Anda di halaman 1dari 13

RESUME FISIKA ZAT PADAT 5

IKATAN KRISTAL

OLEH

Nama : Munira Alzura

Nim : 17033025

Prodi : Pendidikan Fisika

Dosen : Drs. Hufri, M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
IKATAN KRISTAL

A. Gaya Interaksi dan Jenis Ikatan


Suatu Kristal, letak atom relatif jauh satu sama lain sehingga gaya inti tidak
berperan. Dengan demikian formasi kristal terjadi karena gaya antar atom. Dalam kristal,
gaya antar atom bersifat listrik. Energi kristal lebih rendah daripada energi atom
bebasnya. Hal ini menyebabkan kristal lebih stabil daripada atom-atom bebas
penyusunnya. Misalnya, kristal NaCl lebih stabil daripada kumpulan atom-atom Na dan
Cl bebas. Perbedaan energi ini, disebut energi ikat (energi kohesi), besarnya sama dengan
energi yang diperlukan untuk memecah kristal tersebut menjadi atom bebas bagiannya.
Energi kohesi berkisar antara 0,02 eV peratom untuk ikatan terlemah (ikatan Van der
Walls) dan 10 eV peratom untuk ikatan terkuat (ikatan kovalen). Ikatan logam terletak di
antara dua harga ekstrim.
1. Ikatan Ionik
Ikatan Ionik adalah Ikatan yang dibentuk oleh-oleh ion, Terjadi karena gaya
tarik elektrostatik (Coulomb) antara ion positif dan ion negatif. dan Ikatan ionik dapat
terbentuk antar atom yang memiliki energy ionisasI rendah, sehingga mudah terjadi
pelepasan elektronnya. Dalam hal ini, atom yang satu memberikan electronnya pada
atom yang lain, sehingga terbentuk ion positif dan ion negatif yang saling mengikat.
Sesuai dengan namanya, maka unsur-unsur yang berikatan dengan jenis ikatan ini
adalah ion-ionik (ionik). Ion adalah atom yang melepaskan atau menerima elektron.
Pada dasarnya atom adalah netral secara kelistrikan, artinya jumlah muatan positif
sama dengan jumlah muatan negatif. Muatan positif dimiliki oleh proton yang terletak
pada inti atom, sedangkan muatan negatif dimiliki oleh elektron-elektron yang
bergerak mengelilingi atom. Karena jumlah proton dan elektron pada suatu atom
adalah sama, maka jumlah muatan positif dan negatif juga sama, sehingga atom
bersifat netral.
Ion positif dan negatif dapat saling tarik menarik membentuk suatu ikatan.
Gaya pengikatnya adalah gaya Coulomb. Gaya Coulomb adalah gaya tarik menarik
atau tolak menolak antara dua partikel bermuatan listrik. Gaya tarik menarik terajadi
antara dua partikel atau lebih yang muatan listrik tidak sejenis (positif dan negatif),
sedangkan gaya tolak menolak terajadi antara dua partikel atau lebih yang muatannya
sejenis (negatif dengan negatif atau positif dengan positif.
Biasanya, ikatan ionik tidak menghasilkan pembentukan molekul yang
berpasangan, tetapi merupakan kumpulan ion positif dan negatif yang tersusun dalam
struktur tertentu. Misalnya, struktur FCC NaCl, dalam setiap bentuk dan ukuran
apapun selalu berisikan jumlah ion Na+ dan ion Cl- yang sama banyak.

Dalam molekul NaCl, ion Na mengikat diri pada ion Cl, karena
merupakan ikatan antar ion, maka bersifat elektrostatik atau bersifat Coloumb.
Ikatan ionik pada kristal NaCl terbentuk dari interaksi elektrostatis antara ion
Na+ dengan Cl-.

11 Na 1s2 2s2 2p6 3s1

Na + 5,1 eV (Energi ionisasi) Na+ + e

17 Cl 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

e + Cl Cl- + 3,6 eV (afinitas elektron)

Na+ + Cl- NaCl + 7,9 eV (energi elektrosis)


Atom Na memberikan elektron pada atom Cl sehingga atom Na menjadi ion
positif dan Cl menjadi negatif. Ikatan keduanya terjadi oleh suatu gaya tarik antara ion
positif dan negatif hingga mencapai konfigurasi gas mulia. Gaya tarik ion yang
berbeda lebih mendominasi dari pada gaya tolak ion yang sama. Akibatnya terjadi
ikatan ionik antara ion Na dan ion Cl
Sifat kristal ionik :
a. Keras dan stabil
b. Merupakan konduktor yang buruk karena tidak ada electron bebas
c. Suhu penguapan tinggi sekitar 1000 sampai 2000 K
d. Tidak tembus cahaya
e. Mudah larut dalam air
f. Menyerap radiasi inframerah
2. Ikatan Kovalen
Ikatan ini terjadi karena antara dua atom atau lebih saling memberikan elektron
yang membentuk elektron urunan (sharing electron). Keberadaan elektron urunan
diantara atom-atom inilah yang menghasilkan gaya tarikan antara elektron dengan
atom induknya. Keadaan fisis ikatan kovalen dalam Kristal sama dengan dalam
molekul. Gaya tarikan terjadi antara elektron dan proton di sepanjang garis yang
menghubungkan inti berturutan. Sedangkan gaya tolaknya terjadi karena interaksi
prinsip eksklusi Pauli saat inti saling merapat. Gaya tarikan elektron-proton lebih dari
cukup untuk mengimbangi penolakan langsung elektron-elektron ataupun proton-
proton. Contoh ikatan kovalen adalah ZnS, Intan, SiC, CuCl, dll.

Gambar 2. Ikatan Kovalen atom Hidrogen

Keberadaan sepasang elektron di antara atom hidrogen di atas menyebabkan


terjadinya ikatan yang kuat dalam molekul hidrogen. Ikatan yang terjadi karena
pemakaian bersama sepasang elektron oleh atom untuk mencapai konfigurasi gas
mulia dalam suatu molekul disebut ikatan kovalen. Kedua elektron itu akan mengorbit
kedua inti hidrogen, sehingga setiap inti seolah-olah memiliki dua buah elektron. Hal
ini merupakan bukti bahwa semua atom adalah identik sehingga transfer elektron dari
satu atom ke yang lain tidak menimbulkan akibat apapun.
Ikatan kovalen juga kuat, seperti ditunjukkan oleh intan yang tingkat
kekerasannya tinggi dan titik leleh di atas 30000C. Ikatan dua atom karbon dalam
struktur intan memiliki energi kohesi 7,3 eV peratom.
Karakteristik Ikatan Kovalen :
a. Memiliki energi ikat yang besar sehingga sangat keras dan tembus cahaya
b. Titik leleh tinggi
c. Tidak larut dalam zat cair biasa dan dalam hampir semua pelarut.
d. Energi kohesif 16 sampai 12 eV

Contoh ikatan kovalen ada Fluorin :


Perbandingan ikatan ion dengan ikatan kovalen :

3. Ikatan Logam

Apabila sejumlah besar atom bergabung dengan berbagi elektron masing-


masing, ini disebut ikatan logam. Logam seperti besi, tembaga, seng, aluminium, dan
lain-lain, yang membentuk materi mentah banyak perkakas dan instrumen yang kita
lihat atau gunakan sehari-hari, mendapatkan badan yang padat dan rapat karena ikatan-
ikatan logam yang terbentuk oleh atom-atomnya. Para ilmuwan tidak mampu
menjawab pertanyaan mengapa elektron-elektron pada kulit elektron atom memiliki
kecenderungan itu. Yang paling menarik, makhluk hidup menjadi ada karena
kecenderungan ini.
Ikatan Logam adalah disebut golongan I karena bervalensi I, Pada Kristal
logam atom-atom nya membentuk suatu ikatan yang dikenal dengan nama ikatan
logam, misaln nya padan Na, Fe, Cu, dan sebagainya.
a. Setiap logam mempunyai elektron valensi (elektron terluar) yang sangat mudah
bergerak.
b. Elektron-elektron valensi dilukiskan sebagai lautan awan/gas elektron yamg
membungkus ion-ion positif.
c. Ikatan antara gas elektron ini disebut ikatan logam
d. Sebagai contoh, perhatikan atom natrium (11Na) dengan konfigurasi elektron
dalam orbital atom .
Energi Ikatan Jarak Antar
Bahan Struktur
Per atom (eV) Atom (Å)
Argon FCC 0,1 3,76
Khlor Tetragonal 0,3 4,34
Hidrogen HCP 0,01 3,75
Silikon Kubik (intan) 3,7 2,35

Kubik (ZnS) 3,4 2,80

Kubik (fluorit) 1,0 2,92

KCl Kubik (NaCl) 7,3 3,14


AgBr Kubik (NaCl) 5,4 2,88
BaF2 Kubik (fluorit) 17,3 2,69
Na BCC 1,1 3,70
Ag FCC 3,0 2,88
Ni FCC 4,4 2,48
Sifat-sifat Kristal logam :
a. Tidak tembus cahaya
b. Permukaannya tampak mengkilap
c. Memiliki konduktivitas yang baik
d. Dapat dilarutkan dan dicampurkan dengan logam lain sehingga membentuk
senyawa baru
Contoh ikatan logam adalah Fe, Li, Na, Cu, Ag, Zn, dll.

4. Ikatan Van der walls

Gas mempunyal sifat bentuk dan volumenya dapat berubah sesuai tempatnya.
Jarak antara molekul-molekul gas relatif jauh dan gaya tarik menariknya sangat lemah.
Pada penurunan suhu, fasa gas dapat berubah menjadi fasa cair atau padat. Pada
keadaan ini jarak antara molekul-molekulnya menjadi lebih dekat dan gaya tarik
menariknya relatif lebih kuat. Gaya tarik menarik antara molekul-molekul yang
berdekatan ini disebut gaya Van der walls gaya yang menjadi sumber gaya kohesi zat
padat yang mengandung molekul moleku tak polar ( gejala fisika seperti tengangan
permukaan dan gesekan bersumber dari gaya ini). Contoh dari zat padat yang
terpengaruhin oleh gaya ini adalah yang atom atomnya lembab, halogen,gas lain
seperti H2,N2 atau O2 atau juga molekul simetris seperti CH4 atau GeCl4.
Interaksi antara momen dipol listrik sesaat inilah yang memberikan ikatan
antara atom gas mulia. Interaksi tarik-menarik dipol induksi antara dua dipol berjarak
R telah dirumuskan oleh Van der Walls melalui energi
Interaksi tolak-menolaknya bersumber dari interaksi prinsip eksklusi Pauli.
Secara empirik didapatkan potensial tolak-menolak

Dimana ε dan σ adalah parameter baru, dengan 4εσ6 = A dan 4εσ12 = B.


Potensial di atas dikenal dengan nama potensial Lennard-Jones.
Gaya antara dua atom ditentukan melalui –dU/dR. gaya ini sangat cepat
berubah dengan jarak R sehingga atom dalam kristal cenderung untuk serapat
mungkin. Biasanya, struktur yang dimiliki oleh gas mulia adalah FCC (“cubic close-
packed”).
Energi kinetik atom gas mulia dapat diabaikan. Oleh karena itu energi kohesi
kristalgas mulia didapatkan dengan menjumlahkan potensial Lennard-Jones (1.45) di
atas terhadap semua pasangan atom dalam kristal. Jika terdapat Nbuah atom dalam
kristal, maka energi tersebut

dimana pijR adalah jarak antara atom ke-i dan j. Faktor ½ muncul karena hitungan
dilakukan dua kali pada setiap pasangan atom.
Untuk struktur FCC, dimana terdapat 12 tetangga terdekat, perhitunganMenghasilkan

Pada posisi setimbang Ro, energi total sistem berharga minimum sehingga

dan menghasilkan harga Ro/σ = 1,09. Persamaan yang ada di substitusikan, sehingga

dan pada posisi setimbang Ro Utot(Ro) = - (2,15) (4Nε)


Perhitungan energi kohesi ini berlaku jika atom-atom dalam keadaan diam. Jika
dilakukan koreksi mekanika kuantum, maka energi tersebut harus direduksi sebesar
28; 10; 6 dan 4 %, masing-masing untuk Ne, Ar, Kr dan Xe.
Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering
dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas.

Semua atom dan molekul (bahkan atom gas mulia) menunjukkan saling tarik-
menarik berjangkauan pendek yang ditimbulkan oleh gaya Van der Waals
(gaya tarik antar dipol sesaat).
Gaya van der Waals merupakan penyebab dari kondensasi gas menjadi zat
cair dan pembekuan zat cair menjadi zat padat walau tdk terdapat mekanisme
ikatan ionik, kovalen atau ikatan logam.

Tarikan Van der Waals berbanding lurus dengan r-7 , shg hanya penting utk
molekul yang sangat berdekatan. Gaya ini sangat lemah dibandingkan dengan
gaya pada ikatan kovalen maupun ikatan ionik.

Karena lemahnya ikatan ini, maka gas-gas menguap pada suhu yang rendah.
Titik leleh helium, neon dan argon padat adalah : - 272,2; - 248,7 dan – 189, 2
C

5. Ikatan Hidrogen

Molekul air (H2O) terisolasi berikatan kovalen sehingga atom penyusunnya


terikat secara kuat. Tetapi, dalam kristal es yang tersusun atas molekul air, ikatannya
jauh lebih lemah. Hal ini ditandai oleh adanya titik leleh air pada 0 0C.Sifat listrik
sebuah molekul air terisolasi adalah netral. Tetapi, dalam kristal es distribusi muatan
internal sedemikian rupa sehingga menghasilkan interaksi antar molekul. Elektron
lebih ditarik ke arah atom oksigen sehingga bermuatan negatif dan dalam waktu
bersamaan atom hidrogen menjadi bermuatan positif. Keadaan ini menghasilkan dipol
listrik dalam molekul air. Gaya tarik-menarik antar dipol listrik inilah yang
menghasilkan ikatan hidrogen sehingga terbentuk kristal.

Gambar 4. (a) Molekul air (b) Susunan molekul air

Sifat-sifat Kristal logam :


a. Wujud cair, ikatan hydrogen antara satu molekul H2O dengan molekul H2O yang
lain mudah putus akibat gerak termal atom-atom H dan O.Namun dapat
tersambung dengan molekul H2O yang letaknya relative lebih jauh.
b. Wujud padat, ikatannya hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya lebih
rendah dari energi ikat hydrogen. Contohnya Kristal es (suhunya lebih rendah).

Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom
lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari
senyawa yang sama.

Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan


ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan
dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.

Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F
yang memiliki pasangan elektron bebas

Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa
tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin
besar titik didih dari senyawa tersebut.

Pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya.
Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan
hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda
keelektronegatifan terbesar.

SIFAT-SIFAT IKATAN HIDROGEN

1. Wujud cair, ikatan hidrogen antara satu molekul H2O dengan molekul H2O
yang lain mudah putus, akibat gerak termal atom-atom H dan O. Namun
dapat tersambung dengan molekul H2O yang letaknya relatif lebih jauh.

2. Wujud padat, ikatan hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya lebih
rendah dari energi ikat hidrogen : kristal es (suhunya lebih rendah).

B. Energi Kohesif Ikatan Ionik


Energi kohesif kristal didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk
memecah/ memisahkan kristal menjadi komponen-komponennya yang berupa atom-atom
bebas yang netral pada keadaan diam dan pada jarak tak hingga.

Apabila komponen-komponen kristal berupa ion positif dan ion negatif, maka
energi kohesif lebih tepat disebut energi kisi. Misalnya kristal NaCl yang memiliki
struktur kristal FCC. Tiap ion Na+ dalam kristal dikelilingi oleh enam ion Cl- terdekat
yang masing-masing berjarak r. Energi potensial ion Na+ yang disebabkan oleh enam ion
Cl- adalah :

6e 2
V1  
4 0 r

Tetangga terdekat berikutnya adalah 12 ion Na+ yang masing-masing dengan


jarak r yaitu diagonal bujur sangkar yang sisinya r. Energi potensial ion Na+ akibat 12ion
Na+ adalah :
2
12 e
V 1 =+
4 πε 0 r √ 2

Bila penjumlahan ini diteruskan terhadap semua ion-ion positif dan negatif dalam
suatu kristal yang tak terbatas, maka hasil penjumlahannya adalah :

e2 12
V1   (6   ....)
4 0 r 2

e2
 1,748
4 0 r

Contoh energi yang dimiliki oleh beberapa molekul :


+
Contoh ikatan ionic yaitu kristal NaCl yang terbentuk dari interaksi elektrostatis antara ion Na
-
dengan Cl
2 2 6 1
11 Na 1s 2s 2p 3s

+
Na + 5,1 eV (Energi ionisasi) Na + e

2 2 6 2 5
17 Cl 1s 2s 2p 3s 3p

-
e + Cl Cl + 3,6 eV (afinitas elektron)
+ -
Na + Cl NaCl + 7,9 eV (energi elektrostatis)

Energi Kohesif = Energi elektrostatis – Energi ionisasi + afinitas elektron


= 7,9 eV – 5,1 eV + 3,6 eV
= 6,4 eV
Na + Cl NaCl + 6,4 eV (energi kohesif)

C. Kostanta Madelung

Deretan interaksi antara ion positif dan negatif merupakan interaksi elektrostatis
tarik – menarik antara ion-ion yang berbeda muatan dan tolakmenolak antara ion-ion
sejenis. Ion-ion tersebut menata sendiri dalam struktur kristal apapun yang memberikan
interaksi tarikan paling kuat sesuai dengan interaksi tolakan pada jarak pendek antara
inti-inti ion.
Interaksi tolakan antara ion-ion dengan konfigurasi gas lamban adalah serupa
dengan interaksi tolakan atom-atom gas lamban. Interaksi tolakan dari Van Der Walls
memberikan kontribusi yang relatif kecil untuk energi kohesi dalam kristal ionik.
Kontribusi utama untuk energi ikat dari kristal ionik adalah elektrostatik dan dinamakan
energi Madelung. Perhatikanlah suatu rantai linear dari ion-ion yang berselang-seling
tanda seperti pada Gambar 1.4.
Sebagai acuan, misalnya diambil sebuah ion positif dan r0 sebagai jarak terpendek
antar ion-ion. Kita mengetahui bahwa energi tarikan Coulomb untuk tetangga terdekat
adalah,

Apabila kita jumlahkan energi untuk semua ion-ion dalam susunan linear maka
besarnya adalah:

Konstanta sebesar 2 log 2 dinamakan konstanta Madelung per molekul ion kristal atau 2
NA log 2 per kmol. Pada bentuk tiga dimensi susunannya menjadi lebih sulit dan tidak
mungkin menjumlahkan seperti dalam kasus kisi satu dimensi. Kita lihat kembali struktur
kisi NaCl seperti gambar 1.5. Energi potensial keseluruhan diperoleh dengan
menambahkan semua energi tarikan dan tolakan antar ionion.
Konstanta Madelung merupakan efek dari bentuk susunan ion-ion pada energi
potensial elektrostatis. Konstanta yang dimiliki struktur kristal ini tergantung pada
parameter kisi, jarak anion – kation atau volume molekuler kristal. Persamaan (1.25)
harus digunakan untuk monovalen seperti sodium chlorid.
Contoh beberapa konstanta Madelung

DAPUS
Darmawan, dkk. 1997 . Fisika Zat Padat. Jakarta : Universitas Terbuka.
Nyoman. S. 1989. Pengantar Fisika Zat Padat. Jakarta : P2LPTK Dikti.
Kittle, C. 1976. Introduction to Solid State Physics. New York : Addison Wesley

Anda mungkin juga menyukai