Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 1
BAB I...................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 4
1. Pengertian Identitas Diri............................................................................................4
2. Faktor penyebab identitas diri...................................................................................4
3. Dimensi-Dimensi Identitas Diri..................................................................................5
4. Teori Identitas Diri......................................................................................................7
5. Perkembangan dan Pembentukan Identitas Diri......................................................8
6. Faktor yang Mempengaruhi Identitas Diri................................................................9
7. Pengertian Citra Tubuh............................................................................................10
8. Penyebab Gangguan Citra Tubuh...........................................................................11
9. Faktor Yang Memengaruhi Citra Tubuh..................................................................11
10. Tanda dan Gejala Terjadinya Gangguan Citra Tubuh........................................11
BAB III.................................................................................................................................. 12
PENUTUP............................................................................................................................. 12
A. KESIMPULAN........................................................................................................12
B. SARAN...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang
kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus dengan tanta
ngan dan harapan. Pada masa ini terjadi perubahan mendasar pada aspek bi
ologism kognitif dan sosial.
Pembentukan identitas dari pada masa remaja merupakan masalah penting. K
erena krisis identitas timbul akibat dari konflik internal yang berawal dari masa
transisi itu, maka perlu segera mendapat penyelesaian yang baik mengelola ul
ang (reorganization atau membentuk ulang (restucturing) identitas dirinya (stei
nberg, 1993). Mengelola ulang, karena identitas yang telah terbentuka pada m
asa anak, kini tidak lagi sesuai dengan keadaan dirinya yang telah menjadi re
maja. Keberhasilan merestrukturisasi identitas diri sebagai sosok individu rem
aja akan sangat membantu untuk mengambil peran yang tepat dalam kehidup
annya. Terbentukanya identitas diri pada masa remaja, akan dapat mengarah
kan tingkah laku dan sikap terhadap lingkungan, berpengaruh pada untuk kerj
a dan dalam melihat serta menentukan pilihan terhadap alternatif yang muncul.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan identitas diri?
2. Apa saja faktor penyebab identitas diri?
3. Apa saja dimensi identitas diri?
4. Apa saja teori dan sumber-sumber identitas diri?
5. Bagaimana perkembangan dan pembentukan identitas diri?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi identitas diri?
7. Apa yang dimaksud dengan citra tubuh beserta komponennya?
8. Apa saja penyebab gangguan citra tubuh?
9. Apa saja faktor yang memengaruhi citra tubuh?
10. Apa tanda dan gejala terjadinya gangguan citra tubuh?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian identitas diri
2. Dapat memahami faktor-faktor penyebab identitas diri
3. Dapat mengetahui macam dimensi identitas diri
4. Dapat memgetahui teori dan sumber-sumber indetitas diri
5. Dapat memahami perkembangan dan pembentukan identitas diri
6. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi identitas diri
7. Dapat mengetahui pengertian citra tubuh dan komponen-komponen citra
tubuh
8. Dapat mengetahui apa saja penyebab gangguan citra tubuh
9. Dapat mengetahui faktor yang memengaruhi citra tubuh
10. Dapat mengetahui tanda dan gejala terjadinya gangguan citra tubuh

D. Manfaat Penulisan
2
1. Manfaat teoritis
Memberi kontribusi bagi kemajuan ilmu psikologi, khusunya psikologi
sosial serta psikologi perkembangan dari identitas diri dan citra tubuh
manusia.
2. Manfaat praktis
Diharapkan mampu memberikan informasi mengenai pengaruh konformita
s terhadap identitas diri dan memberikan penilaian yang positif terhadap dirinya
sendiri sehingga membentuk harga diri menjadi lebih tinggi

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Identitas Diri


Menurut Erikson (1968) menjelaskan identitas sebagai perasaan subjek
tif tentang diri yang konsisten dan berkembang dari waktu ke waktu. Dalam be
rbagai tempat dan berbagai situasi sosial, seseorang masih memiliki perasaan
mejadi orang yang sama. Sehingga, orang lain menyadari kontinuitas karakter
individu tersebut dapat merespon dengan tepat. Sehingga, identitas bagi indivi
du dan orang lain mampu memastikan perasaan subjektif tersebut.
Menurut Waterman (1984), identitas berarti memiliki gambaran diri yan
g jelas meliputi sejumlah tujuan yang indin dicapai, nilai, dan kepercayaan dipil

3
ih meliputi sehumlah tujuan yang indin dicapai, nilai, dan kepercayaan yang di
pilih oleh individu tersebut. Komitemn-komitmen ini meningkat sepanjang wakt
u dan telah dibuat karena tujuan, nilai dan kepercayaan yang indin dicapai dini
lai penting untuk memberikan arah, tujuan dan maksna pada hidup.
Menurut Marcia (1993) mengatakan bahwa identitas diri merupakan ko
mponen penting yang menunjukkan identitas personal individu. Semakin baik
struktur pemahaman diri seseorang berkembang, semakin sadar individu akan
keunikan dan kemiripan dengan orang lain, serta semakin sadar akan kekuata
n dan kelemahan individu dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, jika kurang
berkembanga maka individu semakin tergantung pada sumber-sumber ekster
nal untuk evaluasi diri.
Identitas diri merupakan sesuatu yang dinamis sebab terus menerus berubah
dengan persepsi dan pengalaman baru, yang merupakan sasaran atau pelind
ung penting dari perasaan-perasaan seseorang, kecemasan dan nilai-nilai.

2. Faktor penyebab identitas diri


Fuhrmann (1990), mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempen
garuhi proses pembentukan identitas diri :
a. Pola asuh
Pola asuh orang tua mempunyai pengaruh penting dalam pembentukan
identitas remaja.
b. Homogenitas lingkungan
Seseorang cenderung memperoleh identitas yang foreclosure pada ling
kungan yang homogen karena tidak mengalami krisis dan memperoleh
komitmen dari nilai-nilai orang tua dengan mudah. Sebaliknya, pada lin
gkungan yang heterogen, individu diharapkan pada banyak pilihan hing
ga sering mengalami krisis dan dipaksa untuk menentukan suatu pilihan
tertentu.
c. Model untuk identifikasi
Anak mengadakan identifikasi dengan orang-orang yang dikagumi deng
an harapan kelak akan menjadi seperti orang tersebut. Remaja menjadi
kan idola dan model dalam hidupnya. Orang yang berperan dewasa se
bagai model bagi remaja dapat mempengaruhi pembentukan identitas d
iri.
d. Pengalaman masa kanak-kanak
Individu yang mampu menyelesaikan konflik-konflik pada masa kanak-k
anak akan mengalami kemudahan dalam menyelesaikan krisis identitas
pada masa remaja. Menut erikson, identitas berkembang dari rangkaian
identifikasi pada masa kanak-kanak.
e. Perkembangan kognisi
Individu yang memiliki kemampuan berfikir operasional formal akan me
mpunyai komitmen yang kuat dan konsisten sehingga dapat menyelesai
kan krisis identitas dengan baik.
f. Sifat individu
rasa ingin tahu dan keinginan yang kuat untuk mengadakan eksplorasi
membantu tercapainya identity achievement.
g. Pengalaman kerja
Individu yang telah memiliki pengalaman kerja atau telah memasuki dun
ia kerja akan menstimulasi identitas diri.
h. Identitas etnik

4
Etnis dan harapan dari lingkungan etnis tempat individu tinggal akan me
mpengaruhi pencapaian identitas.

3. Dimensi-Dimensi Identitas Diri


Erikson (dalam Santrock, 2003) mengemukakan bahwa aspek-aspek self id
entity adalah genetik, adaptif, struktural, dinamis, timbal balik psikososial dan
status eksistensial yang dapat membantu individu dalam menemukan identitas
dirinya.
Ishiyama (1989) yang mengembangkan teori Erikson menyebutkan self identit
y sebagai “multi-lateral” di mana ada banyak dimensi yang membingkai identit
as diri seorang individu.
Dimensi-dimensi identitas diri antara lain:
1. Sosial Identity atau Identitas Sosial
Identitas sosial yang dimaksud ialah remaja dan keanggotaan atau eksiste
nsinya secara sosial. Kelompok sosial merupakan suatu hal yang penting b
agi remaja. Komunitas dan pergaulan bersama teman sebaya merupakan
hal yang tidak dapat dipisahkan dari diri seorang remaja. Remaja mengam
bil peran dan menghabiskan banyak perhatian untuk bisa atau berada dala
m suatu komunitas sosial, menjadi anggota suatu kelompok, dan sebagain
ya. Seperti kelompok teman sebaya misalnya. Bagi remaja, kelompok tem
an sebaya adalah sumber kasih sayang, simpati, perhatian, pengertian, da
n tuntutan moral; tempat untuk melakukan eksperimen; serta sarana untuk
mencapai otonomi dan kemandirian dari orang tua (Papalia & Feldman, 20
09).
2. Physical Identity atau Identitas Fisik Penampilan atau fisik merupakan perh
atian penting bagi seorang remaja. Remaja bisa menjadi gelisah karena fisi
k atau penampilannya bahkan berusaha keras untuk memiliki penampilan
yang baik. Identitas fisik selalu dipengaruhi oleh konteks sosial di mana re
maja berada. Demikian juga penilaian orang lain terhadap fisik dan penam
pilan remaja juga memiliki pengaruh besar bagi identitas fisik seorang rem
aja. Preokupasi terhadap citra tubuh sangat kuat di antara remaja. Secara
umum, jika dibandingkan dengan remaja laki-laki, remaja perempuan kura
ng puas dengan tubuhnya (Santrock, 2011). Gambaran citra diri menjadi p
enting bagi seorang remaja, bahkan sebuah studi membuktikan bahwa ada
sebuah hubungan sebab-akibat antara citra fisik dan reputasi seorang rem
aja. Seperti mengenai proporsi tubuh tinggi atau pendek, tampilan wajah, k
egemukan dan perubahan warna suara biasanya menjadi “masalah‟ bagi s
eorang remaja. Namun betapa pun hal-hal tersebut menjadi masalah, nam
un bagi seorang remaja hal-hal tersebut berhubungan fungsi-fungsi tertent
u antara lain remaja menjadi lebih memperhatikan kesehatan, kekuatan, d
5
an koordinasi yang mana semuannya itu berimbas pada aktivitas sosialnya
bersama teman atau kelompok sebayanya (Powell, 1963).
3. Personal Identity atau Identitas Personal Karakteristik personal atau keprib
adian remaja merupakan bagian yang juga penting. Hal tersebut karena se
lain perkembangan fisik mengalami perubahan-perubahan besar tetapi pad
a saat yang sama kepribadian remaja pun juga mengalami perubahan sep
erti konsep diri (self-concept) juga kematangan emosional serta intelegensi
Dalam suatu studi yang dilakukan oleh Mussen dan Jones (dalam Powell,
1963) menyatakan bahwa lingkungan sosio-psikologis dan karakteristik fisi
k yang lambat memengaruhi dengan pengaruh merugikan bagi kepribadian
seorang remaja, sedangkan pada saat yang sama tanda-tanda konsep diri
yang muncul pada remaja awal pada umumnya menimbulkan rasa percaya
diri pada seorang remaja. Perkembangan konsep diri yang sehat terlihat sa
ngat sulit bagi seorang remaja. Masyarakat yang mana di dalamnya remaj
a ada dan bertumbuh memiliki pengaruh utama dalam aspek perkembanga
nya, sejak konsep diri yang ideal sering berdasarkan persepsi dari apa yan
g dipatok oleh masyarakat sebagai yang ideal (Powell, 1963). Seorang rem
aja lebih menaruh perhatian pada tindakan-tindakan yang kelihatan dari pa
da kepribadian inti (inner personality). Seperti kejujuran, keramahan, keber
anian dan sebagaian adalah karakteristik yang dilihat oleh seorang remaja
sebagai yang paling diinginkan ada pada orang lain dan juga pada dirinya.
Umumnya, karakteristik seperti agresif tidak diterima. Kepribadian dan kara
teristik sifat menjadi sangat penting bagi seroang remaja ketika ia mulai ma
suk dalam suatu kelompok sosial dan atau dalam perkembangan hubunga
n personal antar lawan jenis (Powell, 1963).
4. Familial Identity atau Identitas Keluarga Remaja yang paling merasa aman
memiliki hubungan yang kuat dan penuh dukungan dengan orang tua yang
memahami cara remaja melihat diri mereka sendiri, mengizinkan dan men
dorong usaha mereka untuk mencapai kemandirian, serta menyediakan te
mpat mana di saat-saat remaja mengalami tekanan emosional. Namun dis
aat yang sama remaja merasakan tekanan antara ketergantungan mereka
dengan orang tua dan kebutuhan untuk melepaskan diri. Begitu pun juga d
engan orang tua merasakan berbagai hal. Tekanan keluarga yang menghe
ndaki remaja untuk memiliki kemandirian namun pada saat yang sama ora
ng tua juga sulit untuk melepaskan remaja untuk melakukan segala sesuat
u sendiri. Hurlock (1980) menyebut masalah yang lebih penting lainnya iala
h “kesenjangan generasi” antara remaja dan orang tua mereka disebabkan
adanya perubahan radikal dalam nilai dan perilaku. Kesenjangan yang pali
ng menonjol ialah terjadi di bidang norma-norma sosial.

6
5. Ethical-Moral Identity atau Identitas Etis-Moral Salah satu tugas perkemba
ngan remaja ialah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dan ke
mudian membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa
terus dibimbing, diawasi didorong apalagi diancam. Pembentukan kode mo
ral akan terasa sulit bagi remaja karena ketidak-konsistenan dalam konsep
yang benar dan salah yang ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. M
eskipun demikian remaja diharapkan menanamkan prinsip dan konsep-kon
sep moral yang berlaku umum dan dan merumuskannya dalam kode moral
yang akan berfungsi sebagai pedoman perilakunya (Hurlock, 1980). Ketika
memasuki usia remaja, remaja tidak lagi begitu saja menerima kode moral
dari orang tua, guru, bahkan teman sebayanya karena ia sendiri telah mula
i membentuk kode moral sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai dimensi-dimensi self identity dapat d
isimpulkan bahwa dimensi-dimensi self identity pada remaja adalah sosial ide
ntity (identitas sosial), physical identity (identitas fisik), personal identity (identit
as personal), familial identity (identitas keluarga), dan ethical-moral (identitas e
tis-moral).

4. Teori Identitas Diri


Menurut Erikson (1994) Identitas diri melibatkan tujuh dimensi, antara lain:
a.) Subyekif
Berdasarkan pengalaman individu yakni bahwa individu dapat merasakan
suatu perasaan kohesif atau pun tidak adanya kepastian dari dalam dirinya

b.) Genetik
Hal ini bekaitan dengan suatu sifat yang diwariskan oleh orang tua pada an
aknya.

c.) Dinamis
Proses ini muncul dari identifikasi masa kecil individu dengan orang dewas
a yang kemudian menarik mereka kedalam bentuk identitas baru yang seb
aliknya, menjadi tergantung dengan peran masyarakat bagi remaja.
d.) Struktural
Hal ini terkait dengan perencanaan masa depan yang telah disusun oleh r
emaja, atau dengan kata lain remaja telah mempersiapkan kehidupan di m
asa depannya.
e.) Adaptif
Perkembangan identitas remaja dapat dilihat sebagai suatu hasil atau pres
tasi yang adaptif. Identitas adalah penyesuaian remaja mengenai keteramp
ilan-keterampilan khusus, kemampuan, dan kekuatan kedalam masyarakat
dimana mereka tinggal.
f.) Timbal balik psikososial
Menekankan hubungan timbal balik antara remaja dengan dunia dan masy
arakat sosialnya.

7
g.) Status eksistensial
Bahwa remaja mencari arti dalam hidupnya sekaligus arti dari hidup secara
umum.
Sumber-sumber Identitas Diri
Menurut Erikson (1994) terdapat beberapa Sumber yang mempengaru
hi pembentukan identitas diri yaitu:
a. Lingkungan sosial, dimana remaja tumbuh dan berkembang seperti kel
uarga, tetangga dan kelompok teman sebaya.
b. Kelompok acuan (reference group), yaitu kelompok yang terbentuk pad
a remaja misalnya kelompok agama atau kelompok yang memiliki mina
t yang sama dimana melalui kelompok tersebut remaja dapat memperol
eh nilai-nilai dan peran yang dapat menjadi acuan bagi dirinya.
c. Tokoh idola, yaitu seseorang yang sangat berarti seperti sahabat, guru,
kakak atau orang yang mereka kagumi.

5. Perkembangan dan Pembentukan Identitas Diri


Identitas diri terus mengalami perkembangan selama kehidupan, berub
ah-ubah seiring dengan perjalanan dan dinamika, sesuai dengan kehidupan y
ang dialami. Perkembangan dan perubahan identitas diri terjadi dikarenakan p
engaruh pendidikan, budaya, jenis kelamin, serta lingkungan.
Steinberg, (1993) mengungkapkan, bahwa perkembangan masa remaj
a sangat dipengaruhi oleh konteks dimana berada. Latar belakang lingkungan,
sosio-kultur masyarakat sekitar, maupun latar belakang keluarga (orangtua),
akan ikut memberikan corak dan arah proses perkembangan maupun proses
pembentukan identitas diri remaja yang bersangkutan. Demikian juga, dimana
orang tua, keluarga atau pengasuh remaja itu tingal. Misalnya, apakah orang t
uanya tinggal di kota atau di desa. Sebab, diantara desa dengan kota, kedua
nya memiliki latar belakang yang berbeda-beda, yang pada gilirannya masing-
masing memberikan kontribusi berbeda terhadap pembentukan identitas rema
ja. berbagai ragam domain kehidupan yang terdapat ditengah masyarakat.
Marcia (1993) bahwa Status identitas seseorang pada sesuatu domain
akan berbeda dengan status identitasnya pada domain yang lain. Hal ini diseb
abkan adanya kemampuan dan tingkat keberhasilan eksplorasi dan komitmen
seseorang juga berbeda untuk domain satu dengan domain yang lain. Hal ini s
angat wajar karena dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti : latar belakang k
eluarga, jenis pekerjaan orang tua, serta pengalaman yang diperoleh dari pen
gasuhan orang tua pada masa kanak-kanak (enabling maupun constraining) p
ada masyarakat kota maupun masyarakat desa; akan dapat mempengaruhi e
ksplorasi dan komitmennya. Pengalaman selama hidup dan tinggal bersama o
rang tua dalam suasana gaya pengasuhan yang diterapkan, memberikan pen
galaman yang bersifat psikologis; praktis dapat dijadikan informasi tambahan
ketika yang bersangkutanakan menentukan pilihan alternatif. Dapat juga dijadi
kan pertimbangan untuk membuat keputusan, dan memilih alternatif tertentu y
ang memberikan jaminan masa depan. Dengan demikian, sangat mungkin pa
da dominan tertentu , eksplorasi dan komitmen berada pada tingkat tertentu (ti
nggi). Tetapi pada domain yang lain, eksplorasi dan komitmen dapat lebih ting
gi, atau lebih rendah. Tingkat eksplorasi dan komitmen yang dicapai seseoran
g sangat dipengaruhi oleh hasil perkembangan yang dicapai pada masa sebel
umnya. Eksplorasi dan Komitmen merupakan dimensi identitas yang dapat dig
unakan untuk melihat dan mengukur perkembangan status identits seseorang
itu Diffusion, Foreclosure, Moratorium, atau Achievement. Sangant dimungkin
8
kan seseorang memilikistatus identits yang berbeda pada domain yng lain; mi
salnya, untuk domain pekerjaan, seseorang berada pada status achievement,
sedang pada domain agama seseorang dengan status identitas foreclosure, d
an sebagainya.
Tokoh yang dianggap sebagai penemu dan penggagas istilah pembent
ukan identitas diri adalah Erikson (1994). Menurutnya identitas diri adalah kes
adaran individu untuk menempatkan diri dan memberikan arti pada dirinya den
gan tepat di dalam konteks kehidupan yang akan datang menjadi sebuah kesa
tuan gambaran diri yang utuh dan berkesinambungan untuk menemukan jati d
irinya. Menurut Erikson (1994) pembentukan identitas (identity formation) mer
upakan tugas psikososial yang utama pada masa remaja, identitas diri adalah
merupakan potret diri yang disusun dari macam-macam tipe identitas, meliputi
identitas karir, identitas politik, identitas agama,identitas hubungan dengan ora
ng lain, identitas intelektual, identitas seksual, identitas etnik, identitas minat, i
dentitas kepribadian, dan identitas fisik.

6. Faktor yang Mempengaruhi Identitas Diri


Marcia (1993) mengatakan bahwa identitas diri merupakan komponen
penting yang menunjukkan identitas personal individu. Semakin baik struktur p
emahaman diri seseorang berkembang, semakin sadar individu akan keunika
n dan kemiripan dengan orang lain, serta semakin sadar akan kekuatan dan k
elemahan individu dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, jika kurang berke
mbang maka individu semakin tergantung pada sumbersumber eksternal untu
k evaluasi diri. Fuhrmann (1990), mengemukakan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi proses pembentukan identitas diri yaitu pola asuh, homo
genitas lingkungan, model untuk identifikasi, pengalaman masa kanak-kanak,
perkembangan kognisi, sifat individu, dan identitas etnik.
Atwater (1999), mengatakan bahwa cara seseorang menerima gambar
an diri yang ia miliki tergantung pada pengaruh sosial dan budaya, dengan pe
njelasan sebagai berikut:

a.) Kebudayaan
Gambaran diri (self body image) dipengaruhi oleh budaya disekitar indi
vidu dan cara bagaimana budaya mengkomunikasikan norma yang ada
tentang berat badan, ukuran tubuh, bentuk badan dan daya tarik fisik.
b.) Faktor sosial
Faktor sosial diantaranya adalah media massa, bahwa media massa tel
ah melakukan manipulasi dengan memberikan gambaran yang stereoti
pe yangmenitik beratkan pada pesona daya tarik tanpa memperlihatkan
kekurangan-kekurangan yang ada. Hal ini dapat berakibat buruk bagi in
dividu.

7. Pengertian Citra Tubuh


Citra tubuh  merupakan  komponen  konsep diri yang paling utama dari
komponen konsep diri lainnya, cita tubuh adalah persepsi individu terhadap
dirinya seara sadar ataupun tidak sadar terhadap penilaian dirinya meliputi:
persepsi atau perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.
Gambaran diri atau citra tubuh bersifat dinamis karena merupakan perubahan 

9
yang terjadi secara konstan sebagai persepsi baru dan pengalaman dalam ke
hidupan (Stuart&Laraia,2005).
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara
internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang
ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang
karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang
lain (Potter & Perry, 2005).
Citra  tubuh  merupakan  sikap  individu  terhadap  tubuhnya  baik disadari
maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu dan sekarang megenai
ukuran, bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh (Sulisyiwati,2005). Citr
a   tubuh   positif apabila   seseorang   memandang   realistis, menerima dan
menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman, terhindar dari rasa cemas d
an meningkatkan harga diri. Persepsi dan pengalaman individu terhadap tubu
hnya dapat merubah citra tubuh secara dinamis. Persepsi orang lain di lingkun
gan seseorang terhadap dirinya turut mempengaruhi penerimaan klien terhada
p dirinya.
Individu  yang  stabil,  realistis  dan  konsisten  terhadap  gambaran  dirinya ak
an memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang akan m
emacu sukses dalam kehidupan (Stuart&Laraia,2005).
Perubahan citra tubuh adalah suatu keadaan distress personal, yang didefinisi
kan oleh individu, yang mengindikasikan bahwa tubuh mereka tidak lagi mend
ukung harga diri dan yang disfungsional, membatasi interaksi social mereka d
engan orang lain (Suliswati, 2005).

Komponen Citra Tubuh


Ada beberapa ahli yang mengemukakan mengenai komponen citra tubuh.
Salah satunya adalah Cash (2000) yang mengemukakan adanya lima
komponen citra tubuh, yaitu :
a. Appearance Evaluation (Evaluasi Penampilan), yaitu penilaian individu
mengenai keseluruhan tubuh dan penampilan dirinya, apakah menarik
atau tidak menarik, memuaskan atau tidak memuaskan.
b. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan), perhatian individu
terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya.
c. Body Areas Satisfaction (Kepuasan terhadap Bagian Tubuh), yaitu
kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah,
rambut, payudara, tubuh bagian bawah (pinggul, pantat, kaki), tubuh
bagian tengah (pinggang, perut), dan keseluruhan tubuh.
a. Overweight Preocupation (Kecemasan Menjadi Gemuk), yaitu
kecemasan menjadi gemuk, kewaspadaan individu terhadap berat badan,
melakukan diet ketat, dan membatasi pola makan.
a. Self-Clasified Weight (Persepsi terhadap Ukuran Tubuh), yaitu persepsi
dan penilaian individu terhadap berat badannya, mulai dari kekurangan
berat badan sampai kelebihan berat badan.
Komponen citra tubuh menurut Keaton, Cash, dan Brown (Tresnanari, 200
1) mengatakan citra tubuh berkaitan dengan dua komponen yaitu:
a. Komponen persepsi, bagaimana individu menggambarkan kondisi fisikn
ya yaitu mengukur tingkat keakuratan persepsi seseorang dalam mengesti
masi ukuran tubuh seperti tinggi atau pendek, cantik atau jelek, putih atau
hitam, kuat atau lemah.
b. Komponen sikap, yaitu berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpua

10
san individu terhadap bagian-bagian tubuh yang meliputi wajah, bibir, hidu
ng, mata, rambut dan keseluruhan tubuh yang meliputi proporsi tubuh, ben
tuk tubuh, penampilan fisik.

8. Penyebab Gangguan Citra Tubuh


Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi seseorang tentang tubuh ya
ng diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Gangguan citra tubuh me
rupakan suatu keadaan ketika individu mengalami atau beresiko untuk mengal
ami gangguan dalam penerapan citra diri seseorang (Lynda Juall,2006).

9. Faktor Yang Memengaruhi Citra Tubuh


a. Sosialkultural: budaya serta adat-istiadatberpengaruh terhadap citra tubuh
seseorang melihat di Indonesia terdapat beraneka ragam budaya dan
adat.
b. Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan memiliki citra tubuh yang berbeda
tergantung dari tiap-tiap individu.
c. Status hubungan
d. Agama

10. Tanda dan Gejala Terjadinya Gangguan Citra Tubuh


a. Menolak untuk menyentuh dan melihat bagian yang berubah
b. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh
c. Mengurangi kontak social sehingga terjadi menarik diri
d. Perasaan atau pandangan negative terhadap tubuh
e. Mengungkapkan keputusasaan
f. Mengungkapkan ketakutan ditolak
g. Menolak penjelasan tentang oerubahan tubuh

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penulisan diatas dapat disimipulkan bahwa identitas diri merupakan komp
onen penting yang menunjukkan identitas personal individu. Semakin baik stru
ktur pemahaman diri seseorang berkembang, semakin sadar individu akan ke
unikan dan kemiripan dengan orang lain, serta semakin sadar akan kekuatan
dan kelemahan individu dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, jika kurang b
erkembanga maka individu semakin tergantung pada sumber-sumber ekstern
al untuk evaluasi diri. Sedangkan citra tubuh  merupakan  komponen  konsep
diri yang paling utama dari komponen konsep diri lainnya, cita tubuh adalah
persepsi individu terhadap dirinya seara sadar ataupun tidak sadar terhadap
penilaian dirinya meliputi: persepsi atau perasaan tentang ukuran, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh terbentuk dari persepsi yang menc
akup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh berbeda dengan identitas

11
diri merupakan potret diri yang disusun dari macam-macam tipe identitas, meli
puti identitas karir, identitas politik, identitas agama,identitas hubungan denga
n orang lain, identitas intelektual, identitas seksual, identitas etnik, identitas mi
nat, identitas kepribadian, dan identitas fisik.

B. SARAN
Setelah memperoleh hasil dari penulisan, maka penulis memiliki beberapa sar
an yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:
1.) Penulis menyarankan agar pembaca dapat mempertahankan gambaran dir
i yang positif. Hal tersebut dikarenakan dengan gambaran diri yang positif,
dapat membuat pembaca lebih bisa mengaktualisasikan potensi yang dimil
iki dan membuat kepercayaan diri pembaca juga menjadi lebih baik.
2.) Penulis menyarankan agar para orang tua atau pembaca dapat membantu
dalam mengembangkan gambaran diri yang positif pada remaja dan juga
membimbing anaknya didalam proses pencarian identitas diri mereka. Aga
r para remaja dapat melakukan hal yang positif dan para remaja bisa lebih
bisa memandang diri mereka secara lebih positif.

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, U. (2013). Pembentukan Idenititas Diri dan Gambaran Diri pada Remaja P
utri Bertato di Samarinda. EJournal Psikologi, 1(2), 102–107.

Ii, B. A. B., & Pustaka, K. (n.d.). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Self Identity 2.1.1 Defi
nisi Self Identity. 1968, 16–44. https://kbbi.kemdikbud.go.id/

Ii, B. A. B., Pustaka, K., Ibrahim, H. 2011. F. – faktor yang berhubungan dengan keja
dian I. pada anak B. di wilayah P. B. K. B. T. 2011. T. P. P. U., Rachman, T., Goy
ena, R., Fallis, A. ., Utami, F., Silalahi, B., Aristantya, E. K., Helmi, A. F., & Nur H
asmalawati. (2019). Pengaruh Citra Tubuh Dan Perilaku Makan Terhadap Peneri
maan Diri Pada Wanita. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–9
52., 5(2), 16–44. https://doi.org/10.22146/gamajop.50624

12
Ramdhanu, C. A., & Sunarya, Y. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Identitas
Diri. Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research, 3(1), 7–17.
http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling

13

Anda mungkin juga menyukai