Anda di halaman 1dari 3

A.

Definisi program Nasional kesehatan lansia

B. Kebijakan terkait lansia


Kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan lansia menurut UU Kesejahteraan
Lanjut Usia (UU No 13/1998) pasa 1 ayat 1: Kesejahteraan adalah suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi oleh
rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir batin yang memungkinkan bagi
setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan
sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila.

Pada ayat 2 disebutkan, Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
(enam puluh) tahun keatas. Dan mereka dibagi kepada dua kategori yaitu lanjut usia
potential (ayat 3) dan lanjut usia tidak potensial (ayat 4). Lanjut Usia Potensial adalah
lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang dan/atau jasa. Sedangkan Lanjut Usia Tidak Potensial adalah
lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada
bantuan orang lain. Bagi Lanjut Usia Tidak potensial (ayat 7) pemerintah dan
masyarakat mengupayakan perlindungan sosial sebagai kemudahan pelayanan agar
lansia dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar. Selanjutnya pada
ayat 9 disebutkan bahwa pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial adalah upaya
perlindungan dan pelayanan yang bersifat terus-menerus agar lanjut usia dapat
mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar.

Prinsip-prinsip dalam mewujudkan lanjut usia sehat, mandiri, aktif dan produktif
meliputi:

1. Menjadi lanjut usia sehat adalah hak asasi setiap manusia.


2. Pelayanan kesehatan primer adalah ujung tombak untuk tercapainya lanjut usia
sehat yang didukung oleh pelayanan rujukan yang berkualitas.
3. Partisipasi lanjut usia perlu diupayakan dalam kegiatan baik di keluarga maupun
masyarakat berupa kegiatan sosial ekonomi sesuai dengan kemampuan, minat dan
kondisi kesehatannya.
4. Pelayanan bagi lanjut usia diupayakan secara lintas program dan lintas sektor.
5. Pelayanan bagi lanjut usia perlu dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip
keadilan dan kesetaraan gender.

Kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia disusun berdasarkan prinsip-prinsip


mewujudkan lanjut usia sehat sebagai berikut:

1. Pembinaan kesehatan lanjut usia terutama ditujukan pada upayapeningkatan


kesehatan dan kemampuan untuk mandiri, tetap produktif dan berperan aktif
dalam pembangunan, selama mungkin.
2. Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan peran keluarga dan masyarakat,
serta menjalin kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, kelompok khusus, dan swasta dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan lanjut usia secara berkesinambungan.
3. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan melalui pendekatan holistik dengan
memperhatikan nilai sosial dan budaya yang ada.
4. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan secara terpadu dengan
meningkatkan peran, koordinasi dan integrasi dengan lintas program dan lintas
sektor.
5. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan sebagai bagian dari pembinaan
kesehatan keluarga.
6. Pendekatan siklus hidup dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai lanjut usia
sehat, mandiri, aktif dan produktif.
7. Upaya kesehatan lanjut usia dilaksanakan melalui fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama dan rujukan yang berkualitas, secara komprehensif meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

C. Kegiatan pembinaan lansia


Pembinaan kesehatan lanjut usia adalah bimbingan atau arahan terkait program
kesehatan lanjut usia yang dilakukan oleh tingkatan yang lebih tinggi agar dapat
terlaksana sesuai kebijakan dan standar yang ada.

Faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi pos pembinaan kesehatan


lansia antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan, minat, pengetahuan, jarak,
dukungan keluarga, tingkat pendidikan, status perkawinan, sikap lansia dan peran
kader (Indah Dwi, 2016).

Secara garis besar upaya pembinaan kesehatan lanjut usia sebagai berikut Komponen
kegiatan terhadap kelompok lanjut usia (sasaran langsung) dan keluarga (sasaran tidak
langsung)
1. Sasaran langsung
Menyelenggarakan paket pembinaan bagi kelompok usia 45 sampai 59 tahun yang
meliputi penyuluhan dan pelayanan kesehatan, gizi dan psikososial agar dapat
mempertahankan kondisi kesehatannya sehingga dapat tetap produktif
Menyelenggarakan paket pembinaan bagi kelompok sasaran lanjut usia dengan
resiko tinggi yang meliputi penyuluhan KIE, pelayanan kesehatan gizi dan
psikososial agar dapat selama mungkin mempertahankan kemandiriannya
2. Sasaran tidak langsung
Menyelenggarakan pembinaan melalui upaya penyuluhan KIE dalam rangka
meningkatkan pengetahuan kemampuan dan keterampilan pada keluarga
masyarakat termasuk organisasi masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
lanjut usia

D. Program nasional kesehatan lansia


DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 25 Tahun 2016 Tentang Rencana Aksi
Nasional Kesehatan Lanjut Usia.

Hasian, dkk. 2019. Modul Bahan Ajar Keperawatan Gerontik. Universitas Kristen Indonesia

Wahyuni Indah Dwi, Asmaripa Ainy, Anita Rahmiwati. 2016. ANALISIS PARTISIPASI
LANSIA DALAM KEGIATAN PEMBINAAN KESEHATAN LANSIA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SEKAR JAYA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU. JURNAL
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Vol 7. No 02

Anda mungkin juga menyukai