Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL SKRIPSI

STUDI DESKRIPTIF KARAKTERISTIK SAMPAH B3

DI BANK SAMPAH PRIMA KABUPATEN KUDUS

NINDA ULA ZAKIYA

201302376

STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut definisi World Health Organization(WHO) sampah adalah sesuatu yang


tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Undang-
undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari prosesalam yang berbentuk padat. Salah satu
unit yang menyumbangkan samapah adalah rumah tangga. Rumah tangga merupakan
dasar bagi unit analisis dalam banyak model sosial, mikro ekonomi, dan pemerintahan,
dan menjadi bagian penting dalam ilmu ekonomi. (Permen RI, 2008)

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 tahun 1999 limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun yang karena sifat atau konsentrasinya, baik secara langsung ataupun tidak
langsung dapat mencemarkan, merusak, atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Limbah B3 rumah
tangga merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun yang dihasilkan oleh kegiatan
atau aktivitas sehari hari di lingkungan rumah tangga / domestik yang mengandung bahan
atau kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau beracun. (Permen RI, 1999)

Beberapa contoh sampah B3 yang dihasilkan di rumahtangga antara lain sampah dari
baterai, lampu listrik, elektronik, kemasan pestisida, pemutih pakaian, pembersih lantai,
cat, kaleng bertekanan (aerosol), kemasan bahan bakar, sisa obat-obatan (farmasi),
termometer air raksa dan jarum suntik. Bahan-bahan yang terkandung di dalam SB3-RT
memiliki karakteristik yang dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan
manusia serta pencemaran lingkungan. Sampai saat ini, kuantitas dan karakteristik SB3-
RT yang dihasilkan di Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah belum pernah dikaji dan
belum ada mekanisme pengelolaan sampah B3 rumahtangga.
Berdasarkan hasil penelitian dari Iswanto dkk, diketahui bahwa kuantitas SB3-RT
yang dihasilkan oleh 120 rumahtangga dengan jumlah jiwa 486 orang selama 30 hari
adalah sebanyak 568 item dan berat 35.544 g. Dari penelitian tersebut jumlah sampah B3
yang sering di kumpulkan pada rumahtangga adalah batu batrei. Jenis baterai yang
ditemukan dalam penelitian ini terdiri atas: 90,98% baterai rumah sekali pakai dengan tipe
AAA, AA, C, D, 9 Volt dan 12 Volt; 1,68% baterai kancing (button baterry); 7,38%
baterai isi ulang dan 0,82% bateri kendaraan bermotor (aki). Jenis baterai rumah sekali
pakai yang paling banyak adalah AA (45,08%) dengan kadar logam berat.
Kandungan logam berat pada pemeriksaan baterai AA dalam penelitian ini secara
umum lebih tinggi dibandingkan Almeida dkk., (2006), kecuali unsur Pb dan Zn memiliki
kandungan lebih rendah. Jenis unsur logam berat dengan konsentrasi tinggi yang
ditemukan di dalam baterai AA bekas adalah Zn (pada katoda yaitu 7.570,401 μg/g dan
pada anoda sebesar 1.717,903 μg/g), atau lebih rendah dibandingkan hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Almeida dkk., (2006) yaitu pada bagian katoda 9.000 μg/g dan anoda
7,92.105 μg/g. Sementara kandungan Hg sama-sama tidak terdeteksi di dalam baterai AA
bekas. Baterai isi ulang mengandung Co, Cr, Ni, Zn, Al (Nnorom dan Osibanjo, 2009),
sedangkan baterai kancing mengandung Zn, Pb, Cd dan Hg (Anonim, 2014). Baterai
otomotif (lead-acid baterry) mengandung berbagai unsur logam berat antara lain Hg, Pb,
Cd, Cr, Zn dan Ni (Rina dan Wardani, 2005).
Salah satu upaya yang digalakkan pemerintah saat ini dalam mengatasi permasalahan
sampah adalah program bank sampah. Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan
untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah
yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke
tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan
yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar
lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank.

Bank sampah Prima merupakan salah satu bank sampah yang ada di kabupaten Kudus
khusunya di desa Kauman Ngembal Rejo kecamatan Bae. Bank sampah Prima sudah
berdiri sejak 3 tahun yang lalu. Pengelolaan sampah pada bank sampah tersebut melalui
proses pengumpulan, pemilhan, dan pengolahan. Pada proses pengolahan sampah yang
paling banyak diolah adalah sampah organik dan non organik. Sedangkan sampah B3
masih belum ada proses pengolahan hanya saja sampai pada tahap pengumpulan dan
pemilahan.
Oleh karena itu peniliti mengkaji karakteristik sampah B3 rumahtangga di bank
sampah Prima dan aliran materi SB3-RT serta potensi dampak kesehatan lingkungan yang
di timbulkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada diatas maka diperoleh rumusan masalah adalah
bagaimana gambaran karakteristik sampah B3 yang ada di desa Ngembal Rejo ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik sampah B3 rumahtangga di bank sampah desa
Ngembal Rejo.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran pengelolaan sampah di bank sampah Prima.
2. Mengetahui jenis sampah B3 rumah tangga yang paling banyak.
3. Mengetahui pengelolaan sampah B3 rumahtangga di bank sampah desa
Ngembal Rejo.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti :
Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian tentang
karakteristik sampah B3 rumah tangga di bank sampah prima kabupaten
Kudus.

1.4.2 Bagi instansi :

Diharapkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) mendapat masukan yang


bermanfaat dari hasil penelitian.

1.4.3 Bagi Prodi :

Mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat


dalam memahami karakteristik sampah B3 rumah tangga (SB3RT) melalui
proses pengumpulan, pemilahan hingga pengolahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI


2.1.2 Pengertian Sampah B3
Sampah menurut definisi (WHO) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang di buang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. (Chandra, 2006). Dari beberapa
pengelompokan sampah salah satu yang kelompok sampah yang jarang diperhatikan
adalah sampah B3 pada rumahtangga. Sampah B3 adalah sampah yang karena
jumlahnya, atau konsentrasinya , atau karena sifat kimiawi, fisika, dan
mikrobiologinya mengakibatkan :
a. Meningkatnya mortalitas dan morbiditas secara bermakna, atau
menyebabkan penyakit yang tidak reversibel ataupun sakit berat yang pulih
atau reversibel.
b. Berpotensi menimbulkan bahaya sekarang maupun di masa yang akan
datang terhadap kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah, ditransport,
disimpan, dan dibuang dengan baik.
Yang tergolong pada sampah ini merupakan sampah yang berisikan bahan
beracun baik bagi masyarakat maupun bagi fauna dan flora. Sampah seperti ini
biasanya terdiri atas zat kimia organik maupun anorganik serta logam-logam berat.
Pada hakekatnya , kebanyakan merupakan buangan industri. (Slamet, 2008)
Sebuah benda yang berbahaya adalah material yang boleh jadi menghadirkan
bahan berbahaya bagi kehidupanorganisme, material bangunan, aatu lingkungan
karena ledakan atau kebakaran, korosi, keracunan bagi organisme, maupun akibat
yang menghancurkan. (Manahan, 1994)
Pengertian limbah atau sampah menurut Undang-Undang No.23 tahun 1997
tentang pengelolaan lingkungan hidup adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
Yang dimaksud sisa suatu kegiatan adalah sisa suatu kegiatan dan/atau proses
produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, rumah sakit,
industri, pertambangan dan kegiatan lain.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 tahun 1999 limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun yang karena sifat atau konsentrasinya, baik secara langsung
ataupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya. Limbah B3 rumah tangga merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun
yang dihasilkan oleh kegiatan atau aktivitas sehari hari di lingkungan rumah tangga /
domestik yang mengandung bahan atau kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan
atau beracun.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah, sampah B3 merupakan sampah spesifik yang meliputi:
1. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun.
2. Sampah yang mengandung limbah B3.
3. Sampah yang timbul akibat bencana.
4. Bongkaran puing bangunan.
5. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah.
6. Sampah yang timbul secara periodik.

2.1.2 Jenis Sampah B3 Rumah Tangga


Aktifitas sehari-hari yang kita lakukan khususnya di lingkungan rumah tangga,
menghasilkan sisa buangan atau biasa disebut dengan sampah. Sampah rumah tangga
tidak hanya terbatas pada sampah bekas makan saja, tetapi juga menghasilkan sampah
yang termasuk pada kategori B3. Jenis sampah ini antara lain adalah baterai bekas,
neon dan bohlam bekas, kemasan cat, kosmetik atau pelumas kendaraan yang umunya
mengandung bahan-bahan yang menyebabkan iritasi atau gangguan kesehatan lainnya
seperti logam merkuri yang terkandung pada batu batrei. Sampah B3 dapat
digolongkan berdasarkan dua kategori :
1. Berdasarkan Sumber
2. Berdasarkan Karakteristik.
Jenis sampah B3 menurut sumbernya meliputi :
1. Sampah B3 dari sumber tidak spesifik, yaitu B3 ang berasal bukan dari proses
utamanya tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor
korosi, pelarutan kerak, pengemasan dan lain-lain.
2. Sampah B3 dari sumber spesifik, yaitu B3 nahan awal produk atau sisa proses
suatu industri atau kegiatan tertentu.
Sampah B3 RT dikelompokkan berdasarkan jenis aktifitas rumah tangga, yaitu
bahan dan/atau bekas kemasan produk dari :
1. Aktifitas dapur atau tempat cuci, seperti pembersih lantai, pengkilat logam
dan pembersih oven.
2. Aktifitas kamar mandi, seperti pembersih kamar mandi, pembersih toilet
dan obat kadaluarsa.
3. Aktifitas garasi dan pembengkelan, seperti baterai, pembersih badan mobil
dan berbagai macam cat untuk mobil.
4. Aktifitas kamar atau ruangan di dalam rumah, seperti cairan untuk
mengkilapkan mebel, cairan penghilang karat dan pengencer cat.
5. Aktifitas pertamanan, seperti cairan pembunuh jamur, cairan pembunuh
gulma dan racun tikus
Tempat-tempat penghasil sampah B3 rumah tangga adalah garasi, dapur, kamar
mandi, ruang tidur dan hampir seluruh ruangan yang ada di rumah. Dampak dari
sampah B3 rumah tangga ini sangat besar meskipun sebagian besar masyarakat dunia
tidak menyadarinya. Karena semua sampah tersebut mempunyai sifat yang berbahaya
baik terhadap manusia maupun lingkungan. Selain mengandung bahan-bahan kimia
berbahaya sifat sampah tersebut juga tidak dapat diuraikan oleh alam, sehingga
apabila tidak dikelola dengan baik penumpukan sampah B3 rumah tangga di tempat
pembuangan akhir sampah (TPA) akan semakin banyak dan membahayakan. Sampah
B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dam buangan produk yang
tidak memenuhi spesifikasi. (Idil Muh, dkk)

2.1.3 Pengelolaan Sampah B3 Rumahtangga


Penentuan karakteristik sampah B3 biasanya mengacu pada Material Safety
Data Sheet (MSDS) pada setiap zat kimia yang dominan terkandung pada sampah B3.
MSDS adalaha salah satu form yang berisi keterangan data fisik (titik lebur, titik
didih, titik flash, dsb), tosisitas, pengaruh terhadap kesehatan, pertolongan pertama,
reaktifitas, penyimpanan dan pembuangan yang aman, peralatan proteksi, serta
prosedur penanganan bahaya.
Pengelolaan sampah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan pemanfaatan, pengolahan, dan
penimbunan sampah B3. Pelaku pengolhan sampah B3 adalah penghasil yaitu setiap
orang yang melakukan usaha dan kegiatan yang menggunakan atau mengahsilkan
sampah B3. Pengumpul yaitu badan usaha yang melakukan pengumpulan sampah B3.
Pengangkutan yaitu badan usaha yang melakukan pengangkutan sampah B3.
Pemanfaatan yaitu badan usaha yang melakukan pemanfaatab sampah B3.
Pengolahan dilakukan oleh penghasil atau badan usaha yang melakukan kegiatan
pengolahan sampah B3, dan penimbun sampah B3 yaitu badan usaha yang melakukan
kegiatan penimbunan sampah B3.
Tujuan pengelolaan limbah B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta
melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan
fungsinya kembali. Dalam hal ini jelas bahwa setiap kegiatan yang berhubungan dengan
B3 harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada
kondisi semula. (Anggrarini, dkk 2014)

2.1.4 Karakteristik Sampah B3 Rumah Tangga


Berikut ini adalah karakteristik limbah B3 berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.85 Tahun 1999 Limbah B3 antara lain:
1. Mudah meledak; Adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25 derajat
Celcius, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan sekitarnya.
2. Mudah terbakar; Limbah yang mempunyai salah satu sifat berupa cairan yang
mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau pada titik nyala tidak
lebih dari 60 derajat Celcius akan menyala apabila terjadi kontak dengan api,
percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg bukan berupa
cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar dapat mudah menyebabkan
kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara
spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus,
dan merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar serta merupakan
limbah pengoksidasi.
3. Bersifat reaktif; yang dimaksud dengan reaktif adalah yang mempunyai salah satu
sifat yaitu pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan
tanpa peledakan. Dapat bereaksi hebat dengan air. Apabila bercampur air
berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap beracun
dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Limbah Sianida, Sulfida, atau amoniak yang pada kondisi PH antara 2 dan 12.5
dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
4. Beracun; Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia
atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila
masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit, atau mulut.
5. Infeksius; Limbah laboratorium medis, atau limbah lainnya yang terinfeksi
kuman penyakit yang dapat menular. Limbah ini berbahaya karena mengandung
kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja,
pembersih jalan dan masyarakat disekitar lokasi pembuangan limbah.
6. Bersifat korosif; Limbah yang memiliki dari salah satu sifat sebagai berikut:
Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit. Menyebabkan proses pengkaratan pada
lempeng baja dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 min/tahun dengan
temperature 550 C Mempunyai PH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat
asam dan dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa. (Rahim
irwan ridwan, dkk)

2.2 Fokus Penelitian

ORGANIK

KARAKTERISTIK BOD
SAMPAH AN ORGANIK

Berdasarkan
Jenis sampah sumbernya
B3
B3RT

Berdasarkan
akttifitas RT

 Reduksi
 Penyimpanan
Pengelolaan
 Pengumpulan
sampah B3RT
 Pengangkutan
 Pemanfaatan
 Pengolahan
 Penimbunan
sampah B3.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA

3.1 Kerangka Konsep


Karakteristik Sampah B3 Rumah
Tangga
SAMPAH B3 RUMAH
TANGGA Jenis Sampah B3 Rumah Tangga

Pengelolaan Sampah B3 Rumah


Tangga

3.2 Petanyaan Penelitian

3.2.1 Bagaimana gambaran pengelolaan sampah di bank sampah Prima ?


3.2.2 Apa saja jenis sampah B3 rumah tangga yang paling banyak dikumpulkan ?
3.2.3 Bagaimana pengelolaan sampah B3 rumahtangga di bank sampah desa Ngembal
Rejo ?
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif mulai dari


pengumoulan data sampai pengambilan kesimpulan dengan penalaran induktif
(Patoni, 2014), yang akan menjelaskan permasalahan karakteristik sampah B3 rumah
tangga di Desa Kauman Ngembal Rejo RW 4.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal .........di Desa Kauman Ngembal Rejo
Kecamatan Bae Kabupaten Kudus.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanny (Sugiyono, 2003).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua sampah B3 di bank sampah Prima
Desa Kauman Ngembal Rejo RW 4 yang di kumpulkan setiap harinya.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki populasi. Untuk tujuan generalisasi, maka sampel
harus dapat mewakili populasi (representatif). Sampel dikatakan representatif
apabila memenuhi kriteria: berasas probabilitas, besar sampel cukup, ciri populasi
terwakili dan variasi antar unit populasi dibuat sekecil mungkin (Hidayat, 2007).
Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sampah B3 yang
paling banyak dikumpulkan penduduk Desa Kauman Ngembal Rejo RW 4 yang
terdiri dari beberapa jenis sampah B3.
4.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunkan sebgai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu (Nursalam, 2011).

Variabel penelitian ini adalah karakteristik sampah B3 rumah tangga yanga


ada di Desa Kauman Ngembal Rejo RW 4.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk


rancangan penelitian cross sectional, karena cara pengukuran atau pengamatan
variabelnya dilakukan pada saat bersamaan atau sekali waktu (Arikunto, 2006).
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini mengukur kandungan logam berat pada
sampah B3 rumah tangga di Desa Kauman Ngembal Rejo RW 4 adalah :

a. Spektrometer

Spektrometer merupakan alat untuk pemeriksaan logam berat AAS


(Atomic Absorbtion Spektrofotometric).

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan kepada petugas bank sampah untuk


memperoleh informasi mengenai sampah B3 yang paling banyak
dikumpulkan.

c. Kamera
Kamera digunakan sebagai alat untuk dokumentasi proses penelitian.
d. Alat Tulis

Alat tulis digunakan untuk mencatat informasi yang ada di bank


sampah Prima.
4.6 Pengumpulan Data

4.6.1 Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi


mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi 2 yaitu data
primer dan data sekunder.

4.6.1.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti dengan maksud
khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat
objek penelitian dilakukan.

4.6.1.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan atau diperoleh


melalui perantara untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber ada sekunder adalah
literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan
penelitian yang dilakukan.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan sumber data primer yang
diperoleh secara langsung pada tempat objek penelitian dilakukan.

4.7 Pengolahan Data

4.7.1 Tahap Pengolahan

Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data sebagai berikut :

1. (Editing) penyuntingan
2. (Coding) pemberian kode
3. (Input) pemasukan data
4. Tabulasi
5. Mendiskripsikan data
4.7.2 Analisa Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan alisa univariat.Analisa


univariat yaitu analisa yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Soedkidjo Notoadmojo , 2010:182).

Anda mungkin juga menyukai