1, Januari 2018:47-57
e-mail: ikeu.nurhidayah@unpad.ac.id
ABSTRAK
Angka penyimpangan perkembangan pada anak saat ini semakin meningkat. Faktor yang penting untuk
mendeteksi penyimpangan perkembangan adalah skrining perkembangan. Sejauh ini beberapa literatur
lebih banyak membahas perkembangan pada anak di daerah perkotaan, dan sedikit sekali hasil penelitian
yang memaparkan perkembangan pada anak di daerah pedesaan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui gambaran perkembangan anak usia 1 bulan – 6 tahun dalam aspek perkembangan personal
sosial, adaptif motorik halus, bahasa, dan motorik kasar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut. Pengambilan sampel dengan cara purposive
sampling, didapatkan 130 responden. Tingkat perkembangan diukur menggunakan Denver Development
Screening Test II (DDST II). Analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar anak mengalami perkembangan normal, yaitu usia 1-12 bulan 74%
normal, usia >1-3 tahun 64% normal, dan usia >3-6 tahun 65% normal. Sedangkan berdasarkan empat
aspek perkembangan didapatkan data bahwa persentase terbesar suspect (dicurigai adanya gangguan)
terdapat pada aspek perkembangan personal sosial dialami anak usia >3-6 tahun, presentase suspect
perkembangan adaptif-motorik halus terbesar dialami anak usia >3-6 tahun, presentase suspect
perkembangan bahasa terbesar dialami anak usia >3-6 tahun, dan presentase suspect perkembangan
motorik kasar terbesar dialami anak usia >1-3 tahun. Suspect (dicurigai adanya gangguan) pada tiap aspek
perkembangan dipengaruhi oleh berbagai hal, yang paling berperan diantaranya adalah stimulasi.
Sehingga gambaran perkembangan saat ini mungkin akan berbeda dengan gambaran perkembangan di
masa yang akan datang, apabila anak dilakukan stimulasi. Peneliti merekomendasikan agar perawat
meningkatkan diseminasi informasi mengenai stimulasi untuk mengoptimalkan perkembangan pada anak.
Kata kunci: Anak, Denver II, tingkat perkembangan
ABSTRACT
Developmental disorders in children is increasing. One of the factors that are important to detect
developmental disorders are developmental screening. However, literature mainly discussed on child
development in urban areas, and very little research that explained the development of children in rural
areas. The aim of this study was to describe children developmental level age 1 month until 6 years in
rural areas. The sub variabel that are studied personal social aspect, fine motor-adaftive, language, and
gross motor development. The childen development screening can use Denver Development Screening
Test II (DDST II), in which categories as normal and suspect. This study conducted in District of Cibiuk,
Garut Residence. There were 130 respondent was taken with purposive sampling techique in this study.
Design of this study was descriptive. Child development was measured by Denver Developmental
Screening Test II. Data analysis was used distribution of frequency. This result of this study showed that
most children had normal development level, there were 74% in children age 1-12 month, 64% in
children 1-3 years old, and 65% in children >3-6 years old. Based on the developmental aspect, the
result showed that the higher precentage of suspect on the personal sosial aspect were in children age
>3-6 years old, higher precentage of suspect of the fine motor-adaftive aspect were in children age >3-6
years old, higher precentage of suspect of language aspect were in children age >3-6 years old, and
higher precentage of suspect of the gross motor aspect were in children age >1-3 years old. The suspect
47
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:47-57
48
Tingkat perkembangan balita usia 1 bulan – 6 tahun (Ikeu Nurhidayah)
49
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:47-57
50
Tingkat perkembangan balita usia 1 bulan – 6 tahun (Ikeu Nurhidayah)
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut terbesar didapatkan pada anak usia >3-6
Usia
tahun (30%), dan persentase
perkembangan personal sosial normal
Kategori Usia Jumlah %
terbesar ada pada anak usia 1-12 bulan
1 - 12 Bulan 50 38,4 (84%).
> 1-3 Tahun 60 46,15
> 3-6 Tahun 20 15,38 Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Proporsi
Perkembangan Anak dari Aspek Adaptif –
Total 130 100 Motorik Halus
Berikut ini akan diuraikan secara Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Proporsi
Perkembangan Anak dari Aspek Bahasa
keseluruhan tentang gambaran
perkembangan anak usia 1 bulan – 6 Normal Suspect
tahun di Kecamatan Cibiuk Kabupaten Kategori
Usia Jumlah % Jumlah %
Garut berdasarkan empat aspek 1 - 12
perkembangan. Bulan 42 84 8 16
> 1-3
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Proporsi Tahun 44 73 16 27
Perkembangan Anak dari Aspek Personal Sosial > 3-6
Tahun 11 55 9 45
Kategori Normal Suspect
Usia Jumlah % Jumlah % Tabel di atas menunjukkan bahwa
1 - 12 persentase suspect (dicurigai ada
Bulan 42 84 8 16 gangguan) aspek bahasa terbesar
> 1-3 didapatkan pada anak usia >3-6 tahun
Tahun 50 83 10 17 (45%), dan persentase perkembangan
> 3-6 bahasa normal terbesar ada pada anak
Tahun 14 70 6 30 usia 1-12 bulan (84%).
51
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:47-57
didapatkan pada anak usia >1-3 tahun emas pertumbuhan anak. Secara
(29%), dan persentase perkembangan pertumbuhan biologis, otak pada usia
motorik kasar normal terbesar ada pada lima tahun sudah mencapai 75% dari
anak usia >3-6 tahun (85%). ukuran orang dewasa. Selain itu, otak
mempunyai pengaruh yang sangat
Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Proporsi menentukan bagi perkembangan aspek-
Perkembangan Anak dari Aspek Motorik Kasar
aspek perkembangan individu lainnya,
baik keterampilan motorik, intelektual,
Kategori Normal Suspect
% emosional, sosial, moral maupun
Usia Jumlah % Jumlah kepribadian (Yusuf, 2008). UNICEF
1 - 12 (2006) menyatakan bahwa
Bulan 36 72 14 28 perkembangan anak usia dini mengacu
> 1-3 pada sebuah pendekatan komprehensif
Tahun 43 71 17 29 antara kebijakan-kebijakan dan
> 3-6 program-program anak, serta orang tua
Tahun 17 85 3 15 dan pengasuhnya. Menurut
Soetjiningsih (2012), perkembangan
anak meliputi perkembangan fisik,
Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Proporsi
Perkembangan Anak Usia 1 Bulan - 6 Tahun di kognitif, emosi, bahasa, motorik (kasar
Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut dan halus), serta personal sosial dan
adaptif.
Kategori Normal Suspect
Usia Jumlah % Jumlah % Hasil penelitian mendapatkan data
1-12 bahwa secara keseluruhan gizi anak di
Bulan 44 74 16 26 Kecamatan Cibiuk termasuk kategori
> 1-3 gizi baik, hal ini dibuktikan dengan
Tahun 32 64 18 36 hanya ada satu anak yang mengalami
> 3-6 gizi buruk, sedangkan persentase gizi
Tahun 13 65 7 35 baik mencapai 98% pada anak usia
dibawah 1 tahun, 93% pada anak usia
Tabel di atas menunjukkan bahwa toddler, dan 100% pada anak usia pra
perkembangan meragukan (suspect) sekolah. Hal ini tentu saja sangat
terbanyak dialami anak usia >1-3 tahun, mendukung terhadap proses tumbuh
sebanyak 36%. kembang anak di Kecamatan Cibiuk
Kabupaten Garut. Hasil penelitian juga
Pembahasan menunjukkan bahwa sebagian besar
anak mengalami perkembangan normal,
Kualitas anak masa kini merupakan yaitu usia 1-12 bulan sebanyak 74%
penentu kualitas sumber daya manusia normal, usia >1-3 tahun sebanyak 64%
(SDM) di masa yang akan datang. normal, dan usia >3-6 tahun sebanyak
Pembangunan manusia masa depan 65% normal. Sedangkan perkembangan
dimulai dengan pembinaan anak masa meragukan (suspect) terbanyak dialami
sekarang. Untuk mempersiapkan SDM anak usia >1-3 tahun, sebanyak 36%.
yang berkualitas di masa yang akan Kecamatan Cibiuk menunjukkan
datang, maka anak perlu dipersiapkan gambaran perkembangan personal
agar dapat tumbuh dan berkembang sosial anak berdasarkan hasil penelitian
sesuai kemampuannya (Tanuwidjaya, yang menyatakan bahwa persentase
2012). Usia 0-6 tahun merupakan masa suspect (dicurigai ada gangguan)
52
Tingkat perkembangan balita usia 1 bulan – 6 tahun (Ikeu Nurhidayah)
terbesar didapatkan pada anak usia >3-6 ibu karena jika bermain dengan anak
tahun (30%), hal tersebut diakibatkan lain, maka anak lebih sering berkelahi
oleh berbagai hal. Erikson menyatakan dan hal itu biasanya merepotkan orang
bahwa anak usia >3-6 tahun disebut tua. Padahal, bermain pada anak
juga masa bermain, dimana pada masa merupakan proses belajar anak untuk
ini seharusnya anak sangat aktif dan bersosialisasi. Kalau anak pada masa ini
banyak bergerak, anak mulai mempunyai pengalaman bermain,
mengembangkan kemampuan untuk biasanya ia akan mengerti dasar-dasar
bermasyarakat dan inisiatifnya juga hubungan dengan kelompok, sadar akan
mulai berkembang. pendapat orang lain, dan dalam tahun-
tahun selanjutnya ia akan memperhalus
Sesuai dengan pendapat Erikson, perilaku sosialnya dan mempelajari pola
seharusnya anak pada usia >3-6 tahun perilaku baru yang dapat diterima oleh
memiliki perkembangan personal sosial kelompok dan masyarakat (Hurlock,
yang baik. Adanya keterlambatan atau 2007).
dicurigai adanya gangguan dalam aspek
personal sosial anak pada usia >3-6 Hasil penelitian mendapatkan bahwa
tahun dapat disebabkan oleh berbagai persentase suspect (dicurigai ada
hal. Hal pertama yang mungkin gangguan) aspek adaptif-motorik halus
menyebabkan seorang anak kurang terbesar didapatkan pada anak usia >3-6
terampil dalam hubungan sosial adalah tahun (35%), dan persentase
karena ibu atau keluarga kurang perkembangan adaptif-motorik halus
mendukung dalam proses sosialisasi normal terbesar ada pada anak usia >1-3
seorang anak dengan lingkungannya. tahun (75%). Hal ini pun didukung oleh
Selain itu keterampilan hubungan sosial WHO yang menyatakan bahwa sekitar
seorang anak juga sangat dipengaruhi 5-25% anak usia prasekolah mengalami
oleh tingkat kesenangan dengan gangguan perkembangan motorik halus
hubungan sosial sebelumnya. Hasil (Medirisa, Susilo, & Aniroh, 2015).
penelitian yang dilakukan oleh Saputro Selain itu, menurut Kementerian
(2004), menunjukkan bahwa anak yang Kesehatan Republik Indonesia (2010),
kurang kasih sayang dan kurang gangguan motorik pada anak usia
stimulus juga akan mengalami prasekolah diperkirakan dari 5-3% dan
hambatan dalam pertumbuhan dan sebanyak 60% dari kasus yang
perkembangannya serta kesulitan dalam ditemukan terjadi secara spontan pada
berinteraksi dengan orang lain dengan umur di bawah 5 tahun (Medirisa,
angka prevalensi yaitu 3-11%. Susilo, & Aniroh, 2015).
Pada masa ini, keluarga dan ibu Pada usia >3-6 tahun seharusnya
seharusnya tidak melarang anaknya keterampilan motorik halus seorang
untuk bermain atau bergaul dengan anak sudah semakin berkembang.
teman sebayanya, karena pada saat Kurang berkembangnya kemampuan
inilah seorang anak mengembangkan adaptif motorik halus pada masa ini
kemampuan sosialnya dengan teman dapat disebabkan oleh berbagai hal.
sebaya ataupun dengan orang yang Seperti diketahui bahwa kemampuan
lebih dewasa. Kadang-kadang seorang motorik halus selain dipengaruhi oleh
ibu lebih suka membiarkan anaknya kematangan fungsi motorik dan
menonton televisi daripada bermain persarafan, latihan juga sangat
dengan anak lainnya. Biasanya alasan memengaruhi kemampuan seorang anak
53
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:47-57
dalam motorik halus. Hal ini anak dapat bicara dengan baik
dikarenakan, melalui latihan, gerakan disebabkan oleh terjadinya peniruan
halus yang dilakukan anak dapat yang dilakukan oleh anak yang disertai
ditingkatkan dalam hal kecepatan, oleh adanya bimbingan serta penguatan
keluwesan, dan kecermatan sehingga dari lingkungan terutama ibu dan
secara bertahap seorang anak akan keluarga serta teman bermain. Ibu
bertambah terampil dan mahir merupakan orang yang paling sering
melakukan gerakan. Latihan-latihan bersama selain teman sebaya. Ibu yang
yang diberikan pada anak tentu saja banyak berbicara dengan anak dan
berasal dari lingkungan sekitarnya, memberikan stimulasi verbal. Seringnya
dalam hal ini adalah ibu dan keluarga berbicara vokal menjadikan
sebagai orang terdekat bagi anak. kemampuan anak bertambah baik dan
Pemberian stimulasi sangat diperlukan anak juga mendapat kesempatan untuk
agar perkembangan anak dapat optimal. mengekspresikan perasaannya. Salah
Hal ini sejalan dengan penelitian yang satu bentuk stimulasi verbal yang dapat
dilakukan oleh Jinan (2014), bahwa diberikan pada anak adalah dengan
pemberian stimulasi dapat berceritera. Selain peran ibu dan
meningkatkan perkembangan motorik keluarga, kemampuan berbahasa
halus anak usia 1-5 tahun. seorang anak dapat diperoleh dari
lingkungannya dalam hal ini adalah
Hasil penelitian mendapatkan bahwa teman sebaya. Pada usia >3-6 tahun,
persentase suspect (dicurigai ada seorang anak seharusnya sedang aktif
gangguan) aspek bahasa terbesar bersosialiasi dengan teman sebayanya.
didapatkan pada anak usia >3-6 tahun Semakin sering ia bersosialisasi dengan
(45%), dan persentase perkembangan orang lain, semakin baik kemampuan
bahasa normal terbesar ada pada anak berbahasanya.
usia 1-12 bulan (84%). Hal tersebut
dapat terjadi karena berbagai faktor, Hasil penelitian ini juga menunjukkan
salah satunya adalah stimulasi. Pada bahwa persentase suspect (dicurigai ada
usia >3-6 tahun, seharusnya gangguan) aspek motorik kasar terbesar
perkembangan kemampuan berbahasa didapatkan pada anak usia >1-3 tahun
anak sudah lebih maju, karena ia sudah (29%), dan persentase perkembangan
melewati tahap-tahap perkembangan motorik kasar normal terbesar ada pada
sebelumnya. Kemampuan tersebut anak usia >3-6 tahun (85%).
sangat bervariasi pada seorang anak Seharusnya pada masa usia >1-3 tahun,
dengan anak lain tergantung pada atau sering juga disebut usia toddler,
berbagai hal, dan yang paling anak-anak memiliki karekteristik yang
menentukan adalah stimulasi. Selain itu, khas, yaitu anak tidak bisa diam, banyak
penelitian Chonchaiya & bergerak dan mulai mengembangkan
Pruksananonda (2008) menunjukkan otonomi dan kemampuannya untuk
terdapat hubungan antara permulaan mandiri. Adanya kecurigaan suspect
awal dan frekuensi tinggi dalam keterlambatan kemampuan motorik
menonton televisi dengan keterlambatan kasar pada usia toddler dapat
bahasa pada anak usia 3-6 tahun. diakibatkan oleh berbagai hal, antara
Karena menonton televisi yang terlalu lain: kematangan fungsi-fungsi tubuh
lama akan mengganggu bermain dan dan kurangnya latihan atau stimulasi
proses interaksi antara anak dengan yang diberikan oleh keluarga atau ibu.
orang tua. Menurut Hurlock (2007), Stimulasi dalam bentuk permainan
54
Tingkat perkembangan balita usia 1 bulan – 6 tahun (Ikeu Nurhidayah)
55
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:47-57
perkembangan anak, salah satunya Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2007). Buku
melalui pendidikan atau penyuluhan ajar fisiologi kedokteran (edisi ke-9).
kesehatan tentang stimulasi atau Jakarta: EGC.
rangsangan untuk mengoptimalkan
tumbuh kembang anak; serta Hurlock, E.B. (2007). Psikologi
perkembangan (edisi ke-5). Jakarta:
menyediakan sarana bermain dengan Erlanga.
penyediaan alat-alat bermain edukatif di
setiap desa atau posyandu di Kecamatan Irmawati, M., Ardani, I.G.A.Y., Astasari,
Cibiuk Kabupaten Garut. Perawat D., Irwanto, Suryawan, A., &
merupakan penyedia layanan kesehatan Narendra, M.B. (2012). Pemberian
primer penting yang harus terlibat stimulasi selama satu jam pada
dalam mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia 12-24
perkembangan anak-anak secara teratur. bulan. Media Medika Indonesiana,
46(3), 147-150.
Daftar Pustaka
James, S.R., Ashwill, J.W., & Droske, S.C.
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan (2013). Nursing care of
Terapi Bermain pada Anak. children: Principles and practice
Jakarta: Salemba Medika. (2nd ed.). Philadelphia: WB.
Saunders Company.
Artha, N.M., Sutomo, R., & Gamayanti,
I.L. (2014). Kesepakatan hasil Jeharsae, R., Sangthong, R., Wichaidit, W.,
antara kuesioner pra skrining & Chongsuvivatwong, V. (2013).
perkembangan, parent’s evaluation Growth and development of
of developmental status, dan tes children aged 1–5 years in low-
Denver-II untuk skrining intensity armed conflict areas in
perkembangan anak balita. Sari Southern Thailand: A community-
Pediatri, 16(4), 266-270. based survey. Conflict and Health,
7(8), 1-8.
Bracken, B. A. (2009). Growing healthy
self-concepts. In R. Gilman, S. Jinan, R. (2014). Hubungan pemberian
Huebner, & M. Furlong (Eds.). stimulasi dengan perkembangan
Promoting wellness in children and motorik halus anak usia 1-5 tahun
youth: A handbook of positive di Posyandu Gampong Rantau
psychology in the schools (pp.89- Panyang Barat Kecamatan
106). Boston: Blackwell. Meureubo Kabupaten Aceh Barat
tahun 2014 (Karya Tulis Ilmiah).
Chonchaiya, W., & Pruksananonda, C. Fakultas Keperawatan Universitas
(2008). Television viewing Sumatera Utara, Medan.
associates with delayed language
development. Acta Pædiatrica, 97, Medirisa, L.P., Susilo, J., & Aniroh, U.
977–982. DOI:10.1111/j.1651- (2015). Pengaruh pemberian
2227.2008.00831.x. stimulus permaian puzzle terhadap
perkembangan motorik halus anak
Dhamayanti, M. (2006). Kuesioner usia 4-6 tahun di Taman Kanak-
praskrining perkembangan (KPSP) Kanak Aisyiyah Krasak, Teras,
anak. Sari Pediatri, 8(1), 9-15. Boyolali. STIKES Ngudi Waluyo
Ungaran.
Gerungan, W.A. (2009). Psikologi sosial.
Bandung: PT Refika Aditama. Permatasari, S.M. (2013). Hubungan
antara status gizi dengan
perkembangan anak usia 1000 hari
56
Tingkat perkembangan balita usia 1 bulan – 6 tahun (Ikeu Nurhidayah)
57