IKATAN KRISTAL
OLEH
Nim : 17033025
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
IKATAN KRISTAL
Dalam molekul NaCl, ion Na mengikat diri pada ion Cl, karena
merupakan ikatan antar ion, maka bersifat elektrostatik atau bersifat Coloumb.
Ikatan ionik pada kristal NaCl terbentuk dari interaksi elektrostatis antara ion
Na+ dengan Cl-.
3. Ikatan Logam
Gas mempunyal sifat bentuk dan volumenya dapat berubah sesuai tempatnya.
Jarak antara molekul-molekul gas relatif jauh dan gaya tarik menariknya sangat lemah.
Pada penurunan suhu, fasa gas dapat berubah menjadi fasa cair atau padat. Pada
keadaan ini jarak antara molekul-molekulnya menjadi lebih dekat dan gaya tarik
menariknya relatif lebih kuat. Gaya tarik menarik antara molekul-molekul yang
berdekatan ini disebut gaya Van der walls gaya yang menjadi sumber gaya kohesi zat
padat yang mengandung molekul moleku tak polar ( gejala fisika seperti tengangan
permukaan dan gesekan bersumber dari gaya ini). Contoh dari zat padat yang
terpengaruhin oleh gaya ini adalah yang atom atomnya lembab, halogen,gas lain
seperti H2,N2 atau O2 atau juga molekul simetris seperti CH4 atau GeCl4.
Interaksi antara momen dipol listrik sesaat inilah yang memberikan ikatan
antara atom gas mulia. Interaksi tarik-menarik dipol induksi antara dua dipol berjarak
R telah dirumuskan oleh Van der Walls melalui energi
Interaksi tolak-menolaknya bersumber dari interaksi prinsip eksklusi Pauli.
Secara empirik didapatkan potensial tolak-menolak
dimana pijR adalah jarak antara atom ke-i dan j. Faktor ½ muncul karena hitungan
dilakukan dua kali pada setiap pasangan atom.
Untuk struktur FCC, dimana terdapat 12 tetangga terdekat, perhitunganMenghasilkan
Pada posisi setimbang Ro, energi total sistem berharga minimum sehingga
dan menghasilkan harga Ro/σ = 1,09. Persamaan yang ada di substitusikan, sehingga
Semua atom dan molekul (bahkan atom gas mulia) menunjukkan saling tarik-
menarik berjangkauan pendek yang ditimbulkan oleh gaya Van der Waals
(gaya tarik antar dipol sesaat).
Gaya van der Waals merupakan penyebab dari kondensasi gas menjadi zat
cair dan pembekuan zat cair menjadi zat padat walau tdk terdapat mekanisme
ikatan ionik, kovalen atau ikatan logam.
Tarikan Van der Waals berbanding lurus dengan r-7 , shg hanya penting utk
molekul yang sangat berdekatan. Gaya ini sangat lemah dibandingkan dengan
gaya pada ikatan kovalen maupun ikatan ionik.
Karena lemahnya ikatan ini, maka gas-gas menguap pada suhu yang rendah.
Titik leleh helium, neon dan argon padat adalah : - 272,2; - 248,7 dan – 189, 2
C
5. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom
lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari
senyawa yang sama.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F
yang memiliki pasangan elektron bebas
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa
tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin
besar titik didih dari senyawa tersebut.
Pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya.
Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan
hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda
keelektronegatifan terbesar.
1. Wujud cair, ikatan hidrogen antara satu molekul H2O dengan molekul H2O
yang lain mudah putus, akibat gerak termal atom-atom H dan O. Namun
dapat tersambung dengan molekul H2O yang letaknya relatif lebih jauh.
2. Wujud padat, ikatan hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya lebih
rendah dari energi ikat hidrogen : kristal es (suhunya lebih rendah).
Apabila komponen-komponen kristal berupa ion positif dan ion negatif, maka
energi kohesif lebih tepat disebut energi kisi. Misalnya kristal NaCl yang memiliki
struktur kristal FCC. Tiap ion Na+ dalam kristal dikelilingi oleh enam ion Cl- terdekat
yang masing-masing berjarak r. Energi potensial ion Na+ yang disebabkan oleh enam ion
Cl- adalah :
6e 2
V1
4 0 r
Bila penjumlahan ini diteruskan terhadap semua ion-ion positif dan negatif dalam
suatu kristal yang tak terbatas, maka hasil penjumlahannya adalah :
e2 12
V1 (6 ....)
4 0 r 2
e2
1,748
4 0 r
+
Na + 5,1 eV (Energi ionisasi) Na + e
2 2 6 2 5
17 Cl 1s 2s 2p 3s 3p
-
e + Cl Cl + 3,6 eV (afinitas elektron)
+ -
Na + Cl NaCl + 7,9 eV (energi elektrostatis)
C. Kostanta Madelung
Deretan interaksi antara ion positif dan negatif merupakan interaksi elektrostatis
tarik – menarik antara ion-ion yang berbeda muatan dan tolakmenolak antara ion-ion
sejenis. Ion-ion tersebut menata sendiri dalam struktur kristal apapun yang memberikan
interaksi tarikan paling kuat sesuai dengan interaksi tolakan pada jarak pendek antara
inti-inti ion.
Interaksi tolakan antara ion-ion dengan konfigurasi gas lamban adalah serupa
dengan interaksi tolakan atom-atom gas lamban. Interaksi tolakan dari Van Der Walls
memberikan kontribusi yang relatif kecil untuk energi kohesi dalam kristal ionik.
Kontribusi utama untuk energi ikat dari kristal ionik adalah elektrostatik dan dinamakan
energi Madelung. Perhatikanlah suatu rantai linear dari ion-ion yang berselang-seling
tanda seperti pada Gambar 1.4.
Sebagai acuan, misalnya diambil sebuah ion positif dan r0 sebagai jarak terpendek
antar ion-ion. Kita mengetahui bahwa energi tarikan Coulomb untuk tetangga terdekat
adalah,
Apabila kita jumlahkan energi untuk semua ion-ion dalam susunan linear maka
besarnya adalah:
Konstanta sebesar 2 log 2 dinamakan konstanta Madelung per molekul ion kristal atau 2
NA log 2 per kmol. Pada bentuk tiga dimensi susunannya menjadi lebih sulit dan tidak
mungkin menjumlahkan seperti dalam kasus kisi satu dimensi. Kita lihat kembali struktur
kisi NaCl seperti gambar 1.5. Energi potensial keseluruhan diperoleh dengan
menambahkan semua energi tarikan dan tolakan antar ionion.
Konstanta Madelung merupakan efek dari bentuk susunan ion-ion pada energi
potensial elektrostatis. Konstanta yang dimiliki struktur kristal ini tergantung pada
parameter kisi, jarak anion – kation atau volume molekuler kristal. Persamaan (1.25)
harus digunakan untuk monovalen seperti sodium chlorid.
Contoh beberapa konstanta Madelung
DAPUS
Darmawan, dkk. 1997 . Fisika Zat Padat. Jakarta : Universitas Terbuka.
Nyoman. S. 1989. Pengantar Fisika Zat Padat. Jakarta : P2LPTK Dikti.
Kittle, C. 1976. Introduction to Solid State Physics. New York : Addison Wesley