Anda di halaman 1dari 1

Kasus

Bidan “S” menjadi tersangka dalam kasus aborsi pada ibu “Y” yang sedang hamil 5
bulan. Ibu “Y” melakukan aborsi di klinik bersalin milik Bidan “S”. Berdasarkan
pengakuan “Y”, aborsi dilakukan karena janin yang dikandungnya tidak
berkembang dan denyutnya tidak terekam. Y datang ke klinik bidan bersama
ibunya, pada tanggal 17 Agustus 2022. Bidan S melakukan pemeriksaan dan
menyimpulkan bahwa janin dalam kandungan Y harus dikeluarkan karena sudah
meninggal. Y diberi obat untuk menggugurkan kandungannya, dan harus
membayar biaya tindakan aborsi serta perawatan sebesar 10 juta rupiah. Kasus
aborsi di klinik bidan S, diketahui pihak kepolisian akibat laporan warga setempat
yang mencurigai perubahan fisik Y. Hasil penyelidikan polisi menunjukkan
kecurigaan bahwa klinik tersebut tidak memiliki ijin dari dinas kesehatan
setempat. Bidan S memiliki dua klinik di wilayah tersebut. Berdasarkan
keterangan saksi, praktik aborsi sering dilakukan oleh Bidan S karena berdasarkan
hasil penyidikan , polisi mendapati dua kuburan janin di klinik milik bidan S.

Coba anda analisis, berdasarkan kasus diatas apakah tindakan yang dilakukan
Bidan S atas dasar beliau menjalankan tugasnya berdasarkan hak otonomi bidan
? Coba anda analisis dan jelaskan

Anda mungkin juga menyukai