Anda di halaman 1dari 3

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PEKANBARU MEDICAL CENTER

TENTANG KEBIJAKAN
PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH PADAT BERBAHAYA (L-B3)
RUMAH SAKIT PEKANBARU MEDICAL CENTER
NOMOR :
DIREKTUR RUMAH SAKIT PEKANBARU MEDICAL CENTER

MENIMBANG : a. Bahwa untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup agar tetap bermanfaat
bagi hidup dan kehidupan manusia serta makluk hidup lainnya perlu
dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah padat medis ke
lingkungan
b. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 33 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
c. Bahwa kegiatan Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center menghasilkan
limbah padat medis yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
hidup
MENGINGAT : 1. Kepmenkes No 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, point ke IV.
2. Perda Provinsi Riau No. 8 tahun 2014 tentang pengelolaan lingkungan
hidup dan penaatan hukum lingkungan hidup.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR PEKANBARU MEDICAL CENTER


TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH
PADAT BERBAHAYA (L-B3) RUMAH SAKIT PEKANBARU
MEDICAL CENTER
KEDUA : Setiap pasien, pengunjung, karyawan dan masyarakat sekitar wajib
dilingdungi oleh rumah sakit dari pengelolaan bahan dan limbah padat
berbahaya dengan beberapa upaya umum sesuai yang terlampir dalam
keputusan ini
KETIGA : Rumah sakit wajib mengidentifikasi kebutuhan dalam pengelolaan

Ditetapkan di Pekanbaru Desember 2018

dr. Hj. ZURTIAS SUHEIMI, MARS


DIREKTUR RS PMC
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RS PEKANBARU MEDICAL CENTER
NOMOR :
TANGGAL :

1. Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia
kemudian di reduksi dan di awasi penggunaan bahan berbahaya beracun dimulai dari sumber
yang dilaksanakan oleh bagian sanitasi, K3, cleaning service dan IPSRS.
2. Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan L-B3 mulai dari pengumpulan,
pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang.
3. L-B3 padat berasal dari ruangan bangsal perawatan, kamar operasi, kamar bersalin, Instalasi
Gawat Darurat, Laboraturium, Poliklinik, Farmasi, IPSRS, dll.
4. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi
atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka
sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya. Limbah non benda tajam
wadah harus kuat dan kedap air. Limbah B3 di kelola dengan pewadahan yang dipersyaratkan.
5. L-B3 yang dihasilkan oleh rumah sakit dilabeli agar mudah diidentifikasi yaitu dengan acuan :
cairan mudah terbakar, korosif, infeksius, reaktif, mudah meledak, dan beracun
6. Jika rumah sakit belum memiliki alat pemusnah L-B3 padat tajam dan non tajam maka dapat di
pihak k-3 untuk pemusnahannya, dengan ketentun memiliki reputasi yang baik dan memenuhi
undang-undang dan peraturan yang berlaku yang telah terakreditasi atau bersertifikat
7. Pewadahan L-B3 harus memenuhi persyaratan dengan menggunakan wadah dan label yang telah
ditentukan.
8. Penampungan L-B3 sesuai dengan jenis dan volume yang dihasilkan di tampung di tempat
penampungan sementara (TPS).
9. Melakukan penulisan berat L-B3 yang masuk ke TPS
10. Melakuakn penempelan identitas L-B3 di pintu TPS L-B3
11. Pengangkutan L-B3 keluar sarana pelayanan kesehatan menggunakan kendaraan khusus.
12. Jika terdapat paparan dari L-B3 harus wajib melaporkan kepada atasan langsung atau P2K3
maksimal 1x24 jam
13. Setiap penanganan L-B3 harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu masker, celemek,
googles, handscoon, sepatu bood, dan pelindung kepala.
14. Melakukan pelaporan neraca L-B3 per 3 bulan sekali ke BLH

Pekanbaru Desember 2018

dr. Hj. ZURTIAS SUHEIMI, MARS


DIREKTUR RS PMC

Anda mungkin juga menyukai