Oleh
ANDINI
202011006
C. Patofisiologi
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, perilaku. Cara yang paling baik untuk
memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskantiga komponen
fisiologis berikut yakni: resepsi, persepsi, dan reaksi.
Resepsi : Proses perjalanan nyeri.
Persepsi : Kesadaran seseorang terhadap nyeri. Adanya stimuli yang
mengenai tubuh ( mekanik, termal, kimia ) akan menyebabkan
pelepasan substansi kimia ( histamine, bradikinin, kalium ). Substansi
tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi, apabila nosiseptor
mencapai ambang nyeri maka akan timbul impuls saraf yang akan
dibawa menghantarkan sensasi berupa sentuhan, getaran, suhu hangat
dan tekanan halus. Reseptor terletak di struktur permukaan.
Reaksi : Respon fisiologis dan perilaku setelah mempersepsikan
nyeri.Stimulus penghasil nyeri mengirim impuls melalui serabut saraf
perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah
satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai kedalam masa
berwarna abu-abu di medulla spinalis.
D. Terdapat pesan nyeri dan berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah
stimulus nyeri mencapai otak atau trasmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Maka
otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman
dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mengekspresikan
nyeri.
E. Tanda dan Gejala
1. Tanda dan Gejala Mayor :
a) Subjektif
Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
b) Objektif
Kekuatan otot menurun
Rentang gerak (ROM) menurun
2. Tanda dan Gejala Minor :
F. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
1) Faktor predisposisi
a. Trauma
b. Peradangan
c. Trauma psikologis
2) Faktor presipitasi
a. Lingkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. Emosi
G. Pathway
H. Manifestasi Klinik
1. Gangguam tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan menghindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Pernafasan meningkat
8. Depresi
D. Komplikasi
1. Edema Pulmonal
2. Kejang
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Hipertermi
6. Gangguan pola istirahat dan tidur.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui
apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa nyeri seperti :
1. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2. Menggunakan skala nyeri
1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan
lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon,
namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.
4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
F. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Terapi
1. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi
Contoh : membaca buku, menonton tv , mendengarkan musik dan bermain.
2. Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain
- Kompres dingin
- Counteriritan, seperti plester hangat.
b. Penatalaksanaan Operatif
1. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri
yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
2. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik
seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat
menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
d. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan 2 cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan respon pasien terhadap tindakan yang
dilakukan.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan apakah tujuan
tercapai atau tidak.
C. Daftar Pustaka
Nurafif H. Amin dan H. Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC jilid 3. Yogyakarta : MediAction.
Cardenito, L.J. 2000. Buku Saku diagosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, M.E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal Edisi 3. Jakarta : EGC