Pada awal januari 2004 Bank Amanah menyetujui untuk memberkan modal mudharabah usaha kepada pak Zainudin seorang pengusaha textile senilai Rp. 70.000.000. Nisbah bagi hasil yang disepakati adalah 70 untuk Bank dan 30 untuk pak Zainudin dengan kesepakatan untuk jangka waktu selama 2 tahun.
Penyerahan modal dilakukan dalam 3 tahap
Tahap 1 berupa uang tunai Rp. 30 jt Tahap II berupa 2 mesin rajut seharga Rp. 20.000.000 yang nilai tercatatnya sebesar Rp. 18.800.000 Tahap III mesin 2 mesin cetak seharga Rp. 20.000.000 yang nilai tercatatnya sebesar Rp. 21.000.000 Untuk nilai sisa dari mesin rajut dan mesin cetak setelah 2 tahun ditentukan sebesar Rp. 800.000
Berikut adalah transaksi yang terjadi
Tgl 5 jan 04 dicatat komitmen/kesepakatan persetujuan pembiayan dengan nasabah Tgl 6 jan 04 dicatat pembelian mesin cetak dan mesin rajut Tgl 9 jan 04 dicatat penyerahan modal tahap I Tgl 10 jan 04 diserahkan modal tahap II Tgl 11 jan 04 diserahkan modal tahap III Tgl 12 jan 04 mesin cetak mengalami kerusakan akibat kecelakaan sebesar Rp. 500.000 Tgl 13 jan 04 bank mengeluarkan kas Rp. 500.000 untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada tgl 12 atas mesin cetak Tgl 30 Jan jan 04 mengakui penyusutan untuk mesin cetak dan mesin rajut Tgl 20 feb usaha tekstil tersebut memperoleh hasil Rp. 5.000.000 Tgl 2 Apr usaha memperoleh kerugian Rp. 500.000 Tgl 15 Apr saat pembentukan penyisihan kerugian mudharabah Rp. 750.000 sbg antisipasi kerugian lagi Tgl 2 Mei usaha peroleh kerugian lagi Rp. 200.000 Tgl 9 jan 06 menerima modal kas dari nasabah Tgl 10 jan 06 peroleh kembali mesin rajut Tgl 11 jan 06 peroleh kembali mesin cetak dengan nilai wajar Rp. 950.000 Kasus II Akuntansi Mudharib Pada tgl 15 januari 2008 LKS Amal setuju kerjasama mudharabah dng Zainab seorang pengusaha tekstil. Sebesar 50 jt dengan nisbah 70 bagi LKS dan 30 bagi nasabah dlm jangka waktu 2 tahun sampai 17 januari 2010. Ketentuan yg disepakati : Tahap I diterima uang tunai Rp. 30 jt Tahap II diterima 4 mesin tekstil dengan nilai wajar total Rp. 20.000.000 (mesin tekstil tersebut dibeli seharga Rp. 18.800.000)
Berikut adalah transaksi yang terjadi
Tgl 15 Jan 08 diterima modal kas dari nasabah Tgl 17 jan 08 diterima modal non kas nasabah Tgl 12 April 08 usaha memperoleh laba Rp. 5.000.000 Tgl 14 April 08 membagi hasil usaha kepada nasabah Tgl 15 jan 10 mengembalikan modal kas pada nasabah Tgl 17 jan 10 mengembalikan modal non kas pada nasabah Kasus III Mudharabah Muqayadah Musytarakah Pada awal bulan november 2009 pihak LKS Manan mendapat titipan uang dari nasabah atas nama ali untuk disalurkan kepada para 3 kelompok pengusaha mikro kecil. Nilai dana investasinya adalah sebesar Rp. 60.000.000, dengan nisbah bagi hasil 40 % untuk LKS dan 60% untuk Ali. Pihak LKS menyalurkan dana dengan model Musytarakah dimana mereka ikut menanamkan modal sebesar Rp. 20.000.000 yang disalurkan pada investasi mudharabah dengan nisbah 60% bagi LKS dan 40 % bagi nasabah.
Berikut adalah transaksi yang terjadi
Tgl 3 nov 09 LKS menerima setoran tunai dari nasabah Tgl 6 nov 09 menyalurkan dana sebesar 50% dari modal nasabah kpd pedagang bakso Tgl 7 nov 09 menyalurkan dana sebesar 60% dari sisa modal nasabah kpd pedagang bakmie Tgl 8 nov 09 menyalurkan dana sejumlah sisa kepada pedangang bakwan Tgl 10 nov 09 LKS ikut menyertakan dana investasi kepada pedagang bakso Tgl 29 nov 09 usaha pedagang bakso memperoleh keuntungan Rp. 3.600.000 (sudah dipotong keuntungan untuk pedagang bakso) Tgl 30 nov menyerahkan bagi hasil keuntungan kepada nasabah Ali