Anda di halaman 1dari 5

BERFIKIR SISTEM DALAM MENANGANI KASUS STUNTING

(JIKA SAYA MENJADI KEPALA DINAS KESEHATAN)

DISUSUN OLEH:
A. Tenri Arung
0046.10.15.2021
MKES A1

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021/1443
Apa itu stunting?

Secara global pada tahun 2016, 22,9% atau 154,8 juta anak di bawah usia 5 tahun menderita
stunting anak, yang didefinisikan sebagai tinggi badan yang rendah berdasarkan usia.
Stunting diukur dengan tinggi-untuk-usia z-score lebih dari 2 standar deviasi di bawah
median Standar Pertumbuhan Anak menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
menunjukkan pembatasan potensi pertumbuhan anak. Stunting anak dapat terjadi pada 1000
hari pertama setelah pembuahan dan berhubungan dengan banyak faktor, antara lain status
sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit infeksi, defisiensi
mikronutrien dan lingkungan.
Anak-anak stunting dengan kekurangan yodium dan zat besi dapat menderita kerusakan otak
yang tidak dapat diperbaiki, menghambat mereka untuk mencapai potensi perkembangan
mereka secara lengkap. Mereka memiliki tinggi dewasa yang lebih pendek dan kerentanan
yang lebih tinggi terhadap penyakit kronis di masa dewasa, tingkat pendidikan yang lebih
rendah dan berkurangnya pendapatan saat dewasa.

Faktor yang mempengaruhi angka kejadian Stunting:

- Pendidikan ibu
- Pendapatan keluarga
- Pengetahuan ibu mengenai gizi
- Pemberian ASI eksklusif
- Umur pemberian MP-ASI
- Tingkat kecukupan zink
- Tingkat kecukupan zat besi
- Riwayat penyakit infeksi
- Faktor genetik dari orang tua
If I were the Head of Health Department

Sebagai seorang kepala dinas kesehatan, saya akan melakukan


1. Pengumpulan data terkait angka kejadian stunting pada anak di daerah saya.
Pengumpulan data ini untuk melihat seberapa besar angka kejadian stunting dan
menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan evaluasi dan target pencapaian
kebijakan
2. Evaluasi bersama stakeholder terkait untuk melihat kebijakan yang sedang berjalan
perihal kasus stunting dalam lingkup daerah kerja saya
3. Melihat kebijakan-kebijakan yang perlu dipertahan, ditambahkan, ataupun dikurangi
dengan merujuk pada factor yang mempengaruhi angka kejadian stunting
4. Maka secara umum saya akan membuat kebijakan-kebijakan yang berdasar pada factor
yang mempengaruhi angka kejadian stunting:
a. Pembentukan Tim Unit Kerja dari Dinas Kesehatan yang akan khusus menangani
Stunting karena saya menganggap Stunting merupakan permasalah kesehatan yang
perlu ditekan angka kejadiannya. Tim ini akan beranggotakan beerbagai basic
pendidikan diantaranya dokter, perawat, bidan, ahli gizi, epidemiolog, dll. Tim ini
akan bertanggung jawab ntuk terlaksananya semua program di tingkat puskesmas
kebawah dan akan rutin melaporkan kepada saya setiap kegiatan yang berjalan.
Adapun jobdesk yang harus dilakukan tim ini antara lain:
1. Mendata semua pasien ibu hamil dan ibu yang memiliki anak dibawah 2 tahun
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak dibawah
2 tahun akan pentingnya gizi selama masa kehamilan dan kecukupan gizi pada
anak dibawah 2 tahun
3. Melakukan pertemuan rutin dengan ibu hamil dan ibu yang memiliki anak
dibawah 2 tahun sebagai bahan control dan evaluasi (early screening)
4. Memastikan ketersediaan gizi tambahan , makanan MP-ASI di puskesmas
ataupun pustu
5. Memastikan kehadiran tenaga kesehatan dan sarana dasar hingga didaerah
pelosok daerah
6. Mengatur regulasi pasien-pasien yang perlu untuk mendapatkan penanganan
khusus
b. Melakukan pertemuan dengan beberapa stakeholder terkait seperti:
1. Dinas Sosial
Pertemuan ini akan membahas bagaimana peningkatan kehidupan sosioekonomi
masyarakat. Karena salah satu factor yang mempengaruhi adalah keadaan
sosiekonomi masyarakat diaman masyarakat dengan sosioeknomi rendah akan
berpeluang besar mengalami stunting
2. Dinas Pertanian
Berdasarkan hasil penelitian angka kejadian stunting dipedesaan lebih tinggi
daripada diperkotaan salahsatunya dipengaruhi oleh factor pangan. Sebagai
langkah untuk mengatasi salah satu dampak negatif dari migrasi besar-besaran,
pemerintah daerah dapat meningkatkan ketahanan pangan dengan mengadopsi
sistem pangan di kota-kota yang mendukung pola makan sehat. Penciptaan sistem
pangan yang berkelanjutan dan tangguh untuk diet sehat juga merupakan salah
satu bidang integratif lintas sektoral yang ditetapkan. Pengadopsian sistem
pangan tersebut termasuk menciptakan keragaman persediaan pangan yang
terjangkau dan secara geografis dekat dengan penduduk; meningkatkan
pengelolaan sistem pangan lokal; dan mempromosikan hubungan dengan
produsen pedesaan.
3. Kepala Daerah
Pertemuan dengan Bupati tentu saja untuk melancarkan semua kebijakan yang
akan saya lakukan baik di lingkup kesehatan maupun lingkup dinas yang lain.
Sekaligus sebagai bentuk koordinasi ditingkat derah
4. Dinas Kesehatan Provinsi
Pertemuan ini sebagai bentuk koordinasi dengan tingkat provinsi sekaligus bahan
rujukan terhadap kebijakan yang telah saya ambil. Pertemuan ini juga bisa
mebantu dalam memenuhi kekurangan yang terdapat pada jobdesk Tim Kerja
yang telah saya bentuk
5. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Pertemuan ini tentu saja untuk membantu menjaga kebersihan masyarakat.
Karena salah satu factor yang mempengaruhi stunting adalah factor hygene
masyarakat
c. Hal yang harus saya lakukan selanjutnya adalah melakukan control dan evaluasi
berkala terhadap semua kebijakan yang telah saya terapkan. Hal ini juga bertujuan
untuk melihat pencapaian dari setiap kebijakan yang etalh saya ambil.

Anda mungkin juga menyukai