Disusun Oleh :
Kelompok 4
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul.
“KONSEP MANAJEMEN RUANG ICU” ini dapat terselesaikan pada waktu
yang telah di tentukan.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang besifat konstruktif dan membangun demi
kesempurnaan penyusun ke depannya.
Tugas makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan,
arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka, dari itu izinkan kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
kami penyusunnya.
Penyusun
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan.................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ruang ICU................................................................................. 3
B. Tujuan Pelayanan Ruang ICU................................................................. 4
C. Jenis-Jenis Ruang ICU............................................................................. 5
D. Klasifikasi ICU........................................................................................5
E. Syarat-Syarat Ruang ICU........................................................................ 7
F. Ruang Lingkup ICU................................................................................. 7
G. Indikasi Masuk Pasien ICU..................................................................... 8
H. Indikasi Keluar ICU................................................................................. 8
I. Struktur Ruang ICU................................................................................. 9
J. Standar Kualitas ICU............................................................................... 12
K. Sarana dan Prasarana............................................................................... 13
L. Peralatan yang Harus ada di ICU............................................................. 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................16
B. Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Intensiv Care Unit (ICU) merupakan
ruang perawatan dengan tingkat resiko kematian pasien yang tinggi. Tindakan
keperawatan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien.
Pengambilan keputusan yang cepat ditunjang data yang merupakan hasil observasi
dan monitoring yang kontinu oleh perawat. Tingkat kesibukan dan standar perawatan
yang tinggi membutuhkan manajemen ICU dan peralatan teknologi tinggi yang
menunjang. Secara umum, manajemen itu memiliki ciri-ciri yaitu : adanya tujuan
yang ingin dicapai, adanya sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya
orang yang menggerakkan sumber daya (manajer), adanya proses perencanaan-
pengorganisasian-penggerakan pelaksana-pengarahan dan pengendalian. Begitupun
manajemen yang ada dirumah sakit terutama di ruang ICU, kata sebagai seseorang
perawat juga harus betul-betul memahami seperti apa tugas-tugas dan tanggung
jawab masing-masing pelaksana kesehatan, mengentahui seperti apa ruang ICU dan
masih banyak lainnya.
Ruang ICU merupakan ruang perawatan bagi pasien kritis yang memerlukan
intervensi segera untuk pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi
dan memerlukan pengawasan yang konstan secara kontinyu juga dengan tindakan
segera (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Pelayanan di ruang
1
Intensive Care Unit (ICU) merupakan pelayanan yang bersifat multidisiplin dan
komperhensif, tindakan suportif terhadap fungsi organ-organ tubuh menjadi utama.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
Bagaimana konsep manajemen ruang intensif care unit (ICU).
C. TUJUAN
Adapun tujuan kelompok dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu
tugas mata kuliah keperawatan kritis dan untuk mengetahui serta memahami
manajemen rumah sakit khususnya di ruang intensif care unit (ICU).
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang ingin kami capai dalam penulisan makalah ini adalah
untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai seperti apa konsep
manajemen di ruang intensif care unit (ICU).
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
Pelayanan keperawatan kritis bertujuan untuk memberikan asuhan bagi
pasien dengan penyakit berat yang membutuhkan terapi intensif dan potensial
untuk disembuhkan, memberikan asuhan bagi pasien berpenyakit berat yang
memerlukan observasi atau pengawasan ketat secara terus-menerus, untuk
mengetahui setiap perubahan pada kondisi pasien yang membutuhkan intervensi
segera (Kemenkes, 2011). Kemampuan mengobservasi dan pengawasan ketat
dibidang perawatan kegawatan, salah satunya adalah kegawatan dalam
monitoring hemodinamik pada pasien kritis. Di Indonesia, ketenagaan perawat di
ruang ICU di atur dalam keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2011 tentang pedoman penyelenggaraan
pelayanan ICU di rumah sakit yaitu, untuk ICU level I maka perawatnya adalah
perawat terlatih yang bersertifikat bantuan hidup dasar dan bantuan lanjut, untuk
ICU level II diperlukan minimal 50% dari jumlah seluruh perawat di ICU
merupakan perawat terlatih dan bersertifikat di ICU, dan untuk ICU level III
diperlukan minimal 75% dari jumlah seluruh perawat di ICU merupakan perawat
terlatih dan bersertifikat ICU.
4
C. JENIS-JENIS ICU
Menurut fungsinya intensif care unit (ICU) dibagi menjadi beberapa unsur yaitu :
1. ICU Khusus
Dimana pasien dirawat dengan payah dan akut dari satu jenis penyakit.
Adapun contohnya yaitu :
a. ICCU (Intensif Coronary Care Unit) yaitu ruang untuk pasien yang dirawat
dengan gangguan pembuluh darah coroner.
b. Resfiratory Unit yaitu ruang untuk pasien yang dirawat dengan gangguan
pernafasan.
c. Renal Unit yaitu ruang untuk pasien dengan gangguan gagal ginjal.
2. ICU umum
Dimana pasien dirawat dengan sakit akut di semua bagian rumah sakit.
Menurut umur, ICU anak & neonatus dipisahkan dengan ICU dewasa.
D. KLASIFIKASI ICU
1. ICU Primer (RS type D/Kecil)
a. Ruangan sendiri, letak dekat kamar bedah, ruang darurat dan ruang
perawatan lain.
b. Memiliki kebijakan / kriteria pasien masuk dan keluar.
c. Memiliki seorang dokter spesialis anaestesiologi sebagai kepala.
d. Ada dokter jaga 24 jam dan mampu melakukan resusitasi jantung paru.
e. Konsulen dapat dihubungi dan dipanggil setiap saat.
f. Jumlah perawat yang cukup dan mempunyai sertifikat pelatihan
perawatan intensif minimal satu orang per shift.
g. Pemeriksaan laboratorium tertentu & Rontgen untuk kemudahan
diagnostik selama 24 jam dan fisioterapi.
2. ICU Sekunder (RS Type C)
a. Ruangan tersendiri, berdekatan dengan kamar bedah, ruang darurat dan
ruang rawat lain.
5
b. Memiliki kriteria pasien masuk , keluar dan rujukan.
c. Tersedia dokter spesialis sebagai konsultan yang dapat menanggulangi
setiap saat bila diperlukan.
d. Memiliki seorang kepala ICU yaitu seorang dokter konsultan intensifcare
atau bila tidak tersedia oleh dokter spesialis anaestesiologi, yang
bertanggung jawab secara keseluruhan dan dokter jaga minimal mampu
melakukan resusitasi jantung paru (bantuan hidup dasar dan hidup
lanjut ).
e. Perawat lebih dari 50 % bersertifikat ICU dan minimal berpengalaman
kerja
f. Ventilasi mekanis lebih lama dan batas tertentu, melakukan pemantauan
invasif dan usaha penunjang hidup.
g. Laboratorium tertentu, Rontgen 24 jam dan fisioterapi.
h. Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur isolasi.
3. ICU Tersier (RS Type A/B)
a. Tempat khusus tersendiri di rumah sakit.
b. Memiliki kriteria pasien masuk, keluar dan rujukan.
c. Memiliki dokter spesialis dan sub spesialis yang dapat dipanggil setiap
saat bila diperlukan.
d. Dikelola oleh seorang ahli anestesiologi konsultan intensif care atau
dokter ahli yang lain, yang bertanggung jawab secarake seluruhan.
e. Ada dokter jaga 24 jam dan mampu melakukan resusitasi jantung paru
(bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut).
ICU Tersier lanjutan
a. Memiliki perawat lebih dari 75 % bersertifikat ICU dan minimal
berpengalaman kerja di unit penyakit dalam dan bedah selama 3 tahun.
b. Mampu melakukan semua bentuk pemantauan danperawatan intensif baik
invasive maupun non invasive.
6
c. Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium, rontgen untuk
kemudahan diagnostik selama 24 jam dan fisioterapi.
d. Memiliki paling sedikit seorang yang mampu mendidik medik dan
perawat agar dapat memberikan pelayananyang optimal pada pasien.
e. Memiliki staf tambahan lain misalnya tenaga administrasi, tenaga rekam
medik, tenaga untuk kepentingan ilmiah dan penelitian.
7
d. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat
tergantung dengan alat atau mesin dan orang lain.
8
H. INDIKASI KELUAR ICU
Adapun standar keluar ICU antara lain sbb :
1. Penyakit atau keadaan telah membaik dan cukup stabil
2. Terapi dan perawatan Intensiv tidak memberi hasil pada pasien
3. Dan pada saat itu pasien tidak menggunakan ventilator
4. Pasien mengalami mati batang otak
5. Pasien mengalami stadium akhir (ARDS stadium akhir)
6. Pasien/keluarga menolak dirawat lebih lanjut di ICU (Pulang Paksa)
1. Prioritas I
Apabila pasien tidak membutuhkan perawatan intensif lagi, terapi mengalami
kegagalan, prognosa jangka pendek buruk sekali kemungkinan bila
perawatan intensif dilanjutka misalnya pasien yang mengalami tiga atau lebih
gagal sistem organ yang tidak berespon terhadap pengelolaan agresif.
2. Prioritas II
Apabila hasil pemantauan intensif menunjukkan bahwa perawatan intensif
tidak dibutuhkan dan pemamntauan intensif selanjutnya tidak diperlukan lagi.
3. Prioritas III
Tidak ada lagi kebutuhan untuk terapi intensive jika diketahui kemungkinan
untuk pulih kembali sangat kecil dan keuntungan terapi hanya sedikit
manfaatnya misalnya pasien dengan penyakit lanjut paru kronis, liver
terminal, metastase carcinoma.
10
Mereka merumuskan kriteria masuk dan keluar serta bertanggungjawab atas
protokol diagnost dan terapi guna standarisasi perawatan di bagian
tersebut.Setiap dokter dan perawat yang bekerja di ICU wajib ;
a. Memperdalam pengetahuannya dengan mengikuti perkembangan ilmu dari
kepustakaan, seminar, lokakarya dsb.
b. Secara berkala mengikuti pengetahuannya dengan mengikuti
perkembangan ilmu dari kepustakaan, seminar, lokakarya dsb.
c. Secara berkala mengikuti pendidikan kedokteran berkelanjutan/pendidikan
keperawatan dalam bidang intensive care.
3. Bagian staf keperawatan
Untuk staf keperawatan dalam ruang ICU terdiri atas: Kepala Perawat ICU
adalah Perawat anestesi (D III atau sederajat) atau perawat yang telah
mendapat pelatihan dan pendidikan di bidang perawatan atau terapi intensif
sekurang-kurangnya 6 bulan atau perawat yang telah membantu pelayanan di
ICU minimal 1 tahun. Dalam menjalankan tugasnya kepala perawat dibantu
oleh seorang wakil kepala perawat yang sewaktu-waktu bisa
menggantikannya. Kepala perawat harus mampu menjaga kelangsungan
pendidikan bagi staf perawat. Kepala perawat dan wakilnya sebaiknya tidak
dilibatkan dalam aktivitas keperawatan rutin. Staf Perawat Perawat ruang
intensif adalah perawat yang telah mendapat pelatihan dan pendidikan di
bidang perawatan atau terapi intensif sekurang-kurangnya 6 bulan atau perawat
yang telah bekerja pada pelayanan di ICU minimal 1 tahun. Setiap perawat
yang bertugas di ICU harus memiliki kualifikasi tertentu, memahami fungsi
ICU ,tata kerja dan peralatan yang digunakan untuk menjaga mutu pelayanan,
mencegah timbulnya penyulit dan mencegah kerusakan pada alat-alat
canggih/mahal. Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah (rasio jumlah perawat
terhadap pasien) adalah Ideal = 1:1, Optimal = 1:2,Minimal =1:3.Pelayanan
perawatan dilaksanakan 24 jam terus-menerus dan pengaturan tenaganya
dibagi dalam 3 shift jaga. Pada setiap shift ditunjuk perawat penanggungjawab
dan dilakukan serah terima pasien. Untuk setiap penderita sebaiknya ditunjuk
11
seorang perawat yang bertanggungjawab mengenai perawatan, penyediaan
alat-alat medik dan obat-obatan. Perawat yang sedang menjalani pelatihan
bidang perawatan intensif dan keperawatan gawat darurat harus dilatih dan di
bawah pengawasan staf perawat terlatih. Mereka tidak dapat penuh
menggantikan staf perawat reguler.
4. Ahli Fisioterapi, Untuk setiap 12 tempat tidur harus tersedia seorang ahli
fisioterapi yang bekerja 7 hari dalam seminggu.
5. Ahli Radiologi, Ahli radiologi sebaiknya dapat dihubungi setiap waktu dalam 24
jam. Interpretasi hasil pemeriksaan oleh radiolog harus tersedia setiap waktu.
6. Ahli Gizi Harus dapat dihubungi setiap waktu selama jam kerja normal.
7. Tenaga analis obat ICU sebaiknya mempunyai seorang analis yang tugasnya
memeriksa pengadaan obat.
8. Ahli Teknik Perawatan kalibrasi dan perbaikan peralatan teknis di bagian ini perlu
ditangani dengan cermat oleh seorang ahli tehnik,yang tersedia 24 jam.
9. Tenaga Administrasi Untuk setiap 6 tempat tidur sebaiknya disediakan seorang
tenaga administrasi yang mengurusi administrasi pasien, dokumen medis,
laboratorium dan lain-lain.
10. Tenaga Kebersihan Di ICU sebaiknya tersedia grup bagian kebersihan yang
khusus. Mereka perlu mengetahui protokol pencegahan infeksi dan bahaya dari
peralatan medis.
12
2. Pengelolaan jalan nafas termasuk intubasi trakeal dan penggunaan ventilator
sederhana
3. Terapi oksigenasi
4. Pemamtauan EKG,pulse oximetri terus menerus
5. Pemberian nutrisi enteral dan panenteral
6. Pelaksanaan terapi secara titrasi
7. Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai kondisi pasien
8. Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama
transportasi pasien gawat
9. Kemampuan melakukan fisioterapi dada
14
pemeliharaan alat, ada protap-protap pemakaian kalibrasi dan pemeliharaan
alat-alat.
3. Untuk di ICU sendiri sekarang terdapat peralatan dasar, yang meliputi :
a. Ventilator.
b. Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas
c. Alat hisap atau suction.
d. Peralatan akses vaskuler.
e. Peralatan monitor unvasif dan non invasif
f. Defibrilator dan alat pacu jantung
g. Alat pengatur suhu pasien.
h. Peralatan drain thorak.
i. Pompa infus dan pompa syringe
j. Peralatan portable untuk transportasi, tempat tidur khusus.
k. Lampu untuk tindakan. Ruang Hemodialisa juga tersedia untuk mendukung
fungs ICU
4. Monitoring Peralatan. Hal-hal yang sangat vital sangat ditekankan pada
pemantauannya termasuk peralatan yang digunakan untuk transportasi pasien
yaitu:
a. Mengerti dan tahu tentang tanda bahaya kegagalan pasokan gas.
b. Mengerti tentang kegagalan pasokan oksigen, maka alat yang secara
otomatis teraktifasi untuk memonitor penurunan tekanan pasokan oksigen
yang selalu terpasang di ventilator.
c. Pemantauan konsentrasi oksigen :Semua petugas diruang ICU diharapkan
mengetahui tentang bahaya kegagalan ventilator atau diskonsentrasi sistem
pernafasan. Pada pengguna ventilator otomatis, harus ada alat yang didapat
segera mendeteksi kegagalan sistem pernafasan atau ventilator secara terus
menerus.
d. Volume dan tekanan ventilator terpantau secara akurat dan
berkesinambungan.
15
e. Harus memantau suhu alat pelembab (humidifier) apabila terjadi
peningkatan suhu udara inspirasi.
f. Terpasang alat elektro kardiograf pada setiap pasien dan dapat dipantau terus
menerus
g. Harus tersedia pulse oksimetri pada setiap pasien ICU
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil uraian makalah ini dimana penulis telah merangkum tinjauan
teoritis dan tinjauan kasus, serta pembahasan dari keduanya maka dapat
diuraikan bahwa Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat
ini sangat perlu untuk di kembangkan di Indonesia yang bertujuan memberikan
asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial reversibel,memberikan
asuhan pada pasien yang memerlukan Observasi ketat dengan atau tanpa
pengobatan yang tidak dapat diberikan diruang perawatan umum 16. 16.
Ruangan ICU adalah suatu unit di RS yang dibandingkan dengan ruagan lain,
banyak perbedaan,tingkat pelayanannya.Tingkat pelayanan ini ditentukan oleh
jumlah staf, fasilitas, pelayanan penunjang ,jumlah dan macam pasien yang
dirawat, untuk itu harus ditunjang oleh tenaga yang memenuhi kualifikasi standar
ICU.
B. SARAN
Adapun saran kami dalam penulisan makalah ini yaitu kami berharap
dengan adanya makalah ini, dapat dipergunakan sebagai mana mestinya sehingga
dapat dijadikan acuan perawat dalam mengatur atau memanage tugas-tugasnya
dalam pemberian pelayanan keperawatan di rumah sakit khusunya pada bagian
16
intensive care unit (ICU) dan juga sebagai acuan dalam peningkatan pendidikan
dan pengetahuan dalam pemberian pelayanan kesehatan demi terciptanya
kualitas dan mutu pelayanan kesehatan yang optimal
DAFTAR PUSTAKA
Morton, Patricia Gonce, dkk. 2011. Keperawatan Kritis : Pendekatan Asuhan Holistic.
Jakarta : ECG.
https://id.scribd.com/document/354880636/1-MODUL-MANAJEMEN-DI-RUANG-
ICU-doc (Diunggah oleh akun Agin Gyn Chu pada tanggal 27 Juli 2017_DAN
diakses pada tanggal : Minggu, 20 Februari 2020. Pukul 10.50 wita)
17