Anda di halaman 1dari 20

ASPHALT MIXING PLAN

(AMP)

Disusun Oleh : Kelompok 6


Nama NIM No Absen
Rumi Wenda : 18012006 05
Marchel Makadapa : 180120
Gabriel Lattu : 18012029 27
Aridan Paraeng : 18012025 23
Rivaldy Tangkabiringan : 18012008 07

POLITEKNIK NEGERI MANADO


JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
2019

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
bimbingannya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dengan
makalah ini, kami berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca sekalian
serta dapat berguna bagi pembaca.
Sejujurnya, masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar saya bisa memperbaiki bentuk
maupun isi makalah yang saya susun.

Manado, 20 Agustus 2019

Penyusun
Kelompok 6

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.2.1. Apa itu Asphalt Mixing Plant ?.....................................................................4
1.2.2. Apa saja jenis AMP ?.....................................................................................4
1.2.3. Apa saja komponen AMP ?..........................................................................4
1.2.4. Bagaimana menghitung biaya sewa AMP ?..................................................4
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................4
1.3.1 Memahami Asphalt Mixing Plant...................................................................4
1.3.2 Mengenal jenis AMP......................................................................................4
1.3.3 Mengenal komponen AMP.............................................................................4
1.3.4 Menghitung biaya sewa AMP.........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
2.1 Definisi Asphalt Mixing Plant................................................................................5
2.2 Jenis Asphalt Mixing Plant (AMP)........................................................................6
2.3 Komponen Asphalt Mixing Plant (AMP)...............................................................11
2.4 Menghitung biaya sewa AMP................................................................................16
BAB III PENUTUP.............................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam dunia proyek, banyak sekali terdapat jenis dan tipe-tipe alat berat. Tiap-tiap alat
berat tersebut memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Salah satunya adalah Asphalt
Mixing Plant atau AMP. Jalan merupakan salah satu konstruksi yang paling sering kita lihat.
Jika dahulu memasak aspal yaitu dengan cara menggoreng aspal dipinggir jalan, kini telah
menggunakan alat yang cukup canggih yaitu dengan menggunakan Asphalt Mixing Plant
(AMP).

AMP merupakan suatu mesin produksi aspalt beton. AMP dapat terletak di lokasi yang
permanen atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

2.2 Rumusan masalah

Yang menjadi rumusan masalahnya adalah :

1.2.1. Apa itu Asphalt Mixing Plant ?

1.2.2. Apa saja jenis AMP ?

1.2.3. Apa saja komponen AMP ?

1.2.4. Bagaimana menghitung biaya sewa AMP ?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Memahami Asphalt Mixing Plant

1.3.2 Mengenal jenis AMP

1.3.3 Mengenal komponen AMP

1.3.4 Menghitung biaya sewa AMP

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Asphalt Mixing Plant

Alat Pencampur Aspal atau biasa disebut Asphalt Mixing Plant (AMP) adalah  satu
kesatuan perangkat peralatan untuk memproduksi campuran hot mix yang terdiri dari agregat,
aspal panas dan bahan pengisi atau filler. Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi
campuran beraspal) adalah seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat
dipanaskan, dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal
panas yang memenuhi persyaratan tertentu.

AMP dapat terletak di lokasi yang permanen atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

(Gambar 1. Alat pencampur aspal)

5
2.2. Jenis Asphalt Mixing Plant (AMP)

AMP (Asphalt Mixing Plant) apabila dilihat dari mobilitasnya, pada umumnya dapat
dibagi menjadi dua tipe, yaitu :

a) AMP yang permanen, dengan beberapa jenis cara produksinya;

b) AMP yang portable (mudah dipindah- pindah) dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek
untuk menghasilkan campuran asphalt.

Kapasitas AMP bervariasi dan umumnya berkisar dari 500 kg sampai 1200 kg per batch
atau lebih besar. Proses pencampuran untuk masing-masing batch sekitar 40 menit. Untuk
jalan-jalan dengan lalu-lintas padat dan berat disarankan menggunakan kapasitas AMP yang
lebih besar dari 800 kg per batch.

Beberapa keunggulan dari penggunaan kapasitas 800 kg per batch atau lebih adalah sebagai
berikut :

·  Penggunaan kapasitas yang besar akan membantu menghasilkan campuran yang relatif
seragam dan mengurangi faktor ketidakpastian.

·  Kapasitas yang lebih besar relatif lebih menjamin kelancaran pasokan campuran beraspal ke
unit penghampar. Pasokan yang tidak lancar pada unit penghampar dapat mengakibatkan
permukaan jalan tidak rata dan kepadatan tidak tercapai, karena campuran di bawah alat
penghampar telah dingin sehingga pada bagian tersebut sulit diratakan dan dipadatkan.

·  Kapasitas yang besar akan mempercepat penyelesaian pekerjaan, yang berarti mengurangi
gangguan terhadap kelancaran lalu-lintas. Pada jalan-jalan utama gangguan akibat adanya
pekerjaan pelapisan ulang sangat besar pengaruhnya.

· Proses produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan AMP jenis takaranseperti
diperlihatkan pada Gambar 4 dimulai dari memasok agregat dingin dari bin dingin dengan
jumlah terkontrol, kemudian dipanaskan dan dikeringkan melalui pengering (dryer).
Selanjutnya agregat disaring dengan unit saringan panas (hot screen) yang akan memisahkan
agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu dimasukkan ke dalam bin panas. Masing-masing
agregat dari bin panas ditimbang sesuai proporsi yang diinginkan. Bila diperlukan, bahan
pengisi (filler) ditambahkan melalui pemasok bahan pengisi.Selanjutnya dicampur kering
dalam pencampur.Aspal dengan jumlah terkontrol ditambahkan setelah pencampuran

6
kering.Bila pencampuran agregat dengan aspal telah homogen, campuran selanjutnya
dituangkan ke dalam truk pengangkut dan dibawa ke tempat penghamparan.

(Gambar skema pengoperasian)

Apabila ditinjau dari jenis cara memproduksi campuran beraspal dan kelengkapannya,
ada beberapai jenis AMP, yaitu:

a) AMP jenis takaran (batch plant)

b) AMP jenis drum pencampur (drum mix)

c) AMP jenis menerus (continuous plant)

Namun secara umum kebanyakan AMP dikategorikan atas jenis takaran (timbangan) atau
jenis drum pencampur.

Perbedaan utama dari AMP jenis timbangan dan jenis drum adalah dalam hal kelengkapan
dan proses bekerjanya. Pada AMP jenis timbangan komposisi bahan dalam campuran
beraspal ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan sedangkan pada AMP jenis
pencampur drum komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan berat masing-
masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per satuan waktu.

Terlepas dari perbedaan jenis dari AMP, tujuan dasarnya adalah sama. Yaitu untuk
menghasilkan campuran beraspal panas yang mengandung bahan pengikat dan agregat yang
memenuhi semua persyaratan spesifikasi .

Proses pencampuran campuran beraspal pada AMP jenis takaran dimulai dengan
penimbangan agregat, bahan pengisi (filler) bila diperlukan dan aspal sesuai komposisi yang
7
telah ditentukan berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan dicampur pada
pencampur(mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pengaturan besarnya bukaan pintu bin
dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat dengan rencana komposisi campuran,
sehingga aliran material ke masing - masing bin pada bin panas menjadi lancar dan
berimbang.

Pada AMP jenis pencampur drum, agregat panas langsung dicampur dengan aspal panas di
dalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur di luar drum pemanas. Penggabungan
agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin dan pemberian aspal
ditentukan berdasarkan kecepatan pengaliran dari pompa aspal.

Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis AMP tersebut adalah; AMP jenis
takaran dilengkapi saringan panas (hot screen), bin panas (hot bin), timbangan (weight
hopper) dan pencampur (pugmill/mixer) sedangkan pada AMP jenis pencampur drum
kelengkapan tersebut tidak tersedia. Tentunya kedua jenis AMP tersebut juga mempunyai
persamaan yaitu sama-sama dilengkapi bin dingin, pengontrol dan pengumpul debu serta
pencampur.

8
Gambar 2. AMP jenis takaran ( batch plant )

Gambar 3. AMP jenis pencampur drum (drum mix)

Gambar 4. Tipikal tata letak AMP jenis takaran dan pencampur drum

Di Indonesia sebagian besar jenis AMP yang ada adalah dari AMP jenis takaran.Sementara
jenis drum relatif sedikit dengan kapasitas yang kecil. AMP jenis menerus seperti yang
banyak dimiliki beberapa Kotamadya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu :

 Gradasi agregat kurang begitu terjamin kesesuaiannya dengan gradasi pada FCK,
disebabkan karena kontrolnya hanyalah dilakukan dari bukaan pintu bin dingin saja, dan
tidak terdapatnya kontrol kedua seperti pada jenis AMP takaran.
 Pengaturan jumlah pasokan agregat tidak begitu teliti jika hanya mengandalkan
pengaturan bukaan bin dingin tanpa ada alat kontrol lain (misalnya pengontrol
kecepatan ban berjalan).
9
 Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat panas sangat
tergantung dari viskositas aspal, sehingga apabila terjadi penurunan temperatur aspal
akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai dengan kadar aspal
optimum pada JMF.
 Temperatur campuran kadang-kadang terjadi penyimpangan
 Kelebihan AMP tipe drum adalah pengoperasiannya lebih sederhana dan mudah, item
pengontrolan lebih sedikit.

2.3 Komponen Asphalt Mixing Plant (AMP)

10
Gambar 5. komponen asphalt mixing plant

Harga alat asphalt mixing plant sangat mahal yaitu berkisar di atas 2 milyar rupiah
pada tahun 2017 tergantung dengan merk dan kualitas dari Asphalt Mixing Plant tersebut.
Namun jumlah produksi maksimal alat asphalt mixing umumnya kurang lebih 50 ton/jam.
Hasil produksi asphalt mixing plant adalah asphalt hotmix atau laston. Laston yang paling
sering diproduksi pada proyek jalan raya di Indonesia adalah laston AC-WC, laston AC-BC,
dan laston AC-Base

Lokasi basecamp asphalt mixing plant juga berpengaruh terhadap jarak lokasi
pekerjaan. Umumnya jarak Asphalt Mixing Plant dengan lokasi pekerjaan maksimum sekitar
100 km, agar tidak terjadi penurunan suhu aspal hotmix dibawah suhu yang disyaratkan,
ketika sampai ke lokasi pekerjaan.

Adapun Asphalt Mixing Plant terdiri dari beberapa komponen utama yang dapat dilihat di
bawah ini :

Berikut komponen asphalt mixing plant beserta fungsinya antara lain:


1. Tempat Penyimpanan Aspal

11
Tempat untuk menmpertahankan atau meningkat suhu aspal baik dengan cara proses
pembakaran langsung atau dengan proses minyak panas. Pada proses pertama, ditempatkan
pembakaran (burner) yang akan membakar aspal dalam tangki penyimpanan. Pada proses
peningkatan suhu aspal dengan minyak panas dilakukan dalam dua tahap. Pertama minyak
dipanaskan. Kemudian minyak tersebut didistribusikan ke dalam pipa pada tangki aspal.

2. Bin dingin (cold bin)

Bin dingin (cold bin) merupakan ini adalah bak tempat menampung material agregat dari
tiap-tiap fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam
memproduksi campuran aspal panas atau hotmix pada setiap bak masing-masing.tiap-tiap
fraksi agregat ditampung dalam masing-masing bak sendiri-sendiri. Alat ini mempunyai
beberapa tempat penyimpanan seperti storage bin. Beberapa jenis cold bin mempunyai
saringan di bagian pintu yang berfungsi untuk menyaring agregat yang tidak sesuai ukurannya

3. Bin panas (hot bin)

Bin panas atau hot bin adalah tempat penampungan agregat panas yang telah lolos dari
saringan panas. Agregat panas yang lolos penyaringan tersebut akan mengisi tempat masing-
masing sesuai dengan fraksi atau ukuran agregatnya.

4.Corong tuang (hopper)

Corong tuang (hopper) berfungsi untuk menimbang berat agregat panas dari hot bin (bin
panas). Hopper terletak di bawah hot bin dan di atas pugmill mixer.

5.Elevator dingin (cold elevator)

Elevator dingin (cold elevator) berfungsi untuk membawa sejumlah agregat dingin setiap
jamnya disesuaikan dengan rencana produksi yang sudah ditetapkan.

6.Elevator panas (hot elevator)

Elevator panas (hot elevator) berfungsi sebagai pembawa agregat panas yang keluar dari
silinder pengering atau dryer menuju saringan (ayakan) panas (hot screening) untuk dipisah
sesuai ukuran agregat masing-masing. 5. Silo

12
Silo adalah silinder vertikal untuk menyimpan campuran aspal dari mixer yang tertutup rapat
untuk menghindari terjadinya oksidasi yang dapat mengakibatkan campuran menjadi keras

7. Pemasok (feeder)

Pemasok (feeder) digunakan untuk memasok agregat dari bin dingin (cold bin) menuju alat
pengering (dryer).

8.Penampung bahan pengisi (filler storage)

Filler merupakan salah satu bahan aspal hotmix yang lolos saringan no.200. Pada filler
storagetersebut disimpan bahan pengisi (filler) sebelum diolah menjadi aspal hotmix.

4. Ban Berjalan (belt conveyor)

Ban berjalan (belt conveyor) digunakan untuk memasok agregat dari cold bin.

9.Pencampur (pugmill)

Pugmill berfungsi sebagai tempat pencampuran semua material (agregat dan aspal) dalam
keadaan panas.

10.Pengapian (burner)

Pengapian (burner) merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan dan


mengeringkan agregat pada pengering maupun membakar aspal dalam tangki penyimpanan.

11.Pengatur udara (air lock damper)

Alat pengatur udara berfungsi untuk mengatur udara saat dilakukan pengapian (burner)

12.Pengatur waktu (timer)

Timer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengatur lama pencampuran kering
dan basah campuran beraspal dalam alat pencampur.

13.Pengering (Drum dryer)

Drum dryer berfungsi sebagai pemanas dan pengering agregat. Suhu agregat dapat
mempengaruhi suhu campuran. Drum dryer bergerak berputar dan pada bagian dalamnya
terdapat aliran gas yang berfungsi untuk mengeringkan agregat. Drum diletakkan miring
dengan bagian ujung bawah terdapat pembakaran (burner) drum untuk pengering agregat.
13
14.Penggetar (vibrator)

Vibrator digunakan sebagai alat penggetar yang diletakkan pada pintu bukaan bin dingin
(cold bin) dan saringan panas (hot screening).

15.Pengumpul debu (dust collector)

Pengumpul debu (dust collector) merupakan tempat pengumpulan debu yang dihasilkan
dari proses pengeringan agregat.

16.Pintu bukaan bin dingin (cold bin gate)

Pintu bukaan (cold bin gate) digunakan untuk mengeluarkan agregat dari bin dingin (cold
bin).

17.Saringan (screen)

Saringan atau ayakan digunakan untuk mengelompokkan butiran agregat sesuai dengan
kelompok ukuran (fraksi) masing-masing dengan cara digetar atau diayak yang kemudian
akan ditampung di hot bin.

18.Saringan panas (hot screen)

Saringan panas digunakan pada saat proses unit saringan agregat panas

19.Weigh bin

Bin penimbang atau weigh bin adalah bin tempat menampung sekaligus menimbang


agregat dari setiap fraksi agregat yang dibutuhkan untuk tiap kali pencampuran
atau batch sebelum dioperasikan bin penimbang harus dipemeriksaan kelayakan oleh jawatan
meteorologi yang dibuktikan dengan sertifikat pemeriksaan kelayakan. Di bagian bawah bin
terdapat pintu pengeluaran yang bisa dibuka dan ditutup secara manual atau secara otomatis.

21.Thermostat

Thermostat merupakan alat yang digunakan untuk mengatur temperature suhu yang tidak
menggunakan air raksa.

22.Timbangan

Timbangan merupakan alat untuk menimbang agregat panas, filler dan aspal panas.
14
23.Unit pengontrol aspal (asphalt control unit)

Unit pengontrol aspal merupakan alat yang terletak pada tangki timbangan aspal untuk
mengontrol pemasokan aspal menuju alat pencampur (pugmill).

2.4 Menghitung biaya sewa AMP

Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum tahun 2013

15
(Gambar contoh perhitungan biaya sewa alat AMP per jam dengan tabel excel)

Asphalt Mixing Plant biasa digunakan untuk memproduksi campuran aspal hotmix. Berikut
cara perhitungan biaya sewa alat AMP per jam :

16
Diketahui:
Pw = tenaga asphalt mixing plant 294 Hp 
Cp = kapasitas 60 ton/jam 
A = umur ekonomis (alat baru) 10 tahun 
W = jam kerja alat dalam satu tahun 1500 jam 
B = harga alat (alat baru) Rp. 2.000.000.000,00
Ca = Kapasitas tangki aspal 30.000 liter
i = tingkat suku bunga 10,0 % = 0,1
U1 = upah operator Rp. 25.000 
U2 = upah supir Rp 25.000 
U3 = upah pembantu operator Rp. 14.000 
U4 = upah pembantu operator supir Rp. 14.000
U5 = upah pekerja Rp. 11.000 per jam 
U6 = upah mandor Rp. 15.000 per jam
U7 = upah mekanik Rp. 8.500 
Mb = bahan bakar bensin Rp. 8.350 per liter
Ms = bahan bakar solar Rp. 7.300 per liter 
Mp = minyak pelumas Rp 34.500 

Ditanya: Biaya sewa alat Asphalt Mixing Plant (AMP) per jam berdasarkan AHSP 2013
Jawab:
C = Nilai sisa alat
C = 10 % x B
C = 10 % x 2.000.000.000
C = 200.000.000

D = faktor angsuran modal


D = [i x(1+i)^A] / [(1+i)^A -1]
D = [0,1 x (1+0,1)^10] / [(1+0,1)^10 -1]
D = 0,163

E = biaya pengambilan modal


E = [(B-C) x D] / W
E = [(2.000.000.000 – 200.000.000) x 0,163] x 1500
E = 195.294,47
17
F = Asuransi
F = (0,002 x B) / W
F = (0,002 x 2.000.000.000) / 1.500
F = 2.666,67 

G = Biaya pasti per jam


G = E + F
G = 195.294,47+ 2666,67
G = 197.961,14 

H1 = bahan bakar
H1 = (12% -15 %) x Pw x Ms pekerjaan berat dipilih 15 %
H1 = 0,15 x 294 x 7300
H1 = 321.930

H2 = bahan bakar pemanasan material (Khusus alat AMP)


H2 = 12 liter x 0,7 x Cp x Ms
H2 = 12 x 0,7 x 60 x 7300
H2 = 3.679.200

H3 = bahan bakar pemanasan aspal


H3 = 1/1000 x Ca x Ms
H3 = 1/1000 x 30.000 x 7300
H3 = 219.000

I = Pelumas
I = (2,35% - 3 %) x Pw x Mp pekerjaan berat dipilih 3 %
I = 3 x 294 x 40.000
I = 352.800

J = Biaya Bengkel
J = [(6,25% - 8,75%) x B /W pekerjaan berat dipilih 8,75 %
J = 0,875 x 2.000.000.000 /1.500
18
J = 116.666,67

K = Biaya Perawatan
K = [(12,5% - 17,5%) x B /W pekerjaan berat dipilih 17,5 %
K = (0,175 x 2.000.000.000) / 1500
K = 233.333,33

L = Operator
L = 1 orang x 25.000
L = 25.000
M = Pembantu operator
M = 3 orang x 14.000
M = 42.000

P = Biaya operasi per jam 


P = H1 + H2 + H3 + I + J + K+ L + M
P = 321.930 + 3.679.200 + 219.000 + 352.800 + 116.666,67 + 233.333,33 + 25.000 + 42.000
P = 4.989.930

Biaya Sewa Alat Aspal Mixing Plant (AMP) per Jam 


=G+P
= 197.961,14 + 4.989.930
= 5.187.891,14

Jadi Total Biaya Sewa Alat Aspal Mixing Plant (AMP) per jam = Rp 5.187.891,14 per
jam

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah seperangkat


peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan, dikeringkan dan dicampur
dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang memenuhi persyaratan

19
tertentu. Terdapat 3 jenis AMP pada umumnya yakni AMP jenis takaran (batch plant), AMP
jenis drum pencampur (drum mix) dan AMP jenis menerus (continuous plant).

Daftar pustaka

https://www.kumpulengineer.com/2015/02/alat-pencampur-aspal-amp.html

20-08-2019 14 :21 WITA

http://jharwinata.blogspot.com/2016/04/amp-asphalt-mixing-plant.html

20-08-2019 14:24 WITA

http://fungsialat.blogspot.com/2017/05/fungsi-asphalt-mixing-plants.html

20-08-2019 14:29 WITA

https://www.kitasipil.com/2017/06/mengenal-asphalt-mixing-plant-beserta.html

20-08-2019 17 : 10 WITA

https://www.kitasipil.com/2017/05/cara-menghitung-biaya-sewa-alat-asphalt.html

20-08-2019 18 : 35 WITA

http://jharwinata.blogspot.com/2017/03/asphalt-mixing-plant-jenis-takaran.html

20-08-2019 18 : 45 WITA

20

Anda mungkin juga menyukai