Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH

“Administrasi dan Manajemen Keuangan sekolah”

Dosen Pengampu
Asist Prof. Dr. Hj. NEVRITA. M.Pd, M.Si

Disusun Oleh :
1. Dinda lestari 190384205050
2. Idya regina 190384205016
3. Nathania cress dachi 190384205008

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang Administrasi dan Manajemenkeuangan sekolah.

Makalah ilmiah ini telah kami susun secara semaksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.Terlepas dari itu semua,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah yang kami angkat materinya mengenai
Administrasi dan Manajemen Keuangan sekolah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
bagi kita semuanya.

Tanjungpinang,22 November 2021

Kelompok

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
1.3. Tujuan ........................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 6
2.1. Proses pengelolaan keuangan sekolah……………………………………………….6
2.2. Penyerapan anggaran sekolah……………………………………………………………….7
2.3. Pembukuan keuangan sekolah .................................................................................. 9
2.4. Pertanggung jawaban keuangan sekolah……………………………………………… ……… …..10
2.5. Hal-hal yang mempengaruhi pembiayaan skolah .................................................... 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 22
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian keterampilan dan keahlian. yaitu
dalam hal pendidikan intelektual, spiritual, serta keahlian/ keterampilan. Ada empat
komponen yang saling berkaitan tentang profesi jabatan dalam kependidikan dan tidak dapat
dipisahkan, yaitu Staf Tata Usaha Administrasi, Staf Teknis pendidikan di dalamnya terdiri dari
Kepala Sekolah dan Guru, Komite Sekolah sebagai badan independent yang membantu
terlaksananya operasional pendidikan, dan Siswa sebagai peserta didik yang bisa ditempatkan
sebagai komponen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya
harus sinergis, karena keberlangsungan operasional sekolah terbentuknya dari hubungan
“simbiosis mutualis”, keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan sangat
tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal semata-mata demi kebutuhan
peserta didik. Salah satu aspek yang sangat penting untuk mencetak peserta didik adalah aspek
keuangan. Pengelolaan keuangan suatu lembaga pendidikan/sekolah sangat penting dalam
pelaksanaan kegiatan lembaga pendidikan/sekolah. Ada beragam sumber dana yang dikelola
oleh sekolah, baik dari pemerintah yang berupa dana BOS maupun dari dana dari masyarakat
yang berupa iuran SPP. Ketika dana masyarakat masuk, perlu persiapan sistem pengelolaan
keuangan yang baik, professional dan akuntabel. Secara umum pengelolaan keuangan sudah
dikelola oleh lembaga pendidikan/sekolah tetapi masing-masing lembaga berbeda cara
pengelolaannya tergantung dari besar kecilnya lembaga pendidikan tersebut. Pada sekolah
yang daya dukung dari masyarakat rendah maka pengelolaan keuangannya sangat sederhana.
Sedang yang daya dukung masyarakatnya tinggi, maka pengelolaanya akan cenderung lebih
baik bahkan mungkin lebih rumit. Kecenderungan ini maka lembaga pendidikan memang
dituntut masyarakat lebih bertanggung jawab, transparan dan akuntabel. Tujuan penyusunan
makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian pengelolaan keuangan sekolah, mengetahui
proses pengelolaan keuangan sekolah, mengetahui alokasi keuangan sekolah dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sekolah.

4
B. Rumusan Masalah
1. Proses pengelolaan keuangan sekolah
2. Penyerapan anggaran sekolah
3. Pembukuan keuangan sekolah
4. Pertanggung jawaban keuangan sekolah
5. Hal-hal yang mempengaruhi pembiayaan sekolah

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui Proses pengelolaan keuangan sekolah

2. Mahasiswa mampu mengetahui penyerapan anggaran sekolah.

3. Mahasiswa mampu mengetahui tentang pembukuan keuangan sekolah.

4. Mahasiswa mampu mengetahui tentang pertanggung jawaban keuangan sekolah

5. mahasiswa mampu mengetahui apa saja hal-hal yang mempengaruhi pembiayaan sekolah

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Pengelolaan Keuangan Sekolah


Komponen keuangan sekolah merupakan terlaksananya kegiatan belajarmengajar
dengan komponen lainnya. Setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.
Memperlihatkan cara mengatur uang yang diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan umpan balik.
Penyususunan rencana didalam setiap penggunaan anggaran. Langkah pertama dalam
penentuan rencana pengeluaran keuangan adalah menganalisa berbagai aspek yang
berhubungan erat dengan pola perencanaan anggaran, yang didasarkan pertimbangan
kondisi keuangan, organisasi pengelola, dan kemampuan para pengelola. Proses
pengelolaan keuangan di sekolah meliputi: a. Perencanaan anggaran b. Strategi mencari
sumber dana sekolah c. Penggunaan keuangan sekolah d. Pengawasan dan evaluasi
anggaran e. Pertanggungjawaban. 4 Pemasukan dan pengeluaran keuangan sekolah diatur
dalam Rancanganan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Ada beberapa
hal yang berhubungan dengan penyusunan RAPBS, antara lain: a. Penerimaan/sumber dana
b. Penggunaan angaran c. Pertanggungjawaban penggunaan anggaran Pengelolaan akan
dianggap efektif apabia merujuk pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
(RAPBS) untuk satu tahun pelajaran, para kepala sekolah bersama esmua pemegang peran
disekolah pada umumnya menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merancang suatu
program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang diinginan pada tahun pelajaran
yang bersangkutan. 2. Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan
kebutuhan dana penunjang. 3. Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan
kemungkinan tersdianya dana pendukung yang dapat dihimpun. 4. Menetapkan prioritas
kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran yang bersangkutan. 5. Melakuan
perhitungan perinci permanfaatan dana yang tersedia untuk masing-masing kegiatan 6.
Menuangkan perhitungan-perhitungan perinci tersebut kedalam suatu format yang telah
disepakati untuk digunakan oleh seiap sekolah 7. Pengesahan dokumen RAPBS oleh
instansi yang berweanang. Dengan tersedianya dokumen tertulis tersebut kepala sekolah
dapat mengkomunikasikannya secara terbuka kepada semua pihak. Sumber dana yang

6
tersedia didalam RAPBS dimanfaatkan untuk mebiayai berbagai kegiatan menejemen
operasional sekolah pada tahun pelajaran yang bersangkutan. Pada umumnya pengeluaran
dana yang dihimpun oleh sekolah mencakup lima kategori pembiayaan sebagai berikut: 1.
Pemeliharaan, rehabiltasi, dan pengadaan sarana/prasarana pendidikan 2. Peningkatan
kegiatan dan proses pembelajaran 3. Peningkatan kegiatan pembinaan kesehatan 4.
Dkungan biaya kegiatan sekolah dan peningkatan personel 5. Kegiatan rumah tangga
sekolah dank omite sekolah Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
harus berdsarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana
operasional tahunan. RAPBS meliputi penganggara untuk kegiatan pembelaaran, materi
kelas, pegembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan, buku, meja
dan kursi. Penysusnan RAPBS tersebut harus 5 melibatkan kepala sekolah, guru, komite
sekolah, staf TU dan komunitas sekolah.

2.2 Penyerapan Anggaran Sekolah

Menurut Mahmudi (2013:91) pengertian penyerapan anggaran adalah kegiatan atas


pelaksanaan undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
disahkan oleh Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD).

Anggaran pendidikan pada dasarnya adalah pernyataan system yang berkaitan dengan
program pendidikan, yaitu penerimaan dan pengeluaran yang direncanakan dalam suatu
periode kebijakan keuangan (fiscal), serta didukung dengan data yang mencerminkan
kebutuhan, tujuan proses pendidikan dan hasil sekolah yang direncanakan.

7
2.3 Pembukuan Keuangan Sekolah

Seperti yang diketahui bahwa salah satu bentuk dari tanggung jawab yang dilakukan
bendahara kepada sekolah adalah membuat laporan keuangan. Laporan keuangan yang
dimaksud di sini berupa transaksi keuangan yang dilakukan oleh sekolah dalam satu bulan
atau satu periode. Dalam hal ini bendahara harus mampu memperlihatkan laporan secara
konkrit sebagai bukti bahwa transaksi keuangan yang dilakukan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan. Perlu diketahui bahwa dalam pembuatan laporan keuangan tidak
bisa dilakukan secara sembarangan. Untuk itu biasanya para bendahara sekolah melakukan
beberapa tahapan atau proses agar pembukuan yang dilakukan bisa lancar dan sesuai dengan
kenyataannya. Dalam pembukuan keuangan sekolah ini bisa dikatakan susah-susah
gampang. Dibutuhkan ketelitian dalam perhitungannya karena apabila terjadi kesalahan
dalam perhitungan akan menghasilkan jumlah yang berbeda di akhir periodenya.

2.3.1 Peraturan Terkait Pengelolaan Keuangan

Sesuai dengan peraturan yang berlaku baik orang atau badan yang menerima, menyimpan,
dan juga membawa surat-surat berharga miliki negara wajib untuk membuat catatan. Catatan
yang dimaksud di sini harus dibuat secara tertib dan teratur. Berikut ini beberapa peraturan
yang membahas terkait hal pengelolaan keuangan, antara lain:

Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan PNBP, Undang-Undang Nomor


17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara.

Peraturan Pemerintah.

Nomor 12 tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP.

Nomor 73 tahun 1999 tentang tata cara Penggunaan sebagian Dana PNB yang bersumber
dari kegiatan tertentu.

Nomor 1 tahun 2004 tentang tata cara Penyetoran Rencana dan Pelaporan.

Keputusan Presiden yakni Nomor 17 Tahun 2000 tentang APBN, Nomor 42 Tahun 2002
tentang Pedoman pelaksanaan APBN, dan Nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.

8
Peraturan Menteri Keuangan yakni Nomor 55/PMK.2/2006 tentang Petunjuk dan pengesahan
RKAKL.

Jadi dapat disimpulkan, berdasarkan beberapa peraturan yang sudah disebutkan di atas, maka
kepala kantor, satuan kerja, pimpinan, bendaharawan dan lain sebagainya. Diwajibkan untuk
melakukan pembukuan. Lembaga sekolah yang dalam hal ini sebagai penerima uang yang
bersumber dari berbagai pihak juga wajib untuk mengadakan pembukuan. Pembukuan yang
dimaksud ini harus dicatat dengan lengkap terkait sumber dana beserta jumlahnya. Selain itu
catatan pembukuan tersebut juga perlu mencatat distribusi penggunaan secara jelas dan rinci.

2.3.2 Proses / Alur Pembukuan Keuangan Sekolah

Setelah memahami tentang peraturan-peraturan pengelolaan keuangan yang sudah


disebutkan di atas. Maka selanjutnya kita akan membahas tentang proses atau alur
pembukuan sederhana yang sering dilakukan oleh setiap sekolah. Berikut ini beberapa
tahapan pembukuan yang bisa Anda ikuti, yaitu:

1. Langkah pertama yang harus dilakukan dengan mengisi bukti transaksi penerimaan dan
buku transaksi keuangan dalam buku yang sudah disediakan. Biasanya buku atau format
yang digunakan dalam proses pencatatan ini seperti BOS K-3 atau Buku Kas Umum.
Selain itu, Anda juga perlu mengisi buku-buku pembantu lainnya yakni BOS K-4 (Buku
Pembantu Kas), BOS K-5 (Buku Pembantu Bank), dan BOS K-6 (Buku Pembantu
Pajak).
2. Selanjutnya, bagian bendahara sekolah akan melakukan pembukuan terhadap
keseluruhan penerimaan dan juga pengeluaran. Dalam proses pencatatan ini, bagian
bendahara bisa dengan cara manual yakni tulis tangan atau menggunakan aplikasi melalui
komputer. Umumnya, banyak bendaharawan yang lebih suka menggunakan aplikasi yang
berupa software akuntansi karena lebih efektif dan juga efisien waktu.
3. Jika bendahara melakukan proses pembukuan melalui laptop atau komputer, maka wajib
untuk mencetak BKU atau buku-buku pembantu. Bisanya proses pencetakan buku
tersebut sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan. Setelah itu, hasil cetakan bisa
langsung ditata usahakan apabila sudah mendapatkan tanda tangan dari kepala sekolah
dan juga bendahara sekolah.
4. Perlu diketahui bahwa semua transaksi penerimaan dan juga pengeluaran yang dilakukan
oleh sekolahan wajib dicatat dalam Buku Kas Umum dan juga Buku Pembantu. Namun,
harus diingat bahwa pencatatan harus sesuai dengan urutan tanggal kejadiannya sehingga
tidak boleh loncat-loncat.
5. Hal lainnya yang perlu diingat oleh bagian keuangan saat melakukan pembukuan yakni
uang tunai yang terdapat pada kas tidak boleh lebih dari Rp 10 juta. Apabila jika di

9
kemudian hari bendahara meninggalkan tempat duduknya atau berhenti dari jabatannya,
maka tidak boleh membawa bukti-bukti transaksi yang ada. Bendahara tersebut harus
tetap menyimpan bukti transaksi pada kantornya.
6. Kemudian untuk format yang sudah diisi tadi harus dibukukan per transaksi dan di
mintakan tanda tangan pada bendahara dan Kepala Sekolah. Jika sudah, selanjutnya
dokumen tersebut disimpan di sekolah dan juga diperlihatkan pada bagian pengawas.
Pengawas yang dimaksud di sini yaitu BOS Kabupaten/Kota dan para pemeriksa lainnya.
7. Satu lagi proses atau alur pembukuan keuangan sekolah adalah dengan menyimpan bukti
pengeluaran. Seperti yang diketahui bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh sekolah
harus didukung dengan bukti kuitansi yang benar-benar sah. Perlu diketahui, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bukti pengeluaran tersebut, yaitu:
8. Bukti pengeluaran dalam jumlah tertentu harus dibubuhi dengan materai. Untuk
jumlahnya sendiri yakni pastikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bea
materai. Untuk transaksi dengan nilai dibawah Rp 250.000 tidak perlu menggunakan
materai. Sedangkan untuk transaksi dengan nominal di atas Rp 250.000 sampai Rp
1.000.000 maka dikenai tarif bea materai sebesar Rp.3000. Selanjutnya, jika transaksi
yang Anda lakukan menembus nominal di atas Rp 1.000.000 maka akan dikenai bea
materai sebesar Rp 6.000
9. Salah satu unsur yang seringkali dilupakan yaitu, nomor bukti harus diberi tanggal nomor
urut, nomor kode akun, uraian dan juga jumlah uangnya. Untuk nomor kode akun
biasanya dipilah sesuai dengan lampirannya.
10. Setiap bukti transaksi yang dikeluarkan oleh sekolah wajib mendapatkan persetujuan dari
Kepala Sekolah dan juga lunas dari bendahara. Dan segala bukti transaksi yang sudah
dibuat tersebut harus di simpan oleh sekolah untuk dijadikan sebagai bahan bukti dan
bahan laporan keuangan.

Nah, seperti yang diketahui bahwa proses pembukuan bisa dilakukan secara manual dan
menggunakan komputer. Bagi Anda yang ingin proses pembukuan berjalan lancar dan lebih
efektif maka tidak ada salahnya untuk menggunakan aplikasi pembukuan yang sekarang ini
banyak digunakan.

2.4 Pertanggung Jawaban Keuangan


Dalam evaluasi keuangan sekolah, pengawasan merupakan salah satu proses yang harus
dilakukan dalam manajemen pembiayaan pendidikan berbasis sekolah. Dalam manajemen
keuangan berbasis sekolah, kepala sekolah perlu melakukan pengendalian pengeluaran
keuangan selaras dengan anggaran belanja yang telah ditetapkan, artinya sebagai pemimpin
bertanggung jawab terhadap masalah internal manajemen keuangan sebagai atasan langsung.

10
Secara sederhan, proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu penerimaan, menilai, dan
melaporkan.
Proses evaluasi ini dilakukan agar kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan manajemen
keuangan berjalan secara efektif dan efisien dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
dalam prosesnya. Di sinilah seorang kepala sekolah harus memantau dan menilai hasilnya.
Seorang kepala sekolah juga harus bisa supervisor kepada para staff-nya sehingga pelaksanaan
bisa lebih progresit dan produktif.
Evaluasi dan pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan berbasis madrasah dapat
diidentifikasikan ke dalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian penggunaan alokasi dana,
bentuk pertanggungjawaban dana pendidikan tingkat madrasah, dan keterlibatan pengawasan
pihak eksternal madrasah.
Format laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan/pembiayaan harus dilaporkan
dalam format sebagai berikut:
a. Format Laporan Keadaan Kredit Anggaran Rutin yang menjelaskan bentuk laporan keadaan
keuangan kepada atasan.
b. Format Laporan Keadaan Kas Rutin 7
c. Format Rencana Kerja dan Syarat-syarat, laporan bulanan keadaan keuangan madrasah.
d. Format Laporan Keuangan Madrasah, laporan kuartalan keuangan madrasah.
e. Laporan Keuangan Berkala. Laporan bulanan ini sebagai alat banding dari pendapatan dan
pengeluaran.
Laporan dibuat oleh petugas keuangan dan disampaikan kepada kantor pengawas yang terkait,
dan harus meliputi semua sumber pendapatan, jumlah anggaran serta anggaran yang tersedia.
Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan
secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang
berasal dari orang tua siswa dan masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan
sumber dananya.
Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri sekolah
dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf sekolah. Pertanggungjawaban
anggaran rutin dan pembangunan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan Bendaharawan mengirimkan Surat
Pertanggungjawaban(SPJ) kepada Walikota/ Bupati melalui Bagian Keuangan Sekretariat
Daerah.

11
b. Apabila tanggal 10 bulan berikutnya SPJ belum diterima oleh Bagian KeuanganSekretariat Daerah
maka tanggal 11 dikirimkan Surat Peringatan I.
c. Apabila sampai dengan tanggal 20 bulan berikutnya SPJ juga belum dikirimkan pada Bagian
Keuangan Sekretariat Daerah, maka dibuatkan Surat Peringatan II.
d. Kelengkapan Lampiran SPJ:
1) Surat pengantar
2) Sobekan BKU lembar 2 dan 3
3) Daftar Penerimaan dan Pengeluaran per pasal/komponen
4) Daftar Penerimaan dan Pengeluaran UUDP
5) Laporan Keadaan Kas Rutin/ Pembangunan (LKKR/LKKP) Tabel I dan II
6) Register penutupan Kas setiap 3 bulan sekali.
7) Fotokopi SPMU Beban Tetap dan Beban Sementara
8) Fotokopi Rekening Koran dari bank yang ditunjuk.
9) Daftar Perincian Penerimaan dan Pengeluaran Pajak(Bend.15)
10) Bukti Setor PPN/PPh 21,22,23 (fotokopi SSP)
11) Daftar Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pajak
12) Bukti Pengeluaran /kuitansi asli dan lembar II beserta dengan bukti pendukung lainnya, disusun
per digit/ komponen.
e. Bukti Pendukung/ Lampiran SPJ
f. Biaya perjalanan dinas dilampiri
1) Kuitansi/ bukti pengeluaran uang
2) Surat Perintah Tugas(SPT)
3) Surat Perintah Perjalanan Dinas(SPPD) lembar I dan II b. Penunjukan langsung barang dan jasa
4) Sampai dengan Rp 1.000.000,- dilampiri kuitansi dan faktur pajak
5) Pembelian diatas Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 5.000.000,- dilampiri: Surat penawaran, Surat
Pesanan, Kuitansi, faktur pajak, berita acara serah terima/ penyelesaian pekerjaan.
6) Diatas Rp 5.000.000,- sampai dengan Rp 15.000.000,- dilampiri: Surat penawaran, Surat Penunjukan
Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja(SPK), Berita acara Pemeriksaan Barang, kuitansi,
faktur/nota, berita acara serah terima/ penyelesaian pekerjaan. Pemimpin proyek/ Atasan
Langsung Bendaharawan diwajibkan menyusun/ melampirkan OE/ HPS sebagai acuan melakukan
negosiasi baik harga maupun kualitas barang/ jasa yang dibutuhkan.

12
2.5 Hal-hal Yang Mempengaruhi Pembiayaan di Sekolah
Di dalam bab IX pasal 62 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan disebutkan bahwa standar pembiayaan meliputi:
1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya penyediaan
sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakupi:
a) gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji.
b) bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c) biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana
dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
5) Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan
BSNP

13
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Manajemen keuangan atau pengelolaan keuangan sekolah merupakan suatu proses


perencanaan dan pelaksanaan pemerolehan penggunaan keuangan secara efektif, efisien, dan
dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan dan
pencapaian Visi dan misi sekolah. Manajemen keuangan merupakan salah satu subtansi
manajemen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.
Pengelolaan administrasi keuangan perlu diawali dengan perencanaan yang sebaik-baiknya
karena perencanaan akan menjadi peta atau pedoman jalannya pengelolaan keuangan di
sekolah. Pelaksanaan pengelolaan keuangan sekolah juga harus mengacu pada aturan yang ada
serta mengatur serinci mungkin pemasukan dan pengeluaran selama proses pendidikan agar
dapat dipertanggungjawabkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2000). Manajemen Keuangan. Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Sekolah. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama.

Dharma, S. (2007). Manajemen Keuangan Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Fatah, N. (2012). Standar Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fattah, N. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung: CV Pustaka
Bani Quraisy.

Johannes Manggar, dkk. (2013). Bahan Pembelajaran diklat calon kepala sekolah: Pengelolaan Keuangan
Sekolah/Madrasah. Depok: LPPKS.

Kompri. (2017). standarisasi kompetensi kepala sekolah. jakarta: kencana.

15

Anda mungkin juga menyukai