Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 4 ESDAL B

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM


TERBARUKAN:KEHUTANAN
Dosen Pengampu: Endah Djuwendah, SP., M.Si.

KEHUTANAN NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU


01
Anggota

M. Irfan Ghani Amienda Cahya Madasansa Tazkia Khaerunnisa


150610200028 150610200099 150610200110

Indira Sekar Setiyadi Chabibah Dyah Sekar Taji Nur Fadjri


150610200078 150610200105 150610200107

02
1 Pendahuluan

Daftar Isi 2 Kehutanan Negara Berkembang

3 Kehutanan Negara Maju

4 Video

5 Perbedaan

KELOMPOK 4 ESDAL B 03
Pendahuluan
Hutan merupakan sumber daya alam terbarukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hutan
merupakan aset yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Hutan juga merupakan aset
multiguna yang tidak saja menghasilkan produk seperti kayu, arang, pulp, dan lain-lain, tetapi juga
memiliki nilai lain (non-use) seperti pelindung panas, pemecah angin (windbreaks), dan pelindung tanah
dari bahaya erosi. Selain itu, hutan juga menjadi habitat bagi satwa dan hewan lainnya yang penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain, hutan tidak saja
memberikan manfaat pada saat mereka ditebang (manfaat eksploitasi), tetapi juga banyak memberikan
manfaat tatkala sumber daya ini dibiarkan (manfaat konservasi).

04
05

Kehutanan Negara
Berkembang
Kondisi, Penyebab, Solusi

KELOMPOK 4 ESDAL B
06

Kondisi
Semakin meningkatnya permintaan akan suatu barang yang sumber dayanya diperoleh dari alam menjadi penyebab berkurangnya
keanekaragaman hayati di Indonesia. Contohnya adalah kayu, kertas, mebel, dan minyak kelapa sawit. Produk tersebut sangat
dibutuhkan masyarakat saat ini dan bisa dikatakan sebagai penopang perekonomian banyak pihak. Namun ditengah-tengah upaya
untuk meningkatkan perekonomian dengan produk-produk tersebut, ada sisi lain yang kurang menjadi perhatian, yaitu deforestasi
(menghilangnya lahan hutan)

Fakta menunjukkan bahwa sejarah kehutanan Indonesia tak lain adalah sejarah deforestasi, dari dulu hingga kini. Analisis FWI dan GFW
tahun 2001 memperlihatkan bahwa laju deforestasi terus meningkat, menjadi 2 juta hektar/tahun periode 1996-2000. Selanjutnya menjadi
1,5 juta hektare/tahun periode 2001-2010 dan periode 2009-2013 lajunya sebesar 1,1 juta hektare/tahun (FWI, 2011 & 2014). Kajian
terbaru FWI, walaupun hanya dipotret pada 3 provinsi, laju deforestasi masih relatif tinggi, yaitu sekitar 240 ribu hektare/tahun periode
2013-2016, meningkat dibanding periode sebelumnya (2009-2013), yaitu sekitar 146 ribu hektare/tahun. Walupun begitu pada tahun
2016-2017 deforestasi di Indonesia sempat dikatakan mengalami penurunan. Bila ditotal maka hutan alam yang ada di Sumatera Utara,
Kalimantan Timur, dan Maluku Utara, telah hilang seluas 718 ribu hektare selama tiga tahun. Hasil analisis lainnya ditemukan sekitar 72%
deforestasi yang terjadi di 3 provinsi tersebut berada di dalam wilayah yang telah dibebani izin pengelolaan.

Chabibah/ 150610200105
07

Kondisi

Dampak Deforestasi
Deforestasi menyumbang penyebab pemanasan iklim global yang tidak bisa diabaikan dan juga kerusakan hutan
menyumbang 20% emisi gas setiap tahun. Determined Contribution mengungkapkan bahwa Indonesia di masa
depan bisa menjadi Negara penyumbang emisi yang rendah dan memiliki ketahanan iklim yang baik yaitu tidak
mencapai batas 1,5 derajat celcius jika dilakukan berbagai upaya. Fakta juga menunjukkan bahwa degradasi
hutan dan deforestasi di Indonesia di tiga provinsi tersebut telah menyebabkan bencana lingkungan: banjir,
longsor, kekeringan dan hilangnya habitat satwa dilindungi.

Chabibah/ 150610200105
08

Penyebab
Kegiatan yang diindikasi sebagai penyebab deforestasi yaitu:

Penebangan Liar Konversi Kawasan Hutan


Penebangan menimbulkan kekhawatiran apabila kawasan
Konversi kawasan hutan digunakan untuk
hutan lumpuh sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana
sektor lain, seperti perluasan pertanian,
mestinya, karena ketidakmampuan hutan untuk pulih kembali
pertambangan, perkebunan dan transmigrasi.
yang telah dibabat ataupun tidak adanya upaya
mengembalikan fungsi hutan melalui rehabilitasi dan reboisasi.

Dyah Sekar Taji Nur Fadjri |150610200107


09

Penyebab
Perambahan dan Okupasi Lahan
Pembakaran Hutan
pada Kawasan Hutan

Perambahan kawasan tujuannya lebih ditekankan Penyusutan hutan di seluruh Indonesia disebabkan
pada upaya untuk dapat menguasai lahan oleh pembakaran hutan, sebab pembakaran itu
(okupasi) guna dibudidayakan. menimbulkan asap yang mengotori udara di sekitar

lingkungan hutan

Dyah Sekar Taji Nur Fadjri |150610200107


10

Solusi
Mengurangi deforestasi sebagai wujud komitmen ratifikasi Paris Agreement
dengan Undang-undang No. 16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris
Agreement to the United Nations Framework Convention on Climate
Change. Indonesia berkomitmen mengurangi emisi sebesar 29% dengan
upaya sendiri dan menjadi 41% jika ada kerja sama internasional dari
kondisi tanpa ada aksi (business as usual) pada tahun 2030, salah satunya
melalui sektor kehutanan dan pertanian.

Mempertegas penegakan undang-undang 41 Tahun 1999 yang berisi


pelestarian hutan

mohammad irfan ghani | 150610200028


11

Solusi
Mengajak masyarakat khususnya yang tinggal disekitar hutan untuk
berpartisipasi dalam menjaga kelestarian

Memberikan pelatihan untuk dapat Dapat dijadikan ekowisata agar bisa


memanfaatkan dengan tetap menjaga memberikan pemasukan untuk masyarakat
kelestarian sekitar

Mohammad Irfan Ghani | 150610200028


12

Kehutanan Negara
Maju
Kondisi, Penyebab, Solusi

KELOMPOK 4 ESDAL B
13

Kondisi
Dampak Negatif

Dampak dari penebangan pohon sangat signifikan baik bagi tanaman maupun hewan
dan kesehatan planet yang lebih luas. Beberapa 964 dari 1.250 spesies hewan darat
Deforestasi paling parah terjadi di negara-negara Australia yang terdaftar sebagai terancam memiliki habitat fragmentasi atau degradasi
berkembang di Asia Tenggara dan Amerika Selatan, terdaftar sebagai ancaman, sementara hal yang sama berlaku untuk 286 dari 390
penebangan pohon juga merupakan ancaman spesies tumbuhan yang terancam. Spesies yang terancam karena penebangan pohon
lingkungan yang signifikan di salah satu negara maju, termasuk kakatua Carnaby, kasuari selatan, kanguru pohon Bennet, batu karang Cape
York-walabi, dan walabi batu diapit hitam, serta ikon koala, baru-baru ini terdaftar
yaitu Australia. Menurut perkiraan WWF, bahwa lebih
sebagai hewan yang rentan terhadap kepunahan di Queensland dan New South Wales.
dari 80% deforestasi yang akan terjadi secara global
antara tahun 2015 dan 2030 akan terjadi di 11 'front'
deforestasi. Salah satunya adalah Australia timur di
Dampak Positif
negara bagian Queensland dan New South Wales,
yang berarti bahwa Australia berada di antara
Amazon, Kalimantan, Cekungan Kongo, dan daerah Penebangan pohon juga memiliki efek jangkauan yang lebih luas pada lingkungan Australia.
tropis terancam lainnya. Pohon memainkan peran kunci dalam menangkap dan menyimpan gas rumah kaca, dan
menjadi sumber karbon ketika dibunuh. Deforestasi dan degradasi hutan menyumbang
sekitar 15% dari total emisi gas rumah kaca global.

Penebangan pohon juga mendorong erosi tanah, memungkinkan subur lapisan tanah atas
untuk disapu ke saluran air yang merusak yang ada ekosistem. Lebih sedikit pohon di suatu
wilayah juga dapat berkontribusi untuk kekeringan dengan mengurangi jumlah curah hujan
lokal.
Tazkia Khaerunnisa | 150610200110
14

Penyebab
1. Penebangan Pohon
Permintaan mendirikan padang rumput untuk 2. Perubahan Iklim
Iklim yang berubah meningkatkan frekuensi
peternakan dengan menebang pohon di hutan kebakaran hutan dan kekeringan di Australia.
menjadi penyebab utama hutan di Australia Kasus nyatanya adalah kebakaran yang terjadi di
mengalami deforestasi. Australia pada tahun 2020.

Amienda Cahya Madasansa | 150610200099


15

Solusi
1. Memperkuat undang-undang yang menghentikan
penebangan pohon berlebihan khususnya di Queensland dan
New South Wales.
2. Mengadvokasi Zero Net Deforestation and Forest
Degradation (ZNDD) dalam pembukaan lahan pertanian dan
pemukiman yang terbatas dan terkontrol.
3. Menganjurkan tutupan Hutan Bersih positif dalam
meningkatkan tutupan hutan asli.

Indira Sekar Setiyadi | 150610200078


Video Kondisi Hutan 16

Negara Berkembang
Indonesia

https://youtu.be/Ge0Wszz8ltc
17
Video Kondisi Hutan
Negara Maju
Australia

https://youtu.be/sznbmjvdlkU
18

Perbedaan
Negara Maju dan Berkembang

KELOMPOK 4 ESDAL B
Negara Berkembang Negara Maju

Perbedaan
KEY INDICATOR
(Indonesia) (Australia)

Kondisi Menyumbang emisi gas Menyumbang emisi gas


20%dari total emisi gas 15% dari total emisi gas
rumah kaca global. . rumah kaca global.

Penyebab
Pembakaran hutan Perubahan Iklim

Menghentikan deforestasi Memperkuat undang-undang


Solusi yang berlebihan untuk menghentikan
Mempertegas penegakan penebangan pohon yang
hukum yang mengatur berlebihan.
kelestarian hutan Di Australia, WWF
Melibatkan masyarakat menganjurkan tutupan Hutan
sekitar desa Bersih positif.

19
Referensi
Wiriadinata, W. (2018). KEHUTANAN DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI, EKOSISTEM
DAN HUKUM (FORESTS IN INDONESIA IN PERSPECTIVE ECONOMIC, LEGAL AND ECOSYSTEM).
Jurnal Legislasi Indonesia, 9(1), 151-162.

[KLHK] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2018. Status Hutan dan Kehutanan 2018.
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Nadolny, C., Burrows, W. H., Pickard, J., & Hannam, I. (1991). Tree clearing in Australia. Search, 22(2),
43–52. https://doi.org/10.1016/0006-3207(92)91237-m

Fauzi, A. (2004). Ekonomi sumber daya alam dan lingkungan: Teori dan aplikasi. Gramedia Pustaka
Utama.

Gallen, L. Konsekuensi dari Kebijakan Perubahan Iklim yang Buruk: Peringatan dari Tetangga Indonesia.
WWF. (2017). Tree-Clearing in Australia. Diakses pada 9 Oktober 2020, dari
https://www.wwf.org.au/what-we-do/species/tree-clearing#gs.ct3q37

20
21

Terima Kasih

KELOMPOK 4 ESDAL B

Anda mungkin juga menyukai