Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN DESA LELES

NOMOR 3 TAHUN 2021

TENTANG
PEMBENTUKAN DAN PEMEKARAN RUKUN WARGA (RW)
DAN
RUKUN TETANGGA (RT)
DESA LELES

PEMERINTAH DESA LELES


KECAMATAN LELES
KABUPATEN GARUT
TAHUN 2021
PERATURAN DESA LELES
NOMOR 3 TAHUN 2021
TENTANG
PEMBENTUKAN DAN PEMEKARAN
RUKUN WARGA (RW) DAN RUKUN TETANGGA (RT)
DI WILAYAH DESA LELES
KECAMATAN LELES KABUPATEN GARUT

KEPALA DESA LELES,

Menimbang : a. bahwa dalam sesuai ketentuan perundang-undangan tentang


Desa perlu dibentuk kelembagaan Desa di bawah
pemerintahan Desa;
b. bahwa unsur kelembagaan yang telah dibentuk telah sesuai
kesepakatan bersama dan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Pembentukan
Rukun Warga dan Rukun Tetangga di Desa Leles sesuai
kebutuhan dan luas wilayah Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan LembaranNegara
Republik Indonesia Nomor 5864);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091)
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 81 Tahun 2015
tentang Perkembangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2037);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015
tentang Pengakatan dan Pemberhentian Perangkat Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015
tentang Struktur Organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016
tentang Aset Desa Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 53);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2016
tentang Laporan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1099);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2016
tentang Administrasi Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1100);
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015, tentang Pedoman
Kewenangan berdasarkan Hak asal usul dan Kewenangan
Lokal Bersekala Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 158};
14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015, tentang Pedoman Tata
Tertib dan mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
159);
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Indeks Desa
Membangun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 300);
16. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2021, tentang Skala Prioritas
Penggunaan Dana Desa tahun 2021(Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5694);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 18 Tahun 2000
tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa
(Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 32);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2018
tentang Rencana Pembangunan Jangka menengah daerah
(RPJMD) Kabupaten Garut 2018-2024;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 4 tahun 2016
tentang Perangkat Desa;
20. Peraturan Bupati Garut Nomor 18 tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa;
21. Peraturan Bupati Garut Nomor 1080 tahun 2015 tentang Tata
cara Penyusunan RPJMDes dan RKPDes;
22. Peraturan Desa Leles Nomor 7 Tahun 2016 tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa.

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA LELES
dan
KEPALA DESA LELES
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PEMBENTUKAN DAN PEMEKARAN RUKUN WARGA (RW) DAN
RUKUN TETANGGA (RT) DI WILAYAH DESA LELES

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1) Desa adalah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Desa Leles
2) Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4) Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, yang
selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
5) Peraturan di Desa adalah Peraturan yang meliputi Peraturan Desa, Peraturan
Bersama Kepala Desa dan Peraturan Kepala Desa.
6) Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
7) Peraturan Bersama Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh dua atau
lebih Kepala Desa dan bersifat mengatur.
8) Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dan
bersifat mengatur.
9) Keputusan Kepala Desa adalah penetapan yang bersifat konkrit, individual, dan
final.
10) Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap rancangan Peraturan Desa
untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi.
11) Pengundangan adalah penempatan Peraturan di desa dalam Lembaran Desa atau
Berita Desa.
12) Klarifikasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap Peraturan di Desa untuk
mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi.
13) Bertentangan dengan kepentingan umum adalah kebijakan yang menyebabkan
terganggunya kerukunan antar warga masyarakat, terganggunya akses terhadap
pelayanan publik, terganggunya ketentraman dan ketertiban umum,
terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan/atau diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antar
golongan, dan gender.
14) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disebut APB Desa
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa.
15) Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan
di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
16) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa,
dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk
menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa
yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat
Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
17) Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
18) Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan
Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan desa.
19) Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa
dan kawasan perdesaan yang dikoordinasikan oleh kepala Desa dengan
mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna
mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
20) Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
21) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM
Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6
(enam) tahun.
22) Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
23) Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian dari
RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah
Desa kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui mekanisme
perencanaan pembangunan Daerah.
24) Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
25) Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli
atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau
perolehan hak lainnya yang syah.
26) Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
27) Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang
diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
28) Lembaga Kemasyarakatan desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat,
29) Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
30) Rukun Tetangga adalah Satu kesatuan masyarakat terkecil di wilayah suatu Desa
di bawah Rukun Warga (RW) dengan maksimal mempunyai 60 KK.
31) Rukun Warga adalah Satu kesatuan masyarakat di wilyah suatu Desa di bawah
Dusun dengan maksimal mempunyai 6 (enam) Rukun Tetangga (RT).

BAB II
PEMBENTUKAN RUKUN WARGA DAN RUKUN TETANGGA
Pasal 2
Pembentukan Rukun Warga
1) Desa Leles saat ini mempunyai Luas sekitar 64,759 Ha
2) Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 diatas maka ditetapkan jumlah Rukun Warga dengan
ketentuan Wilayah dengan berdasar pada Wilayah Dusun.
3) Jumlah Dusun saat ini yang ada di Desa Leles sebanyak 3 (tiga) Dusun dengan
12 (duabelas) kampung.

Pasal 3
1) Berdasarkan Pasal 2 ayat 3 Jumlah Rukun Warga untuk tiap Dusun sebanyak
maksimal 4 (Empat) Rukun warga.
2) Jumlah Rukun Warga antara lain sebagai berikut :
a. Dusun I : RW. 01, 02, 03, 11, 12
b. Dusun II : RW. 04 sampai dengan RW. 07
c. Dusun III : RW. 08 sampai dengan RW. 10
3) Setiap Rukun Warga (RW) dipimpin oleh seorang Ketua RW.
4) Berdasarkan pasal 3 ayat 3 diatas Pembentukan seorang Ketua RW dapat melalui
pemilihan Warga atau langsung ditunjuk Kepala Desa yang berdasarkan
ketentuan yang berlaku, dan diberikan Surat Keputusan Kepala Desa tentang
pengangkatan Ketua RW.
5) Kepala Desa dapat memberhentikan secara hormat atau tidak secara hormat
untuk Ketua Rukun Warga apabila melanggar Ketentuan perundang-undangan
dan Melanggar Jabatan.
6) Ketentuan lebih lanjut tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Ketua Rw di
atur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Desa.
Pasal 4
Pembentukan Rukun Tetangga
1) Rukun Tetangga di bentuk berdasarkan prakarsa warga masyarakat, dan
dibentuk berdasarkan wilayah Rukun warga.
2) Jumlah pembagian Rukun Tetangga mengacu kepada Jumlah Rumah tangga
minimal 20 Kepala Keluarga maksimal 50 (lima puluh) Kepala Keluarga.
3) Berdasarkan Pasal 4 ayat 1 jumlah Rukun Tetangga yang ada di tiap Rukun
warga sebanyak berdasarkan perhitungan pembagian jumlah kepala keluarga
tiap Rukun Warga di bagi minimal 20 Kepala Keluarga maksimal 50 (lima puluh)
Kepala Keluarga, hasilnya adalah jumlah untuk penetuan Rukun Tetangga.
4) Jumlah Rukun Tetangga yang dibentuk untuk 12 (duabelas) Rukun Warga antara
lain :
a) RW. 01 terdiri dari : Rt. 01 s/d 03
b) RW. 02 terdiri dari : Rt. 01 s/d 04
c) RW. 03 terdiri dari : Rt. 01 s/d 03
d) RW. 04 terdiri dari : Rt. 01 s/d 04
e) RW. 05 terdiri dari : Rt. 01 s/d 04
f) RW. 06 terdiri dari : Rt. 01 s/d 03
g) RW. 07 terdiri dari : Rt. 01 s/d 04
h) RW. 08 terdiri dari : Rt. 01 s/d 03
i) RW. 09 terdiri dari : Rt. 01 s/d 04
j) RW. 10 terdiri dari : Rt. 01 s/d 04
k) RW. 11 terdiri dari : Rt. 01 s/d 02
l) RW. 12 terdiri dari : Rt. 01 s/d 04

Pasal 5
1) Warga Masyarakat dapat mengusulkan Ketua Rukun Tetangga untuk tiap
wilayah yang sudah ditentukan atau kepala Desa dapat menunjuk secara
langsung tanpa berdasarkan Musyawah apabila itu dipandang perlu.
2) Ketua Rukun Tetangga yang sudah diangkat menjadi ketua Rukun Tetangga,
Kepala Desa langsung memberikan Surat Keputusan Kepala Desa tentang
pengangkatan Ketua RT.
3) Kepala Desa dapat memberhentikan secara hormat atau tidak secara hormat
untuk Ketua Rukun Tetangga apabila melanggar Ketentuan perundang-undangan
dan Melanggar Jabatan.
4) Ketentuan lebih lanjut tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Ketua RT di
atur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Desa.

BAB III
PEMEKARAN RUKUN WARGA DAN RUKUN TETANGGA
1) Pemerintah Desa atau/dan Warga Masyarakat dapat mengusulkan pemekaran
Rukun Warga dan/atau Rukun Tetangga untuk di tiap wilayah kedusunan yang
sudah dianggap layak untuk di mekarkan atau di pisahkan berdasarkan
Musyawah desa.
2) Pemekaran Rukun Warga dan/atau Rukun Tetangga dapat diusulkan atau
dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek geografis, kepadatan jumlah
penduduk, atau hal lainnya yang bersifat strategis.
3) Serta untuk penamaan RW dan/atau RT pemekaran meneruskan nomor atau
nama yang telah ada, atau yang disepakati dalam musyawarah desa.
4) Ketentuan lebih lanjut tentang Pemekaran Rukun Warga dan/atau Rukun
Tetangga di atur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Desa.
BAB IV
PENETAPAN KEWENANGAN RW DAN RT
Pasal 6
1) Kewenangan Ketua Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) ditetapkan
dengan Musyawarah Warga.
2) Musyawarah Warga sebagaimana tercantum dalam pasal (6) ayat (1) menjadi
dasar atas kebijkan pengelolaan wilayah setiap Rukun warga dan Rukun
Tetangga.

BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Uraian lebih lanjut tentang jumlah Rukun Warga (RW) dan Jumlah Rukun Tetangga
(RT) tercantum dalam lampiran Peraturan Desa ini.

Pasal 8
Lampiran-lampiran sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.

Pasal 9
Kepala Desa menetapkan Peraturan Kepala Desa dan atau Keputusan Kepala Desa
guna pelaksanaan Peraturan Desa ini.

Pasal 10
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini
dalam Lembaran Desa dan Berita Desa oleh Sekretaris Desa.

Di tetapkan di : Leles
Pada tanggal : 15 April 2021
KEPALA DESA LELES

TONY TRISWANDI

Diundangkan di Leles
Pada tanggal 16 April 2021
SEKRETARIS DESA

RD. SENJA HUSEN S


LEMBARAN DESA LELES TAHUN 2017 NOMOR 1
Lampiran : PERATURAN DESA LELES
NOMOR : NOMOR 3 TAHUN 2021
TANGGAL : 15 April 2021
TENTANG : PEMBENTUKAN DAN PEMEKARAN RUKUN WARGA DAN RUKUN
TETANGGA DI WILAYAH DESA LELES

I. DATA RW DAN RT AWAL SEBELUM PEMEKARAN


Nama Dusun Nama RW/Kampung Jumlah RT
Dusun I RW. 01 Kp. Cicapar Kaler 4
RW. 02 Kp. Cikahuripan 4
RW. 03 Kp. Cicapar Tengah 3
RW. 04 Kp. Pangkurisan Kaler 4

Dusun II RW. 05 Kp. Cicapar Kidul 4


RW. 06 Kp. Bojong Jambu 3
RW. 07 Kp. Pasir Jambu 4

Dusun III RW. 08 Kp. Babakan Sari 3


RW. 09 Kp. Pangkurisan Kidul 4
RW. 10 Kp. Pasar Wetan 4

II. DATA RW DAN RT SETELAH PEMEKARAN


Nama Dusun Nama RW/Kampung Jumlah RT
Dusun I RW. 01 Kp. Cicapar Kaler 3
RW. 02 Kp. Cikahuripan 4
RW. 03 Kp. Cicapar Tengah 3
RW. 11 Kp. Ranca Bentang 2
RW. 12 Kp. Cikahuripan Kaler 4

Dusun II RW. 04 Kp. Pangkurisan Kaler 4


RW. 05 Kp. Cicapar Kidul 4
RW. 06 Kp. Bojong Jambu 3
RW. 07 Kp. Pasir Jambu 4

Dusun III RW. 08 Kp. Babakan Sari 3


RW. 09 Kp. Pangkurisan Kidul 4
RW. 10 Kp. Pasar Wetan 4

KEPALA DESA LELES

TONY TRISWANDI

Anda mungkin juga menyukai