahwa sebenarnya kita sudah sering melakukan rekayasa realitas internal dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan realitas internal lebih permanen dampaknya dan berada dalam rentang kendali diri kita sendiri (locus odf control internal). Contohnya ketika kita kecelakaan dan sepeda motor kita harus masuk bengkel, kita mengatakan dalam pikiran kita, ah...alhamdulillah Cuma motor yang masuk bengkel, bukan orangnya yang masuk rumah sakit. Atau saat kita lewat di kuburan dan merasa takut, kitapun menyanyi-nyanyi jenaka untuk merubah realitas internal kita.
31

Untuk mencapai kedamaian pikiran kita harus memahami cara bagaimana me-manajemen realitas internal kita. Memang tidak mudah untuk selalu membuat skenario positif dari setiap takdir kehidupan. Kalaupun kita bisa, orang lainlah yang membuat skenario negatif pada kita. Tapi apakah kita rela jika perasaan kita terus menerus diatur oleh orang lain? Bukankah kehidupan kita, secemberut apapun wajah kehidupan itu. Bahkan skenario di otak kita mengatakan hanya obat itu saja yang membuat kita bisa sembuh kembali bukan? Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk me-manajemen realitas internail kita. Dalam buku ini saya usulkan 3 hal yang mungkin dapat anda lakukan. Pertama, jadilah guru bagi pikiran, kedua, berpikirlah disini dan sekarang (here and now) dan ketiga, reframing.

Menjadi Guru Bagi Pikiran


Coba berhentilah sejenak... dan dengarkan dengan seksama ruang jiwa kita. Tidakkah ada percakapan di pikiran kita? Percakapan yang begitu lantang kita dengar tetapi mungkin tiada seoang pun yang tahu. Setiap saat kita dapat mendengar suara-suara di pikiran kita. Suara itu kadang memberi komentar, menilai, membandingkan, menegeluh, menyatakan rasa suka, membenci dan sebagainya. Terkadang suara-suara itu tidak relevan dengan keadaan yang kita sedang alami saat itu. Yang digambarkan seringkali merupakan sesuatu yang salah. Lebih celakanya lagi, suara-suara itu sering mendistorsi persepsi kita dan akhirnya kita mengambil tindakan yang akhirnya kita sesali sendiri. Menurut Echart Tolle dalam The Power of Now , suara-suara itu berasal dari kondisi pikiran, yang merupakan hasil pengalaman-pengalaman kita, terutama di masa lalu. Jika suara-suara itu positif tentu tidak ada masalah. Tetapi jika suara-suara itu negatif tentu sangat menyiksa. Suara itu terus menerus menghakimi kita dan menguras energi psikis kita. Berita baiknya adalah ternyata kita dapat membebaskan diri dari belenggu suara itu. Caranya adalah menjaga jarak dengan suara itu dan mulailah menjadi pengamat dari suara itu. Ini artinya anda menjadi pengamat atas lintasan pikiran anda sendiri. Anda menjadi pengamat terhadap lalu lalangnya suara dalam pikiran anda sendiri. Setelah mengamati, cobalah ajari mereka kebijkasanaan. Berlatihnya dengan mulai mendengarkan suara itu sesering mungkin. Perhatikan dengan cermat tatanan pikiran yang muncul berulang-ulang dalam kepala anda. Dengarkan suara itu tanpa memihak. Jangan buat penilaian dulu. Ingat, ini baru latihan awal. Dengan latihan ini, anda akan sadar bahwa ada suara di pikiran saya dan saya ada disini untuk mendengarkannya dan mengawasinya. Dengan melakukan latihan ini berulang-ulang, akhirnya anda dapat berlanjut pada ste berikutnya yaitu dapat menilai suara-suara itu. Anda akan dapat mengatakan pada suara itu Hei...engakau kekanak-kanakan atau Jangan begitu, itu tidak sesuai dengan prinsip agamamu dan seterusnya. Dengan begitu, anada akan menjadi pengawas yang hebat terhadap diri anda sendiri. Anda juga dapat memberikan jarak dengan pikiran anda. Inilah sebenarnya kesadaran (awareness) itu. Anda sadar sepenuhnya bahwa anda disini dan sedang mengawasi diri anda. Dalam islam, pengawasan terhadap suara-suara pikiran dan gerak gerik jiwa ini adalah bagian dari intropeksi diri (muhasabatun nafsi). Tidak mengherankan jika tokoh-tokoh sahabat yang dijamin masuk surga dan pengenyam kebahagiaan yang sesungguhnya adalah pengawas yang handal atas suara-suara pikianya. Mereka sering tampak bercakap dan mengajari diri mereka sendiri tentang sebuah kebenaran. Umar bin Khatab misalnya sering berkata kepada anggota tubuhnya tentang apa yang telah ia perbuat hari ini, misalnya dengan mengatakan Hei...kaki kemana kau telah melangkah? Hai diri ikhlaslah....

32

Menjadi pengawas bagi pikiran kita juga sangat berguna untuk memberikan repson terbaik di setiap stimulus yang datang pada kita. Kita dapat memilih respon yang baik walaupun stimulusnya tidak mengenakkan.

Berfikir Sekarang dan Disini ( Get Present Oriented/Get PO )


Cara seseorang berfikir jika dihubungkan dengan waktu dan emosi yang menyertainya dapat dikategorikan menjadi lima :
PAST POSITIVE PAST NEGATIVE FUTURE POSITIVE FUTURE NEGATIE

PRESENT HERE & NOW

Manusia Tipe PAST NEGATIVE Manusia tipe pertama ini adalah manusia yang sering dibayang-bayangi dengan kejadian buruk atau traumatis di masa lalu. Lintasan pikirannya didominasi oleh pikiran masa lalu yang negatif. Seperti yang telah saya jelaskan di awal buku ini, pengalaman itu benar-benar mendikte dirinya dan menguras energi psikisnya. Ia menjadi sulit merasakan kebahagiaan. Pikiran negative masa lalu seakan menumpuk-i seluruh kejadian positif yang ia pernah atau sedang alami. Dalam pengalaman saya, memang tidak mudah menghilangkan sebuah pikiran past negative. Kita memang terkadang membutuhkan bantuan profesional untuk bisa mengatasinya. Tetapi yang perlu anda ingat, seorang terapis profesional bekerja tidak untuk menghilangkan pengalaman itu karena pengalaman itu akan tetap ada dalam pikiran kita. Terapis profesional akan membantu anda memaknai kembali kejadian traumatis itu menjadi sesuatu yang lebih memberdayakan. Jadi sebenarnya, jika anda benar-benar memiliki kemauan untuk bahagia, sebenarnya anda bisa memaknai kembali pengalaman itu sendiri (by your self) menjadi sesuatu yang lebih memberdayakan. Sebuah metafora yang sangat bagus dari Aa Gym pernah saya dengar dalam sebuah ceramah beliau di masjid Istiqlal. Beliau mengatakan jika nasi sudah menjadi bubur, jangan lagi berpikir menjadikan-nya kembali jadi nasi tetapi berpikirlah untuk mencari ayam, merica, kecap, kacang polong, kerupuk, emping, cakue maka bubur itu akan menjadi bubur istimewa. Metafora ini menggambarkan sebuah pemaknaan ulang tentang sesuatu yang telah terlanjur terjadi. Jika anda merasa dengan sadar bahwa anda adalah manusia tipe ini, cobalah untuk merubah orientasi anda menjadi sekarang dan disini (here and now). Carilah sekecil apapun dari kehidupan anda hari ini yang dapat membuat anda tersenyum. Mungkin mata anda yang masih bisa melihat, mungkin anak anda yang masih bisa anda cium, mungkin rumah anda yang bisa melindungi anda dari sinar mentari, mungkin jantung anda yang masih berdetak, mungkin orangtua anda yang masih bisa anda bahagiakan. Kalaupun orientasi anda masih berada di masa lalu, cobalah alihkan pikiran masa lalu itu menjadi past positive. Carilah sekecil apapun pengalaman positif di masa lalu anda yang membuat anda tersenyum. Mungkin saat anda menjadi bintang kelas, mungkin saat anda mendapatkan penghargaan yang prestisius, mungkin saat anda pernah menolong orang lain, mungkin saat anda sakit kemudian disembuhkan. Intinya, jangan biarkan pikiran past negative mendominasi anda.
33

Pikiran pas negative juga dapat muncul jika kita banyak mengisi waktu-waktu kita dengan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti melamun dan menganggur. Itulah mengapa, ada seorang ahli kebahagiaan yang menyatakan bahwa aktivitas yang bermanfaat dapat membuat seseorang bahagia. Salah satu hikmahnya adalah kita dapat mengalihkan pikiran kita dari pikiran pas negative . dalam kitab hadist Arbain Nawawi, diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda : Salah satu tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak ada manfaatnya (Hr. Abu Dawud) Imam Abu Dawud mengomentari hadist ini dengan menyebutkan Ada 4 hadist yang menjadi inti sunnah dan salah satunya adalah hadist ini. Artinya hadist ini adalah hadist yang luar biasa karena memang orang yang paling bahagia ternyata adalah orang yang waktu-waktunya bermakna dan bermanfaat. Hari-harinya steril dari angan-angan kosong dan lamunan yang hanya menyeretnya ke dalam pikiran past negative. Manusia Tipe PAST POSITIVE Manusia tipe ini biasanya tidak terlalu bermasalah dengan masa lalunya. Pikirannya didominasi oleh pikiran-pikiran positif yang terjadi di masa lalu. Dalam NLP, kita di anjurkan untuk mengakses pengalaman paling positif yang pernah kita miliki. Pengalaman yang pernah kit arasakan sebagai peak emotion kita. Dengan sebuah proses yang disebut circle of exelence, kita dapat mengulang kembali semangat kita di masa lampau dan memakainya kembali di masa kini. Manusia tipe ini biasanya tidak terlalu bermasalah dengan kebahagiaannya. Pengalaman past positive dapat kita akses jika memang berdampak pada performance dan kebahagiaan kita di masa kini, tetapi tidak justru membuat kita hanya bernostalgia dengan masa lalu tanpa mau berbuat. Manusia Tipe FUTURE POSITIVE Manusia tipe ini adalah manusia yang lebih mudah meraih kebahagiaan karena manusia tipe ini senantiasa menyalakan lilin harapan dalam hidupnya. Pikirannya didominasi oleh hal-hal yang optimistik di masa depan. Tetapi para ahli kebahagiaan memberikan sebuah rambu-rambu agar pikiran futur positif ini dapat memberdayakan. Rambu-rambu itu adalah readiness (kesiapan) and acceptance (ridho), artinya pikiran future positif itu harus dibarengi kesiapan untuk menerima apapun yang terjadi. Manusia Tipe FUTURE NEGATIVE Manusia tipe ini lebih sulit merasakan kebahagiaan karena ia memaknai bahwa masa depan adalah lorong gelap yang menakutkan. Ia menjadi takut untuk hidup, ia takut akan masa depannya dan dia tidak siap menghadapi masa depanya. Manusia tipe ini sebagian besar merupakan manusia yang juga memiliki pikiran past negative. Dalam keseharian kita, sebenarnya pikiran pas negative dan future negative akan selalu panggil-memanggil dan sahut menyahut. Orang yang bertipe past negative hampir selalu berpikiran future negative karena ia akan selalu mengukur masa depan dengan masa lalunya. Dia berpikir masa depan akan sama suramnya dengan masa lalu. Manusia Tipe HERE And NOW Sebagian besar riset kebahagiaan menunjukan bahwa orang yang paling bahagia adalah orang yang lebih berorientasi pada pikiran disini dan sekarang. Ia merasakan bahwa keberadaan-nya disini dan sekarang adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa. Ia merasakan bahwa saat ini (the now) lah yang sebenarnya milik kita. Hari kemarin telah berlalu dan hari esok belum tentu kita alami. Manusia yang memiliki present oriented (PO) terbukti lebih tenang menghadapi hidup. Kalaupun ia memikirkan masa lalu, ia hanya memikirkan selintas saja seperti sebuah bumbu tambahan dalam kehidupan. Jika ia melihat masa depan, ia melihatnya sebagai sebuah produk dari masa kini. Karenanya ia meyakini, dengan memberikan yang terbaik di masa kini maka masa depan yang terbaikpun kan terwujud. The future begins now so do the best right now adalah semboyannya. Ia tidak mau terjebak dalam angan-angan kosong tanpa gerak.
34

Reframing
Ada sebuah kisah nyata tentang pengalaman Virginia Satir (seorang family therapis) yang melegenda. Dalam sebuah rumah tangga, para anggota keluarga (ayah dan anak-anak) merasa tertekan dan tidak nyaman dengan sikap sang ibu yang sangat pembersih terutama terhadap karpet besar di ruang depan. Sang ibu selalu membersihkan karpet tersebut setiap hari ada jejak kaki yang menempel dengan disertai omelan dan ungkapan kekesalan lainnya. Setiap ada jejak kaki di karpet ia dengan segera akan membersihkannya dan meminta agar suaminya atau anaknya melepas dulu sepatunya sebelum melewati karpet atau lewat pintu belakang saja. Suami dan anaknya sudah sering mengatakan agar membiarkan saja. Akhirnya sang suami menemui seorang family terapis (Virginia Satir) dan mengutarakan keberatanya tersebut. Pada hari yang telah dijanjikan sang terapis bertemu dan berbicara dengan sang ibu yang sangat pembersih itu. Virginia Satir, sang terapis kemudian mengatakan kepada ibu itu...Ibu, tolong pejamkan mata ibu sekarang, dan Ibu bayangkan bahwa Ibu melihat karpet ibu sangat bersih, terlihat dengan jelas bulu-bulunya dan terasa sangat lembut, tidak ada satupun jejak kaki diatas karpet ibu...(wajah sang ibu terlihat cerah dengan senyum penuh kebahagiaan di bibir) Karpet Ibu masih bersih, tanpa terlihat satupun jejak kaki disana...dan itu berarti bahwa orang-orang yang Ibu cintai tidak berada di sekitar Ibu, itu berarti bahwa Ibu hidup sendiri...ya hanya Ibu...tidak ada orang-orang yang Ibu cintai... (wajah sang ibu terlihat sedih dan meneteskan air mata) Perhatikan dan resapilah kata-kata Virginia Satir di atas. Kata-kata yang begitu powerful dan sejak saat itu sang Ibu tetap pembersih, tetapi setiap ia melihat jejak kaki di karpet ia tidak lagi marah, kesal, stress dan mengomel tetapi ia justru bahagia karena itu berarti anaknya telah pulang, suaminya telah pulang dan semua orang yang ia cintai berada di dekat sang ibu. Contoh di atas adalah contoh dari sebuah REFRAMING. Sang terapis bisa saja berusaha untuk merubah perilaku sang ibu agar tidak membersihkan karpetnya setiap ada bekas jejak kaki dan tidak mengomel tetapi langkah itu pasti tidak berhasil juga karena si suami dan anaknya telah melakukan cara itu setiap kali dan gagal. Dengan merubah arti dari jejak kaki di karpet, sang ibu tetap pembersih tetapi menjadi lebih bahagia. Reframing adalah salah teknik NLP yang sederhana yang dapat membuat seseorang bahagia. Reframing akan membuat hidup kita jauh lebih baik, lebih bahagia, lebih tenang, terhindar dari stress, lebih bijaksana. Reframing bisa kita terapkan dalam segala bidang kehidupan, dalam rumah tangga, dalam pekerjaan, dalam bisnis, dan dalam masyarakat. Di bawah ini saya kutipkan tulisan sebagian tulisan di Indonesia NLP Society yang sangat bagus menggambarkan apa dan bagaimana teknik reframing itu. Prinsip dasar reframing adalah mengubah keberatan (masalah) menjadi keuntungan. Dengan syarat keberatan tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa diubah lagi. Misalnya, cacat tubuh, kejadian di masa lalu, anggota keluarga, dll yang memang di luar lingkaran pengaruh kita untuk bebuat sesuatu guna menjadikanya sesuai dengan keinginan kita. Didasarkan pada asumsi bahwa di balik setiap perilaku /kejadian terkandung maksud positif (hikmah), reframing mengajak kita untuk keluar dari kerangka berpikir masalah dan melompat ke dalam kerangka berpikir solusi atau tujuan/outcome.

Lalu bagaimana kita bisa melakukanya?


35

Ada cukup banyak teknik reframing yang hingga kini ditemukan oleh para pakar NLP. Kumpulan teknik tersebut seringkali disebut sebagai Sleight of Mouth Pattern atau Mind-Lines Pattern dalam Neuro-Semantic. Namun dalam kesempatan kali ini, saya hanya akan membahas 2 jenis reframing yang paling dasar dan cukup ampuh untuk menjadikan kita senantiasa berada dalam kondisi positif : context dan content/ meaning reframing. Context Reframing Misalnya pikiran yang menyatakan Tubuh saya terlalu tinggi! menggunakan jenis ini, kita memindahkan suatu hal atau kejadian dalam konteks ruang/waktu yang berbeda sehingga memunculkann makna baru yang lebih positif. Dalam keberatan (masalah) di atas, maka kita bisa bertanya, Dalam konteks apakah tubuh yang tinggi tersebut menjadi keuntungan? dan beragam jawaban pun bisa kita munculkan mulai dari cocok sebagai olahragawan, tidak memerlukan tangga untuk mencapai tempat yang tinggi, tidak terhalang ketika nonton konser, sampai pada mendapatkan udara yang lebih segar karena udara yang berada di atas lah yang masih murni dan menyegarkan. Bagaimana dengan, Tubuh saya terlalu pendek!? Dengan pertanyaan yang sama kita bisa menemukan banyak konteks seperti lebih lincah dalam bergerak, lebih hemat dalam membuat pakaian (apalagi jika si orang ini memiliki orientasi finansial yang tinggi), dll. Content/Meaning Reframing Berbeda dengan context reframing, pada jenis ini kita menggali makna lain yang lebih positif dari suatu hal atau kejadian tanpa memindahkan atau mengubah kejadiannya. Anak buah saya sulit untuk diajak kerja cepat! Tidak sabar saya dibuatnya. Menggunakan content reframing, kita bisa bertanya, Apa makna lain yang positif dari anak buah yang sulit diajak untuk bekerja cepat? Seketika, kita pun dapat menemukan pertanyaan baru seperti, Bukankah itu berarti mereka mengerjakan pekerjaan dengan hati-hati? Dan BUM! Makna baru pun kita dapatkan. Dengan frame ini, sang atasan dapat lebih fokus untuk mendayagunakan anak buahnya agar dapat menghasilkan pekerjaan dengan kualitas yang lebih tinggi alih-alih pusing dengan kelambatan mereka. Pertanyaan : Sama kah reframing dengan postitive thinking ? Jawaban saya : ya dan tidak. Bahwa kita mencari makna yang lebih positif itu benar. Namun reframing tidak sekedar mencari makna yang positif, ia adalah usaha untuk mencari makna positif yang empowering bagi kita. Loh, memangnya ada berpikir positif yang tidak empowering? Tentu ada. Misal, jika rekan anda mengeluh, Istri saya sangat posesif sehingga selalu menelpon saya setiap jam! dan anda mengatakan kepadanya, Bukankah itu berarti ia perhatian kepada anda?. Ini adalah sebuah usaha untuk berpikir positif, namun pertanyaan saya, Apakah anda mau diperhatikan dengan cara seperti itu? Reframing seperti, Bukankah itu sinyal untukmu untuk dapat lebih peka dan mencari tahu apa penyebabnya? barangkali lebih tepat karena bersifat action oriented. Bahkan, kita pun sudah seringkali melakukannya tanda disadari. Anda ingat pernah mengatakan, Ya, kita ambil hikmahnya saja lah. Hey, bukankah itu content reframing? Anda boleh tersenyum sekarang menyadari hal ini. Anda adalah reframer alamiah.
36

Emotional Management
Fase reprogamming tidak hanya bertujuan untuk mengubah orientasi berpikir kita tetapi juga kematangan kita dalam mengendalikan emosi kita. Rasulullah bersabda, Orang yang cerdas adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya dan ber-amal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Tombol-Tombol Emosi Bayangkan anda sedang duduk di depan panel-panel kokpit sebuah pesawa yang begitu rumit. Salah menekan, tentu bisa bahaya hasilnya. Apalagi bagi kita yang tidak pernah tahu apalagi berlatih kegunaan tombol-tombol itu. Bisa runyam jadinya. Salah-salah, ingin-nya terbang malah nyungsep. Mirip dengan metafora di atas, negitu juga jika kita salah dalam menekan tombol-tombol emosi saat menghadapi sebuah stimulus. Dan untuk dapat menekan tombol yang benar tentu kita harus sering berlatih. Seperti pilot yang sangat menguasai kegunaan masing-masing tombol. Andapun sedemikian dengan tombol-tombol emosi itu. Saat awal berlatih memilih sebuah respon emosi, saya memang memakai cara tombol ini. Saat terjadi stimulus-entah enak atau tidak enak, saya coba membayangkan bahwa di pikiran saya ini ada tombol. Saya beri warna sendiri tombol-tombol karena memang pikiran kita berpikir dalam warna. Sebagaimana penjelasan para psikolog, emosi akanrya hanya ada lima yaitu senang, sayang, takut, marah, sedih. Maka cobalah bayangkan ada 5 tombol itu di pikiran anda. Dengan begitu anda akan menyadari setiap pilihan respon emosional anda. Menyadari bahwa respon adalah sebuah pilihan merupakan jalan untuk meraih kebahagiaan. Stephen Covey mengatakan, Between stimulus and response is our greatest power-a freedom to choose... Memilih respon emosi dapat kita mulai dengan menyadari emosi yang sedang kita rasakan. Apakah saat ini kita sedang marah atau sedih misalnya. Kita tentu harus berlatih untuk melakukan penyadaran itu. Ada 4 keadaan yang harus kita waspadai dalam kaitanya dengan memilih respon emosional. Empat hal ini sering memicu reaksi-reaksi emosi yang sering tidak dapat dipertanggungjawabkan. Empat hal itu dapat disingkat :

HALT
H (Hungry) : Lapar dan atau haus A (Angry) L (Lonely) T (Tired) : Marah : Kesepian, merasa sendiri atau ditinggal : Kelelahan

Pengalaman saya bergaul di dunia kesehatan membutikan baaya empat hal di atas. Rata-rata memang sikap tidak simpatik yang ditunjukkan oleh tenaga medis atau keperawatan muncul disaat mereka dalam keadaan letih sekali. Keletihan seakan membajak senyum dan keramahan mereka dan seketika berbalik menjadi reaksi emosional yang tidak menyenangkan. Begitu juga dengan kelaparan da/atau kehausan. Itulah mengapa, setiap agama mengajarkan pemeluknya untuk berpuasa dengan cara yang berbeda-beda. Umat islam bahkan diwajibkan puasa selama 1 bulan penuh di bulan Ramadhan setiap tahunnya. Dengan berpuasa kita dilatih untuk memilih respon terbaik disaat kita lapar. Harapanya saat kita masuk dalam kondisi serupa di 11 bulan lainnya, kita telah memiliki kemampuannya yang cukup untuk mengendalikan emosi kita.
37

Marah juga merupakan pembajak emosi yang berbahaya. Marah tidak hanya menguras energi psikis kita tetapi juga dapat mematikan kepekaan perasaan kita. Kita menjadi orang yang tidak peka terhadap perasaan orang lain. Masa bodoh orang sedih, menangis, tidak suka, ia sama sekali tidak peduli. Kita menjadi sulit merasakan kebahagiaan karena hatinya menjadi keras membatu. Mata air kasih sayang tidak memiliki tempat untuk mengalir dan memberikan kesejukan dan kebahagiaan. Rasulullah sering menasehatkan umatnya untuk mengendalikan amarah ini. Dari Abu Hurairah Radliyallahu anhu terdapat sebuah riwayat bahwa ada seseorang berkata: Wahai Rasulullah, berilah aku nasehat. Maka beliau bersabda: La taghdhob (jangan marah) Lalu orang itu mengulangi beberapa kali, dan beliau bersabda: jangan marah. (HR. Bukhari). Rasulullah juga bersabda orang kuat itu bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah. (HR. Muttafaqun Alih). Memang ada kewajiban dimana kita harus marah tetapi itupun dengan cara-cara yang benar. Agar kita merasakan kedamaian dan hati kita tidak keras membatu karena marah, ada 3 hal yang dapat kita tanyakan pada diri kita sebelum kita memutuskan untuk marah. Ketiga hal itu adalah : Apakah kita marah pada orang yang tepat? Apakah kita marah pada waktu yang tepat? dan.... Apakah kita marah dengan alasan yang tepat? Ketiga pertanyaan itu akan meluruskan kembali apakah marah kita marah yang terpuji ataukah marah yang tercela. Untuk menjernihkan hati kita, mari kita ingat Firman Allah SWT : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (Ali Imran:159)

38

Bagian 5

RE-AWAKENING
Kalau saat ini hati anda terasa sesak, menderita, hampa dan tidak bahagia, pergilah keluar. Datangilah alam yang indah. Disana, coba anda rasakan angin sejuk yang menghampiri anda. Hirup dalam-dalam udara menyejukan itu. Kemudian cobalah tengadahkan wajah anda ke langit. Lihat dan nikmatilah langit luas yang melingkupi anda begitu indah. Langit yang tidak pernah kita ketahui batasnya. Langit yang terhampar megah tanpa tiang penyangga. Langit yang warna birunya disertai corak-sorak putih yang begitu mendamaikan. Sekarang, rasakanlah bahwa dari atas langit megah itu ada Dzat yang sedang Menatap anda. Dia menatap jauh ke dalam diri anda, ke lubuk jiwa anda yang terdalam. Dia mendengar setiap gerak gerik jiwa anda. Dia mendengar suara jiwa anda sehalus apapun suara itu. Dia mendengar setiap keluh kesah anda. Dia mengetahui kesedihan dan kehampaan yang anda alami. Dia memahami bahwa anda di-dzalimi. Dia mengetahui bahwa anda di aniaya. Dia mengetahui bahwa anda difitnah. Dia mengetahui bahwa ini bukan salah anda. Dia mengetahui anda ingin sembuh dari penyakit anda. Dia mengetahui bahwa anda tidak punya uang untuk membayar uang sekolah anda. Dia mengetahui bahwa anda masih belum mau kehilangan orang-orang yang anda kasihi. Dia mengetahui bahwa bertahun-tahun sudah anda sangat rindu untuk menimang seorang anak dari rahim anda. Dia mengetahui bahwa anda ingin luluS ujian dan membahagiakan orang tua anda. Dia mengetahui bahwa anda ingin sekali bekerja mencari nafkah tetapi belum satupun lamaran yang diterima. Dia mengetahui bahwa anda ingin anak anda bertaubat dari perilakunya tempo hari kepada anda. Dzat itu mengetahui bahwa seorang hamba-Nya sedang bersedih saat ini. Dia mengetahui seorang hamba yang begitu Dia kasihi sedang membutuhkan pertolongan-Nya. Tataplah dalam-dalam langit itu sekali lagi dan rasakanlah bahwa anda tidak sendiri. Tataplah sekali lagi dan kembali rasakan bahwa anda tidak sendiri. Dia (Allah) sedang menatap anda. Dia sedang mendengarkan anda. Apakah anda masih ragukan kasih sayang-Nya. Bukankah dia telah berikan segalanya untuk anda. Bukankah sudah terlampau sering dia menolong anda. Ingatlah saat anda sakit, bukankah Dia menyembuhkan anda. Hitunglah sebanyak apa anda sakit maka sebanyak itu pula Dia menyembuhkan anda. Ingatlah juga ketika orangtua anda sakit, bukankah Dia juga menyembuhkanya. Hingga anda masih bisa bersamanya saat ini, melihat senyumnya, mendengar tutur katanya. Hingga anda tidak menjadi anak yatim piatu saat ini. Ingatlah saat anda tidak memiliki uang untuk membeli obat buat anak anda, bukankah Dia memberikanya dari tempat yang tidak kau sangka-sangka. Saudaraku, Allah adalah Dzat yang sangat mencintai hamba-Nya lebih dari siapapun di dunia ini. Dia tidak akan pernah membiarkan kita sendiri dalam hidup kita. Syaratnya kita harus mau mendekati-Nya. Jika kita mendekati-Nya satu jengkal maka Dia akan mendekati kita satu hasta. Jika kita mendekati-Nya dengan berjalan, maka Dia akan mendekati kita dengan berlari. Maka jika kita berlari kepada-Nya mungkin Dia akan mendekati kita secepat kilat. Dia akan menyinari hati kita dengan cahaya-Nya. Cahaya kasih dan sayang-Nya. Nabi bersabda dalam sebuah hadist Qudsi: Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika seorang hamba mendekat kepadaku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Jika ia datang kepadaku dengan berjalan kaki Aku akan datang kepadanya berlari. (HR. Bukhari)
39

Tidakkah hadist Nabi kita di atas menghibur kita semua. Tidakkah hadist nabi kita di atas meyakinkan anda sekali lagi bahwa memang anda tidak sendiri. Sekarang bersimpuhlah kepada-Nya, dekati Dia dan katakan bahwa kita membutuhkan pertolongan-Nya. Tidak seperti manusia yang merasa susah ketika diminta, Tuhanmu tidaklah begitu. Bahkan dia sangat senang jika hamba-Nya mengaku lemah dihadapan-Nya dengan mengharapkan bantuan-Nya. Dia sangat senang jika hamba-Nya meneteskan air mata saat mengadukan permasalahan kepada-Nya. Dia sangat senang jika kau percaya bahwa jalan keluar adalah milik-Nya. Mintalah sebanyak-banyaknya karena permintaan sebanyak apapun itu tidak akan mengurangi kemegahan kerajaan-Nya. Mohonlah apapun yang membuatmu bahagia karena sebanyak apapun permohonan itu sama sekali tidak akan mengurangi kekayaan-Nya. Mohonlah dengan sepenuh hatimu dan sedalam perasaanmu. Yakinlah, Dia sedang mendengarmu.

Kekuatan Iman

Fundamental of Spiritual Belief


Ibarat sebuah lensa suryakanta yang dapat membakar karena dia dapat menfokuskan kekuatan pada satu titik, demikian juga kekuatan tauhid ini. Tauhid adalah fondasi yang kokoh. Tauhid adalah lakar yang menghunjam. Tauhid adalah tali kokoh yang menghubungkan kita dengan pusat segala kekuatan keagungan. Dengan menfokuskan semuanya karena cinta kita kepada Allah maka kita akan memiliki kekuatan yang dahsyat untuk mengarungi semua permasalahan kehidupan. Itulah yang terjadi di masa-masa sulit kehidupan Rasul-rasul Allah dan assabiquunal awwalun. Ingatlah saat satu demi satu manusia yang ada disekitar Rasulullah berubah. Mereka semua mengalami rekonstruksi visi dan pandangan hidup yang luar biasa. Tauhid telah mengubah cara berpikir mereka tentang Tuhan, tentang diri mereka sendiri, tentang alam raya yang mengitari mereka, tentang penderitaan dan tentang misi kehidupan mereka di dunia. Hal itu menjadi awal perubahan besar dalam skala kepribadian mereka. Mereka menjelma menjadi sebuah kekuatan pribadi yang kokoh bak karang tetapi dengan hati lembut merendah menghamba di hadapan Tuhan-Nya. Mereka tidak mau mundur sedikitpun dengan himpitan kesulitan hidup. Mereka dicambuk, disiksa, diusir, dikejar-kejar, sanak saudara mereka dibunuh tetapi hati dan bibir mereka tersenyum. Karena mereka merasa masih punya Allah. Allah yang sangat mereka cintai lebih dari segalanya. Sejak lama saya merenungi, saat saya mengkaji kitab-kitab aqidah selama kurang lebih 9 tahun, bahwa sebenarnya kehebatan Islam di awal-awal perkembanganya adalah karena kekuatan tauhid ini. Tidak heran jika Imam Hasan Al Banna mengatakan walaqidah asasul amal, aqidah adalah dasar dari semua amal. Aqidah adalah keyakinan yang bersifat pasti yang membentuk cara berfikir, bersikap dan bertindak seseorang. Namun sayangnya, banyak pemaknaan tauhid yang kurang mendarat dalam kehidupan sehari-hari. Bukan karena ajaranya tapi mungkin karena faktor person dan metodenya. Karena itu, saya mencoba untuk medaratkna tauhid sebagai alat motivator kehidupan. Saya tidak mulai dari konsep tauhid itu apa tetapi saya mulai dari hasil pembinaan tauhid ini yaitu perilaku dan kepribadian dari para sahabat Rasulullah terutama sahabat-sahabat awal yang mengalami periodisasi Mekkah. Karena saat itu dakwah Rasulullah terfokus pada tauhid ini. Para sahabat adalah jelmaan dari tauhid yang hidup, berjalan, berbicara, bertindak dan berfikir. Sahabat adalah bintang di angkasa yang akan terus bersinar. Mereka sudah tidak hidup lagi di sekitar kita tetapi nama dan perjuangan mereka tetap memiliki kehidupan.

40

Tauhid benar-benar telah menjadi acuan mereka di dalam segala hal termasuk pencarian kebahagiaan sejati. Mereka telah ter-shibghah (tercelup) dengan tauhid hingga prinsip keyakinan ini merasuk hingga sumsum-sumsum tulang mereka. Dengan melihat mereka (para sahabat) kita bisa mengukur diri kita apakah selama ini, ketika telah banyak kitab-kitab aqidah dan tauhid yang kita baca, kita dapat berpikir, bersikap dan berperilaku seperti mereka? apakah tauhid telah mengantarkan kita pada kekuatan dan kebahagiaan? Jika contoh-contoh yang saya berikan beberapa bernuansa peperangan, bukan berarti tauhid berseberangan dengan kedamaian tetapi bagaimana semangat yang luar biasa para sahabat dalam peperangan-peperangan 14 abad yang lalu dapat kita hayati untuk memerangi kemalasan, ketidakberdayaan, kehampaan, kesedihan, kebatilan, korupsi, kebekuan dan sederet kelemahan yang terjadi dalam tubuh masyarakat ini. Karena musuh utama kita hari ini berbeda bentuknya dengan musuh yang mereka hadapi. Sebagai sebuah kekuatan, tauhid bekerja dengan mengkristal dalam core belief (keyakinan inti) yang terdapat dalam diri manusia. Core belief inilah yang akan menggerakan pikiran, emosi dan membuahkan tindakan. Core beilef inilah yang akan menjadi parameter kita dalam membuat ratusan bahkan ribuan keputusan kita setiap harinya. Core belief ini yang mempengaruhi keputusan-keputusan kita dalam hal apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Core belief ibarat busur yang menentukan ke arah mana dan seberapa kuat anak panah tindakan kita melesat. Dinamakan core belief karena dia adalah inti (core) dan belief system kita. Core belief secara konstan dan konsisten akan menentukan cara kita memandang dan berhubungan dengan kehidupan atau kematian. Kenapa tauhid ini tidak membumi? bisa jadi karena konsep tauhid belum mengkristal menjadi sebuah core belief sehingga tauhid menjadi kehilangan kekuatan ketika kita harus dihadapkan pada fenomena kehidupan sehari-hari. Hingga banyak para muwahhidin yang gampang putus asa, gampang mengeluh, pesimis dan mudah menyerah dalam hidup ini. Mereka lemah dan kehilangan semangat. Naudzubillah. Untuk mengembalikan kekuatan tauhid sebagai alat problem solving kehidupan dan meraih kebahagiaan, saya berusaha mencoba mencari modelnya dalam diri para Rasul dan sahabatnya agar kita dapat mencontohnya. Bukankah seorang ulama pernah berkata bahwa umat di akhir jaman ini tidak akan baik kecuali dengan apa yang telah baik pada awal umat ini. Bukankah Rasulullah bersabda bahwa : Sebaik-baik masa adalah masaku (sahabat) kemudian sesudahnya (tabiin) kemudian sesudahnya lagi (tabiut tabiin). Dan bukankah Allah SWT berfirman: Orang-orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridlo kepada mereka dan merekapun ridlo kepada Allah (QS. At Taubah:100)

41

Model

Kekuatan Iman
Model ini dibuat bukanlah sebagai acuan kebenaran mutlak. Acuan kebenaran mutlaknya tetaplah tauhid itu sendiri. Model ini juga tidak akan pernah bisa menjelaskan konsep tauhid yang begitu luas. Model ini dibuat hanya berfungsi sebagai kerangka berpikir agar memudahkan kita membumikan tauhid dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama dalam perjuangan kita mencari kebahagiaan sejati, di dunia dan akhirat.

Power to Survive
Core Belief: - Saya akan tetap bertahan dalam kondisi apapun karena saya yakin Allah tidak membebankan kepada hamba-Nya sesuatu yang ia tidak sanggup memikulnya - Saya akan bertahan dalam kondisi apapun karena Allah berjanji setelah kesulitan akan ada kemudahan Hari itu, seperti hari-hari sebelumnya, saat matahari berada tepat di atas kepala. Saat panas matahari memundak, sesosok manusia agung tergeletak di padang pasir yang tandus. Tidak ada pemisah antara kulitnya yang hitam dengan panasnya padang pasir. Tangan dan kakinya terikat. Tampak jasadnya sedikit meronta saat cambukan mengenai kulitnya. Manusia-manusia kuat di sekitarnya bergantian mencambuknya sekuat tenaga. Darah menetes perlahan dari bekas cambukannya. Belum sempat tetesan itu mengering, cambukan berikutnya telah mendarat dengan kekuatan yang lebih hebat. Namun, anehnya ia tidak berteriak lisanya hanya mengguratkan satu kata,Ahad... Ahad... Ahad..... kata-kata yang semakin membuat murka manusia-manusia bengis di sekitarnya. Kata-kata yang memancing amarah yang lebih dahsyat dari majikanya, Muayyah bin khalaf. Tapi kemurkaan itu sama sekali tidak membuat bibir laki-laki ini berhenti berdzikir. Dzikir ahad menjadikanya bak batu karang yang teramat kokoh. Dzikir ahad yang menghapuskan pedihnya luka dan panasnya kulit yang terbakar. Dzikir ahad yang menguatkan tekadnya dan meyakini bahwa Tuhannya sedang menatapnya dan akan segera meolongnya. Dzikir ahad yang mengokohkan semangatnya tuk terus bertahan saat jasad telah hampir menyerah. Dzikir ahad yang tampak lemah dan pelan diucapkan tetapi sesungguhnya menggema keras di jagad raya- di ujung-ujung semesta. Makhluk langit mendengarnya sebagai sebuah alunan nasyid perjuangan yang tidak akan pernah berhenti menyerah. Manusia agung itu akhirnya tetap bertahan dalam tauhidnya. Manusia agung itu telah menjemput takdir sejarahnya sebagai penghuni surga. Surga yang menjadi lambang tertinggi sebuah kebahagiaan. Bahkan ketika ia belum wafat, suara terompahnya telah didengar Rasulullah di surga. Rafiqul Ala telah menyiapkan taman-taman indah baginya di surga. Jauh dari apa yang ia bayangkan selama ini sebagai budak. Budak Habsyi yang tiada berharga di dunia. Budak yang hanya menjadi luapan kebencian dan kekasaran majikanya. Budak yang hanya layak tinggal di tempat unta dipelihara. Budak yang diperjual belikan bak barang dagangan tak berharga. Sekarang Allah telah mengangkatnya dan menggantinya dengan perasaan bahagia. Dialah Bilal bin Rabah. Model sahabat yang memiliki kekuatan bertahan (power to survive) yang luar biasa. Kekuatan bertahan saat kondisi paling ekstrem sekalipun telah ia jalani. Kekuatan bertahan yang bersumber dari tauhid yang murni. Tauhid yang menjelma menjadi kekuatan yang teramat dahsyat.
42

Sejenak mari kita merenung... apa yang membuat kita tidak bahagia hari ini? Apa yang membuat kita menderita hari ini? Rasanya, jauh jika dibandingkan penderitaan Bilal bin Rabah. Saat Bilal tidur beralaskan padang pasir yang membakar, ternyata hari ini kita masih bisa tidur di kasur yang empuk. Saat Bilal tidur beratapkan langit dan matahari yang panas, kita masih tinggal di rumah yang sejuk. Kita masih berkendara di mobil yang ber-AC. Alangkah malunya jika kita dengan masalah ini saja kita mudah menyerah dan patah semangat. Alangkah malunya kita jika masalah ini saja sudah membuat kita marah dan menyumpah-nyumpah. Kekuatan bertahan (power to survive) telah diteliti oleh banyak ahli bahwa kekuatan ini sangat diperlukan seorang manusia. Advertising Quotient (AQ) adalah teori mutakhir yang membahas pentingnya kekuatan bertahan ini bagi manusia. Saya sarankan anda mempelajarinya....

Power of Love & Sacrifice


Core belief : - Saya meyakini bahwa kebahagiaan tidak dapat diraih tanpa cinta dan saya meyakini bahwa cintaku kepada Allah tidak akan pernah bertepuk sebelah tangan - Saya meyakini bahwa Allah Mencintaiku lebih dari siapapun di dunia karena itu saya yakin Dia pasti menolongku. Tugasku hanya mendekati-Nya dan Dia pasti akan menyambutku - Saya meyakini bahwa kebahagiaan tidak akan pernah kurasakan kecuali setelah aku rela untuk berkorban dan bersabar atasnya Ada seorang sahabat Rasul yang namanya mungkin tidak banyak disebut di mimbar ceramah dan khutbah tetapi kisahnya sungguh mempengaruhi hidup saya. Saat pertama membaca kisahnya, saat itu saya memang sedang membutuhkan suntikan motivasi untuk menjalani hidup. Dan saat itu kisah manusia agung ini sungguh menawan hati saya. Dia adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarah. Dia termasuk rombongan sahabat di awal-awal Islam yang masuk Islam lewat dakwah Abu Bakar Ashiddiq. Dia bahkan masuk Islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Arqam sebagai tempat dawah. Kisah luar biasa tentangnya adalah saat berkecamuk perang uhud. Saat itu pertempuran berkecamuk sangat hebatnya. Ia terpaksa harus terpisah dengan Nabi karena terkepung tentara musuh. Tetapi seperti biasa kedua matanya bagai mata elang mengintai keadaan sekitarnya. Dan hampir saja ia gelap mata melihat sebuah anak panah meluncur mengenai Rasulullah SAW. Maka terlihatlah pedangnya yang sebilah itu berkelibatan tak ubah bagai seratus bilah pedang mencerai beraikan musuh yang mengepungnya. Didapatinya darah beliau Rasulullah mengalir dari mukanya dan dilihatnya Rasulullah Al Amin menghapus darahnya dengan tangan kanannya, sambil bersabda: Bagaimana mungkin berbahagia suatu kaum yang mencemari wajah Nabi mereka padahal ia menyerunya kepada Tuhan-Nya Abu Ubaidah melihat dua buah mata rantai baju besi penutup kepala Rasulullah menancap di kedua pipinya. Dalam keadaan itu Abu Ubaidah melakukan sebuah pengorbanan luar biasa. Sebagaimana diceritakan Abu Bakar Ashiddiq Di waktu perang uhud dan Rasulullah SAW ditimpa anak panah hingga dua buah rantai masuk ke kedua pipinya bagian atas, saya segera berlari mendekati Rasulullah. Kiranya ada seorang yang datang bagaikan terbang dari arah timur, maka aku berkata: Ya Allah semoga itu pertolongan! Dan tatkala aku sampai pada Rasulullah, kiranya orang itu adalah Abu Ubaidah yang mendahuluiku kesana, Ia berkata kepadaku Atas nama Allah, aku minta kepadamu wahai Abu Bakar Ashiddiq untuk mengijinkan aku mencabut rantai itu dari pipi Rasulullah....! Saya pun membiarkanya, maka
43

Abu Ubaidah mencabut kedua rantai yang tertancap di pipi Rasulullah dengan giginya sampai ia terjatuh ke tanah. Dan bersamaan dengan itu jatuhlah gigi manis Abu Ubaidah... kemudian ia berdiri lagi dan dicabutlah satu rantai lagi di pipi Rasulullah hingga ia terjatuh lagi ke belakang dan bersamaan dengan itu tanggal pula 1 lagi gigi depanya... Semoga kisah diatas memahamkan kita akan pengaruh tauhid dalam menggelorakan cinta dan pengorbanan. Mengapa ketika berbicara kebahagiaan kita harus berbicara pengorbanan? Saya memaknai kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh apa yang kita dapat dalam hidup ini. Kebahagiaan juga tergantung pada apa yang kita korbankan dan kita berikan. Pernahkah anda memberi hadiah kecil pada istri atau anak anda ketika mereka berulang tahun? Atau mungkin hadiah kecil buat ibu anda? Apa yang anda rasakan saat anda memberi hadiah itu dengan uang hasil jerih payah anda sendiri? Saya yakin anda merasa sangat berbahagia bukan? Apalagi ketika anda melihat senyum dan sorot mata bahagia terpancar dari wajah mereka. Itulah misteri kehidupan ilahiah. Semakin banyak anda berkorban atas nama cinta ilahiah, hati anda akan semakin berbahagia. Itu terjadi karena cinta dan pengorbanan ilahiah akan membuat hati anda bersinar dan sinar itu cukup untuk memadamkan kecemasan hati dan kegelisahan hidup kita. Dan berkorban menurut saya tidak membutuhkan gelar kesarjanaan, tingginya jabatan atau tumpukan kekayaan. Ia hanya membutuhkan keinginan dan keikhlasan. Saya menggabungkan pembahasan kekuatan cinta dan pengorbanan karena dua hal itu sulit dipisahkan. Pengorbanan adalah puncak dari sebuah cinta. Sebaliknya tiada cinta tanpa pengorbanan. Itulah mengapa Allah menyebut Nabiyullah Ibrahim dengan Khaliilullah karena Ibrahim begitu mencintai Allah dan Allah pun mencintainya. Dan Ibrahim telah membuktikan cintanya dengan menyembelih anaknya sendiri. Anak yang amat dicintainya. Anak yang telah ia minta berulang-ulang dalam munajatnya selama berpuluh tahun kepada Allah. Dan ketika doa itu telah mendapatkan jawabanya berupa anak yang sholeh, Allahpun memintanya untuk menyembelihnya. Pembaca sekalian, sebagian kita adalah orang tua. Dan kita dapat merasakan bagaimana perasaan kita pada anak-anak kita. Demam sedikit yang dirasakan anak kita sudah cukup membuat kita khawatir dan cemas. Bagaimana pula perasaan Ibrahim saat itu? Bahkan ia harus menunggu beberapa hari untuk menyampaikan mimpinya kepada anaknya. Nabi Ibrahim cinta kepada anaknya tetapi ia sadar bahwa cinta memiliki prioritas dan cinta yang tertinggi adalah mahabbatullah (cintanya kepada Allah). Cinta kepada Allah adalah puncak tauhid. Cinta kepada Allah adalah kunci kebahagiaan sejati. Cinta kepada Allah adalah cinta yang tertinggi. Ini adalah cinta yang hakiki. Cinta kepada Allah harus kita tempatkan di atas segalanya. Sinta ini pula yang membuat cinta-cinta lain lebih bermakna. Sungguh ...kita tidak akan pernah bertepuk sebelah tangan dalam mengejar cinta ini. Rasa kecewa tidak akan pernah hadir sebab Dialah Sang Pencipta Cinta. Dialah Yang Maha Pengasih. Dialah Kekasih sesungguhnya. Dialah Sang Maha Penyayang. Dialah Yang Maha Indah. Wajah-Nya lebih indah dari apapun dan siapapun ciptaan-Nya. Jika anda melihat pantai yang indah, pemandangan pegunungan yang menyejukkan, semua itu hanya ciptaan-Nya. Dan Penciptanya tentu lebih indah dari semuanya. Dia Maha Mendengar segala pinta. Bahkan Dia malu jika tengadah tangan kekasih-Nya tidak dikabulkan-Nya. Lihatlah mata kita, pendengaran kita, lisan kita, jantung kita, bahkan wajah kita yang tampan dan cantik jelita. Bukankah itu Dia berikan Cuma-Cuma pada kita? Tidak cukupkah semua kenikmatan itu sebagai bukti akan cinta-Nya? Padahal kita jarang memuji-Nya. Kita jarang menyebut nama-Nya. Kita justru melanggar titah-Nya. Kita anggap angin lalu Surat Cinta-Nya (Al Quranul Karim). Kita
44

pamerkan aurat kita pada sesuatu yang tidak layak padahal kita sama sekali tidak ikut andil sedikitpun dalam membuatnya. Dialah yang telah membuatnya dengan tangan-Nya. Dialah yang telah membentuknya menjadi bentuk yang mempesona. Alangkah benarnya firman-Nya: ....Dan sedikit sekali hamba-Ku yang pandai bersyukur (QS. As Saba (34):13) Bahkan kita tidak pernah mengindahkan seruan-Nya dan Dia ulang-ulang dalam surat cinta-Nya Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? (QS Ar Rahman (55), Ayat ini diulang-ulang oleh Allah sebanyak 31 kali dalam surat ini. Namun bagi manusia yang dapat merasakan manisnya cinta ini, ia jadikan sholat-sholatnya untuk bersendiri dengan-Nya. Ia bangun di tengah malam, saat manusia lain sedang tidur untuk berduaan dengan-Nya. Ia jadikan surat cinta-Nya (Al Quran) sebagai tuntunan hidupnya. Ia baca berulang-ulang surat cinta itu dengan penuh perasaan dan penghayatan. Bahkan ia sering meneteskan airmata saat Kekasihnya Mengingatkannya. Tidak cukup dibacanya berulang-ulang. Ia pun menghafalkan surat cinta itu karena sangat cintanya ia pada kekasihnya. Dimanapun ia berada ia selalu menyebut nama kekasihnya dengan 99 sebutan dan sifat indah keksaihnya. Jika kekasihnya memanggilnya lewat lantunan adzan, ia bergegas mensucikan dirinya dan segera menghampirinya. Subhanallah, betapa indahnya jalinan cinta ini. Tidak cukup hanya itu, ia pun rela dengan ikhlas meneteskan keringat dan menumpahkan darah untuk menegakkan kalimat-kalimat kekasih-Nya di muka bumi ini. Ia korbankan segalanya untuk kekasihnya. Walaupun nyawanya menjadi taruhanya. Totalitas cinta kepada kekasih-Nya, Sang Robbul Izzati, telah merasuk hingga sekujur tubuh dan rohnya. Dia selalu mengharap rahmat, ampunan dan ridho-Nya pada setiap tindak tanduknya. Rasa cemas dan takut selalu muncul di hatinya kalau-kalau kekasihnya menjauhinya dan membencinya. Hatinya merana manakala membayangkan azab Rabbnya saat kealpannya. Qalbunya bergetar hebat manakala nama kekasihnya disebut. Hatinya menjadi tentram jika dekat dengan kekasihnya. Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah orang yang apabila disebut nama Allah maka bergetarlah hatinya. Dan apabila di bacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, bertambahlah iman mereka...(QS Al Anfal:2) Subhanallah, Indah sekali. Tiada sedikitpun kepalsuan dalam cinta ini. Inilah mengapa para ulama mengatakan Cinta ini WAJIB hukumnya. Ibnu Taimiyah mengatakan mahabbatullah adalah sebesar-besar kewajiban iman dan ia merupakan pokok agama. Pembaca sekalian, cinta bukan kata sifat. Cinta juga bukan kata benda. Cinta adalah kata kerja, oleh karena itu jika kita mengatakan cinta kepada seseorang maka kita harus bertanya. Kerja apa yang telah kulakukan untuk orang yang kita cintai itu. Begitu juga ketika kita mengatakan mencinai Allah, kerja apa yang telah kita lakukan untuk Allah. Fajar Islam menyingsing dan sampai di negeri ini adalah karena pengorbanan Rasulullah yang meneteskan darahnya karena lemparan-lemparan batu di Thaif. Pengorbanan Mushab yang meninggalkan fasilitas kemewahan duniawi dan prestise keluarga untuk tetesan darahnya di medan perang uhud ketika tangan kiri dan kananya terpotong dan dadanya tertusuk tombak. Pengorbanan Abu Bakar yang meng-infaq-kan seluruh hartanya di jalan Allah dan menemani Rasulullah saat berhijrah ke madinah. Pengorbanan Utsman yang membeli sumur roumah untuk kaum muslimin. Pengorbanan ummul mukminin Khadijah yang menenggelamkan popularitasnya untuk menjadi istri seorang pria yang dijuluki tukang sihir dan orang gila. Pengorbanan Asma binti Abu Bakar yang dalam keadaan hamil tua mendaki gunung, mengantarkan makanan untuk ayah dan Nabi-Nya.
45

Cinta bukan kata sifat. Cinta juga bukan kata benda. Cinta adalah kata kerja!
Perhatikanlah, para sahabat Rasul menggapai surga dengan pengorbanan maka kebahagiaan kita pun tak akan pernah sempurna tanpa pengorbanan. Ibnu Qoyyim pernah berkata Para ulama di setiap umat sepakat bahwa kenikmatan tidak bisa didapat dengan kenikmatan pula. Tidak akan merasakan kenikmatan sama sekali bagi orang yang tidak pernah merasakan penderitaan. Pengorbanan, penderitaan adalah harga dari sebuah kenikmatan. Pengorbanan dan penderitaan juga merupakan sunnah dari sebuah perjuangan. Sebuah teladan yang sangat baik juga ditunjukan oleh seorang imam madzhab, murid dari Imam Syafii. Dialah Imam Ahmad bin Hambal. Saat itu di negeri beliau, terjadi fitnah yang menyatakan bahwa Al Quran adalah makhluk. Imam Ahmad tahu bahwa ajaran ini tidak sesuai dengan pendapat Ulama Ahlus Sunnah di setiap jaman yang menyatakan bahwa Al Quran adalah firman Allah (Kalamullah). Imam Ahmad ditekan oleh khalifah bahkan ia dipenjara dan dicambuk. Hingga anak beliau tidak kuasa menahan airmata saat melihat baju di bagian punggung ayahnya memerah karena bekas cambukan yang meneteskan darah. Saat itu ada seorang muridnya yang bertanya kepada Imam Ahmad. Wahai guru (syaikh), sampai kapan kaki mu ini akan berhenti berjuang padahal telah nyata siksaan kepadamu. Imam Ahmad tersenyum dan mengatakan. Wahai muridku ketahuilah Sesungguhnya kaki ku ini tidak akan pernah berhenti berjuang sampai kaki ini telah menginjak lantai-lantai surga. Subhanallah, inilah para salafus shaleh. Dunia adalah tempat berjuang, surgalah tempat istirahat. Kalaupun kita beristirahat di dunia, istirahat itu hanyalah untuk mengumpulkan tenaga di etape perjuangan-perjuangan yang lainnya. Allah berfirman: Sesungguhnya Allah telah membeli orang-orang mukmin, jiwa dan harta mereka dengan surga.. (QS. At Taubah)

Power of Concistency
Banyak rumus motivasi berhenti pada aksi (action), sedikit yang meneruskannya pada konsistensi. Padahal aksi bisa tidak berarti apa-apa tanpa konsistensi. Konsistensi ibarat bahan bakar dari sebuah generasi aksi. Itulah mengapa pelatihan motivasi hanya bertahan sebentar. Bukan karena pelatihan itu gagal menumbuhkan motivasi tetapi pelatihan itu gagal memupuk konsistensi. Pelatihan itu telah gagal menanamkan pentingnya konsistensi di alam bawah sadar trainee. Padahal hanya orang yang konsisten yang bisa membuktikan bahwa ia orang yang termotivasi. Hanya orang yang konsisten yang memiliki cita-cita tinggi. Hanya orang yang konsisten yang berdisiplin tinggi. Karena hanya orang yang konsisten yang menganggap komitmen sebagai janji yang harus ditepati. Pada tubuh konsistensi ternyata bersatu berbagai macam organ motivasi. Konsistensi adalah satu-satunya bukti bahwa anda layak disebut orang yang paling termotivasi. Konsistensi adalah satu-satunya bukti bahwa cahaya motivasi bersinar terang dalam jiwa anda. Bagaimana Alam Mengajari Kita Konsistensi? Ada sebuah kisah nyata yang sangat berharga tentang seorang penuntut ilmu yang telah menuntut ilmu selama puluhan tahun tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa karena sulitnya menangkap ilmu yang diberikan gurunya. Ia kemudian memberanikan diri berkata pada gurunya, Guru...ijinkan aku
46

pulang ke daerah asalku karena aku merasa gagal menuntut ilmu disini, aku merasa tidak bisa menangkap ilmu yang kau ajarkan karena keterbatasan pikiranku. Sang guru yang bijaksan berkata, Bertahanlah beberapa tahun lagi, pasti kau bisa, jangan berputus asa. Sang muridpun akhirnya luluh dengan nasehat gurunya dan ia pun akhirnya tetap menuntut ilmu sampai beberapa tahun kemudian. Tetapi setelah beberapa tahun berlalu, ia merasa keadaan tidak berubah, akhirnya sang murid datang lagi mengahadap gurunya. Ia berkata Guru, beberapa tahun telah aku jalani dan keadaan tidak berubah, kemampuanku tetap seperti sedia kala, kali ini guru, tolong ijinkan aku pulang ke daerah asalku. Melihat permohonan muridnya, kali ini sang guru luluh dan mempersilakan sang murid memilih apa yang terbaik bagi hidupnya. Akhirnya sang murid pun mohon diri dari madrasahnya. Ia memutuskan untuk kembali ke daerah asalnya. Ia berjalan menempuh perjalanan pulang yang jaraknya sangat jauh. Karena lelahnya, ia beristirahat di tepi sebuah sungai untuk beristirahat. Saat itu tiba-tiba pandanganya tertuju pada sebuah batu berwarna hitam besar yang retak. Di atas batu hitam yang besar itu ia melihat ada tetesan-tetesan air terus menerus menetes. Saat itu ia merenung, Jikalau batu hitam itu yang sangat besar saja bisa retak dengan tetesan air kenapa aku harus menyerah untuk belajar. Aku pasti bisa jika aku bersabar dan bersungguh-sungguh seperti tetesan air itu. Akhirnya sang murid pun bergegas kembali ke madrasahnya dengan penuh motivasi. Ia terus belajar secara konsisten sebagaimana konsistensi tetesan air yang berhasil meretakkan batu hitam. Waktu jua lah yang akhirnya menjadi saksi, konsistensi pemuda inipun menjadikan ia seorang cendekiawan (ulama) besar karena kisahnya tentang batu hitam ia lebih dikenal sebagai Ibnu Hajar Al Asqolani (Hajar berarti batu hitam). Ibnu hajar adalah seorang ahli hadist besar yang telah menulis kitab syarah (penjelasan) terhadap salah satu kitab hadist paling shahih yakni shahih Bukhari. kitab syarah yang ia beri judul Fathul Bari, telah menuai pujian yang luas dikalangan ahli hadist lain bahkan Imam Suyuti mengatakan Tidak ada di kolong langit ini yang dapat men-syarah kitab shahih Bukhari sedalam dan seluar Ibnu Hajar Al Asqolani. Subhanallah. Para pembaca, ternyata alam telah mengajarkan kepada kita kekuatan dari sebuah konsistensi. Tetesan air yang ringan bisa berubah menjadi sebuah kekuatan dahsyat saat tetesan itu dibarengi dengan sebuah konsistensi. Tetesan air di atas telah mengikuti hukum konsistensi. Bayangkan jika tetesan air itu adalah tetesan keringat kita yang terus menerus menetes secara konsisten, tanpa kenal lelah menjemput takdir sejarah kita? Rasulullah pernah mengatakan dengan lisannya yang agung dalam sebuah hadist dari ibunda Aisyah ra, Rasulullah bersabda: Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang konsisten walaupun sedikit. (HR. Muttafaqun Alaih) Ketika menjelaskan hadist ini, Yusuf Qardawi dalam bukunya Fiqh Prioritas mengatakan salah satu prioritas dalam beramal adalah memilih amalan yang paling konsisten yang bisa kita lakukan. Konsistensi ternyata lebih penting dibandingkan Quantity. Dalam Al Quran Allah SWT berfirman : Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.... (An Nahl:92)
47

Dan Allah berjanji pada manusia yang konsisten pada tauhidnya, Allah akan kirimkan kedamaian dan kebahagiaan padanya lewat paa malaikanya. Allah akan menitipkan kebahagiaan ilahiah lewat malaikat-malaikat yang mulia. Allah akan sinari hati manusia ini dengan kebahagiaan dari sisi-Nya. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Tuhan kami ialah Allah Kemudian mereka istiqomah (konsisten-meneguhkan pendirian mereka), Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu (QS. Fushilat:30) Konsistensi sebenarnya adalah cara tubuh kita belajar dan memahami hidup ini. Contoh sederhana, saya yang biasa hidup di belahan Indonesia bagian barat sudah dibuat bingung ketika saya harus ke Banjarmasin yang berada di belahan waktu Indonesia tengah. Anda bahkan mungkin akan terlambat sampai di kantor. Ilustrasi di atas dapat menunjukan bagaimana pentingnya konsistensi bagi otak kita. Ternyata menurut ilmu psikoneurologi, tubuh kita memiliki biological clock (jam biologis) yang pengaturannya di otak terletak di Suprachiasmatic Nuclei (ScN). Jam biologi terbentuk dari konsistensi. Artinya otak, tubuh, neurotransmiter, hormon pun akan mengalami kebingungan jika jam biologis berubah. Dan akibat dari kebingungan faali dan neurologis ini menjadi tidak sederhana jika mempengaruhi psikologi kita. Selain mempengaruhi jam biologis, konsistensi juga membentuk jaras-jaras syaraf yang lebih tebal di dalam otak kita. Ilutah mengapa jet lag sering membuat seseorang berubah mood dan emosi. Tuhan kami ialah Allah Kemudian mereka istiqomah (konsisten- meneguhkan pendirian mereka), Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu (QS Fushilat:30)

Power of Giving & Togetherness


Dalam sebuah peperangan di jaman Rasulullah dikisahkan saat itu air sangat sulit didapatkan. Banyak sahabat yang terluka parah dan menghadapi rasa haus yang sangat mencekik. Saat ada seorang sahabat yang berteriak kehausan, maka ada sahabat yang dengan bersemangat mencari air dan dengan bergegas ia datang menuju arah suara itu. Saat air itu akan diminum, tiba-tiba dari arah yang lain terdengar teriakan kehausan dari sahabat yang lain, maka sahabat pertama yang berteriak tadi mengatakan Tolong berikan saja air ini pada sahabat yang disana, mungkin dia lebih membutuhkan air daripada aku. Mendengar permintaan itu, sahabat yang membawa minum itu bergegas menghampiri suara kedua. Ketika air akan diminumkan terdengar dari arah lain suara ketiga yang berteriak kehausan. Mendengar teriakan itu sahabat yang kedua pun mengatakan Tolong berikan saja air ini pada sahabat disana, mungkin dia lebih membutuhkan air daripada aku. Mendengar permintaan itu, sahabat yang membawa minum itu bergegas menghampiri sura ketiga. Karena jarak yang agak jauh, ternyata sesampai di tempat ketiga itu, ternyata sahabat tersebut telah meninggal menuju Rafiqul Ala. Melihat keadaan itu, bergegas ia menuju sahabat pertama yang meminta minum dan ternyata sahabat pertama itupun telah meninggal. Pantang menyerah, ia pun bergegas menuju sahabat kedua dan ternyata sahabat kedua pun telah meninggal dunia. Akhirnya, tak satupun dari ketiga sahabat mulia itu yang sempat meminum air di akhir hidupnya. Sikap di atas adalah wujud sikap itsar (mendahulukan orang lain di banding diri sendiri) yang merupakan puncak dari sebuah ukhuwah (persaudaraan).
48

Pengalaman hidup saya berkata bahwa ternyata kebahagiaan tidak hanya tergantung pada apa yang kita dapatkan dalam hidup tetapi justru tergantung pada apa yang dapat kita berikan dalam hidup. Cobalah ingat-ingat saat kita dapat memberikan hadiah ulang tahun kepada istri kita atau anak kita atau orang tua kita. Kita membelinya dengan uang tabungan kita yang mungkin begitu sangat kita butuhkan. Apa perasaan anda saat anda berikan hadiah itu dan melihat senyum mereka? Pasti anda merasakan kebahagiaan bukan? Saya teringat kata-kata Sir Winston Churchil Kita menjalani kehidupan dengan apa yang kita dapatkan tetapi kita menciptakan sebuah kehidupan dengan apa yang kita berikan. Memberi ternyata menyimpan sebuah kekuatan yang dahsyat. Dan memberi disini adalah benar-benar memberi bukan menukar. Orang memberi adalah orang berkontribusi untuk orang lain dan ia bahagia denganya. Orang yang memberi hanya mengharap imbalan dari Allah Taala tidak dengan yang lain. Sedangkan orang yang menukar adalah orang berkontribusi kepada orang lain tetapi dengan mengharap imbalan yang serupa atau lebih besar. WHO ketika memberikan guidance tentang jiwa sehat menyatakan bahwa jiwa yang sehat lebih puas memberi daripada menerima. Sebuah analisa menarik dari dr. Muhammad Thahir,Sp.KJ tentang budaya korupsi di negeri ini adalah karena budaya menerima ini. Beliau mengatakan Kalau budaya menerima yang dikembangkan, dalam kondisi tertentu bisa berlanjut ke arah mengambil. Dalam kondisi tertentu pula, mengambil bisa berkembang kearah mencuri ( atau korupsi ). Ada sebuah kisah nyata diceritakan seorang kawan tentang memberi ini dialami langsung seseorang sebut saja, Budi. Pria berusia 30 tahun ini, mengambil kejadian luar biasa yang menyadarkannya akan sebuah nilai. Nilai bahwa manusia sesungguhnya butuh memberi. Ceritanya, di suatu siang itu Budi ijin keluar kantor, ia bermaksud mengurus surat-surat pernikahan. Dia memang ingin menikah, pengangkatannya dari karyawan honorer menjadi karyawan kontrak di kantornya, membuatnya segera memutuskan menikah. Kebetulan KUA ( Kantor Urusan Agama=Lembaga perkawinan Negara) dekat dengan kantornya, sehingga ia berani meminta ijin sebentar kepada atasanya untuk mengurus surat pernikahan. Setelah urusannya di KUA selesai, Budi berniat kembali ke kantor, ia menunggu kendaraan umum di sebuah halte. Saat sedang menunggu, di seberang jalan ia melihat seorang lelaki berjaket dan berhelm hitam turum dari motor sembari membawa sebuah benda dibungkus kertas koran. Lelaki itu berjalan menghampiri seorang pengendara motor lain. Begitu sudah mendekat, tiba-tiba ia mengayunkan benda di bungkus koran tersebut berkali-kali ke tubuh si pengandara motor, belakangan baru diketahui benda itu adalah sebilah golok. Orang itu membacok dengan membagi buta, rupanya orang tersebut ingin merampok dan mengincar tas yang dibawa si pengendara motor. Melihat itu Budi berteriak histeris, ia mencari alat sekedar untuk menghentikan perampokan. Tapi apa mau dikata, saat itu arus lalin di depanya sedang hijau, kebalikan dari arus lalin di titik perampokan sedang merah. Perampokan itu berjalan cepat dan sukses. Si perampok berhasil kabur membawa hasil rampokan, tas berisi uang tunai 50 juta rupiah. Sementara koraban tergolek lemah di trotoar sambil mengerang kesakitan. Lengannya terluka parah. Jari-jarinya terjuntai hampir putus, pangkal lengannya luka menganga ditambah beberapa bacokan sepanjang lengan yang meninggalkan sobekan panjang. Darah mengucur deras seperti air kran. Orang-orang hanya diam melongo, barangkali terkesiap melihat luka yang demikian parahnya. Budi mengambil tindakan, ia menghentikan taksi, tapi semua menolak mengantarkan korban ke rumah sakit. Mungkin keberatan mobilnya dibasahi darah korban yang mengucur deras. Budi terpaksa mengambil tindakan kasar, ia menghentikan sebuah mobil, sembari menendang-nendang mobil tersebut, Budi memaksa pemilik mobil mengantarkan mereka ke rumah sakit. Si pemilik mobil tampak ketakutan tapi akhirnya mau mengantarkan mereka.
49

Sampai di Rumah Sakit, korabn langsung masuk ke unit gawat darurat. Sementara Budi mengurus administrasi rumah sakit. Ia meninggalkan kartu identitasnya sebagai penjamin korban. Seragam kerja Budi penuh dengan bercak darah. Padahal seragam itu Cuma satu-satunya. Kemudian ia menengok korban yang sedang ditangani dokter, si korban menyerahkan dompet, handphone dan kunci motor. Sebelum jatuh pingsan, ia berpesan agar menghubungi keluarga dan kantornya, katanya nama-nama ada di dalam dompet. Budi segera menghubungi keluarga korban lalu menyerahkan barang-barang milik korban kepada satpam Rumah Sakit. Budi dan pemilik kendaraan yang mengantar segera kembali ke tempat kejadian, mereka lalu mengamankan motor milik korban dan melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian. Sekitar satu jam kemudian Budi kembali ke kantor, ia meminta maaf kepada atasanya dan minta ijin sekali lagi untuk pulang mengganti seragamnya yang penuh bercak darah. Setelah kejadian itu, berhari-hari Budi tidak nafsu makan, ia selalu membayangkan luka yang dialami korban perampokan tersbeut. Ia juga berdoa semoga korban diberikan keselamatan. Meski harapan hidupnya tipis mengingat lukanya yang parah. Delapan bulan berlalu, Budi sudah melupakan kejadian itu. Budi tengah termenung di ruang tunggu sebuah rumah sakit bersama istrinya. Istrinya baru saja melahirkan bayi laki-laki yang lucu, sayangnya bayi itu lahir prematur dan perlu penanganan kesehatan serius. Biaya perawatanya sendiri mencapai Rp 900.000 per hari. Sebagai pegawai kontrak yang bergaji satu juta rupiah per bulan, Budi benar-benar pusing keliling memikirka biayanya. Semua uang tabunganya habis untuk biaya persalinan, sementara sakitnya bayi mereka benar-benar diluar dugaan. Sudah tiga hari Budi ijin tidak masuk kantor menunggui anak istrinya di Rumah Sakit. Suatu malam, istrinya meminta Budi masuk kerja, rekan-rekannya mengucapkan turut prihatin dan menyisihkan sedikit uang untuk membantu biaya perwatan. Kemudian saat makan siang, Satpam memberitahu Budi bahwa ia kedatangan tamu. Ia pikir ini lelucon, karena setahunya tidak ada orang yang tahu alamat kantornya. Bahkan istrinya sendiri tidak tahu karena memang tidak pernah diajak. Begitu ia keluar menyambut tamu tersebut, ia terperanjat, karena wajah tamu tersebut masih ia ingat. Tamu itu adalah orang yang menjadi korban perampokan delapan bulan yang lalu. Tanganya terlihat sudah sembuh meski menghasilkan banyak parutan luka. Budi bertanya darimana dapat alamat kantornya, mereka bilang dapat dari istrinya di rumah. Singkat cerita setelah ngobrol ngalor ngidul, mereka bermaksud memberikan tanda terima kasih berupa amplop. Budi sudah menebak bahwa amplop tersebut berisi uang. Tapi Budi serta merta menolak, karena saat itu ia ikhlas menolong, lagi pula kejadian itu sudah lama berlalu. Tap orang itu memaksa, ia menyelipan ke saku baju dan segera pamit dan pergi. Budi tak kuasa menolak, akhirnya ia menerima juga pemberian itu. Budi membuka amplop tersebut, Tuhan Maha Besar, katanya dalam hati, amplop itu berisi uang lima puluh juta rupiah! Budi segera menghubungi istrinya, istrinya sambil berurai air mata mengucapkan rasa syukur berkali-kali atas kemurahan Tuhan. Disaat mereka butuh uang untuk biaya perwatan anaknya, Budi mendapat limpahan rezeki yang tak terduga-duga. Sejak itu ia sadar ada kekuatan dibalik rasa ikhlas memberi. Budi merasakan sendiri imbalannya.

50

Bagian 6

HARMONY
Saya percaya bahwa kebahagiaan dapat diraih dengan keseimbangan hidup. Keseimbangan adalah hukum dari penciptaan jagad raya ini. Keseimbangan adalah fitrah manusia. Terus terang saya terkesima dengan tantangan Allah dalam surat Al Mulk: Yang menicptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seibang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat? Kemudian ulangi pandanganmu sekali lagi (dan) sekali lagi,niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih (QS. Al Mulk:3-4) Di ayat ini Allah sampai menantang manusia berkali-kali sebagai penegasan. Lihatlah sekali lagi Wahai manusia, lihatlah, adakah dari ciptaanku yang tidak seimbang. Anda juga bisa bertanya kepada semua ahli faal tubuh manusia. Apa sebenarnya kunci dari konsep faal tubuh manusia. Saya jamin sebagian besar dari mereka akan menjawab hal yang sama yaitu homeostasis. Homeostatis adalah konsep keseimbangan manusia. Semua dasar dari fisiologi dan patofisiologi manusia adalah keseimbangan. Kerja sel, hormon, neurotransmiter semua diciptakan untuk satu tujuan- keseimbangan. Keseimbangan adalah kata kunci dari hukum penciptaan alam semesta dan seluruh isinya. Hal yang luar biasa ditemukan oleh para ahli, dimulai dari seorang ahli matematika bernama Leonardo Fibonacci. Ia lahir di Italia tahun 1175 SM. Pada abad ke-12 Fibonacci menemukan seri angka yang merupakan penjumlahan angka sebelum dan sesudahnya dimulai dari 0,1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144,... Jika angka yang berpasangan dibagi maka akan ditemukan angka 1,618033988749895... yang kemudian disebut dengan phi atau The Golden Section. Angka ini dipercaya beberapa ahli sebagai angka keseimbangan alam semesta. Subhanallah... Angka phi ternyata konsisten di angka 1,618 jika dibulatkan. Para ahli percaya bahwa angka phi dari Fibonacci adalah angka keseimbangan alam semesta, bahkan tidak sedikit yang menyebut angka ini adalah pembuktian adanya Tuhan. Dalam website tentang angka phi fibonacci dikemukakan beberapa hasil penemuan di alam semesta yang sesuai dengan prinsip angka 1,618. Banyak gedung-gedunng tinggi dan indah di dunia ini perhitunganya didasarkan pada angka fibonacci ini.

Tawazzun :

Konsep Keseimbangan dalam Al Quran


Dalam Al Quran, surat Al Qashas ayat 77 Allah SWT berfirman : Kejarlah untuk kalian kehidupan di negeri akhiratmu tetapi jangan kau lupakan duniamu... Ketika menafsirkan ayat di atas, Ibn Katsir menjelaskan bekerja keraslah tetapi ingatlah bahwa Allah memiliki hak, tubuhmu memiliki hak, keluargamu memiliki hak, tetanggamu juga memiliki hak,... Ayat di atas mengisyaratkan sebuah keseimbangan dalam hidup kita. Keseimbangan yang didasarkan atas sebuah keyakinan bahwa setiap bagian dalam hidup memiliki hak. Bahkan untuk menunjukan kecintaan Allah pada keseimbangan, Allah juga menyebut kita sebagai ummatan wasathon (umat pertengahan). Artinya Allah memang cinta dengan keseimbangan, tidak terlalu ke kanan, tidak jug
51

aterlalu ke kiri. Tidak gila dunia tetapi juga tidak antipati terhadap dunia. Tidak gila harta tetapi juga tidak anti kaya. Menurut hemat saya, ada 5 bidang besar kehidupan yang harus selalu kita seimbangkan dalam hidup jika kita ingin kehidupan kita bahagia. Bidang-bidang itu adalah Finansial, Relationship (hubungan), Fisik, Intelektual, dan Spiritual.

Bidang Finansial
Sebuah survey yang dilakukan oleh Fin-Q citibank yang dilaporkan November 2008 menyebutkan bahwa 6 dari 10 orang Indonesia tidak yakin dengan tabungan mereka akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan finansial dan membawa mereka pada kehidupan yang nyaman di masa pensiun. Sebanyak 39% dari 400 responden yang dipilih secara acak menyatakan agar pensiun kami nyaman, dukungan keuangan dari anak kami kelak sangat penting. Yang lebih mendebarkan, kalau terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), rata-rata responden mengaku, tabungan mereka (saat ini) hanya cukup menghidupi mereka selama 11 minggu. Menurut psikolog Wortman and Loftis, kemakmuran finansial memang tidak menjamin kebahagiaan. Ia hanya membantu kita untuk dapat menjalankan aktivitas yang menyenangkan, pendidikan yang lebih baik, pelayanan kesehatan yang lebih baik dan beberapa kegunaan lainya. Dan semua itu memiliki kontribusi terhadap kebahagiaan. Agar kita tidak terjebak dalam pemahaman akan kekayaan finansial yang salah, saya sering menggunakan istilah terpaksa hidup sederhana dan memilih hidup sederhana. Menurut anda mana yang lebih baik? saya cenderung memilih yang kedua. Banyak orang-orang besar di dunia ini yang bisa dan sangat mampu untuk hidup mewah tetapi mereka memilih untuk hidup sederhana. Sebut saja misalnya Rasulullah SAW. Beliau adalah orang yang kaya sejak muda. Beliau adalah entrepreneur muda yang sukses. Tetap beliau memlilih untuk hidup sederhana. Beliau gemar mencari harta tetapi beliau lebih gemar menyedekahkanya. Beliau senang dengan kenikmatan dunia tetapi lebih senang kenikmatan akhirat.

Bidang Relasi
Anak saya yang bernama Hudzaifah (afif) saat berumur 4 tahun (TK nol kecil) pernah bertanya dengan sangat polosnya kepada uminya. Mi, abi kok kerja terus sih. Uminya cerita pada saya bahwa afif pernah bicara seperti itu. Memang, saya adalah orang yang termasuk suka keluyuran disaat weekend. Bahkan, saat saya sudah sangat sibuk menjadi dokter muda (saat itu saya dan istri sudah punya 2 momongan), kebiasaan keluyuran saat weekend malah menjadi-jadi dikarenakan kesibukan menjadi trainer/pembicara yang mungkin sudah menjadi panggilan jiwa saya. Yang lebih menghebohkan lagi, menurut guru di sekolahnya- ia pernah mogok tidak mau masuk kelas karena pengen dijemput abi (maksudnya : saya). Bahkan setelah itu ia sakit dan pingsan di vespa opanya yang setiap hari menjemputnya. Sampa-sampai opanya kebingungan, afif dititipkan di warung dan opanya bergegas pulang mengambil mobil untuk membawa afif ke rumah sakit. Opanya khawatir ada apa-apa dengan cucu kesayangannya. Alhamdulillah, opanya cerita, saat beliau sampai di warung dengan mobil dan hati yang tidak karuan khawatirnya- beliau melihat afif sudah ceria sambil makan rawon dan teh hangat disuapi si pemilik warung yang baik hati itu. Cerita pribadi di atas adalah sebuah ilustrasi tentang kritikan seorang anak terhadap ayahnya. Saya bersyukur, Allah memberitahukan perasaan afif pada kami sesegera mungkin sehingga kami dapat memperbaiki sikap kami. Bayangkan jika bentuk protes afif bukanlah mogok sekolah tetapi yang lain- di saat ia sudah besar- yang mungkin membuat kami sudah terlambat memperbaiki sikap kami padanya.
52

Saya jadi teringat sebuah artikel yang pernah menghebohkan masyarakat Amerika tahun 1990 di majalah terkemuka Fortune. Artikel itu berjudul Mengapa Eksekutif Kelas A hanya bisa menjadi Orang Tua Kelas E? artikel itu kemudian mendorong para ahli psikologi untuk menulis teori, membuat tips dan menulis buku untuk mengakhiri perang antara karir dan keluarga. Disinilah sesungguhnya peran besar dari sebuah keseimbangan hubungan. Hubunga yang sehat dalam keluarga dapat kita mulai dengan membangun hubungan yang sehat antar pasangan. Ada sebuah konsep yang dapat kita gunakan untuk dapat membangun hubungan antar pasangan dan anak-anak yang penuh cinta. Konsep ini dinamakan The Mountain of Love. Konsep ini berisi 11 langkah-langkah untuk mencapai puncak dari sebuah hubungan yang penuh cinta. Langkah 1. Contact Jalinlah kontak yang rutin dengan keluarga. Tentu yang terbaik adalah kita berada di samping mereka, bermain bersama mereka, bercanda dst. Jika kita berada di luar rumah, sempatkan menjalin kontak dengan telepon atau SMS. Berbicaralah dengan pasangan dan anak-anak anda. Kontak adalah tangga pertama menjalin hubungan yang penuh cinta. Langkah 2. Attraction Tariklah perhatian pasangan dan anak-anak kita dengan tampil menarik dan menyenangkan. Saya punya pengalaman unik dengan anak kedua saya. Awalnya saya sempat shock ketika anak kedua saya sering menjauhi saya. Usut punya usut ternyata katanya badan saya bau. Selama ini memang dia senang mendekati saya kalau saya berangkat kerja. Ternyata katanya kalau saya berangkat kerja baunya harum karena pakai parfum. Akhirnya sekarang kalau di rumah saya pakai parfum untuk menarik perhatianya. Dan seketika anak kedua saya mendekat dan sambil mencium baju saya dia mengatakan Dahsyaaat. Langkah 3. Similarity Sadarilah bahwa kita dan keluarga adalah sama dalam banyak hal. Kalau kita tidak suka didiamkan, mereka juga tidak suka didiamkan. Kalau kita tidak suka dimarahi tanpa alasan, mereka pun tidak suka dimarahi tanpa alasan. Karenanya, cobalah susun 3 perlakuan yang menyenangkan buat anda dan lakukanlah 3 hal itu sesering mungkin pada pasangan dan anak-anak anda. Dan cobalah susun 3 perlakuan yang tidak menyenangkan bagi anda dan jangan lakukan itu pada pasangan dan anak-anak anda. Langkah 4. Compatibility Cobalah menyenangi sesuatu yang disenangi pasangan anda. Mulailah dari hal sepele misalnya makanan. Menyenangi apa yang disenangi pasangan dapat membuat hubungan cinta semakin erat. Langkah 5. Communication Komunikasi adalah jendela sebuah hubungan. Komunikasi adalah suatu cara dimana kita dapat mengungkapkan cinta dan perhatian kita. Dan komunikasi ternyata bukanlah sekedar kata-kata. Sentuhan misalnya..sentuhan ternyata merupakan bentuk komunikasi yang disebut komunikasi taktil. Menurut Smith.A dari Cuttaneus Communication Laboratory, sentuhan dapat membahasakan 5 hal yaitu detached (tanpa perhatian), mothering (kasih sayang), fearful (takut), angry (marah), dan playful (canda). Begitu juga dengan mimik muka. Mimik muka kita setidaknya dapat membahasakan 10 hal yaitu, kebahagiaan, terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, muak, pengecaman, minat, takjub dan tekad. Melihat data-data di atas agaknya kita memang harus melibatkan body language kita dalam mengungkapkan perasaan cinta jita. Tentu dengan penuh ketulusan dan menjauhi basa-basi. Langkah 6. Honesty Langkah ini adalah langkah terpenting dalam mendaki the mountain of love. Kejujuran adalah pondasi dari sebuah kepercayaan. Dan tiada cinta tanpa sebuah kepercayaan. Karenanya, terbukalah
53

dengan pasangan dan anak-anak kita. Janganlah terbiasa membohongi mereka karena kebohongan pasti akan diikuti sekian banyak kebohongan yang lainnya. Jadikanlah kejujuran sebagai budaya dalam keluarga anda. Tunjukanlah keteladanan. Mulailah dari hal-hal yang kecil agar keluarga kita tahu bahwa mereka hidup dalam sebuah rumah yang penuh dengan kejujuran. Langkah 7. Understanding Cobalah memahami pasangan dan anak-anak kita. Yang paling penting adalah memahami emotional need mereka karena emotional need tiap orang berbeda-beda. Hubungan yang baik tidak akan terjalin jika terjadi unmet emotional need dalam sebuah keluarga. Unmet emotional need adalah kebutuhan dasar emosi yang melandasi munculnya perasaan tidak menyenangkan. Cobalah peka dengan kebutuhan emosi mendasar pasangan dan anak-anak kita. Beberapa emotional need yang sering terdapat pada seseorang adalah ingin dihargai dianggap kompeten, diterima, ingin popular, ingin dianggap mampu, tidak ingin repot, ingin dimaafkan atau dimintai maaf, ingin tantangan, ingin dianggap 1 kelompok, ingin aman, ingin diperlakukan fair, ingin bebas, ingin tuntas, ingin merasa dibutuhkan dan beberapa emotional need yang senada dengan hal di atas. Langkah 8. Acceptance Kita harus beruasaha menerima pasangan dan anak-anak kita lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangan. Penerimaan adalah vitamin yang bergizi bagi sebuah cinta. Ada sebuah kisah menarik tentang anak cacat yang bernama Hirotoda Ototake. Ia lahir dengan tetra-amelia alias tidak punya tangan dan tidak punya kaki. Tapi sekarang ia menjadi salah satu motivator terhebat di dunia. Bukunya yang berjudul No Ones Perfect telah menjadi mega best seller di dunia dan telah menginspirasi jutaan orang di dunia. Ternyata semua itu dimulai dari jiwa besar ayah bundanya yang menerima dia apa adanya. Ayah dan ibunya telah menunjukkan cinta tak bersyarat (unconditioned love) untuknya. Bahkan saat ibunya ditanya tentang kondisi Otto anaknya dan kenapa tidak dimasukkan sekolah luar biasa, dengan tersenyum ia menjawab ...menyembunyikan Otto sama dengan menyembunyikan matahari. Langkah 9. Respect Cinta juga harus didukung rasa hormat kepada pasangan dan anak-anak kita. Hormat dalam arti menghormati hak-hak mereka. Kita berusaha memenuhi kebutuhan mereka baik yang bersifat materi maupun non materi. Langkah 10. Trust Keprcayaan adalah langkah tertinggi dalam the mountain of love. Kepercayaan adalah tali yang harus kokoh dan tidak boleh terputus. Semua langkah dari 1 sampai 9 sebenarnya adalah upaya untuk membuat tali TRUST ini tetap kokoh. Jauhilah prasangka, dugaan dan jauhkan setiap mind illusion yang mungkin terjadi dalam hubungan kita. Jika ke 10 langkah di atas berhasil kita lakukan maka kita akan sampai di puncak the mountain of love yaitu GROWTH. Cinta kita akan terus tumbuh bersemi dan membuahkan kebahagiaan dalam hidup kita.

Bidang Fisik
Tubuh kita juga memiliki hak untuk kita penuhi. Hak pertama dari tubuh kita adalah beristirahat dan relaksasi yang cukup. Allah menjadikan siang dan malam bukanlah tanpa alasan dan hikmah. Allah menjadikan sebagian malam kita untuk beristirahat. Dengan istirahat, kita akan meremajakan sel-sel di dalam tubuh kita dan membuatnya siap menghadapi tantangan dunia esok hari.

54

Selain istirahat (tidur), tubuh juga memerlukan relaksasi. Kita membutuhkan saat bersantai dan relaks bukan hanya dengan tujuan memanjakan diri, tetapi untuk mengumpulkan kembali performance terbaik kita. Dan relaksasi ternyata dapat memicu sedemikian reaksi hebat dari tubuh kita. Pada prinsipnya, relaksasi akan mengefektifkan penggunaan oksigen bagi tubuh kita. Jika otak anda dalam keadaan relaks, ia tidak membutuhkan oksigen. Dalam bentuk umpan balik, ia tidak bekerja berat dan dapat melakukan prosesnya dengan lebih tenang. Hal ini akan memicu pemikiran solutif yang tak terduga. Itulah mengapa banyak penemuan besar terjadi saat-saat bersantai. Fenomena Eureka muncul di saat relaks- santai. Archimedes menemukan hukum archimedes saat ia bersantai di bak mandi. JB Watson & Francis Crick menemukan bentuk rangkaian double helix Deoxyribo nucleic acid (DNA) saat santai, Fredricth August Kekule menemukan rantai kimia benzen 1865 saat relaks dalam sebuah bus di kota Ghent Belgia. James Watt 1764 menemukan mesin uap saat berjalan santai senin sore. Otto loewi menemukan cara kerja sel syaraf saat berbaring di tempat tidur. Karenanya, penuhilah hak tubuh anda untuk relaks sejenang maka akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa. Hak kedua dari tubuh kita yang harus kita penuhi adalah makanan yang baik dan halal. Makanan yang kita makan menetukan produktivitas dan umur produktif kita. Makanan juga menentukan harapan hidup kita, karena penyakit degenatif yang diderita manusia modern dipengaruhi makanan yang ia makan. Dalam pandangan spiritual, makanan yang kita makan juga menentukan diterima atau tidaknya doa kita. Karenanya, sebenarnya secara tidak langsung makanan yang kita makan mempengaruhi kebahagiaan kita karena makanan yang haram akan menghalangi harapanharapan yang kita panjatkan lewat doa kita. Dalam sebuah Hadist Riwayat Imam Muslim Rasulullah pernah menyebutkan perihal seorang laki-laki yang sedang menempuh perjalanan jauh, dengan rambut kusut dan tubuh berdebu, yang menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa, Ya Rabbi, ya rabbi, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dia dikenyangkan dengan hal-hal yang haram. Maka bagaimana mungkin orang seperti itu akan dikabulkan doanya? Doa adalah senjata orang mukmin, maka jangan biarkan senjata itu menjadi tumpul dengan mengenyangkan tubuh kita menggunakan sesuatu yang haram.

Bidang Intelektual
Dalam sebuah acara seminar, Pak Rhenald Kasali, Phd pernah mengatakan bagaimanapun sekolah tetap penting, anak-anak Indonesia harus sekolah. Saat itu disamping beliau ada motivator no.1 Indonesia Pak Andri Wongso yang kita tahu beliau adalah salah satu prototype pengusaha dan motivator sukses yang hanya mengenyam pendidikan SDTT-TBS (Sekolah Dasar Tinggi Tamat Tapi Bisa Sukses). Sambil memandang Pak Wongso, Pak Rhenald tersenyum dan mengatakan Pak Andri ini dulu tidak sekolah bukan karena beliau tidak mau tetapi karena memang kehidupan memaksa beliau untuk harus bekerja menyambung hidup, tetapi saya yakin, Pak Andri pun mewajibkan anaknya sekolah. Kata-kata Rhenald Kasali diatas mengisyaratkan pentingnya kita memiliki kekayaan intelektual. Dunia ini bergerak lebih maju dan terus mendatangkan kemuadahan demi kemudahan kepada manusia karena ada sebagian orang di dunia ini yang terus mengasah kekayaan intelektualnya dan tanpa henti membuat riset-riset luar biasa. Leonardo Da Vinci adalah sedikit orang yang memiliki banyak kemampuan. Ia pelukis, ahli anatomi, juru masak handal, perancang instrumen militer, pembuat protype pesawat sederhana, ahli botani, fisikawan, dan masih banyak lagi.
55

Mengapa Leonardo bisa sedemikian piawai dalam berbagai banyak bidang? Michael J. Gelb (2001) merekontrusi cara-cara Leonardo mengasah kekayaan intelektualnya. Ada tujuh prinsip, yang pertama, curiosita : rasa ingin tahu yang mendalam. Kedua, dimonstrazione : menguji pengetahuan melalui pengalaman, ketekunan dan siap belajar dari kesalahan. Ketiga, sensazione : penajaman indera yang dilakukan terus menerus. Keempat, Sfumato : kesediaan menerima hal-hal yang tidak pasti atau tampak bertentangan. Kelima, Artescinza : mengembangkan keseimbangan ilmu dan seni, logika dan imajinasi, otak kiri dan otak kanan. Keenam, corporalita : pemupukan keunggulan, keterampilan dua tangan, kebugaran, dan sikap tubuh yang benar. Ketujuh, Connesione : pengakuan dan penghargaan terhadap keterkaitan semua hal. Dalam islam, kekayaan intelektual tergambar dalam ibadah yang disebut tafakur. Tafakur adalah salah satu sarana kita mencapai kekayaan intelektual dan tentu kekayaan spiritual sekaligus. Tafakur adalah mencoba memikirkan dan merenungi penciptaan Allah di alam semesta sehingga mengingatkan kembali jati diri kita yang sebenarnya. Tafakur adalah ibadah yang mudah bahkan dapat dilakukan tanpa gerakan apapun tetapi nilainya di mata Allah luar biasa. Al Hasan bi Ali r.a, pernah mengatakan tafakur sesaat lebih baik daripada shalat malam satu malam penuh. Tafakur menurut hemat saya dapat dibagi menjadi 2 yaitu tafakur yang non sistematis dan sistematis. Tafakur yang non-sistematis cukup dilakukan dengan menggerakkan pikiran kita merenungi ciptaan Allah baik dalam diri kita maupun di alam semesta. Sedangkan tafakur yang sistematis adalah tafakur yang melalui sedemikian proses metode ilmiah mulai dari enelusuran teori, penyusunan permasalahan dan hipotesa, eksperimen dan pembahasan. Tafakur yang sistematis ini sebenarnya banyak dilakukan para mahasiswa dan ilmuan masa kini tetapi sayangnya semuanya dilakukan hanya untuk mencari gelar semata tidak diniatkan untuk menjadi sarana dzikrullah (mengingat Allah).

Bidang Spiritual
Pada tanggal 19 Movember 3 tahun lalu, dumia digegerkan dengan berita meninggalnya pewaris tahta Samsung yang bernama Lee Yoon-hyung (26th). Wanita, enerjik, berpendidikan tinggi di Amerika ini dikabarkan meninggal dalam sebuah kecelakaan saat menuju tempat wisuda Universitas New York tempatnya kuliah. Berita itu tersumber dari dalam perusahaan Samsung karena Yoon-hyung punya hobi balap mobil seperti ayahnya. Namun ketika wartawan mencoba menguak berita ini lebih dalam, ternyata tidak ada pada hari itu kecelakaan yang melibatkan wanita muda. Berita lain tercium, yang menyatakan bahwa Yoon-hyung gantung diri dengan seutas kabel di Astor Palace, apartemennya. Akhirnya Samsung mengakui kejadian ini. Lewat Juru bicaranya, Samsung Group menyatakan keluarga besar sangat terpukul dengan kejadian ini. Berita ini tentu sangat mengagetkan karena ia tampak menikmati hidup sebagai anak salah satu konglomerat terkaya dunia. Saham Yoon-hyung di Samsung adalah senilai 179 miliar won (sekitar 1,73 triliun). Ia tewas setelah perusahaannya meraup combined sales senilai 135,5 triliun won pada tahun 2004, atau setara dengan enam kali GDP Korea Selatan per tahun. Ada kisah lain yang juga perlu kita renungi. Si genius Theodore John Kaczynski ahli matematika lulusan Harvard University dan Michigan University ini dijuluki Unabom. Dengan bom yang diciptakannya sendiri, dia membunuh 3 orang, melukai 23 orang, dan merancang teori bom selama hampir 17 tahun. Maut yang ditebarkanya selama belasan tahun tidak sebanding dengan kejeniusannya. Usia 15 tahun dia tamat SMU, usia 16 tahun beroleh bea siswa dari Harvard, usia 20 tahun memperoleh gelar sarjana dan pada usia 21 tahun memperoleh gelar doktor Amerika. Isi otak intelektual si genius Ted kaya dengan matematika. Kemampuannya sangat mengagumkan. Ted
56

selalu memakai imajinasinya, kata mantan dosennya. Tidak heran, serumit apapun soal matematika pasti dapat diselesaikanya. Sayang kehebatanya di bidang matematika tidak diiringi kematangan emosional dan spiritual yang baik. Kedua kisah diatas adalah sebagian kisah manusia yang menunjukan bahwa spiritual weakness dapat berdampak sangat negatif bagi kehidupan. Spiritual adalah sebuah bidang yang amat penting bahkan dapat juga dikatakan paling penting. Jika ke-empat bidang yang lain, finansial, relasi, fisik dan intelektual adalah kuda-kuda hebat yang melesat cepat maka bidang spiritual adalah tali kekangnya. Jika keempat bidang itu adalah anak panah yang melesat cepat maka spiritualitas adalah busurnya. Spiritualis adalah cara kita memberi makna pada semua bidang kehidupan kita. Manusia sangat sering tidak seimbang memandang dirinya. Ia sibuk dengan jasad yang sakit tetapi tidak pernah peduli dengan hati yang sakit. Ia tangisi jasad yang mati tetapi tidak pernah menangisi hati yang mati. Ia mengenal diet rendah kaloori tetapi ia tidak pernah diet dengan rendah dengki, korupsi dan caci maki. Ia mengenal diet rendah lemak tetapi tidak mengenal diet rendah tamak. Ajaran-ajaran spiritual adalah makanan yang bergizi bagi jiwa. Ia akan membuat hati kita tumbuh menjadi hati yang sehat dan kuat. Ia akan membuat hati kita memancarkan kebahagiaan dan kepuasaan yang sesungguhnya. Dalam terminologi Barat memang spiritual sering dipisahkan dari agama tetapi di negeri yang religius ini sepatutnya kita menjadikan spiritualitas dan religiusitas sebagai sesuatu yang padu, tidak terpisahkan. Karenanya kembali menggali dan mengamalkan ajaran agama kita sebenarnya adalah sebuah kekayaan tak ternilai. Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam Madarijuz Salikin menjelaskan empat jihad dengan diri sendiri (jihadun nafsi) yang menurut hemat saya dapat kita jadikan acuan awal saat kita ingin mencari kekayaan spiritual. Yang pertama, adalah bersungguh mencari ilmu dan mempelajari ad-diinul haq (agama yang benar). Ilmu adalah alat bagi manusia untuk mengetahui mana yang benar dan salah, mana yang halal dan haram, mana yang boleh dan tidak boleh. Dengan ilmu yang kuat, manusia tidak akan tersesat. Dengan ilmu yang benar, manusia tidak akan kesasar. Itulah mengapa Rasulullah bersabda: Salah satu tanda Allah menginginkan kebaikan pada diri seseorang adalah Allah fahamkan ia terhadap ilmu agamanya (HR. Bukhari) Kedua, adalah beramal dengan ilmunya. Berusahalah mengamalkan ilmu yang kita peroleh dengan sekuat tenaga. Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Ketiga, berdakwah. Ibnul Qayyim mengatakan maqam dawah adalah maqam tertinggi. Saat menjelaskan tentang dawah beliau menyitir ayat Q.S Maryam 30-31 tentang perkataan Nabi Isa AS saat masih bayi. Aku hamba Allah. Aku diberi kitab (injil) dan ditunjuk sebagai Nabi. Allah menjadikan aku berkah dimanapun aku berada.... (QS. Maryam 30-31) Ibnul Qoyyim mengatakan Nabi Isa menjadi berkah karena beliau aktif mengajak manusia ke pada jalan kebenaran. Ibnul Qoyyim juga mengatakan bahwa orang yang memiliki sifat dawah ini akan menjadikan dirinya dan lingkungan menjadi berkah. Yang keempat, bersabar. Bersabar adalah kepala dari tubuh amal. Dengan bersabar dalam musibah, dalam menahan diri dari maksiat dan kesabaran menjalankan perintah-Nya maka kita akan mendulang kekayaan spiritual.

57

Sudah, ebooknya sudah selesai sampai di sini. Jika Anda memiliki saran & masukan, kami sangat senang jika Anda berkenan menghubungi di bawah ini. kontak

Iqrok Wahyu Perdana Creative Manager Inspiera Handphone Email Webste Facebook Twitter : 081555944940 : inspiera@yahoo.com : http://www.inspiera.com : https://www.facebook.com/inspieraid : https://www.twitter.com/inspieraid : http://www.inspiera.com/downloadhappinessway

Halaman Download Ebook Ini

58

Anda mungkin juga menyukai