Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN DEMOKRASI INDONESIA


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraa)
Dosen Pengampu: Bapak H. Suwarno S.Ag., M.Si.

Oleh:
Hardi Hartono
M. Rif’an Amirudin
M. Yasin Yusuf

Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Faqih Asy’ari (IAIFA) Kediri
2022

i
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perkembangan
Demokrasi Indonesia” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewarganegaraa.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang perkembangan
Demokrasi Indonesia bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Suwarno S.Ag.,
M.Si. selaku guru Mata Kuliah Kewarganrgaraa. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Kediri, 2 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Pengertian Demokrasi...................................................................... 3
B. Komponen Komponen Penegak Demokrasi.................................... 4
C. Prinsip-Prinsip Demokrasi............................................................... 5
D. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia....................... 8
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 12
A. Kesimpulan...................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada pembahasan demokrasi ini akan mengantarkan saudara pada
pemahaman tentang hakikat atau pengertian demokrasi, prinsip-prinsip
demokrasi, komponen penegak demokrasi, dan perkembangan demokrasi di
Indonesia. Demokrasi saat ini merupakan kata yang senantiasa mengisi
perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah
sampai masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat
pemerintahan, tokoh masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat,
cendikiawan, mahasiswa, kaum profesional lainnya. Pada berbagai
kesempatan mulai dari obrolan warung kopi sampai dalam forum ilmiah
seperti seminar, lokakarya, symposium, diskusi publik, dan sebagainya.
Semaraknya perbincangan tentang demokrasi semakin memberi dorongan
kuat agar kehidupan bernegara , berbangsa, dan bermasyarakat menjunjung
tinggi nilai-nilai demokrasi. Wacana tentang demokrasi seringkali dikaitkan
dengan berbagai persoalan. Karena itu demokrasi menjadi alternatif sistem
nilai dalam berbagai lapangan kehidupan manusia baik dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, dan Negara. Demokrasi sepertinya sebuah kata yang
sudah tidak asing bagi siapa saja. Oleh karena itu, untuk mewujudkan salah
satu tujuan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, ada
baiknya kita sebagai calon tenaga pendidik mengetahui hakikat dari demokrasi
ini. Maka, penulis tertarik untuk membahas sebuah makalah dengan judul
“Demokrasi Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Demokrasi ?
2. Apa saja komponen penegak Demokrasi Indonesia?
3. Apa saja prinsip- prinsip Demokrasi?
4. Bagaiman perkembangan demokrasi di Indonesia?
C. Tujuan

4
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Hakikat Demokrasi Indonesia
2. Untuk mengetahui komponen-komponen penegak Demokrasi Indonesia
3. Untuk Mengetahui apa saja prinsip- prinsip Demokrasi
4. Untuk mengetahui perkembangan Demokrasi di Indonesia
1.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi saat ini merupakan kaya yang senantiasa mengisi
perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyrakat bahwa
masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat, pemerintahan,
tokoh masyarakat, aktivitas lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan, maha
siswa dan kaum professional lainnya. Secara etimilogi demokrasi terdiri daru
dua kata yang berasal dari Yunani yaitu: “demos” yang berarti rakyat atau
kekuasaan suatu tempat dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan.
Jadi :demos-cratos” atau “demos-cratos” (demokrasi) adalah kekuasaan atau
kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat
yang berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Adapun pengertian demokrasi dari para ahli yaitu:
1. Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional
untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan dengan cara perjuangan komperatif atas
suara rakyat.
2. Sidney Hook dekrasi adalah bentuk pemerintahab dimana keputusan-
keputusan pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa.
3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl demokrasi merupakan suatu
system pemerintahan dimana pemerintahan dimintai tanggung jawab atas
tindakan-tindakan mereka diwilayah public oleh warga Negara, yang
bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan
para wakil mereka yang telah terpilih.1

1
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan
Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani (Jakarta :IAIN Jakarta Press, 2000), hlm 161-162

6
Jadi demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
semua warga Negara.2
B. Komponen Komponen Penegak Demokrasi
Tegaknya demokrasi sangat terkait dengan komponen-komponen yang
mengawantahkan tegaknya demokrasi antara lain:
1. Negara Hukum
Konsepsi Negara hukum mengandung pengertian bahwa Negara
memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan
peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi
manusia. Istilah hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam penjelasan
UUD 1945 bahwa “Negara Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas
hukum dan bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka”.
Adapun cirri-ciri sebagai berikut:
a. Adanya perlindungan HAM
b. Adannya supremasi hukum dan penyelenggaraan pemerintah.
c. Adanya pemisahan dan kekuasaan Negara.
d. Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri.
2. Masyarakat Madani
Masyarakat madani dengan cirinya sebagai masyarakat terbuka,
masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara,
masrakat yang berpartisipasi aktif. Serta masyarakat egaliter merupakan
bagian yang integral dalam menegakkan demokrasi. Selain itu masyarakat
madani merupakan elemen yang signifikan dalam membangun demokrasi
sebagaimana yang dikatakan oleh Soetandyo Wignyosoebroto, Adi
Suryadi Culla, Muhammad AS. Hikam, Ryaas Rasyid, Samsuddin Haris
sebagai prasyarat demokrasi. Sebab salah satu syarat penting bagi
demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat secara aktif dalam

2
I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, (Jakarta : Universitas Udayana press, 2017), hlm 5

7
proses-proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Negara atau
pemerintahan.
3. Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik yang terdiri dari partai politik, kelompok
gerakan, dan kelompok penrkanan. Partai politik adalah struktur
kelembagaan politik yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-
nilai, dan cita-cita yang sama yaitu memperoleh kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik dalam mewujudkan kebijakan-kebijakannya.
Begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh kelompok gerakan dan
kelompok penekanan merupakan perwujutan adanya kebebasan
berorganisasi, kebebasan menyampaokan pendapat dan melakukan oposisi
terhadap Negara dan pemerintahan.
4. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab sebagai institusi penegak
demokrasi, pres mempunyai peran yang sangat strategis. Salah satu
peranan strategis pres adalah sebagai penyedia informasi bagi masyarakat
yang berkaitan dengan kehidupan kenegaraan dan pemerintahan maupun
masalah yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.3
C. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Menurut Kencana prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut :
1. Adanya pembagian kekuasaan (Sharing Power) untuk
timbulnya iklim dan budaya demokratis, kekuasaan
(power) dipisahkan atau dibagi-bagi antara pembuatan
undang-undang dengan pelaksanaan undang-undang, agar
terjadi pengawasan atau control (Checking power with
power ).
2. Adanya pemilihan umum yang bebas ( general election )
untuk terpilihnya pemerintahan yang dikehendaki oleh
3
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pendidikan Kewargaan
Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani, hlm, 183-188.

8
rakyat atau angota-anggota perwakilan yang akan mewakili
suara rakyat itu sendiri diperlukan pemilihan umum yang
jujur adil, bebas, dan demokratis dilakukan oleh lembaga
independen.
3. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka untuk
tidak terciptanya Negara tirai besi yang kaku dan otoriter ,
perlu keikutsertaan rakyat dalam menilai pemerintahan.
Hal tersebut terwujud bila manajemen pemerintahan
dilakukan secara transparan , menerapkan akuntabilitas
public.
4. Adanya kebebasan individu untuk membuktikan bahwa
rakyat tidak dihantui rasa ketakutan, setiap lapisan
masyarakat mesti memilki kebebasan berbicara, beribadah,
dan kebebasan mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing. Apabila mahasiswa, wartawan,
aktivis partai resmi yang bersuara lantang lalu diciduk , hal
ini sama sekali tidak demokratis.
5. Adanya peradilan bebas untuk tidak ikut campurnya
aparat pemerintah ( dalam arti sempit) dalam peradilan
umum dan penegakan hukum , maka aparat pengadilan
harus bebas dari pengaruh eksekutif , sehingga keluarga
pejabat pemerintah itu sendiri dapat diproses di pengadilan
dan dapat diputuskan hukumannya dengan adil.
6. Adanya pengakuan hak minoritas untuk adanya
perlindungan terhadap kelompok minoritas , mesti ada
pengakuan baik terhadap agama yang minoritas

9
penganutnya atau terhadap golongan ekonomi lemah
seperti pedagang kaki lima.
7. Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum4 untuk tidak
timbulnya Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka
(Machtsstaat), maka hukum di tempatkan pada rujukan
tertinggi. Dengan demikian warga Negara sama
kedudukannya di depan hukum dan lembaga peradilan.
8. Adanya pers yang bebas secara konseptual kebebasan pers
akan mememunculkan pemerintahan yang cerdas, bersih,
dan bijaksana. Untuk menjamin tegaknya demokrasi, per
situ sendiri harus bebas menyuarakan hati nurani rakyat,
baik penyampaian kritik terhadap kebijakan dan
pelaksanaan pemerintah maupun terhadap diri seorang
pejabat public juga dalam penyampaian informasi
pembangunan lainnya. Informasi yang disampaikan pers
hendaknya didukung oleh akurasi data.5
9. Adanya multi partai politik untuk tidak timbulnya dictator
partai atau system monolitik partai politik, system
demokrasi memberikan ruang tumbuhnya multi partai
politik bebas dan mengemukakan dan mengartikulasikan
kepentinganm masyarakat untuk disampaikan kepada
Negara atau pemerintahan. Dalam alam demokrasi, partai
politik berkompetisi dalam pemilu untuk mendapat
4
Hendra Nurtjahyo, Filsafat Demokrasi, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 72

5
Henry Subiakto, Komunikasi Politik Media dan Demokrasi, ( Jakarta : Kencana Prenada
Media grup , 2012), hlm. 144

10
dukungan mayoritas rakyat. Karena itu ada partai yang
mendapat suara dan dukungan mayoritas dan ada yang
mendapat dukungan minoritas. Partai politik yang
mendapat dukungan mayoritas berkesempatan memimpin
pemerintahan , sedangkan partai politik yang mendapat
dukungan minoritas berada dalam parlemen atau diluar
parlemen sebagai kelompok oposisi ( penyeimbang )
pemerintah, sehingga akan timbul Check and balance.
10.Adanya musyawarah untuk menyelesaikan konflik secara
damai seperti timbulnya protes dan demonstrasi yang
dilakukan oleh rakyat hendaklah diselesaikan dengan
musyawarah atau negoisasi (syur), bukan dengan
penekanan dan intimidasi apalagi dengan kekerasan
senjata. Dengan demikian dalam Sistem demokrasi konflik
baik vertical mupun konflik horizontal bukan sesuatu yang
menakutkan , melainkan sesuatu yang harus diselesaikan
dengan damai.
11.Adanya persetujuan parlemen untuk menjalankan roda
pemerintahan, pihak eksekutif terutama pengambilan
keputusan dan kebijakan yang menyangkut kepentingan
banyak, dalam Negara demokrasi dibutuhkan persetujuan
terlebih dahulu dari pihak legislative dan refresentasi
rakyat. Sehingga segala kebijakan dan keputusan eksekutif
dapat dikontrol oleh pihak legislative.
12.Adanya pemerintah yang konstituonal untuk tidak
timbulnya Negara yang bersifat absolutism, yaitu

11
kekuasaan yang tidak terbatas, maka pemerintah harus
berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar). Karena
konstitusi sebagai aturan dasar dalam penyelenggaraan
Negara.
13.Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
untuk terciptanya system demokratis dalam kehidupan
kenegaraan, diperlukan adanya ketentuan tentang
pendemokrasian yaitu Undang-Undang Dasar suatu Negara
mesti tercantumkan secara tertulis, bahwa kedaulatannya
berada di tangan rakyat.
14.Adanya pengawasan terhadap administrasi publik untuk
terciptanya manajemen dan organisasi pemerintahan yang
dapat dipertanggungjawabkan (accountable) dalam
mencapai tujuan nasional yaitu kesejahteraan masyarakat
seutuhnya dan kemerdekaan secara damai, mutlak
dibutuhkan adanya pengawasan terhadap jalannya
danpengaturan administrasi public itu sendiri.
D. Sejarah dan Perkembangan di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam dua tahapan
yaitu tahapan pra kemerdekaan dan tahapan pasca kemerdekaan. Seperti
dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie telah tumbuh praktik yang dapat dikaitan
dengan gagasan kedaulatan rakyat ( penulis menyebut gagasan demokrasi ) di
wilayah nusantara ini terutama yang terjadi di pedesaan. Dengan demikian
bangsa Indonesia tradisi berdemokrasi sebenarnya telah dimulai sejak zaman
kerajaan Nusantara. Karena itu potensi tumbuhnya alam demokrasi sangat
besar.
1. Demokrasi periode 1945-1959

12
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer.
Sistem demokrasi parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah
kemerdekaan diproklamirkan dan diperkuat dalam Undang-undang Dasar
1945 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk Indonesia, meskipun dapat
berjalan secara memuaskan pada beberapa Negara Asia lain. Persatuan
yang dapat digalang selama menghadapi musuh bersama menjadi koridor
dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah
kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya benih-benih demokrasi system
parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan
dewan Perwakilan Rakyat.
Undang Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya system
parlementer dimana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala
negara konstitusional (constitutional head) beserta mentri-mentrinya yang
mempunyai tanggung jawab politik.
Salah satu hal yang penting dalam periode ini adalah adanya
perdebatan yang tidak berkesudahan yang dilakukan oleh anggota
parlemen dari partai yang berbeda. Karena seperti diketahui bahwa pada
periode ini tumbuh era multi partai. Era multi partai diikuti oleh adanya
alam kebebasan ( tumbuhnya paham liberalism ) yang tumbuh pada
periode ini.
Ir. Soekarno sebagai presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 yang menentukan berlakunya kembali Undang Undang Dasar 1945.
Keluarnya Dekrit Presiden tersebut merupakan intervensi presiden
terhadap parlemen. Dengan demikian sejak Dekrit Presiden keluar masa
demokrasi berdasarkan system parlemen berakhir.
2. Demokrasi Periode 1959-1965
Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi peranan
presiden, terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh
komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dalam
praktik pemerintahan, pada periode ini telah banyak melakukan distorsi
terhadap praktik demokrasi. Pada periode ini ada kekeliruan besar dalam

13
demokrasi terpimpin Soekarno, yaitu adanya pengingkaran terhadap nilai-
nilai demokrasi. Demokrasi terpimpin Soekarno sebenarnya bukan system
demokrasi yang sebenarnya melainkan sebagai suatu bentuk otoriterian.
Karena itu pada periode ini sebenarnya alam dan iklim demokrasi tidak
muncu, karena yang sebenarnya terjadi dalam praktik pemerintahan adalah
rezim pemerintah sentralistik otoriter Soekarno. Demokrasi terpimpin ala
Soekarno berakhir dengan lahirnya Gerakan 30 September 1965 yang
didalangi oleh PKI ( Partai Komunis Indonesia).
3. Demokrasi periode 1965-1998
Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan 30
September yang dilakukan oleh PKI. Landasan formil periode ini adalah
Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 serta ketetapan MPRS. Semangat
yang mendasari kelahiran periode ini adalah ingin mengembalikan dan
memurnikan pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen. Namun
demikian “ Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde baru hanya sebagai
retorika dan gagasan belum sampai pada tatanan praksis atau penerapan.
Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini sangat tidak
memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi. Seperti dikatakan oleh
M. Rusli Karim rezim orde baru ditandai oleh Dominan peranan ABRI,
Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pengebirian
peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam berbagai
urusan partai politik dan public, Masam mengambang, Monolitisasi
idologi Negara, Inkorporasi lembaga non-pemerintahan. Tujuan cir
tersebut menjadikan hubungan Negara versus masyarakat secara berhadap-
hadapan dan subordinat, dimana Negara atau pemerintah sangat
mendominasi. Dengan demikian kejadian pengingkaran terhadap nilai-
nilai demokrasi juga terjadi dalam demokrasi Pancasila pada masa rezim
Soeharto.
4. Demokrasi 1998-sekarang dengan Sistem Demokrasi Pancasila ( Orde
Reformasi)

14
Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi
partai yang berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar
Lembaga Negara. Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi ini
adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,
dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-
peraturan yang dianggap tidak demokratis, meningkatkan peran lembaga-
lembaga tinggi Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan , dan
tata hubungan yag jelas antara lembaga-lembaga eksekutif , legislatif, dan
Yudikatif. Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya
DPR-MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih Presiden dan Wakil
Presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi lainnya. Dalam
perkembangannya, pemerintah fokus pada pembagian kekuasaan antar
Presiden dan Parpol dalam DPR, sehingga rakyat diabaikan.6

6
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI), ( Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018), hlm. 50

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian demokrasi, secara etimologi terdiri dari dua kata yang berasal
dari bahasa Yunani yaitu : “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan
suatu tempat dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi
“demos-cratos” atau demokrasi adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat,
kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa
pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat.
2. Komponen Penegak Demokrasi
a. Negara Hukum
b. Masyarakat Madani
c. Infrastruktur Politik
d. Pers yang bebas dan bertanggungjawab
3. Prinsip-prinsip Demokrasi
a. Adanya pembagian kekuasaan
b. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
c. Adanya kebebasan Individu
d. Adanya peradilan yang bebas
e. Adanya pengakuan hak minoritas
f. Adanya pemerintah yang berdasarkan huum
g. Adanya pers yang bebas
h. Adanya multi partai politik
i. Adanya musyawarah
j. Adanya persetujuan parlemen
k. Adanya pemerintah yang constitutional
l. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
m. Adanya pengawasan terhadap administrasi public
4. Perkembangan demokrasi di Indonesia, terdiri dari empat periode, yaitu :
a. Demokrasi periode 1946-1959

16
b. Demokrasi periode 1959-1965
c. Demokrasi periode 1965-1998
d. Demokrasi 1998 – sekarang
B. Saran
Hendaknya mahasiswa memahami dengan betul apa itu hakikat demokrasi
bagi Indonesia sehingga betul-betul menghargai demokrasi yang ada saat ini.
Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan implementasi dan
pengaplikasian pengetahuan yang didapatkan pembaca dari hasil karya penulis
untuk kehidupan pembaca dalam ranah pendidikan yang semakin berkembang
saat ini dan yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan


Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani, Jakarta : IAIN Jakarta Press,
2000
I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, Jakarta : Universitas Udayana press,
2017 Nurtjahyo, Hendra, Filsafat Demokrasi, Jakarta : PT Bumi Aksara,
2006
Subiakto, Henry, Komunikasi Politik Media dan Demokrasi, Jakarta : Kencana
Prenada media grup , 2012
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di
SD/MI), Yogyakarta: Samudra Biru, 2018

18

Anda mungkin juga menyukai