Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

TN.D & NY.S DENGAN DIAGNOSA GASTRITIS DI DESA GEBANG KEC. GEBANG
KAB. CIREBON

Di Susun Oleh :
Sriyana Dewi
421J0027

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA


PROGRAM PROFESI NERS
CIREBON
2021-2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Konsep Gastritis
1. Pengertian
Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis dan difus (local). Dua jenis gastritis yang sering
terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi. K &
Huda.A.N,2015).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat menyebabkan pembengkakan lambung sampai terlepasnya
epitel mukosa superpisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan
saluran pencernaan. Pelepasan epitel dapat meangsang timbulnya inflamasi pada
lambung (Sukarmin, 2013).

2. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus atau
parasit lainnya juga dapat menyebabkan gastritis. Contributor gastritis akut adalah
meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang
dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan
gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen (Dewit, Stromberg & Dallred,
2016).
Menurut Gomez (2012) penyebab gastritis adalah sebagai berikut :
a. Infeksi bakteri
b. Sering menggunakan pereda nyeri.
c. Konsumsi minuman alkohol yang berlebihan.
d. Stress
e. Autoimun
Selain penyebab gastritis diatas, ada penderita yang merasakan gejalanya dan
ada juga yang tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya :
a. Nyeri epigastrium.
b. Mual
c. Muntah.
d. Perut terasa penuh.
e. Muntah darah.
f. Bersendawa

3. Patofisiologi
Menurut Dermawan & Rahayuningsih (2010) patofisiologi gastritis adalah mukosa
barier lambung pada umumnya melindungi lambung dari pencernaan terhadap lambung
itu sendiri, prostaglandin memberikan perlindungan ini Ketika mukosa barrier rusak maka
timbul peradangan pada mukosa lambung (gastritis). Setelah barier ini rusak terjadilah
perlukaan mukosa yang dibentuk dan diperburuk oleh histamine dan stimulasi saraf
cholinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik ke dalam mucus dan menyebabkan luka
pada pembuluh yang kecil, dan mengakibatkan terjadinya bengkak, perdarahan, dan erosi
pada lambung. Alkohol, aspirin refluks isi duodenal diketahui sebagai penghambat difusi
barrier.
Perlahan-lahan patologi yang terjadi pada gastritis termasuk kengesti vaskuler, edema,
peradangan sel supervisial. Manifestasi patologi awal dari gastritis adalah penebalan.
Kemerahan pada membran mukosa dengan adanya tonjolan. Sejalan dengan
perkembangan penyakit dinding dan saluran lambung menipis dan mengecil, atropi
gastrik progresif karena perlukaan mukosa kronik menyebabkan fungsi sel utama
pariental memburuk.,Ketika fungsi sel sekresi asam memburuk, sumber-sumber factor
intrinsiknya hilang. Vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan penumpukan
vitamin B12 dalam batas menipis secara merata yang mengakibatkan anemia yang berat.
Degenerasi mungkin ditemukan pada sel utama dan pariental sekresi asam lambung
menurun secara berangsur, baik dalam jumlah maupun konsentrasi asamnya sampai
tinggal mucus dan air. Resiko terjadinya kanker gastrik yang berkembang dikatakan
meningkat setelah 10 tahun gastritis kronik. Perdarahan mungkin terjadi setelah satu
episode gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh gastritis.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna
akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik
lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
4. Klasifikasi
Menurut Muttaqin (2011), klasifikasi gastritis dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar
merupakan penyakit ringan dan sembuh sempurna. Salah satu bentuk gastritis
yang manifestasi klinisnya adalah :
1) Gastritis akut erosive, disebut erosive apabila kerusakan yang terjadi tidak
lebih dalam dari pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung).
2) Gastritis akut hemoragik, disebut hemoragic karena pada penyakit ini
akandijumpai perdarahan mukosa lambung yang menyebabkan erosi dan
perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang
berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat,
menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut.
b. Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
menahun. Gastritis kronis diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu :
1) Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta
perdarahan dan erosi mukosa.
2) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi diseluruh lapisan mukosa pada
perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta
anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah
sel parietal dan sel chief.
3) Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul pada
mukosa lambung yang bersifat ireguler, tipis, dan hemoragik.

5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul perdarahan
saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak menimbulkan gejala yang
khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik hamper sama, seperti anoreksia, rasa penuh,
nyeri epigastrum, mual dan muntah, sendawa, hematemesis (Suratun dan Lusianah,
2010).
Tanda dan gejala gastritis adalah :
a. Gastritis Akut
1) Nyeri epigastrum, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa
lambung.
2) Mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.
Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung yang mengakibatkan
mual hingga muntah.
3) Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematesis dan melena,
kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
b. Gastritis Kronis.
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nause dan pada pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan.

6. Komplikasi
Komplikasi penyakit gastritis menurut Muttaqin & Sari (2011) antara lain :
a. Pendarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
b. Ulkus peptikum, jika prosesnya hebat
c. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah berat.
d. Anemia pernisiosa, keganasan lambung.

7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik menurut Dermawan (2010) dan Doenges (2000) sebagai berikut :
a. Radiology : Sinar X gastrointestinal bagian atas.
b. Endoscopy : Gastroscopy ditemukan mukosa yang hiperemik.
c. Laboratorium : Mengetahui kadar asam hidroklorida.
d. Esofaga Gastriduo Denoskopi (EGD) : Tes diagnostik kunci untuk perdarahan
gastriris, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat ulkus jaringan atau
cidera.
e. Pemeriksaan Histopatologi : Tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis
f. Analisa gaster : Dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas
sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklork dan pembentukan asam
noktura.
g. 1 penyebab ulkus duodenal.
h. Feses : Tes feses akan positif H. Pylory Kreatinin : Biasanya tidak meningkat bila
perfusi ginjal di pertahankan.
i. Ammonia : Dapat meningkat apabila disfungsi hati berat mengganggu metabolism
dan ekresi urea atau transfuse darah lengkap dan jumlah besar diberikan.
j. Natrium : Dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal terhadap simpanan cairan
tubuh.
k. Kalium : Dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat atau muntah
atau diare berdarah. Peningkatan kadar kalium dapat terjadi setelah trasfusi darah.
l. Amilase serum : Meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis.

8. Penatalaksanaan
a. Pengobatan pada gastritis menurut Dermawan (2010) meliputi :
1) Antikoagulan : Bila ada perdarahan pada lambung.
2) Antasida : Pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena
untuk mempertahankan keseimbagan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk
gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
3) Histonin : Ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
4) Sulcralfate : Diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi.
5) Pembedahan : Untuk mengangkat gangrene dan perforasi.
6) Gastrojejunuskopi/ reseksi lambung : Mengatasi obstruksi pilorus.
7) Penatalaksanaan pada gastritis secara medis menurut Smeltzer (2001) meliputi :
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan
perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan
adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang
sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian
agen penyebab.
1) Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (missal :
alumunium hidroksida) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon
encer atau cuka encer.
2) Bila korosi luas atau berat, emetic, dan lafase dihindari karena bahaya
perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasim analgesik dan sedatif, antasida,
serta cairan intravena. Endoskopi fiberopti mungkin diperlukan.
Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangrene atau
jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin
diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilrus. Gastritis kronis diatasi dengan
memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stress dan
memulai farmakoterapi. H.Pylory data diatasi dengan antibiotic (seperti
tetrasiklin atau amoxiline) dan gram bismu (pepto bismo). Pasien dengan
gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan
oleh adanya antibodi terhadap faktor intrinsik.
b. Penatalaksanaan secara keperawatan menurut Dermawan (2010) meliputi :
1) Tirah baring.
2) Mengurangi stress.
3) Diet
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral pada
interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan seperti pudding, agar-agar
dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah 12-24 jam dan kemudian makanan-
makanan berikutnya ditambahkan secara bertahap. Pasien dengan gastritis
superficial yang kronis biasanya berespon terhadap diet sehingga harus
menghindari makanan yang berbumbu banyak atau berminyak.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data biografi di dapat melalui wawancara meliputi identitas pasien (umur.jenis
kelamin) dan penanggung jawab, pengumpulan data seperti keluhan utama yang
dirasakan pasien, pola makan (diet), perokok, alkoholik, minum kopi, penggunaan
obat-obatan tertentu.
b. Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan keluarga adanya penyakit
keturunan atau tidak, riwayat penyakit sekarang riwayat penyakit yang dialami
saat ini adanya alergi obat atau makanan.
c. Riwayat penyakit dahulu meliputi apakah pasien tersebut pernah opname atau
tidak sebelumnya penyakit apa yang pernah diderita sebelumnya.
d. Riwayat psikososial pasien : biasanya ada rasa stress , kecemayang
e. sangat tinggi yang dialami pasien menegnai kegawatan pada saat krisis.
f. Pola fungsi Kesehatan
1) Pola nutrisi makan, minum, porsi , keluhan
Gejala : Nafsu makan menurun, adanya penurunan berat badan, mual, muntah.
2) Pola eliminasi seperti buang air kecil, buang air besar yang meliputi
frekuensi, warna, konsisisten dan keluhan yang dirasakan.
Gejala : BAB berwarna hitam ,lembek.
g. Pola kebersihan diri
h. Pola ini membahas tentang kebersihan kulit, kebersihan rambut, telinga,
i. mata, mulut, kuku.
j. Pola pemeriksaan dan pemeliharaan Kesehatan
k. Pola kognitif- persepsi sensori
l. Keadaan mental yang di alami, berbica, bahasa, ansietas, pendengaran,
m. penglihatan normal atau tidak.
n. Pola konsep diri meliputi identitas diri, ideal diri, harga diri, gambaran diri.
o. Pola koping dan nilai keyakinan

2. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum klien
b. Tingkah laku klien
c. Berat badan ( mengalami penurunan berat badan ) dan tinggi badan klien
d. Pengkajian fisik: Secara subyektif dijumpai keluhan pasien berupa : nyeri,
epigastrium, perut lembek, kram, ketidakmampuan mencerna, mual, muntah.
Sedangkan secara obyektif dijumpai :tanda-tanda yang membahayakan, meringis,
kegelisahan, atau merintih, perubahan tanda-tanda vital, kelembekan daerah
epigastrium, dan penurunan peristaltik, erythema palmer, mukosa kulit basah
tanda-tanda dehidrasi.
e. Pemeriksaan diagnostic
1) Pemeriksaan darah
2) Radiologi
3) Endoskopi
4) Histopatologi
3. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri sehubungan dengan iritasi gastrium atau pengecilan kelenjar gastric
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b. Kekurangan volume cairan sehubungan dengan pemasukan cairan dan elektrolit
yang kurang, muntah, perdarahan. Aktivitas intolerance berhubungan dengan
kelemahan fisik.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat.
d. Resiko infeksi dengan faktor resiko tindakan infasif
e. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang pengetahuan (proses penyakit)
4. Rencana keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan kriteria hasil
Nyeri Paint control Pain menegent 1.Mengidentifikasi
berhubungan Setelah di 1. Observasi nyeri untuk
dengan iritasi lakukan tindakan tingkat nyeri melakukan
gastrium kepeawatan klien secara intervensi
selama... jam konferhensif 2.mengetahui
diharapakan nyeri baik meliputi perkembangan
berkurang atau frekuensi,lokasi, kondisi klien
hilang dengan intensitas,reaksi. 3. mengurangi rasa
kriteria hasil : 2.Observasi nyeri yang di
1.Klien tanda-tanda vital rasakan
mengatakan 3.Ajarkan teknik 4.membantu
rasa nyeri relaksasi nafas menjaga klien
berkurang atau dalam dan mengambil
hilang 4.Edukasi keluarga keputusan
2.Tekanan darah untuk terlibat 5.memberikan
90/60- dalam informasi kepada
140/90mmHg asuhan klien tentang
3.Nadi keperawatan nyeri yang di
60-100x/menit 5.Jelaskan rasakan
4.Respirasi 16- sebab-sebab nyeri 6.Membantu
24x/menit kepada klien mengurangi nyeri
5.Nyeri ringan 2-3 6.Kolaborasi yang di rasakan
6. Wajah klien pemberian
tidak menyeringai analgesik
Kekurangan Setelah di 1.Awasi 1. Memberikan
Volume cairan lakukan tindakan masukan dan informasi tentang
berhubungan kepeawatan haluaran, keseimbangan
dengan selama... jam karakter dan cairan.
pemasukan diharapakan klien frekuensi muntah. 2. Menunjukkan
elektolit yang dapat 2.Kaji tanda- kehilangan cairan
kurang , mual, menunjukkan tanda vital. berlebihan atau
muntah pemasukan 3.Ukur berat badan dehidrasi.
elektrolit yang tiap hari. 3. Indikator cairan
kuat dengan 4.Kolaborasi status nutrisi.
kriteria hasil pemberian 4.Mengontrol mual
1. Tidak ada antiemetic pada dan muntah pada
penurunan berat keadaan akut. keadaan akut.
badan
2. Tidak ada mual
muntah
Ketidakseimba Setelah di 1.Kaji nafsu 1. Mengetahui
ngan nutrisi lakukan tindakan makan.klien. sejahmana
kurang dari kepeawatan 2.Kaji hal-hal terjadinya
kebutuhan selama... jam yang perubahan pola
berhubungan diharapakan klien menyebabkan klien makan dan
dengan intake dapat malas makan sebagai bahan
yang tidak menunjukkan 3.Anjurkan untuk melaksanakan
adekuat tidak adanya klien untuk intervensi.
tanda-tanda makan porsi 2. Mendeteksi
ketidakseimbangan sedikit tapi secara diri dan
nutrisi kurang sering. tepat agar mencari
dari intervensi yang
kebutuhan dengan cepat dan tepat
kriteria: untuk
1. Nafsu makan penanggulangannya.
baik 3. Porsi yang sedikit
2. Porsi makan tapi sering
dihabiskan membantu menjaga
3. Berat badan pemasukan dan
normal,sesuai rangsangan
dengan tinggi mual/muntah.
badan.
Resiko infeksi Setelah dilakukan 1.Observasi 1.Mengetahui
dengan factor Tindakan keadaan umum keadaan umum
resiko agen kepeawatan pasien pasien
cidera fisik selama ....jam 2.Observasi tanda 2.Mengetahui
(Tindakan diharapakan klien tanda infeksius perkembangan
infasif ) tidak mengalami secara konfrehensif pasien
adanya tanda tanda 3.Awasi tanda vital, 3. Dugaan adanya
infeksi perhatikan demam, infeksi terjadinya
dengan kriteria menggigil, sepsis, abses,
hasil : berkeringat, perfonitis
1. Klien bebas perubahan
dari tanda mental, meningkatn
tanda dan ya nyeri abdomen
gejala infeski
2. Mendeskripsik
an proses
penularan serta
penatalaksana
nnya
Defisit Setelah di 1.Observasi 1.Mengetahui
pengetahuan lakukan tindakan kemampuan klien kemampuan pasien
berhubungan kepeerwatan dalam pemahaman dalam memenuhi
dengan selam .... jam tentang kemampuan
Kurang diharapkan deficit penyakitnya terhadap
pengetahuan penegtahuan 2.Bantu klien penyakitnya
(Proses teratasi dengan dalam 2. Membantu pasien
penyakit) kriteria hasil : memilih diit yang dalam memenuhi
1.Klien dan tepat Ketika kebutuhan dirinya
keluarga Kembali dirumah
mampu
menyatakan
pemahaman
tentang penyakit,
kondisi, prognosis
dan program
pengobatan serta
program diit

5. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan keperawatan yang sesuai
dengan masalah yang muncul dan rencana keperawatan sesuai dengan standar
prosedur operasianal perawat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

6. Evaluasi
Hasil akhir dari tindakan keperawatan yang diperoleh dari subjektif dan obyektif yang
dapat ditarik kesimpulan untuk tindakan yang akan
dilakukan untuk memberikan tindakan keperawatan selanjutnya oleh
pasien untuk memenuhi kebutuhan manusia.

C. Dokumentasi keperawatan
Pendokumentasi yang digunakan dalam kasus ini adalah model dokumentasi POR
(Problem Oriented record), menggunakan SOAPIE (Subjek, Obyektif, Analisa, Planing,
Implemntasi, Evaluasi). Dalam setiap diagnosa keperawatan penulisan melakukan
tindakan keperawatan kemudian penulis mendokumentasikan yaitu dalam memberikan
tanda tangan, waktu dan tanggal. Jika ada kesalahan dicoret dan diberikan paraf oleh
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Deden, Dermawan, T. R. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Dewit, S. C., Stromberg, H., & Dallred, C. 2016. Medical Surgical Nursing : Concept and
Practice. Philadelphia: Elsevier. Philadelphia: Elsevier.
Doenges, Marilynn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa Made Karyono, Ni Made Sumawarti,
Edisi. 3. Jakarta: EGC
Gomez-Mejja, Luis R and David B. Balkin and Robert L. Cardy. 2012. Managing Human
Resources. New Jersey: Pearson Education inc Publishing as Prentice Hall
Hardi. K & Huda. A.N. 2015. Aplikaso Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic-Noc (2nd ed). Yogyakarta: Mediaction
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, S., Bare, P. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi. 8 Jilid 2.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC
Sukarmin, Sujono Riyadi. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu
Suratun, Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media
PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. D
2. Usia : 32 tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat : Desa gebang kec.gebang kab. Cirebon
6. Perincian anggota keluarga :
Status
No. Nama Umur Sex Agama Hubungan Pendidikan Pekerjaan
Kes/Ket
1 Tn. D 32 L Islam Kepala SD Wiraswasta Sehat
keluarga
2 Ny. S 30 P Islam Istri SMP IRT Sakit

3 An.A 10 L Islam Anak 1 SD Pelajar Sehat

4 An.S 4 L Islam Anak 2 Belum Belum Sehat


sekolah bekerja
2. Tipe keluarga
Keluarga Tn. D termasuk tipe keluarga nuchler family yang terdiri dari 2 orang anak
laki-laki
9. Budaya
Keluarga Tn. D menganut budaya jawa
10. Agama
Keluarga Tn. D menganut agama islam
11. Status sosial ekonomi
Penghasilan kelurga Tn.D dalam satu bulan kurang lebih dari 2.000.000
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahapan perkembangan keluarga
Tn.D dan Ny.S memiliki 2 anak, anak A berusia 10 tahun, anak S berusia 4 tahun.
Salah satu anaknya sedang bersekolah di sekolah dasar. Tn.S sibuk dengan pekerjaan
sebsagai wiraswasta. Sedangkan Ny. S pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga
2. Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi
Tn.D dan Ny.S berharap agar anak-anaknya dapat menyelesaikan sekolahnya hingga
perguruan tinggi.
3. Riwayat keluarga inti
Ny.S mengatakan sering nyeri di bagian ulu hati, pusing dan mual.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit keluarga sebelumnya, hanya saja beberapa minggu yang
lalu Ny.S periksa ke dokter dan sering mengeluh nyeri akibat gastritis.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah Tn. D berada di samping sekolah SD dan terdapat di gang kecil
2. Karakteristik tetangga dengan komunitas
Hubungan sosial/lingkungan sekitar baik dan ramah dengan anggota keluarga
disekitarnya
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny.S selama ini adalah penduduk asli di desa gebang dan belum pernah
pindah rumah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga mengikuti kegiatan pengajian/perkumpulan bila ada yang mengadakan dan
ikut melayat bila ada yang kemalangan/meninggal.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang dilakukan setiap hari baik siang hari maupun malam hari, bahasa
yang digunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn.D dan Ny.S struktur kekuatan keluarga saling menghargai dan
mendukung serta kebutuhan yang tercukupi setiap hari.
3. Struktur peran (formal dan informal)
a. Tn.D : kepala keluarga yang dihormati
b. Ny.S : sebagai ibu dan istri yang penyayang kepada anak dan suami
c. An.A : sebagai anak pertama pelindung
d. An.S : sebagai anak kedua sebagai penghibur
4. Nilai dan norma budaya
Nilai dan norma dalam keluarga Ny.S disesuaikan dengan nilai dalam agama Islam
yang dianut serta nilai dan norma yang ditetapkan di masyarakat
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny.S ada 4 orang yang terdiri dari suami, istri dan 2 orang anak dukungan
dari anggota keluarga termasuk sistem pendukung yang disertai dari fasilitas dari
masyarakat setempat
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun, perhatian terhadap anak-anaknya dapat dilakukan dengan
maksimal karena Ny.S menjadi ibu rumah tangga dan yang bekerja hanya Tn.D.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam masyarakat dan menaati
norma yang berlaku di masyarakat.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Kelurga Tn.D sedikit mengenal masalah kesehatan
b. Mengambil keputusan terhadap tindakan kesehatan
Keluarga Tn.D selalu periksa ke dokter bila ada anggota keluarga yang sakit
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Tidak ada keluarga Tn.D yang mengalami gangguan kesehatan
d. Memodifikasi lingkungan
Disekitar halaman rumah Tn.D terdapat adanya sampah, dan depan rumahnya ada
rumah tetangga, terdapat adanya gudang penyimpanan barang2 bekas
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn.D seringkali memeriksakan kondisinya ke layanan puskesmas desa
tempat tinggalnya
4. Fungsi reproduksi
Tn.D dan Ny.S sudah memiliki 2 orang anak dan anggota keluarga memutuskan tidak
punya anak lagi.
5. Fungsi ekonomi
Ekonomi keluarga terpenuhi dari hasil pekerjaan Tn. D sebagai wiraswasta
F. Stres Dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka panjang dan pendek
 Stressor jangka pendek : Ny.S mengatakan sering mengeluh sakit di ulu hati.
 Stressor jangka panjang : Ny.S khawatir ulu hati bertambah sakit di sertai
mual dan pusing bertambah.
2. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarganya selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/situasi
Anggota keluarga selalu memijat anggota keluarganya jika ada yang sakit dan tidak
langsung dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan lainnya
4. Harapan keluarga pada perawat
Keluarga berharap agar keluarganya tetap sehat dan berharap agar petugas kesehatan
memberikan bantuan sehingga berobat secara dipuskesmas atau pelayanan kesehatan
lainnya.
5. Persepsi keluarga terhadap perawat
Kelurga Tn.D bersikap baik dan sopan kepada perawat
6. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang dihadapi
Tn.D berharap perawat dapat memberikan solusi terhadap kelurganya perihal istrinya
yang sering mengalami nyeri perut
G. Pemeriksaan Fisik
No. Jenis Pemeriksaan Tn. D Ny. S An. A An. S
1. Keadaan Umum Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
TTV 130/80 Mmhg 120/90 Mmhg
TD 105x/menit 105x/menit 100x/menit 105x/menit
Nadi 23x/menit 22x/menit 22x/menit 22x/menit
Respirasi 36,5 36,4 36,4 36,5
Suhu
2. Sistem Pulmonal Normal Normal Normal Normal
3. Sistem Normal Normal Normal Normal
Kardiovaskuler
4. Normal
Sistem Neurologi Normal Normal Normal
5. Sistem EndokrinNormal Normal Normal Normal
6. Normal
Sistem Hematologi Normal Normal Normal
7. Sistem Urinari Berwarna Berwarna Berwarna Berwarna
kuning kuning kuning kuning
8. Sistem Integumen Kulit teraba Kulit teraba Kulit teraba Kulit terasa
lembab lembab lembab lembab
9. Sistem Reproduksi Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
H. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
1. Riwayat kesehatan keluarga terdahulu
Ny. S mengatakan kakak nya mempunyai riwayat penyakit gastritis
2. Riwayat kesehatan keluarga sekarang
Ny. S mengatakan sedang mengalami nyeri perut bagian bawah dan ulu hati sudah
dari 5 hari yang lalu dan sudah diberikan kompres hangat, pergi ke pelayanan
kesehatan, dan sudah meminum obat dari apotek
I. Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Anggota Keluarga
No. Aktivitas Tn. D Ny. S An. A An. S
1. Nutrisi Makan Makan 2 kali Makan 2 Makan 2
3kali sehari sehari bubur kali sehari kali sehari
Minum 3 Minum 3 Minum air Minum air
botol aqua botol aqua putih 600ml putih 600ml
dalam dalam sehari dalam dalam
sehari sehari sehari dan
minum susu
1 kali dalam
sehari
2. Intake Cairan 3 botol aqua 3 botol aqua 600 ml 600 ml
dalam dalam sehari dalam dalam
sehari sehari sehari
3. Eliminasi Bab 1 kali Bab 1 kali Bab 1 kali Bab 1 kali
dalam dalam sehari dalam dalam
sehari Bak 3-4 kali sehari sehari
Bak 3-4 kali dalam sehari Bak sering Bak sering
dalam dalam dalam
sehari sehari sehari
4. Mobilisasi Tn. D aktif Ny. S sedikit An. A aktif An. S aktif
dalam terganggu dalam dalam
beraktivitas mobiisasinya beraktivitas beraktivitas
sehari-hari karena dia dan dan bermain
sedang nyeri bermain
perut bagian
bawah dan
ulu hati
5. Personal Bersih Bersih Bersih Bersih
Hygiene
J. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1 Ds : Ke tidakmampuan Nyeri akut
 Ny. S mengatakan keluarga merawat
sering sakit di daerah anggota keluarga yang
perut bagian bawah sakit.
sebelah kiri dan ulu
hati
 Ny.S mengatakan
nyeri sering sekali
terasa didaerah perut
bawah sebelah kiri, ulu
hati dan sering terasa.
 Ny.S mengatakan
sudah pergi ke
dokter untuk
memeriksanya
tetapi tetap saja
rasa nyeri nya
Do :
TD: 120/90mmHg
HR:105x/menit
RR: 22x/menit
S: 36,4
Ny.S tampak sering
memegangi perutnya.
Saat ditanya keluarga
tidak paham betul
mengenai cara
mengatasinya.
K. Skoring Dan Prioritas Masalah
No. Kriteria Skor Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah 1 Ny. S merasakan nyeri
 Risko 2 di daerah perut bgian
 Aktual 3 bawah sebelah kiri dan
 Potensial 1 ulu hati
2. Kemungkinan masalah dapat diubah: 2 Keluargab dapat
 Mudah 2 mengatasi dengan
 Sebagian 1 membeli obat ke apotek
 Tidak dapat 0 atau berobat ke dokter
atau pelayanan
Kesehatan terdekat
3. Potensi masalah untuk dicegah: 1 Mengontrol makanan
 Tinggi 3 dapat mencegah
 Cukup 2 terjadinya kekambuhan
 Rendah 1 berulang.
4. Menonjolnya masalah: 1 Keluarga memberi
 Masalah berat harus segera ditangani 2 pertolongan/pengobatan
 Ada masalah tetapi tidak perlu segera 1 dengan membeli obat di
ditangani apotek, berobat ke
 Masalah tidak dirasakan 0 dokter atau pelayanan
kesehatan terdekat
menandakan keluarga
ingin segera teratasi
tetapi tidak tahu
bagaimana cara
merawatnya.
Jumlah 5
L. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Masalah
1. Nyeri akut pada keluarga Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.S mengatakan sakit
dibagian perut bawah sebelah kiri, ulu hati dan merasa seperti ditusuk-tusuk.
M. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi
No. Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1 Nyeri akut pada Setelah Keluarga Verbal  Keluarga 1. Anjurkan
keluarga Ny.S melakukan mengetahui dapat klien untuk
berhubungan keperawatan bagaimana menjawab meminum obat.
dengan diharapkan cara pertanyaan
ketidakmampuan nyeri dapat merawat yang di 2. Ajarkan pada
keluarga teratasi atau anggota Sikap berikan keluarga
merawat anggota hilang keluarga tekhnik
keluarga yang ditandai yang sakit  Keluarga relaksasi nafas
sakit ditandai dengan dapat membawa dalam
dengan Ny. S pasien tidak keluarga yang
mengatakan merasakan sakit ketempat 3. Ajarkan
sakit dibagian nyeri seperti pelayanan keluarga
perut bawah ditusuk- Kesehatan bagaimana
sebelah kiri dan tusuk. cara mengkaji
ulu hati  Keluarga skala nyeri
mampu untuk
merawat pencegahan
anggotakeluarga dini.
yang sakit
4. ajarkan
mengompres
dengan air
hangat saat
terasa nyeri.

5.
Menganjurkan
klien untuk
tidak makan-
makanan yang
tidak pedas
Diagnosa Tanggal,
No. Implementasi
Keperawatan Waktu
Nyeri akut pada 15-03-2022 1.Mengakji kondisi B. Implementasi

keluarga Ny.S 14.00 kesehatan keluarga Keperawatan Evaluasi

berhubungan 2. Memberikan
dengan pendidikan
ketidakmampuan kesehatan
keluarga tentang nyeri
merawat anggota gastritis
keluarga yang 3. Mengajarkan
sakit ditandai keluarga tentang
C. Evaluasi Keperawatan
dengan Ny.S cara merawat
mengatakan anggota keluarga
Tanggal Diagnose Keperawatan Evaluasi Paraf
sakit
15-03- dibagian
Nyeri akut pada keluarga yang
SOAP sakit
2022 perutNy.S berhubungan
bawah dengan 4.S:Mengajarkan
ketidakmampuan keluarga Keluarga mengatakan
sebelah kiri, anggota
merawat ulu keluarga klien
pahamdanterhadap
keluargaapa yang
yang sakit
hati dan merasa ditandai dengan dijelaskan
cara melakukan
Ny.S mengatakan sakit O:
seperti ditusuk-
dibagian perut bawah tekhnik relaksasi
Keluarga mampu
sebelah kiri, ulu hati dan
tusuk. menjawab
nafas dalam.pertanyaan
merasa seperti ditusuk- yang diberikan
tusuk. 5.A:
Mengajarkan
Masalah
klien untukteratasi sebagian
P:
mengompres
Intwervensi di hentikan
dengan air hangat
6. Menganjurkan
klien meminum
obat
7. Menganjurkan
keluarga membawa
klien ke layanan
kesehatan.
8. Menajarkan klien
dan keluarga untuk
memenuhi nutrisi
dan menganjurkan
tidak makan-
makanan yang
terlalu pedas.

Anda mungkin juga menyukai