NIM : 26040120140086
3. Alanine Carries Amino Groups from Muscles to the Liver for Excretion
Enzim ALT (alanine aminotransferase) merupakan enzim yang dibuat di
dalam sel hati (hepatosit). Enzim ini umumnya dijumpai di hati terutama pada
mitokondria. Enzim alanine memiliki peran penting dalam dalam pengiriman karbon
dan nitrogen dari otot ke hati. Pada otot rangka, piruvat ditransminasi menjadi alanin
sehingga menghasilkan penambahan rute transport nitrogen dari otot ke hati. Kadar
enzim ALT akan meningkat ketika terdapat kerusakan pada hati. Kerusakan ini dapat
terjadi karena adanya kerusakan hati oleh virus, obat- obatan atau toksin. Kadar ALT
dapat menunjukkan kerusakan hati akut. Ketika peningkatan ALT lebih besar
daripada AST sehingga ALT dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat
kerusakan sel.
Dalam trsnminase pada glutamat oksaloasetat transminase diperlukan oleh
tubuh untuk mengurangi kelebihan ammonia. Enzim ALT berfungsi untuk
mengkatalis pemindahan amino dari alanin ke α-ketoglutarat. Produk dari reaksi
transminase reversibel adalah piruvat dan glutamat. Glutamat akan diolah di dalam
hati menjadi urea. Sedangkan piruvat, akan diolah di dalam hati menjadi glukosa.
Glukosa ini kemudian akan disalurkan ke otot melalui darah dan diolah kembali
piruvat.
Alanin dipindahkan ke sirukulasi oleh berbagai jaringan, umumnya otot.
Alanin dibentuk dari piruvat. Hati akan mengakumulasi alanin plasma, kebalikan
transminasi yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea.
Alanin akan dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari
hatu kembali ke otot. Proses ini diamakan siklus glukosa-alanin. Molekul, alanin,
jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, dimana rangka karbon didaur
ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
4. Amino Acid Degradation Intermediates
Setelah enzim sitrat sintase melepaskan satu ion H+ dari molekul CH3
gugus asetil dari asetil-KoA, molekul CH2- pada gugus asetil tersebut akan
bereaksi dengan asam oksaloasetat membentuk metabolit S-sitril-KoA. Reaksi
hidrolisis yang terjadi selanjutnya pada gugus koenzim-A akan mendorong reaksi
hingga menghasilkan tiga jenis produk. Reaksi isomerisasi terjadi dengan dua
tahap, enzim asonitase akan melepaskan gugus air dari asam sitrat membentuk
metabolit cis-Asonitat, kemudian terjadi penambahan kembali molekul air
dengan pergeseran lokasi gugus hidroksil dan menghasilkan isomer asam sitrat.
Enzim isositrat dehidrogenase bersama dengan koenzim NAD+ akan mengubah
gugus karboksil menjadi gugus karbonil, membentuk senyawa intermediat yang
disebut oksalosuksinat. Eksitasi oleh ion H+ akan menyebabkan oksalosuksinat
melepaskan gugus COO- yang tidak stabil dan membentuk senyawa CO2.
Kompleks dehidrogenase ketoglutarat-alfa mirip kompleks piruvat dehidrogenase
yang menjadi enzim pada transformasi asam piruvat menjadi asetil-KoA.
Bersama dengan koenzim NAD+ akan mempercepat oksidasi yang membentuk
koenzim baru, disebut suksinil-KoA, yang memiliki ikatan tioester antara
koenzim-A dengan gugus suksinil. Senyawa Pi akan menggantikan gugus CoA
pada suksinat, kemudian didonorkan ke GDP untuk membentuk GTP. Pada
bakteri dan tumbuhan, gugus Pi akan didonorkan ke ADP guna menghasilkan
ATP. Koenzim FAD akan menarik dua atom hidrogen dari suksinat. Reaksi ini
tidak terjadi di dalam matriks mitokondria, tetapi terjadi pada antarmuka antara
matriks mitokondria dan rantai transpor elektron yang disebut suksinat
dehidrogenase yang melintang pada membran mitokondria bagian dalam, enzim
ini sering juga disebut "kompleks II" Reaksi penambahan molekul air pada
fumarat akan menjadi gugus hidroksil pada senyawa baru. Reaksi oksidasi yang
terakhir akan mengubah gugus hidroksil menjadi karbonil dan menghasilkan
senyawa pertama siklus sitrat, yaitu asam oksaloasetat