MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL PENGELOLA SUMBER DAYA AIR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pegawai aparatur sipil
negara, dan pembinaan manajemen aparatur sipil negara
di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pegawai aparatur sipil
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi
daerah.
5. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.
-4-
BAB II
KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB, DAN
KLASIFIKASI/RUMPUN JABATAN
Bagian Kesatu
Kedudukan dan Tanggung Jawab
Pasal 2
(1) Pengelola SDA berkedudukan sebagai pelaksana teknis
fungsional kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air pada
Instansi Pemerintah.
(2) Pengelola SDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara
langsung kepada pejabat pimpinan tinggi madya, pejabat
pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, atau
pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan
pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Pengelola SDA.
(3) Kedudukan Pengelola SDA sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dalam peta jabatan berdasarkan
analisis tugas dan fungsi unit kerja, analisis jabatan, dan
analisis beban kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 3
Jabatan Fungsional Pengelola SDA merupakan jabatan karier
PNS.
Bagian Kedua
Klasifikasi/Rumpun Jabatan
Pasal 4
Jabatan Fungsional Pengelola SDA termasuk dalam
klasifikasi/rumpun arsitek, insinyur dan yang berkaitan.
-7-
BAB III
KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 5
(1) Jabatan Fungsional Pengelola SDA merupakan Jabatan
Fungsional kategori keahlian.
(2) Jenjang Jabatan Fungsional Pengelola SDA dari jabatan
terendah sampai tertinggi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), terdiri atas:
a. Pengelola SDA Ahli Pertama;
b. Pengelola SDA Ahli Muda;
c. Pengelola SDA Ahli Madya; dan
d. Pengelola SDA Ahli Utama.
(3) Jenjang pangkat untuk masing-masing jenjang Jabatan
Fungsional Pengelola SDA sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tercantum dalam Lampiran III sampai dengan
Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
BAB IV
TUGAS JABATAN, UNSUR DAN SUBUNSUR KEGIATAN,
URAIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN, DAN HASIL KERJA
Bagian Kesatu
Tugas Jabatan
Pasal 6
Tugas Jabatan Fungsional Pengelola SDA yaitu melaksanakan
kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air.
Bagian Kedua
Unsur dan Subunsur Kegiatan
Pasal 7
(1) Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional Pengelola SDA
yang dapat dinilai Angka Kreditnya, yaitu:
a. perencanaan bidang Sumber Daya Air;
-8-
meliputi:
1. penyusunan studi kelayakan bendungan,
danau, situ, embung, atau long storage;
2. pengolahan hasil survei investigasi bendungan,
danau, situ, embung, atau long storage;
3. penyusunan desain bendungan, danau, situ,
embung, atau long storage;
4. pembebasan tanah dan pemukiman
kembali/land acquisition and resettlement action
plan (LARAP) untuk pelaksanaan konstruksi
bendungan, danau, situ, embung, atau long
storage;
5. pelaksanaan konstruksi bendungan, danau,
situ, embung, atau long storage; dan
6. pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan
bendungan, danau, situ, embung, atau long
storage.
f. pengawasan manajemen risiko Pengelolaan Sumber
Daya Air, meliputi:
1. pelaksanaan pembinaan teknis dan
pengembangan manajemen risiko Pengelolaan
Sumber Daya Air; dan
2. pelaksanaan pengendalian manajemen risiko
Pengelolaan Sumber Daya Air.
Bagian Ketiga
Uraian Kegiatan Sesuai Jenjang Jabatan
Pasal 8
(1) Uraian kegiatan Jabatan Fungsional Pengelola SDA sesuai
jenjang jabatannya, ditetapkan dalam butir kegiatan
sebagai berikut:
a. Jabatan Fungsional Pengelola SDA Ahli Pertama,
meliputi:
1. melakukan inventarisasi bahan analisis teknis
penyusunan program bidang Sumber Daya Air;
- 11 -
Bagian Keempat
Hasil Kerja
Pasal 9
Hasil kerja tugas Jabatan Fungsional Pengelola SDA sesuai
jenjang jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1),
sebagai berikut:
a. Jabatan Fungsional Pengelola SDA Ahli Pertama,
meliputi:
1. laporan inventarisasi bahan analisis teknis penyusunan
program bidang Sumber Daya Air;
2. laporan inventarisasi potensi dan pemanfaatan
Sumber Daya Air untuk penyusunan pola
Pengelolaan Sumber Daya Air;
3. laporan inventarisasi potensi dan pemanfaatan
Sumber Daya Air untuk penyusunan rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air;
4. laporan inventarisasi bahan pelaksanaan konsultasi
masyarakat untuk penyusunan rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air;
5. laporan inventarisasi kebutuhan model dan usulan
pengembangan teknologi terapan bidang Sumber
Daya Air;
6. konsep laporan advis teknis Pengelolaan Sumber
Daya Air;
7. laporan penyusunan bahan manajemen keselamatan
bangunan air;
8. laporan hasil uji mutu kualitas konstruksi Sumber
Daya Air;
9. laporan inventarisasi bahan pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air;
10. laporan inventarisasi bahan penyusunan rencana air
prediktif;
11. laporan inventarisasi kelengkapan data teknis
permohonan pemanfaatan Sumber Daya Air;
12. laporan inventarisasi data perhitungan biaya jasa
Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA);
- 30 -
Pasal 10
Dalam hal unit kerja tidak terdapat Pengelola SDA yang sesuai
dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), Pengelola SDA
yang berada 1 (satu) tingkat di atas atau 1 (satu) tingkat di
bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut
berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit
kerja yang bersangkutan.
Pasal 11
(1) Penilaian Angka Kredit Pengelola SDA yang melaksanakan
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ditetapkan sebagai berikut:
a. Pengelola SDA yang melaksanakan kegiatan
Pengelola SDA yang berada 1 (satu) tingkat di atas
jenjang jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh
ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari
Angka Kredit setiap butir kegiatan;
b. Pengelola SDA yang melaksanakan kegiatan
Pengelola SDA yang berada 1 (satu) tingkat di bawah
jenjang jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh
ditetapkan sebesar 100% (seratus persen) dari Angka
Kredit setiap butir kegiatan.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB V
PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 12
Pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional Pengelola
SDA dilakukan oleh pejabat yang memiliki kewenangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 46 -
Pasal 13
Pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional Pengelola
SDA dapat dilakukan melalui:
a. pengangkatan pertama;
b. perpindahan dari jabatan lain; atau
c. promosi.
Bagian Kedua
Pengangkatan Pertama
Pasal 14
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengelola SDA
melalui pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 huruf a, harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma empat
di bidang teknik pengairan, teknik sipil, teknik
arsitektur, teknik industri, teknik lingkungan, teknik
air tanah, teknik geodesi, teknik fisika, teknik
planologi, teknik perencanaan wilayah dan kota atau
teknik geologi; dan
e. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir.
(2) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan pengangkatan untuk mengisi lowongan
kebutuhan Jabatan Fungsional Pengelola SDA dari calon
PNS.
(3) Calon PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah
diangkat sebagai PNS paling lama 1 (satu) tahun wajib
diangkat dalam Jabatan Fungsional Pengelola SDA.
(4) PNS yang telah diangkat dalam Jabatan Fungsional
Pengelola SDA sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
paling lama 3 (tiga) setelah diangkat tahun wajib
- 47 -
Bagian Ketiga
Perpindahan dari Jabatan Lain
Pasal 15
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengelola SDA
melalui perpindahan dari jabatan lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma empat
di bidang teknik pengairan, teknik sipil, teknik
arsitektur, teknik industri, teknik lingkungan, teknik
air tanah, teknik geodesi, teknik fisika, teknik
planologi, teknik perencanaan wilayah dan kota,
teknik geologi atau bidang pendidikan lain yang
relevan dengan tugas jabatan yang ditetapkan oleh
Instansi Pembina untuk Jabatan Fungsional
Pengelola SDA Ahli Pertama, Jabatan Fungsional
Pengelola SDA Ahli Muda, dan Jabatan Fungsional
Pengelola SDA Ahli Madya;
e. berijazah paling rendah magister di bidang teknik
pengairan, teknik sipil teknik Pengelolaan Sumber
Daya Air, teknik arsitektur, teknik industri, teknik
lingkungan, teknik air tanah, teknik geodesi, teknik
- 48 -
Bagian Keempat
Promosi
Pasal 16
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengelola SDA
melalui promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf c, ditetapkan berdasarkan kriteria:
a. termasuk dalam kelompok rencana suksesi;
b. menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi instansi dan
kepentingan nasional, dan diakui oleh lembaga
pemerintah terkait bidang inovasinya; dan
c. memenuhi Standar Kompetensi jenjang Jabatan
Fungsional Pengelola SDA yang akan diduduki.
Pasal 17
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengelola SDA
melalui promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
dilaksanakan untuk:
- 50 -
BAB VI
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI
Pasal 18
(1) Setiap PNS yang akan diangkat dalam Jabatan Fungsional
Pengelola SDA wajib dilantik dan diambil sumpah/janji
menurut agama atau kepercayaannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
(2) Tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 52 -
BAB VII
PENILAIAN KINERJA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 19
(1) Penilaian kinerja Pengelola SDA bertujuan untuk
menjamin objektivitas pembinaan yang didasarkan sistem
prestasi dan sistem karier.
(2) Penilaian kinerja Pengelola SDA dilakukan berdasarkan
perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat
unit atau organisasi, dengan memperhatikan target,
capaian, hasil dan manfaat yang dicapai, serta perilaku
PNS.
(3) Penilaian kinerja Pengelola SDA dilakukan secara objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 20
Penilaian Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
meliputi:
a. SKP; dan
b. perilaku kerja.
Bagian Kedua
SKP
Paragraf 1
Umum
Pasal 21
(1) Pengelola SDA wajib menyusun SKP setiap awal tahun.
(2) SKP merupakan target kinerja Pengelola SDA berdasarkan
penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan.
- 53 -
Pasal 22
(1) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (2) terdiri atas kinerja utama berupa target Angka
Kredit dan/atau kinerja tambahan berupa tugas
tambahan.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diuraikan dalam bentuk butir kegiatan tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(3) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh pimpinan unit kerja berdasarkan
penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 23
(1) Target Angka Kredit dan tugas tambahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) sebagai dasar untuk
penyusunan, penetapan, dan penilaian SKP.
(2) SKP yang disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung.
(3) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Hasil penilaian SKP Pengelola SDA sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan sebagai capaian SKP.
Paragraf 2
Target Angka Kredit
Pasal 24
(1) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 ayat (2) bagi Pengelola SDA setiap tahun ditetapkan
paling sedikit:
a. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Pengelola SDA Ahli
- 54 -
Pertama;
b. 25 (dua puluh lima) untuk Pengelola SDA Ahli Muda;
c. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Pengelola
SDA Ahli Madya; dan
d. 50 (lima puluh) untuk Pengelola SDA Ahli Utama.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d tidak berlaku bagi Pengelola SDA Ahli Utama yang
memiliki pangkat paling tinggi dalam jenjangjabatan yang
didudukinya.
(3) Selain target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), Pengelola SDA wajib memperoleh
Hasil Kerja Minimal untuk setiap periode.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghitungan target
Angka Kredit dan Hasil Kerja Minimal sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan peraturan menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
Paragraf 3
Angka Kredit Pemeliharaan
Pasal 25
(1) Pengelola SDA yang telah memenuhi syarat untuk
kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi tetapi
belum tersedia lowongan pada jenjang jabatan yang akan
diduduki, setiap tahun wajib memenuhi target Angka
Kredit, paling sedikit:
a. 10 (sepuluh) untuk Pengelola SDA Ahli Pertama;
b. 20 (dua puluh) untuk Pengelola SDA Ahli Muda; dan
c. 30 (tiga puluh) untuk Pengelola SDA Ahli Madya.
(2) Pengelola SDA Ahli Utama yang menduduki pangkat
tertinggi dari jabatannya, setiap tahun sejak menduduki
pangkatnya wajib mengumpulkan paling sedikit 25 (dua
puluh lima) Angka Kredit.
- 55 -
Bagian Ketiga
Perilaku Kerja
Pasal 26
Perilaku kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b
ditetapkan berdasarkan standar perilaku kerja dalam Jabatan
Fungsional Pengelola SDA dan dinilai sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
PENILAIAN DAN PAK
Bagian Kesatu
Penilaian dan PAK
Pasal 27
(1) Capaian SKP Pengelola SDA sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (4) disampaikan kepada Tim Penilai
untuk dilakukan penilaian sebagai capaian Angka Kredit.
(2) Capaian Angka Kredit Pengelola SDA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ditetapkan paling tinggi 150%
(seratus lima puluh persen) dari target Angka Kredit
minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal
25.
(3) Dalam hal telah memenuhi Angka Kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dan/atau
jabatan, capaian Angka Kredit Pengelola SDA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan kepada
pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan Angka
Kredit untuk ditetapkan dalam PAK.
(4) PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
sebagai dasar kenaikan pangkat dan/atau jabatan
setingkat lebih tinggi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III sampai dengan Lampiran V yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- 56 -
Pasal 28
(1) Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian kinerja,
Pengelola SDA mendokumentasikan hasil kerja yang
diperoleh sesuai dengan SKP yang ditetapkan setiap
tahunnya.
(2) Dalam hal sebagai bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan penilaian Angka Kredit, Tim Penilai dapat
meminta laporan pelaksanaan kegiatan dan bukti fisik
Hasil Kerja Pengelola SDA.
(3) Hasil penilaian dan PAK Pengelola SDA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dan ayat (3) dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian
kinerja Pengelola SDA.
Bagian Kedua
Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit
Pasal 29
Usul PAK Pengelola SDA diajukan oleh:
a. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian pada Instansi Pembina kepada pejabat
pimpinan tinggi madya yang membidangi kesekretariatan
pada Instansi Pembina untuk Angka Kredit bagi Pengelola
SDA Ahli Utama di lingkungan Instansi Pembina; dan
b. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
kepegawaian pada Instansi Pemerintah kepada pejabat
pimpinan tinggi pratama yang membidangi pengelolaan
Jabatan Fungsional Pengelola SDA pada unit kerja
jabatan pimpinan tinggi madya yang membidangi Sumber
Daya Air pada InstansiPembina untuk Angka Kredit bagi
Pengelola SDA Ahli Madya, Pengelola Pengelola SDA Ahli
Muda dan Pengelola SDA Ahli Pertama di lingkungan
Instansi Pemerintah.
- 57 -
Bagian Ketiga
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
Pasal 30
Pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan Angka Kredit
Pengelola SDA yaitu:
a. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk
Angka Kredit bagi Pengelola SDA Ahli Utama di
lingkungan Instansi Pembina;
b. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Pembina untuk Angka
Kredit bagi Pengelola SDA Ahli Madya di lingkungan
Instansi Pemerintah;
c. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi Sumber
Daya Air pada Instansi Pembina untuk Angka Kredit bagi
Pengelola SDA Ahli Muda di lingkungan Instansi
Pemerintah; dan
d. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
pengelolaan Jabatan Fungsional Pengelola SDA pada unit
kerja jabatan pimpinan tinggi madya yang membidangi
Sumber Daya Air pada Instansi Pembina untuk Angka
Kredit bagi Pengelola SDA Ahli Pertama di lingkungan
Instansi Pemerintah.
Bagian Keempat
Tim Penilai
Pasal 31
(1) Dalam menjalankan tugasnya, pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 dibantu oleh Tim Penilai.
(2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
tugas:
a. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang
dilakukan oleh pejabat penilai;
b. memberikan penilaian Angka Kredit berdasarkan
nilai capaian tugas jabatan;
- 58 -
Pasal 32
(1) Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 terdiri
atas pejabat yang berasal dari unsur teknis yang
membidangi Pengelolaan Sumber Daya Air, unsur
kepegawaian, dan Pengelola SDA.
(2) Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas :
a. seorang ketua merangkap anggota;
b. seorang sekretaris merangkap anggota; dan
c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.
(3) Susunan keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) harus berjumlah ganjil.
(4) Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling
rendah pejabat pimpinan tinggi pratama atau Pengelola
SDA Ahli Madya.
- 59 -
Pasal 33
Ketentuan mengenai tata kerja Tim Penilai dan tata cara
penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengelola SDA
diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat.
- 60 -
BAB IX
KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN
Bagian Kesatu
Kenaikan Pangkat
Pasal 34
(1) Kenaikan pangkat Pengelola SDA dapat dipertimbangkan
apabila capaian Angka Kredit telah memenuhi Angka
Kredit Kumulatif yang dipersyaratkan.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung berdasarkan pencapaian Angka Kredit pada
setiap tahun dan perolehan Hasil Kerja Minimal pada
setiap periode.
(3) Jumlah Angka Kredit Kumulatif yang harus dipenuhi
untuk kenaikan pangkat dan/atau jenjang Jabatan
Fungsional Pengelola SDA, untuk Pengelola SDA:
a. dengan pendidikan sarjana atau diploma empat
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini;
b. dengan pendidikan magister sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; dan
c. dengan pendidikan doktor sebagaimana tercantum
dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 35
(1) Dalam hal untuk kenaikan pangkat sebagaimana
dimaksud dalam pasal 34 ayat (1), Pengelola SDA dapat
melaksanakan kegiatan penunjang, meliputi:
a. pengajar/pelatih di bidang Sumber Daya Air;
b. keanggotaan dalam Tim Penilai/tim Uji Kompetensi;
c. perolehan penghargaan/tanda jasa;
d. perolehan gelar/ijazah lain; dan/atau
- 61 -
Bagian Kedua
Kenaikan Jenjang Jabatan
Pasal 36
(1) Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Pengelola SDA 1
(satu) tingkat lebih tinggi wajib memenuhi Angka Kredit
yang ditetapkan.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung dari akumulasi Angka Kredit kenaikan pangkat
dalam 1 (satu) jenjang yang sedang diduduki sebagaimana
tercantum dalam dalam Lampiran III sampai dengan
Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(3) Pengelola SDA Ahli Madya yang akan naik jenjang jabatan
Pengelola SDA Ahli Utama harus memenuhi kualifikasi
Pendidikan paling rendah magister di bidang yang sesuai
dengan tugas jabatan yang ditentukan oleh Instansi
Pembina.
(4) Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Pengelola SDA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memperhatikan ketersediaan lowongan kebutuhan
jabatan.
(5) Selain memenuhi syarat kinerja, Pengelola SDA yang akan
dinaikkan jabatannya setingkat lebih tinggi harus
mengikuti dan lulus Uji Kompetensi, memenuhi Hasil
- 62 -
Pasal 37
(1) Dalam hal untuk kenaikan jenjang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), Pengelola SDA dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi.
(2) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. perolehan ijazah/gelar pendidikan formal yang
terkait dengan bidang tugas Jabatan Fungsional
Pengelola SDA;
b. pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
Sumber Daya Air;
c. penerjemahan/penyaduran buku, karya ilmiah,
peraturan dan bahan lainnya di bidang Sumber Daya
Air;
d. penyusunan standar/pedoman/petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang tugas
Jabatan Fungsional Pengelola SDA;
e. pelatihan/pengembangan kompetensi di bidang
tugas Jabatan Fungsional Pengelola SDA; dan
f. kegiatan lain yang ditetapkan oleh Instansi Pembina
di bidang Jabatan Fungsional Pengelola SDA.
(3) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan Angka Kredit sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Pengelola SDA yang akan naik ke jenjang ahli madya dan
ahli utama, wajib melaksanakan kegiatan pengembangan
profesi Jabatan Fungsional Pengelola SDA, dengan Angka
- 63 -
Pasal 38
(1) Pengelola SDA yang secara bersama-sama membuat
Karya Tulis atau Karya Ilmiah di bidang Sumber Daya Air
diberikan Angka Kredit dengan ketentuan sebagai berikut:
a. apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis, pembagian
Angka Kredit yaitu 60% (enam puluh persen) bagi
penulis utama dan 40% (empat puluh persen) bagi
penulis pembantu;
b. apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis, pembagian
Angka Kredit yaitu 50% (lima puluh persen) bagi
penulis utama dan masing-masing 25% (dua puluh
lima persen) bagi penulis pembantu;
c. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis,
pembagian Angka Kredit yaitu 40% (empat puluh
persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20%
(dua puluh persen) bagi penulis pembantu; dan
d. apabila tidak terdapat atau tidak dapat ditentukan
penulis utama dan penulis pendukung, pembagian
Angka Kredit dilakukan dengan proporsi yang sama
untuk setiap penulis.
(2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), paling banyak 3 (tiga) orang.
- 64 -
Bagian Ketiga
Mekanisme Kenaikan Pangkat dan Jenjang
Pasal 39
Persyaratan dan mekanisme penetapan kenaikan pangkat dan
jenjang jabatan bagi Pengelola SDA dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 40
Pengelola SDA yang memiliki Angka Kredit melebihi Angka
Kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi, kelebihan Angka Kredit tersebut dapat
diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya dalam 1
(satu) jenjang Jabatan Fungsional Pengelola SDA.
Pasal 41
Dalam hal target Angka Kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan pangkat atau jabatan setingkat lebih tinggi tidak
tercapai, Pengelola SDA tidak diberikan kenaikan pangkat atau
jabatan.
BAB X
KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL
PENGELOLA SUMBER DAYA AIR
Pasal 42
(1) Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional
Pengelola SDA dihitung berdasarkan beban kerja yang
ditentukan dari indikator antara lain:
a. jumlah layanan teknis dalam Pengelolaan Sumber
Daya Air;
b. jumlah prasarana Sumber Daya Air;
c. cakupan wilayah kerja dalam melakukan
Pengelolaan Sumber Daya Air; dan
d. kompleksitas dan risiko pekerjaan bidang Sumber
Daya Air.
- 65 -
Pasal 43
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengelola SDA
dilakukan setelah pedoman penghitungan kebutuhan Jabatan
Fungsional Pengelola SDA ditetapkan oleh Instansi Pembina.
BAB XI
KOMPETENSI
Bagian Kesatu
Standar Kompetensi
Pasal 44
(1) PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Pengelola SDA
harus memenuhi Standar Kompetensi sesuai dengan
jenjang jabatan.
(2) Kompetensi Pengelola SDA, meliputi:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural.
(3) Rincian Standar Kompetensi setiap jenjang jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disusun
oleh Instansi Pembina.
Bagian Kedua
Pengembangan Kompetensi
Pasal 45
(1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesional
Pengelola SDA wajib diikutsertakan pada pelatihan.
- 66 -
BAB XII
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
Pasal 46
(1) Pengelola SDA diberhentikan dari jabatannya apabila:
a. mengundurkan diri dari jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh di luar Jabatan Fungsional
Pengelola SDA; atau
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
- 67 -
Pasal 47
Pengelola SDA yang diberhentikan karena ditugaskan pada
jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf
e, dapat disesuaikan pada jenjang sesuai dengan pangkat
terakhir pada jabatannya paling singkat 1 (satu) tahun setelah
diangkat kembali pada jenjang terakhir yang didudukinya,
setelah mengikuti dan lulus Uji Kompetensi apabila tersedia
lowongan kebutuhan.
Pasal 48
(1) Terhadap Pengelola SDA sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) huruf a dan huruf f dilaksanakan
- 68 -
BAB XIII
PEMINDAHAN KE DALAM JABATAN LAIN DAN LARANGAN
RANGKAP JABATAN
Pasal 49
Untuk kepentingan organisasi dan pengembangan karier,
Pengelola SDA dapat dipindahkan ke dalam jabatan lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian.
Pasal 50
Untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerja
organisasi, Pengelola SDA dilarang rangkap jabatan dengan
jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan
pengawas, atau jabatan pelaksana.
BAB XIV
TUGAS INSTANSI PEMBINA
Pasal 51
(1) Instansi Pembina berperan sebagai pengelola Jabatan
Fungsional Pengelola SDA yang bertanggung jawab untuk
menjamin terwujudnya standar kualitas dan
profesionalitas jabatan.
(2) Dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Instansi Pembina mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional
Pengelola SDA;
b. menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional
Pengelola SDA;
- 69 -
BAB XV
ORGANISASI PROFESI
Pasal 52
(1) Jabatan Fungsional Pengelola SDA wajib memiliki 1 (satu)
organisasi profesi.
(2) Pengelola SDA wajib menjadi anggota organisasi profesi
Jabatan Fungsional Pengelola SDA.
- 71 -
Pasal 53
Hubungan kerja antara Instansi Pembina dengan organisasi
profesi Jabatan Fungsional Pengelola SDA bersifat koordinatif
dan fasilitatif untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi
pembinaan Jabatan Fungsional Pengelola SDA.
Pasal 54
Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pembentukan
organisasi profesi Jabatan Fungsional Pengelola SDA dan
hubungan kerja Instansi Pembina dengan organisasi profesi
Jabatan Fungsional Pengelola SDA diatur dengan peraturan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 55
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, PNS yang
diangkat melalui pengangkatan pertama dari calon PNS
- 72 -
Pasal 56
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, terhadap
PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Teknik
Pengairan kategori keahlian berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan
Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63/KEP/MK.WASPAN/10/1999 tentang Jabatan
Fungsional Teknik Pengairan dan Angka Kreditnya,
dilakukan penyesuaian nomenklatur dan jenjang
jabatan ke dalam Jabatan Fungsional Pengelola SDA
sesuai dengan jenjang pangkat yang dimiliki.
(2) Penyesuaian nomenklatur dan jenjang Jabatan
Fungsional Teknik Pengairan kategori keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jabatan Fungsional Teknik Pengairan Pertama
disesuaikan nomenklatur jabatannya dalam
Jabatan Fungsional Pengelola SDA Ahli Pertama;
b. Jabatan Fungsional Teknik Pengairan Muda
disesuaikan nomenklatur jabatannya dalam
Jabatan Fungsional Pengelola SDA Ahli Muda;
c. Jabatan Fungsional Teknik Pengairan Madya
disesuaikan nomenklatur jabatannya dalam
Jabatan Fungsional Pengelola SDA Ahli Madya; dan
d. Jabatan Fungsional Teknik Pengairan Utama
disesuaikan nomenklatur jabatannya dalam
Jabatan Fungsional Pengelola SDA Ahli Utama.
- 73 -
Pasal 57
Hasil kerja tugas jabatan yang telah dilaksanakan sebelum
berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap dinilai berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan
Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/MK.WASPAN/10/1999 tentang Jabatan Fungsional
Teknik Pengairan dan Angka Kreditnya.
- 74 -
Pasal 58
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, pengangkatan
jabatan fungsional Pengelola SDA tetap menggunakan
pedoman penghitungan kebutuhan jabatan fungsional
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang
Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 63/KEP/MK.WASPAN/10/1999 tentang
Jabatan Fungsional Teknik Pengairan dan Angka Kreditnya
sampai dengan ditetapkan pedoman perhitungan kebutuhan
jabatan fungsional berdasarkan Peraturan Menteri ini.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59
Organisasi profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52
ditetapkan paling lama 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri
ini diundangkan.
Pasal 60
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Keputusan Menteri Negara Koordinator
Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63/KEP/MK.WASPAN/10/1999
tentang Jabatan Fungsional Teknik Pengairan dan Angka
Kreditnya, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan
Menteri ini.
Pasal 61
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan
Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan
dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/MK.WASPAN/10/1999 tentang Jabatan Fungsional
Teknik Pengairan dan Angka Kreditnya, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
- 75 -
Pasal 62
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 76 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2021
ttd
TJAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2021
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BENNY RIYANTO
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 79 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA SUMBER DAYA AIR
3 Menyusun skenario dan Dokumen skenario dan 007 0,77 Ahli Madya
strategi Pengelolaan Sumber strategi Pengelolaan
Daya Air untuk penyusunan Sumber Daya Air untuk
pola Pengelolaan Sumber penyusunan pola
Daya Air Pengelolaan Sumber Daya
Air
4 Melakukan evaluasi skenario Laporan hasil evaluasi 008 3,20 Ahli Utama
dan strategi Pengelolaan skenario dan strategi
Sumber Daya Air untuk Pengelolaan Sumber Daya
penyusunan pola Air untuk penyusunan
Pengelolaan Sumber Daya pola Pengelolaan Sumber
Air Daya Air
5 Menyusun dokumen pola Dokumen pola Pengelolaan 009 0,25 Ahli Muda
Pengelolaan Sumber Daya Sumber Daya Air
Air
6 Melakukan pemantauan Laporan hasil pemantauan 010 0,22 Ahli Muda
penerapan pola Pengelolaan penerapan pola
Sumber Daya Air Pengelolaan Sumber Daya
Air
- 79 -
5 Merumuskan konsep advis Konsep laporan advis 021 0,11 Ahli Pertama
teknis Pengelolaan Sumber teknis Pengelolaan Sumber
Daya Air Daya Air
6 Melakukan analisis advis Laporan analisis advis 022 0,81 Ahli Muda
teknis Pengelolaan Sumber teknis Pengelolaan Sumber
Daya Air Daya Air
7 Melakukan evaluasi hasil Naskah rekomendasi 023 0,61 Ahli Madya
analisis advis teknis teknis Pengelolaan Sumber
Pengelolaan Sumber Daya Daya Air
Air
- 81 -
Pembinaan dan A. Penyusunan Bahan 1 Melakukan inventarisasi Laporan inventarisasi 030 0,10 Ahli Pertama
pengaturan Pemantauan dan bahan pemantauan dan bahan pemantauan dan
Bidang Sumber Evaluasi evaluasi pelaksanaan evaluasi pelaksanaan
Daya Air Pengelolaan Pengelolaan Sumber Daya Pengelolaan Sumber Daya
Air Air
Sumber Daya Air 2 Melakukan analisis Laporan analisis 031 0,22 Ahli Muda
pelaksanaan Pengelolaan pelaksanaan Pengelolaan
Sumber Daya Air Sumber Daya Air
- 82 -
2 Melakukan analisis data Laporan analisis data 038 1,39 Ahli Muda
teknis pemanfaatan Sumber teknis pemanfaatan
Daya Air Sumber Daya Air
3 Melakukan evaluasi Naskah rekomendasi 039 2,53 Ahli Utama
pemberian izin pemanfaatan pemberian izin
Sumber Daya Air pemanfaaatan Sumber
Daya Air
- 83 -
5 Melakukan analisis hasil Laporan analisis hasil 041 0,57 Ahli Madya
pemantauan pemanfaatan pemantauan pemanfaatan
Sumber Daya Air Sumber Daya Air
3 Menyusun studi kelayakan Laporan studi kelayakan 059 0,35 Ahli Madya
sungai, daerah pantai dan sungai, daerah pantai dan
drainase utama perkotaan drainase utama perkotaan
5 Melakukan evaluasi neraca Laporan hasil evaluasi 066 2,07 Ahli Utama
air potensial dan aktual per neraca air potensial dan
Wilayah Sungai, daerah aktual per Wilayah Sungai,
pantai dan drainase utama daerah pantai dan
perkotaan drainase utama perkotaan
- 88 -
4 Melakukan evaluasi data Laporan evaluasi data 070 0,35 Ahli Madya
hasil penyusunan desain hasil penyusunan desain
bangunan sungai, daerah bangunan sungai, daerah
pantai dan drainase utama pantai dan drainase utama
perkotaan perkotaan
5 Melakukan analisis hasil Laporan analisis hasil 071 0,36 Ahli Madya
konsultasi publik konsultasi publik
penyusunan desain penyusunan desain
bangunan sungai, daerah bangunan sungai, daerah
pantai dan drainase utama pantai dan drainase utama
perkotaan perkotaan
- 89 -
D. Pembebasan tanah 1 Melakukan survei lokasi Laporan survei lokasi 074 0,10 Ahli Pertama
dan pemukiman kegiatan pembebasan tanah kegiatan pembebasan
kembali (LARAP) dan pemukiman tanah dan Pemukiman
untuk Pelaksanaan kembali/land acquisition Kembali/land acquisition
Konstruksi resettlement action plan resettlement action plan
Bangunan Sungai, (LARAP) untuk pelaksanaan (LARAP) untuk
Daerah Pantai dan konstruksi bangunan pelaksanaan konstruksi
Drainase Utama sungai, daerah pantai dan bangunan Sungai, Daerah
Perkotaan drainase utama perkotaan Pantai dan Drainase
Utama Perkotaan
6 Menyusun konsep kegiatan Dokumen konsep kegiatan 079 0,35 Ahli Madya
pembebasan tanah dan pembebasan tanah dan
pemukiman kembali/land pemukiman kembali/land
acquisition resettlement acquisition resettlement
action plan (LARAP) untuk action plan (LARAP) untuk
pelaksanaan konstruksi pelaksanaan konstruksi
bangunan sungai, daerah bangunan sungai, daerah
pantai dan drainase utama pantai dan drainase utama
perkotaan perkotaan
- 92 -
10 Melakukan evaluasi kegiatan Laporan hasil evaluasi 083 2,29 Ahli Utama
pembebasan tanah dan kegiatan pembebasan
pemukiman kembali/land tanah dan pemukiman
acquisition resettlement kembali/land acquisition
action plan (LARAP) untuk resettlement action plan
pelaksanaan konstruksi (LARAP) untuk
bangunan sungai, daerah pelaksanaan konstruksi
pantai dan drainase utama bangunan sungai, daerah
perkotaan pantai dan drainase utama
perkotaan
E. Pelaksanaan 1 Menyusun dokumen Dokumen prakonstruksi 084 0,10 Ahli Pertama
Konstruksi prakonstruksi bangunan bangunan sungai, daerah
Bangunan Sungai, sungai, daerah pantai dan pantai dan drainase utama
Daerah Pantai dan drainase utama perkotaan perkotaan
Drainase Utama
Perkotaan
- 94 -
8 Melakukan analisis data Laporan analisis data 091 0,25 Ahli Muda
pelaksanaan konstruksi pelaksanaan konstruksi
bangunan sungai, daerah bangunan sungai, daerah
pantai dan drainase utama pantai dan drainase utama
perkotaan perkotaan
9 Melakukan evaluasi Laporan evaluasi 092 0,54 Ahli Madya
pelaksanaan konstruksi pelaksanaan konstruksi
bangunan sungai, daerah bangunan sungai, daerah
pantai dan drainase utama pantai dan drainase utama
perkotaan perkotaan
10 Melakukan pengawasan Laporan hasil pengawasan 093 0,10 Ahli Pertama
pemeliharaan konstruksi pemeliharaan konstruksi
bangunan sungai, daerah bangunan sungai, daerah
pantai dan drainase utama pantai dan drainase utama
perkotaan perkotaan
11 Melakukan analisis data Laporan analisis data 094 0,23 Ahli Muda
pemeliharaan konstruksi pemeliharaan konstruksi
bangunan sungai, daerah bangunan sungai, daerah
pantai dan drainase utama pantai dan drainase utama
perkotaan perkotaan
- 96 -
4 Menyusun kajian sistem Laporan kajian sistem 099 0,75 Ahli Madya
operasional dan operasional dan
pemeliharaan bangunan pemeliharaan bangunan
sungai, daerah pantai dan sungai, daerah pantai dan
drainase utama perkotaan drainase utama perkotaan
- 97 -
6 Melakukan analisis angka Laporan analisis angka 101 0,62 Ahli Madya
kebutuhan nyata operasi kebutuhan nyata operasi
dan pemeliharaan (AKNOP) dan pemeliharaan (AKNOP)
bangunan sungai, daerah bangunan sungai, daerah
pantai dan drainase utama pantai dan drainase utama
perkotaan perkotaan
8 Melakukan analisis hasil Laporan analisis hasil 103 0,25 Ahli Muda
pemantauan kondisi lokasi pemantauan kondisi lokasi
akibat daya rusak air akibat daya rusak air
Pelaksanaan A. Penyusunan Studi 1 Mengolah data bahan studi Laporan pengolahan data 104 0,10 Ahli Pertama
Pengembangan Kelayakan Daerah kelayakan daerah irigasi, bahan studi kelayakan
dan Pengelolaan Irigasi, Rawa, Air rawa, air tanah, atau air daerah irigasi, rawa, air
Daerah Irigasi, Tanah, atau Air baku tanah, atau air baku
Rawa, Air Tanah, Baku
atau Air Baku 2 Melakukan analisis data Laporan analisis data studi 105 0,24 Ahli Muda
studi kelayakan daerah kelayakan daerah irigasi,
irigasi, rawa, air tanah, atau rawa, air tanah, atau air
air baku baku
- 98 -
5 Menyusun kajian desain dan Laporan kajian desain dan 122 0,25 Ahli Muda
rencana kerja kegiatan rencana kerja kegiatan
pembebasan tanah dan pembebasan tanah dan
pemukiman kembali/land pemukiman kembali/land
acquisition resettlement acquisition resettlement
action plan (LARAP) untuk action plan (LARAP) untuk
pembangunan daerah irigasi, pembangunan daerah
rawa, air tanah, atau air irigasi, rawa, air tanah,
baku atau air baku
6 Menyusun konsep kegiatan Dokumen konsep kegiatan 123 0,37 Ahli Madya
pembebasan tanah dan pembebasan tanah dan
pemukiman kembali/land pemukiman kembali/land
acquisition resettlement acquisition resettlement
action plan (LARAP) untuk action plan (LARAP) untuk
pembangunan daerah irigasi, pembangunan daerah
rawa, air tanah, atau air irigasi, rawa, air tanah,
baku atau air baku
- 102 -
8 Melakukan analisis data Laporan analisis data 135 0,25 Ahli Muda
pelaksanaan konstruksi pelaksanaan konstruksi
jaringan irigasi, rawa, air jaringan irigasi, rawa, air
tanah, atau air baku tanah, atau air baku
9 Melakukan evaluasi Laporan evaluasi 136 0,55 Ahli Madya
pelaksanaan konstruksi pelaksanaan konstruksi
jaringan irigasi, rawa, air jaringan irigasi, rawa, air
tanah, atau air baku tanah, atau air baku
10 Melakukan pengawasan Laporan hasil pengawasan 137 0,10 Ahli Pertama
pemeliharaan konstruksi pemeliharaan konstruksi
jaringan irigasi, rawa, air jaringan irigasi, rawa, air
tanah, atau air baku tanah, atau air baku
11 Melakukan analisis data Laporan analisis data 138 0,21 Ahli Muda
pemeliharaan konstruksi pemeliharaan konstruksi
jaringan irigasi, rawa, air jaringan irigasi, rawa, air
tanah, atau air baku tanah, atau air baku
12 Melakukan evaluasi Laporan evaluasi 139 0,75 Ahli Madya
pemeliharaan konstruksi pemeliharaan konstruksi
jaringan irigasi, rawa, air jaringan irigasi, rawa, air
tanah, atau air baku tanah, atau air baku
- 105 -
8 Melakukan analisis hasil Laporan analisis hasil 147 0,25 Ahli Muda
pemantauan ketersediaan air pemantauan ketersediaan
air
Pelaksanaan A. Penyusunan Studi 1 Mengolah data bahan studi Laporan hasil pengolahan 148 0,10 Ahli Pertama
Pengembangan Kelayakan kelayakan data bahan studi
dan Pengelolaan Bendungan, bendungan,danau, situ, kelayakan
Bendungan, danau, Situ, embung, atau long storage bendungan,danau, situ,
Danau, Situ, Embung, atau embung, atau long storage
Embung atau Long Storage
Long Storage 2 Melakukan analisis data Laporan analisis data 149 0,20 Ahli Muda
kelayakan kelayakan
bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage embung, atau long storage
3 Menyusun studi kelayakan Laporan studi kelayakan 150 0,36 Ahli Madya
bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage embung, atau long storage
- 107 -
B. Pengolahan Hasil 1 Mengolah data hasil survei Laporan pengolahan data 153 0,10 Ahli Pertama
Survei Investigasi investigasi hasil survei investigasi
Bendungan, bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
Danau, Situ, embung, atau long storage embung, atau long storage
Embung, atau
Long Storage
2 Melakukan analisis data Laporan analisis data 154 0,20 Ahli Muda
survei investigasi survei investigasi
bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage embung, atau long storage
3 Melakukan evaluasi data Laporan evaluasi data 155 0,38 Ahli Madya
survei dan investigasi survei dan investigasi
bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage embung, atau long storage
- 108 -
2 Menyusun daftar satuan daftar satuan kuantitas 158 0,11 Ahli Pertama
kuantitas penyusunan penyusunan desain
desain bendungan,danau, bendungan,danau, situ,
situ, embung, atau long embung, atau long storage
storage
3 Melakukan analisis data Laporan analisis data 159 0,20 Ahli Muda
desain dalam penyusunan desain dalam penyusunan
desain bendungan,danau, desain bendungan,danau,
situ, embung, atau long situ, embung, atau long
storage storage
4 Melakukan analisis hasil Laporan analisis hasil 160 0,40 Ahli Madya
konsultasi publik konsultasi publik
penyusunan desain penyusunan desain
bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage embung, atau long storage
- 109 -
5 Menyusun kajian desain dan Laporan kajian desain dan 169 0,20 Ahli Muda
rencana kerja kegiatan rencana kerja kegiatan
pembebasan tanah dan pembebasan tanah dan
pemukiman kembali/land pemukiman kembali/land
acquisition resettlement acquisition resettlement
action plan (LARAP) untuk action plan (LARAP) untuk
pelaksanaan konstruksi pelaksanaan konstruksi
bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage embung, atau long storage
- 112 -
8 Melakukan analisis data Laporan analisis data 182 0,21 Ahli Muda
pelaksanaan konstruksi pelaksanaan konstruksi
bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage embung, atau long storage
11 Melakukan analisis data Laporan analisis data 185 0,24 Ahli Muda
pemeliharaan konstruksi pemeliharaan konstruksi
bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage embung, atau long storage
14 Menyusun rencana tindak Dokumen rencana tindak 188 0,80 Ahli Madya
darurat (RTD) bendungan darurat (RTD) bendungan
15 Melakukan evaluasi rencana Naskah rekomendasi hasil 189 3,18 Ahli Utama
pengisian awal waduk evaluasi rencana pengisian
awal waduk
16 Menyusun pola operasi Naskah rekomendasi pola 190 2,03 Ahli Utama
waduk operasi waduk
- 117 -
3 Melakukan kegiatan operasi Laporan kegiatan operasi 193 0,20 Ahli Muda
dan pemeliharaan pada dan pemeliharaan pada
sarana dan prasarana sarana dan prasarana
bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage embung, atau long storage
4 Menyusun kajian sistem Laporan kajian sistem 194 0,77 Ahli Madya
operasional dan operasional dan
pemeliharaan pemeliharaan
bendungan,danau, situ, bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage embung, atau long storage
- 118 -
6 Melakukan analisis angka Laporan hasil analisis 196 0,60 Ahli Madya
kebutuhan nyata operasi angka kebutuhan nyata
dan pemeliharaan (AKNOP) operasi dan pemeliharaan
bendungan,danau, situ, (AKNOP)
embung, atau long storage bendungan,danau, situ,
embung, atau long storage
Pengawasan A. Pelaksanaan 1 Melakukan inventarisasi Laporan inventarisasi data 197 0,10 Ahli Pertama
Manajemen Pembinaan Teknis data dan informasi dan informasi pembinaan
Risiko dan Pengembangan pembinaan teknis dan teknis dan pengembangan
Pengelolaan Manajemen Risiko pengembangan manajemen manajemen risiko
Sumber Daya Air Pengelolaan risiko Pengelolaan Sumber Pengelolaan Sumber Daya
Sumber Daya Air Daya Air Air
2 Melakukan analisis data Laporan analisis data 198 1,49 Ahli Muda
teknis dan kerangka kerja teknis dan kerangka kerja
manajemen risiko manajemen risiko
Pengelolaan Sumber Daya Pengelolaan Sumber Daya
Air Air
- 119 -
B. Pelaksanaan 1 Melakukan inventarisasi Laporan inventarisasi data 201 0,11 Ahli Pertama
Pengendalian data dan informasi dan informasi
Manajemen Risiko pengendalian risiko pengendalian risiko
Pengelolaan Pengelolaan Sumber Daya Pengelolaan Sumber Daya
Sumber Daya Air Air Air
2 Melakukan pemantauan Laporan hasil pemantauan 202 0,29 Ahli Muda
penerapan manajemen risiko penerapan manajemen
Pengelolaan Sumber Daya risiko Pengelolaan Sumber
Air Daya Air
3 Melakukan evaluasi data Laporan evaluasi data 203 0,75 Ahli Madya
hasil analisis pemantauan hasil analisis pemantauan
penerapan manajemen risiko penerapan manajemen
Pengelolaan Sumber Daya risiko Pengelolaan Sumber
Air Daya Air
- 120 -
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 121 -
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 79 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA SUMBER DAYA AIR
KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI DAN PENUNJANG JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA SUMBER DAYA AIR
II. Penunjang Kegiatan A. Pengajar/Pelatih di bidang Mengajar/melatih/membimbing yang berkaitan Sertifikat/Laporan 0,4 Semua jenjang
Sumber Daya Air Sumber Daya Air dengan bidang Sumber Daya Air
B. Keanggotaan dalam Tim Menjadi anggota Tim Penilai/Tim Uji Kompetensi Laporan 0,04 Semua jenjang
Penilai/Tim Uji Kompetensi
C. Perolehan Penghargaan 1. Memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya
a. 30 (tiga puluh) tahun Piagam 3 Semua jenjang
b. 20 (dua puluh) tahun Piagam 2 Semua jenjang
c. 10 (sepuluh) tahun Piagam 1 Semua jenjang
2. Penghargaan/tanda jasa atas prestasi
a. Tingkat Internasional Sertifikat/Piagam 35% AK kenaikan Semua jenjang
pangkat
b. Tingkat Nasional Sertifikat/Piagam 25% AK kenaikan Semua jenjang
pangkat
c. Tingkat Provinsi Sertifikat/Piagam 15% AK kenaikan Semua jenjang
pangkat
D. Perolehan Gelar Kesarjanaan Memperoleh gelar/ijazah lainnya yang tidak
Lainnya yang tidak sesuai sesuai dengan bidang tugas Jabatan Fungsional
dengan tugas bidang Jabatan Pengelola SDA
Fungsional Pengelola SDA
a. Sarjana atau Diploma empat Ijazah 5 Semua jenjang
b. Magister Ijazah 10 Semua jenjang
c. Doktor Ijazah 15 Semua jenjang
E. Pelaksanaan tugas lain yang Melakukan kegiatan yang mendukung Laporan 0,04 Semua jenjang
mendukung pelaksanaan pelaksanaan tugas bidang Jabatan Fungsional
tugas bidang Jabatan Pengelola SDA
Fungsional Pengelola SDA
- 125 -
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 126 -
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 79 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA SUMBER DAYA AIR
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA SUMBER DAYA AIR DENGAN PENDIDIKAN SARJANA ATAU DIPLOMA EMPAT
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 127 -
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 79 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA SUMBER DAYA AIR
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA SUMBER DAYA AIR DENGAN PENDIDIKAN MAGISTER
ttd
TJAHJO KUMOLO
- 128 -
LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 79 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA SUMBER DAYA AIR
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA SUMBER DAYA AIR DENGAN PENDIDIKAN DOKTOR
ttd
TJAHJO KUMOLO