Disusun Oleh :
Kelompok 1
PENYUSUN : KELOMPOK 1
Masukan
Mengesahkan,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Kajian
Situasi Di Ruang Rawat Inap Sanur Ubud Rumah Sakit Sumber Kasih” dengan
baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan laporan ini, banyak pihak-pihak yang telah membantu
dalam kelancaran pembuatan laporan ini. Maka dari itu, kami mengucapkan
terimakasih terutama kepada :
1. Ketua Yayasan Pengembangan Ilmu Mahardika.
2. Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan STIKes
Mahardika Cirebon.
3. Preseptor Klinik Rumah Sakit Sumber Kasih Kota Cirebon
4. Pembimbing Stase Manajemen Keperawatan yang selalu memberikan
bimbingan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik dari
segi penulisan maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan laporan
kamiselanjutnya. Demikian laporan ini kamibuat, kamiberharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB IPENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................
BAB II TUJUAN PUSTAKA ......................................................................
2.1 Konsep Manajemen Keperwatan................................................................
2.1.1 Definisi Manajemen Keperawatan..........................................................
2.1.2
BAB III KAJIAN SITUASIONAL................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kedalam masyarakat. Pelayanan
kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. (Depkes RI,
2010). Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU
No.44Tahun2009). Rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
rumah sakit.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatanuntuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk dapa tmemberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan
seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses
keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan
data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil
(Nursalam,2012) .Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi
orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan
kelompok. Untuk dapat mengambil keputusan dan bertindak dengan baik
makaseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan, kesadaran diri,
1
kemampuan berkomunikasi dengan baik, energi, dan tujuan yang jelas.
Seorang pemimpin harus menjadi role model yang baik dalam cara
kepemimpinannya, dalam pelaksanaan tugas maupun dalam membangun
kerjasama dan bekerjasama dengan oranglain termasuk dengan bawahannya
(Marquis,2012).
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan yang mencakup bio-psiko-sosio-spiritual
yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang meliputi peningkatan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan
dan menggunakan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan di rumah
sakit adalah pelayanan profesional yang diselenggrakan untuk melayani
kebutuhan masyarakat, khususnya dalam bidang keperawatan yang di
kelola melalui pelayanan rawat inap (Sitorus,2012).
Mutu pelayanan keperawatan perlu dikelola secara profesional
berdasarkan pada standar yang telah di tetapkan. Departemen kesehatan
telah menyusun standar manajemen pelayanan keperawatan untuk rumah
sakit dan sarana kesehatan lainnya yang menjadi acuan bagi manajer
keperawatan dalam melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan di
Rumah Sakit. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses mencapai
tujuan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan evaluasi dan
pengendalian mutu pelayanan keperawatan (Wahyuni,2012).
Stase kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam tahapan
profesi ners menjaditempat belajar bagi mahasiswa yang secara langsung
diimplementasikan dengan kemampuan intelektual yang dimiliki dalam
lingkup tatanan pelayanan kesehatan yang nyata khususnya di ruang rawat
inap Sanur Ubud Rumah Sakit Sumber Kasih Cirebon. Dalam konteks
belajar ini, mahasiswa diberikan ruang rawat inap untuk dikelola dengan
pendekatan proses manajemen keperawatan. Seperti diketahui ilmu
manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen
2
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan maupun tata cara
penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan manager. Oleh karena itu, masalah ini berisikan
uraian tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen dari masa ke
masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu
diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang
lingkup dan perkembangan ilmu manajemen.
Stase kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalamtahapan profesi
ners merupakan suatu kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan
teori-teori manajemen yang dipadukan secara komprehensif dengan
kemampuan intelektual, kemampuan teknik keperawatan dan kemampuan
interpersonal dalam lingkup tatanan pelayanan kesehatan yang nyata, yaitu
ruang rawat inap. Dalam konteks belajar inilah mahasiswa diberikan satu
ruang rawat untuk dikelola dengan pendekatan proses manajemen
keperawatan, dalam hal ini Sanur Ubud Rumah Sakit Sumber Kasih
Cirebon dibawah arahan dan bimbingan intensif dari pembimbing
akademik dan pembimbing klinik. Ruangan Sanur Ubud merupakan ruang
perawatan anak dan total tempat tidur mencapai 39 bed, Jumlah perawat di
Sanur Ubud berjumlah 17 orang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan di Ruang Sanur Ubud
“Bagaimanakah kajia situasi di Ruang Sanur Ubud Rumah Sakit Sumber
Kasih Cirebon?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui dan dapat menerapkan konsep teori aplikasi
manajemen keperawatan di Ruang Sanur Ubud Rumah Sakit Sumber
Kasih Cirebon.
3
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui konsep, teori, dan prisip manajemen
keperawatan
b. Mahasiswa mengetahui analisa situasi ruangan sanur ubud
c. Mahasiswa mengetahui perumusan dan memprioritaskan masalah
d. Mahasiswa dapat merencanakan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi masalah manajemen keperawatan
4
BAB II
5
b) Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber data yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Actuating (directing, commanding, coordinating)
Penggerakan (actuating) adalah proses memberikan bimbingan kepada
staf agar mereka mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugas-
tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki sesuai dengan
dukungan sumber daya yang tersedia.menggerakkan orang-orang agar
mau/suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena
perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara
interval.
d) Pengendalian/pengawasan (controling)
Pengendalian adalah proses untuk mengamati secara terus menerus
pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan
koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.merupakan fungsi
pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah
orang-orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi
agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
e) Penilaian (evaluasi)
Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu
setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan
ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
6
organisasi, sumber-sumber organisasi, kemampuan yang ada, aktifitas
spesifik dan prioritas (Swanburg, 2012).
1. Peran Kepala Ruangan
Seorang tenaga perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengelola kegiatan pelayana di ruang rawat.
a. Kualifikasi
1) Perawat klinik III (Pendidikan minimal D III keperawatan dengan
pengalaman kerja 8 tahun dengan sertifikasi, S1 keperawatan,
pengalaman dengan sertifikasi, SI keperawatan, pengalaman kerja 6
tahun
2) Memiliki sertifikat manajemen keperawatan
3) Memiliki kemampuan kepemimpinan
4) Mempunyai kemampuan dan mengembangkan diri sesuai dengan
perkembangan IPTEK
b. Tanggung Jawab
1) Secara administratif bertanggung jawab kepada kepala bidang
pelayanan keperawatan.
2) Secara operasional bertanggung jawab kepada kepala instalasi
c. Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan perawatan di unit kerja dalam
lingkup tanggung jawabnya.
d. Uraian tugas
1) Melaksanakan fungsi perencanaan:
a) Merencanakan jumlah tenaga yang sesuai dengan kebutuhan ruang
rawat yang berada dibawah tanggungjawabnya.
b) Merencanakan standar kebutuhan alat dan fasilitas pelayanan
keperawatan diruang rawat
c) Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
d) Merencanakan pengembangan SDM perawat melalui pembuatan
usulan jadwal pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
7
a) Mengatur seluruh kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan di
ruang rawat
b) Menyusun daftar dinas setiap tenaga perawat dan tenaga lainnya
sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.
c) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan yang ada
dengan cara bekerjasama dengan petugas kesehatan lain yang
terlibat dalam pelayanan di ruang tersebut.
d) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawat
e) Mengatur kegiatan pendampingan visit dokter
f) Mengklasifikasikan pasien menurut tingkat kegawatan, infeksi dan
non infeksi untuk memudahkan perawatan.
g) Melaksanakan koordinasi dan memelihara hubungan baik dengan
kepala ruangan lain, kepala seksi, kepala bidang, kepala instalasi
dan staf medik fungsional di rumah sakit.
h) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya.
i) Melaksanakan model penugasan yang telah menjadi keputusan
bersama kepal instalasi dengan kepala bidang pelayanan
keperawatan.
3) Malaksanakan fungsi pelaksanaan
a) Memimpin jalannya ronde keperawatan
b) Memberikan orientasi kepada kepada tenaga perawat pelaksana
untuk melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai standar yang
ditetapkan
c) Memberikan pengrahan motivasi kepada tenaga perawat pelaksana
untuk melaksanakan pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.
d) Mengenal jenis dan kegunaan peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien.
e) Menyusun permintaan kebutuhan rutin, alat, obat dan bahan lain
yang diperlukan.
f) Menjamin ketersediaan obat dan peralatan yang siap pakai
g) Memberikan orientasi terhadap pasien dan keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat,
fasilitas yang ada dan cara penggunaannya
8
h) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien dalam batas
kewenangannya.
i) Meningkatkan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
tentang perkembangan pasien dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar
j) Memperisapkan dan memelihara kebersihan ruang rawat dan
lingkungannya.
k) Memeriksa, meneliti pengisian formulir harian pelayanan serta
membubuhkan nama dan tanda tangan pada formulir tersebut
l) Membuat catatan harian, mingguan dan bulanan mengenai
pelaksanaan kegiatan lain diruang rawat.
m) Membuat dokumen pelaksanaan rapat koordinasi.
2. Ketua Shift
Seorang tenaga perawat dengan kemampuan klinik yang baik, diberi
wewenang dan tanggungjawab untuk memimpin tenaga keperawatan lain
dalam suatu shift jaga.
a. Tanggungjawab Secara operasional dan administratif bertanggungjawab
kepada kepala ruangan.
b. Tugas Pokok Memimpin, mengawasi dan bertanggungjawab dalam
pemberian asuhan keperawata pada shift tertentu.
c. Uraian Tugas
1) Membantu Kepala ruangan mengawasi dan mengendaliakn
pelaksanaan.
2) Membantu kepala ruangan menilai hasil kerja perawat pelaksanan.
3) Melaksanakan pendelegasian dari kepala ruangan.
4) Mengatur dan menjalankan pekerjaan administrasi ruangan.
5) Menjaga kebersihan ruangan.
6) Berkordinasi dengan perawat pengawas bila terjadi suatu permasalahan
berkaitan pelayanan dalam lingkup kerjanya
3. Perawat Pelaksana
9
Seorang tenaga perawat dengan kemampuan klinik, diberi wewenang dan
tanggungjawab untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di
ruang rawat.
a. Tanggung Jawab Bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
b. Tugas Pokok Melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan yang
menjadi area tugasnya.
c. Uraian tugas
1) Membaca asuhan keperawatan yang telah disusun dan ditetapkan
oleh ketua tim.
2) Membina hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarga.
3) Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan
rencana tindakan yang dibuat ketua tim.
4) Evaluasi tindakan dan mendokumentasikan pada format catatan
perkembangan.
5) Mengikuti visite dokter.
6) Memeriksa kerapihan dan kelengkapan status keperawatan.
7) Mengkomunikasikan kepada ketua tim bila menemukan masalah
yang perlu diselesaikan.
8) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan penunjang diagnostik atau
pelaksanaan operasi.
9) Berperan serta dalam memberikanpendidikan kesehatan kepada
pasien/keluarga yang dilakukan ketua tim.
10) Membantu ketua tim lain yang membutuhkan
11) Mengevaluasi kulaitas asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai.
10
seperti tempat tidur dan pemberian makanan dari ruang perawatan yang sama
seperti sistem penginapan.
Kegiatan pelayanan rawat inap meliputi:
1. Penerimaan pasien
2. Pelayanan medik
3. Pelayanan penunjang medik
4. Pelayanan perawatan
5. Pelayanan farmasi
6. Pelayanan gizi
7. Pelayanan Rehab Medik
8. Pelayanan administrasi keuangan.
2.5 Kerja Ruang Perawatan dengan Bagian Lain
Dalam menjalankan aktivitas rutin Sub Unit Ruang rawat inap sanur
ubud menjalin hubungan kerja dengan unit-unit yang terkait, seperti:
a. Unit Rawat Jalan: Bekerjasama untuk penerimaan pasien sebelum dan
sesudah dirawat di rumah sakit.
b. Unit Gawat Darurat: Bekerjasama dalam menerima pasien yang datang
sendiri maupun rujukan yang memerlukan pertolongan pertama untuk
selanjutnya mendapatkan pengobatan lebih lanjut di rawat inap.
c. Rekam Medis: Bekerjasama dalam penyelenggaraan, penyimpanan,
pengelolaan, dan pemeliharaan informasi medis yang terdapat dalam
status/rekam medik pasien. Surat permintaan rawat yang dikirim oleh dokter
dari rawat jalan maupun UGD harus disertai dengan rekam medis pasien.
d. Radiologi: Bekerjasama dalam pemeriksaan pasien dengan menggunakan
alat-alat radiologi untuk menegakkan diagnosa penyakit.
e. Laboratorium: Bekerjasama dalam pemeriksaan pasien dengan
menggunakan fasilitas laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit.
f. Farmasi: Bekerjasama dalam mengadakan obat dan alat kesehatan yang
diperlukan pasien di Sub Unit Ruang rawat inap sanur ubud.
g. Gizi: Bekerjasama dalam mengadakan makanan/minuman dan konsultasi
gizi.
h. Keuangan: Bekerjasama dalam pengelolaan keuangan sebagai salah satu sub
unit perawatan yang memberikan kontribusi kepada rumah sakit dalam
bentuk pembayaran pasien baik sebelum dan sesudah masuk rumah sakit.
11
i. Akuntansi: Bekerjasama dalam verifikasi invoice untuk pasien rawat inap.
j. ICU: Bekerjasama untuk penanganan pasien dengan perawatan khusus,
setelah kondisi pasien membaik bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa
k. Rehabilitasi Medik: Bekerjasama dalam konsultasi dan terapi lanjutan pasien
dengan pemberian pelayanan fisioterapi, dan konsultasi psikologi. l. Logistik:
Bekerjasama dalam pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) dan formulir-
formulir yang mendukung kegiatan di Sub Unit Ruang rawat inap sanur ubud
l. Pendaftaran: Bekerjasama dalam pemberian informasi ruang
perawatan/tempat tidur yang tersedia dan persiapan kamar untuk rawat inap.
m. Maintenance : Bekerjasama dalam hal pemeliharaan dan perbaikan sarana
rumah sakit, terutama di ruang rawat inap sanur ubud
n. Cleaning service: Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapihan
ruangan rawat inap sanur ubud
12
BAB III
KAJIAN SITUASI
13
3.3.3 Core Value (Nilai Utama)
KOMITMEN :
Kita berkomitmen untuk memberikan yang terbaik kepada
masyarakat, perusahaan dan mencapai pelayanan prima.
AKUNTABILITAS
Kami mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap
semua tindakan kami.
INTEGRITAS
Kami akan berusaha keras untuk mencapai standar tertinggi
dalam pekerjaan kami, dalam memberikan pelayanan yang layak dan
biaya yang efektif kepada pasien kami.
14
3.3.4 Moto & Tujuan
Moto : Melayani dengan sentuhan KASIH
Tujuan
1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat
dengan menjadikan Rumah Sakit Umum Sumber Kasih pilihan
utama keluarga
2. Meningkatkan kemampuan melalui penyediaan pelayanan
kesehatan yang lebih baik.
3. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
masyarakat, lingkungan rumah sakit, dan sumber daya manusia
rumah sakit
4. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan
rumah sakit
5.Meningkatkan citra sebagai rumah sakit berpenampilan prima serta
menjadi tujuan pengobatan bagi masyarakat.
6. Mengembangkan diri secara terus-menerus sehingga menjadi
rumah sakit yang mandiridan berprestasi
15
6. KELAS 1 (450.000) : Kuta 6, 7, Sanur 5, 16, 17, Jimbaran 1, 2, 12, 14,
15, 17, 18
7. KELAS 2 (350.000) : Kuta 14, 15, Sanur 10, 11, 14, 15, Jimbaran 3, 5
8. KELAS 3 (250.000) : Kuta 12, 16, Sanur 9, 12, Jimbaran 10, 11, 16
16
orang, sudah termasuk kepala ruangan. Tingkat pendidikan lulusan Ners
berjumlah 8 orang, D III keperawatan berjumlah 9 orang.
Tabel 3.1
Jumlah Petugas Ruang Rawat Inap Sanur Ubud
Puetugas Jumlah
Kordinator Ruangan 1
Ketua Tim 2
Perawat Pelaksana 14
Total 17 Orang
Tabel 3.2
Pendidikan Perawat Ruang Rawat Inap Sanur Ubud
Pendidikan Jumlah
Ners 8
S1 Keperawatan 1
D3 Keperawatan 8
Total 17
Setiap shifnya satu tim jaga bervariasai dimana dibagi 2 ruangan yaitu ruang
sanur dan ruang ubud untuk shif pagi berjaga 4 orang, 2 orang di ruang sanur
dan 2 orang di ruang ubud. Shif siang berjaga 3 orang, 2 orang di ruang sanur
dan 1 orang di ruang ubud. Shif malam berjaga 3 orang, 2 orang di ruang
sanur dan 1 orang di ruang ubud.
1. Stetoskop : 4 buah
2. Spigmanometer : 3 buah
3. Ekg : 1 buah
4. Timbangan bb : 2 buah
6. Pispot : 23 buah
7. Torniquet : 2 buah
8. Waskom : 4 buah
17
9. Brankar : 1 buah
3. Meja : 39 buah
4. Kulkas : 14 buah
5. Dispenser : 2 buah
6. Tabung APPAR :1
7. AC : 28 buah
8. Kursi : 39 buah
9. Lampu : 92 buah
3.10. Besar Penyakit Periode 31 Januari - 10 Februari 2022
Tabel 3.5
Distribusi5BesarPenyakityangada di Sanur Ubud
1. Febris 42
2. Diare 40
3. Vomitus 24
18
4. Dispepsia 20
5. Broncopenominia 19
1. Perencanaan
Sanur Ubud sudah memiliki Visi, Misi dan Tujuan Ruangan yaitu:
a. Visi
Menjadikan pelayanan keperawatan pilihan utama keluarga.
b. Misi
a) Memberikan pelayanan keperawatan sesuai standar
b) Memberikan pelayanan keperawatan dengan focus pada
pelayanan kesehatan keluarga
c) Memberikan pelayanan keperawatan dengan berpedoman pada
: ilmu dan kiat perawat, etika profesi dan nilai kasih.
c. Tujuan Ruangan
Anak adalah sahabat perawat.
2. Pengorganisasian
(terlampir)
19
STRUKTUR ORGANISASI KEPERAWATAN
KATIM II
KATIM I
Iik Fatkhiyah,S.Kep
Herliany Faliyang, S.Kep. Ners
Staff Perawat
Staff Perawat Solikha, S.Kep. Ners
Fuji Ayu Hartati, S.Kep
Staff Perawat
Staff Perawat Ifa Lathiifatunnisa,S.Kep.
Lilis Lisdiana M, Amd, Kep
Staff Perawat
Staff Perawat Ade Fitri Tania, Amd.Kep
Putri Ashari,Amd, Kep
Staff Perawat
Aneke Faddhillah,Amd.Kep
Staff Perawat
Irma Oktaviatun,S.Kep
Staff Perawat
Miahtun Aulidina,Amd.Kep
Staff Perawat
Irawati, Amd, Kep
Staff Perawat
Dewi Kurniawati,Amd.Kep
Staff Perawat
Yuyun Yulianingsih Amd, Kep
Staff Perawat
Yuani, Amd, Kep
Staff Perawat
Titania Meifitiyani P, Amd, Kep Staff Perawat
Cencen Roidah, Amd, Kep
20
3. Ketenagaan
Perhitungan jumlah tenaga perawat
Perhitungan BOR
Jumlah hari perawatan x 100%
Jumlah tempat tidur x peride
BOR = 61%
Berdasarkan data rekam medis dari November 2018 hingga januari
2019 didapatkan BOR (Bed Occupation Ratio) di paviliun firdaus
sebesar 61%. Menurut depkes RI (2005) nilai BOR yang ideal
adalah 60 -85 %.
Tingkat
JumlahKebutuhanTenaga
Ketergantungan
Klasifikasi Jumlah
PAGI SORE MALAM
pasien Pasien
Partial Care 216 216 x 0,27 = 58.32 216 x 0,15 = 32.4 216 x 0,10 = 21.6
21
b. Perhitungan tenaga perawat menurut Gillies
Keterangan :
C=jumlah hari libur ( libur resmi yang di tentukanpemerintah dan cuti tahunan
personal
= 7 x ( 61 % x 39) x 365
( 365 – 69 ) x 7
2072
Tenaga Perawat = 29
41 mg x 40 jam
41 mg x 40 jam
22
1640
= 75,77,15 = 46 Perawat
1640
23
dan keluarga pasien baik
c. Skill yang dimiliki oleh perawat di sanur ubud baik dan perawat di
sanur ubud datang tepat waktu sebelum operan dimulai
d. Adanya sarana dan prasarana bagi pasien
e. Terdapat nurse station
f. Ketersediaan oksigen yang dapat digunakan
2. Kelemahan (Weaknes)
a. Tidak adanya ruangan untuk kepala ruangan
b. Penggunaan SPO2 anak digunakan secara bergantian antara sanur
dan ubud sehingga terjadinya kurang efektif
c. Ketidak tersedian linen yang cukup diruangan sehingga dapat
menghambat pasien mmasuk ke ruang inap
3. Peluang(Opportunities)
a. Adanya kesempatan untuk mmenambah alat – alat yang kurang
didalam ruangan contohnya seperti SPO2 untuk anak.
b. Adanya kesempatan untuk memmenuhi ketersediaan linen diruangan
4. Ancaman (Treats)
a. Adanya komplain dari pasien karena lamanya pemindaan pasien dari
UGD ke ruang inap.
b. Tuntutan pasien dan keluarga akan pelayanan yang maksimal
24
BAB IV
PLAN OF ACTION
4.1 Plan Of Action
Tabel 5.1
Plan Of Action Manajemen Asuhan Ruang Sanur Ubud Rumah Sakit Sumber Kasih Cirebon
Perencanaan
No Kategori Masalah Data
Kegiatan Waktu Sasaran Metode PJ
1. (Material & Berdasarkan observasi Berikan edukasi kepada tim 7-02-2022 Team non medis Ceramah Rival
Machine) yang telah dilakuan oleh non medis (pihak loundy 15.00 WIB (CS & Laundry) Sriyana
Ketidaksediaan linen kelompok selama satu ataupun CS) setiap shift untuk Widya
yang cukup minggu didapatkan data selalu melihat ketersediaan Lala
diruangan sehingga bahwa ketersediaan linen. Ajeng
dapat menghambat kebutuhan linen di ruang Cica
pasien masuk ke sanur ubud kurang baik
ruang rawat inap. dan selalu tidak
tercukupi. Perawat jaga
selalu menghubungi
25
bagian laundry untuk
meminta linen ketika
linen di ruangan sudah
habis.
2. ( Methods ) Berdasarkan hasil 1. Menggunakan kategori feces 8-02-22 Perawat Diskusi Widy
Pengkategorian feses observasi yang dengan skala Bristol 10.00 WIB Pelaksana atau Dita
pada kasus diare dilakukan oleh 2. Melakukan penjumlahan perawat jaga. Dyah
pada anak dengan kelompok dirungan feces per 24 jam Daffa
menggunakan skala sanur ubud terkait 3. Analisa jumlah frekuensi Dian
bristol untuk dengan pengkajian dengan membaik atau Nisa
memudahkan proses keluhan pasien setiap memburuk atau menetap.
pengkajian terkait hari nya khusus nya
keluhan diare. pada pasien diare. ketika
dokter visit, dokter
menanyakan terkait
dengan konsistensi feses
seperti apa perawat
kadang bingung untuk
menjelaskan kepada
26
dokter kategori feses apa
yang dialami oleh
pasien.
BAB V
27
PEMBAHASAN
28
Tujuan dilakukan pengkategorian menggunakan skala Bristol adalah agar menciptakan pandangan yang sama oleh perawat dalam
menilai feces untuk dilakukan pendokumentasian asuhan keperawatan, mengetahui jumlah frekuensi BAB sehingga dapat ditarik
kesimpulan untuk menilai peningkatan atau penuruan kondisi pasien dan memberikan evaluasi intervensi yang sesuai dengan kondisi
pasien.
B. Role play
29
Role play merupakan salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa dengan cara bermain peran yang bertujuan agar mahasiswa dapat lebih
memahami peran seorang perawat. Kelompok 1 stase menejemen telah melakukan role play di ruang sanur ubud selama 11 hari mulai tanggal
31 januari – 10 februari 2022. Mahasiswa secara bergantia menjalankan peran sebagai kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana di
ruangan tersebut. Berdasarkan observasi kelompok tugas-tugas peran role play dapat dilihat di bawah ini :
a) kepala ruangan bertugas mengawasi kinerja perawat pelaksana, mengecek kehadiran perawat pelaksana dan dokter visit, Menyusun jadwal
dinas seluruh tenaga perawat dan mengusulkan permintaan tenaga atau alat-alat yang dibutuhkan di ruangan, kelengkapan status, menjadi
pemimpin dalam mencari solusi pemecahan masalah di ruangan.
b) Ketua tim bertugas membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala ruangan, membuat penugasan
supervise dan evaluasi kinerja tim/pelaksana, mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien, mengikuti serah terima pasien
dari shift sebelumnya Bersama kepala ruangan, Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk tim/pelaksana, Menyusun rencana
asuhan keperawatan, menyiapkan pertolongan segera pada pasien dengan masalah kedaruratan, melakukan ronde keperawatan Bersama kepala
ruangan, melakukan pelaporan dan pendokumentasian, membantu anggota tim menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan.
c) perawat pelaksana bertugas untuk melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan pasien, mengecek perkembangan dan kebutuhan pasien,
mengikuti visite dokter, mendokumentasikan asuhan keperawatan yang sudah dilakukan dan operan terahadap perawat pelaksana lainnya
sesuaai shif dinas yang telah disusun oleh kepala ruangan serta melaporkan hasul perkembangan pasiien kepada kepala ruangan.
30
b) faktor-faktor penghambat
adanya system pelayanan kesehatan yang menuntut perawat untuk mengerjakan administrasi terutama pada shif sore atau malam
sehingga perawat pelaksana kurang detail dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan sehingga sering kali tidak sinkron dengan
keadaan umum pasien saat visit dokter. Adanya sarana kesehatan RS Sumber Kasih yang sulit di peroleh contohnya seperti tim non medis (CS)
tidak selalu standby disetiap ruangan , sehingga untuk melakukan bongkaran ruangan sering terhambat. Dan tim non medis ( laundry) selalu lama
jika diminta kirim linen bersih sehingga menyebabkan terhambatnya per-bad ruangan.
D. Evaluasi
Dari analisa pengkajian praktek menejemen keperawatan yang dilakukan mahasiswa profesi ners STIKes Mahardika Cirebon dengan
pelaksanaaan Planning Of Action (POA) yaitu:
Mahasiswa STIKes Mahardika Cirebon telah mengusulkan kepada kepala ruangan sanur ubud untuk mengedukasi tim non medis (CS) setiap
sift agar melakukan re-check ketersediaan linen.
Mahasiswa STIKes Mahardika Cirebon telah memberikan contoh dalam pendokumentasian asuhan keperawatan pada kasus penyakit dengan
gangguan eliminasi yang melibatkan anamnesa feces untuk memudahkan perawat dalam melakukan assessment dan peraawat memiliki
pandangan yang sama dalam pengkategorian feces.
BAB VI
31
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan mempelajari bagaimana mengelola sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi
manajemen sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Fokusnya adalah membahas tentang teori-teori
manajemen dan kepempimpinan untuk memberikan pelayan keperawatan profesional. Penekanannya meliputi penggunaan
keterampilan manajemen dan kepempimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh melalui manajemen pelayanan
keperawatan dan berupaya memprakarsai perubahan yang efektif dalam sistem asuhan keperawatan.
Kegiatan praktek profesi manajemen keperawatan di RS Sumber Kasih Cirebon dilaksanakan selama 11 hari dari
tanggal 31 Desember 2021 sampai 10 Januari 2022. Kesimpulan yang didapat kelompok dari pengkajian sampai evaluasi
dengan teknik untuk membuat skala prioritas masalah menggunakan aspek Magnitude (Mg) yaitu kecenderungan besar
seringnya kejadian masalah, Severy (Sv) yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan, Managieability (Mn) yaitu bisa
dipecahkan, Nursing concern (Nr) yaitu berfokus pada keperawatan dan Affordability (Afd) yaitu ketersediaan sumber
manusia.
Berdasarkan cara penemuan masalah yang kelompok lakukan selama praktek di Sub unit Ruang Perawatan Sanur-
Ubud, diperoleh daftar masalah yang ditemukan yaitu Ketidaksediaan linen yang cukup diruangan Sanur-Ubud dan
Ketidakpahaman pengkategorian feses pada kasus diare.
32
Implementasi yang dilakukan kelompok selama 5 hari dari tanggal 5 – 9 Januari 2022 yaitu melaksanakan
Sosialisasi/Review, Diskusi dan edukasi kepada Team non Medis (CS & Laundry) dan Perawat Pelaksana atau Perawat
Jaga Sanur-Ubud.
B. SARAN
1. Rumah Sakit Sumber Kasih
Menindak lanjuti rekomendasi untuk kelengkapan bahan logistik fisik dan material yang dibutuhkan di Ruang
Sanur-Ubud agar dapat memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh ruangan.
2. Ruangan Sanur-Ubud
a. Kepala ruangan dan ketua tim melakukan supervisi dengan acuan yang telah ditentukan.
b. Menerapkan atau mengaplikasikan manajemen keperawatan dengan efektif dalam setiap melakukan proses
keperawatan, sehingga dalam memberikan pelayanan bisa dilakukan secara optimal.
c. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan untuk menunjang profesionalisme perawat.
3. Mahasiswa
Mahasiswa praktek yang akan datang diharapkan dapat memantau hasil residensi terdahulu khusunya di ruang
Sanur-Ubud dan menambah kegiatan lain yang belum dapat dilaksanakan seperti : rencana mingguan, bulanan, dan
ronde keperawatan serta dapat menyempurnakan format pengkajian dan rencana intervensi yang sudah ada.
33