Anda di halaman 1dari 16

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

Ns. Siti Fatmawati., S.Kep.,MH


PENGERTIAN DILEMA
Dilema adalah situasi sulit yang mengharuskan orang
menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-
sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan,
situasi yang sulit dan membingungkan.
Dilema etik adalah suatu situasi yang dihadapi oleh
seseorang dimana ia harus membuat keputusan tentang
perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya.
Dilema moral Menurut Campbell adalah suatu keadaan
dimana dihadapkan pada dua alternative pilihan, yang
kelihatanyya sama atau hampir sama dan membutuhkan
pemeahan masalah
Masalah–Masalah Etik Moral Dalam Praktek
Kebidanan
Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi dalam pelayanan,Bidan harus
memahami dan mengerti situasi etik moral, yaitu:
1. Untuk melakukan tindakan yang tepat dan berguna.
2.  Untuk mengetahui masalah yang perlu diperhatikan
Masalah Etik Moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan:
1. Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :
a. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
b. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
2. Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan:
c. Pengetahuan klinik yang baik
d. Pengetahuan yang Up to date
e. Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DILEMA ETIK

1. Agama/ kepercayaan
Di rumah sakit pastinya bidan akan bertemu dengan klien
dari berbagai jenis agama/ kepercayaan. Perbedaan ini
nantinya dapat membuat bidan dan klien memiliki cara
pandang yang berbeda dalam menyelesaikan masalah. Cth:
Pandangan tentang aborsi.
2. Hubungan bidan dengan klien
a. Berkata jujur atau tidak
b. Kepercayaan klien
c.  Membagi perhatian
d. Pemberian informasi kepada klien
3. Hubungan perawat dengan dokter
a. Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik
pengobatan
b. Konflik peran bidan
c. Pengambilan keputusan
KONFLIK MORAL
Konflik adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih berusaha
memaksa tujuannya dengan cara mengusahakan unutk
menggagalkan tujuan yang ingin dicapai pihak lainnya.
Konflik moral adalah pertentangan yang terjadi karena pengambilan
keputusan yang menyangkut dilema moral. Konflik moral atau
dilema pada dasarnya sama, kenyataannya konflik yang terjadi
karena berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana sering
menyebabkan dilema
Ada 2 tipe konflik:
1. Konflik yang berhubungan dengan prinsip.
2. Konflik yang berhubungan dengan otonomi.
Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat
dipisahkan.
Penanganan konflik etik kebidanan terdiri atas :
1. Informed Concent
Pesetujuan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak
terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan kebidanan
kepada pasien setelah memperoleh informasi lengkap dan
dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan
2. Negosiasi
Proses yang di dalamnya dua pihak atau lebih bertukar barang
/ jasa dan berupaya menyepakati tingkat kerjasama tersebut.
3. Persuasi
Persuasi bisa diartikan sebagai usaha untuk mengubah sikap
dan kepercayaan melalui informasi dan argument.
Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan
Kebidanan
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan
Klien.
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan
mencegah tindakan yang merugikan/membahayakan orang lain.
3. Menjaga privacy setiap individu.
4.  Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai
dengan porsinya.
5. Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat
diterima dan apa alasannya.
6.  Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam
menganalisis suatu masalah.
7. Menghasilkan tindakan yang benar
8. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia
antara baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yang
berlaku pada umumnya.
10. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak.
11.  Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.
12.  Mengatur hal-hal yang bersifat praktik.
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib
masyarakat maupun tata cara di dalam organisasi profesi.
14.  Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan
tugas profesinya yang biasa disebut kode etik profesi.
LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN
DILEMA ETIK
Ketika keputusan pasien berlawanan dengan tujuan penyelamatan jiwa
pasien maka
bidanharus memiliki alternatif solusi untuk megatasi permasalahan terseb
ut dengantetap memperhatikan konsekuensinya. Oleh karea itu diperlukan
strategi dan langkah-langkah untuk menyelesaikan kasus dilema etik
tersebut.
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Implementasi
4. Evaluasi
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGHADAPI
DILEMA/ETIK MORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah memilih anternatif yang ada.
Ada 5 hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari
keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu:
a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat
Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan
keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan
keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya
dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil
oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan
2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar
suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan
terhadap suatu kasus.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan
pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang
berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan
praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan
apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan
pemecaha masalah.
3. Fakta, keputusan lebih real, valid dan baik
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau
informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang
baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang
cukup itu sangat sulit.
4. Wewenang lebih bersifat rutinitas
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka
akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan
praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati
permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur
atau kurang jelas.
5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, transparan, konsisten.
Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang
memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.
Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam
batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bidan harus mempunyai responsibility dan accountability
2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan
melayani dengan rasa hormat
3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safty and
wellbeing mother
4. Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang
kesejahteraan dan menyatakan pilihannya pada
pengalaman situasi yang aman.
Bentuk pengambilan keputusan:
1. Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau
pimpinan, rencana dan masa depan, rencana bisnis
dan lain-lain.
2. Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di
dunia, klinik, dan komunitas.
3. Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang
dipengaruhi oleh standart praktik kebidanan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan
4. Posisi/kedudukan
5. emosional, didasarkan pada perasaan atau sikap.
6. Rasional, didasarkan pada pengetahuan
Proses Pengambilan Keputusan:
1. Identifikasi masalah.
2. Pengumpulan dan menganalisis data.
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan.
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik.
5. Pelaksanaan keputusan.
6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai