Anda di halaman 1dari 58

MANAJAMEN ASUHAN KEPERAWATAN

“RUANG KEMUNING”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Ns. Muadi, M.Kep

Disusun Oleh :

Nursari 422J0013
Iim Muslimah 422J0096
Nuraena 422J0031
Evi Febrianti 422J0012
Neneng Sumiasih 422J0104
Akmal Jamaludin 422J0010
Mira Silviana 422J0017
Tedi Khoirul R 422J0016
Kurniah 422J0035
Reinal Dwityas 422J0108
Risca Meliana Saefani 422J0109

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
CIREBON
2022
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................4
1.3 Manfaat Penulisan.....................................................................................5
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................7
2.1 Konsep Manajemen Keperawatan.................................................................7
2.1.2 Proses Manajemen Keperawatan...........................................................8
2.1.3 Komponen Sistem Manajemen Keperawatan......................................11
2.1.5.3 . Peran dan Fungsi Perawat..................................................................17
1. Kepala Ruangan..........................................................................................17
2. Perawat Primer (PP)/Ketua Tim.................................................................18
3. Perawat Asosiet (PA)/Perawat Pelaksana......................................................20
2.2 Konsep Perencanaan................................................................................22
BAB III..................................................................................................................25
KAJIAN SITUASIONAL MANAJEMEN KEPERAWATAN............................25
3.1 Analisa Situasi Ruangan..........................................................................25
3.2 Analisa SWOT........................................................................................27
3.3 Perumusan dan Prioritas Masalah...........................................................29
3.4 POA (Plan of Action)..............................................................................29
BAB IV..................................................................................................................30
PEMBAHASAN....................................................................................................30
BAB V....................................................................................................................32
SIMPULAN DAN SARAN...................................................................................32
5.1 SIMPULAN.............................................................................................32
5.2 SARAN...................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33

ii
LAMPIRAN...........................................................................................................34

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manaje
men
keperawatan
adalah suatu
proses
menyelesaik
an suatu
pekerjaan
melalui
perencanaan,
pengorganisa
sian,
pengarahan
dan
pengawasan
dengan
menggunaka
n sumber
daya secara
efektif,
efisien dan
rasional
dalam
memberikan
pelayanan
bio-psiko-

1
sosial-
spiritual
yang
komprehensi
f pada
individu,
keluarga,
dan
masyarakat,
baik yang
sakit maupun
yang sehat
melalui
proses
keperawatan
untuk
mencapai
tujuan yang
telah
ditetapkan
(Asmuji,
2015).

Profesi
onalisasi
keperawatan
merupakan
proses
dinamis
dimana
profesi

2
keperawatan
yang telah
terbentuk
mengalami
perubahan
dan
perkembang
an
karakteristik
sesuai
dengan
tuntutan
profesi dan
kebutuhan
masyarakat.
Profesionalis
asi
merupakan
proses
pengakuan
terhadap
sesuatu yang
dirasakan,
dinilai, dan
diterima
secara
spontan oleh
masyarakat.
Keperawatan
Indonesia
sampai saat
3
ini masih
berada dalam
proses
mewujudkan
keperawatan
sebagai
profesi.
Sebagai
profesi,
keperawatan
dituntut
untuk
memiliki
kemampuan
intelektual,
interpersonal
,
kemampuan
teknis, dan
moral.
Keperawatan
sebagai
pelayanan/as
uhan
profesional
bersifat
humanistis,
menggunaka
n pendekatan
holistis,
dilakukan
4
berdasarkan
ilmu dan kiat
keperawatan,
berorientasi
pada
kebutuhan
objektif
klien,
mengacu
pada standar
profesional
keperawatan
dan
menggunaka
n etika
keperawatan
sebagai
tuntutan
utama.
Perawat
dituntut
untuk selalu
melaksanaka
n asuhan
keperawatan
dengan benar
atau rasional
dan baik atau
etis
(Nursalam,
2015).
5
Pelaya
nan asuhan
keperawatan
yang optimal
akan terus
menjadi
tuntutan bagi
organisasi
pelayanan
kesehatan.
Proses
registrasi dan
legislasi
keperawatan
mulai terjadi
sejak
diakuinya
keperawatan
sebagai
profesi, sejak
tumbuhnya
pendidikan
tinggi
keperawatan
(S1
Keperawatan
dan Ners),
serta sejak
berlakunya
Undang-
Undang No.
6
23 Tahun
1992 tentang
Kesehatan
dan
Permenkes
No.
1239/2001
tentang
Registrasi
dan Praktek
Perawat.
Namun
pelaksanaan
Permenkes
No.
1239/2001
tersebut
masih perlu
mendapatkan
persiapan-
persiapan
yang optimal
oleh profesi
keperawatan.
Hal ini
disebabkan
adanya
beberapa
kendala yang
dihadapi,
meliputi:
7
belum ada
pengalaman
dalam
memberikan
pengakuan
terhadap
praktik
keperawatan;
belum ada
pemahaman
tentang
wujud dan
batasan dari
praktik
keperawatan
sebagai
praktik
keperawatan
profesional;
dan jenis
serta sifat
praktik
keperawatan
profesional
yang harus
dikembangk
an. Menurut
Grant dan
Massey
(1997) dan
Marquis dan
8
Huston
(1998), jenis
metode
pemberian
asuhan
keperawatan
yang
profesional
ada 4
metode,
yaitu metode
fungsional,
metode
kasus,
metode tim,
dan metode
primer.
Keempat
metode
tersebut
dikenal
dengan
Model
Praktik
Keperawatan
Profesional
(Nursalam,
2015).

Upaya
penyelengga

9
raan menjaga
dan
meningkatka
n kualitas
pelayanan
kesehatan di
rumah sakit
tidak terlepas
dari peran
penting
profesi
keperawatan,
dimana
perawat
sebagai
pemberi
asuhan
keperawatan
harus
mampu
melaksanaka
n proses
keperawatan
sesuai
standar.
Indonesia
berupaya
mengemban
gkan Model
Praktik
Keperawatan
10
Profesional
(MPKP)
untuk
mewujudkan
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas
dan
profesional.
Kemajuan
jaman
menuntut
perawat
sebagai salah
satu tenaga
kesehatan
untuk
bersikap
profesional
yang
diwujudkan
di bidang
pelayanan
kesehatan
rumah sakit.
Pengembang
an Model
Praktik
Keperawatan
Profesional
11
(MPKP)
memungkink
an perawat
profesional
mengatur
pemberian
asuhan
keperawatan
termasuk
lingkungan
untuk
menopang
pemberian
asuhan
tersebut.

Penge
mbangan
MPKP
merupakan
upaya
banyak
negara untuk
meningkatka
n mutu
asuhan
keperawatan
dan
lingkungan
kerja
perawat. Di

12
berbagai
negara,
pengembang
an ini
mendapat
dukungan
yang besar
dari
Departemen
Kesehatan
dan dari
organisasi
profesi
(Hoffart dan
Woods,
1996;
Pearson,
1997).
Pengembang
an MPKP
juga menjadi
strategi
berbagai
rumah sakit
untuk
membuat
perawat
betah bekerja
di suatu
rumah sakit
yang sering
13
dikenal
dengan
istilah
magnet
hospital.
(Scott,
Sochalski,
dan Aiken,
1999 dikutip
oleh Sitorus,
2013).

Rumah
Sakit Umum
Daerah
Waled
Cirebon
adalah salah
satu rumah
sakit yang
menerapkan
Model
Praktik
Keperawatan
Professional
(MPKP)
termasuk di
dalamnya
adalah
ruangan
kemuning.

14
Sistem
penugasan di
ruangan
kemuning
sendiri
menggunaka
n metode
Tim.
Struktur
organisasi
terdiri dari:
Kepala
Ruangan,
Ketua Tim
Pasien Laki-
Laki, Ketua
Tim Pasien
Perempuan
dan Perawat
Pelaksana/Pe
rawat
Asosiet,
yang
menjalankan
peran dan
fungsi
masing –
masing
berdasarkan
tugas dan
tangung
15
jawab
sebagaimana
terlampir
dalam buku
standar
model
praktik
keperawatan
profesional
yang
ditetapkan
oleh Komite
Keperawatan
Rumah
Sakit.
Metode
perawatan
tim di Ruang
Kemuning
telah
berjalan
dengan baik.
Namun
tingkat
keberhasilan
metode
tersebut
tentunya
dipengaruhi
oleh kinerja
dari perawat
16
yang ada,
mulai dari
Kepala
Ruangan,
Ketua Tim
dan Perawat
Pelaksana.
Sehingga
diperlukan
kerja sama
yang baik,
kekompakan
dan saling
percaya satu
dengan yang
lainnya.
Dengan
demikian,
Model
Praktik
Keperawatan
Profesional
benar-benar
akan
terlaksana
dengan baik.

Kinerja
perawat
merupakan
salah satu

17
indikator
penting
dalam
penilaian
mutu
pelayanan
Rumah
Sakit, salah
satunya
adalah
kinerja dari
Perawat
Pelaksana.
Sebagai
perawat
pelaksana
tentunya
mempunyai
peran dan
fungsi
tersendiri,
hal tersebut
sudah
dilaksanakan
oleh perawat
pelaksana
yang ada di
ruangan
Kemuning.
salah satu
tugas dari
18
Perawat
Pelaksana
yaitu
membuat
rencana
kegiatan
harian.
Penerapan
manajemen
keperawatan
di ruangan
dan
dilaksanakan
dalam empat
tahapan
proses
manajemen
antara lain:
perencanaan,
pengorganisa
sian,
pengarahan
dan
pengendalian
.
Perencanaan
merupakan
bagian dari
fungsi
manajemen
mendasar
19
dan paling
awal yang
akan
menyeleksi
prioritas,
hasil dan
metode
untuk
memperoleh
hasil yang
diinginkan.

Berdas
arkan
pengumpula
n data yang
telah
dilakukan
oleh
kelompok
mengenaiper
encanaan
dari Perawat
Pelaksana,
Ketua Tim
dan Kepala
Ruangan
telah
mempunyai
buku laporan
masing-

20
masing tim
untuk
mendokume
ntasikan
perkembang
an pasien
kelolaan
masing-
masing.
Namun
catatan
harian
Perawat
Pelaksana
tidak ada
keseragaman
antara satu
dengan yang
lainnya dan
pencatatanny
a belum
terarah. Di
samping itu,
Perawat
Pelaksana
juga tidak
memiliki
format
rencana
harian untuk
dilaksanakan
21
pada shift-
nya.
Sehingga
berdasarkan
data tersebut,
maka
kelompok
mengangkat
masalah
mengenai
belum
optimalnya
catatan
perencanaan
harian
Perawat
Pelaksana
yang
mempengaru
hi efektifitas
dan efisiensi
kerja harian
perawat.
Oleh karena
itu untuk
mengatasi
masalah
tersebut
dipandang
perlu untuk
dibuat
22
sebuah
format
rencana
kegiatan
harian
Perawat
Pelaksana.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun


masalah yang dapat dirumuskan yaitu belum optimalnya catatan
perencanaan harian perawat pelaksana di Ruang Kemuning RSUD Waled
Cirebon.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pelayanan sebagai perawat pelaksana
melalui penggunaan rencana kerja harian perawat pelaksana.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Institusi Pendidikan
Untuk menjadi pedoman atau masukan dalam penelitian
kesehatan dan pengembangan Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan sebagai bimbingan terhadap mahasiswa yang
berkecimpung di bidang keperawatan khususnya untuk Program
Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mahardika
Cirebon.
b. Rumah Sakit
Untuk menjadi acuan/perbandingan dalam meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelayanan Rumah Sakit khususnya lewat
penggunaan rencana kerja harian perawat pelaksana.
c. Mahasiswa
23
Untuk menuntun mahasiswa keperawatan dalam
melaksanakan praktikum Manajemen Keperawatan, mulai dari tahap
pengumpulan data sampai mengimplementasikan serta
mengevaluasi masalah yang ditemui di ruangan.
d. Perawat
Untuk memberikan wawasan, masukan, pembaharuan, bahkan
jalan keluar mengenai masalah-masalah yang terjadi di ruangan
terkait dengan manajemen keperawatan khususnya rencana harian
perawat pelaksana.
e. Pasien
Untuk membantu mengatasi masalah pasien dan kebutuhan
pasien dapat terpenuhi.

1.3 Manfaat Penulisan


a. Institusi Pendidikan
Dapat menjadi pedoman atau masukan dalam penelitian
kesehatan dan pengembangan Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan sebagai bimbingan terhadap mahasiswa yang
berkecimpung di bidang keperawatan khususnya untuk Program
Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Kesehatan Mahardika Cirebon.
b. Rumah Sakit
Dapat menjadi acuan/perbandingan dalam meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelayanan Rumah Sakit khususnya lewat
penggunaan rencana kerja harian perawat pelaksana.
c. Mahasiswa
Dapat menuntun mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan
praktikum Manajemen Keperawatan, mulai dari tahap
pengumpulan data sampai mengimplementasikan serta
mengevaluasi masalah yang ditemui di ruangan.
d. Perawat
Dapat memberikan wawasan, masukan, pembaharuan, bahkan
24
jalan keluar mengenai masalah-masalah yang terjadi di ruangan
terkait dengan manajemen keperawatan khususnya rencana harian
perawat pelaksana.
e. Pasien
Dapat membantu mengatasi masalah pasien dan kebutuhan
pasien dapat terpenuhi.

25
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Manajemen Keperawatan


2.1.1 Pengertian
Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno
“management”, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan yang diorganisasi. Manajemen
juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang difokuskan pada
produksi dan banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan.
Manajemen dalam arti luas mempunyai pengertian sebagai
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4)
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Pengertian manajemen secara umum adalah ilmu dan seni
dalam mengatur, mengelola, dan mengkoordinasi yang bertujuan
untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai tujuan. (Nursalam,
2015).
Menurut Gillies (1986) dalam Nursalam (2012), manajemen
didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional. Manajer keperawatan
dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien
mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
Pengertian Manajemen Keperawatan menurut Harsey dan
Blanchard (1977) dalam Suyanto (2008: 2), pengertian manajemen
adalah suatu proses melakukan kegiatan pencapaian tujuan organisasi
melalui kerja sama dengan orang lain.Manajemen keperawatan adalah
26
suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan rasional
dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang
sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Asmuji, 2012).

2.1.2 Proses Manajemen Keperawatan


Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
yang profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling
mendukung.
Menurut Suyanto (2014) manajemen adalah sebagai suatu
proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang
dilaksanakan oleh seorang manajer. Adapun yang dimaksud fungsi
manajemen adalah langkah-langkah penting yang wajib dikerjakan
oleh seorang manajer untuk mencapai tujuan. Masing-masing pakar
mengidentifikasi fungsi manajemen yang berbeda-beda. Keperawatan
lebih sering mengadopsi fungsi manajemen menurut George Terry,
yaitu :
A. Planning (Perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan
organisasi, sampai dengan menyusun dan menetapkan rangkaian
kegiatan untuk mencapainya. Melalui perencanaan akan dapat
ditetapkan tugas – tugas staf. Dengan tugas – tugas ini seorang
pemimpin akan mempunyai pedoman untuk melakukan supervisi
dan evaluasi serta menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh
staf dalam menjalankan tugas – tugasnya.
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari :
1. Rencana jangka pendek
27
a. Rencana Harian Kepala Ruangan.
Rencana harian kepala ruangan kegitannya meliputi: Operan,
pre conference dan post conference, mengecek SDM dan
sarana prasarana, melakukan interaksi dengan pasien baru
atau pasien yang memerlukan perhatian khusus, melakukan
supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana, hubungan
dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil,
mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang
belum teratasi, mempersiapkan dan merencanakan kegiatan
asuhan keperawatan untuk sore, malam, dan besok sesuai tingkat
ketergantungan pasien.
b. Rencana Harian Ketua Tim.
Rencana harian ketua tim meliputi: operan, pre conference
dan post conference, penyelenggaraan asuhan keperawatan
pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya,
melakukan supervisi perawat pelaksana, kolaborasi dengan
dokter atau tim kesehatan lain, menulis dokumentasi, alokasi
pasien sesuai perawat yang dinas.
c. Rencana Harian Perawat Pelaksana.
Rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan
keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift
dinasnya. Kegiatan tersebut meliputi: operw2an, pre
conference dan post conference, melaksanakan tindakan
asuhan keperawatan, mendokumentasikan asuhan
keperawatan. Penilaian rencana harian perawat, untuk
menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan
melalui observasi menggunakan instrumen dan mengisinya
setiap hari oleh setiap ketua tim.
2. Rencana jangka menengah
a. Rencana Bulanan Kepala Ruangan.
Rencana bulanan kepala ruangan meliputi: membuat jadwal
28
dan memimpin case conference, membuat jadwal dan
memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga,
membuat jadwal dinas, membuat jadwal dan memimpin rapat
bulanan perawat, membuat jadwal dan memimpin rapat tim
kesehatan, membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja
ketua tim dan perawat pelaksana, melakukan dokumentasi,
membuat laporan bulanan.
b. Rencana Bulanan Ketua Tim.
Mempresentasikan kasus dalam case conference,
memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga,
melakukan supervisi perawat pelaksana.
3. Rencana jangka panjang
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evaluasi hasil
kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana
tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya.
Rencana kegiatan tahunan mencakup:
a. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP
baik proses kegiatan (aktifitas yang sudah dilaksanakan dari 4
pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan.
b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-
masing tim. Penyegaran terkait materi MPKP khusus kegiatan
yang masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan
mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan
meningkatkannya dimasa mendatang.
c. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan
jenjang karier perawat (pelaksana menjadi katim, katim
menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan
formal, membuat jadwal untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
B. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen
untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang
29
dimiliki oleh organisasi dan memanfatkannya secara efisien
untuk mencapai tujuan organisasi.

C. Actuating (directing, commanding, coordinating) atau


Penggerakkan
Penggerakan sebagai proses manajemen adalah proses
memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu
bekerja secara optimal dan melakukan tugas – tugasnya sesuai
dengan ketrampilan yang mereka miliki sesuai dengan
dukungan sumber daya yang tersedia. Dalam pergerakkan,
pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola,
jika perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan
pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus
melakukan upaya-upaya (Marquis & Houston, 2014). Di
ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1) Menciptakan budaya motivasi
2) Manajemen waktu: Rencana Harian
3) Komunikasi efektif melalui kegiatan:
4) Operan antar shift
5) Pre conference tim
6) Post conference tim
7) Manajemen konflik
8) Pendelegasian dan supervisi
D. Controling (Pengawasan, Monitoring)
Pengawasan adalah proses untuk mengamati secara terus
menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.

2.1.3 Komponen Sistem Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang
30
saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5
elemen, yaitu input, proses, output, control dan mekanisme umpan
balik.
a) Input. Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain
berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas
b) Proses. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan
tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan
pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
c) Output. Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau
keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian
asuhan keperawatan dan pengembangan serta kegiatan penelitian
untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran.
d) Control. Control dalam proses manajemen keperawatan dapat
dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional,
evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang
sesuai standar dan akreditasi.
e) Umpan balik. Selain itu, mekanisme umpan balik diperlukan untuk
menyelaraskan hasil dan perbaikan kegiatan yang akan datang.
Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan
keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta
penampilan kerja perawat.

2.1.4 Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan


Keperawatan merupakan disiplin praktik klinis. Manajer
keperawatan yang efektif sebaiknya memahami dan memfasilitasi
pekerjaan perawat pelaksana, menurut Suyanto (2013) Manajer
keperawatan mengelola kegiatan keperawatan meliputi:
a. Menetapkan penggunaan proses keperawatan.

31
b. Mengetahui intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan
doagnosa.
c. Menerima akontabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan
oleh perawat .
d. Menerima akuntabilitas hasil kegiatan keperawatan.
Menurut Suyanto, 2013 keperawatan terdiri dari:
a. Manajemen Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit dikelola oleh bidang
perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan)
2) Manajemen menengah (kepala unit pelayanan / supervisor)
3) Manajemen bawah (kepala ruang perawatan)

b. Manajemen Asuhan Keperawatan


Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan
menggunakan proses keperawatan pada prinsipnya menggunakan
konsep – konsep manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

2.1.5 Komponen Manajemen Keperawatan


2.1.5.1 Ketenagakerjaan Perawat
Jumlah tenaga keperawatan di suatu ruang rawat
ditetapkan berdasarkan derajat ketergantungan pasien sesuai
dengan Metode Douglas. Penetapan derajat ketergantungan
dilakukan berdasarkan petunjuk penetapan derajat
ketergantungan pasien. Berikut merupakan sistem klasifikasi
pasien:
Sistem klasifikasi pasien yaitu mengelompokkan pasien
sesuai dengan ketergantungannya dengan perawat atau waktu
dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuahan

32
keperawatan yang dibutuhkan. Klasifikasi tingkat
ketergantungan pasien menurut Douglas (1984), adalah :
1. Minimal Care
Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam/24
jam/dengan kriteria :
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b) Makan dan minum dilakukan sendiri
c) Ambulasi dengan pengawasan.
d) Observasi tanda- tanda vital dilakukan tiap shiff
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
2. Parsial Care
Memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria :
a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
c) Ambulasi dibantu, Pengobatan lebih dan sekali
d) Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
3. Perawatan Intensif
Perawatan total care memerlukan waktu 5-6/24 jam dengan
kriteria :
a) Segalanya diberikan atau dibantu
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
c) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena
d) Pemakaian suction
e) Gelisah atau disorientasi
2.1.5.2 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
Sejalan dengan perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan
yang terjadi di Indonesia, maka model sistem asuhan keperawatan
berubah mengarah pada suatu praktik keperawatan profesional. Model

33
sistem asuhan keperawatan yang dapat dikembangkan adalah tim,
primer, dan kasus (Nursalam, 2015).
Kasus Berdasarkan pendekatan holistis dari filosofi Manajer
keperawatan. Perawat bertanggungjawab terhadap keperawatan
asuhan dan observasi pasien tertentu dengan rasio
pasien : perawat = 1 : 1. Setiap pasien ditugaskan
kepada semua perawat yang melayani
kebutuhannya pada saat dia dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap
shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode ini umumnya dilakukan untuk
perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti
isolasi atau perawatan intensif.
Tim Enam sampai tujuh perawat profesional dan Ketua tim
perawat pelaksana bekerja sebagai suatu tim,
disupervisi oleh ketua tim. Metode ini
menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien, perawat
ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim yang terdiri dari
tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam
satu tim kecil yang saling membantu.
Primer Berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dan Perawat
filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab primer (PP)
terhadap semua aspek asuhan keperawatan dari
hasil pengkajian kondisi pasien untuk
mengkoordinasikan asuhan keperawatan. Rasio 1 :
4 atau 1 : 5 (perawat : pasien). Metode penugasan
dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
34
pasien mulai dari pasien masuk hingga keluar
rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara
perawat dan pasien yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan koordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

2.1.5.2 Proses Keperawatan


Proses keperawatan merupakan proses pengambilan
keputusan yang dilakukan perawat dalam menyusun kegiatan
asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan masalah pasien
merupakan titik sentral dalam pengambilan keputusan.
Pendekatan ilmiah yang fragmatis dalam pengambilan
keputusan adalah :

1) Identifikasi masalah.
2) Menyusun alternatif penyelesaikan masalah.
3) Pemilihan cara penyelesaian masalah yang tepat dan
melaksanakannya.
4) Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian
masalah.
Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada
langkah- langkah proses keperawatan yaitu :
1) Pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi
lebih holistic.
2) Diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari
masalah masalah keperawatan.
3) Rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah.
4) Implementasi rencana, dan
35
5) Evaluasi hasil tindakan.
6) Dokumentasi Keperawatan

2.1.5.3 . Peran dan Fungsi Perawat


1. Kepala Ruangan
Tugas dan tanggung jawab kepala ruang rawat adalah:
a. Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal dinas).
b. Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan.
c. Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
ruangan.
d. Memonitor kegiatan PP dan PA sesuai jadwal kegiatan.
e. Mengorientasikan pegawai baru, residen, mahasiswa kedokteran,
dan mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktek di
ruangan, anjurkan membaca format orientasi ruang MPKP.
f. Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat.
g. Bekerja sama dengan CCM (pembimbing klinik) membimbing
siswa/mahasiswa dalam pemberian asuhan keperawatan di
ruangan, dengan mengikuti sistem MPKP.
h. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang
harmonis dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lain, antara
lain Kepala Ruangan bersama CCM dan PP mengingatkan
kembali pasien dan keluarga tentang perawat/tim yang
bertanggung jawab terhadap mereka di ruangan yang
bersangkutan.
i. Mengecek perlengkapan persediaan status keperawatan minimal
5 set setiap hari.
j. Bersama CCM melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA
dalam hal penerapan MPKP termasuk sikap tingkah laku
profesional.
k. Bila PP cuti tugas dan tanggung jawab PP tersebut diambil alih
oleh Kepala Ruangan/CCM dan dapat didelegasikan kepada PA
36
senior (wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi tetap di bawah
pengawasan Kepala Ruangan.
l. Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitasyang
dibutuhkan di ruangan.
m. Bersama CCM memonitoring dan mengevaluasi penampilan
kerja semua tenaga yang ada di ruangan dan membuat DP3 dan
usulan kenaikan pangkat.
n. Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan
untuk membahas kebutuhan di ruangan.
o. Bersama CCM merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu
asuhan keperawatan.
2. Perawat Primer (PP)/Ketua Tim
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, PP pemula
adalah perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan dengan
pengalaman dan pada MPKP tingkat I adalah perawat dengan
kemampuan SKpNers. PP dapat bertugas pada pagi, sore, atau
malam hari, namun sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi
atau sore saja.
Tugas dan tanggung jawab PP adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kontrak dengan pasien dan keluarga pada
awal masuk ruangan berdasarkan format orientasi pasien
dan keluarga sehngga tercipta hubungan terapeutik.
b. Melakukan pengkajian terhadap pasien baru atau
melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan PP pada
sore, malam ataupun hari libur.
c. Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan
analisis standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
d. Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan, kepada PA di
bawah tanggung jawabnya sesuai pasien yang di rawat
(pre conference).
e. Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap
37
pasien pada setiap giliran jaga, sesuai kondisi yang ada.
f. Melakukan bimbingan dan evaluasi pada PA dalam
implementasi tindakan keperawatan, apakah sesuai
dengan SOP.
g. Memonitor Dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
h. Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA.
i. Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi
keperawatan dan tindakan keperawatan yang tidak dapat
dilakukan oleh PA
j. Mengatur pelaksanaan, konsul dan pemeriksaan
laboratorium
k. Melakukan kegiatan serah terima pasien bersama
dengan Perawat Pelaksana.
l. Mendampingi dokter visite pasien di bawah tanggung
jawabnya.
m. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat
catatan perkembangan pasien setiap hari.
n. Melakukan pertemuan dengan pasien dan keluarga
minimal tiap 2 hari untuk membahas kondisi
keperawatan pasien.
o. Bila PP cuti/Libur, tugas-tugas PP didelegasikan
kepada PA yang telah ditunjuk sebagai pembimbing
dengan arahan kepala ruangan.
p. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarga
q. Membuat perencanaan pulang, sejak awal pasin dirawat.
r. Bekerja sama dengan Clinical Care Manager (CCM)
s. Mengidentifikasi isu yang memerlukan pembuktian
sehingga tercipta evidence based practice (EBP)
3. Perawat Asosiet (PA)/Perawat Pelaksana
a. Kemampuan PA pada MPKP pemula atau MPKP tingkat
38
I, sebaiknya perawat dengan kemampuan DIII
Keperawatan. namun pada beberapa kondisi bila belum
semua tenaga mendapat pendidikan tambahan pada
beberapa MPKP Yang dikembangkan.
b. Tugas dan tanggung jawab PA/Perawat Pelaksana adalah
sebagai berikut
c. Membaca renpra yang telah ditetapkan PP dan meminta
bimbingan kepada PP, bila ada hasil yang belum jelas.
d. Membina hubungan terapeutik dengan pasien dan
keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan
PP.
e. Menerima pasien baru dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi pasien dan keluarga jika PL
tidak ada di tempat.
f. Melakukan tindakan keperawatan pada pasiennya
berdasaran renpra.
g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikannya pada format yang
tersedia.
h. Mengikuti visite dokter bila PP tidak di tempat.
i. Mengecek kerapihan dan kelengkapan status keperawatan.
j. Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai
diparaf.
k. Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila
menemukan masalah yang perlu diselesaikan.
l. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostic,
laboratorium, pengobatan dan tindakan.
m. Berperan serta dalam penkes pada pasien dan keluarga
yang dilakukan PP.
n. Melakukan inventarisasi fasilitas yng terkait dengan
timnya.
39
o. Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dengan
berkoordinasi dengan PP

40
2.2 Konsep Perencanaan

2.2.1 Pengertian
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan
adalah pandangan ke depan dan merupakan fungsi yang paling penting
tentang suatu rencana kegiatan yang berisi tujuan apa yang harus
dicapai, bagaimana cara mencapainya, tempat kegiatan tersebut
dilaksanakan, bagaimana indikator/tolak ukur untuk mencapai tujuan
serta kegiatan apa yang harus dilakukan selanjutnya atau berkelanjutan.
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam
meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu
pelayanan keperawatan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan.
Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan, dibutuhkan
perencanaan yang baik dan profesional. Perencanaan yang baik harus
berdasarkan sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar,
fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia
terlebih dahulu secara efektif dan efisienn (Swansburg, 1993).
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 2014).
Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan
tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu
dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan.
2.2.2 Jenis Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan
Dalam manajemen keperawatan kegiatan perencanaan adalah
membuat perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek. Perencanaan jangka pendek atau disebut juga “Perencanaan
operasional” adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu jam
sampai dengan satu tahun, perencanaan jangka menengah adalah
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu hingga lima tahun
(Marquis & Huston, 1998), sedangkan perencanaan jangka panjang
41
atau sering disebut “perencanaan strategis” adalah perencanaan yang
dibuat untuk kegiatan tiga samapai dengan dua puluh tahun
(Swansburg, 1993).
Dalam ruang perawatan, perencanaan biasanya hanya dibuat
untuk jangka pendek. Menurut Keliat, dkk (2016), rencana jangka yang
dapat diterapkan di ruang di ruang perawatan adalah rencana harian,
rencana bulanan dan rencana tahunan.
a. Rencana Harian
Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-
masing perawat yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencan
harian ini dibuat oleh kepala ruang, ketua tim/perawat primer, dan
perawat pelaksana.
b. Rencana Bulanan
Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu
bulan. Rencana bulanan ini harus disinkronkan dengan rencana
harian. Rencana bulanan dibuat oleh kepala ruang dan ketua
tim/perawat primer.
c. Rencana Tahunan
Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali.
Rencana tahunan disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya. Rencana tahunan dibuat oleh kepala ruang.
2.2.3 Rencana Harian Perawat Pelaksana
Rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan
untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana
harian dari perawat pelaksana ini harus terorganisir, terarah, benar-
benar dipahami dan dilaksanakan karena tindakan dari perawat
pelaksana langusng berhubungan dengan pelayanan keperawatan
kepada pasien.
Rencana harian perawat pelaksana meliputi kegiatan : operan,
pre conference dan post conference, melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan, dan mendokumentasikan asuhan keperawatan. Penilaian
42
rencana harian perawat berguna untuk menilai keberhasilan dari
perencanaan harian dilakukan melalui observasi menggunakan
instrumen dan mengisinya setiap hari oleh setiap ketua tim.

43
BAB III

KAJIAN SITUASIONAL
MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 Analisa Situasi Ruangan


3.1.1 Profil Ruangan
Ruangan Kemuning merupakan ruang perawatan di RSUD Waled
Kabupaten Cirebon. Ruangan kemuning adalah ruang perawatan bedah
kelas 3 baik pre dan post operasi untuk anak-anak, remaja, dewasa
maupun lansia.
3.1.2 Struktur Organissi
Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim

Perawat Perawat
Pelaksana Pelaksana

Pasien Pasien

44
Ruang kemuning dipimpin oleh kepala ruangan yang terdiri dari 2
ketua tim dan 13 perawat pelaksana.
3.1.3 Sarana Fisik dan Fasilitas Ruang Perawatan
Ruang kemuning terdiri dari ruang nurse station, kamar mandi
khusus peralatan dan 6 kamar perawatan pasien dan 1 kamar
perawatan isolasi lengkap dengan AC, Toilet meja dan kursi masing-
masing kamar perawatan.
Kapasitas ruangan kemuning adalah 28 tempat tidur dengan
klasifikasi kamar menggunakan abjad A,B untuk pasien laki-laki,
C,D untuk pasien perempuan, E,F untuk pasien laki-laki atau
perempuan sedangkan kamar isolasi dikhususkan untuk pasien-
pasien yang mendapatkan perawatan khusus.

No. Alat Jumlah Keterangan


1. Bed 28 Baik
2. Spigmomanometer 3 2 baik, 1 rusak
3. Thermometer Digital 2 1 rusak, 1 baik
4. Syringepump 2 Baik
5. Infus Pump, 1 Baik
6. Laken 48 Baik
7. Sarung Bantal 48 Baik
8. Perlak 5 Baik
9. GV Set 7 Baik
10. Amubag Dewasa 3 Baik
11. Faceshild 6 5 baik, 1 rusak
12. EKG 2 Baik
13. Suction 1 Baik
14. Hazmat 25 Baik
15. Pasang Sepatu 2 Baik
16. Kursi Roda 3 Baik
17. Brankar 2 Baik

45
18. Tromol Besar 1 Baik
19. Tromol Kecil 1 Baik
20. Timbangan 2 1 Baik, 1 rusak
21. Lampu Tindakan 1 Baik
22. Troli 5 Baik
23. Troli Obat 1 Baik
24. Rak Obat 1 Baik
25. Loker Pegawai 1 Baik
26. Lemari Pendingin 1 Baik
27. Telepon 2 Baik
28. Handphone 1 Baik
29. Komputer 2 Baik
30. Printer 1 Baik
31. Troli Emergency 2 Baik
32. Sofa 2 Set Baik
33. LED Film Viewer 1 Baik
34. Lemari Obat 1 Baik

3.1.4 Ketenagaan
Ruangan kemuning dikelola oleh tenaga keperawatan yang
berjumlah 16 perawat dengan tingkat pendidikan D3 keperawatan
11 orang dan S1 Ners 5 Orang.
3.2 Analisa SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
a. Ruang Kemuning adalah ruangan perawatan bedah kelas 3 dengan
menerima semua jaminan kesehatan baik dari pemerintah, instansti
swasta maupun pribadi.
b. Ruang kemuning memiliki kapasitas 28 tempat tidur dengan
jumlah perawat sebanyak 16 Seluruhnya dapat memudahkan
pelayanan asuhan keperawatan

46
c. Terdapat SOP dan SAK diruangan
d. Memberikan edukasi tidak hanya kepada pasien melainkan kepada
keluarga juga yang dilakukan setiap pagi
e. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi
pengkajian serta diagnosa keperawatan sampai dengan evaluasi
menggunakan SOAP dan SBAR.
f. Memberikan keperawatan terbaik dengan menerapkan standar
pelayanan keperawatan yang profesional.
2. Weaknes (Kelemahan)
a. Jadwal masuk dinas tidak sesuai dengan jam yang sudah ditentukan.
b. Alat dan bahan seperti oksimeter, tensimeter, suhu, termogan tidak
berfungsi dengan baik.
c. Untuk pasien yang akan dilakukan operasi tidak hanya dilakukan
penandaan saja melainkan harus mencantumkan lokasi serta ukuran
yang akan dilakukan tindakan operasi.
d. Tidak adanya penandaan pasien dengan resiko jatuh
e. Pada pendokumentasian asuhan keperawatan perawat masih belum
optimal dalam melakukan pengkajian pada penerimaan pasien baru
secara optimal
f. Pada pendokumentasian laporan keperawatan belum tertulis tentang
tingkat ketergantungan pasien
3. Oportunity (Peluang)
a. Ruang kemuning digunakan sebagai lahan praktek S1 atau Profesi
keperawatan sehingga memungkinkan adanya pemaparan berbagai
informasi baru dunia keperawatan.
b. Adanya kolaborasi antara mahasiswa dengan perawat.
c. Adanya kesempatan perawat untuk mengikuti pelatihan, seminar,
serta melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya.
4. Threat (Ancaman)
a. Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Diruangan Masih
Rendah.

47
b. Adanya Tuntutan Dari Masyarakat Untuk Mendapatkan Pelayanan
Yang Lebih Profesional
c. Meningkatnya Kesadaran Masarakat Tentang Tangung Jawab Dan
Tanggung Gugat Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan.

3.3 Perumusan dan Prioritas Masalah


Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok kami
selama diruang kemuning terdapat beberapa masalah yang dapat kita ambil
yaitu belum optimalnya catatan perencanaan harian perawat pelaksana di
Ruang Kemuning RSUD Waled Cirebon.

3.4 POA (Plan of Action)

Masalah Tujuan Uraian Kegiatan Waktu Penanggung


Jawab
Belum 1. Untuk Membuat tabel catatan Dilaksanakan di 1. Kepala Ruangan
optimalnya mengetahui perencanaan harian minggu awal 2. Ketua Tim
catatan catatan dan memberikan masuk stase Pelaksana
perencanaan perencanaan sosialiasi tentang manajemn
harian yang akan format catatan
perawat dilakukan perencanaan harian
pelaksana di oleh perawat perawat
Ruang setiap hari
Kemuning 2. Perawat
RSUD melakukan
Waled catatan
Cirebon perencanaan
menggunaka
n format
setiap hari
sesuai shift

48
BAB IV

PEMBAHASAN

Masalah prioritas yang ditemukan oleh kelompok kami di ruang kemuning


adalah belum optimalnya catatan perencanaan harian perawat pelaksana.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2022, pembuatan tabel atau
format catatan perencanaan pada tanggal 27 Desember 2022, implementasi berupa
sosialisasi dilakukan pada tanggal 28 Desember 2022, evaluasi dilakukan pada
tanggal 30 Desember 2022- 2 Januari 2023.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 26 Desember 2022 dan 4 Januari
2023 perawat pelaksana sering mendapatkan teguran dari ketua tim jika
ditemukan ada kesalahan seperti pengisian rekam medis yang belum lengkap serta
belum menggunakan catatan perencanaan perawat pelaksana setiap shift.
Implementasi dimulai pada tanggal 28 Desember 2022 dengan berdiskusi
dengan kepala ruangan, dan kepala tim, penanggung jawab shift serta perawat
pelaksana mengenai intervensi yang telah direncanakan sebelumnya oleh
kelompok. Dari hasil diskusi penerapan tersebut, kelompok mendapat masukan,
arahan, klarifikasi mengenai masalah yang terdapat di ruang, dimana masukan
tersebut dapat kami gunakan sebagai proses belajar.
Tahap implementasi dilakukan yaitu :
a. Membuat tabel atau format catatan perencanaan harian perawat sesuai shift
b. Sosialisasi tentang penatalaksanaan pengisian catatan perencanaan harian
kepada perawat pelaksana.
c. Membagikan lembaran format catatan perencanaan harian kepada perawat
pelaksana

Evaluasi dilakukan pada tanggal 29 Desember 2022 – 2 Januari 2022


dengan hasil :
1. Tersedianya catatan perencanaan harian perawat pelaksana yang seragam
antar perawat

49
2. Ketua tim lebih mudah mengevaluasi rencana keperawatan yang telah
dilaksana oleh perawat pelaksana
3. Serah terima : setelah dilakukan keseragaman dalam penulisan catatan
perencanaan harian perawat pelaksana melakukan operan sesuai dengan
waktunya.

50
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Manajemen asuhan keperawatan yang terdiri dari manajemen


keperawatan bertugas untuk merencanakan asuhan keperawatan terhadap
pasien dan mengelolanya sehingga asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien dapat terlaksana dengan baik nantinya, manajemen keperawatan
bertugas mengontrol setiap perawat atas setiap tugas yang telah diberikan
asuhan pada pasien.
Setelah dilakukan pengkajian dan identifikasi masalah manajemen
keperawatan di ruang kemuning pada tanggal 26 Desember 2022 sampai 5
Januari 2023. Bahwa pada ruang kemuning belum optimalnya catatan
perencanaan harian perawat pelaksana. Sehingga dengan adanya implementasi
yang dilakukan oleh kelompok kami dapat mengoptimalkan catatan
perencanaan harian perawat pelaksana dapat meningkatkan pelayanan
keperawatan di ruang kemuning.

5.2 SARAN
5.2.1 Diharapkan penggunaan format catatan perencanaan kerja harian
perawat pelaksanaan, dapat menjadi acuan/perbandingan dalam
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan Rumah Sakit.
5.2.2 Diharapkan dapat menjadi kelengkapan dalam pengisian
dokumentasi keperawatan, sehingga perawat mengisi dokumentasi
keperawatan secara lengkap. Hal tersebut agar informasi asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien terlihat jelas.

51
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji.(2015). Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-


ruzz Media.
Douglas, L.M.(1984). The Effective Nurse Leader and Manager. St. Louis: CV.
Mosby Company.
Hidayah. 2014. Manajemen Model Asuhan Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Tim Dalam Peningkat Kepuasan Pasien Dirumah Sakit.
Jurnal Kesehatan UIN Alauddin, &, 410-426
Keliat, dkk.(2016). Model Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Mamik. 2015. Manajemen Keperawatan. (A.Priyanto, Penyunt) Zifatama.
Nursalam.(2012). Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam.(2015). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Keperawatan
Profesional. Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Siagian.(2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sitorus, Ratna.(2013). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit:
Penataan Struktur dan Proses Pemberian Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat: Implementasi. Jakarta: EGC.
Suyanto.(2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Jogjakarta: Mitra & Cendekia Press.
Swansburg.(1993). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen untuk Proses
Klinis. Diterjemahkan oleh Nurachmah. Jakarta: EGC.

52
LAMPIRAN

53
54
Nama perawat
Ruangan Kemuning
Tanggal 5 Januari 2023
Nama Pasien Tn. X
Diagnosa Medis Appendicitis
Waktu Rencana Tindakan
Operan
07.30
Pre Conference
08.00 Tindakan 1
09.00 Tindakan 2
10.00 Tindakan 3
11.00 Tindakan 4
12.00 Istirahat
13.00 Tindakan 5
13.30 Pre Conference
14.00 Operan
Format catatan perencanaan perawat pelaksana setiap shift

55

Anda mungkin juga menyukai