Anda di halaman 1dari 16

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA DESA WORO KECAMATAN KRAGAN KABUPATEN REMBANG

Sekretariat : Balai Desa Jl. Telon No.02 RT 02 RW 03 Desa Woro Kode Pos 59273

KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA DESA WORO KECAMATAN KRAGAN KABUPATEN REMBANG NOMOR : 01/Pan.PKD/ 2013 TENTANG TATA TERTIB PEMILIHAN KEPALA DESA, DESA WORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA Menimban g : a. bahwa untuk menunjang kelancaran pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Desa Woro perlu dibuat Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa; b. bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa. : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; Undang-Undang Nomor Pemerintahan Daerah; 32 Tahun 2004 tentang dalam

Mengingat

2.

tentang

3. 4. 4. 5. 6. 7.

8.

9.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundan-undangan; Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2007 tentang Badan Permusyawaratan Desa; Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan daerah Kabupaten Rembang; Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa; Peraturan Bupati Rembang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2007 tentang Badan Permusyawaratan Desa; Peraturan Bupati Rembang Nomor 26 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan dan Pelantikan Kepala Desa;

Dengan persetujuan BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DESA WORO Menetapkan : KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA, DESA WORO TENTANG TATA TERTIB PEMILIHAN KEPALA DESA, DESA WORO KESATU : Tata tertib Pemilihan Kepala Desa Woro adalah sebagaimana dalam lampiran keputusan ini. KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila kemudian terdapat kekeliruan akan diadakan pembetulan seperlunya. Ditetapkan di Woro Pada tanggal 19 September 2013 Panitia Pemilihan Kepala Desa Desa Woro Ketua

SIWIANTOLampiran Desa Woro

Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa, Nomor : 01/Pan.PKD/2013 Tanggal : 19 September 2013

TATA TERTIB PEMILIHAN KEPALA DESA WORO KECAMATAN KRAGAN KABUPATEN REMBANG A. TATA CARA PENDAFTARAN 1. Calon Kepala Desa 1. Persyaratan bakal calon kepala desa sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 2 Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa. 2. Lamaran bakal calon Kepala Desa ditulis sendiri oleh Bakal Calon Kepala Desa/pelamar di atas kertas bermaterai cukup, ditujukan kepada Ketua Panitia Pemilihan dengan dilampiri syarat-syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan : a. surat Pernyataan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dari Bakal Calon dibuat secara tertulis oleh bakal Calon dengan materai cukup; b. surat pernyataan setia Kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah dari Bakal calon dan diketahui oleh Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa,Camat,Kapolsek,dan Danramil; c. fotocopy ijasah/STTB, Surat Keterangan berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB yang mendapat pengesahan dari : (1) Kepala Sekolah/Satuan Pendidikan yang menerbitkan ijazah/STTB yang bersangkutan. (2) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Setempat bagi kejar paket dan Sekolah yang sudah tidak beroperasi atau ditutup. (3) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi khusus untuk ijazah/STTB SDLB dan SMPLB bagi Sekolah yang sudah tidak beroperasi atau ditutup. (4) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Setempat bagi wajar dikdas tingkat wustho dan pondok pesantren yang mengikuti program kesetaraan; (5) Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Provinsi Setempat bagi Sekolah yang sudah tidak beroperasi atau ditutup. d. fotocopy akta kelahiran atau surat kelahiran yang dilegalisasi oleh Kepala Dinas Kependudukan Kabupaten Setempat; e. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) setempat yang masih berlaku dan dilegalisasi oleh Camat atau Kepala Dinas Kependudukan Kabupaten Rembang;

f. fotocopy Kartu Keluarga yang dilegalisasi oleh Camat atau Kepala Dinas Kependudukan Kabupaten Rembang; g. surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Resort Kabupaten Rembang; h. surat Keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter PUSKESMAS atau Rumah Sakit Pemerintah; i. surat Keterangan dari Pengadilan Negeri yang menerangkan bahwa tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan ancaman hukuman paling singkat 5 tahun; j. surat Keterangan dari Pengadilan Negeri bahwa tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; k. surat Pernyataan dari Bakal Calon bahwa belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa dengan masa jabatan selama 10 (sepuluh) tahun atau 2 (dua) kali masa jabatan bagi mantan Kepala Desa dan diketahui oleh Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa; l. surat Pernyataan mengenal desa dan dikenal oleh masyarakat desa, dibuat oleh Bakal Calon yang diketahui oleh Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa; m. surat Pernyataan tidak sedang berstatus sebagai Penjabat Kepala Desa bermaterai cukup; n. Surat pernyataan bersedia tinggal di desa yang bersangkutan bersama istri/suami apabila terpilih sebagai Kepala Desa terhitung mulai tanggal pelantikan dengan bermeterai cukup. 3. Bagi bakal calon Kepala Desa yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil atau TNI/POLRI, selain melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib melampirkan: a. ijin tertulis dari pimpinan instansi induknya; dan b. surat pernyataan bersedia dibebaskan sementara waktu dari jabatan organiknya apabila terpilih menjadi Kepala Desa yang diketahui oleh Pimpinan instansi induknya; bermaterai cukup, kecuali Peraturan menentukan lain. 4. Surat pernyataan bersedia tinggal di desa yang bersangkutan bersama istri/suami apabila terpilih sebagai Kepala Desa terhitung mulai tanggal pelantikan dengan bermeterai cukup. 5. Bagi bakal calon yang berasal dari anggota BPD maka yang bersangkutan harus membuat surat pernyataan mengundurkan diri dari keanggotaan BPD dengan bermeterai cukup. 6. Bagi bakal calon yang berasal dari Perangkat Desa, selain melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), juga wajib melampirkan; a. surat ijin dari Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa setempat atau surat ijin dari Camat setempat apabila dalam batas waktu 7 ( tujuh ) hari sejak pengajuan tertulis kepada Kepala

Desa/Penjabat Kepala Desa tidak memberikan ijin tanpa alasan yang jelas; dan b. surat pernyataan bersedia mengundurkan diri sebagai Perangkat Desa apabila yang bersangkutan terpilih menjadi Kepala Desa bermaterai cukup. 3. Lamaran bakal calon dibuat Rangkap 5 (lima) sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (4) ditujukan untuk : a. Panitia (Asli). b. Bupati (Tembusan); c. Camat (Tembusan); d. Badan Permusyawaratan Desa / BPD (Tembusan); e. Pemerintah desa (Tembusan); 2. Pemilih a. Pendaftaran Pemilih yang dilakukan panitia meliputi kegiatan : 1) pencatatan data pemilih; 2) penyusunan data pemilih; 3) penetapan Daftar Pemilih Sementara; 4) pengumuman Daftar Pemilih Sementara; 5) pendaftaran pemilih tambahan; 6) penetapan dan pengumuman Daftar Pemilih Tetap. b. Pencatatan data pemilih sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan memperhatikan Kartu Tanda Penduduk dan/atau Kartu Keluarga. c. Hasil pendaftaran pemilih dicatat dalam form Daftar Pemilih sebagaimana contoh lampiran Peraturan Bupati. d. Bagi pemilih yang belum memiliki Kartu Tanda Penduduk, dapat menggunakan tanda identitas kependudukan dan/atau surat keterangan desa. e. Pencatatan data pemilih sebagaimana dimaksud huruf a dilakukan dengan cara pemilih mendatangi Panitia pada tempat-tempat yang sudah ditentukan. f. Apabila ada pemilih yang belum mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud pada huruf e maka panitia dapat mendatangi pemilih tersebut. g. Guna memperoleh data pemilih yang akurat, maka Panitia melakukan klarifikasi melalui Ketua RT. h. Apabila terdapat ketidakjelasan status kependudukannya, karena yang bersangkutan mempunyai tempat tinggal lebih dari satu desa maka yang bersangkutan harus memilih salah satu dari bukti domisili yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang yang didasarkan pada Buku Induk Penduduk (BIP)

status

kependudukannya

dengan menunjukkan Kartu Tanda

Penduduk. i. Selain hal tersebut huruf i, untuk menghindari keraguan status kependudukan seseorang, Panitia mengacu pada Buku Induk Penduduk Desa yang bersangkutan. j. Dalam hal terdapat lebih dari satu pembuktian yang sah mengenai usia pemilih, maka yang dijadikan dasar penentuan usia adalah surat kenal lahir atau akte kelahiran. k. Panitia menyusun berdasarkan wilayah pendaftaran sesuai dengan abjad nama pemilih, l. BPD menetapkan atau Daftar tempat Pemilih lain Sementara mudah selanjutnya dibaca oleh

diumumkan oleh panita dengan menempelkan pada papan-papan pengumuman masyarakat. m. Penduduk dapat mengajukan tanggapan, usul, saran, dan atau perbaikan baik secara tertulis maupun lisan dalam jangka waktu tujuh hari sejak Daftar Pemilih Sementara diumumkan. n. BPD mengesahkan Daftar Pemilih Sementara yang telah diteliti dan diperbaiki menjadi Daftar Pemilih Tetap. B. KETENTUAN PENDAFTARAN CALON KEPALA DESA 1. Bakal Calon menyerahkan lamaran beserta berkas pendukungnya kepada panitia Pemilihan sesuai jadwal waktu pendaftaran yang telah ditentukan. 2. Panitia Pemilihan meneliti semua berkas lamaran Bakal Calon Kepala Desa yang diterima. 3. Apabila setelah diteliti oleh Panitia Pemilihan ternyata terdapat kekurangan atau keragu-raguan tentang syarat yang telah ditetapkan, maka yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk melengkapi persyaratan. 4. Kesempatan untuk melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud pada poin (3) paling lama 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan Panitia Pemilihan. 5. Berkas lamaran yang diteliti oleh Panitia Pemilihan apabila dinyatakan tidak memenuhi syarat, maka berkas lamaran tersebut dikembalikan secara tertulis kepada yang bersangkutan dengan tanda terima disertai penjelasan mengenai persyaratan yang tidak terpenuhi. 6. Apabila bakal calon kepala desa yang telah mendaftar dan telah dinyatakan sebakai bakal calon peserta pemilihan kepala desa tetap, kemudian mengundurkan diri, maka C. TAHAPAN PEMILIHAN yang

1. Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa ditetapkan sebagai berikut : a. Pengumuman lowongan jabatan Kepala Desa dan Pengumuman Pendaftaran Lamaran Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan; b. Penjaringan dan Penyaringan bakal calon oleh Panitia Pemilihan, meliputi kegiatan : 1) pendaftaran bakal calon; 2) penelitian dan verifikasi berkas lamaran. c. penetapan calon yang berhak ikut dalam pemilihan pengumuman calon, yang meliputi kegiatan : 1) penetapan calon yang berhak mengikuti pemilihan 2) pengumuman calon d. pengundian tanda gambar oleh Panitia Pemilihan; e. kampanye calon kepala desa; f. pemungutan suara; g. penghitungan suara; h. penetapan calon terpilih; i. pengusulan dan pengangkatan calon terpilih; j. pelantikan Kepala Desa. 2. Panitia Pemilihan membuat Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa secara lengkap dilampiri dokumentasi pelaksanaan pemilihan Kepala Desa kepada BPD dengan tembusan Camat dan Pemerintah Desa. D. KETENTUAN LAIN A. Pengundian Nomor Urut Calon dan Tempat Duduk Saksi 1. Disiapkan potongan kertas dengan ukuran 5 cm x 5 cm dan juga potongan-potongan plastik yang biasanya untuk sedotan minuman dengan panjang 5 cm. 2. Dalam kertas berukuran tersebut diberi angka urutan sesuai dengan jumlah calon. 3. Kertas undian tersebut selanjutnya digulung/dilinting dan dimasukkan pada potongan plastik yang disediakan sejumlah Calon yang ada. 4. Undian dilakukan 2 (dua) kali, yaitu pertama untuk menentukan urutan pengambilan undian dan yang kedua untuk menentukan nomor urut Calon. 5. Undian nomor urut Calon dilaksanakan 1 ( satu) hari sebelum H-1 pemungutan suara. dan

a. Kampanye
b. Kampanye Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan dalam bentuk : a. memasang/menempelkan tanda gambar atau cara lain yang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku, tidak mengganggu lalu lintas dan ketertiban umum b. melakukan pidato di depan massa sebelum pemungutan suara dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Panitia Pemilihan.

2. Kampanye dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) hari, yaitu 1 (satu) hari sebelum pemungutan suara dimulai jam 08.00 WIB sampai dengan jam 18.00 WIB. 3. Apabila Calon Kepala Desa lebih dari satu maka waktu yang tersedia dibagi rata sesuai jumlah calon yang ada dan dilaksanakan secara bergantian sesuai nomor urut. 4. Panitia dapat mengambil atau menurunkan tanda gambar atau foto calon yang diduga terkait dengan kampanye sebelum jadwal kegiatan kampanye. 5. Dalam hal pelaksanaan kampanye dipandang bersifat menghina dan/atau menjelek-jelekkan sesama calon atau dapat menimbulkan keresahan masyarakat, maka Panitia Pemilihan dapat memperingatkan dan/atau memerintahkan penghentian pelaksanaan kampanye oleh calon yang bersangkutan 6. Dalam kampanye Pemilihan Kepala Desa, dilarang : a. mempersoalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon kepala desa; c. menghasut atau mengadu domba perseorangan dan/atau kelompok masyarakat; d. menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada perseorangan dan/atau kelompok masyarakat; e. mengganggu keamanan, ketentraman dan ketertiban umum; f. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga calon lain; g. menggunakan fasilitas dan anggaran pemerintah, pemerintah provinsi/ kabupaten dan/atau pemerintah desa; h. menggunakan tempat ibadah atau tempat pendidikan; i. memberikan dan/atau menjanjikan akan memberikan sesuatu, baik langsung maupun tidak langsung dengan nama atau dalih apapun dalam usaha untuk memenangkan dirinya dalam pemilihan Kepala Desa; j. kampanye tidak dibenarkan dalam bentuk pawai atau arakarakan.

a. Lokasi Denah Tempat Pemungutan Suara


1. Tempat dan Persyaratan a. Tempat pemungutan suara di Balai Desa/Lapangan atau tempat lain yang layak. b. Diberi perlindungan terhadap panas matahari atau hujan, terutama bagi Petugas, Pemilih, bilik suara dan tempat kotak suara. c. Diberi pagar pengaman yang memadai. d. Diusahakan agar ada jarak pandang yang cukup bagi saksi dalam proses kegiatan pemungutan suara. 2. Bilik Suara a. Sepanjang tempat memungkinkan bilik suara agar ditempatkan di depan samping kiri dan kanan tempat duduk saksi, sehingga saksi dapat turut menyaksikan. b. Ukuran bilik suara kira-kira panjang 1,50 m dan lebar 1 m, untuk setiap bilik. c. Jumlah bilik suara agar diusahakan sebanding dengan jumlah pemilih dan jumlah petugas yang melakukan penukaran surat pemberitahuan, yaitu 1 : 600 pemilih. d. Bilik suara tidak memakai daun pintu tetapi ditutup dengan kain.

e. Di dalam bilik suara disediakan meja untuk menempatkan alas dan alat pencoblosan surat suara. 4. Surat Pemberitahuan Kepada Pemilih 1. Model dan bentuk surat pemberitahuan sebagaimana contoh dalam Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2013. 2. Surat pemberitahuan dibagi menjadi 4 (empat) bagian yang masing-masing untuk Pemilih, Panitia, Pemerintah Desa dan tanda terima. 3. Surat pemberitahuan yang bukan atas namanya dinyatakan tidak berlaku untuk penukaran surat suara. 5. Surat Suara 1. Memuat tanda gambar dan nomor urut tanda gambar yang ditandatangani dan dibubuhi stempel oleh Panitia. 2. Surat suara berwarna dasar putih 3. Ukuran surat suara disesuaikan dengan jumlah tanda gambar. 4. Model dan bentuk surat suara sebagaimana contoh lampiran Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2013. 5. Penempatan tanda gambar agar memperhatikan tata cara pelipatan surat suara, sehingga tidak berakibat ada tanda gambar yang ikut terlipat pada saat pelipatan surat suara. 6. Pencetakan kartu suara adalah sejumlah pemilih yang terdapat dalam daftar pemilih tetap dan disediakan cadangan 5% (lima perseratus) dari jumlah pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap. 7. Tanda Gambar dalam surat suara yang digunakan harus berurutan dari nomor 1 sampai dengan seterusnya. 8. Surat suara pemilihan Kepala Desa dinyatakan sah apabila : a. ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris serta distempel Panitia; b. tanda gambar Calon tidak menjadi rusak karena pencoblosan; 9. Selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf h surat suara dinyatakan sah apabila : a. Terdapat satu lubang coblosan pada gambar atau di dalam garis kotak; b. Coblosan harus menggunakan alat yang telah disediakan oleh panitia; c. Tidak terdapat lubang coblosan yang diakibatkan oleh alat selain yang disediakan oleh panitia misalnya dilubangi dengan rokok atau yang lainnya atau kerusakan pada gambar lainnya. 10. Suara yang terdapat pada surat suara dinyatakan tidak sah , apabila : a. Terdapat lubang coblosan lebih dari satu pada satu gambar atau terdapat lubang coblosan pada dua gambar atau lebih; b. Coblosan pada gambar tidak terlihat atau tidak berlubang; c. Coblosan berada pada luar garis kotak gambar/kotak kosong; d. Coblosan menggunakan alat lain selain yang disediakan oleh panitia Pemilihan; e. pada surat suara ditambah tulisan nama pemilih, tanda tangan dan/atau tanda-tanda/catatan lain oleh pemilih. 6. Pelaksanaan Pemungutan Suara

1. Paling

lama

(tujuh)

hari

sebelum

pemungutan

suara kepada

dilaksanakan,

Panitia

Pemilihan

memberitahukan

penduduk desa yang berhak memilih dengan memberikan surat undangan dan tanda bukti penerimaan. 2. Dalam surat undangan dicantumkan nama pemilih sesuai dengan daftar pemilih tetap dan tempat pemilihan diselenggarakan. 3. Undangan harus sudah diberikan kepada pemilih paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara. 4. Pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap tetapi belum menerima undangan dapat meminta kepada Panitia Pemilihan sebelum penyelenggaraan pemilihan. 5. Pada hari pemungutan suara, sudah tidak diperbolehkan lagi mengedarkan undangan. 6. Satu jam sebelum pemungutan suara, Panitia dan Pembantu Panitia harus sudah melaksanakan pemeriksaan kesiapan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan rapat pemungutan suara. 7. Ketua Panitia membagi tugas sebagai berikut : a. Petugas yang mengatur para pemilih yang akan masuk ke tempat pemilihan. b. Petugas yang mengatur ketertiban pemilih yang menunggu giliran memberikan suara. c. Petugas yang menerima surat pemberitahuan, kemudian mencocokkan pada Daftar Pemilih Tetap yang telah disahkan dan selanjutnya memberi surat suara kepada Pemilih. d. Petugas Keamanan yang ditempatkan di depan pintu bilik tempat pemungutan suara. e. Petugas Keamanan yang ditempatkan di samping kotak tempat memasukkan surat suara. f. Petugas lainnya sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan, guna menjamin pelaksanaan pemungutan suara dapat berjalan lancar, tertib, aman dan teratur. 3. Saksi dimohon menempatkan diri sesuai dengan nomor urut dan tanda gambar calon Kepala Desa. 4. Ketua Panitia mengumumkan dan mempersilahkan para Pemilih untuk masuk dan menempati tempat yang telah disediakan. 5. Rapat pemungutan suara dibuka jam 07.00 WIB oleh Ketua Panitia didampingi aparat keamanan untuk memberikan penjelasan

sehubungan dengan pelaksanaan pemungutan suara, dengan acara sebagai berikut: a. Pembukaan, yang berisi pengumuman/penjelasan tentang : 1) Nama para Calon Kepala Desa, 2) Nomor urut dan tanda gambar para Calon Kepala Desa; 3) Tata Cara pemungutan suara; 4) Penghitungan surat suara; 5) Pengumuman calon terpilih. b. Pelaksanaan Pemungutan Suara c. Penghitungan Suara d. Pengumuman Calon Terpilih e. Penutup. 6. Ketua Panitia bersama-sama 2 (dua) orang anggota membuka kotak suara dan memperlihatkan kepada para pemilih yang hadir bahwa kotak suara dalam keadaan kosong, kemudian dikunci dan diletakkan pada tempat yang telah ditentukan. 7. Pemilih menggunakan hak pilihnya dengan cara mendatangi Petugas/Panitia dan menyerahkan surat undangan atas namanya sendiri, kemudian setelah diadakan penelitian dan dicocokkan dengan DPT kepadanya diberikan satu Surat Suara. 8. Pemilih yang telah menerima Surat Suara sebagaimana dimaksud angka 7 diatas, langsung menuju bilik pemungutan suara untuk memberikan suaranya. 9. Sebelum memberikan suaranya, Pemilih membuka Surat Suara lebar-lebar sehingga tidak dalam keadaan terlipat dan memeriksa Surat Suara tersebut rusak atau tidak rusak, apabila ternyata rusak Pemilih minta ganti Surat Suara yang baru kepada Petugas/Panitia. 10. Pemilih memberikan suaranya dengan cara mencoblos pada salah satu tanda gambar yang dikehendaki yang tercantum dalam Surat Suara. 11. Dalam mencoblos tanda gambar sebagaimana dimaksud dalam angka 10 diatas, Pemilih meletakkan Surat Suara yang telah dibuka lebar-lebar diatas alas pencoblosan dan selanjutnya mencoblos suara. tanda gambar yang dikehendaki dengan alat pencoblosan yang telah disediakan dalam bilik pemungutan

12. Pencoblosan tanda gambar yang baik adalah pencoblosan tepat ditengah tanda gambar, masih berada pada ruang persegi empat tanda gambar yang dikehendaki. 13. Setelah salah satu tanda gambar dalam Surat Suara dicoblos kemudian dilipat kembali seperti semula dan Pemilih keluar dari bilik pemungutan suara menuju dan memasukkan Surat Suara dalam kotak suara yang telah disediakan. 14. Apabila Pemilih salah (kesalahan tidak sengaja) dalam mencoblos tanda gambar yang dikehendaki dan Surat Suara belum terlanjur dimasukkan dalam kotak suara, maka Pemilh dapat minta Surat Suara yang baru dengan mengembalikan Surat Suara yang keliru dicoblos kepada Panitia/Petugas. 15. Penggantian Surat Suara yang salah dicoblos sebagaimana nomor 14 hanya dapat dilakukan satu kali dan Panitia/Petugas memberikan tanda silang (X) bahwa Surat Suara yang salah dicoblos tidak terpakai lagi. 16. Apabila Surat Suara dalam keadaan rusak maka Pemilih dapat meminta pergantian kepada Panitia/Petugas paling banyak 2 (dua) kali. 17. Pada waktu mencoblos Surat Suara dalam bilik pemungutan suara, pemilih dilarang membubuhkan nama sendiri/nama orang lain, tulisan/catatan, tanda tangan dan tanda-tanda lainnya pada Surat Suara atau mencoblos Surat Suara menggunakan alat lainnya selain alat yang telah disediakan, karena hal tersebut akan mengakibatkan suara yang diberikan menjadi tidak sah. 18. Pemilih karena sakit, cacat badan, lanjut usia/jompo dan sebabsebab lainnya yang hak telah hadir Ketua namun Panitia tidak dapat mampu menunjuk menggunakan pilihnya,

Panitia/Petugas yang disertai saksi dari masing-masing calon untuk membantu Pemilih yang bersangkutan untuk memberikan suara yang dikehendakinya. 19. Dengan memperhatikan waktu pemungutan suara dan jumlah Pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya, Ketua Panitia memberikan kesempatan kepada para Pemilih yang telah hadir untuk menunggu gilirannya memberikan suara, demikian juga kepada Panitia/Petugas yang tercatat sebagai penduduk desa yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk menggunakan hak pilihnya, dan atau mengumumkan kepada para Pemilih yang

belum hadir agar segera datang ketempat pemilihan untuk menggunakan hak pilihnya. 20. Acara pemungutan suara ditutup apabila waktu telah menunjukkan batas akhir yaitu jam 14.00 WIB.dan apabila sampai dengan waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada angka 20 masih terdapat antrian pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya, maka penutupan pemilihan dapat diperpanjang dan penentuan perpanjangan waktu diserahkan sepenuhnya kepada Panitia Pemilihan. 21. Pemilih yang tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap dapat menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk setempat yang masih berlaku 1 ( Satu ) jam sebelum selesainya pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara, yang terlebih dahulu mendaftarkan diri pada Panitia Pemilihan. 22. Setelah diberi kesempatan dan ditunggu selang beberapa waktu serta dipertimbangkan bahwa pemungutan suara diperkirakan dapat ditutup, maka Ketua Panitia mengumumkan penutupan pemungutan suara. 23. Penutupan sebagai tanda telah berakhimya pemungutan suara dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, dibuatkan Berita Acara jalannya Pemungutan Suara yang ditanda tangani oleh Ketua Panitia, Sekretaris dan calon kepala desa. 24. Seusai pembuatan Berita Acara jalannya pemungutan suara, segera diadakan rapat penghitungan suara. 25. Sebelum pelaksanaan rapat penghitungan suara, Ketua Panitia dibantu Petugas melakukan kegiatan persiapan sebagai berikut : a. Mengatur susunan dan jumlah tempat penghitungan suara, termasuk menentukan penempatan papan pencatatan penghitungan suara dan tempat duduk masing-masing saksi, sehingga pelaksanaan penghitungan suara dapat mudah diikuti dan disaksikan oleh semua yang hadir. b. Mengatur dan menyiapkan alat-alat administrasi antara lain : 1) Berita Acara Penghitungan Suara. 2) Catatan penghitungan suara, 3) Kertas dan alat tulis lainnya. 4) Papan penghitungan suara. 27. Menempatkan kotak suara didekat meja Ketua Panitia serta menyiapkan anak kuncinya.

28. Mengadakan

penelitian

dan

penghitungan

untuk

saling

dicocokkan, yaitu : a. Jumlah Surat Suara yang digunakan dengan sisa Surat Suara yang ada; b. Daftar hadir pemilih dengan Surat Suara yang dikeluarkan; c. Surat Suara yang dikembalikan karena rusak atau salah tidak sengaja dicoblos oleh Pemilih; d. Jumlah pemilih yang menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) e. Menetapkan jumlah Pemilih yang hadir menggunakan hak suaranya dan mengumumkan kepada hadirin; f. Menyimpan dan mengamankan sisa Surat Suara, surat undangan Daftar Pemilih Tetap, daftar pemilih menggunakan KTP dan catatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pemungutan suara. 29. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagaimana dimaksud dalam angka 28 diatas, dicatat dan dimuat dalam Berita Acara yang harus dibuat setelah pelaksanaan penghitungan suara berakhir. 30. Sebelum penghitungan suara dimulai, Ketua Panitia melakukan pembagian tugas, yaitu : a. Petugas yang membantu dan menyiapkan Surat Suara yang diambil dari kotak suara untuk dibuka lebar-lebar dari lipatannya; b. Petugas yang membaca/menetapkan dan mengumumkan sah atau tidaknya Surat Suara dimaksud, dengan menunjukkan kepada para Saksi dan Pemilih yang hadir; c. Petugas yang mencatat pada papan penghitungan suara; d. Petugas yang mencatat pada catatan penghitungan suara; e. Petugas yang mengumpulkan Surat Suara yang sah dengan mengelompokkan hasil masing - masing tanda gambar; f. Petugas yang mengumpulkan Surat Suara yang tidak sah. 31. Banyaknya anggota yang melakukan masing-masing pekerjaan sebagaimana dimaksud angka 30 diatur dan disesuaikan menurut jumlah Panitia/Petugas yang ada. 32. Panitia memberikan kesempatan kepada Pemilih yang telah memberikan suara untuk hadir menyaksikan penghitungan suara dengan catatan tidak akan berakibat mengganggu kelancaran, ketertiban dan keamanan pelaksanaan penghitungan suara.

33. Setelah semua kegiatan dan persiapan selesai dilakukan, Ketua Panitia memberitahukan kepada yang hadir bahwa pelaksanaan penghitungan suara akan dimulai. 34. Ketua Panitia di dampingi 2 (dua) anggotanya membuka kunci dan tutup kotak suara dan selanjutnya Panitia menghitung jumlah surat suara yang sudah digunakan dan mencocokkan dengan daftar hadir pemilih yang disaksikan oleh semua yang hadir. 35. Membuka Surat Suara selembar demi selembar untuk diteliti serta menentukan sah atau tidaknya Surat Suara disaksikan oleh para Saksi. Apabila terdapat Surat Suara yang tidak sah perlu dijelaskan alasannya. 36. Penetapan ini diikuti kegiatan pencatatan oleh Petugas yang telah ditunjuk. 37. Dalam menentukan sah atau tidaknya Surat Suara, berpedoman huruf D angka 10 huruf i dan j (Pada Rincian Pelaksanaan Pilkades). 38. Setelah penelitian Surat Suara angka selesai 30 diatas, semua anggota

sebagaimana

dimaksud

masing-masing

mengadakan penghitungan dan saling mencocokkan dengan membuat catatan dan rekapitulasi hasil pemberian suara atas tanda gambar Calon Kepala Desa. 39. Ketua Panitia mengumumkan suara dan kepada hadirin urutan atas suara hasil yang

penghitungan

menetapkan

diperoleh masing-masing tanda gambar Calon Kepala Desa secara berurutan berdasarkan nomor urut dan tanda gambar Calon Kepala Desa. 40. Panitia menyusun dan membuat Berita Acara Penghitungan Suara yang desa. 41. Menyusun, menyimpan dan mengamankan Surat Suara yang telah digunakan dalam pemungutan suara dengan membubuhkan keterangan/catatan atau hasilnya pada masingmasing tanda gambar Calon Kepala Desa. 42. Memasukkan Berita Acara Jalannya Pemungutan Suara beserta lampiran dan sisa Surat Suara yang tidak dipergunakan kedalam satu kotak suara tersendiri dan kemudian menguncinya serta dilampiri dengan catatan penghitungan suara serta ditandatangani oleh Ketua Panitia, Sekretaris dan calon kepala

membubuhkan label diatasnya dengan tulisan SUARA ".

" PEMUNGUTAN

43. Memasukkan Berita Acara Penghitungan Suara beserta lampiran dan Surat Suara yang telah dipergunakan dalam pemberian suara yang tersusun masing-masing Calon dengan tanda gambarnya, Surat Suara sah atau tidak sah kedalam satu kotak tersendiri kemudian menguncinya serta membubuhkan label diatasnya dengan tulisan " PENGHITUNGAN SUARA ". 44. Dua kotak tersebut angka 42 dan 43 hari itu juga langsung disimpan ditempat yang aman. 45. Panitia pada hari itu juga melaporkan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa kepada BPD dengan dilengkapi Berita Acara Jalannya Pemungutan Suara dan Berita Acara Penghitungan Suara, Panitia Pemilihan Kepala Desa Desa Ketua

__________________

Anda mungkin juga menyukai