PROVINSI BANTEN
NOMOR TAHUN
TENTANG
BUPATI LEBAK,
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
1
pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia
usaha diperlukan pengaturan penataan ruang;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
2
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4412);
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
3
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
4
18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2015
tentang Batas Daerah Kabupaten Tangerang Dengan
Kabupaten Lebak Provinsi Banten;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2016
tentang Batas Daerah Kabupaten Pandeglang Dengan
Kabupaten Lebak Provinsi Banten;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 116 Tahun 2017
tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
5
2 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Banten Tahun 2010-2030 (Lembaran
Daerah Provinsi Banten Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 32);
MEMUTUSKAN :
Pasal I
Beberapa Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Lebak Tahun 2014- 2034 diubah sebagai berikut:
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
6
1. Kabupaten adalah Kabupaten Lebak di Provinsi
Banten.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
7
meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang.
12. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk
mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
8
melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa
kecamatan.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
9
menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan
strategis nasional, serta jalan tol.
28. Jalan Provinsi adalah jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar
ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis
provinsi.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
10
33. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama
lindung atau budidaya.
34. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan
dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
dan sumber daya buatan.
35. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
11
keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan
keindahan wilayah perkotaan tersebut.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
12
pengolahan hasil perikanan, dan/atau tidak
mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
44. Kawasan perikanan adalah pembangunan ekonomi
berbasis perikanan di kawasan agribisnis, yang
dirancang dan dilaksanakan dengan jalan
mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk
mendorong berkembangnya sistem dan usaha
agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan,
berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakan
oleh masyarakat dan difasiltasi oleh pemerintah.
45. Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) adalah
wilayah yang memiliki potensi sumber daya bahan
tambang yang berwujud padat, cair, atau gas
berdasarkan peta/data geologi dan merupakan
tempat dilakukannya sebagian atau seluruh tahapan
kegiatan pertambangan yang meliputi penelitian,
penyelidikan umum, eksplorasi, operasi
produksi/eksploitasi dan pasca tambang, baik di
wilayah daratan maupun perairan, serta tidak
dibatasi oleh penggunaan lahan, baik kawasan
budidaya maupun kawasan lindung.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
13
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya
dan/atau lingkungan.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
14
54. Kawasan peruntukan industri adalah kawasan
untuk mengarahkan agar kegiatan industri dapat
berlangsung secara efisien dan produktif, mendorong
pemanfaatan sumber daya setempat, pengendalian
dampak lingkungan, dan sebagainya.
55. Kawasan peternakan adalah kawasan yang secara
khusus diperuntukkan untuk kegiatan peternakan
atau terintegrasi dengan subsektor lainnya sebagai
komponen usahatani (berbasis tanaman pangan,
perkebunan, hortikultura dan perikanan)
berorientasi ekonomi dan berakses industri hulu
sampai hilir, di luar permukiman dengan sistem
sanitasi yang cukup.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
15
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
sungai.
63. Sempadan waduk adalah kawasan sekitar waduk
yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan fungsi waduk.
64. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam,
baik daratan maupun perairan yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
budaya, pariwisata, dan rekreasi.
65. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang
ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
66. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
16
hujan setelah masing- masing dikali dengan angka
penimbang mempunyai jumlah nilai di bawah 125 di
luar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam,
hutan pelestarian alam, dan taman buru.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
17
76. Lembaga pengelola dan penyelenggara Online Single
Submission yang selanjutnya disebut Lembaga OSS
adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
penanaman modal.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
18
b. acuan dalam pemanfaatan ruang atau
pengembangan wilayah Kabupaten;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
19
d. sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra
Hindia.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
20
h. perlindungan kawasan rawan bencana alam
melalui pengembangan sistem mitigasi bencana
terpadu untuk melindungi manusia dan
kegiatannya dari bencana alam.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
21
a. mengembangkan kemitraan dalam rangka
meningkatkan produksi dan kemampuan usaha
pertambangan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
22
g. mengembangkan sistem jaringan prasarana dan
sarana antar pusat kegiatan yang memungkinkan
terjaganya akses antar pusat
kegiatan/pelayanan.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
23
d. membatasi pengembangan prasarana dan sarana
di dalam dan di sekitar kawasan yang ditetapkan
untuk fungsi lindung yang dapat memicu
perkembangan kegiatan budi daya;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
24
a. menentukan kawasan rawan bencana
berdasarkan norma, standar, peraturan, dan
ketentuan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
25
8. Ketentuan Pasal 11 ayat (2) diubah, serta ayat (3) huruf b
dan huruf d dihapus, sehingga Pasal 11 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 11
a. PKW berada di :
1. Perkotaan Rangkasbitung;
2. Perkotaan Maja; dan
3. Perkotaan Malingping.
b. dihapus
c. PKL berada di :
1. Perkotaan Bayah;
3. Perkotaan Cilograng;
4. Perkotaan Cibeber;
5. Perkotaan Cijaku;
6. Perkotaan Cigemblong;
7. Perkotaan Banjarsari;
8. Dihapus
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
26
9. Perkotaan Gunungkencana;
10. Perkotaan Bojongmanik;
11. Perkotaan Cirinten;
12. Perkotaan Muncang;
13. Perkotaan Sobang;
b. dihapus.
c. PKL dengan fungsi utama sebagai pengembangan
perdagangan, jasa, industri, pengembangan
pendidikan, pengembangan kesehatan,
pengembangan pariwisata, pengembangan
permukiman, dan pengembangan pertanian;
d. dihapus.
e. PPK dengan fungsi utama sebagai pusat
pelayanan skala antar Kecamatan,
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
27
pengembangan perdagangan dan jasa,
pengembangan pendidikan, pengembangan
kesehatan, pengembangan permukiman
pengembangan pertanian, dan pengembangan
pariwisata.
(4) Untuk operasional Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten perlu disusun rencana rinci berupa
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan
perkotaan meliputi :
a. RDTR perkotaan Rangkasbitung;
b. RDTR perkotaan Bayah;
c. RDTR perkotaan Maja; dan
9. Ketentuan Pasal 12 ayat (1) huruf c, ayat (2) dan ayat (4)
diubah, sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 12
(1) Rencana pengembangan sistem perdesaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b
meliputi :
a. pengembangan PPL;
b. pengembangan kawasan agropolitan; dan
c. pengembangan kawasan perikanan.
a. Desa Muara;
b. Desa Wanasalam;
c. Desa Pondokpanjang;
d. Desa Cihara;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
28
e. Desa Pasirbungur;
f. Desa Cikatomas;
g. Desa Cijengkol;
h. Desa Cikotok;
i. Desa Warungbanten;
j. Desa Neglasari;
k. Desa Kandangsapi;
l. Desa Cipalabuh;
m. Desa Peucangpari;
n. Desa Cikaret;
o. Desa Kertaraharja;
p. Desa Leuwiipuh;
q. Desa Cikareo;
r. Desa Cipadang;
s. Desa Prabugantungan;
t. Desa Banjarsari;
u. Desa Cicaringin;
v. Desa Ciakar;
w. Desa Ciginggang;
x. Desa Keboncau;
y. Desa Cimayang;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
29
Ciuyah; pp. Desa Sarageni; qq. Desa
Gununganten; rr. Desa Margajaya; ss.
Desa Muaradua; tt. Desa Cikulur; uu.
Desa Sumurbandung; vv. Desa
Sukadaya; ww. Desa Sukarendah; xx.
Desa Cibuah; yy. Desa Sukaraja; zz.
Desa Tambakbaya; aaa. Desa Bojongleles;
bbb. Desa Kaduagung Timur; ccc. Desa
Mekar Agung;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
30
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b,
meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
31
a. jaringan jalan nasional;
b. jaringan jalan provinsi;
c. jaringan jalan kabupaten;
d. jaringan jalan desa;
e. terminal penumpang; dan
f. terminal barang.
(2) Jaringan jalan nasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
32
c. ruas jalan Maja – Koleang;
d. ruas jalan Picung – Simpang Malingping (Saketi –
Malingping – Simpang);
e. ruas jalan Bayah – Cikotok;
f. ruas jalan Cikotok – Batas Jabar;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
33
3. Terminal Cipanas di Kecamatan Cipanas.
c. Peningkatan kapasitas terminal tipe C, meliputi :
1. Terminal Leuwidamar di
Kecamatan
Leuwidamar;
2. Terminal Cikotok di Kecamatan Cibeber;
3. Terminal Binuangeun di
Kecamatan Wanasalam;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
34
a. pengembangan jaringan prasarana kereta api
regional yang menghubungkan pada kawasan
wisata di wilayah selatan berupa melakukan
pembangunan kembali jaringan prasarana kereta
api yang tidak dioperasikan pada lintas Bayah –
Malingping - Saketi dan lintas Rangkasbitung -
Saketi - Labuan;
b. peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan
prasarana kereta api yang padat melayani
transportasi perkotaan pada lintas
Rangkasbitung - Maja - Serpong - Tanah Abang;
c. peningkatan pelayanan sarana dan prasarana
Stasiun Rangkasbitung, Stasiun Citeras, dan
Stasiun Maja;
d. pengembangan stasiun baru; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
35
Pasal 21
Rencana sistem jaringan transportasi laut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 huruf b meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
36
22. Ketentuan Pasal 23 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah,
serta ayat (4) dihapus, sehingga Pasal 23 berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 23
(1) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana
energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf
b, meliputi:
a. infrastruktur pembangkitan tenaga listrik dan
sarana pendukungnya; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
37
c. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH).
(3) Infrastruktur penyaluran tenaga listrik dan sarana
pendukungnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
38
Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cihara,
Kecamatan Cijaku, Kecamatan Cimarga,
Kecamatan Curugbitung, Kecamatan Sajira,
Kecamatan Maja, Kecamatan Panggarangan,
Kecamatan Rangkasbitung, Kecamatan
Kalanganyar dan, Kecamatan Warunggunung.
4. Dihapus.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
39
24. Ketentuan Pasal 25 ayat (1) dan ayat (4) diubah sehingga
berbunyi :
Pasal 25
(1) Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya
air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d
meliputi :
a. Situ meliputi :
1. Situ Cijoro berada di
Kecamatan
Rangkasbitung;
2. Situ Ranca Indah berada di Kecamatan
Rangkabitung;
3. Situ Cikuda berada di
Kecamatan
Rangkabitung;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
40
4. Situ Cilembun berada di
Kecamatan Warunggunung;
b. Waduk meliputi :
1. Waduk Cimalur berada di
Kecamatan
Banjarsari;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
41
2. Waduk Cicinta berada di Kecamatan Maja;
dan
c. Embung meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
42
14. Embung Julad berada di Kecamatan Cikulur;
15. Embung Ciweulung berada di Kecamatan
Cikulur;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
43
31. Embung Cibojan berada di Kecamatan Sajira;
32. Embung Cikukulu berada di Kecamatan
Sajira;
33. Embung Pasirleles berada di Kecamatan
Sajira;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
44
47. Embung Tampalaligar berada di Kecamatan
Sobang;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
45
63. Embung Cisaray Hilir berada di Kecamatan
Cibeber;
64. Embung Cisaray Girang berada di Kecamatan
Cibeber;
65. Embung Ciusul berada di
Kecamatan
Cibeber; dan
66. Embung Cikuya berada di
Kecamatan
Cibeber.
(4) Sistem jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
46
a. pemanfaatan air sungai, waduk, embung dan situ
secara profesional;
a. normalisasi sungai;
b. pembangunan sumur resapan pada kawasan
permukiman;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
47
25. Ketentuan Pasal 26 diubah, sehingga Pasal 26 berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 26
(1) Rencana pengembangan sistem prasarana lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf e
meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
48
d. penanganan limbah padat dengan incinerator dan
limbah tinja dengan Instalasi Pengolah
Lumpur Tinja (IPLT); dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
49
e. mengembangkan pemilahan awal sampah pada
masing-masing PPL; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
50
Kecamatan Muncang;
13. jalur dan ruang evakuasi bencana di
Kecamatan Cipanas; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
51
Bayah, bisa memanfaatkan jalur dan ruang
evakuasi bencana tsunami.
a. dihapus.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
52
30. Ketentuan Pasal 32 dihapus.
31. Ketentuan Pasal 33 ayat (1) dan ayat (2) diubah, serta
ditambahkan 1 (satu) ayat yakni ayat (3), sehingga Pasal
33 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 33
(1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan dibawahnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 huruf b terdiri dari :
a. kawasan hutan lindung; dan
b. kawasan resapan air.
(2) Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dengan luas kurang lebih 3.437,22
(tiga ribu empat ratus tiga puluh tujuh koma dua
puluh dua) hektar berada di :
a. Kecamatan Banjarsari;
b. Kecamatan Cibeber;
c. Kecamatan Cijaku;
d. Kecamatan Cilograng;
e. Kecamatan Gunungkencana;
f. Kecamatan Malingping;
g. Kecamatan Muncang;
a. Kecamatan Banjarsari;
b. Kecamatan Bayah;
c. Kecamatan Cibeber;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
53
d. Kecamatan Cigemblong;
e. Kecamatan Cijaku;
f. Kecamatan Cilograng;
g. Kecamatan Cipanas;
h. Kecamatan Gunungkencana;
i. Kecamatan Lebakgedong;
j. Kecamatan Leuwidamar;
k. Kecamatan Malingping;
l. Kecamatan Muncang;
m. Kecamatan Sajira;
n. Kecamatan Sobang; dan
o. Kecamatan Wanasalam.
32. Ketentuan Pasal 34 ayat (1) huruf d dan ayat (5) dihapus,
serta ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (6) diubah,
sehingga Pasal 34 berbunyi sebagai berikut : Pasal 34
(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana
dimaksud pada Pasal 31 huruf c, meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
54
(3) Kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dengan luas kurang lebih 785,82
(tujuh ratus delapan puluh lima koma delapan puluh
dua) hektar berada di :
a. Kecamatan Cimarga;
b. Kecamatan Maja;
c. Kecamatan Rangkasbitung; dan
d. Kecamatan Sajira.
(5) Dihapus.
(6) Kawasan RTH Perkotaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e diatur lebih lanjut dalam
Rencana Tata Ruang yang lebih rinci.
33. Ketentuan Pasal 35 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah,
serta ditambahkan 1 (satu) ayat yakni ayat (4), sehingga
Pasal 35 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 35
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
55
(1) Kawasan konservasi, cagar budaya dan hutan adat
sebagaimana dimaksud pasal 31 huruf d meliputi :
c. hutan adat
(2) Kawasan pelestarian alam sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dengan luas kurang lebih
31.410,80 (tiga puluh satu ribu empat ratus sepuluh
koma delapan puluh) hektar berupa Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak berada di:
a. Kecamatan Cibeber;
b. Kecamatan Cigemblong;
c. Kecamatan Cipanas;
d. Kecamatan Lebakgedong;
e. Kecamatan Leuwidamar;
f. Kecamatan Muncang;
g. Kecamatan Panggarangan;
h. Kecamatan Sajira; dan
i. Kecamatan Sobang.
(3) Kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dengan luas kurang lebih 5.136,58
(lima ribu seratus tiga puluh enam koma lima puluh
delapan) hektar merupakan kawasan hak ulayat
masyarakat Baduy berupa kawasan baduy 4.966,52
(empat ribu sembilan ratus enam puluh enam koma
lima puluh dua) hektar, danau 1,11 (satu koma
sebelas) hektar, sungai 29,81 (dua puluh sembilan
koma delapan puluh satu) hektar, sempadan sungai
116,81 (seratus enam belas koma delapan puluh satu)
hektar dan Kawasan Taman Nasional Gn. Halimun
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
56
Salak 22,33 (dua puluh dua koma tiga puluh tiga)
hektar berada di :
a. Kecamatan Bojongmanik;
b. Kecamatan Cigemblong;
c. Kecamatan Cirinten;
d. Kecamatan Leuwidamar;
e. Kecamatan Muncang; dan
f. Kecamatan Sobang.
(4) Kawasan hutan adat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c dengan luas kurang lebih 1.348
(seribu tiga ratus empat puluh delapan) hektar berupa
Hutan Adat berada di :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
57
lebih 62.261,60 (enam puluh dua ribu dua ratus
enam puluh satu koma enam puluh) hektar terbagi
menjadi dua kelas meliputi :
1. Kecamatan Bayah;
2. Kecamatan Cibeber;;
3. Kecamatan Cigemblong;
4. Kecamatan Cijaku;
5. Kecamatan Cilograng;;
6. Kecamatan Cipanas;
7. Kecamatan Cirinten;
8. Kecamatan Lebakgedong;
9. Kecamatan Leuwidamar;;
10. Kecamatan Muncang;
11. Kecamatan Panggarangan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
58
(seratus tiga puluh ribu lima puluh Sembilan koma
delapan puluh tujuh) hektar terbagi menjadi dua
kelas meliputi :
1. Kecamatan Banjarsari;
2. Kecamatan Bayah;
3. Kecamatan Cihara;
4. Kecamatan Cijaku;
5. Kecamatan Cileles;
6. Kecamatan Cilograng;
7. Kecamatan Curugbitung;
8. Kecamatan Gunungkencana;
9. Kecamatan Maja;
10. Kecamatan Malingping;
11. Kecamatan Panggarangan;
12. Kecamatan Rangkasbitung;
1. Kecamatan Banjarsari;
2. Kecamatan Bayah;
3. Kecamatan Bojongmanik;
4. Kecamatan Cibadak;
5. Kecamatan Cigemblong;
6. Kecamatan Cihara;
7. Kecamatan Cijaku;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
59
8. Kecamatan Cikulur;
9. Kecamatan Cileles;
10. Kecamatan Cilograng;
11. Kecamatan Cimarga;
12. Kecamatan Kalanganyar;
1. Kecamatan Banjarsari;
2. Kecamatan Bayah;
3. Kecamatan Bojongmanik;
4. Kecamatan Cibadak;
5. Kecamatan Cibeber;
6. Kecamatan Cigemblong;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
60
7. Kecamatan Cihara;
8. Kecamatan Cijaku;
9. Kecamatan Cilograng;
10. Kecamatan Cimarga;
11. Kecamatan Kalanganyar;
Wanasalam; dan
24. Kecamatan Warunggunung.
b. kelas sedang dengan luas 120.682,70 (seratus
dua puluh ribu enam ratus delapan puluh dua
koma tujuh puluh) berada di seluruh kecamatan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
61
a. kelas tinggi dengan luas 534,81 (lima ratus tiga
puluh empat koma delapan puluh satu) berada
di;
1. Kecamatan Cihara;
2. Kecamatan Malingping;
3. Kecamatan Panggarangan; dan
4. Kecamatan Wanasalam.
7. Kecamatan Malingping;
8. Kecamatan Panggarangan;
9. Kecamatan Rangkasbitung;
10. Kecamatan Sajira; dan
11. Kecamatan Wanasalam.
(6) Kawasan rawan tsunami sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e dengan luas kurang lebih
12.180,28 (dua belas ribu seratus delapan puluh
koma dua puluh delapan) hektar berada di :
a. Kecamatan Bayah;
b. Kecamatan Cihara;
c. Kecamatan Cilograng;
d. Kecamatan Malingping;
e. Kecamatan Panggarangan; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
62
f. Kecamatan Wanasalam.
35. Ketentuan Pasal 37 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah,
sehingga Pasal 37 berbunyi sebagai berikut : Pasal 37
(1) Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 huruf f meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
63
o. Gunung Luhur di Kecamatan Cibeber;
p. Gua Lalay di Kecamatan Bayah;
q. Kompleks Gua Langir di Kecamatan Bayah;
r. Karangbokor di Kecamatan Bayah;
s. Curug Ciporolak di Kecamatan Cibeber;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
64
c. danau/situ; dan
d. badan sungai.
(2) Genangan DAM Karian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dengan luas kurang lebih 2.040,35
(dua ribu empat puluh koma tiga puluh lima) hektar,
berada di :
a. Kecamatan Cimarga;
b. Kecamatan Maja;
c. Kecamatan Rangkasbitung; dan
d. Kecamatan Sajira.
(3) Badan bendungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dengan luas kurang lebih 5,46 (lima koma
empat puluh enam) hektar berada di Kecamatan
Cimarga.
a. Kecamatan Cibeber
b. Kecamatan Cilograng;
c. Kecamatan Leuwidamar; dan
d. Kecamatan Maja.
(5) Badan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d dengan luas kurang lebih 1.933,58 (seribu
sembilan ratus tiga puluh tiga koma lima puluh
delapan) hektar, berada di seluruh kecamatan di
wilayah Kabupaten Lebak kecuali Kecamatan
Warunggunung.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
65
Pasal 38
Rencana kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada
Pasal 30 ayat (1) huruf b, meliputi :
a. Kecamatan Bayah;
b. Kecamatan Bojongmanik;
c. Kecamatan Cibeber;
d. Kecamatan Cigemblong;
e. Kecamatan Cihara;
f. Kecamatan Cijaku;
g. Kecamatan Cikulur;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
66
h. Kecamatan Cileles;
i. Kecamatan Cilograng;
j. Kecamatan Cimarga;
k. Kecamatan Cipanas;
l. Kecamatan Cirinten;
m. Kecamatan Gunungkencana;
n. Kecamatan Lebakgedong
o. Kecamatan Leuwidamar;
p. Kecamatan Malingping;
q. Kecamatan Muncang;
r. Kecamatan Panggarangan;
a. Kecamatan Banjarsari;
b. Kecamatan Cibeber;
c. Kecamatan Cigemblong;
d. Kecamatan Cijaku;
e. Kecamatan Cipanas;
f. Kecamatan Ciriten;
g. Kecamatan Curugbitung;
h. Kecamatan Gunungkencana;
i. Kecamatan Lebakgedong;
j. Kecamatan Leuwidamar; dan
k. Kecamatan Wanasalam.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
67
39. Ketentuan Pasal 40 diubah, sehingga Pasal 40 berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 40
(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana
dimaksud pada Pasal 38 huruf b meliputi :
b. Kecamatan Bayah;
c. Kecamatan Bojongmanik;
d. Kecamatan Cibadak;
e. Kecamatan Cibeber;
f. Kecamatan Cigemblong;
g. Kecamatan Cihara;
h. Kecamatan Cijaku;
i. Kecamatan Cikulur;
j. Kecamatan Cileles;
k. Kecamatan Cilograng;
l. Kecamatan Cimarga;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
68
m. Kecamatan Cipanas;
n. Kecamatan Cirinten;
o. Kecamatan Gunungkencana;
p. Kecamatan Kalanganyar;
q. Kecamatan Lebakgedong;
r. Kecamatan Leuwidamar;
s. Kecamatan Malingping;
t. Kecamatan Muncang;
u. Kecamatan Panggarangan;
v. Kecamatan Sajira;
w. Kecamatan Sobang;
a. Kecamatan Banjarsari;
b. Kecamatan Bayah;
c. Kecamatan Bojongmanik;
d. Kecamatan Cibadak;
e. Kecamatan Cibeber;
f. Kecamatan Cigemblong;
g. Kecamatan Cihara;
h. Kecamatan Cijaku;
i. Kecamatan Cikulur;
j. Kecamatan Cileles;
k. Kecamatan Cilograng;
l. Kecamatan Cimarga;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
69
m. Kecamatan Cipanas;
n. Kecamatan Cirinten;
o. Kecamatan Curugbitung;
p. Kecamatan Gunungkencana;
q. Kecamatan Kalanganyar.
x. Kecamatan Sajira;
y. Kecamatan Sobang;
z. Kecamatan Wanasalam; dan aa. Kecamatan
Warunggungung;
1. Kecamatan Banjarsari;
2. Kecamatan Bayah;
3. Kecamatan Bojongmanik;
4. Kecamatan Cibadak;
5. Kecamatan Cibeber;
6. Kecamatan Cigemblong;
7. Kecamatan Cihara;
8. Kecamatan Cijaku;
9. Kecamatan Cikulur;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
70
10. Kecamatan Cileles;
11. Kecamatan Cilograng;
12. Kecamatan Cimarga;
13. Kecamatan Cipanas;
14. Kecamatan Cirinten;
Wanasalam; dan
28. Kecamatan Warunggunung.
b. kawasan perkebunan, dengan luas kurang lebih
13.474,04 (tiga belas ribu empat ratus tujuh
puluh empat koma nol empat) hektar berada di :
1. Kecamatan Banjarsari;
2. Kecamatan Bayah;
3. Kecamatan Cijaku;
4. Kecamatan Cikulur;
5. Kecamatan Cileles;
6. Kecamatan Cilograng;
7. Kecamatan Cimarga;
8. Kecamatan Cipanas;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
71
9. Kecamatan Gunungkencana;
10. Kecamatan Kalanganyar;
11. Kecamatan Leuwidamar;
12. Kecamatan Maja;
13. Kecamatan Malingping;
a. Kecamatan Banjarsari;
b. Kecamatan Bayah;
c. Kecamatan Bojongmanik;
d. Kecamatan Cibadak;
e. Kecamatan Cigemblong;
f. Kecamatan Cihara;
g. Kecamatan Cijaku;
h. Kecamatan Cikulur;
i. Kecamatan Cileles;
j. Kecamatan Cilograng;
k. Kecamatan Cimarga;
l. Kecamatan Cipanas;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
72
m. Kecamatan Cirinten;
n. Kecamatan Curugbitung;
o. Kecamatan Gunungkencana;
p. Kecamatan Kalanganyar;
q. Kecamatan Lebakgedong;
r. Kecamatan Leuwidamar;
s. Kecamatan Maja;
t. Kecamatan Malingping;
u. Kecamatan Muncang;
v. Kecamatan Panggarangan;
w. Kecamatan Rangkasbitung;
x. Kecamatan Sajira;
y. Kecamatan Wanasalam; dan
z. Kecamatan Warunggunung
(8) Skala Usaha Menengah dan Besar sebagaimana
dimaksud ayat (6) huruf a, dapat dilaksanakan pada
peruntukkan perkebunan campuran dengan rasio
luasan terbangun maksimal 10 (sepuluh) persen dari
peruntukan peternakan terdekat dan dengan jarak
maksimal 500 (lima ratus) meter dari peruntukan
peternakan di sekitarnya.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
73
a. kawasan perikanan tangkap; dan
b. kawasan perikanan budidaya.
c. dihapus.
d. dihapus.
(2) Kawasan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud
ayat (1) dengan luas kurang lebih 250,65 (dua ratus
lima puluh koma enam puluh lima) hektar berada di
Kecamatan Wanasalam.
(4) Dihapus
(5) Dihapus
41. Ketentuan Pasal 42 ayat (1) huruf d dihapus, ayat (2), ayat
(3), ayat (4) dan ayat (6) diubah, serta ayat (5) dihapus,
sehingga Pasal 42 berbunyi sebagai berikut : Pasal 42
(1) Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan
dan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
huruf d, meliputi :
d. dihapus
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
74
1. Kecamatan Cilograng;
2. Kecamatan Bayah;
3. Kecamatan Cibeber;
4. Kecamatan Cigemblong;
5. Kecamatan Panggarangan;
1. Kecamatan Leuwidamar
2. Kecamatan Bojongmanik
3. Kecamatan Sajira
4. Kecamatan Cipanas
5. Kecamatan Curugbitung
6. Kecamatan Muncang
7. Kecamatan Cileles
8. Kecamatan Cibeber
9. Kecamatan Lebakgedong
10. Kecamatan Panggarangan
a. Kecamatan Bayah
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
75
b. Kecamatan Bojongmanik
c. Kecamatan Cigemblong
d. Kecamatan Cihara
e. Kecamatan Cipanas
(4) Kawasan potensi panas bumi sebagaimana dimaksud
ayat (1) huruf c berada di :
a. potensi Gunung Endut sebesar 180 mW berada di
Kecamatan Sobang;
(5) Dihapus
(6) Penataan dan pengaturan lokasi kawasan
pertambangan dan energi di atur lebih lanjut dalam
Peraturan Gubernur Provinsi Banten sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
76
(3) Kawasan industri sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf a dengan luas kurang lebih 9.586,30 (sembilan
ribu lima ratus delapan puluh enam koma tiga puluh)
hektar, berada di :
a. Kecamatan Banjarsari;
b. Kecamatan Bayah;
c. Kecamatan Cibadak;
d. Kecamatan Cikulur;
e. Kecamatan Cileles;
f. Kecamatan Cimarga;
g. Kecamatan Rangkasbitung; dan
h. Kecamatan Warunggunung.
e. kawasan tersendiri.
(2) Kawasan pariwisata alam sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
77
a. Pantai Cihara di Kecamatan Cihara;
b. Pantai Talanca di Kecamatan Malingping;
c. Pantai Cimandiri di Kecamatan Panggarangan;
d. Pantai Cibobos di Kecamatan Panggarangan;
e. Pantai Tanjung Panto di
Kecamatan
Wanasalam;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
78
z. Goa Lalay di Kecamatan Bayah; aa. Goa Lauk di
Kecamatan Cilograng bb. Goa Langit di
Kecamatan Bayah; cc. Goa Sangiang di
Kecamatan Sobang dd. Air Terjun Curugrame di
Kecamatan Cijaku; ee. Curug Kanteh di
Kecamatan Cilograng; ff. Curug Ciporolak di
Kecamatan Cibeber gg. Curug Karang di
Kecamatan Muncang hh. Curug Sata di
Kecamatan Gunungkencana ii. Curug
Munding di Kecamatan Gunungkencana jj.
Situ Palayangan di Kecamatan Cimarga; dan
kk. Situ Cijoro Bendungan di Kecamatan
Rangkasbitung. ll. Taman Nasional
Gunung Halimun Salak mm. Wisata Gunung
Luhur
(3) Kawasan pariwisata budaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b berada di :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
79
Malingping;
d. Wisata Air Panas Cikawah di Kecamatan Sobang;
e. Wisata Hutan Meranti di Kecamatan Muncang
f. Wisata Kebun Teh Cikuya di Kecamatan Cibeber
g. Wisata Geo Ex Aneka Tambang di Kecamatan
Cibeber
h. Museum Multatuli di Kecamatan Rangkasbitung
i. Rumah Peninggalan Edward Douwess Dekker di
Kecamatan Rangkasbitung
j. Balong Ranca Indah di Kecamatan Rangkasbitung
44. Ketentuan Pasal 45 ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga
Pasal 45 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 45
(1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 huruf g meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
80
lebih 15.503,74 (lima belas ribu lima ratus tiga koma
tujuh puluh empat) hektar berada di :
a. Kecamatan Bayah;
b. Kecamatan Cibadak;
c. Kecamatan Curugbitung;
d. Kecamatan Kalanganyar;
e. Kecamatan Maja;
f. Kecamatan Malingping;
a. markas KODIM;
b. markas POLRES;
c. markas KORAMIL;
d. markas POLSEK; dan
e. pangkalan Khusus.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
81
(3) Wilayah pertahanan dinamis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
82
48. Ketentuan Pasal 48 huruf a dan huruf b diubah, sehingga
Pasal 48 berbunyi sebagai berikut : Pasal 48
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) huruf a diarahkan pada
:
a. Kawasan Strategis Provinsi (KSP) meliputi :
1. kawasan pantai selatan terpadu; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
83
50. Diantara Pasal 51 dan Pasal 52 disisipkan 1 (satu) Pasal
yakni Pasal 51A, sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 51A
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertahanan dan keamanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) huruf e diarahkan
pada:
a. kawasan TNI AD Komando Pendidikan Latihan
Tempur dan Batalyon Mandala Yudha di Kecamatan
Sajira dan Kecamatan Curugbitung; dan
b. kawasan Markas Komando Brimob di Kecamatan
Panggarangan.
51. Ketentuan Pasal 55 ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (6),
ayat (7), ayat (8) dan ayat (9) diubah, serta ayat (5)
dihapus, sehingga Pasal 55 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 55
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
84
4. peningkatan sarana Pasar Lokal Utama
5. relokasi kawasan perdagangan yang tidak
sesuai dengan peruntukkannya
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
85
6. peningkatan kapasitas dan status terminal
7. relokasi kawasan perdagangan yang tidak
sesuai dengan peruntukkannya
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
86
2. peningkatan sarana pasar lingkungan
3. peningkatan dan pengembangan prasarana
pendidikan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
87
2. ruas jalan Batas Pandeglang – Batas
Rangkasbitung;
3. ruas jalan By Pass (Soekarno Hatta)
Rangkasbitung;
4. ruas jalan Batas Kota Rangkasbitung –
Cigelung (Batas Prov. Jabar);
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
88
f. pengembangan prasarana terminal penumpang,
meliputi :
1. peningkatan terminal tipe B menjadi tipe A;
i. perkeretaapian, meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
89
lintas Cilegon – Serang – Pandeglang –
Rangkasbitung.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
90
b. pengembangan prasarana pembangkit baru
dengan alternatif sumber energi yang belum
dimanfaatkan secara optimal (mikrohidro,
panasbumi)
f. pengembangan / peningkatan
jaringan telekomunikasi kabel terutama
untuk layanan kegiatan industri pada Pusat
Kegiatan Utama Kabupaten
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
91
(8) Perwujudan pengembangan sumberdaya air
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d
meliputi:
a. normalisasi sungai
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
92
1. pembangunan instalasi pengolaahan limbah
tinja
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
93
7. pengelolaan sampah organik dan non organik;
dan
8. pengadaan lahan Untuk TPST 3; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
94
(2) Perwujudan kawasan lindung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :
a. perwujudan kawasan perlindungan terhadap
kawasan dibawahnya;
b. perwujudan kawasan perlindungan setempat;
c. perwujudan kawasan konservasi, cagar budaya
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
95
(4) Perwujudan kawasan yang memberikan
perlindungan setempat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b meliputi :
a. perlindungan dan pemeliharaan kawasan
sempadan sungai dan pantai;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
96
a. menetapkan kawasan lindung geologi;
b. pelestarian kawasan cagar alam geologi;
c. mengembangkan pengelolaan kawasan cagar
alam geologi;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
97
h.
mitigasi bencana alam geologi
(7) Perwujudan kawasan rawan
bencana alam sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
huruf e meliputi:
a. identifikasi dan
inventarisasi kawasan
rawan bencana
b. identifikasi dan
penetapan jalur
evakuasi bencana;
c. identifikasi dan
penetapan ruang
evakuasi
bencana;
d. sosialisasi jalur dan
ruang evakuasi bencana
e. penyusunan kajian
rawan bencana
Kabupaten Lebak
a. perlindungan dan
pemeliharaan kawasan
genangan DAM;
b. perlindungan kawasan
sekitar bendungan
danau atau waduk;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
98
h.
c. perlindungan kawasan
danau/situ sekitar mata
air;
d. perlindungan RTH
kawasan perkotaan;
e. perlindungan terhadap
badan sungai; dan
f. perlindungan kawasan
terhadap kegiatan alih
fungsi lahan.
a. kawasan peruntukan
hutan produksi;
b. kawasan peruntukan
pertanian;
c. kawasan peruntukan
perikanan;
d. kawasan peruntukan
pariwisata;
e. kawasan peruntukan
industri;
f. kawasan pertambangan
dan energi;
g. kawasan peruntukan
permukiman; dan
kawasan pertahanan dan keamanan.
(10) Perwujudan Kawasan
peruntukan hutan produksi
sebagaimana dimaksud
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
99
h.
pada ayat (9) huruf a
meliputi :
a. inventarisasi perijinan
yang ada di kawasan
hutan produksi;
b. evaluasi pengelolaan
hutan produksi dengan
studi kelayakan dan
studi amdal oleh tim
evaluasi dari lembaga
yang berwenang;
c. pengembangan hutan
tanaman rakyat;
d. pengembangan budidaya
agroforestry sebagai
lumbung ketahanan
pangan dan rehabilitasi
lahan;
e. pengamanan dan
perlindungan kawasan
hutan produksi; dan
f. pengelolaan dan
pemanfaatan kawasan
hutan produksi yang
optimal.
(11) Perwujudan kawasan
peruntukan pertanian
sebagaimana dimaksud
pada ayat (9) huruf b
meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
100
h.
a. pengembangan kawasan
pertanian tanaman
pangan di Kabupaten
Lebak;
b. peningkatan
produktivitas lahan padi
sawah di
Kabupaten Lebak;
c. pengembangan sarana
dan prasarana
pendukung kegiatan
pertanian tanaman
pangan;
d. pengembangan
pengelolaan kegiatan
pertanian tanaman
pangan yang lebih
terorganisir;
e. pengembangan dan
perluasan
kawasan
hortikultura;
f. pengembangan sarana
dan prasarana
pendukung kegiatan
holtikultura;
g. pengembangan
manajemen pengelolaan
kegiatan holtikultura
yang lebih terorganisir;
intensifikasi lahan
kawasan perkebunan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
101
h.
i. pengembangan komoditi unggulan perkebunan di
Kab Lebak;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
102
h.
perairan danau dan
sungai; dan
d. pengembangan
pengelolaan Balai Benih
Ikan.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
103
c. monitoring dan evaluasi pelaksanaan RIPPDA.
d. pengembangan pemasaran dan promosi kawasan
wisata dalam rangka memperluas pangsa pasar
wisata melalui kegiatan pameran, pengadaan
sarana promosi, event kepariwisataan (pentas
seni, lomba-lomba wisata) untuk menarik
wisatawan berkunjung; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
104
d. peningkatan sarana & prasarana kawasan
pertambangan.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
105
b. perwujudan kawasan strategis dari sudut
kepentingan sosial budaya;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
106
f. pengembangan manajemen pengelolaan
wisata/tempat pelestarian sosial budaya seperti
pengadaan tour travel, paket wisata, dll.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
107
(1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
diselenggarakan melalui :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
108
b. ketentuan peraturan zonasi pola ruang; dan
c. ketentuan peraturan zonasi kawasan strategis.
(4) Ketentuan umum peraturan zonasi struktur ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
meliputi:
a. ketentuan umum pesraturan zonasi untuk sistem
pusat pelayanan; dan
56. Ketentuan Pasal 61 ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga
Pasal 61 berbunyi sebagai berikut : Pasal 61
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem
pusat pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
60 ayat (4) huruf a meliputi :
a. ketentuan umum peraturan zonasi pada sistem
perkotaan; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
109
a. diperbolehkan pemanfaatan ruang disekitar
jaringan prasarana untuk mendukung
berfungsinya sistem perkotaan dan jaringan
prasarana dengan intensitas rendah
b. diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk RTH
untuk mendukung sistem perkotaan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
110
i. pada lahan pertanian yang telah ditetapkan
sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan
(LP2B) di kawasan perkotaan harus tetap
dilindungi dan tidak dilakukan alih fungsi
j. Kawasan yang telah ditetapkan sebagai bagian
dari RTH di kawasan perkotaan harus tetap
dilindungi sesuai dengan fungsi RTH
masingmasing, dan tidak boleh dilakukan alih
fungsi
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
111
termasuk ruko) boleh dilakukan sepanjang saling
menunjang atau setidaknya tidak menimbulkan
efek negatif bagi zona yang telah ditetapkan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
112
bangunan, atau melakukan kompensasi tertentu
yang disepakati oleh stakeholder terkait
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
113
yang produktif harus dilakukan pengamanan
khususnya untuk tidak dialihfungsikan non
pertanian
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
114
k. perubahan atau penambahan fungsi ruang
tertentu pada kawasan terbangun di perdesaan
(misalnya pada zona permukiman sebagian
digunakan untuk fasilitas umum, termasuk
kegiatan industri kecil, pasar desa, dsb) boleh
dilakukan sepanjang saling menunjang atau
setidaknya tidak menimbulkan efek negatif bagi
zona yang telah ditetapkan
l. kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan
terbuka hijau produktif di perdesaan pada
dasarnya boleh dilakukan alih fungsi untuk
kawasan terbangun secara terbatas dan hanya
dilakukan pada lahan yang produktivitasnya
kurang tinggi, dengan catatan komposisi atau
perbandingan antara kawasan terbangun dan
ruang terbuka hijau tidak berubah sesuai RDTR
Kawasan Perdesaan masing-masing
m. dalam pengaturan zona tidak boleh dilakukan
perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya,
sesuai RDTR Kawasan perdesaan masing-masing
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
115
p. pada lahan yang telah ditetapkan sebagai ruang
terbuka hijau produktif di perdesaan tidak boleh
dilakukan alih fungsi lahan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
116
a) pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan
nasional, provinsi, kabupaten dengan
tingkat intensitas menengah hingga tinggi
pengembangan ruangnya dibatasi sesuai
dengan fungsinya dan ketentuan yang
berlaku;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
117
pembangunan jalan ataupun
pembangunan prasarana umum lainnya
dengan izin sesuai ketentuan yang
berlaku; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
118
memperhatikan dampak lingkungan dan
kebutuhan pengembangan jaringan jalur
kereta api.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
119
c) batas-batas Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan dan batas-batas
kawasan kebisingan.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
120
f. dilarang mendirikan bangunan dalam kawasan
sempadan jaringan listrik SUTT, SUTM yang
dapat mengganggu keamanan jaringan listrik
maupun orang dalam bangunan tersebut;
g. dilarang melakukan kegiatan di sekitar prasarana
pembangkit listrik maupun gardu induk
distribusinya yang dapat membahayakan
berfungsinya prasarana energi tersebut; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
121
e. pemanfaatan ruang sebagaimana diatur dalam
ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan,
dimana BTS diijinkan terbatas pada zona
pertanian lahan kering dan permukiman
kepadatan rendah;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
122
e. pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai
lintas provinsi secara selaras dengan
pemanfaatan ruang pada wilayah sungai di
provinsi yang berbatasan;
f. pemanfaatan ruang pada daerah aliran sungai
dengan tetap menjaga kelestarian lingungan dan
fungsi lindung kawasan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
123
2. diperbolehkan dengan syarat kegiatan
pemanfaatan ruang di sekitar pengelolaan
limbah; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
124
teknis dan dengan konsep 3R (Reuse, Reduce
dan Recycle);
8. pemilihan lokasi untuk prasarana lingkungan
harus sesuai dengan daya dukung
lingkungan
9. penyediaan ruang untuk TPS dan/atau TPA
terpadu.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
125
limbah atau material padat lainnya yang dapat
mengurangi kapasitas dan fungsi saluran; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
126
a. kawasan hutan lindung, meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
127
8. kegiatan pertambangan di kawasan hutan
lindung masih diperkenankan dengan
ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam
perundang-undangan yang berlaku;
9. pembangunan prasarana wilayah yang harus
melintasi hutan lindung dapat diperkenankan
dengan ketentuan
sebagaimana ditetapkan dalam perundangundangan yang
berlaku; dan
10. pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa
merubah bentang alam.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
128
5. dapat digunakan untuk wisata alam, kegiatan
pendidikan dan penelitian dengan syarat tidak
mengubah bentang alam;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
129
pengelolaan badan air, pemanfaatan air,
bangunan prasarana sumber daya air,
fasilitas jembatan dan dermaga, jalur pipa gas
dan air minum, rentangan kabel listrik dan
telekomunikasi, bangunan
ketenagalistrikan;
3. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk
menunjang fungsi taman rekreasi, fungsi
pengamanan sempadan dan prasarana
penunjang yang dikecualikan;
4. pencegahan kegiatan budidaya di sepanjang
sungai yang dapat mengganggu atau
merusak kualitas air sungai;
5. pengoptimalan pemanfaatan ruang terbuka
hijau;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
130
b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan
sempadan waduk/danau/mata air, meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
131
9. Diperbolehkan pemulihan vegetasi di sekitar
radius mata air;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
132
3. pemanfaatan untuk pelabuhan yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
133
d. ketentuan umum peraturan zonasi untuk
kawasan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan,
meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
134
pemanfaatan tumbuhan, satwa liar, serta koleksi
keanekaragaman hayati;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
135
l. larangan kegiatan yang tidak sesuai dengan
fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari
taman nasional.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
136
i. dapat digunakan kegiatan terbatas hanya untuk
pertimbangan geologi terhadap setiap
pengembangan wilayah;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
137
kegiatan sosial budaya, pariwisata, bangunan
untuk pertahanan dan keamanan negara,
bangunan pos pengawasan, pos telekomunikasi,
dan fasilitas rekreasi terbatas;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat
meliputi pemanfaatan ruang secara terbatas
untuk bangunan pengawasan dan kegiatan selain
sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a yang
tidak mengganggu fungsi kawasan cagar budaya
sebagai kawasan lindung;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi
kegiatan yang dapat merusak kekayaan budaya
berupa peninggalan sejarah dan bangunan
arkeologi, pendirian bangunan yang tidak sesuai
dengan fungsi kawasan, pemanfaatan ruang dan
kegiatan yang mengubah bentukan geologi
tertentu;
d. diizinkan bersyarat pendirian bangunan yang
menunjang kegiatan wisata alam;
e. larangan kegiatan yang mengganggu upaya
pelestarian adat / kearifan lokal masyarakat
setempat.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
138
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat
meliputi pemanfaatan ruang secara terbatas
untuk bangunan pengawasan dan kegiatan selain
sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a yang
tidak mengganggu fungsi kawasan cagar budaya
sebagai kawasan lindung;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
139
daya air yang dapat mengganggu, mencemarkan
dan merusak fungsi prasarana sumber daya air.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
140
dilakukan kegiatan pariwisata yang tidak
merubah fungsi utama kawasan;
c. kawasan peternakan.
(4) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan
peruntukan tanaman pangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
141
a. pelarangan alih fungsi lahan pertanian tanaman
pangan yang ditetapkan sebagai LP2B selain
untuk kepentingan umum dan akibat bencana
dengan berpedoman peraturan perundang-
undangan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
142
h. pada kawasan perdesaan alih fungsi sawah
diijinkan hanya pada sepanjang jalan utama
(arteri, kolektor, lokal primer), dengan besaran
perubahan maksimum 20 (dua puluh persen) dari
luasan sawah yang ada, dan harus dilakukan
peningkatan irigasi setengah teknis atau
sederhana menjadi irigasi teknis, setidaknya dua
kali luasan area yang akan diubah dalam
pelayanan daerah irigasi yang sama;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
143
c. pengembangan usaha perkebunan dapat
dilaksanakan pada wilayah kecamatan setempat
dengan menggunakan pola kemitraan dengan
masyarakat;
d. diizinkan untuk mendirikan perumahan dengan
syarat tidak mengganggu fungsi perkebunan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
144
perkebunan dan jaringan prasarana wilayah
untuk kepentingan pemanfaatan hasil
perkebunan serta untuk kepentingan
pencegahan dan penangulangan bencana;
l. lahan perkebunan dapat beralih fungsi untuk
kegiatan non perkebunan dalam hal pemenuhan
kebutuhan penyedian lahan untuk
perkembangan sistem pusat kegiatan, kawasan
industri yang berorientasi pada kegiatan
perkebunan (agroindustri), kawasan wisata yang
berorientasi pada kegiatan pertanian (agrowisata),
lahan pengganti hutan, lahan pertanian pangan
berkelanjutan, kawasan peternakan, dan
kawasan pengembalaan umum;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
145
q. diperbolehkan adanya bangunan yang bersifat
mendukung kegiatan perkebunan dan jaringan
prasarana wilayah;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
146
c. pengembangan kawasan peternakan
diselenggarakan dalam rangka mencukupi
kebutuhan pangan, barang dan jasa asal hewan
secara mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan,
bagi peningkatan kesejahteraan peternak dan
masyarakat sekitarnya;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
147
kawasan, serta mengacu pada peraturan
perundangan berlaku.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
148
kebutuhan pangan, barang dan jasa asal hewan
secara mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan,
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
sekitarnya;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
149
g. pengharusan penerapan ciri khas arsitektur
daerah setempat pada setiap bangunan hotel dan
fasilitas penunjang pariwisata penggunaan tata
busana adat daerah pada petugas jasa pariwisata
sesuai dengan jenis jasa yang disediakan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
150
teknologi, potensi sumberdaya alam
dan sumberdaya manusia di wilayah
sekitarnya;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
151
terjangkau untuk kawasan industri yang luasnya
lebih dari 200 (duaratus) hektar
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
152
a. diperbolehkan pengembangan kawasan
permukiman pendukung kegiatan
pertambangan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
153
sarana dan prasarana permukiman yang
memadai;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
154
l. peruntukan kawasan permukiman diperbolehkan
untuk dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
155
b. dalam kondisi darurat dan mendesak, wilayah
pertahanan keamanan dapat menggunakan seluruh
peruntukkan pola ruang lainnya.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
156
a. diperbolehkan pembangunan sarana dan
prasarana penunjang kegiatan ekonomi;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
157
c. diperbolehkan pengendalian kawasan lindung
agar eksistensinya sebagai fungsi lindung dapat
dipertahankan untuk mencegah kerusakan fungsi
lingkungan; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
158
Pasal 67
(1) Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat
(1) huruf b terdiri atas:
a. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
kegiatan berusaha;
b. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
kegiatan nonberusaha; dan
a. disetujui; atau
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
159
b. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
kegiatan berusaha, meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
160
4. RZ KSNT;
5. RZ KAW;
6. RTR pulau/kepulauan; danf atau
1. lokasi kegiatan;
2. jenis peruntukan Pemanfaatan Ruang;
3. koefisien dasar bangunan;
4. koefisien lantai bangunan;
5. indikasi program Pemanfaatan Ruang; dan
6. persyaratan pelaksanaan kegiatan
Pemanfaatan Ruang.
k. perubahan peruntukan dan fungsi serta
penggunaan Kawasan Hutan untuk kepentingan
pemLrangunan di luar kehutanan berlaku
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
161
ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang kehutanan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
162
Ruang untuk kegiatan berusaha dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada huruf n,
Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang diterbitkan oleh Lembaga OSS;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
163
(7) Ketentuan Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan nonberusaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
meliputi :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
164
f. persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang untuk kegiatan nonberusaha sebagaimana
dimaksud dalam huruf e, diberikan setelah
dilakukan kajian dengan menggunakan asas
berjenjang dan komplementer berdasarkan :
Pemanfaatan Ruang;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
165
k. pemanfaatan Ruang yang lokasinya berada pada
Kawasan Hutan yang mengalami perubahan
peruntukan dan fungsi serta belum dimuat dalam
RDTR, maka kegiatan pemanfaatan ruangnya
dilaksanakan setelah mendapatkan Persetujuan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang untuk kegiatan nonberusaha;
l. persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfatan
Ruang sebagaimana dimaksud pada huruf k,
diberikan sesuai tahapan dan ketentuan
sebagainlana dimaksud dalam huruf a dan huruf
i;
m. penerbitan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan nonberusaha
sebagaimana dimaksud huruf a, dapat
didelegasikan kewenangannya kepada gubernur,
bupati, atau wali kota tanpa mengurangi
kewenangan Menteri;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
166
Ruang untuk kegiatan nonberusaha dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud dalam huruf o,
Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang diterbitkan oleh sistem elektronik yang
diselenggarakan oleh Menteri;
q. konfirmasi kesesuaian sebagaimana dimaksud
dalam huruf b angka 1, dapat diberikan untuk
kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut yang tidak
termasuk dalam kebijakan strategis nasional dan
dilaksanakan oleh instansi Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah provinsi;
r. kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut oleh instansi
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
provinsi sebagaimana dimaksud pada huruf q
merupakan kegiatan yang dibiayai oleh anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan
s. setelah memperoleh Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan
nonberusaha, pemohon melakukan kegiatan
Pemanfaatan Ruang setelah memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
167
1. rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
termuat dalam RTR, RZ KAW, atau RZ KSNT;
dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
168
g. jangka waktu penerbitan Konfirmasi Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan
yang bersifat strategis nasional sebagaimana
dimaksud dalam huruf f paling Iama 1 (satu) Hari
sejak pendaftaran atau pembayaran penerimaan
negara bukan pajak;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
169
k. pertimbangan teknis pertanahan sebagaimana
dimaksud pada huruf g, terkait lokasi kegiatan
dilaksanakan oleh kantor pertanahan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
170
p. kegiatan Pemanfaatan Ruang di atas hak
pengelolaan sebagairnana dimaksud pada huruf
o, mengacu kepada rencana induk Kawasan;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
171
sebagaimana dimaksud pada huruf r, Menteri
menerbitkan Rekomendasi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang;
1. lokasi kegiatan;
2. jenis peruntukan Pemanfaatan Ruang;
3. koefisien dasar bangunan;
4. koefisien lantai bangunan;
5. informasi indikasi program Pemanfaatan
Ruang terkait; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
172
dengan Ketentuan peraturan
perundangundangan yang mengatur Perizinan
Berusaha
berbasis risiko;
bb. perubahan peruntukan dan fungsi serta
penggunaan Kawasan Hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kehutanan berlaku
ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang kehutanan;
cc. pemanfaatan Ruang yang lokasinya berada pada
Kawasan Hutan yang mengalami perubahan
peruntukan dan fungsi serta belum dimuat dalam
RTR, maka kegiatan pemanfaatan ruang
dilaksanakan setelah mendapatkan Rekomendasi
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
173
(3) Insentif non fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa :
a. pemberian kompensasi;
b. subsidi;
c. imbalan;
d. sewa ruang;
e. urun saham;
f. fasilitasi Persetujuan Kesesuaian
Kegiatan
Pemanfaatan Ruang;
a. subsidi;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
174
(6) Insentif dari Pemerintah Daerah Kabupaten kepada
masyarakat dapat berupa :
c. pemberian kompensasi;
d. imbalan;
e. sewaruang;
f. urun saham;
g. fasilitasi Persetujuan Kesesuaian
Kegiatan
Pemanfaatan Ruang;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
175
c. pemberian status tertentu.
(4) Disinsentif dari Pemerintah pusat kepada Pemerintah
Daerah dapat diberikan dalam bentuk:
a. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana di
daerah; dan/atau
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
176
(3) Pemeriksaan perubahan fungsi ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui audit Tata
Ruang.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
177
mematuhi ketentuan Pemanfaatan Ruang dalam RTR
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) meliputi:
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
178
administratif, gubernur mengambil alih pengenaan
sanksi administratif yang tidak dilaksanakan oleh
bupati/wali kota.
a. peringatan tertulis;
b. denda administratif;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
179
dan/atau perangkat daerah sesuai dengan
kewenangannya.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
180
g. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan/atau
kepada pelaksana kegiatan pemanfaatan ruang
apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang menimbulkan
kerugian.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
181
e. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai milik umum; dan
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
182
Masyarakat.
(3) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan teknis
dalam kegiatan Perencanaan Tata Ruang,
Pemanfaatan Ruang, Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan/atau Pengawasan Penataan Ruang
kepada Pemerintah Daerah.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
183
g. penyebarluasan informasi Penataan Ruang
kepada Masyarakat;
70. Ketentuan Pasal 78 ayat (1) dan ayat (2) diubah, serta
ditambahkan 3 (tiga) ayat yakni ayat (3), ayat (4) dan ayat
(5), sehingga Pasal 78 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 78
(1) Dalam rangka mengoordinasikan penyelenggaraan
penataan ruang dan kerjasama antar sektor/antar
daerah bidang penataan ruang dibentuk TKPRD.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
184
Pasal 81
Barang siapa yang melanggar ketentuan Pasal 61 ayat (2)
huruf d, ayat (3) huruf c, Pasal 62 ayat (3) huruf c, huruf
e, huruf f, ayat (4) huruf a, ayat (5) huruf h, ayat (6) huruf
a angka 2, angka 3, huruf b angka 3, huruf d angka 2,
huruf e angka 4, angka 5, Pasal 63 ayat (4) huruf a angka
8, huruf b angka 3, angka 8, angka 11, huruf d angka 1,
Pasal 65 ayat (4) huruf d dan Pasal 67 ayat (1) diancam
pidana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang Penataan Ruang.
Pasal II
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
185
BUPATI LEBAK,
VIRGOJANTI
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
186
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2014
TENTANG
I. UMUM
Untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional, serta sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang
nyata, luas, dan bertanggung jawab, Undang – Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang menuntut kejelasan pendekatan dalam
proses perencanaannya demi menjaga keselarasan, keserasian,
keseimbangan, dan keterpaduan antar daerah, antara pusat dan da erah,
antar sektor, dan antar pemangku kepentingan. Penataan ruang tersebut
didasarkan pada pendekatan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah
administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) memiliki
kedudukan untuk mewujudkan keterpaduan perencanaan tata ruang
wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. RTRWN menjadi
pedoman penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota dalam
upaya mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan antar wilayah provinsi dan Kabupaten serta keserasian
antar sektor. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 22, Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Lebak merupakan penjabaran Rencana Tata Ruang
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
187
Wilayah Provinsi Banten ke dalam strategi pelaksanaan pemanfaatan
ruang wilayah kota.
Sedangkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK)
menjadi pedoman penataan ruang wilayah dalam upaya mewujudkan
keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah pengembangan serta keserasian antar sektor. Adapun fungsi
RTRWK adalah sebagai acuan dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD,
acuan dalam pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, acuan untuk
mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten,
acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten yang dilakukan
pemerintah, masyarakat, dan swasta, pedoman untuk penyusunan
rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten, dasar pengendalian
pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten yang meliputi indikasi arahan
peraturan zonasi, ketentuan Kesesuaian Penataan Ruang, arahan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi dan acuan dalam
administrasi pertanahan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota mencakup
ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
bumi, sebagai tempat masyarakat melakukan kegiatan dan memelihara
kelangsungan hidupnya, serta merupakan suatu sumber daya yang
harus ditingkatkan upaya pengelolaannya secara bijaksana. Dengan
demikian RTRW Kabupaten Lebak sangatlah strategis untuk menjadi
pedoman dalam penyelenggaraan penataan ruang, serta untuk menjaga
kegiatan pembangunan agar tetap sesuai dengan kaidah- kaidah
pembangunan berkelanjutan, sekaligus mampu mewujudkan ruang
wilayah Kabupaten Lebak sebagai pusat pertanian, perkebunan,
pariwisata dan industri.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
188
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Tetap.
Pasal 3
Ayat (1) Huruf a
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten adalah
tujuan yang ditetapkan pemerintah daerah yang
merupakan arahan perwujudan pembangunan jangka
panjang kabupaten pada aspek keruangan.
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah
pengembangan wilayah yang ditetapkan pemerintah
daerah guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten adalah
penjabaran kebijakan penataan ruang ke dalam langkah-
langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata yang
menjadi dasar dalam penyusunan rencana struktur
ruang dan pola ruang wilayah kabupaten.
Huruf b
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan
gambaran sistem perkotaan wilayah kabupaten dan
jaringan prasarana wilayah kabupaten yang
dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah
kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi,
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
189
sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan
telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air
Huruf c
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan
gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, baik
untuk pemanfaatan yang berfungsi lindung maupun
budi daya. Huruf d
Dihapus
Huruf e
Cukup Jelas.
Huruf f
Cukup Jelas.
Huruf g
Cukup Jelas.
Huruf h
Cukup Jelas.
Huruf i
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Perubahan luas wilayah berdasarkan pada :
190
4. Permendagri No. 55 Th. 2012 tentang Batas Kabupaten Lebak
dengan Kabupaten Bogor
5. Permendagri No. 57 Th. 2012 tentang Batas Kabupaten Lebak
dengan Kabupaten Sukabumi
Pasal 5
Tetap.
Pasal 6
Tujuan pentaan ruang Kabupaten merupakan arahan perwujudan
ruang wilayah Kabupaten yang diinginkan pada masa yang akan
datang, disesuaikan dengan rencana pembangunan jangka panjang
daerah, karakteristik tata ruang wilayah Kabupaten, dan kondisi
obyektif yang diinginkan.
Pasal 7 sesuai amanat Permen ATR no.1 Tahun 2018 Adanya
penambahan kebijakan penataan ruang yaitu Perlindungan kawasan
rawasan bencana alam melalui pengembangan sistem mitigasi
bencana terpadu untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari
bencana alam.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9 sesuai amanat Permen ATR No 1 tahun 2018, adanya perubahan
istilah dari Sistem Jaringan Prasaran Wilayah menjadi Sistem
Jaringan Prasarana
Pasal 10 Tetap.
Pasal 11 sesuai amanat Permen ATR No 1 tahun 2018, adanya
penghapusan istilah “promosi” pada tiap hirarki sistem pusat
pelayanan, sehingga Pemerintah Daerah melakukan penyesuaian
terhadap Lokasi yang sebelumnya berstatus “promosi”.
Ayat (1)
Cukup jelas.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
191
Ayat (2) Huruf a
Pusat Kegiatan Wilayah, setelah mengalami penyesuaian,
menjadi 3 (tiga) lokasi yaitu :
1. Perkotaan Rangkasbitung;
2. Perkotaan Maja; dan
3. Perkotaan Malingping;
Huruf b
1. Perkotaan Bayah;
2. Perkotaan Cipanas; dan
3. Perkotaan Cileles;
Huruf d
Pusat Pelayanan Kawasan, setelah mengalami
penyesuaian, menjadi 22 (dua puluh dua) lokasi yaitu :
4. Perkotaan Panggarangan;
5. Perkotaan Wanasalam;
6. Perkotaan Cihara;
7. Perkotaan Cilograng;
8. Perkotaan Cibeber;
9. Perkotaan Cijaku;
10. Perkotaan Cigemblong;
11. Perkotaan Banjarsari;
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
192
12. Perkotaan Cileles (Berdasarkan pertimbangan
pengembangan wilayah, Perkotaan Cileles
ditingkatkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal)
13. Perkotaan Gunungkencana;
14. Perkotaan Bojongmanik;
15. Perkotaan Cirinten;
16. Perkotaan Muncang;
17. Perkotaan Sobang;
dan
193
Ayat (4)
Berdasarkan pertimbangan efektifitas pengembangan kawasan,
maka Kawasan kawasan perikanan tangkap difokuskan pada
Kecamatan wanasalam. Adapun pengembangan potensi
perikanan budidaya air tawar dapat dikembangan di seluruh
Kecamatan di Kabupaten Lebak.
Pasal 13 sesuai amanat Permen ATR no.1 Tahun 2018, tidak ada
pengelompokkan sistem jaringan prasarana utama, melainkan
langsung disebutkan sistem jaringan energi, telekomunikasi, dan
sumber daya air
Pasal 14
sesuai amanat Permen ATR no.1 Tahun 2018, rencana sistem
perkeretaapian digabung menjadi rencana sistem transportasi darat.
Pasal 15 sesuai amanat Permen ATR no.1 Tahun 2018, jaringan
pelayanan lalulintas dan angkutan jalan yang berisi trayek angkutan
umum tidak diamanatkan untuk tercantum dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah. Trayek angkutan umum akan dibahas lebih rinci
dalam Tatanan Transportasi Lokal (Tatralok) Kabupaten Lebak.
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Jaringan jalan nasional berdasarkan Keputusaan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 631/KPTS/M/2009 tentang Status
Jalan Nasional Bukan Tol serta Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 290/KPTS/M/2015 tentang penetapan ruas-
ruas jalan menurut statusnya sebagai jalan nasional.
Ayat (3)
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
194
Jaringan jalan provinsi berdasarkan SK Gubernur Provinsi
Banten Nomor 620/Kep.420-Huk/2016 tentang penetapan
status dan ruas jalan Provinsi.
Ayat (4)
Jaringan jalan kabupaten berdasarkan SK Gubernur Provinsi
Banten Nomor 620/Kep.705-DISPUPR/2018 tentang
penetapan status ruas jalan.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 16 A
Penambahan pasal ini sebagai dampak dari penggabungan sistem
jaringan perkeretaapian dengan rencana sistem transportasi darat,
sebagaimana telah dijelaskan pada Pasal 14.
Pasal 17
Pasal ini dihapus, karena digabung dengan Pasal 16.
Pasal 18
Pasal ini dihapus, sesuai dengan penjelasan Pasal 15.
Pasal 19
Pasal ini dihapus, karena digabung dengan Pasal 15.
Pasal 20
Pasal ini dihapus, karena telah digabung dengan rumpun sistem
transportasi darat dan telah dibahas pada Pasal 16A.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 21A
Penambahan pasal ini dikarenakan adanya substansi baru yaitu
sistem jaringan transportasi udara.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
195
Pasal 22
Pasal ini dihapus, karena telah digabung dengan Pasal 13.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
sesuai amanat Permen ATR no.1 Tahun 2018,
jaringan telekomunikasi dikelompokan menjadi jaringan tetap dan
jaringan bergerak.
Pasal 25
Pasal ini mengakomodir data terbaru jaringan irigasi Kabupaten
Lebak.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
196
Pasal ini dihapus, karena beralih menjadi Pasal 33.
Pasal 33
Perubahan luasan Kawasan hutan lindung berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup nomor
3279/menLHK-PKTL/KUH/PLA.2/7/2016 Tahun 2016 tentang
Penetapan Kawasan Hutan Pada Kelompok Gunung Kendeng dari
3.179 Ha menjadi 3.437,23 Ha.
Pasal 34
Pasal ini mengakomodir data terbaru kawasan perlindungan setempat
yang mengacu pada :
Pasal 35
Ayat (1)
Adanya penambahan huruf c terkait hutan adat berdasarkan
Ketentuan Permen ATR No 1 Tahun 2018, luasan hutan adat
mengacu pada:
197
• Kepmen LHK No SK 1547/ MENLHK-PSKL/PKTHA/KUM.
1/2/2019 Penetapan hutan adat kesepuhan Pasir Eurih
Kepada Masyarakat Hukum Adat Kasepuhan Pasir Eurih
Seluas ± 580 Ha yang terletak di Desa Sindanglaya
Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
198
Kawasan cagar budaya baduy mengacu pada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak No 32 Tahun 2001 tentang perlindungan atas
hak ulayat masyarakat baduy.
Ayat (4)
• Kawasan hutan adat kasepuhan karang mengacu pada
Kepmen LHK No SK 6748/MENLHK-PSKL/PKTHA/KUM.
1/12/2016 Penetapan hutan adat kesepuhan karang seluas
± 462 Ha di Desa Jagaraksa Kecamatan Muncang
Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Pasal 37 (A)
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
199
Cukup Jelas.
Pasal 38
Cukup Jelas.
Pasal 39
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Ayat ini mengakomodir data terbaru terkait luasan dan sebaran
hutan produksi terbatas di Kabupaten Lebak melalui SK
Menteri Kehutanan Nomor 3280-MenLHK-PKTL-KUH- PLA.2-7-
2016 dengan luas hasil pengukuran sebesar 27,511.10 Ha.
Luas Hutan Produksi berdasarkan hasil pengukuran tersebut
tidak termasuk Badan Sungai dan Sempadan Sungai yang
berada di dalamnya.
Ayat (3)
Ayat ini mengakomodir data terbaru terkait luasan dan sebaran
hutan produksi tetap di Kabupaten Lebak melalui SK_Kawasan
No 419/Kpts-II/1999 dengan luasan hasil pengukuran sebesar
17,706.38 Ha. Luas Hutan Produksi berdasarkan hasil
pengukuran tersebut tidak termasuk Badan Sungai dan
Sempadan Sungai yang berada di dalamnya.
Pasal 40
Ayat (1)
Sub bab kawasan peruntukan pertanian mengacu pada Permen
ATR No 1 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah.
Huruf a
Yang dimaksud dengan kawasan tanaman pangan adalah
lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) seluas
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
200
25.785,68 Hektar dan lahan cadangan Pertanian pangan
berkelanjutan (LCP2B) seluas 5.692,75 Hektar
berdasarkan ketentuan Undang-Undang No 41 Tahun
2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kawasan hortikultura adalah
kawasan lahan kering potensial untuk pemanfaatan dan
pengembangan tanaman hortikultura secara monokultur
maupun tumpang sari. Adapun kawasan hortikultural di
Kabupaten Lebak di gabung dengan kawasan perkebunan
campuran berdasarkan data terbaru dari Dinas Pertanian
dan Perkebunan Kabupaten Lebak.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kawasan perkebunan adalah
tanah yang diusahakan untuk tempat budidaya tanaman
keras dengan tanaman sejenis, sistem pengambilan
hasilnya bukan dengan cara menebang pohon.
Huruf d
Kawasan peternakan adalah kawasan untuk usaha
pengembangan peternakan
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (2a)
Cukup Jelas.
Ayat (2b)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
201
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Sebaran Kawasan Hortikultura di Kabupaten Lebak digabung
kedalam kelompok Kebun Campuran yang dibahas pada Ayat
(6). Maka Ayat ini dihapus.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Ayat (7)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Pendaftaran dan Perizinan
Usaha Peternakan, klasifikasi mengenai usaha peternakan
dibagi kedalam 2 (dua) jenis yaitu skala usaha yaitu skala
usaha mikro dan kecil serta skala menengah dan besar.
Adapun pembagiannya sebagai berikut :
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
202
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
203
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
204
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
205
Adapun mengenai pengaturan zonasi usaha peternakan akan
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati Lebak.
Pasal 41
Ayat (1)
Sub bab kawasan peruntukan perikanan mengacu pada
Permen ATR No 1 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah.
Ayat (2)
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
206
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Pasal ini dihapus karena tidak dapat dituangkan ke dalam peta
dan perlu dikaji dengan rencana sectoral yang lebih rinci.
Ayat (5)
Pasal ini dihapus karena tidak dapat dituangkan ke dalam peta
dan perlu dikaji dengan rencana sectoral yang lebih rinci.
Pasal 42
Ayat (1)
Sub bab kawasan peruntukan pertambangan mengacu pada
Permen ATR No 1 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah.
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d berdasarkan data dari Kementerian Energi Sumber
Daya Mineral dan Kebijakan Satu Peta Tahun 2019,
sebaran
Kawasan minyak dan gas bumi, tidak terdapat di
Kabupaten Lebak, maka huruf ini dihapus
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
207
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Berdasarkan data dari Kementerian Energi Sumber Daya
Mineral dan Kebijakan Satu Peta Tahun 2019, sebaran
Kawasan minyak dan gas bumi, tidak terdapat di Kabupaten
Lebak, maka ayat ini dihapus.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Pasal 43
Ayat (1)
Sub bab kawasan peruntukan industri mengacu pada Permen
ATR No 1 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah.
Ayat (2)
Skala industri berdasarkan Permen Perindustrian Nomor
64/M-IND/PER/7/2016 tentang Besaran Jumlah Tenaga
Kerja dan Nilai Investasi untuk Klasifikasi Usaha Industri.
Ayat (3)
Berdasarkan pertimbangan kewilayahan dan analisis kawasan
industri yang mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 142 tahun 2015 tentang Kawasan Industri, maka
sebaran rencana kawasan industri megalami beberapa
penambahan lokasi, yaitu menjadi : Kecamatan Banjarsari,
Kecamatan Bayah, Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cikulur,
Kecamatan Cileles, Kecamatan Cimarga, Kecamatan
Gunungkencana, Kecamatan Rangkasbitung dan Kecamatan
Warunggunung.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
208
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 44
Sebaran lokasi pariwisata diperbaharui berdasarkan Kajian Geopark
dan Rencana Induk Pariwisata Kabupaten Lebak.
Pasal 45
Ayat (1)
Tetap
Ayat (2)
Rencana kawasan permukiman perkotaan diperbaharui
Berdasarkan pertimbangan kewilayahan.
Ayat (3)
Rencana kawasan permukiman perdesaan diperbaharui
Berdasarkan pertimbangan kewilayahan.
Pasal 46
Dihapus dan dipindah ke pasal 46A karena istilah dalam kawasan
pertahanan mengalami perubahan menyeluruh.
Pasal 46A
Pasal ini mengacu pada Rencana Tata Ruang Pertahanan Darat.
Pasal 47
Cukup Jelas.
Pasal 48
Berdasarkan pertimbangan kewilayahan dan penyesuaian dengan
Kawasan Strategis pada Revisi Rencana Tata Ruang Provinsi Banten,
terdapat perubahan beberapa Kawasan Strategis di Kabupaten
Lebak
Pasal 49
Tetap.
Pasal 50
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
209
Berdasarkan penyesuaian dengan Kawasan Strategis pada Revisi
Rencana Tata Ruang Provinsi Banten, terdapat perubahan beberapa
Kawasan Strategis di Kabupaten Lebak
Pasal 51
Tetap.
Pasal 51A
Penambahan pasal ini dikarenakan adanya substansi baru yaitu
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertahanan dan keamanan. Pasal 52 Tetap.
Pasal 53
Tetap.
Pasal 54
Tetap.
Pasal 55
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan kerangka struktur
ruang pada Pasal 11 mengalami perubahan sesuai amanat Permen
ATR No 1 tahun 2018, adanya penghapusan istilah “promosi” pada
tiap hirarki sistem pusat pelayanan, sehingga Pemerintah Daerah
melakukan penyesuaian terhadap Lokasi yang sebelumnya
berstatus “promosi”.
Pasal 56
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan kerangka pola ruang
pada Pasal 30 mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
Permen ATR No 1 tahun 2018
Pasal 57
Cukup Jelas.
Pasal 58
Tetap.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
210
Pasal 59
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan penambahan beberapa
ayat dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
Ayat (1)
Periznan dihilangkan dan diganti dengan kesesuain Kegiatan Pemanfaatan
Ruang.
Ayat (2)
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 116 Tahun 2017 tentang
Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
Ayat (3)
Sebagai pelindung/aturan guna membantu dalam kegiatan
rencana tata ruang yang lebih detail.
Pasal 60
Ayat (1)
Pasal 59 berubah menjadi beberapa ayat, sehingga ketentuan
umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam pasal
59 ayat (1) huruf a disusun sebagai arahan dalam penyusunan
peraturan zonasi.
Ayat (2)
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur
pemanfaatan ruang dan unsur pengendalian yang disusun
setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata
ruang. Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh dan
tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang
terdiri dari atas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien
dasar ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai
bangunan dan garis sempadan bangunan), penyediaan sarana
dan prasarana serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
211
mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 61
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan kerangka struktur
ruang pada Pasal 11 mengalami perubahan yang disesuaikan
dengan Permen ATR No 1 tahun 2018
Pasal 62
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan kerangka struktur
ruang pada Pasal 11 mengalami perubahan yang disesuaikan
dengan Permen ATR No 1 tahun 2018
Pasal 63
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan kerangka pola ruang
pada Pasal 30 mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
Permen ATR No 1 tahun 2018
Pasal 64
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan kerangka pola ruang
pada Pasal 30 mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
Permen ATR No 1 tahun 2018
Pasal 65
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan adanya substansi baru
pada pasal 51A yaitu Rencana pengembangan kawasan strategis
dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan.
Pasal 66
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
212
Pasal ini dihapus karena perizinan telah dialihkan ke pemerintah
pusat. Pasal 67
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan adanya penambahan
substansi baru Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang sesuai PP No
21 Tahun 2021. Pasal 68
Tetap.
Pasal 69
Tetap.
Pasal 70
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan adanya penambahan
substansi baru sesuai PP No 21 Tahun 2021.
Pasal 71.
Tetap.
Pasal 72
213
Tetap.
Pasal 77a
Pasal 80
Tetap.
Pasal 81
Pasal ini mengalami perubahan dikarenakan adanya perubahan
pada pasal 61, pasal 62, pasal 63, pasal 65, pasal 67.
Pasal 82
Sesuai amanat Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
Pasal 83 Tetap.
Pasal 84
Pasal ini menjelaskan bahwa Pasal lainnya yang tidak mengalami
perubahan tetap berlaku.
Pasal 85 Tetap.
PARAF KOORDINASI
Pj. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN SEKDA
KEPALA DINAS PUPR
KEPALA BAGIAN HUKUM
214