Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mita Eka Septiani

NIM : 26040120140086

Kelas : Ilmu Kelautan B

TUGAS INDIVIDU BIOKIMIA

1. Biosintetis Asam Amino


Manusia memakan banyak protein untuk menggantikan protein endogen.
Kelebihan asam amino tidak dapat disimpan dan oleh karena itu mengalami
katabolisme. Rantai karbon asam amino mengalami proses katabolisme yang diubah
menjadi CO2, H2O dan energi (ATP) melalui siklus asam sitrat dan rantai pernafasan.
Jalur katabolisme merupakan beberapa proses dengan zat antara. Beberapa jalur
sangat panjang (contohnya triptophan) sementara yang lainnya pendek (contohnya
alanin). Beberapa jalur asam amino menunjukkan hasil akhir produk katabolisme
utama. Setiap asam amino didegradasi menjadi piruvat atau zat siklus asam sitrat
lainnya dan dapat menjadi prekrusor sintesis glukosa di hepar yang disebut glikogenik
atau glukoneogenik. Untuk beberapa asam amino seperti tirosin dan fenilalanin, hanya
sebagian dari rantai karbonnya yang digunakan untuk mensintesis glukosa karena sisa
rantai karbon diubah menjadi asetil koa yang tidak dapat digunakan untuk sintesis
glukosa.
Glutamat dibentuk dari ammonia dan α-ketoglutarat, suatu senyawa antara
siklus asam sitrat melalui kerja L-glutamat dehidrogenase (GDH) α-ketoglutarat dan
ammonia membentuk glutamate dengan bantuan tenaga pereduksi, yaitu NADPH.
Reaksi ini merupakan dasar penting dalam biosintesis asam amino karena glutamate
merupakan donor gugus amino dalam biosintesis asam amino yang lain melalui reaksi
transminasi. Glutamat disintesis dari gabungan glutamine sinta sedangkan lutamat
sintase. Sementara itu, glutamate dehidrogenase berperan dalam proses deaminasi
glutamat. Glutamin dibentuk dari sebuah kerja enzim glutamine sintesis. Glutamat
sintase merupakan enzim yang bereaksi pada suatu reaksi irreversible (tidak balik),
namun glutamate dehidrogenase berperan dalam reaksi yang reversible
(balik).Glutamin dibantuk langsung dari glutamate dan ammonia. Energi untuk
sintesisnya didapatkan dari adenosine tri phosphate (ATP). Prolin disintesis dari
glutamate atau omitin. Prolin disintesis dari glutamate melalui reaksi bertahap, yaitu
awalnya glutamate direduksi menjadi α-semialdehida dengan bantuan glutamat kinase
dehidrogenase. Kemudian biosintesis ini mengalami penutupan menjadi pirolin 5-
karboksilat dan lebih lanjutnya menjadi prolin dengan bantuan enzim pirolin
karboksilat reduktase. Prolin penghambat alosterik pada reaksi awal biosintesisnya.
Alanin berasal dari piruvat dan oksalo asetat oleh transaminasi dari glutamat.
Seperti halnya glutamat, glutamin, dan prolin, alanin juga berasal dari metabolit
sentral yang didapatkan melalui kerja enzim alanin transaminase. Biosintesis aspartat
seperti halnya glutamat, aspartat ini disintesis dengan satu langkah sederhana melalui
reaksi transaminasi dibantu dengan kerja enzim pengkatalisis, yaitu aspartat amino
transferase. Sedangkan pembentukan asam amino asparagin berasal langsung dari
prekursornya yaitu aspartat dengan dikatalisis oleh asparagin sintetase.enzim aspartat
kinase dan homo serine dehidrogenase pada lisin dan treonin di biji sorgum. Jalur
shikimate sangat penting karena mampu memproduksi triptofan, fenilalanin,
dantirosin. Biosintesis histidin merupakan jalur metabolic terakhir untuk protein
ogenic asam amino pada tumbuhan. Biosintesis serin terdapat dua jalur, yaitu jalur
fotorespirasi melalui glisin dan jalur plastidic melalui metabolism phosphor
relateddari 3-phospho glycerate.
2. Lintasan Metabolisme Protein
Proses penguraian protein pada tubuh meliputi reaksi deaminasi,
dekarboksilasi dan transaminasi. Proses ini juga berkaitan dengan siklus urea. Proses
ini terjadi di organ tubuh hati dimana terjadinya katabolisme dan anabolisme protein.
Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi
melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel, dan hasil sintesis asam
amino dalam sel. Jumlah Asam Amino dalam darah tergantung dari jumlah yang
diterima dan .jumlah yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein
diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim-enzim yang
bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain
ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase
dan dipeptidase. Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan
proses absorpsi melalui dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh
darah. Proses absorpsi ini ialah proses transporaktif yang memerlukan energi.
Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorpsi lebih lambat
daripada asam amino netral. Protein yang terdapat di dalam sel dan makanan
didegradasi menjadi monomer penyusunnya (asam amino) oleh enzim protease yang
khas. Protease tersebut dapat berada di dalam lisosom maupun dalam lambung dan
usus. Katabolisme protein makanan pertama kali berlangsung di dalam lambung. Di
tempat ini protease khas (pepsin) mendegradasi protein dengan memutuskan ikatan
peptida yang ada di sisi NH2 bebas dari asam amino aromatik, hidrofobik, atau
dikarboksilat. Kemudian di dalam usus protein juga didegradasi oleh protease khas
seperti tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase dan elastase. Hasil pemecahan ini
adalah bagian-bagian kecil polipeptida. Selanjutnya senyawa ini dipecah kembali oleh
aktivitas amino peptidese menjadi asam-asam amino bebas. Produk ini kemudian
melalui dinding usus halus masuk kedalam aliran darah menuju ke berbagai organ
termasuk kedalam sel.
Katabolisme asam amino terjadi melalui reaksi transaminasi yang melibatkan
pemindahan gugus amino secara enzimatik dari satu asam amino keasam amino
lainnya. Enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah trans aminase atau amino
transaminase. Enzim ini spesifik bagi ketoglutarat sebagai penerima gugus amino
namun tidak spesifik bagi asam amino sebagai pemberi gugus amino. Proses
deaminasi asam amino dapat terjadi secara oksidatif dan non oksidatif. Contoh asam
amino yang mengalami proses deaminasi oksidatif adalah asam glutamat. Reaksi
degradasi asam glutamate dikatalis oleh enzim L- glutamate dehidrogenase yang
dibantu oleh NAD atau NADP.

3. Alanine Carries Amino Groups from Muscles to the Liver for Excretion
Enzim ALT (alanine aminotransferase) merupakan enzim yang dibuat di
dalam sel hati (hepatosit). Enzim ini umumnya dijumpai di hati terutama pada
mitokondria. Enzim alanine memiliki peran penting dalam dalam pengiriman karbon
dan nitrogen dari otot ke hati. Pada otot rangka, piruvat ditransminasi menjadi alanin
sehingga menghasilkan penambahan rute transport nitrogen dari otot ke hati. Kadar
enzim ALT akan meningkat ketika terdapat kerusakan pada hati. Kerusakan ini dapat
terjadi karena adanya kerusakan hati oleh virus, obat- obatan atau toksin. Kadar ALT
dapat menunjukkan kerusakan hati akut. Ketika peningkatan ALT lebih besar
daripada AST sehingga ALT dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat
kerusakan sel.
Dalam trsnminase pada glutamat oksaloasetat transminase diperlukan oleh
tubuh untuk mengurangi kelebihan ammonia. Enzim ALT berfungsi untuk
mengkatalis pemindahan amino dari alanin ke α-ketoglutarat. Produk dari reaksi
transminase reversibel adalah piruvat dan glutamat. Glutamat akan diolah di dalam
hati menjadi urea. Sedangkan piruvat, akan diolah di dalam hati menjadi glukosa.
Glukosa ini kemudian akan disalurkan ke otot melalui darah dan diolah kembali
piruvat.
Alanin dipindahkan ke sirukulasi oleh berbagai jaringan, umumnya otot.
Alanin dibentuk dari piruvat. Hati akan mengakumulasi alanin plasma, kebalikan
transminasi yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea.
Alanin akan dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari
hatu kembali ke otot. Proses ini diamakan siklus glukosa-alanin. Molekul, alanin,
jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, dimana rangka karbon didaur
ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
4. Amino Acid Degradation Intermediates
Setelah enzim sitrat sintase melepaskan satu ion H+ dari molekul CH3
gugus asetil dari asetil-KoA, molekul CH2- pada gugus asetil tersebut akan
bereaksi dengan asam oksaloasetat membentuk metabolit S-sitril-KoA. Reaksi
hidrolisis yang terjadi selanjutnya pada gugus koenzim-A akan mendorong reaksi
hingga menghasilkan tiga jenis produk. Reaksi isomerisasi terjadi dengan dua
tahap, enzim asonitase akan melepaskan gugus air dari asam sitrat membentuk
metabolit cis-Asonitat, kemudian terjadi penambahan kembali molekul air
dengan pergeseran lokasi gugus hidroksil dan menghasilkan isomer asam sitrat.
Enzim isositrat dehidrogenase bersama dengan koenzim NAD+ akan mengubah
gugus karboksil menjadi gugus karbonil, membentuk senyawa intermediat yang
disebut oksalosuksinat. Eksitasi oleh ion H+ akan menyebabkan oksalosuksinat
melepaskan gugus COO- yang tidak stabil dan membentuk senyawa CO2.
Kompleks dehidrogenase ketoglutarat-alfa mirip kompleks piruvat dehidrogenase
yang menjadi enzim pada transformasi asam piruvat menjadi asetil-KoA.
Bersama dengan koenzim NAD+ akan mempercepat oksidasi yang membentuk
koenzim baru, disebut suksinil-KoA, yang memiliki ikatan tioester antara
koenzim-A dengan gugus suksinil. Senyawa Pi akan menggantikan gugus CoA
pada suksinat, kemudian didonorkan ke GDP untuk membentuk GTP. Pada
bakteri dan tumbuhan, gugus Pi akan didonorkan ke ADP guna menghasilkan
ATP. Koenzim FAD akan menarik dua atom hidrogen dari suksinat. Reaksi ini
tidak terjadi di dalam matriks mitokondria, tetapi terjadi pada antarmuka antara
matriks mitokondria dan rantai transpor elektron yang disebut suksinat
dehidrogenase yang melintang pada membran mitokondria bagian dalam, enzim
ini sering juga disebut "kompleks II" Reaksi penambahan molekul air pada
fumarat akan menjadi gugus hidroksil pada senyawa baru. Reaksi oksidasi yang
terakhir akan mengubah gugus hidroksil menjadi karbonil dan menghasilkan
senyawa pertama siklus sitrat, yaitu asam oksaloasetat

Anda mungkin juga menyukai