Anda di halaman 1dari 40

BUKU PANDUAN

MUSYAWARAH DAERAH IV

“Meningkatkan Gerakan IPM Kapuas Yang Berkemajuan Pasca Pandemi”

Kuala Kapuas, 29 Januari 2022


BUKU PANDUAN
MUSYAWARAH DAERAH IV
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
KABUPATEN KAPUAS

“Meningkatkan Gerakan IPM Kapuas yang Berkemajuan


Pasca Pandemi”
JADWAL ACARA MUSYAWARAH DAERAH KE- IV
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
KABUPATEN KUALA KAPUAS

WAKTU AGENDA
Jum’at, 11 Februari 2022
08.00 – 09.00 Pembukaan Konferensi Pimpinan Daerah Pra-Musyda
09.00 – 10.00 Pleno I
Pembahasan Tata Tertib Konferensi Pimpinan Daerah
10.00 – 11.00 Pleno II
Pembahasan Tata Tertib Musyda VII
11.00 – 11.20 Pleno III
Pemilihan Pimpinan Sidang Musyda VII
11.20 – 12.30 Ishoma
12.30 – 01.00 Pleno IV
Laporan Panitia Pemilihan Daerah tentang Daftar Calon
Sementara Formatur
01.00 – 01.30 Pleno V
Penetapan Daftar Calon Tetap Formatur
01.30 – 02.00 Penetapan Hasil Konferensi Pimpinan Daerah Pra-Musyda
02.00 – 03.00 Ishoma
03.00 – 04.00 Penutupan Konferensi Pimpinan Daerah Pra-Musyda
Sabtu, 12 Februari 2022
08.30 – 12.00 Pembukaan Musyda VII
• Pembacaan Ayat-ayat Suci Al-Qur’an
• Menyanyikan Lagu :
- Indonesia Raya
- Sang Surya
- Mars IPM
• Laporan Ketua Panitia Musyda VII IPM
• Sambutan Ketua Umum PD IPM Kota Kuala Kapuas
• Sambutan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota
KABUPATEN KAPUAS
• Sambutan Wali Kota Kuala Kapuas
• Penutup
12.00 – 12.30 Ishoma
12.30 – -01.00 Pleno I
• Pembacaan Tata Tertib Musyda VII
01.00 – 01..30 Pleno II
Laporan Pertanggungjawaban PD IPM Kota KABUPATEN
KAPUAS
01.30 – 02.00 Pleno III
Pandangan Umum PR IPM Se Kota Kuala Kapuas
02.00 – 02.30 Pleno IV
Tanggapan PD IPM Kota Kuala Kapuas atas pandangan
umum PR IPM Se – Kota Kuala Kapuas sekaligus
pengesahan Laporan Pertanggungjawaban PD IPM
02.30 – 03.00 Ishoma
03.00 – 04.30 Sidang Komisi
Komisi A - Tata Tertib Pemilihan, Kriteria Ketua Umum,
Formatur, Pimpinan Daerah IPM Kal-Teng Periode 2021-
2023
Komisi B – Isu Strategi Gerakan
Komisi C – Agenda Aksi dan Rekomendasi
04.30 – 05.00 Pleno VI
Penetapan Hasil Sidang Komisi
05.00 – 07.00 Ishoma
07.00 – 08.00 Pleno VII
Pemilihan Formatur
08.00 – 08.30 Pleno VII
Penetapan Hasil Pemilihan Formatur
08.30 – 09.00 Pleno IX
Sidang Formatur
09.00 – .09.30 Pleno X
Pembacaan Keputusan Induk MusydaVII
09.30 – 10.30 Penutupan Musyda VII
Pembacaan Ayat-ayat Suci Al-Qur’an
Menyanyikan lagu
- Indonesia Raya
- Sang Surya
- Mars IPM
Sambutan-sambutan
SAMBUTAN KETUA PANITIA

MUSYAWARAH DAERAH IV

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

KABUPATEN KAPUAS

Assalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah Tuhan Semesta Alam dan
hanya kepada-Nya kita berserah, dengan kekuatan dan izin-Nya kita bisa bertemu dalam
forum Musyawarah Daerah Ikatan pelajar Muhammadiyah Kuala Kapuas yang ke – I (1).
MUSYDA VII PM Kuala Kapuas ini merupakan agenda perdana atau pertama kali diadakan
dan diselenggarakan untuk melakukan evaluasi agenda kebijakan dan program yang telah
dilaksanakan sekaligus memilih kepemimpinan baru.

Sebenarnya Musyawarah Daerah IV ini harus sudah dilaksanakan pada bulan Maret
2022 lalu, namun Qadarullah kita semua mendapatkan kabar negeri kita sedang tidak baik.
Yang mana virus covid-19 sudah masuk keIndonesia, termasuk juga kabupaten kita
KABUPATEN KAPUAS. Sehingga, setelah mengadakan rapat dan mempertimbangkan
kembali, maka diputuskanlah Musyda akan dilaksanakan akhir tahun 2022. Dan sampailah
diakhir tahun 2022 tepatnya pada 13 Desember, kami dapat melaksanakan MUSYDA VIIni
dengan tetap memperhatikan prosedur protokol kesehatan. Hingga, apa yang ada saat ini,
baik itu fasilitas maupun akomodasi dan lain sebagainya, itulah usaha maksimal yang dapat
kami lakukan untuk terlaksananya ajang Musyawarah ini. Kami berharap Musyda dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada panitia, Pimpinan Daerah


Muhammadiyah, ortom – ortom serta Amal Usaha Muhammadiyah yang ada diKuala Kapuas
serta semua pihak yang telah kooperatif membantu pelaksaan Muysda ini.

Rekan – rekan PD IPM KABUPATEN KAPUAS, kini tiba saatnya pelaksanaan


Musyda yang kita nantikan bersama untuk mengevaluasi dan memperbaiki kinerja ikatan.
Semoga kedepannya kita bisa lebih baik dan benar – benar menjadikan IPM sebagai spirit
dakwah bagi Pelajar Muhammadiyah dan Indonesia, guna mencetak kader Muhammadiyah
dengan gerakan berkemajuan. Selamat ber –Musyda, jaya IPM ku, IPM untuk pelajar
Indonesia.

Nuun Wal Qolami Wama Yasthuruun

Wasalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

KETUA PANITIA
Suhendra Iswahyudi

PIDATO IFTITAH

KETUA UMUM PD IPM KABUPATEN KAPUAS

2019-2021

Assalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang


telah memberikan segala nikmat dan kekuatan untuk mengemban amanah ikatan tercinta kita,
ikatan pelajar muhammadiyah.

Musyawarah Daerah merupakan musyawarah tertinggi tingkat Kabupaten/Daerah di


Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kuala Kapuas yang akan menetapkan arah kebijakan
untuk IPM selanjutnya, memilih kepemimpinan baru yang akan menjalankan amanah
tersebut. Menjadi momentum yang menarik ketika para kader bisa berkumpul untuk
mengevaluasi dan merefleksi progresifitas gerakannya, dimana para kader Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Kuala Kapuas berkontribusi memberikan ide-ide dan gagasan baru untuk
IPM, khususnya di KABUPATEN KAPUAS.

Sebagai organisasi pergerakkan yang bergulat dikelas sosial yang bernama Ikatan
Pelajar Muhammadiyah dalam sepanjang sejarahnya sejak tahun 1961 telah membuktikan
eksistensinya sebagai organisasi pelajar. Hal ini dapat kita lihat dalam tema-tema, gagasan-
gagasan, serta ide-ide yang dilahirkan atas pemikiran IPM dalam tataran konsektualisasi
wacana sosial. Gerakan pelajar menjadi spirit dan etos yang menggerakkan serta memotivasi
gerak langkah perjuangan IPM. Tiga gradasi utama yang harus terus digelorakan adalah
pencerdasan, pemberdayaan, dan pembebasan. Senapas dengan etos dan spirit “Islam
Berkemajuan” yang menyejarah dan memanusia, sebagai arus sejarah mengukir prestasi
untuk membangun peradaban utama.

Akhirnya, melalui Musyawarah Daerah IV IPM Kuala Kapuas ini, harapan besar
kepada kader-kader Ikatan untuk selalu berjuang dan konsisten membela hak-hak pelajar
serta melahirkan kader-kader militan yang berjuang untuk Agama, Ikatan, Persyarikatan,
Bangsa, dan Dunia.

Nuun Wal Qolami Wama Yasthuruun

Wasalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Ketua
Umum
PD IPM KABUPATEN KAPUAS
Aji Permana
NBA. 18.00.71322

DAFTAR ISI
SEPUTAR PERSIDANGAN
BAB VII KETUKAN PALU
Pasal 8

1. Satu Ketukan :
a. Menyerahkan dan menerima pimpinan sidang.
b. Menetapkan atau mengesahkan keputusan sidang poin per poin (penentuan poin per
poin dikembalikan ke forum apakah per bab/per pasal/per ayat).
c. Mencabut kembali atau membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru
(peninjauan kembali).
d. Menertibkan anggota sidang.
e. Menskorsing dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama
yaitu dalam waktu 1X15 menit atau 2X15 menit.
2. Dua Ketukan :
a. Mengesahkan setiap bahasan dalam persidangan (misalnya satu tata tertib, dan lain
sebagainya).
b. Menskorsing dan mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama yaitu minimal
dalam kurun waktu 2X30 menit, semisal untuk keperluan istirahat, lobying, sholat,
makan, dan lain sebagainya.
3. Tiga Ketukan :
a. Membuka dan menutup setiap persidangan.
b. Mengesahkan Keputusan Induk.
4. Pemakaian palu
a. Gagang palu dapat digunakan untuk menertibkan anggota sidang.
b. Kepala palu digunakan untuk mengesahkan keputusan persidangan.

BAB VIII INTERUPSI


Pasal 9

Macam-macam interupsi antara lain sebagai berikut:


1. INFORMASI
Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu diperhatikan oleh seluruh anggota sidang
termasuk pimpinan sidang. Informasi dapat internal (informasi mengenai data tentang
topik yang dibahas) maupun eksternal (informasi mengenai situasi kondisi di luar ruang
sidang yang mungkin dapat berpengaruh terhadap jalannya persidangan). Dalam hal ini
anggota 8 sidang dapat meminta atau memberikan informasi kepada anggota sidang
lainnya maupun kepada pimpinan sidang.
2. ORDER
Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan
yang berkaitan dengan jalannya persidangan. Misal saat pembicaraan sudah melebar dari
pokok masalah, maka anggota sidang berhak mengajukan interuption of order agar
persidangan dikembalikan lagi pada pokok masalahnya sehingga tidak melebar dan
semakin bias.
3. JUSTIFIKASI
Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang disampaikan oleh seorang
anggota sidang untuk mendukung, atau memberikan penguatan gagasan atas pendapat,
supaya gagasan dapat diterima oleh persidangan.
4. KLARIFIKASI
Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi tentang pernyataan peserta sidang
lainnya agar tidak terjadi penangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau
sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.

BAB IX PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pasal 10

Dalam sebuah persidangan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
1. Musyawarah mufakat dari seluruh anggota sidang.
2. Voting.
a. Voting dilakukan apabila musyawarah mufakat benar-benar tidak dapat dilakukan.
b. Hasil keputusan melalui voting ditetapkan berdasarkan suara/pilihan terbanyak dari
seluruh anggota sidang.
c. Apabila setelah dilakukan 3 kali voting dan hasil suara sama/imbang, maka
pengambilan keputusan selanjutnya dikembalikan ke pimpinan sidang.

BAB X PENINJAUAN KEMBALI


Pasal 11
1. Peninjauan Kembali (PK) adalah suatu perubahan atau pembatalan keputusan sebelum
ditetapkan dalam konsideran di setiap persidangan.
2. PK dapat dilakukan sebelum seluruh kesepakatan ditetapkan dalam konsideran di setiap
persidangan.
3. Pengajuan PK dapat dilakukan jika:
4. Memiliki bukti atau argumentasi yang berbeda dari yang telah didiskusikan sebelumnya.
5. Disepakati berdasarkan ketentuan kuorum sebanyak 2/3 dari seluruh jumlah peserta
sidang. 4. Pengajuan PK hanya dapat dilakukan 1 kali untuk setiap keputusan.

BAB XI PENGESAHAN
Pasal 12

1. Untuk mengesahkan setiap persidangan maka harus dibuat konsideran sidang.


2. Konsideran sidang dibacakan sebelum pengetukan palu tanda disahkannya sidang.
3. Format konsideran akan dijelaskan dalam lampiran yang merupakan kesatuan dari
panduan ini.

BAB XII KUORUM


Pasal 13

Persidangan dapat berlangsung tanpa memandang jumlah yang hadir asalkan yang
bersangkutan telah diundang secara sah.

BAB XIII PENUTUP


Pasal 15

Pedoman persidangan ini berlaku sejak disahkan dan hal-hal lain yang belum diatur dalam
pedoman ini akan diatur kemudian dengan tidak bertentangan dengan peraturan di atasnya.
RANCANGAN TATA TERTIB
RANCANGAN TATA TERTIB

MUSYAWARAH DAERAH IV IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

KABUPATEN KABUPATEN KAPUAS

KABUPATEN KAPUAS, 27 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2022 H

Pasal 1
Nama, Tempat dan Waktu
Kegiatan ini bernama Musyawarah Daerah IV Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten
Kuala Kapuas disingkat dengan MUSYDA VII IPM KABUPATEN KAPUAS,
diselenggarakan di Aula SMA Muhammadiyah Kuala Kapuas KABUPATEN KAPUAS,
pada tanggal pada tanggal 27 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2022 H

Pasal 2
Tema

“Meningkatkan GerkKan IPM Kapuas yang Berkemajuan


Pasca Pandemi”

Pasal 3
Landasan
1. Al-Quran dan Al-Hadits
2. Anggaran Dasar IPM pasal 32
3. Anggaran Rumah Tangga IPM pasal 35

Pasal 4
Anggota
1. Peserta Penuh :
a. Ketua Umum Pimpinan Daerah dan anggota yang ditunjuk oleh Pimpinan Daerah.
b. Ketua Umum Pimpinan Cabang/Ranting atau yang mewakili dan 4 orang utusan
Pimpinan Cabang/Ranting.
2. Peserta Peninjau :
Peninjau adalah mereka yang diundang oleh PD IPM Kota Kuala Kapuas selain yang
termaktub pada point 1 di atas, Peserta Peninjau adalah:
a. Pimpinan Daerah yang tidak menjadi peserta musyawarah Daerah.
b. Mereka yang diundang oleh Pimpinan Daerah.

Pasal 5
Quorum
Permusyawaratan dapat berlangsung tanpa memandang jumlah peserta yang hadir asalkan
yang bersangkutan telah diundang secara sah.

Pasal 6
Hak Suara Dan Hak Bicara
1. Hak bicara ada pada semua anggota MUSYDA VII IPM KABUPATEN KAPUAS.
2. Hak suara hanya ada pada peserta MUSYDA VII IPM KABUPATEN KAPUAS.

Pasal 7
Persidangan
1. Setiap persidangan dalam MUSYDA IV IPM Kabupaten Kapuas dipimpin oleh Ketua
didampingi Sekretaris dan 1 orang anggota sidang yang ditentukan oleh PD IPM
KOTAKuala Kapuas periode 2018 – 2022 dengan memperhatikan usul dan saran dari
anggota MUSYDA VII IPM KABUPATEN KAPUAS.
2. Seluruh persidangan dalam MUSYDA IV IPM Kabupaten Kapuas ini dibagi menjadi
tiga :
a. Sidang Pleno, diikuti oleh seluruh anggota MUSYDA VII IPM KABUPATEN
KAPUAS.
b. Sidang Komisi, diikuti oleh anggota permusyawaratan yang telah mendaftarkan diri
sesuai dengan komisi yang telah ditentukan sebagai berikut :
 Komisi A : Program Kerja PD IPM Kuala Kapuas 2018-2022.

 Komisi B : Isu Strategis.

 Komisi C : Agenda Aksi dan Rekomendasi

c. Sidang Formatur, dihadiri dan diikuti oleh 9 (sembilan) orang yang berhak menjadi
tim Formatur setelah melalui proses pemilihan.

Pasal 8
Keputusan
1. Keputusan MUSYDA VII IPM Kapuas diusahakan dengan musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila terpaksa dilakukan pemungutan suara, maka keputusan diambil dengan suara
terbanyak mutlak, yaitu separuh tambah satu dari jumlah suara yang ada.

Pasal 9
Penanggung jawab
Penanggung jawab MUSYDA IV IPM Kabupaten Kapuas adalah Pimpinan Daerah Ikatan
Pelajar Muhammadiyah Kabupaten KABUPATEN KAPUAS.

Pasal 10

Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditetapkan oleh PD IPM KOTAKuala
Kapuas dengan mempertimbangkan usulan dan saran dari anggota MUSYDA VII IPM
KABUPATEN KAPUAS.

Ditetapkan di KABUPATEN KAPUAS,

Pada tanggal : 28 Rabi’ul Akhir 1443 H


Bertepatan tanggal : … Februari 2022 M
Pukul : .....
Presidium Sidang,
Ketua Sekretaris Anggota

............... ............... ...............


RANCANGAN TATA TERTIB

PEMILIHAN KETUA UMUM DAN FORMATUR

PIMPINAN DAERAH IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH KABUPATEN KAPUAS

PERIODE MUYSDA I

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Pengertian

Tata tertib Pemilihan Ketua Umum dan Formatur adalah seperangkat ketentuan, sistem

dan tata cara pemilihan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kuala Kapuas
Periode MUSYDA VII.

Pasal 2

Penyelenggara

Ayat 1

Penyelenggaraan pemilihan Ketua Umum dan Formatur dilakukan oleh Panitia Pemilihan
Daerah (Panlihda) periode MUSYDA VII.

Ayat 2

Panitia Pemilihan Daerah ( Panlihda ) adalah Panitia Pemilihan Ketua Umum dan Formatur
Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kuala Kapuas Periode MUSYDA VII
berjumlah 4 orang, terdiri dari 1 orang ketua, 1 orang sekretaris, dan 2 orang anggota. Mereka
terdiri dari 2 orang Pimpinan Daerah IPM Kuala Kapuas di tambah dengan 2 orang dari
Pimpinan Daerah IPM yang ditetapkan oleh Konferensi Pimpinan Daerah ( Konpida ).

Ayat 3

Syarat Panlihda :

1. Telah dicalonkan oleh Pimpinan Daerah/Pimpinan Cabang dan atau Pimpinan Ranting
yang bersangkutan dan mendapat persetujuan.
2. Tercatat aktif sebagai Pimpinan Daerah/Pimpinan Cabang dan atau Pimpinan Ranting
3. Tidak mencalonkan diri/dicalonkan sebagai Ketua Umum dan Formatur dalam MUSYDA
VII.
Ayat 4

Susunan Panlihda adalah sebagai berikut :

1. Ketua : PD IPM KOTAKuala Kapuas (......................................)


2. Sekretaris : PD IPM KOTAKuala Kapuas (......................................)
3. Anggota : 1) PR IPM . (.......................................)
2) PR IPM . (......................................)

Ayat 5

Hak dan Kewajiban Panlihda MUSYDA VII antara lain :

1. Mendapat fasilitas dan anggaran dari Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
KABUPATEN KAPUAS.
2. Melakukan verifikasi dan menetapkan uji kelayakan dan keputusan kepada semua calon
Ketua Umum dan calon Formatur.
3. Melakukan prosesi pemilihan Ketua Umum dan calon Formatur PD IPM Periode
MUSYDA VIII sesuai dengan tata tertib Pemilihan yang telah di tetapkan dan di sahkan
pada saat Konpida IPM di KABUPATEN KAPUAS.
4. Memberikan sanksi bagi para kandidat dan pemilih bila di ketahui menyalahi ketentuan
yang sudah diatur.
5. Seluruh susunan Panlihda tidak bisa masuk ke daftar calon Ketua Umum dan calon
Formatur.
6. Masa kerja Panlihda adalah sejak di SK-kan oleh Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Kuala Kapuas sampai terbentuknya seluruh perangkat PD IPM Kuala
Kapuas periode MUSYDA VIII.
7. Melaksanakan seluruh prosesi Pemilihan Ketua Umum dan Formatur dengan jujur
profesional.
8. Tidak memihak kepada salah satu calon.
9. Memberikan fasilitas yang sama kepada seluruh calon ketua umum dan formatur.
BAB II

PENCALONAN KETUA UMUM

Pasal 3

Calon Ketua Umum

Ayat 1

Calon sementara adalah calon Ketua Umum PD IPM Kuala Kapuas periode MUSYDA VIII
yang dicalonkan oleh PD/PR IPM dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Calon Ketua Umum memiliki surat keterangan dari PD IPM bahwa calon Ketua Umum
tersebut pernah aktif di PD IPM minimal selama 1 Periode.
2. PD IPM mencalonkan maksimal 2 Calon Ketua Umum yang berbeda.
Ayat 2

Calon tetap adalah calon sementara yang menyatakan kesediaannya dan telah memenuhi
syarat/kriteria calon Ketua Umum PD IPM Kuala Kapuas periode MUSYDA VIII.

Ayat 3

Hak dan kewajiban calon Ketua Umum :

a. Mendapat perlakuan yang sama oleh Panlihda.


b. Berhak mengikuti seluruh rangkaian acara MUSYDA VII sebagai peninjau, dimana hak
dan kewajibannya diatur dalam tata tertib Muktamar XX.
c. Berhak mendapat media dan waktu untuk menyampaikan visi-misinya tentang IPM masa
depan yang disediakan oleh Panlihpus.
d. Berkewajiban menyampaikan visi-misinya tentang IPM masa depan pada waktu dan
media yang disediakan oleh Panlihda.
e. Berkewajiban memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Panlihda.
f. Tidak boleh mencalonkan diri sebagai formatur.

Pasal 4

Kriteria dan Syarat Calon Ketua Umum

Ayat 1

Kriteria calon Ketua Umum PD IPM Kuala Kapuas Periode MUSYDA VIII adalah sebagai
berikut :

1. Taat mengamalkan ajaran agama Islam berdasar Alquran dan sunnah.


2. Setia dan taat pada prinsip – prinsip dasar Muhammadiyah.
3. Setia pada tujuan, perjuangan dan garis kebijakan IPM.
4. Memiliki pengetahauan yang luas dan wawasan keilmun yang mendalam.
5. Memiliki visi kepemimpinan di tingkat daerah dan berpengalaman dalam
kepemimpinan di IPM minimal 1 tahun.
6. Menguasai bahasa asing, minimal bahasa Arab atau Inggris.
7. Mempunyai kemampuan interpersonalitas dan komunikasi keummatan dan
kebangsaan yang berwawasan multikultural.
8. Siap berkhidmat menjalankan amanah dengan professional dan penuh tanggung
jawab.
9. Memiliki kemampuan membangun team work.

BAB III
PENCALONAN ANGGOTA FORMATUR

Pasal 5

Calon Formatur

Ayat 1

Calon sementara adalah calon Anggota Formatur PD IPM Kota Kuala Kapuas periode
MUSYDA VIII yang dicalonkan oleh PW IPM dan PD IPM dengan ketentuan sebagai
berikut :

a. PD IPM mencalonkan maksimal 5 orang calon formatur.


b. PC/PR IPM mencalonkan maksimal 5 orang calon formatur
Ayat 2

Calon tetap adalah calon sementara yang menyatakan kesediaannya dan telah memenuhi
syarat/kriteria calon Formatur PD IPM Kuala Kapuas periode MUSYDA VIII.

Ayat 3

Hak dan kewajiban calon Formatur :

a. Mendapat perlakuan yang sama oleh Panlihda.


b. Berhak mengikuti seluruh rangkaian acara MUSYDA VII sebagai peninjau.
c. Berhak mengikuti seluruh rangkaian acara MUSYDA VII sebagai peninjau, dimana hak
dan kewajibannya di atur dalam tata tertib MUSYDA VII.
d. Berkewajiban memenuhi seluruh persyaratan yang telah di tetapkan oleh Panlihda.
e. Menjunjung tinggi tata tertib dan hasil pemilihan.
BAB VI
SISTEM DAN TATA CARA PEMILIHAN

Pasal 11

Proses Pemilihan

Prosesi pemilihan berlangsung dalam agenda MUSYDA VII yang diikuti oleh seluruh peserta
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 12

Tata Cara Pemilihan Ketua Umum

Ayat 1

Sistem Pemilihan Ketua Umum PD IPM Kuala Kapuas Periode MUSYDA VIII akan
dilakukan 2 (dua) tahap pemilihan apabila jumlah calon tetap berjumlah minimal 3 orang.
Apabila calon tetap dibawah itu maka prosesi hanya berlangsung selama 1 (satu) kali.

Ayat 2

Apabila terdapat hanya ada satu calon yang lolos sebagai Ketua Umum PD IPM Kuala
Kapuas maka secara otomatis calon tersebut akan ditetapkan sebagai Ketua Umum PD IPM
Kuala Kapuas periode MUSYDA VIII.

Ayat 3

Apabila tidak ada calon yang memenuhi syarat sebagai Ketua Umum, maka panlihda akan
meminta pertimbangan kepada PD IPM KABUPATEN KAPUAS.

Ayat 4

Proses Pemilihan Ketua Umum adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanan pemilihan dilaksanakan secara LUBER dan JURDIL.


b. Tiap pemilih memperoleh 1 (satu) surat suara calon Ketua Umum.
c. Tiap pemilih memilih 1 (satu) calon Ketua Umum pada tiap tahap pemilihan dengan cara
mencontreng nomor urut kandidat pada surat suara yang telah diberi tanda tangan Ketua
dan Sekretaris Panlihda serta stempel PANLIHDA kemudian dimasukkan kedalam kotak
suara yang telah disediakan.
d. Surat suara dinyatakan batal, jika tidak sesuai dengan ketentuan pasal 12 ayat 4 point b
dan c sebagaimana tersebut diatas.
e. Penghitungan suara dilakukan oleh Panlihda dengan disaksikan 3 orang saksi dari
PD/PR.
f. Apabila dalam proses pemungutan suara terdapat jumlah suara yang sama maka untuk
menentukan Ketua Umum PD IPM Kuala Kapuas dilakukan pemungutan suara ulang
bagi calon Ketua Umum yang memiliki jumlah suara sama (drow).
Ayat 5

Ketua Umum terpilih secara otomatis akan menjadi Ketua Formatur.

Pasal 13

Tata Cara Pemilihan Formatur

Ayat 1

Jumlah anggota formatur yang akan dipilih berjumlah 9 (sembilan) orang.

Ayat 2

System pemilihan anggota formatur PD IPM Kuala Kapuas periode MUSYDA VIII akan
dilakukan dalam 2 (dua) tahap pemilihan apabila jumlah calon tetap formatur PD IPM Kota
Kuala Kapuas minimal 13 orang calon tetap formatur, namun apabila jumlah calon tetap
formatur dibawah itu maka prosesi dilakukan hanya 1 (satu) kali.

Ayat 3

Apabila hanya terdapat 9 (sembilan) orang yang memenuhi syarat anggota formatur maka
secara otomatis akan menjadi anggota formatur PD IPM Kuala Kapuas Periode MUSYDA
VIII

Ayat 4

Apabila tidak ada calon yang memenuhi syarat sebagai formatur, maka panlihda akan
meminta pertimbangan kepada PD IPM KABUPATEN KAPUAS.

Ayat 5

Apabila terdapat formatur yang terpilih lalu mengundurkan diri sebelum penetapan rapat
pleno formatur, maka suara terbanyak urutan dibawahnya (urutan ke-9 dan seterusnya) secara
otomatis akan ditetapkan menjadi anggota formatur.

Pasal 14

Tugas dan Wewenang Formatur

Ayat 1

Ketua Umum yaitu Ketua Tim Formatur dan Sekretaris Formatur yaitu suara terbanyak
formatur bersama Tim Formatur terpilih melakukan pemilihan dan penyusunan Pengurus PD
IPM Kuala Kapuas periode MUSYDA VIII
Ayat 2

Penyusunan pengurus PD IPM Kuala Kapuas periode MUSYDA VIII dilakukan dengan
aturan sebagai berikut :

a. Penyusunan dilakukan dengan Musyawarah untuk mufakat.


b. Penyusunan dihadiri oleh anggota tim formatur dan dipimpin oleh ketua tim formatur.
c. Seluruh anggota formatur memiliki hak yang sama dalam memberikan suara dan usulan
nama-nama pimpinan.
d. Apabila setelah lewat 1 (satu) bulan tim formatur belum berhasil melengkapi
penyusunan, maka akan dibicarakan kemudian.

BAB VII

SANKSI PANLIHDA, PEMILIH, CALON, DAN SAKSI

Pasal 15

Sanksi Panlihwil

Ayat 1

Jika terdapat salah seorang atau seluruh anggota Panlihda yang terbukti melakukan
kecurangan sehingga menghambat proses pemilihan serta merugikan salah satu calon Ketua
Umum dan Formatur maka haknya sebagai Panlihda dicabut oleh PD IPM KABUPATEN
KAPUAS.

Ayat 2

Keanggotaan Panlihda yang telah dicabut oleh PD IPM KABUPATEN KAPUAS, maka hak
wewenang yang melekat pada dirinya dinyatakan gugur.

Ayat 3

Mengingat keanggotan Panlihda bersifat institusi (keterwakilan PD, PC atau PR ) maka PD


IPM Kuala Kapuas akan meminta kepada institusi yang bersangkutan untuk mengganti
anggota Panlihda dengan usulan nama yang baru sesuai dengan syarat anggota panlihda.

Pasal 16

Sanksi Calon

Ayat 1

Jika terdapat salah seorang atau seluruh calon Ketua Umum dan Formatur yang terbukti
melakukan kecurangan sehingga menghambat proses pemilihan serta merugikan salah satu
calon Ketua Umum dan Formatur maka haknya sebagai calon Ketua Umum dan Formatur
dicabut oleh Panlihda.
Ayat 2

Calon Ketua Umum atau Formatur yang telah dicabut haknya oleh panlihda maka PD IPM
maupun PC atau PR IPM yang mencalonkannya tidak dapat mengganti dengan nama baru.

Pasal 17

Sanksi Pemilihan

Ayat 1

Jika terdapat salah seorang atau seluruh calon pemilih yang terbukti melakukan kecurangan
sehingga menghambat proses pemilihan serta merugikan salah satu calon Ketua Umum dan
Formatur maka haknya sebagai pemilih dicabut oleh Panlihda.

Ayat 2

Calon pemilih yang telah dicabut haknya oleh Panlihda maka PD dan PR IPM yang memberi
mandat sebagai peserta tidak dapat mengganti dengan nama baru.

Pasal 18

Sanksi Saksi

Ayat 1

Jika terdapat salah seorang atau seluruh saksi pemilihan yang terbukti melakukan kecurangan
sehingga menghambat proses pemilihan serta merugikan salah satu calon Ketua Umum dan
Formatur maka haknya sebagai saksi dicabut oleh Panlihda.

Ayat 2

Saksi yang telah dicabut haknya oleh Panlihda, maka hak dan kewajiban yang melekat pada
dirinya dinyatakan gugur.

Ayat 3

Mengingat keanggotaan saksi bersifat institusi (keterwakilan PD dan PR) maka Panlihda
akan meminta kepada institusi yang bersangkutan untuk mengganti saksi dengan usulan nama
yang baru sesuai dengan syarat saksi.
BAB VIII

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 19

Aturan Tambahan

hal-hal teknis yang belum diatur dalam tata tertib proses pemilihan ini menjadi hak dan
wewenang bagi Panlihda untuk mengaturnya.
PROGRAM KERJA

PD IPM KUALA KAPUAS 2019-2021

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH


Program Kerja IPM

A. Dasar Program Kerja


Sistem Gerakan IPM adalah seperangkat nilai spesifik yang melandasi segala
aktivitas IPM, baik dalam manajemen organisasi, landasan program, atau aktivitas
IPM. Sistem Gerakan IPM berarti apa saja yang menjadi kriteria keberhasilan gerakan
IPM baik itu yang melingkup pendekatan struktural (struktur kepemimpinan) atau pun
pendekatan kultural (komunitas). IPM mempunyai enam sistem gerakan sebagai
berikut :
1. Keilmuan
Aktivitas program IPM sebagai organisasi yang harus dilandasi oleh prinsip
keilmuan yang bertujuan sebagai sarana mempelajari ilmu dan pengetahuan yang
dicirikan sebagai berikut :
a. Rasional/logis.
b. Berbasis kebutuhan pelajar.
c. Berbasis riset.
d. Memperhatikan perkembangan ilmu.
2. Kekaderan
Semua yang dilakukan IPM dalam proses organisasi selalu bersifat
pemberdayaan anggota yang dilandasi nilai-nilai kekaderan yang meliputi :
a. Memfasilitasi dalam aspek pemahaman ideologi.
b. Memfasilitasi dalam aspek pemahaman pradigma.
c. Memfasilitasi dalam aspek pemahaman gerakan.
3. Keberpihakan
Program dan aktivitas harus jelas keberpihakannya terhadap aspirasi pelajar,
IPM juga memiliki tanggung jawab untuk membawa aspirasi pelajar dan
mengadvokasikannya. Kata keberpihakan adalah salah satu kriteria capaian
umum yang sangat penting bagi IPM.
4. Pemberdayaan
Pemberdayaan berarti proses pengembangan kapasitas, kemampuan,
kreativitas, dan kekuatan pelajar. Konsep pemberdayaan IPM selalu bersifat
parsitipatoris dan dua arah dengan tujuan sebagai cara membentuk integritas,
kemandirian, kecakapan, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Keislaman
IPM dituntut untuk selalu menawarkan inovasi dakwah bagi mad’u muda.
Maka dari itu IPM mewadahi organisasi berbasis pelajar dan nilai-nilai keislaman
Tauhid. IPM bertanggung jawab memformulasikan model dakwah yang ramah,
menyenangkan dan membawa manfaat bagi pelajar dan remaja pada umumnya.
6. Kemanusiaan
Kemanusiaan berarti segala proses yang terjadi didalam pengembangan
organisasi harus bersifat manusiawi. Mengakomodir segala kapasitas yang ada
pada anggota IPM. IPM bertanggung jawab untuk menjadi wadah bagi pelajar
secara keseluruhan tanpa terkecuali. IPM tidak hanya mewadahi aspirasi
kelompok sosial pelajar tertentu, tetapi secara menyeluruh.
7. Keorganisasian
Organisasi IPM dijalankan dengan melibatkan kesepakatan semua pihak.
Landasan semua program IPM adalah sistem, dimana IPM bergerak atas sistem
yang dijalankan berdasarkan pada sifat keorganisasiannya.

B. Aspek Pengembangan Program Kerja


Sistem gerakan IPM adalah bentuk konkret penerapan sistem gerakan. Dalam
sistem gerakan, ada lima aspek pengembangan program kerja yaitu :
1. Sistem Gerakan
Sistem gerakan disusun dengan berpedoman pada nilai-nilai yang tertuang
dalam aktualisasi sistem gerakan IPM. Berkaitan dengan alur internalisasi dan
eksternalisasi nilai organisasi. Internalisasi nilai berarti nilai apa saja yang
diterapkan menjadi pegangan bersama antara setiap anggota oragnissi.
Sedangkan, eksternalisai nilai berarti nilai apa saja yang diharapkan mampu
menjadi tujuan organisasi atau cara spesifik setiap bidang yang ada diIPM.
2. Organisasi dan Kepemimpinan
Organisasi dan kepemimpinan berarti hal apa sja yang dibutuhkan atau harus
disediakan oleh organisasi dan kepemimpinan dalam memfasilitasi perjalanan
organisasi menuju terwujudnya visi.
3. Jaringan
Jaringan berkaitan dengan apa yang harus dilakukan oleh bidang atau
organisasi dalam memfasilitasi tercapainya visi yang berkaitan dengan kemitraan.
4. Sumber Daya
Sumber daya adalah hal apa saja yang dapat dicapai oleh kerja organisasi atau
bidang berkaitan dengan peningkatan kapasitas anggota dan sasaran program.
5. Aksi
Aksi adalah wujud konkret dari stategis perencanaan visi. Aksi juga berarti
garis besar dari apa yang dapat dilakukan agar visi trcapai.

C. Program Kerja Bidang dan Lembaga


1. Bidang organisasi
No. Aspek-aspek Bidang-Bidang
1 Visi Terwujudnya IPM sebagai organisasi
terdepan dalam merespon dinamika zaman
dan perkembangan global sebagai wujud
gerakan pelajar berkemajuan.
2 Sistem Gerakan Mengembangkan sistem organisasi IPM
yang maju, efektif, dan profesional berbasis
data.
3 Organisasi dan Mengingkatkan kualitas dan fungsi-fungsi
Kepemimpinan kepemimpinan organisasi diberbagai
tingkatan yang berbasis pada penerapan
budaya kerja organisasi yang manusiawi,
apresiatif, amanah dan terukur.
4 Jaringan Memperkuat jaringan kelembagaan IPM
melalui komunikasi intensif dan
pendampingan sehingga mampu bersinergi
membangun organisasi.
5 Sumber Daya Meningkatkan kualitas kepemimpinan
diberbagai tingkatan agar mampu
menjalankan misi ikatan.
6 Aksi • Meningkatan konsilidasi gerakan
jejaring internal dan akar rumput
melalui pembinaan dan
pendampingan.
• Menguatkan dan melengkapi basis
data organisasi sebagai dasar
pelaksanaan program yang terukur
dan tepat sasaran.

2. Bidang Pengkaderan

No. Aspek-aspek Bidang-Bidang


1 Visi Berkembangnya kapasitas anggota dan kader
IPM sebagai perilaku gerakan yang memiliki
keunggulan kapasitas, komitmen ideologis,
dan mampu memajukan serta
menyebarluaskan peran IPM sebagai
gerakan pelajar dalam dinamika
kemanusiaan, ummat, bangsa dan
Muhammadiyah.
2 Sistem Gerakan Memperkuat kapasitas kader dan ideologi
dengan mengoptimalkan sistem pengkaderan
IPM dengan mengadakan pelatihan kader
taruna melati secara massif yang berdaya
emansipatif dan mencerahkan dengan spirit
Islam berkemajuan.
3 Organisasi dan Mendukung segala proses kaderisasi baik
Kepemimpinan dalam wujud formal, informal, dan non-
formal. Berkomitmen untuk menjaga proses
pengkaderan yang manusiawi, apresiatif, dan
fokus pada pengembangan kapasitas diri
kader sebagai generasi berkemajuan.
4 Jaringan Meningkatkan kaderisasi dan kerjasama
secara tersistem antara pemimpin dalam hal
pelaksanaan perkaderan dilingkungan
masing-masing.
5 Sumber Daya Membentuk dan meningkatkan kualitas
fasilitator dan membina fasilitator yang
mampu mengembangkan pengkaderan yang
lebih relevan dan kompatibel dengan
kepentingan dan kebutuhan para kader.
6 Aksi • Mengadakan kajian-kajian
pengkaderan untuk pengembangan
konsep, model, pendekatan, dan
metode yang lebih berkualitas dalam
pelaksanaan perkaderan IPM untuk
dijadikan pedoman kegiatan
perkaderan disetiap tingkatan
pimpinan.
• Mengadakan hari ber IPM disaat
momen-momen liburan sekolah atau
saat milad.

3. Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan

No. Aspek-aspek Bidang-Bidang


1 Visi Terbentuknya tradisi iqro’ (membaca,
menulis, riset) serrta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan eksplorasi
aspek-aspek kehidupan yang berbicarakan
Islam. Sehingga mampu menjadi alternatif
kemajuan dan keunggulan peradaban.
2 Sistem Gerakan Mengembangkan tradisi Iqro’ dilingkungan
IPM sebagai bagian dari pengembangan
gerakan ilmu melalui gerakan literasi dan
komunikasi ilmiah remaja.
3 Organisasi dan Menguatkan kapasitas kepemimpinan yang
Kepemimpinan mampu mengembangkan program-program
penelitian dan ilmu pengethauan teknologi
sebagai basis pengambilan kebijakan dan
pengembangan kemajuan.
4 Jaringan Membentuk dan bersinergi dengan
komunitas literasi untuk menumbuhkan
tradisi keilmuan dilingkungan pelajar.
5 Sumber Daya Menyiapkan kader yang mampu berpikir
kreatif dan sikap ilmiah dalam
mengoptimalkan gerakan ilmu dikalangan
pelajar.
6 Aksi Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
pencerdasan seperti seminar, bedah film,
diskusi dan lain-lain.

4. Bidang Kajian Dakwah Islam

No. Aspek-aspek Bidang-Bidang


1 Visi Berkembangnya dakwah Islam pelajar yang
bersifat inspiratif menggimbarakan dan
mencerahkan dakwah yang memahami
karakteristik mad’u kontemporer sehingga
Islam mejadi sumber hidup kreatif bagi
pengembangan kehidupan sehari- hari.
2 Sistem Gerakan Menghidupkan dakwah dan kajian Islam
yang mampu merespon dinamika dan
kebutuhan zaman sehingga menjadikan
Islam sebagai sumber inspirasi melalui
pelatihan da’i pelajar muhammadiyah.
3 Organisasi dan Mengoptimalkan bidang kajian dan dakwah
Kepemimpinan Islam sebagai sumber inspirasi daya kreatif
pelajar muhammadiyah.
4 Jaringan Membangun sinergi dan kerjasama secara
sistematik untuk memperkuat kerja dakwah
pelajar muhammadiyah sekaligus dalam
rangka menciptakan kolaborasi yang mampu
memberi dampak luas sirit islam
berkemajuan.
5 Sumber Daya Meningkatkan kapasitas, kualitas, dan
kuantitas mubalig pelajar untuk memenuhi
kebutuhan dakwah dikalangan pelajar
sehingga ajaran Islam menjaddi inspirasi
kreatif pelajar.
6 Aksi • Membentuk dan mengembangkan
pusat penelitian, kajian dan informasi
bidang keIslaman dan menyusun
pedoman-pedoman dan materi
keIslaman dengan merujuk kepada
himpunan putusan tarjih yang dapat
menjadi acuan pelajar secara umum
atau anggota IPM, seperti pedoman
kultum, materi khutbah dan tuntunan
kehidupan beragama sehari-hari.
• Responsif terhadap isu-isu lokal.

5. Bidang Apresiasi Budaya dan Olahraga

No. Aspek-aspek Bidang-Bidang


1 Visi Berkembangnya seni budaya dan olahraga
dikalangan pelajar berspirit Islam
berkemajuan dan mencerahkan peradaban
manusia sebagai makhluk yang berhubungan
yang berbudaya dan berakhlak mulia dan
sehat jasmani rohani.
2 Sistem Gerakan Meningkatkan upaya pengembangan seni
budaya dan olahraga dikalangan pelajar
yang sesuia dengan nilai-nilai Islam dan
Muhammadiyah melalui kegiatan apresiasi
seni dan budaya serta dengan
menyelenggarakan pekan olahraga pelajar.
3 Organisasi dan Menguatkan kapasitas kelembagaan seni,
Kepemimpinan budaya dan olahraga disemua jenjang
kepemimpinan IPM.
4 Jaringan Menguatkan jejaring komunitas-komunitas
seni, baik IPM , sekolah, ataupun luar dalam
pengembangan seni, budaya dan olahraga
dikalangan pelajar.
5 Sumber Daya Mengangkat potensi seni, budaya dan
olahraga pelajar mampu bersaing dilingkup
yang lebih luas lagi.
6 Aksi Membentuk komunitas-komunitas seni,
budaya dan olahraga serta
menyelenggarakan kegiatan pelatihan,
apresiasi dan penciptaan seni budaya.

6. Bidang Advokasi

No. Aspek-aspek Bidang-Bidang


1 Visi Terwujudnya kesadaran advokasi
dilingkungan IPM atas persoalan-persoalan
agama, pendidikan, budaya, sosial politik
dan ekonomi yang menjadi fokus gerak IPM
sebagai gerakan berkemajuan wujud dakwah
amar ma’ruf nahi munkar dikalangan
pelajar.
2 Sistem Gerakan Mengembangkan kesadaran advokatif dan
emansipatif serta mengintensifkan kajian-
kajian khusus tentang isu-isu strategis
advokasi hak-hak pelajar serta kebijakan
nasional yang menyangkut kepentingan
pelajar melalui pengembangan sekolah
advokasi dan tindakan pendampingan
advokasi.
3 Organisasi dan Menguatkan kapasitas kepemimpinan dan
Kepemimpinan kelembagaan dikalangan pelajar yang
responsif terhadap isu-isu strategis dan
kebijakan publik serta menjadi rumah
advokasi bagi pelajar muhammadiyah.
4 Jaringan Meningkatkan usaha dan mengembangkan
kerja sama dengan pemerintah dan berbagai
lembaga untuk meningkatkan penegakan
hukum dalam berbagai aspek termasuk
dalam pemberantasan korupsi.
5 Sumber Daya Memfasilitasi pembangunan kualitas pelajar
yang memiliki kapasitas dlam bidang
advokasi yang amanah, profesional, dan
mengemban misi IPM.
6 Aksi • Mengembangkan forum-forum
kajian khusus tentang berbagai isu
nasional yang strategis. Seminar
mengenai situasi dunia, untuk
menjadi bahan penyikapan dan
langkah IPM dalam menghadapi
perkembangan dunia nasional.
• Membentuk kesadaran hukum
melalui berbagai lembaga sosial
termasuk lewat jalur pendidikan.

7. Bidang Ipmawati

No. Aspek-aspek Bidang-Bidang


1 Visi Memperkuat dan mendukung penuh peran
pelajar perempuan sebagai kader
kemanusiaan, kebangsaan, keummatan, dan
persyarikatan serta dukungan emansif bagi
keterlibatan pelajar perempuan dalam
berbagai dimensi kehidupan.
2 Sistem Gerakan • Mengkaji, mengembangkan dan
mendorong isu-isu tentang hak-hak
aksebilitas pelajar perempuan dalam
menggunakan ruang publik, bebas
dari stigma atau stereotip kultural
yang menciptakan perempuan
sebagai kelompok rentan.
• Meningkatkan kepedulian dan respon
terhadap permasalahan pelajar
perempuan serta permasalahan
remaja perempuan pada umumnya.
• Mengoptimalisasi potensi kader
putri muhammadiyah dan proses
kaderisasi melalui pendidikan khusus
Ipmawati.
• Meningkatkan kesadaran akan
pentingnya memahami kebutuhan
pelajar perempuan terutama yang
berkaitan dengan kesehatan
reproduksi melalui pendampingan
kesehatan reproduksi pelajar.
3 Organisasi dan • Menjadikan kader perempuan
Kepemimpinan sebagai penyelaras dan penegasan
terkait perannya dengan isu-isu
kontemporer seperti perdagangan
perempuan khususnya dibawah
umur, eksploitasi pelajar sampai pada
persoalan secara struktur maupun
secara teologis.
• Mampu memperjuangkan hak-hak
pelajar perempuan tanpa memandang
diskriminasi terhadap kelompok.
4 Jaringan • Meningkatkan usaha dan kerjasama
dengan berbagai pihak dalam
mencegah sekaligus mengadvokasi
kejahatan human trafficking yang
pada umumnya menimpa kaum
pelajar perempuan.
• Mengoptimalkan potensi kader putri
dalam proses kaderisasi khususnya
dilembaga ortom muhammadiyah.
5 Sumber Daya Terus melakukan pencerdasan,
pendampingan dan penyadaran terhadap
perempuan diberbagai sektor publik
sehingga adanya transformasi kadder
perempuan dari masa ke masa sehingga
tidak ada lagi diskriminatif, maupun
termajinalkan baik dilingkungan sekolah
serta lingkungan masyarakat luas.
6 Aksi • Menguatkan gerakan perempuan
melalui komunitas-komunitas anti
kekerasan.
• Aktif melaksanakan pengajian dan
diskusi dalam rangka pengetahuan
ideologi gerakan muhammadiyah dan
IPM.
• Melakukan gerakan literasi untuk
mengajak para pelajar perempuan
serta perempuan pada umumnya
untuk terus bergerak pada
pencerdasan diri.
STRATEGIS GERAKAN
Strategi Gerakan

Dalam rangka mewujudkan Gerakan Pelajar Berdaya menuju Pelajar Berkemajuan


dalam paradigma GPB, strategi gerakan ini muncul karena keresahan dari sekelumit kader
tentang problematika kelemahan pelajar dari berbagia sector, semisal seperti Pencerdassan,
Pemberdayaan, dan pembebasan yang menjadi ruh gerakan ruh Pelajar Berkemajuan. Hal ini
dimaksudkan agar segala interprentasi atau yang telah didapat tidak hilang atau tercabut dari
akarnya karena pada dasarnya beberapa arah gerakan itu sudah mengupayakan agar dapat
terwujudnya cita-cita yang kita mimpikan bersama, berikut penjelasan dari beberapa arah
strategi gerakan tersebut.

1. Strategi Gerakan Pencerdasan


Pencerdasan adalah upaya perubahan sosial melalui proses dialog yang
mencerdaskan dalam rangka mengentaskan kesalahan-kesalahan berpikir yang selama
ini menikung para pelajar. Karena, mustahil ada perubahan kearah yang benar kalau
kesalahan berpikir masih menjebak benak pelajar. Strategi persuasif-redukatif ini
dijalankan lewat pembentukan sikap, opini dan pandangan pelajar mengenai realitas
sosial yang timpang disekitranya. Oleh karena itu, posisi idea, pandangan hidup,
pandangan dunia, dan nilai-nilai memiliki posisi yang sentral. Karena, penyebab
utama perubahan adalah idea (ilmu). Idea memberikan banyak pengaruh terhadap
perkembangan masyarakat sebagaimana Al-Qur’an yang melakukan perubahan sosial
lewat idea.
Upaya pencerdasan diarahkan pada kesadaran bahwa pelajar sebagai manusia
dapat mempengaruhi perubahan sosial sehingga lahirlah kepribadian inovatif.
Kepribadian yang memandang realitas dengan kritis, memiliki rasa ingin
tahu/keterbukaan (inquisitive mind) dan melahirkan kritik, mempertanyakan tentang
dirinya dengan realitas dunia sekitarnya dan keterlibatannya dalam mengubahnya
menjadi lebih baik.
2. Strategi Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan lahir dari hubungan tanpa dominasi antara orang yang akan
melakukan pemberdayaan dan kaum pelajar. Hubungan tanpa dominasi terwujud dari
sikap dialogis dalam hubungan dan komunikasi. Dialogis disertai dengan sikap
kerendahan hati. Dialogis itu sendiri merupakan perjumpaan diantara manusia dengan
perantara dunia dan realitas. Hematnya, pemberdayaan dan kaum pelajar yang
dipertemukan dalam perantara dunia realitas.
Pemberdayaan sendiri merupakan suatu bentuk pengorganisasian sumber daya
untuk melakukan perubahan, dengan mensyaratkan adanya sikap partisipatoris
(sekaligus terlibat sebagai peserta) pelaku kesamaan ide dan opini mengenai realitas
yang akan membantu mendorong keterlibatan kolektif dalam perjuangan untuk
perubahan kondisi yang lebih baik.
3. Strategi Gerakan Pembebasan
Islam sejatinya merupakan agama pembebasan. Kebenaran ini dapat ditemui
dalam konsep Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang mengandung dimensi
pembebasan. Pembebasan yang dimaksud disini adalah upaya yang terintegrasi dan
terkoodinir dalam rangka membebaskan kaum pelajar yang dari segala bentuk
penindasan (intelektual), yang terlemahkan dalam pikiran dan termarjinalisasikan
secara personal, kultural dan struktural dalam bingkai teologi transformatif
Muhammadiyah, yakni teologi Al-Ma’un.
Pembebasan dilakukan lewat proses keterlibatan secara langsung dalam upaya
mewujudkan tranformasi sosial. Keterlibatan ini dilakukan lewaf proses mengagresi
kepentingan melalui pembentukan suatu program kebijakan yang didasarkan atas
serangkaian kepentingan dan pandangan yang dipahami oleh IPM, serta
mengartikulasikan kepentingan, dengan mengekspresikan dan mempublikasikan
berbagai kebijakan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi kebijakan strake holder
(pemegang otoritas).
Dari ketiga karakteristik gerakan yang disebutkan diatas, menegaskan bahwa
Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan Gerakan Pelajar Berkemajuan. GPB
membawa misi pencerahan dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya yang menjadi tujuan muhammadiyah. Dimana didalam masyarakat terdiri
dari pribadi pelajar muslim yang sebenar-benarnya.
4. Strategi Gerakan Intelektual
IPM adalah gerakan intelektual diedialkan mempunyai karakter keilmuan kritis-
transformatif, pro perubahan kapan dan dimana pun berada. Karakter intelektual yang
tidak hanya mempunyai ciri berpikir dan bertindak secara ilmu-iman-amal, iman-
ilmu-amal, amal-ilmu-iman secara hanya berorientasi pada ranah developmentalisme
an sich. Namun meneguhkan diri sebagai gerakan keilmuan yang mencerahkan yang
bersifat humanis, liberalis, dan transenden. Gerakan yang tidak hanya sampai pada
tataran teoritik namun juga berperan dalam mewujudkan perubahan sosial lewat
proses pencerdasan serta menadvokasi segala kepentingan basis massanya, yakni
pelajar.
5. Strategi Gerakan Kader
IPM merupakan gerakan kader, sehingga kaderisasi merupakan tugas utama IPM
dalam rangka menyemaikan nilai-nilai gerakan pada sikap kader dan juga merupakan
instrumen paling vital dalam ikatan. Dengan mengintensifkan kaderisasi yang efektif,
sistematik, dan berorientasi futuristik diharapkan mampu menjawab tantangan zaman
yang semakin kompleks. Dalam kaderisasi yang ideal inilah nilai-nilai gerakan pelajar
berkemajuan dapat terus disemaikan. Sehingga dalam merealisasi cita-cita ideal diatas
maka dibutuhkan strategi gerakan yaitu : Optimal dalam menerapkan pengkaderan
baik formal maupun informal, mengintensifkan pendampingan dan pemberdayaan
kader melalui komunitas-komunitas berdasarkan bakat dan minatnya.
6. Strategi Gerakan Kemandirian
Model gerakan kemandirian merupakan hal yang belakangan ini dilupakan oleh
kalangan
Muhammadiyah. Padahal, dulunya KH Ahmad Dahlan pendakwah yang mandiri
(intrepeneur). Olehnya
itu, etos kemandirian lewat jiwa intrepreneuship harus diinternalisasi kedalam diri
pelajar. Hal ini
dilakukan lewat proses pendayagunaan segala potensi, kreatifitas dan keterampilan
pelajar untuk
mewujudkan wirausaha muda yang mandiri (youngpreneur). Strategi yang mesti
dilakukan untuk
mewujudkan hal tersebut yakni: Mengadakan forum diskusi tentang dunia
kewirausahaan,
menghidupkan dan menumbuhkembangkan kooperasi sekolah serta mendorong
lahirnya usaha
ekonomi kreatif yang dapat dijalankan oleh pelajar, dan memberikan ruang bagi
lahirnya wirausaha
pelajar mandiri.
AGENDA AKSI
Agenda Aksi

1. Gerakan Literasi
a. Pendahuluan
Sebagai sebuah organisasi yang mengusung gerakan keilmuan, maka IPM tidak
bisa lepas dari gerakan literasi. Oleh karena itu, penting kiranya IPM mengusung
gerakan yang fokus pada aktifitas literasi sebagai upaya pencerdasan terhadap
pelajar dalam rangka mewujudkan cita-cita dari gerakan ilmu itu sendiri.
b. Konsep Dasar
Membumikan budaya literasi dengan membuka seluas-luasnya forum, ruang
maupun waktu untuk berliterasi bagi pelajar umumnya dan bagi kader IPM
khususnya.
c. Tujuan
Mewujudkan kader-kader IPM yang memiliki pengetahuan yang luas dan mampu
berpemikir kritis, filosofis, dan radikal guna menciptakan insan yang tidak
ekslusif maupun kaku.

Mewujudkan gerakan ini menjadi aktivitas rutin dalam bentuk kajian, diskusi atau
sharing yang diselenggarakan oleh pengurus IPM atau komunita pelajar
Muhammadiyah/non-Muhammadiyah sebagai upaya pencerdasan dan pencerahan
menujur pelajar yang berkemajuan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas
khazanah keilmuan kader sekaligus melatih berpikir kritis, filosofis dan radikal.
2. Sekolah Kader Progresif
a. Pendahuluan
Sekolah Kader Progresif merupakan suatu proses pendidikan yang disusun secara
terpadu meliputi pencerdasan, pemberdayaan, dan pembebasan terhadap kader
IPM. Kegiatan ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu setelah pengakderan
formal Taruna Melati I dan II. Untuk alumni Taruna Melati III dan Taruna Melati
Utama tidak ada karena diharapkan langsung mampu berkiprah dalam kancah
yang lebih luas.
Alasan lain adalah, karena letak geografis yang cukup luas sehingga bisa
mengakibatkan ketidak efektifan kegiatan. Selain itu, jika alumni TM I dan II
masih “dipikirkan”, maka alumni TM III dan TM Utama harus sudah
“memikirkan”. Karena itulah, alumni TM III dan TM Utama tidak ada sekolah
kader.
b. Konsep Dasar
Menyediakan model pembelajaran alternatif yang berkelanjutan sebagai upaya
pencerdasan, pemberdayaan, dan pembebasan dikalangan pelajar pada umumnya
dan pelajar Muhammadiyah atau kader IPM pada khususnya.
c. Tujuan
Terbentuknya kader pelopor, ideologis, serta progresif yang memiliki komitmen
dan loyalitas tinggi terhadap ikatan, berwawasan luas, berlandasakan aqidah Al-
Qur’an dan As-Sunnah, serta mampu menjadi penggerak inti organisasi dan
pelangsung tongkat estafet kepemimpinan IPM demi terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
3. Gerakan Komunitas Kreatif
a. Pendahuluan
Di era globalisasi dan revolusi industry 4.0 manusia dibuat lebih kreatif lagi, bila
tak mau berbeda dan berkolaborasi maka mereka akan diitinggalkan oleh zaman
untuk menjawab hal itu Gerakan Komunitas Kreatif menjadi salah satu solusi
yang ditawarkan oleh IPM Kal-Teng guna untuk menciptakan insan yang kreatif
dan berdaya saing tinggi.
Gerakan Komunitas Kreatif adalah sebuah kreatifitas dan motivasi berkarya dalam
frame kritis-transformatif yang berkemajuan sekaligus proses pendampingan dan
pemberdayaan potensi yang dimiliki oleh seorang kader. Sehingga proses
pendampingan yang ada dapat berjalan secara dinamis, aspiratif, dan
menyenangkan. Gerakan ini lahir untuk mewarnai proses pendampingan tidak
bersifat monoton. Selain itu, komunitas ini dapat dijadikan sebagai wadah
penguatan internalisasi nilai-nilai Islam berkemajuan dalam diri kader. Komunitas
itu sendiri merupakan kumpulan dari beberapa orang yang memiliki
kecenderungan bakat dan minat yang sama (homogen) sebagai wadah untuk
mengembangkan potensinya.
b. Konsep Dasar
Menyediakan wadah berupa Komunitas Kreatif untuk mewadahi minat dan bakat
pelajar dan mengarahkan komunitas tersebut kepada arah dan hal yang positif.
c. Tujuan
Mewujudkan kader-kader yang kreatif dan memiliki motivasi berkarya yang
tinggi serta mampu menjadi lakon dalam perjuangan mewujudkan cita-cita
gerakan.

Anda mungkin juga menyukai