ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor kondisi permukiman saja
yang berpengaruh dan pengaruh yang dihasilkan faktor-faktor tersebut terhadap preferensi
bermukim buruh industri di kawasan permukiman Tiban Kampung. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan metode analisis deskriptif dan metode
analisis menggunakan statistic berupa regresi untuk melihat pengaruh antar variabel. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor kondisi permukiman yang berpengaruh
signifikan terhadap preferensi bermukim buruh industri di permukiman Tiban Kampung yaitu
meliputi pendapatan, jumlah anggota keluarga, luasan ruang tamu, kemiringan lahan pada
lingkungan rumah tinggal, ketersediaan sarana peribadatan, orientasi bangunan rumah, dan
frekuensi penggunaan halte bus.
ABSTRACT
The aims of this research are to identify significant settlement factors and effects from these
factors on living preferences of industrial workers in Tiban Kampung area. The method used in
this research is quantitative method with descriptive analysis and statistic analysis by regression
to analyze inter variable influence. The results of this research indicate that settlement
conditions factors that significantly influence the living preference of industrial workers in Tiban
Kampung area includes income, number of family members, living room area, the slope of the
land in the residential environment, the availability of places of worship, building orientation,
and frequency of the bus stop usage.
36
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
kawasan ini menjadi sangat padat dan industri selama tinggal di kawasan
pemerintah tidak memiliki lahan alternatif permukiman Tiban Kampung.
untuk merelokasi penduduknya maka kawasan b. Mengetahui pengaruh yang dihasilkan
ini dilegalkanbagi permukiman penduduk. faktor-faktor tersebut terhadap preferensi
bermukim buruh industri di kawasan
Meskipun memiliki kondisi kemiringan lahan permukiman Tiban Kampung.
yang bervariasi, keragaman suku budaya
penduduknya, serta kepadatan dan kekumuhan A.5. Lingkup Penelitian
lingkungan, pertumbuhan rumah tinggal di Lingkup wilayah penelitian ini berada di
kawasan permukiman ini semakin bertambah kawasan permukiman Tiban Kampung,
jumlahnya dari tahun ke tahun yang Kelurahan Tiban Lama, Kecamatan Sekupang,
mengindikasikan bahwa semakin meningkat Kota Batam.
pula warga pendatang yang memilih tinggal di
kawasan permukiman ini. Batasan materi dalam penelitian ini adalah
membahas faktor-faktor non fisik dan fisik
A.2. Rumusan Masalah pada lingkungan tempat tinggal saat ini yang
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu berpengaruh terhadap preferensi bermukim
belum terukurnya faktor-faktor kondisi buruh industri di kawasan permukiman Tiban
permukiman saat ini yang berpengaruh Kampung.
terhadap preferensi bermukim buruh industri
di kawasan permukiman Tiban Kampung. B. TINJAUAN PREFERENSI
BERMUKIM
A.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka B.1. Permukiman
pertanyaan penelitian yang muncul yaitu : Human settlements terdiri dari content (isi)
a. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh yaitu manusia dan container (wadah) yaitu
terhadap preferensi bermukim buruh lingkungan fisik baik buatan manusia maupun
industri selama tinggal di kawasan alam sebagai tempat untuk hidup manusia
permukiman Tiban Kampung? dengan segala aktivitasnya (Doxiadis, 1968;
b. Bagaimana faktor-faktor tersebut Soetomo, 2013: 20). Isi dan Wadah tersebut
berpengaruh terhadap preferensi bermukim terdiri dari lima elemen permukiman sebagai
buruh industri di kawasan permukiman berikut:
Tiban Kampung? 1. Contents atau isi adalah manusia itu sendiri
yang terdiri dari:
A.4. Tujuan Penelitian a. Man, manusia sebagai makhluk individu
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dengan segala kepribadian dan
tujuan dari penelitian adalah untuk: identitasnya;
a. Mengidentifikasi faktor-faktor kondisi b. Society, masyarakat atau kumpulan
permukiman apa saja yang berpengaruh manusia dari keluarga, ketetanggaan,
terhadap preferensi bermukim buruh hingga warga dunia, dengan segala
hubungannya yang kompleks dalam
37
Tiara Armela : Pengaruh Kondisi Permukiman Terhadap Preferensi Bermukim Buruh Industri di Permukiman
Tiban Kampung (36-51)
38
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
39
Tiara Armela : Pengaruh Kondisi Permukiman Terhadap Preferensi Bermukim Buruh Industri di Permukiman
Tiban Kampung (36-51)
penduduknya maka kawasan ini dilegalkan tinggal, (d) jenis kegiatan interaksi sosial, (e)
bagi permukiman penduduk. hubungan ketetanggaan, serta (f) kondisi
keamanan lingkungan. Aspek-aspek sosial
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Agama yang dianut warga Tiban
Kampung beragam, namun didominasi
warga beragama Islam (75%) dan
Protestan (21%);
(b) Tingkat pendidikan warga di permukiman
Tiban Kampung didominasi dengan
tingkat pendidikan terakhir
SMA/Sederajat sebesar 67% kemudian
disusul dengan tingkat pendidikan
terakhir D1/D2/D3/S1/S2 sebesar 30%
dan SMP/Sederajat sebesar 3%.
(c) Hasil kuesioner menunjukkan bahwa
responden telah bertempat tinggal di
Peta 1. Lokasi Wilayah Studi Kawasan Tiban Kampung selama 11-20 tahun
Permukiman Tiban Kampung sebanyak 72%, 5-10 tahun sebanyak 18%,
dan 21-30 tahun sebanyak 10%.
D.2. Kondisi Non Fisik di Kawasan (d) Jenis interaksi sosial warga Tiban
Permukiman Tiban Kampung Kampung terdiri dari: suami (kerja bakti,
Kondisi non fisik di kawasan permukiman olahraga, mengobrol), istri (arisan,
Tiban Kampung terdiri dari tiga aspek yaitu pengajian, PKK, mengobrol), dan anak
aspek ekonomi, sosial dan budaya (bermain dan olahraga).
masyarakatnya. (e) Hubungan ketetanggaan yang sangat erat
dan tingginya rasa saling bergotong-
1. Aspek Ekonomi royong antar tetangga menumbuhkan rasa
kekeluargaan yang tinggi bagi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,
di Tiban Kampung.
profesi warga di Tiban Kampung cukup
(f) Kondisi lingkungan yang dirasa sangat
bervariasi, antara lain buruh cuci, buruh
aman dari berbagai tindak kriminal
bangunan, tukang ojeg, supir taksi/angkutan
(pencurian, perkelahian, dan lain-lain)
umum, buruh industri, pekerja swasta,
juga menjadi alasan mendasar bagi para
wirausahawan, pegawai negeri, dan lain-lain.
warga pendatang tersebut untuk menetap
Namun berdasarkan data Kelurahan Tiban
lama di permukiman Tiban Kampung
Lama, sebagian besar warga di Tiban
tersebut.
Kampung berprofesi sebagai buruh industri.
40
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
41
Tiara Armela : Pengaruh Kondisi Permukiman Terhadap Preferensi Bermukim Buruh Industri di Permukiman
Tiban Kampung (36-51)
42
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
signifikan sebesar 0,031 (nilai tersebut <0,05 berjumlah empat orang, luasan ruang tamu
yang berarti ada pengaruh signifikan). yang berkisar antara 3 m2 s/d 6 m2 sudah
dirasa mencukupi kebutuhan keluarga tersebut.
Dalam hal ini, karakteristik rumah tangga
Sedangkan untuk luasan ruang tamu yang
penghuni yang dimaksud yaitu jumlah anggota
kurang dari 3 m2 dirasa kurang luas karena
keluarga yang menghuni rumah tersebut yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan
ternyata dalam penelitian ini berpengaruh
kesempatan untuk menerima tamu dirasa
terhadap tingkat kepuasan jumlah kamar tidur
kurang memungkinkan (mengurangi
pada rumah tinggalnya.
kenyamanan).
Tingkat kepuasan terhadap jumlah kamar tidur
Berdasarkan hal tersebut, preferensi bermukim
yang ada pada rumah tinggal responden saat
buruh industri di permukiman Tiban Kampung
ini, sebanyak 85% menjawab bahwa jumlah
terhadap luasan ruang tamu pada rumah
kamar tidur yang ada masih dirasa mencukupi
tinggalnya cenderung memilih luas ruang tamu
kebutuhan, sedangkan sisanya yaitu sebanyak
minimal seluas 4 m2. Besaran luas ini dirasa
15% menjawab jumlah kamar tidur yang ada
mencukupi karena bagi mereka ruang tamu
saat ini masih dirasa belum mencukupi
bukan merupakan prioritas utama dalam hal
kebutuhan keluarga. Hal tersebut
pengaturan besaran ruang dalam rumah
menunjukkan bahwa preferensi bermukim
tinggalnya.
buruh industri terhadap jumlah kamar tidur
yang diinginkan akan disesuaikan dengan
3. Kondisi Lingkungan Permukiman yang
kebutuhan jumlah anggota keluarganya saat
Berpengaruh Terhadap Preferensi
itu.
Bermukim Buruh Industri di Permukiman
Tiban Kampung
2. Kondisi Rumah Tinggal yang
Berpengaruh Terhadap Preferensi
Berikut dapat diuraikan faktor-faktor kondisi
Bermukim Buruh Industri di Permukiman
lingkungan permukiman yang berpengaruh
Tiban Kampung
terhadap preferensi bermukim buruh industri
di permukiman Tiban Kampung:
Berikut dapat diuraikan faktor-faktor kondisi
rumah tinggal yang berpengaruh terhadap
a. Kemiringan lahan pada lingkungan
preferensi bermukim buruh industri di
rumah tinggal
permukiman Tiban Kampung:
i. Kemiringan lahan pada lingkungan rumah
tinggal berpengaruh terhadap kenyamanan
a. Luasan ruang tamu
atas kondisi kemiringan lahan saat ini yang
Luasan ruang tamu berpengaruh terhadap
ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar
kepuasan atas kondisi ruang tamu saat ini yang
0,000 (nilai tersebut <0,05 yang berarti ada
ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar
pengaruh signifikan).
0,000 (nilai tersebut <0,05 yang berarti ada
pengaruh signifikan). Tingkat kenyamanan dalam memiliki
rumah tinggal yang berada pada lahan datar
Dengan jumlah penghuni pada rumah tinggal
hingga kemiringan lahan sedang lebih
responden yang dominan rata-ratanya
43
Tiara Armela : Pengaruh Kondisi Permukiman Terhadap Preferensi Bermukim Buruh Industri di Permukiman
Tiban Kampung (36-51)
tinggi (sebanyak 66,66% responden) jika menjadi lebih terbatas, resiko terjadinya
dibandingkan dengan tingkat kenyamanan bahaya longsor lebih tinggi.
penghuni yang tinggal di area dengan
kemiringan lahan curam (sebanyak 33,33% iii. Kemiringan lahan pada lingkungan rumah
responden). Responden yang tinggal di tinggal berpengaruh terhadap kemudahan
lahan dengan kemiringan curam sebanyak akses jalan gang saat ini yang ditunjukkan
85% merasa kurang nyaman dan sebanyak dengan nilai signifikan sebesar 0,002 (nilai
15% merasa tidak nyaman tinggal di tersebut <0,05 yang berarti ada pengaruh
tingkat kemiringan lahan tersebut, karena signifikan).
aktifitas pergerakan mereka menjadi lebih
Aksesibilitas terhadap jalan gang yang
terbatas dan biaya perawatan rumah
berada pada lahan datar hingga kemiringan
menjadi lebih mahal.
lahan sedang lebih mudah untuk dilalui
(66,66%) jika dibandingkan dengan jalan
Dengan adanya hal tersebut, maka
gang pada kemiringan lahan yang curam
preferensi bermukim buruh industri terkait
(33,33%). Hal ini dapat terjadi karena pada
dengan kondisi kemiringan lahan yaitu
lahan dengan kemiringan curam
mereka akan cenderung memilih untuk
menjadikan orang-orang yang melalui jalan
tinggal di lahan yang datar hingga lahan
tersebut merasa agak sulit dalam
dengan kemiringan sedang. Jika
melakukan pergerakan.
memungkinkan, mereka akan cenderung
menghindari lokasi rumah tinggal pada Dengan adanya hal tersebut, maka
lahan dengan kemiringan yang curam. preferensi bermukim buruh industri terkait
dengan kemudahan mengakses jalan gang
ii. Kemiringan lahan pada lingkungan rumah
yaitu mereka akan cenderung memilih
tinggal berpengaruh terhadap keamanan untuk melalui jalan gang yang berada pada
atas kondisi kemiringan lahan saat ini yang
lahan datar hingga lahan dengan
ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar kemiringan sedang. Jika memungkinkan,
0,000 (nilai tersebut <0,05 yang berarti ada mereka akan cenderung menghindari lokasi
pengaruh signifikan). lahan dengan kemiringan yang curam
Tingkat kepuasan terhadap rasa aman tersebut.
dalam memiliki rumah tinggal yang berada
pada lahan datar hingga kemiringan lahan iv. Kemiringan lahan pada lingkungan rumah
sedang lebih tinggi (sebanyak 66,66% tinggal berpengaruh terhadap kemudahan
responden) jika dibandingkan dengan akses jalan setapak saat ini yang
tingkat keamanan penghuni yang tinggal di ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar
area dengan kemiringan lahan curam 0,000 (nilai tersebut <0,05 yang berarti ada
(sebanyak 33,33% responden). Responden pengaruh signifikan).
yang tinggal di lahan dengan kemiringan
curam sebanyak 100% merasa kondisi Aksesibilitas terhadap jalan setapak yang
tersebut kurang aman karena selain berada pada lahan datar hingga kemiringan
pergerakan di lingkungan rumah tinggal lahan sedang lebih mudah untuk dilalui jika
dibandingkan dengan jalan setapak pada
44
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
kemiringan lahan yang curam (50% Kristen Protestan atau Katolik, mereka akan
responden menjawab agak sulit dilalui dan lebih memilih untuk tinggal di lingkup area
sisanya menjawab sulit dilalui). Hal ini yang terdapat Gereja didalamnya.
dapat terjadi karena pada kawasan
permukiman ini masih banyak terdapat c. Orientasi bangunan rumah tinggal saat
jalan setapak terutama dengan kemiringan ini
curam belum mengalami perkerasan (masih Orientasi bangunan rumah tinggal di
berupa tanah atau bebatuan) sehingga agak lingkungan permukiman Tiban Kampung
sulit untuk dilalui. berpengaruh terhadap kepuasan pelayanan
persampahan saat ini yang ditunjukkan dengan
Dengan adanya hal tersebut, maka nilai signifikan sebesar 0,003 (nilai tersebut
preferensi bermukim buruh industri terkait <0,05 yang berarti ada pengaruh signifikan).
dengan kemudahan mengakses jalan
setapak yaitu mereka akan cenderung Pengaruh orientasi bangunan rumah tinggal
memilih untuk melalui jalan setapak yang terhadap tingkat kepuasan pelayanan
berada pada lahan datar hingga lahan persampahan di lingkungan permukiman
dengan kemiringan sedang. Jika Tiban Kampung yaitu didasari oleh adanya
memungkinkan, mereka akan cenderung pelayanan pengangkutan sampah yang hanya
menghindari lokasi lahan dengan dapat menjangkau rumah yang berorientasi
kemiringan yang curam tersebut. pada skala jalan lingkungan utama hingga
jalan gang di dalam kawasan tersebut.
b. Ketersediaan sarana peribadatan Sedangkan untuk rumah yang berorientasi
Ketersediaan sarana peribadatan di lingkungan pada jalan setapak maupun lapangan (biasanya
permukiman Tiban Kampung berpengaruh berada ditengah-tengah kumpulan rumah)
terhadap kemudahan mengakses lokasi sarana belum dapat terlayani oleh jasa pengangkutan
peribadatan saat ini yang ditunjukkan dengan sampah sehingga sebanyak 58,33% responden
nilai signifikan sebesar 0,000 (nilai tersebut menyatakan kurang puas. Selain itu,
<0,05 yang berarti ada pengaruh signifikan). ketidakpuasan pelayanan persampahan di
Ketersediaan sarana peribadatan yang permukiman Tiban Kampung ini juga
berlokasi dekat dengan rumah tinggal telah disebabkan oleh minimnya keberadaan
memberikan kepuasan (93,33%) bagi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang
penghuni karena mudah mengakses sarana mudah dijangkau oleh penghuni.
peribadatan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, preferensi bermukim
Dengan adanya hal tersebut, maka preferensi buruh industri di permukiman Tiban Kampung
bermukim buruh industri terkait dengan jika dikaitkan dengan kondisi orientasi
kemudahan mengakses sarana peribadatan bangunan rumah tinggalnya yang berhadapan
yaitu bagi responden yang beragama Islam, dengan jalan lingkungan utama maupun jalan
mereka akan cenderung memilih untuk tinggal gang akan cenderung memilih menggunakan
berdekatan dengan Masjid atau Musholla. jasa pengangkutan sampah. Sedangkan untuk
Sedangkan untuk responden yang beragama responden yang tinggal berhadapan dengan
45
Tiara Armela : Pengaruh Kondisi Permukiman Terhadap Preferensi Bermukim Buruh Industri di Permukiman
Tiban Kampung (36-51)
jalan setapak atau lapangan, maka mereka D.5. Analisis Pengaruh Faktor-faktor pada
akan memilih untuk membuang sampah Kondisi Permukiman Terhadap Preferensi
langsung ke Tempat Pembuangan Sementara Bermukim Buruh Industri di Permukiman
(TPS). Tiban Kampung
46
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
47
Tiara Armela : Pengaruh Kondisi Permukiman Terhadap Preferensi Bermukim Buruh Industri di Permukiman
Tiban Kampung (36-51)
48
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
49
Tiara Armela : Pengaruh Kondisi Permukiman Terhadap Preferensi Bermukim Buruh Industri di Permukiman
Tiban Kampung (36-51)
50
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
51