Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017

ISBN 978-602-19411-2-6

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS


MULTIPLE INTELLIGENCES DI SEKOLAH DASAR

Sri Wuryastuti, Tiurlina dan Lizza Suzanti


Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang
astuti58@gmail.com

Abstrak

Penelitian difokuskan untuk mengidentifikasi jenis kecerdasan pada siswa kelas V SD


dan menerapkan sintax model pembelajaran yang dikembangkan dari tiga jenis
kecerdasan, yaitu kecerdasan logis matematis, interpersonal dan naturalis. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur tingkat ketetapan desain model pembelajaran MI yang
dihasilkan dari studi pendahuluan dilihat dari aspek fleksibilitas struktur desain model
dan peningkatan hasil belajar siswa dari tiga SD di Kota Serang yang mewakili masing-
masing wilayah kota, desa, dan urban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Research and Development. Pengujian dilakukan untuk mengembangkan model
dilakukan melalui pengujian yang lebih luas dengan menggunakan metode kuasi
eksperimen Single One Shot Case Study Design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model yang dihipotesiskan terbukti efektif berdasarkan pengujian lebih luas. Substansi isi
dan fleksibilitas struktur desain model berkategori tinggi. Penerapan model pembelajaran
ini membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran sekaligus memberikan kesempatan
setiap siswa untuk dapat mengembangkan jenis kecerdasannya.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Multiple Intelligences, Sekolah Dasar

Abstract

The study focused on identifying the type of intelligence in grade V SD students and
applying the synax learning model developed from three types of intelligence, namely
mathematical logical, interpersonal and naturalist logical intelligence. This study aims to
measure the level of assessment of MI model learning model resulting from preliminary
study seen from the flexibility aspects of model design structure and improvement of
student learning outcomes from three elementary schools in Serang City representing
each city, village, and urban areas. The method used in this research is Research and
Development. Tests carried out to develop the model were carried out through wider
testing using the Single One Shot Case Study Design quasi method. The results showed
that the hypothesized model proved to be effective based on the broader test. The
substance of the contents and flexibility of the structure of the model design is categorized
high. Implementation of this learning model helps teachers in carrying out learning as
well as giving every student the opportunity to be able to develop the type of intelligence.
Keywords: Learning Model, Multiple Intelligences, Elementary School

PENDAHULUAN dapat mengakomodasi dan memfasilitasi


tumbuh dan berkembangnya kecerdasan jamak
Melibatkan siswa melalui aktifitas,
yang dimiliki siswa.
identifikasi dan penggalian kecerdasan, serta
Selama ini, konsep kecerdasan jamak belum
mengedepankan keanekaragaman
terintegrasi secara optimal dalam
kecenderungan, minat, bakat, talenta, harus
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
menjadi bagian yang integral dalam
pelaksanaan pembelajaran baik di Sekolah Dasar
pembelajaran. Dengan demikian proses
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)
pembelajaran yang melibatkan aktifitas guru,
maupun Sekolah Menengah Atas (SMA), masih
aktifitas siswa, media, dan sumber belajar akan

187
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017
ISBN 978-602-19411-2-6

cenderung menerapkan pola lama yang mendorong peneliti untuk melanjutkan


kovensional dan didominasi oleh guru. penelitian pada tahap berikutnya dengan subyek
Disamping itu, masih banyak guru yang hanya penelitian yang lebih luas yang meliputi tiga SD
mengandalkan sumber belajar tunggal yaitu yaitu satu SD di wilayah pedesaan, perkotaan
kemampuan guru dalam menghafal materi tanpa dan urban.
berpikir perlunya berinteraksi dengan berbagai Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
sumber belajar. maka rumusan masalah dalam penelitian ini
Disamping itu, paradigma lama tentang adalah bagaimana tingkat ketetapan desain
siswa yaitu pada dasarnya semua siswa adalah model pembelajaran MI yang dihasilkan dari
sama dan belajar dengan cara yang sama studi pendahuluan dilihat dari aspek fleksibilitas
sehingga untuk itu para guru memberikan tes struktur desain model dan peningkatan hasil
yang sama sebagai suatu standar. Sementara belajar siswa melalui uji coba dari beberapa SD?
paradigma baru tentang siswa mengatakan Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah
bahwa tidak ada siswa yang sama karena setiap mengukur tingkat ketetapan desain model
siswa itu unik, sehingga pembelajaran yang pembelajaran MI yang dihasilkan dari studi
dilakukan dan tes yang digunakan untuk pendahuluan dilihat dari aspek fleksibilitas
menguji kemampuan siswa harus bersifat struktur desain model dan peningkatan hasil
individu dan bervariasi (David Lazear, 1995 : 5). belajar siswa dari beberapa SD. Melalui
Oleh karena itu, implikasi teori kecerdasan penelitian ini pula diharapkan memiliki manfaat
jamak dalam proses pendidikan dan sebagai berikut:
pembelajaran adalah bahwa pengajar perlu 1. Bagi guru, (a) melalui penelitian ini dapat
memperhatikan modalitas kecerdasan dengan meningkatkan wawasan tentang multiple
cara menggunakan berbagai strategi dan intelligences dan pembelajaran berbasis
pendekatan sehingga anak akan dapat belajar multiple intelligences, (b) dengan
sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. menerapkan pembelajaran berbasis multiple
Penelitian ini merupakan penelitian intelligences dapat meningkatkan proses
lanjutan mengenai pembelajaran berbasis MI. pembelajaran di kelas, (c) karena model ini
Pada penelitian terdahulu, penelitian difokuskan sudah didesain sesuai dengan jenis
pada model pembelajaran dengan kecerdasan siswa, maka diharapkan dapat
memperhatikan ketiga jenis kecerdasan yaitu mempermudah guru dalam pembelajaran.
kecerdasan logis matematis, interpersonal, dan 2. Bagi siswa, dengan diterapkannya model
naturalis. Pengujian pengembangan model ini kemampuan intelegensi anak dapat
dilakuakan dengan dua kali treatment dengan dikembangkan sehingga prestasi belajarnya
hasil sebagai berikut: dapat meningkat.
Tabel 1. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada
Studi Pendahuluan TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Fleetham, Multiple Intelligences
Perbandingan Treatment I Treatment II (kecerdasan jamak) adalah berbagai
N 41 41 keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa
 3005 3440 untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam
Rata-Rata 73,29 83,90 pembelajaran, sementara Gardner menemukan
Minimal 5 45 sembilan macam kecerdasan jamak, yakni (1)
Maksimal 100 100 kecerdasan verbal linguistik, (2) logis-
Standar Deviasi 17,45 15,67
Sumber : Hasil Penelitian (data diolah)
matematis, (3) kecerdasan visual-spasial, (4)
Kecerdasan jasmaniah-kinestetik, (5) kecerdasan
Berdasarkan data di atas, tampak bahwa berirama-musik, (6) kecerdasan Intrapersonal,
ada perbedaan hasil belajar siswa pada saat (7) kecerdasan Interpersonal, (8) kecerdasan
treatment I dan treatment II. Perbedaannya Naturalistik, dan (9) Kecerdasan Eksistensial-
tampak pada nilai rata-rata kelas dan skor spiritual (Yaumi 2012 : 12).
minimal yang diperoleh siswa pada saat Kecerdasan verbal-linguistik adalah
treatment I dan treatment II dilakukan. Dengan kemampuan untuk menggunakan bahasa untuk
keberhasilan penelitian pada tahap satu, maka mengekspresikan sesuatu yang ada di dalam
pikiran dan memahami orang lain. Kecerdasan

188
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017
ISBN 978-602-19411-2-6

ini mencakup juga kemampuan untuk digunakan untuk menghasilkan produk tertentu
mengespresikan diri secara lisan dan tertulis, dan menguji keefektifan produk tersebut
serta kemampuan untuk menguasai bahasa (Sugiyono, 2011 : 297).
asing. Kecerdasan matematik adalah Pengujian untuk mengembangkan model
kemampuan yang berkenaan dengan dilakukan melalui pengujian yang lebih luas
kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, pada tiga sekolah masing-masing berada di
kategori-kategori dan hubungan dengan wilayah kota, desa, dan urban dengan
memanipulasi objek atau symbol untuk menggunakan metode kuasi eksperimen : Single
melakukan percobaan dengan cara yang One Shot Case Study Design sebagai berikut:
terkontrol dan teratur.
Kecerdasan visual-spasial merupakan X O
kecerdasan yang dikaitkan dengan kemampuan
mempresepsi dunia visual-spasial secara akurat
Keterangan :
serta mentransformasikan persepsi visual-spasial
X : Treatment berupa penerapan Model
tersebut dalam berbagai bentuk. Sementara, O : Observasi/hasil penerapan Model
kecerdasan jasmaniah-kinestetik adalah
kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh
dalam mengekspresikan ide, perasaan, dan Adapun subjek penelitian ini adalah guru
menggunakan tangan untuk menghasilkan atau dan siswa Kelas V SD di tiga wilayah di Kota
mentransformasi sesuatu mencakup Serang meliputi : SD Negeri Drangong (wilayah
keterampilan khusus seperti koordinasi, kota), SD Negeri Serang 11 (wilayah urban),
keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, dan SD Negeri Cimoyan (wilayah desa).
fleksibilitas dan kecepatan serta keterampilan Pengambilan responden yang menjadi subjek
untuk mengontrol gerakan-gerakan tubuh dan dalam penelitian ini menggunakan teknik
kemampuan untuk memanipulasi objek. ”pengambilan sampel berdasarkan teori atau
Kecerdasan musik adalah kapasitas berpikir berdasarkan konstruk operasional” (theory-
dalam musik untuk mampu mendengarkan pola- based operational construct sampling). Sampel
pola dan mengenal, serta mungkin dipilih dengan kriteria tertentu, berdasarkan
memanipulasi. Selanjutnya, kecerdasan teori atau konstruk operasional sesuai studi-studi
Intrapersonal dapat didefinisikan sebagai sebelumnya, atau sesuai tujuan penelitian. Hal
kemampuan memahami diri sendiri dan ini dilakukan agar sampel sungguh-sungguh
bertindak berdasarkan kemampuan tersebut. mewakili (representatif) terhadap fenomena
sementara kecerdasan Interpersonal adalah yang dipelajari.
kemampuan memahami pikiran, sikap dan Dalam penelitian ini, digunakan beberapa
perilaku orang lain instrumen yang dapat membantu dalam proses
Kecerdasan Naturalistik adalah kemampuan pengumpulan data, diantaranya pedoman
dalam melakukan kategorisasi dan membuat wawancara dan pedoman observasi baik bagi
hierarki terhadap keadaan organisme seperti guru maupun bagi siswa selain tes hasil belajar
tumbuh-tumbuhan, bintang dan alam siswa dalam pembelajaran.
Kecerdasan yang terakhir adalah kecerdasan
spiritual yang diyakini sebagai kecerdasan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
paling esensial dalam kehidupan manusia Berdasarkan hasil penelitian tahap satu,
dibandingkan dengan berbagai jenis kecerdasan telah dihasilkan sintaks dari model pembelajaran
lain, bersandar pada hati dan terilhami sehingga berbasis Mulitiple Intelegences yang terdiri dari
jika seseorang memiliki kecerdasan spiritual, lima tahap yaitu: analysis, design,
maka segala sesuatu yang dilakukan akan implementation, dan evaluation atau ADIE
berakhir dengan sesuatu yang menyenangkan (Shoemaker, 2010; Branch, 2009: 17-18). Tahap
(Yaumi, 2012 : 14 - 21) pertama adalah analysis meliputi analisis
kebutuhan, analisis siswa, dan analisis materi.
METODE Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan masalah-masalah yang dihadapi dalam
Research and Development (Penelitian dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Analisis siswa
Pengembangan) yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik

189
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017
ISBN 978-602-19411-2-6

siswa sesuai dengan jenjang pendidikannya yang mewakili SD untuk masyarakat urban dan
menurut teori perkembangan peserta didik dan SD Negeri Drangong satu yang mewakili SD di
analisis jenis kecerdasan majemuk siswa. kota. Selain melakukan pengembangan pada
Setelah dilakukan analisis jenis kecerdasan treatmentnya, pengembangan juga dilakukan
majemuk siswa yang menjadi subyek penelitian pada RPP dan LKS. RPP dan LKS yang telah
ternyata yang dominan adalah kecerdasan logis dirancang sesuai dengan ketiga jenis kecerdasan
matematis, kecerdasan interpersonal dan seperti di atas lebih dikembangkan lagi dengan
kecerdasan naturalis. Analisis materi digunakan cara merancang untuk mata pelajaran lain yang
untuk menentukan materi atau mata pelajaran berbeda dengan mata pelajaran pada penelitian
dalam penelitian berdasarkan jenis kecerdasan tahap satu. Pada penelitian tahap dua ini, RPP
yang sudah ditentukan yaitu kecerdasan logis dan LKS yang telah dirancang adalah untuk
matematis, kecerdasan interpersonal dan mata pelajaran Pkn, Bahasa Indonesia, IPA dan
kecerdasan naturalis. SBK. Berikut gambaran hasil penelitian dari
Tahap kedua adalah tahap design yaitu masing-masing sekolah :
perancangan RPP dan LKS berbasis ketiga Treatment yang dilakukan di SD Cimoyan
kecerdasan tersebut. Selanjutnya tahap dilakukan sebanyak dua kali. Untuk treatment
implementation yaitu mengimplementasikan yang pertama pada mata pelajaran PKn
design RPP dan LKS tersebut untuk sementara di treatment kedua pada mata
diujicobakan dalam pembelajaran di kelas dan pelajaran Bahasa Indonesia dengan
yang terakhir adalah tahap evaluation yaitu mengintegrasikan ketiga jenis kecerdasan
dilakukan analisis terhadap proses pembelajaran tersebut. Sama halnya penelitian yang dilakukan
yang sudah diujicobakan. di SD Cimoyan, treatment di SD Drangong dan
Selanjutnya untuk penelitian tahap dua, SD Serang 11 dilakukan sebanyak dua kali,
sintaks model pembelajaran berbasis Multiple yaitu dalam mata pelajaran IPA dengan topik
Intelegences ditambahkan satu tahap lagi dari penyesuaian dan perlindungan tumbuhan
tahap-tahap pada penelitian tahap satu yaitu terhadap lingkungan serta mata pelajaran SBK
tahap development, sehingga tahap-tahapnya dengan topik meronce.
adalah sebagai berikut: Analysis, design, Dari kegiatan observasi dan pelaksanaan
development, implementation dan evaluation pembelajaran pada Sekolah Dasar di 3 wilayah
atau ADDIE. dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pada tahap development, dilakukan a. Hasil belajar siswa berdasarkan lokasi SD
pengembangan pada implementasi dari di desa, di kota dan di daerah urban pada
rancangan pembelajaran yaitu treatment yang pembelajaran berbasis Multiple
dilakukan lebih luas yang meliputi beberapa SD Intelligences di Treatment I diperoleh
di Kabupaten Serang. Subyek penelitian yang sebagai berikut :
diwakili oleh tiga SD yaitu SD Cimoyan yang
mewakili SD di perkampungan, SD Negeri 11

Tabel 2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Treatment 1

Sekolah N Skor Min Skor Maks Jumlah Rerata Std Deviasi


SDN Cimoyan 28 20 90 1884,99 67,32 15,48
SDN Drangong 45 10 95 3190 70,89 20,46
SDN Serang 11 49 10 95 3205 65,41 26,73
Sumber : Hasil Penelitian (diolah)

Dari tabel 2 terlihat bahwa rerata hasil rerata hasil belajar kelompok siswa di urban
belajar kelompok siswa yang mendapatkan memperoleh hasil yang paling rendah jika
pembelajaran berbasis multiple intelligences di dibandingkan dengan di daerah desa dan di kota.
sekolah daerah kota lebih tinggi, yaitu 70,89 b. Hasil belajar siswa di treatment II
dibandingkan kelompok siswa di sekolah desa memperlihatkan bahwa rerata hasil belajar
dan urban. Walaupun perbedaan rerata tersebut kelompok siswa yang mendapatkan
tidak terlalu besar yakni hanya 3,57 dan 5,48 pembelajaran berbasis multiple

190
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017
ISBN 978-602-19411-2-6

intelligences di tiga sekolah menunjukkan


peningkatan bila dibandingkan treatment I.

Tabel 3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Treatment II

Sekolah N Skor Min Skor Maks Jumlah Rerata Std Deviasi


SDN Cimoyan 28 50 90 2074,99 74,11 8,82
SDN Drangong 45 67 100 3641,68 80,93 10,15
SDN Serang 11 49 42 92 3691,74 75,34 19,39
Sumber : Hasil Penelitian (diolah)

Pengujian Model tabel. Dengan demikian perbedaan tersebut


Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa nilai dinyatakan signifikan. Kesimpulannya model
rata-rata treatment II di tiga sekolah lebih besar efektif pada ketiga SD di Kota Serang, karena
dari nilai rata-rata treatment I. Dalam pengujian diuji coba menghasilkan nilai yang cenderung
signifikansi diperoleh t hitung lebih besar dari t lebih tinggi.
Tabel 4. Data Hasil Uji Coba Yang Lebih Luas

Standar Nilai t
Nama SD Kegiatan N Rata-Rata Df t-tabel
Deviasi hitung
Drangong Treatment 1 45 70,89 20,46 2,949 88
Treatment 2 45 80,93 10,15
Cimoyan Treatment 1 28 67,32 15,49 2,015 54
2,000
Treatment 2 28 74,11 8,82
Serang 11 Treatment 1 49 65,41 26,73 2,106 96
Treatment 2 49 75,34 19,39
Sumber : Hasil Penelitian (diolah)

Berdasarkan uji coba yang lebih luas pada 3 fleksibilitas struktur, model pembelajaran
Sekolah Dasar tersebut, terlihat bahwa model berbasis Multiple Intelegences terbukti fleksibel
pembelajaran berbasis multiple intelligences untuk diterapkan di SD yang berbeda. Perbedaan
secara signifikan dapat meningkatkan prestasi dari ketiga SD tersebut tidak hanya dari lokasi
belajar siswa. Penerapan desain pembelajaran saja tetapi juga dari karakteristik dan
berbasis multiple intelligences dalam penelitian kemampuan siswa, kemampuan dan kesiapan
ini dilihat dari substansi isi dan fleksibilitas guru, serta iklim pembelajaran yang terjadi pada
struktur desain model berkategori tinggi. masing-masing SD tersebut.
Substansi isi dari model pembelajaran berbasis Model yang dikembangkan ini dapat pula
Multiple Intelegences yang dijabarkan melalui membantu guru dalam melaksanakan
tahap-tahap ADDIE dari awal dirancang benar- pembelajaran sekaligus memberikan kesempatan
benar berdasarkan kebutuhan siswa yang sesuai setiap siswa untuk dapat mengembangkan jenis
dengan karakteristik siswa SD dan jenis kecerdasannya. Semua aktivitas siswa yang
kecerdasannya dijabarkan dalam bentuk RPP tergambarkan menunjukkan kemampuan siswa
dan LKS. Dalam RPP dan LKS mengandung bekerja, bernalar dan kemampuan-kemampuan
langkah-langkah pembelajaran yang secara lain yang menunjukkan bahwa siswa benar-
kualitatif menggambarkan aktifitas siswa yang benar belajar. Walaupun tidak dapat dipungkiri
tinggi serta mampu memfasilitasi dan bahwa ada beberapa siswa yang aktifitasnya
mengembangkan kecerdasan siwa yang terdiri kurang. Menurut peneliti, hal itu karena ada
dari kecerdasan logis matematis, interpersonal beberapa faktor misalnya jenis kecerdasan siswa
dan naturalistik. Selain itu, melalui RPP dan yang bersangkutan tidak berada pada ranah
LKS memberi ruang gerak bagi guru untuk ketiga kecerdasan yang menjadi obyek
memberi kesempatan kepada siswa untuk penelitian ini yaitu kecerdasan logis matematis,
mengeksplor kemampuannya. Dilihat dari interpesonal dan naturalistik. Kemungkinan

191
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017
ISBN 978-602-19411-2-6

faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa yang
kekurangiapan guru dalam menerima model ini sangat signifikan dari ujicoba yang dilakukan.
untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas Adapun saran dari hasil penelitian ini sebagai
sehingga pembelajaran yang terjadi kurang berikut:
maksimal. Hal ini terjadi pada saat treatment 1. Setelah memahami bahwa setiap anak
yang dilaksanakan di SD yang berlokasi di desa. (siswa) mempunyai jenis kecerdasan yang
Selain pada aktivitas siswa, aktivitas guru berbeda maka hendaknya guru-guru dan
sudah mulai banyak perubahan. Hal ini praktisi pendidikan memperhatikan hal ini
merupakan imbas dari kegiatan sosialisasi serta memfasilitasi dan merancang
kepada guru tentang Multiple Intelegences dan pembelajaran berdasarkan jenis kecerdasan
model pembelajaran berbasis Multiple siswa.
Intelegences sehingga guru sudah memahami 2. Penelitian ini masih jauh dari sempurna
dan sudah siap menerima model ini untuk karena peneliti merasa masih ada beberapa
diterapkan. Guru yang sudah memahami dan kendala yang terjadi dalam penelitian ini.
sudah siap akan dengan mudah membimbing Untuk itu kepada yang berwenang
siswa untuk mengembangkan ketiga jenis hendaknya memberi kesempatan kepada
kecerdasannya tersebut. Dari aktivitas guru dan peneliti untuk lebih menyempurnakan
aktivitas siswa yang tinggi maka akan penelitian ini dengan cara mengembangkan
menghasilkan hasil belajar siswa yang kepada subyek penelitian yang lebih luas.
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Branch, R.M. 2009. Instructional Design: the
Dalam penelitian ini, yang menjadi ADDIE Approach. New York: Springer
indikator keberhasilan adalah keterlaksanaan Science+Business Media.
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Lazear, David. (1995). Multiple Intelligence
Keterlaksanaan pembelajaran terdiri dari aspek- Approaches to Assessment. Solving The
aspek: RPP dan LKS, proses pembelajaran, Assessment Conundrum. Australia :
kemampuan guru dalam melaksanakan Hawker Brownlow Education.
pembelajaran dan aktifitas siswa. Belajar siswa Shoemaker, D. 2010. The ADDIE Model.
dikatakan berhasil apabila minimal mencapai Diambil pada tanggal 8 September 2016
70%. Keterlaksanaan pembelajaran dan hasil dari
belajar siswa mempunyai hubungan yang linier. http://www.intructionaldesignexpert.com
Sehingga hasil dari deskripsi peneliti secara Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif
kualitatif dan analisis secara kuantitatif, maka Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat Wuryastuti, Sri. Tiurlina. Lizza Suzanti. 2015.
ketetapan desain model pembelajaran MI yang Kecerdasan Majemuk Siswa Sekolah
dihasilkan dari penelitian ini dilihat dari aspek Dasar di Kota Serang. Prosiding Seminar
fleksibilitas struktur desain model melalui uji Pendasaud I. UPI Kampus Serang. ISBN.
coba dari tiga SD yang ada di tiga wilayah 978-979-3786-52-0
masing-masing wilayah kota, desa, dan urban Yaumi.2012. Pembelajaran Berbasis Multiple
dikategorikan tinggi. Hal ini diperkuat oleh Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat

192

Anda mungkin juga menyukai