Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

Perlakuan Akuntansi Pembentukan


Dan Operasi Persekutuan

Dosen Pengampu : Dr. I Gusti Ngurah Agung Suaryana, S.E., M.Si.

Oleh KELOMPOK 2

Nama Anggota :

Putu Ayu Dea Rhizma 2007531037

Maria M. Virginia De Pazzi 2007531039

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021/2022
PEMBAHASAN
1. Pengertian, Pembentukan Dan Operasi Persekutuan
2. Definisi Dan Sifat-Sifat Persekutuan
3. Investasi Awal Dalam Persekutuan

Investasi awal pada persekutuan bisa dilakukan oleh sekutu dalam bentuk
kas dan non kas. Investasi ini dicatat dalam akun “Modal Sekutu” yang dibuat
untuk tiap-tiap sekutu. Misalnya, setoran modal awal pada Persekutuan The
Grammy yang dilakukan oleh Taylor dan Selena Rp.3.000.000 dicatat sebagai
berikut:
Kas Rp3.000.000
Modal Taylor Rp3.000.000
Investasi awal Taylor dalam
bentuk kas
Kas Rp3.000.000
Modal Selena Rp3.000.000
Investasi awal Selena dalam
bentuk kas

Secara teoritis, nilai wajar harus ditentukan oleh penilai independen, namun
untuk praktisnya, nilai wajar dari aktiva non kas tersebut ditentukan oleh
kesepakatan semua sekutu. Nilai yang disepakati harus dicantumkan secara tertulis
dalam perjanjian persekutuan. Misalnya, Taylor dan Selena membentuk persekutuan
dengan menyetorkan modal awal dalam bentuk aktiva nonkas sebagai berikut:
Harga Beli Nilai Wajar
Taylor:
Tanah Rp10.000.000 Rp20.000.000
Bangunan Rp35.000.000 Rp60.000.000
Selena:
Kas Rp10.000.000 Rp13.000.000
Persediaan Rp30.000.000 Rp27.000.000

Berdasarkan setoran awal tersebut, investasi dari kedua sekutu di atas


dijurnal sebagai berikut:
Tanah Rp20.000.000
Bangunan Rp60.000.000
Modal Taylor Rp80.000.000
Investasi awal dalam bentuk aktiva non kas berupa tanah dan bangunan.
Kas Rp13.000.000
Persediaan Rp27.000.000
Modal Selena Rp 40.000.000
Investasi awal dalam bentuk kas dan aktiva non kas berupa persediaan.

Selain setoran dalam bentuk kas dan aktiva non kas, hal lain yang perlu
diperhatikan adalah ketika para sekutu sepakat atas “kepemilikan modal relatif“ yang
tidak sesuai dengan investasi awal sekutu dalam bentuk aktiva yang dapat
diidentiAdisi. Misalnya, Taylor dan Selena sepakat membagi kepemilikan modal
relatif sama rata (50%:50%), walaupun keduanya menyetorkan modal awal dengan
jumlah yang tidak sama (Taylor menyetorkan modal awal sebesar Rp 80.000.000,-
sedangkan Selena menyetorkan sebesar Rp 40.000.000,-). Kesepakatan tersebut
mengindikasikan bahwa Taylor menyetujui Selena menginvestasikan suatu aktiva
yang tidak teridentiAdisi misalnya kemampuan individual, koneksi dengan bank,
atau kemampuan lain yang memberikan manfaat bagi persekutuan.
Sebagai akibat dari kesepakatan tersebut diatas, maka penyesuaian terhadap
saldo masing-masing sekutu perlu dilakukan guna memenuhi persyaratan tersebut.
Ada 2 (dua) pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan penyesuaian
tersebut, yakni:
a. Pendekatan Bonus

b. Pendekatan Goodwill

Dengan pendekatan bonus, aktiva yang tidak teridentifikasi tidak dicatat dalam
buku persekutuan dan yang diperlukan hanya
ayat jurnal berikut:

Modal Taylor (-E) Rp15.000.000


Modal Selena (+E) Rp15.000.000
Membentuk kepemilikan modal yang sama besar Rp.50.000.000,-
dengan mencatat bonus untuk Selena sebesar Rp.15.000.000,- dari
Taylor.

Apabila pendekatan goodwill yang digunakan, maka aktiva tidak


teridentifikasi yang disumbangkan oleh Selena diukur sesuai dengan dasar investasi
Taylor sebesar Rp 85.000.000,- untuk kepemilikan 50%.

Investasi Taylor mengimplikasikan total modal persekutuan sebesar Rp.170.000.000


(Rp 85.000.000 : 50%) dan goodwill diakui sebesar Rp30.000.000 (total modal
Rp170.000.000 – Rp 115.000.000). Oleh karena itu, jurnal yang diperlukan untuk
goodwill ini adalah sebagai berikut:
Goodwill (+A) Rp 30.000.000
Modal Selena (+E) Rp 30.000.000
Membentuk kepemilikan modal yang sama besar Rp 85.000.000
dengan mencatat goodwill untuk Selena sebesar Rp 30.000.000

Kedua pendekatan tersebut diatas sama-sama efektif dalam mencocokkan


akun modal dengan perjanjian dan sama rata dalam mengalokasikan kepemilikan
modal kepada sekutu individual. Keputusan untuk menggunakan satu pendekatan
dibanding pendekatan yang lain tergantung pada sikap sekutu terhadap pencatatan
goodwill sebesar Rp30.000.000 (menurut pendekatan goodwill) atau kemauan dari
Taylor untuk menerima bahwa nilai modalnya hanya sebesar Rp 50.000.000 untuk
investasinya yang sebesar Rp 85.000.000 (menurut pendekatan bonus).

4. Tambahan Investasi Dan Pengambilan

Pencatatan atas penyerahan neraca perusahaan ada 2 (dua) metode,


yaitu persekutuan menggunakan pembukuan baru atau menggunakan
buku lama yaitu buku neraca perusahaan perseorangan dilanjutkan.
Kedua metode di atas akan menghasilkan laporan keuangan yang sama
pada persektuan baru.
Contoh:
Pada awal tahun 2008, Fira, Hasbi, dan Adi mendirikan persekutuan
”Meranti”. Fira menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000,00,
Hasbi menyerahkan bangunan seharga Rp20.000.000,00 dan dilakukan
penilaian kembali sebesar Rp25.000.000,00. Adi menyerahkan
perusahaan perseorangan sebagai berikut:
Perusahaa Adi
Neraca

Per 1 Januari 2008


Aktiva Lancar (Rp) Kewajiban Lancar (Rp)
Kas 32.000.000 Utang usaha 52.000.000
Piutang usaha 45.000.000
(-) Penyisihan piutang
Tak tertagih (3.000.000)
Persediaan BD 42.000.000
116.000.000
Aktiva Tetap
Kendaraan 30.000.000 Modal Adi 80.000.000
(-) Akm. Penyusutan ( 14.000.000)
16.000.000
Total Aktiva 132.000.000
Total kewajiban &
modal 132.000.000

Disetujui bahwa Adi akan mengambil uang kas dan persekutuan


Meranti akan mengambil alih sisa aktiva dan menanggung kewajiban.
Akan tetapi harus dibuat penyesuaian sebagai berikut:
1. Piutang usaha sebesar Rp2.500.000 dihapuskan dan disisihkan
piutang tak tertagih sebesar 5% dari saldo piutang yang baru.
2. Persediaan barang dagang ditetapkan dengan harga
pasar Rp40.000.000.
3. Kendaraan dinilai seharga Rp15.000.000 dan perkiraan akumulasi
penyusutan dihilangkan.
Diminta:
Mencatat transaksi terbentuknya persekutuan Meranti jika diasumsikan bahwa
persekutuan menggunakan buku baru atau buku lama.
Persekutuan Menggunakan Buku Baru
Mencatat masuknya sekutu Fira

Kas Rp10.000.000,00
Modal Fira Rp10.000.000,00

Mencatat masuknya sekutu Hasbi

Bangunan Rp25.000.000,00
Modal Hasbi Rp25.000.000,00

Mencatat masuknya sekutu Adi

Piutang usaha Rp42.000.000,00


Persediaan barang dagang Rp40.000.000,00
Kendaraan Rp15.000.000,00
Utang usaha Rp52.000.000,00
Penyusihan piutang tak tertagih Rp 2.125.000,00
Modal Adi Rp43.375.000,00

Persekutuan Menggunakan Buku Lama


Mencatat masuknya sekutu Fira

Kas Rp10.000.000,00
Modal Fira Rp10.000.000,00

Mencatat masuknya sekutu Hasbi

Bangunan Rp25.000.000,00
Modal Hasbi Rp25.000.000,00

Mencatat masuknya sekutu Adi

Modal Adi Rp32.000.000,00


Kas Rp32.000.000,00

Penyisihan piutang tak tertagih Rp 875.000,00


Akum.penyus kendaraan Rp 14.000.000,00
Modal Adi Rp 4.625.000,00
Piutang usaha Rp 2.500.000,00
Persediaan BD Rp 2.000.000,00
Kendaraan Rp 15.000.000,00
Dari jurnal di atas dengan kedua metode akan menghasilkan neraca
persekutuan awal pada saat berdirinya persekutuan adalah sama.
5. Laporan Keuangan Pesekutuan

Kegiatan usaha persekutuan sama dengan kegiatan usaha bentuk


badan usaha lainnya yang bergerak di bidang usaha yang sama.
Namun, dalam menentukan laba persekutuan selama suatu periode,
biaya-biaya harus diperiksa dengan cermat untuk memastikan bahwa
biaya pribadi para sekutu dikeluarkan dari biaya usaha persekutuan.
Apabila biaya pribadi seorang sekutu dibayar dengan menggunakan
aset persekutuan, pembayaran tersebut dibebankan ke akun
“Penarikan” atau “Modal Sekutu” yang bersangkutan.
Laporan keuangan persekutuan meliputi Laporan Neraca, Laba
Rugi, Laporan Modal Persekutuan, dan Laporan Arus Kas. Asumsikan
Taylor dan Selena yang membagi labanya dengan rasio (60% : 40%),
berturut- turut data yang terkait dengan akun ekuitas persekutuan untuk
tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Laba bersih persekutuan Rp75.000.000
Modal Taylor (1 Januari 2010) Rp65.000.000
Investasi tambahan Taylor (tahun 2010) Rp35.000.000
Pengambilan Taylor (tahun 2010) Rp25.000.000
Modal Selena (1 Januari 2010) Rp35.000.000
Pengambilan Selena (tahun 2010) Rp10.000.000
Penarikan Selena (tahun 2010) Rp15.000.000

TAYLOR DAN SELENA


Laporan Modal Sekutu (31 Desember 2010, dalam Rupiah)
Taylor
Total
(60%) Selena (40%)
Saldo Modal (01/01/10) 65.000.000 35.000.000 100.000.000
(+) Investasi Tambahan 35.000.000 0 35.000.000
(-) Penarikan Sekutu 0 (15.000.000) (15.000.000)
(-) Pengambilan Sekutu (25.000.000) (10.000.000) (35.000.000)
Modal Kontribusi Bersih 75.000.000 10.000.000 85.000.000
(+) Laba Bersih Tahun 2010 45.000.000 30.000.000 75.000.000
Saldo Modal (31/12/10) 120.000.000 40.000.000 160.000.000

Anda mungkin juga menyukai