Anda di halaman 1dari 14

Nama : Syafiqatul Fuady

NIM : 200104500002

TOPIK

“Suhu dan Kalor”

A. Ontologi Suhu dan Kalor

Suhu
Suhu adalah besaran fisika yang hanya dapat dirasakan. Suhu adalah ukuran
seberapa panas atau dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur
disebut termometer. Ada banyak macam termometer, tetapi pengoperasiannya selalu
bergantung pada beberapa properti zat yang berubah sesuai temperatur. Termometer yang
paling umum bergantung pada pemuaian zat yang bersesuaian dengan kenaikan
temperatur. Ide pertama tentang termometer, oleh Galileo, menggunakan pemuaian gas.
Termometer umum saat ini terdiri dari tabung kaca berongga yang diisi dengan air raksa
atau alkohol yang diberi warna merah.

Skala Suhu
1. Skala Reamur
Skala suhu Reamur ditetapkan sebagai berikut.
i. Suhu es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer ditetapkan
sebagai suhu 0 derajat.
ii. Suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer diterapkan
sebagai suhu 80.

Jadi, ketika kita memanaskan es yang sedang melebur sehingga menjadi air yang
sedang mendidih pada tekanan 1 atmosfer (udara terbuka) maka kita menaikkan suhu
sebesar 80 derajat skala Reamur, atau 80 oR.

2. Skala Celcius
Skala suhu Celcius ditetapkan sebagai berikut.
i. Suhu es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer ditetapkan
sebagai suhu 0 derajat
ii. Suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer diterapkan
sebagai suhu 100.

Jadi, ketika kita memanaskan es yang sedang melebur sehingga menjadi air yang
sedang mendidih pada tekanan 1 atmosfer kita menaikkan suhu sebesar 100 derajat
skala Celcius, atau 100 oC.

3. Skala Fahrenheit
Skala suhu Fahrenheit ditetapkan sebagai berikut
i. Suhu es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer ditetapkan
sebagai suhu 32 derajat
ii. Suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer diterapkan
sebagai suhu 212.

Jadi, ketika kita memanaskan es yang sedang melebur sehingga menjadi air yang
sedang mendidih pada tekanan 1 atmosfer maka kita menaikkan suhu sebesar (212 –
32) = 180 derajat skala Fahrenheit, atau 180 oF.

4. Skala Kelvin
Jika suhu zat terus didinginkan maka zat tersebut akan berubah wujud dari gas menjadi
cair, lalu berubah menjadi padat. Jika diturunkan terusmenerus maka getaran atom-
atom dalam zat makin lambat. Ketika diturunkan lagi maka atom-atom zat tidak
bergerak lagi. Untuk semua zat yang ada di alam semesta didapatkan bahwa suhu
ketika semua partikel tidak bergerak lagi sama dengan -273o C.
Skala suhu Kelvin ditetapkan sebagai berikut.
i. Suhu ketika partikel-partikel zat di alam semesta tidak bergerak lagi dipilih
sebagai titik acuan bawah. Suhu titik acuan bawah ini diambil sebagai nol
derajat mutlak atau nol kelvin.
ii. Besar kenaikan suhu untuk tiap kenaikan skala kelvin sama dengan besar
kenaikan suhu untuk tiap kenaikan skala celcius.

Dengan demikian, hubungan antara skala kelvin dan celius adalah

Skala kelvin = skala celcius + 273

▪ Suhu es murni melebur pada tekanan satu atmosfer adalah 0 oC dan sama dengan 0
+ 273 = 273 K
▪ Suhu air murni mendidih pada tekanan satu atmosfer adalah 100 oC dan sama
dengan 100 + 273 = 373 K

Skala kelvin ditetapkan sebagai skala suhu dalam satuan SI.

Konversi Suhu
Tabel 1.1 Konversi suhu

Warna Suhu
Warna suhu berkaitan dengan peristiwa radiasi benda. Jika benda dipanaskan maka
warnanya akan berubah. Pada suhu rendah warnanya merah dan pada suhu tinggi
warnanya berubah menjadi biru. Di tempat pandai besi, warna besi yang dibakar berubah
dari merah menjadi biru ketika suhu maskin tinggi. Kaitan antara warna dan suhu benda
inilah yang melahirkan konsep warna suhu.
Suhu dan Pertumbuhan Bakteri
Bakteri dapat berkembang pada suhu antara 5 oC hingga 65 oC. Perkembangan
tercepat bakteri berlangsung pada suhu 37 oC. Pada suhu di bawah 5 oC baketeri tidak
dapat berkembang. Pada suhu di atas 65 oC, bakteri mati. Suhu antara 5 oC – 65 oC disebut
daerah berbahaya karena memungkinkan bakteri tumbuh.

Kalor
Kalor adalah energi yang dipindahkan dari satu obyek ke obyek lain karena
perbedaan temperatur. Dalam satuan SI, satuan untuk kalor, seperti segala bentuk energi,
adalah joule. Namun, kalori dan kkal masih kadangkala digunakan. Saat ini kalori
didefinisikan dalam satuan joule (melalui ekuivalensi mekanikal kalor, diatas.) daripada
dalam satuan berdasarkan air, seperti yang disebutkan sebelumnya. Yang terakhir lebih
mudah diingat: 1 kal menaikkan 1 g air sebesar 1°C, atau menaikkan 1 kkal menaikkan 1
kg air sebesar 1°C. Ekuivalensi mekanikal kalor :

4,186 J = 1 kal;

4,186 kJ = 1 kkal.

Kapasitas Kalor
Untuk membedakan benda satu dengan benda lain berdasarkan berapa besar
perubahan suhu apabila diberikan energi kalor maka kita definisikan suatu besaran yang
dinamakan kapasitas kalor. Besaran tersebut memiliki rumus

𝑄
𝐶=
∆𝑇

dengan

C = kapasitas kalor; (kal/K atau J/K)

Q = jumlah kalor yang diberikan atau ditarik dari benda tersebut (kalori/joule)
∆T = perubahan suhu benda (o C atau K)

Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 oC merupakan definisi
kapasitas kalor. Jadi kita simpulkan:

a) Kapasitas kalor suatu zat makin besar jika massa zat makin besar.
b) Kapasaitas kalor suatu zat bukan merupakan besaran yang khas.
c) Zat yang sama memiliki kapasitas kalor yang berbeda jika massanya berbeda
d) Zat yang berbeda dapat memiliki kapasitas kalor yang sama jika memiliki
perbandingan massa tertentu. Contohnya, kapasitas kalor 1 kg tembaga sama dengan
kapasitas kalor 3 kg emas sama dengan kapasitas kalor 0,43 kg aluminium = kapasitas
kalor 0,83 kg baja

Kalor Jenis
Jumlah dari kalor Q yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur dari material yang
ditentukan adalah proporsional terhadap massa m dari material yang Anda dan perubahan
temperatur AT. Hal ini sangat penyederhanaan yang sangat berarti di alam dapat
diekspresikan dalam persamaan berikut:

𝑄 = 𝑚𝑐 ∆𝑇

Ket :

Q = Jumlah kalor (J)

m = massa zat cair (Kg)

c = Kalor Jenis (J/Kg.oC)

∆T = perubahan suhu benda (oC atau K)

Kalor Lebur
Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk melebur zat padat menjadi zat cair?
Jumlah kalor tersebut bergantung pada mass zat yang akan dilebur serta jenis zat. Besar
kalor yang diperlukan memenuhi persamaan:
𝑄 = 𝑚𝐿

Ket :

Q = Jumlah kalor (J)

m = massa zat cair (Kg)

L = Kalor Lebur (J/Kg)

Kalor Uap
Kalor yang diperlukan untuk mengubah zar cair menjadi gas seluruhnya
(menguapkan) memenuhi persamaan:

𝑄 = 𝑚𝑈

Ket :

Q = Jumlah kalor (J)

m = massa zat cair (Kg)

U = Kalor Uap (J/Kg)

Perpindahan Kalor
1. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain melalui
benda. Tetapi selama kalor berpindah tidak ada bagian benda maupun atom atau
molekul penyusun benda yang ikut berpindah.
Ukuran kemampuan zat menghantar kalor dikenal dengan konduktivitas panas.
Laju konduksi kalor dalam bahan memenuhi persamaan

𝑇𝑡 − 𝑇𝑟
𝑞 = 𝑘𝐴 𝑑
𝐿

dengan
q adalah kalor yang dirambatkan per detik (J/s)
Tt adalah suhu satu ujung benda (suhu tinggi)
Tr adalah suhu ujung benda yang lain (suhu rendah)
L adalah panjang benda (m)
A adalah luas penampang benda (m2)
k disebut konduktivitas panas (J/m s oC).
2. Konveksi
Konveksi adalah proses di mana kalor mengalir melalui pergerakan massal
molekul dari satu tempat ke lain. Sementara konduksi melibatkan molekul (dan/atau
elektron) yang hanya bergerak dalam jarak pendek dan bertabrakan, konveksi
melibatkan pergerakan dari sejumlah besar molekul pada jarak yang besar.
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui medium. Ruang antara matahari
dan bumi kebanyakan hampa. Tetapi panas matahari dapat mencapai bumi. Ini salah
satu bukti bahwa kalor dapat merambat tanpa perlu medium.

Asas Black
Bunyi asas black yaitu : “Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang
dilepaskan zat yang suhunya lebih tinggi itu sama dengan banyaknya kalor yang diterima
zat yang memiliki suhu yang lebih rendah”. Dan secara umum rumus asas black ini adalah:

Qlepas = Qterima

Pemuaian
Ketika sebuah benda dipanaskan, gerakan molekul-molekulnya semakin cepat, yang
menyebabkan pergeserannya semakin besar. Secara keseluruhan, jarak antar molekul
menjadi bertambah sehingga terjadilah peristiwa yang kita sebut sebagai pemuaian.
Ket :

∆𝑙 : Perubahan Panjang (m)

𝛼 : Koefisien muai panjang (oC-1)

𝑙0 : Panjang mula-mula (m)

∆𝐴: Perubahan Luas (m2)

𝛽 : Koefisien muai luas (oC-1)

𝐴0 : Luas mula-mula (m2)

∆𝑉: Perubahan Volume (m3)

𝛾 : Koefisien muai volum (oC-1)

𝑉0 : Volume mula-mula (m3)

∆𝑇: Perubahan Suhu, ∆T = T – T0 (oC)

B. Epistemologi Suhu dan Kalor

Suhu
Seorang ilmuan dan dokter Yunani bernama Galen melakukan pengukuran suhu
yang pertama pada 170 M. Ia mendokumentasikan suhu 'netral' standar dari air yang
mendidih dan es. Selanjutnya, menambahkan masing-masing empat derajat di kedua sisi
suhu netral.

Konsep awal dari pengukuran suhu yang cukup baru, yakni dikenal dengan
termoskop, yakni termometer tanpa skala dan merupakan pendahulu termometer modern.
Sekitar tahun 1593, ada banyak penemu yang mulai mengerjakan dan mengembangkan
termoskop. Akan tetapi, nama Galileo Galilei yang lebih dikenal sebagai penemu
termometer yang hingga hari ini menjadi cikal bakal pengembangan termometer di dunia.
Galileo adalah seorang penemu yang berasal dari Italia, dia juga dikenal turut
mengembangkan teleskop, meski bukan orang yang menemukan teleskop pertama kalinya.
Termoskop dapat menunjukkan perbedaan suhu yang memungkinkan pengamat untuk
mengetahui apakah ada sesuatu yang semakin panas atau dingin. Namun, termoskop tidak
dapat memberikan suhu yang tepat dalam derajat.

Pada 1612, penemu Italia Santorio Santorio menambahkan skala numerik pada
termoskopnya dan digunakan untuk mengukur suhu manusia. Ferdinand II, Grand Duke
of Tuscany, mengikuti pada tahun 1654, menemukan termometer tertutup pertama,
menggunakan alkohol sebagai cairan. Tapi, masih ada kekurangan skala standar dan masih
belum terlalu akurat. Termometer terus berkembang, hingga seorang fisikawan Jerman
Daniel Gabriel Fahrenheit bertemu dengan Olaus Roemer, seorang astronom Denmark,
yang kemudian mengembangkan termometer berbasis alkohol menggunakan anggur.
Fahrenheit menandai dua titik pada termometernya, dengan angka 60 untuk menandai suhu
air mendidih dan 7,5 sebagai titik di mana es mencair.

Pada 1714, Fahrenheit menyempurnakan penemuan Roemer dan mengembangkan


termometer modern pertama yaitu termometer merkuri dengan pengukuran yang lebih
halus. Merkuri mengembang atau menyusut saat suhu naik atau turun. Fahrenheit telah
menemukan termometer alkohol pada tahun 1709 sebelum meluncurkan produk merkuri,
yang terbukti lebih akurat. Sepuluh tahun kemudian, dia meluncurkan skala Fahrenheit,
yang membagi titik beku dan titik didih air. Namanya, Fahrenheit, kemudian diabadikan
menjadi standar yang digunakan untuk mengukur suhu di Amerika Serikat meskipun
sebagian besar belahan dunia lainnya menggunakan Celcius.

Fahrenheit adalah salah satu dari tiga skala suhu utama yang digunakan saat ini,
dengan dua lainnya adalah Celsius dan Kelvin. Tidak lama setelah skala Fahrenheit
diungkap, astronom Swedia Anders Celsius keluar dengan skala temperaturnya, yang
disebut sebagai skala Celsius. Skala ini terkadang disebut skala celcius, karena skala ini
dibagi menjadi 100 derajat yang memisahkan titik didih dan titik beku air. Istilah Celcius
diadopsi pada tahun 1948 oleh konferensi internasional tentang berat dan ukuran dan skala
adalah pengukur suhu yang disukai untuk aplikasi ilmiah, serta sebagian besar dunia di
luar Amerika Serikat.

Lord Kelvin dari Skotlandia menimpali dengan pengukur suhunya pada tahun 1848,
yang dikenal sebagai skala Kelvin. Hal itu didasarkan pada gagasan suhu absolut, suhu
teoretis di mana semua zat tidak memiliki energi panas, sehingga tidak ada angka negatif
pada skala Kelvin, 0 K adalah suhu terdingin. Kini, termometer menjadi alat penting,
terutama termometer pengukur suhu tubuh, di tengah masa pandemi Covid-19. Bahkan,
alat ini telah berkembang dengan beragam teknologi, seperti termometer digital dan
thermo gun yang menggunakan infra merah untuk mendeteksi suhu.

Kalor
Sampai pada pertengahan abad 18, orang masih menyamakan pengertian suhu dan
kalor. Baru pada tahun 1760, joseph black membedakan kedua pengertian ini. Suhu adalah
sesuatu yang diukur pada termometer, dan kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda
yang panas ke benda yang dingin untuk mencapai keadaan termal.Pada tahun 1798,
seorang ilmuwan amerika, benjamin thompson menyasingkan definisi kalor sebagai fluida
kalorik. Ia yang merupakan seorang anggota militer mengamati bahwa ketika meriam
menembakkan peluru, ada kalor yang dihasilkan pada meriam. Berdasarkan
pengamatannya, thompson menyimpulkan bahwa kalor bukanlah fluida, tetapi kalor
dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja mekanis misalkan gesekan. Satu kalori
didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar
1 CMenindaklanjuti apa yang dilakukan oleh thompson, james prescot joule melakukan
percobaan untuk menghitung jumlah energi mekanik yang ekivalen dengan kalor sebanyak
1 kalori. Peralatan yang digunakan lihat gambar 1

Gambar percobaan Joule untuk menghitung energi kalor

Ketika massa m bergerak turun dengan kecepatan konstan, kawat yang ditariknya
menyebabkan pengaduk berputar. Karena massa berputar dengan kecepatan konstan,
berarti tidak ada perubahan enrgi kinetik, tetapi terjadi penurunan energi potensial.
Penurunan energi potensial ini menghasilkan energi kalor pada air, yang diukur
berdasarkan kenaikkan suhu air. Berdasarkan teori bahwa energi potensial yang hilang
sama dengan energi mekanik dengan energi kalor :

1 kalori = 4.184 joule

1. Kalor jenis dan kapasitas kalor

Josep Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa kenaikkan suhu suatu
benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap oleh benda. Jika
sejumlah kalor ΔQ menghasilkan perubahan suhu benda sebesar ΔT, kapasitas kalor
didefinisikan

Satuan kapasitor kalor adalah J/K.

Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan suhu ΔT ternyata


sebanding dengan massa benda m dan perubahan suhunya.

2.Hukum kekekalan energi kalor

Ilmuwan yang pertama kali mengemukakan bahwa kalor merupakan salah satu
bentuk energi adalah Julius Robert Mayer (1814-1878) dari jerman, yang sekitar tahun
1840an bekerja sebagai Dokter Kapal pada angkatan laut hindia belanda di surabaya.
Mayer mengamati bahwa darah pasien orang-orang di Jawa berwarna lebih merah terang
dibandingkan dengan darah pasiennya dari eropa. Ini berarti bahwa darah penduduk daerah
tropis mengandung lebih banyak oksigen. Mayer menyimpulkan bahwa didaerah tropis
diperlukan lebih sedikit pembakaran makanan untuk menjaga agar suhu tubuh constant,
dan panas daripada pembakaran makanan itu lebih banyak dipakai untuk melakukan kerja
dari individu. Jika ternyata panas dapat di ubah menjadi kerja, hal ini berarti bahwa ke-
duanya merupakan bentuk energi. Mayer mempublikasikan pemikiran itu tatkala ia
kembali ke eropa tahun 1842.
Pada tahun 1850 an para ilmuwan mulai mengakui panas (kalor) sebagai salah satu
bentuk energi. Hal ini berkat beberapa eksperimen dari James Prescott Joule (1818-1889),
seorang murid John Dalton di Inggeris. Dari berbagai eksperimennya, Joule merumuskan
Asas Kekekalan Energi, yang berbunyi: “Energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang
lain”. Nama Joule diabadikan dalam satuan energi menurut System International d’Unites
(S.I.), satu Joule adalah kerja yang dilakukan jika gaya 1 Newton bergerak sepanjang 1
Meter.

Pada abad 21, oleh para ilmuwan fisika dan ilmuwan kimia teori- teori mengenai
suhu dan kalor mulai diaplikasikan pada bentuk-bentuk penemuan baru, contohnya bisa
kita lihat dibidang komunikasi seperti pembuatan antena dengan menggunakkan Pita
Frekuensi Ka. Sistem kerja dari Pita Frekuensi Ka ini pada dasarnya rumusnya mengacu
pada teori- teori suhu dan kalor. Penerapan teori suhu dan kalor juga banyak digunakan
pada sistem keamanan (kemiliteran) contohnya dalam perumusan nuklir, pada Depleted
Uranium (DU) yang biasa digunakan dalam bentuk senjata antitank (atau anti kendaraan
lapis baja lainnya). Aktivitas jenis bagi DU cukup rendah, hanya 14,8 Bq/mg (58 % saja
dari aktivitas Uranium alam). Secara kimiawi Uranium merupakan logam berat berwarna
keperakan yang sangat padat. Sebuah kubus Uranium bersisi 10 cm memiliki massa
mendekati 20 kg dan secara umum 70 % lebih padat dibanding timbal (timah hitam). Pada
suhu 600 -7000C dalam tekanan yang sangat tinggi logam DU akan menyala dengan
sendirinya, membentuk kabut aerosol DU yang bersifat cair dan sangat panas.

C. Aksiologi Suhu dan Kalor

Pemanfaatan Sifat Kalor


Setelah mengetahui sejumlah sifat kalor maka para ahli memikirkan pemanfaatannya
bagi manusia. Berikut ini akan dijelaskan sejumlah pemanfaatan yang kita ketahui selama
ini.
• Cairan Radiator
Cairan radiator digunakan pada kendaraan untuk mendinginkan mesin. Cairan
ini berfungsi untuk menyerap panas dari mesin dan melepas panas ke udara. Dengan
cara seperti ini maka mesin kendaraan tidak terlampau panas.
• Penyulingan Air
Penyulingan air adalah proses mendapatkan air murni dari air yang bercampur
dengan komponen lain (mengandung bahan terlarut di dalamnya). Contohnya adalah
mendapatkan air murni dari air garam. Air yang mengandung bahan lain tersebut
dipanaskan pada suhu sekitar 100 oC sehingga molekul-molekul air menguap.
Molekul-molekul zat lain tetap tertinggal di dalam campuran. Air mengalami
perubahan dari fase cair ke fase gas. Uap air yang dihasilkan dialirkan melalui pipa
yang memiliki suhu lebih rendah sehingga mengalami kondensasi menjadi air murni.
• Pembuatan Garam
Garam dibuat dengan menjemur air laut. Di dalam air laut terlarut zatzat
pembentuk garam seperti NaCl. Air laut sendiri tidak dapat langsung diubah menjadi
garam karena konsentrasi zat terlarut masih rendah. Garam hanya bisa terbentuk jika
konsentrasi zat terlarut dalam air laut sangat tinggi. Untuk mencapai konsentrasi tinggi
tersebut maka air laut perlu diuapkan dengan cara menjemur di tempat penampungan.
Lama-kelamaan jumlah air makin sedikit sehingga konsentrasi zat terlarut makin tinggi.
Pada konsentrasi yang sangat tinggi (setelah penguapan yang lama) tiba-tiba terbentuk
kristal garam. Jadi dalam proses pembuatan garam terjadi perubahan wujud zat cair (air
laut) menjadi uap air akibat penyerapan kalor dari matahari.

Pemanfaatan Sifat Perpindahan Kalor


Di bagian sebelumnya kita bahas pemanfaatan sifat penyerapan kalor oleh zat yang
dapat menyebabkan suhu naik/turun atau perubahan wujud zat. Berikut ini adalah beberapa
aplikasi sifat perpindahan kalor.
• Setrika
Setrika memanfaatkan sifat konduksi logam yang digunakan untuk membuat
dasar setrika. Pada setrika listrik, sebuah elemen pemanas dipasang bersentuhan dengan
sisi atas alas setrika. Ketika dialiri arus listrik, filamen mengalami pemanasan sehingga
memanaskan sisi atas alas setrika. Karena alas setrika dibuat dari konduktor panas maka
sisis bawah alas juga akan panas dan siap untuk digunakan untuk melicinkan pakaian.
• Termos
Termos digunakan untuk menyimpan air panas sehingga panas dapat bertahan
cukup lama. Ini hanya mungkin terjadi kalau dinding termos terbuat dari bahan isolator
panas. Karena selalu dibawa-bawa maka termos harus cukup kuat dan ringan. Material
yang kuat biasanya logam. Tetapi logam bukanlah isolator panas sehingga tidak dapat
digunakan langsung sebagai dinding termos. Oleh karena itu, ide yang dilakukan adalah
menggunakan ruang hampa sebagai dinding termos dan dinding paling luar adalah
logam
• Sandal
Sandal yang sering dijumpai di hotel dibuat dari bahan yang sangat sederhana.
Bahan utamanya adalah kain (Gambar 11.34). Kain termasuk bahan yang sulit dilewati
kalor. Sandal tersebut digunakan untuk melindungi kaki dari dinginnya lantai.
• Jaket
Fungsi jaket sebenarnya mirip dengan sandal, yaitu menghindari perpindahan
panas dari tubuh ke udara di luar. Jadi bahan utama jaket adalah material isolator panas.
• Pegangan Alat Masak
Pegangan alat masak terbuat dari bahan isolator panas. Ketika kita memasak,
bagian logam seperti penggorengan akan bersentuhan dengan api atau makanan panas
lainnya. Agar benda tersebut tetap dapat dipegang maka pegangan harus tetap dingin.
Oleh karena itu material pembuatnya haruslah isolator panas.
• Pendingin IC
Pernahkan kalian melihat motherboard komputer, yaitu rangkaian utama dalam
komputer. Jika kalian lihat maka IC processor yang ada dalam motherboard tersebut
ditutupi logam aluminium.

SUMBER RUJUKAN

Abdullah, Mikrajuddin. (2016). Fisika Dasar 1. Bandung : ITB

Giancoli, Douglas C.. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi ke 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/28/190200123/penemuan-yang-mengubah-
dunia--sejarah-termometer-hingga-manfaatnya-di-masa?page=all

http://z7p.blogspot.com/2011/12/suhu-dan-kalor-sejarah-perkembangan.html

Anda mungkin juga menyukai