Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN

4. RISIKO INFEKSI

Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), Risiko infeksi adalah berisiko mengalami
peningkatan terserang organisme patogenik. Faktor resikonya yaitu ; penyakit kronis
(misalnya diabetes mellitus), efek prosedur invasive. Malnutrisi, peningkatan paparan
organisme pathogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer, ketidak
adekuatan pertahannan tubuh sekunder(misalnya penurunan hemoglobin).

Berdasarkan dengan kasus An. F didapatkan data jumlah leukosit yaitu 0.60 10 3/mm3.
Kemoterapi yang agresif pada kanker di masa kanak – kanak telah menghasilkan perbaikan
yang dramatis pada angka keberhasilan hidup anak, namum terdapat peningkatan
kekhawatiran mengenai efek lanjutnya (Wong, 2009). Komplikasi yang sering ditemukan
dalam terapi kanker dimasa kanak – kanak adalah infeksi berat sebagai akibat sekunder karena
neutropenia. Kondisi ini akan meningkatkan risiko infeksi yang berat akibat penurunan fungsi
utama neutrofil sebagai pertahanan terhadap mikroorganisme asing (Apriany, 2016).

Anak – anak dengan leukemia umumnya mengalami anemia dengan ciri-ciri muka pucat,
tak bertenaga atau lemas. Ditandai dengan rendahnya eritrosit dan hemoglobin, karena
pertumbuhan leukosit yang tidak wajar dan menyebabkan pertumbuhan sel darah putih yang
tidak terkendali sehingga menekan produksi eritrosit. Pertumbuhan leukosit yang tidak
terkendali mengakibatkan banyaknya jumlah leukosit yang abnormal atau belum matang dan
kuman yang masuk jadi tidak bisa melawan sel darah putih. Sel darah putih yang seharusnya
yang bertugas melindungi tidak berfungsi. Akibatnya anak jadi rentan terkena infeksi dan
sering demam.

Pertahanan pertama melawan infeksi adalah pencegahan. Apabila anak dirawat di Rumah
Sakit, perawat harus menggunakan segala cara untuk mengendalikan penularan infeksi. Cara
ini secara khas meliputi pemakaian ruang rawat pribadi, membatasi semua pengunjung dan
mengajarkan teknik mencuci tangan. Pencegahan infeksi tetap menjadi prioritas sesudah anak
pulang dari Rumah Sakit dengan cara semua anggota keluarga dianjurkan mencuci tangannya
sampai bersih untuk mencegah penyebaran kuman patogen kedalam rumah (Wong, 2009).

Luaran yang diharapkan dari diagnosa risiko infeksi yaitu tingkat infeksi menunurun
dengan kriteria hasil sel darah putih membaik. Intervensi yang telah dilakukam yaitu
memonitor tanda dan gejala infeksi memalui hasil labor, menjelaskan tanda dan gejala infeksi
kepada ibu dan anak, dan menganjurkan ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi pada anak.
Setelah dilakukan intervensi pada tanggal 20 Desember – 22 Desember 2021, terdapat
perkembangan dimana didapatkan assessment masalah risiko infeksi belum teratasi dengan
perencanaan intervensi dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai