Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No.

1, Januari 2018:47-57

TINGKAT PERKEMBANGAN BALITA USIA 1 BULAN – 6 TAHUN


DI KECAMATAN CIBIUK KABUPATEN GARUT
Ikeu Nurhidayah1, Henny Suzana Mediani2, Sri Hendrawati3

1,2,3. Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran

e-mail: ikeu.nurhidayah@unpad.ac.id

ABSTRAK

Angka penyimpangan perkembangan pada anak saat ini semakin meningkat. Faktor yang penting untuk
mendeteksi penyimpangan perkembangan adalah skrining perkembangan. Sejauh ini beberapa literatur
lebih banyak membahas perkembangan pada anak di daerah perkotaan, dan sedikit sekali hasil penelitian
yang memaparkan perkembangan pada anak di daerah pedesaan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui gambaran perkembangan anak usia 1 bulan – 6 tahun dalam aspek perkembangan personal
sosial, adaptif motorik halus, bahasa, dan motorik kasar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut. Pengambilan sampel dengan cara purposive
sampling, didapatkan 130 responden. Tingkat perkembangan diukur menggunakan Denver Development
Screening Test II (DDST II). Analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar anak mengalami perkembangan normal, yaitu usia 1-12 bulan 74%
normal, usia >1-3 tahun 64% normal, dan usia >3-6 tahun 65% normal. Sedangkan berdasarkan empat
aspek perkembangan didapatkan data bahwa persentase terbesar suspect (dicurigai adanya gangguan)
terdapat pada aspek perkembangan personal sosial dialami anak usia >3-6 tahun, presentase suspect
perkembangan adaptif-motorik halus terbesar dialami anak usia >3-6 tahun, presentase suspect
perkembangan bahasa terbesar dialami anak usia >3-6 tahun, dan presentase suspect perkembangan
motorik kasar terbesar dialami anak usia >1-3 tahun. Suspect (dicurigai adanya gangguan) pada tiap aspek
perkembangan dipengaruhi oleh berbagai hal, yang paling berperan diantaranya adalah stimulasi.
Sehingga gambaran perkembangan saat ini mungkin akan berbeda dengan gambaran perkembangan di
masa yang akan datang, apabila anak dilakukan stimulasi. Peneliti merekomendasikan agar perawat
meningkatkan diseminasi informasi mengenai stimulasi untuk mengoptimalkan perkembangan pada anak.
Kata kunci: Anak, Denver II, tingkat perkembangan

ABSTRACT

Developmental disorders in children is increasing. One of the factors that are important to detect
developmental disorders are developmental screening. However, literature mainly discussed on child
development in urban areas, and very little research that explained the development of children in rural
areas. The aim of this study was to describe children developmental level age 1 month until 6 years in
rural areas. The sub variabel that are studied personal social aspect, fine motor-adaftive, language, and
gross motor development. The childen development screening can use Denver Development Screening
Test II (DDST II), in which categories as normal and suspect. This study conducted in District of Cibiuk,
Garut Residence. There were 130 respondent was taken with purposive sampling techique in this study.
Design of this study was descriptive. Child development was measured by Denver Developmental
Screening Test II. Data analysis was used distribution of frequency. This result of this study showed that
most children had normal development level, there were 74% in children age 1-12 month, 64% in
children 1-3 years old, and 65% in children >3-6 years old. Based on the developmental aspect, the
result showed that the higher precentage of suspect on the personal sosial aspect were in children age
>3-6 years old, higher precentage of suspect of the fine motor-adaftive aspect were in children age >3-6
years old, higher precentage of suspect of language aspect were in children age >3-6 years old, and
higher precentage of suspect of the gross motor aspect were in children age >1-3 years old. The suspect

47
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:47-57

in developmental children were influenced by various factor, such as stimulation. Researcher


recommend that nurses need to intensified dissemination of information about stimulation in children to
optimize growth developmental in children.

Key words: Children, Denver II, developmental stage

Pendahuluan Perkembangan anak dapat dipengaruhi


oleh faktor genetik dan lingkungan.
Anak mempunyai suatu ciri khas, yaitu Ternyata faktor lingkungan lebih
tumbuh dan berkembang sejak saat mendominasi dibandingkan dengan
konsepsi sampai berakhirnya masa faktor genetik. Faktor lingkungan yang
remaja. Proses tumbuh kembang yang paling penting adalah stimulus
optimal sangat menentukan kualitas perkembangan perilaku dan stimulus
anak (Jeharsae et al., 2013; & Bracken, gizi. Stimulus perilaku sangat
2009). Perkembangan merupakan dipengaruhi oleh lingkungan dan
sederetan perubahan fungsi organ tubuh interaksi anak dengan orangtua atau
yang berkelanjutan, teratur, dan saling orang dewasa lain, terutama pada usia
berkaitan (Wong, 2007). Perkembangan awal kehidupan seorang anak. Oleh
juga merupakan perubahan progresif karena itu, usia anak merupakan periode
yang terjadi sebagai akibat dari proses usia yang sangat membutuhkan peran
pematangan dan pengalaman (Hurlock, orangtua. Menurut Gerungan (2009),
2007), dengan kata lain perkembangan kegiatan manusia itu hanya dapat
adalah pertumbuhan yang terjadi secara berlangsung apabila terjadi kontak antar
bertahap dari hal yang sederhana manusia dengan manusia lainnya. Bagi
menjadi yang lebih kompleks. Tahun- manusia, yang pertama itu berasal dari
tahun pertama kehidupan anak keluarga terutama orangtua. Orangtua
merupakan kurun waktu yang sangat berperan sebagai pembimbing,
penting dan kritis. Pertumbuhan dan pengarah, dan pengawas setiap
perkembangan fisik, mental, dan pertumbuhan dan perkembangan
psikososial berjalan sedemikian anaknya.
cepatnya sehingga keberhasilan tahun-
tahun pertama sangat menentukan hari Dewasa ini, di Indonesia tengah terjadi
depan anak. Pada masa ini terbentuk krisis ekonomi, dalam hal ini sedikit
dasar-dasar kepribadian manusia, banyak akan memengaruhi
kemampuan penginderaan, berpikir, perkembangan anak. Karena, dampak
keterampilan berbahasa, berbicara, dari krisis tersebut, kemungkinan daya
bertingkah laku sosial, dan sebagainya beli masyarakat menurun sehingga
(Wong, 2007). Untuk mencapai kemampuan untuk memberikan nutrisi
keberhasilan pada periode penting anak yang adekuat pun menurun.
tersebut, maka setiap orangtua akan Tanuwidjaya (2012) menyatakan bahwa
melakukan berbagai upaya yang salah satu faktor yang memengaruhi
maksimal untuk memenuhi semua tumbuh kembang adalah gizi dan sosial
kebutuhan anak demi tercapainya ekonomi, serta psikologis keluarga.
perkembangan anak yang optimal. Penelitian Permatasari (2013),
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang sangat kuat antara status gizi

48
Tingkat perkembangan balita usia 1 bulan – 6 tahun (Ikeu Nurhidayah)

dengan perkembangan anak usia 1000 mengejar ketertinggalan dalam hal


hari pertama kehidupan. pembangunan IPM (Indeks
Pembangunan Manusia) yang salah satu
Berbagai masalah perkembangan anak indikatornya adalah kesehatan anak.
seperti keterlambatan motorik, Pemantauan tingkat perkembangan anak
berbahasa, perilaku, autisme, dan sangat penting dalam menentukan
hiperaktif, dalam beberapa tahun tingkat pembangunan manusia. Salah
terakhir ini semakin meningkat. Angka satu kecamatan yang sedang aktif
kejadian di Amerika serikat berkisar 12- membangun adalah Kecamatan Cibiuk.
16%, Thailand 24%, Argentina 22%, Kecamatan Cibiuk merupakan
dan di Indonesia antara 13%-18% pemekaran dari Kecamatan Kadungora.
(Dhamayanti, 2006). Sementara itu, Kecamatan Cibiuk terdiri dari lima (5)
perkembangan merupakan salah satu desa, yaitu Desa Cibiuk Kidul, Desa
indikator dalam menilai kualitas Cibiuk Kaler, Desa Majasari, Desa
seorang anak. Oleh karena itu, Cipareuan, dan Desa Lingkung Pasir.
hambatan yang terjadi pada anak usia Data kependudukan Kecamatan Cibiuk,
dini akan berpengaruh terhadap menunjukkan bahwa jumlah penduduk
perkembangan selanjutnya dan usia 0 – 6 tahun adalah sebanyak 1975
memungkinkan munculnya kelainan orang. Kecamatan Cibiuk memiliki
perkembangan yang nyata. Untuk karekteristik sedang berkembang,
mengurangi masalah perkembangan, dengan tingkat sosial ekonomi sebagian
perlu dilakukan upaya pencegahan besar penduduknya bertani dan tingkat
sedini mungkin, yaitu dengan pendidikan penduduknya paling banyak
melakukan deteksi dini serta adalah setingkat SLTP dan SMU.
pemantauan atau penilaian secara Karekteristik sosial ekonomi dan tingkat
berkala. Salah satu cara deteksi dini pendidikan orang tua sangat
perkembangan yang sistematik, menentukan terhadap pola asuh, nutrisi,
komprehensif, efektif, dan efisien dan stimulasi yang diberikan kepada
adalah metoda skrining, di antaranya anaknya yang sangat berpengaruh
penilaian mengenai perkembangan anak terhadap perkembangan anaknya. Pada
secara sederhana yang terdapat dalam periode balita, rangsangan gizi, pola
Denver Development Screening Test II asuh, dan rangsangan stimulasi penting
(DDST II). DDST II memiliki untuk mengembangkan potensi anak
sensitivitas yang tinggi (83%) dan lebih secara optimal (Soetjiningsih, 2012;
objektif dalam pemantauan atau Yusuf, 2008; & Wong, 2007). Oleh
penilaian perkembangan pada anak karena itu, peneliti berpendapat bahwa
sesuai usianya. DDST II juga sangat penting dilakukan pemantauan
merupakan salah satu skrining formal terhadap perkembangan anak di
yang telah banyak dikerjakan oleh Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut,
profesi kesehatan di dunia, termasuk untuk mendeteksi lebih dini jika terjadi
Indonesia. Di antaranya banyak keterlambatan atau gangguan
digunakan oleh perawat untuk deteksi perkembangan sehingga dapat diambil
dini tumbuh kembang pada anak (Artha, langkah atau intervensi lebih lanjut
Sutomo, & Gamayanti, 2014). untuk mengatasinya. Dengan demikian,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk
Kabupaten Garut merupakan salah satu mengidentifikasi tingkat perkembangan
kabupaten di Jawa Barat yang sedang anak usia 1 bulan – 6 tahun di
giat membangun, terutama untuk Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut.

49
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:47-57

DDST II, hal ini karena test skrining


Metode DDST II mempunyai sensitivitas yang
besar untuk mendeteksi keterlambatan
Jenis penelitian yang digunakan adalah dan efektif mengidentifikasi 85-100%
penelitian deskriptif untuk mendapatkan bayi dan anak yang mengalami
gambaran tingkat perkembangan anak hambatan perkembangan (James,
usia 1 bulan – 6 tahun dalam aspek Ashwill, & Droske, 2013; Soetjiningsih,
motorik kasar, motorik halus, personal 2012; & Wong, 2007). Dari hasil
sosial, dan bahasa di Kecamatan Cibiuk pengumpuan data dengan menggunakan
Kabupaten Garut. Variabel yang akan lembar observasi Denver Development
diteliti pada penelitian ini adalah Screening Test II, selanjutnya
perkembangan anak usia 1 bulan dikategorikan kedalam: Perkembangan
– 6 tahun, yang usianya dikategorikan Normal, jika tidak ada keterlambatan
menjadi 1-12 bulan, >1-3 tahun, dan dan atau paling banyak ada satu
>3-6 tahun. Dalam penelitian ini, yang caution; dan Suspect (suspek) jika
dimaksud dengan perkembangan anak didapatkan ≥ 2 caution dan atau ≥ 1
adalah perkembangan anak usia 1 bulan keterlambatan. Dari pengukuran
– 6 tahun yang dikategorikan kedalam perkembangan anak, data yang
usia 1-12 bulan, >1-3 tahun, dan >3-6 terkumpul akan diolah. Hasil penelitian
tahun, yang meliputi perkembangan disajikan ke dalam tabel frekuensi,
personal sosial, motorik halus, motorik kemudian dari masing-masing kategori
kasar, dan bahasa yang diukur hasil tes tersebut akan dilihat jumlah
berdasarkan Denver Development anak yang mengalami perkembangan
Screening Test II (DDST II) dan secara normal dan meragukan (suspect).
keseluruhan dikategorikan dalam Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
perkembangan Normal dan Suspect. Cibiuk Kabupaten Garut.

Populasi dalam penelitian ini adalah Hasil


balita usia 1 bulan – 6 tahun di
Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut, Hasil penelitian ini disajikan dalam
yaitu sejumlah 1.975 orang. Sampel bentuk tabel distribusi frekuensi yang
adalah sebagian dari jumlah dan disertai pembahasan mengenai
karekteristik yang dimiliki oleh populasi perkembangan anak usia 1 bulan – 6
tersebut (Sugiyono, 2011). Teknik tahun di Kecamatan Cibiuk Kabupaten
sampling yang digunakan dalam Garut yang meliputi empat aspek
penelitian ini adalah purposive perkembangan, yaitu aspek
sampling, sampel yang diambil dalam perkembangan personal sosial, aspek
penelitian ini harus memenuhi kriteria perkembangan adaptif-motorik halus,
sebagai berikut: anak dalam keadaan aspek perkembangan bahasa, dan aspek
sehat fisik dan mental dan tidak sedang perkembangan motorik kasar dengan
sakit berat atau mengalami infeksi menggunakan alat ukur Denver
lainnya. Sehingga didapatkan sampel Development Screening Test II.
dalam penelitian ini sebanyak 130
responden. Analisis berdasarkan tabel 1
menunjukkan bahwa responden
Alat ukur yang digunakan oleh peneliti terbanyak adalah responden pada usia
untuk mengumpulkan data adalah toddler ( > 1-3 tahun) sebanyak 60 anak
lembar test perkembangan menurut (46,15%).

50
Tingkat perkembangan balita usia 1 bulan – 6 tahun (Ikeu Nurhidayah)

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut terbesar didapatkan pada anak usia >3-6
Usia
tahun (30%), dan persentase
perkembangan personal sosial normal
Kategori Usia Jumlah %
terbesar ada pada anak usia 1-12 bulan
1 - 12 Bulan 50 38,4 (84%).
> 1-3 Tahun 60 46,15
> 3-6 Tahun 20 15,38 Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Proporsi
Perkembangan Anak dari Aspek Adaptif –
Total 130 100 Motorik Halus

Tabel 2. Distribusi Frekuensi RespondenMenurut


Status Gizi
Kategori Normal Suspect
%
Usia Jumlah % Jumlah
Status Gizi 1 - 12
Kategori Bulan 33 66 17 34
Usia Baik Kurang Buruk
> 1-3
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Tahun 45 75 15 25
1 - 12 > 3-6
Bulan 49 98 1 2 - - Tahun 13 65 7 35
> 1-3
Tahun 56 93 3 5 1 2
> 3-6 Tabel di atas menunjukkan bahwa
Tahun 20 100 - - - - persentase suspect (dicurigai ada
gangguan) aspek adaptif-motorik halus
Analisis berdasarkan tabel 2 di atas, terbesar didapatkan pada anak usia >3-6
didapatkan data bahwa secara umum tahun (35%), dan persentase
responden memiliki status gizi yang perkembangan adaptif-motorik halus
baik, hanya didapatkan ada satu orang normal terbesar ada pada anak usia >1-3
anak yang mengalami gizi buruk. tahun (75%).

Berikut ini akan diuraikan secara Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Proporsi
Perkembangan Anak dari Aspek Bahasa
keseluruhan tentang gambaran
perkembangan anak usia 1 bulan – 6 Normal Suspect
tahun di Kecamatan Cibiuk Kabupaten Kategori
Usia Jumlah % Jumlah %
Garut berdasarkan empat aspek 1 - 12
perkembangan. Bulan 42 84 8 16
> 1-3
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Proporsi Tahun 44 73 16 27
Perkembangan Anak dari Aspek Personal Sosial > 3-6
Tahun 11 55 9 45
Kategori Normal Suspect
Usia Jumlah % Jumlah % Tabel di atas menunjukkan bahwa
1 - 12 persentase suspect (dicurigai ada
Bulan 42 84 8 16 gangguan) aspek bahasa terbesar
> 1-3 didapatkan pada anak usia >3-6 tahun
Tahun 50 83 10 17 (45%), dan persentase perkembangan
> 3-6 bahasa normal terbesar ada pada anak
Tahun 14 70 6 30 usia 1-12 bulan (84%).

Tabel di atas menunjukkan bahwa Tabel di atas menunjukkan bahwa


persentase suspect (dicurigai ada persentase suspect (dicurigai ada
gangguan) aspek personal sosial gangguan) aspek motorik kasar terbesar

51
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:47-57

didapatkan pada anak usia >1-3 tahun emas pertumbuhan anak. Secara
(29%), dan persentase perkembangan pertumbuhan biologis, otak pada usia
motorik kasar normal terbesar ada pada lima tahun sudah mencapai 75% dari
anak usia >3-6 tahun (85%). ukuran orang dewasa. Selain itu, otak
mempunyai pengaruh yang sangat
Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Proporsi menentukan bagi perkembangan aspek-
Perkembangan Anak dari Aspek Motorik Kasar
aspek perkembangan individu lainnya,
baik keterampilan motorik, intelektual,
Kategori Normal Suspect
% emosional, sosial, moral maupun
Usia Jumlah % Jumlah kepribadian (Yusuf, 2008). UNICEF
1 - 12 (2006) menyatakan bahwa
Bulan 36 72 14 28 perkembangan anak usia dini mengacu
> 1-3 pada sebuah pendekatan komprehensif
Tahun 43 71 17 29 antara kebijakan-kebijakan dan
> 3-6 program-program anak, serta orang tua
Tahun 17 85 3 15 dan pengasuhnya. Menurut
Soetjiningsih (2012), perkembangan
anak meliputi perkembangan fisik,
Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Proporsi
Perkembangan Anak Usia 1 Bulan - 6 Tahun di kognitif, emosi, bahasa, motorik (kasar
Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut dan halus), serta personal sosial dan
adaptif.
Kategori Normal Suspect
Usia Jumlah % Jumlah % Hasil penelitian mendapatkan data
1-12 bahwa secara keseluruhan gizi anak di
Bulan 44 74 16 26 Kecamatan Cibiuk termasuk kategori
> 1-3 gizi baik, hal ini dibuktikan dengan
Tahun 32 64 18 36 hanya ada satu anak yang mengalami
> 3-6 gizi buruk, sedangkan persentase gizi
Tahun 13 65 7 35 baik mencapai 98% pada anak usia
dibawah 1 tahun, 93% pada anak usia
Tabel di atas menunjukkan bahwa toddler, dan 100% pada anak usia pra
perkembangan meragukan (suspect) sekolah. Hal ini tentu saja sangat
terbanyak dialami anak usia >1-3 tahun, mendukung terhadap proses tumbuh
sebanyak 36%. kembang anak di Kecamatan Cibiuk
Kabupaten Garut. Hasil penelitian juga
Pembahasan menunjukkan bahwa sebagian besar
anak mengalami perkembangan normal,
Kualitas anak masa kini merupakan yaitu usia 1-12 bulan sebanyak 74%
penentu kualitas sumber daya manusia normal, usia >1-3 tahun sebanyak 64%
(SDM) di masa yang akan datang. normal, dan usia >3-6 tahun sebanyak
Pembangunan manusia masa depan 65% normal. Sedangkan perkembangan
dimulai dengan pembinaan anak masa meragukan (suspect) terbanyak dialami
sekarang. Untuk mempersiapkan SDM anak usia >1-3 tahun, sebanyak 36%.
yang berkualitas di masa yang akan Kecamatan Cibiuk menunjukkan
datang, maka anak perlu dipersiapkan gambaran perkembangan personal
agar dapat tumbuh dan berkembang sosial anak berdasarkan hasil penelitian
sesuai kemampuannya (Tanuwidjaya, yang menyatakan bahwa persentase
2012). Usia 0-6 tahun merupakan masa suspect (dicurigai ada gangguan)

52
Tingkat perkembangan balita usia 1 bulan – 6 tahun (Ikeu Nurhidayah)

terbesar didapatkan pada anak usia >3-6 ibu karena jika bermain dengan anak
tahun (30%), hal tersebut diakibatkan lain, maka anak lebih sering berkelahi
oleh berbagai hal. Erikson menyatakan dan hal itu biasanya merepotkan orang
bahwa anak usia >3-6 tahun disebut tua. Padahal, bermain pada anak
juga masa bermain, dimana pada masa merupakan proses belajar anak untuk
ini seharusnya anak sangat aktif dan bersosialisasi. Kalau anak pada masa ini
banyak bergerak, anak mulai mempunyai pengalaman bermain,
mengembangkan kemampuan untuk biasanya ia akan mengerti dasar-dasar
bermasyarakat dan inisiatifnya juga hubungan dengan kelompok, sadar akan
mulai berkembang. pendapat orang lain, dan dalam tahun-
tahun selanjutnya ia akan memperhalus
Sesuai dengan pendapat Erikson, perilaku sosialnya dan mempelajari pola
seharusnya anak pada usia >3-6 tahun perilaku baru yang dapat diterima oleh
memiliki perkembangan personal sosial kelompok dan masyarakat (Hurlock,
yang baik. Adanya keterlambatan atau 2007).
dicurigai adanya gangguan dalam aspek
personal sosial anak pada usia >3-6 Hasil penelitian mendapatkan bahwa
tahun dapat disebabkan oleh berbagai persentase suspect (dicurigai ada
hal. Hal pertama yang mungkin gangguan) aspek adaptif-motorik halus
menyebabkan seorang anak kurang terbesar didapatkan pada anak usia >3-6
terampil dalam hubungan sosial adalah tahun (35%), dan persentase
karena ibu atau keluarga kurang perkembangan adaptif-motorik halus
mendukung dalam proses sosialisasi normal terbesar ada pada anak usia >1-3
seorang anak dengan lingkungannya. tahun (75%). Hal ini pun didukung oleh
Selain itu keterampilan hubungan sosial WHO yang menyatakan bahwa sekitar
seorang anak juga sangat dipengaruhi 5-25% anak usia prasekolah mengalami
oleh tingkat kesenangan dengan gangguan perkembangan motorik halus
hubungan sosial sebelumnya. Hasil (Medirisa, Susilo, & Aniroh, 2015).
penelitian yang dilakukan oleh Saputro Selain itu, menurut Kementerian
(2004), menunjukkan bahwa anak yang Kesehatan Republik Indonesia (2010),
kurang kasih sayang dan kurang gangguan motorik pada anak usia
stimulus juga akan mengalami prasekolah diperkirakan dari 5-3% dan
hambatan dalam pertumbuhan dan sebanyak 60% dari kasus yang
perkembangannya serta kesulitan dalam ditemukan terjadi secara spontan pada
berinteraksi dengan orang lain dengan umur di bawah 5 tahun (Medirisa,
angka prevalensi yaitu 3-11%. Susilo, & Aniroh, 2015).

Pada masa ini, keluarga dan ibu Pada usia >3-6 tahun seharusnya
seharusnya tidak melarang anaknya keterampilan motorik halus seorang
untuk bermain atau bergaul dengan anak sudah semakin berkembang.
teman sebayanya, karena pada saat Kurang berkembangnya kemampuan
inilah seorang anak mengembangkan adaptif motorik halus pada masa ini
kemampuan sosialnya dengan teman dapat disebabkan oleh berbagai hal.
sebaya ataupun dengan orang yang Seperti diketahui bahwa kemampuan
lebih dewasa. Kadang-kadang seorang motorik halus selain dipengaruhi oleh
ibu lebih suka membiarkan anaknya kematangan fungsi motorik dan
menonton televisi daripada bermain persarafan, latihan juga sangat
dengan anak lainnya. Biasanya alasan memengaruhi kemampuan seorang anak

53
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:47-57

dalam motorik halus. Hal ini anak dapat bicara dengan baik
dikarenakan, melalui latihan, gerakan disebabkan oleh terjadinya peniruan
halus yang dilakukan anak dapat yang dilakukan oleh anak yang disertai
ditingkatkan dalam hal kecepatan, oleh adanya bimbingan serta penguatan
keluwesan, dan kecermatan sehingga dari lingkungan terutama ibu dan
secara bertahap seorang anak akan keluarga serta teman bermain. Ibu
bertambah terampil dan mahir merupakan orang yang paling sering
melakukan gerakan. Latihan-latihan bersama selain teman sebaya. Ibu yang
yang diberikan pada anak tentu saja banyak berbicara dengan anak dan
berasal dari lingkungan sekitarnya, memberikan stimulasi verbal. Seringnya
dalam hal ini adalah ibu dan keluarga berbicara vokal menjadikan
sebagai orang terdekat bagi anak. kemampuan anak bertambah baik dan
Pemberian stimulasi sangat diperlukan anak juga mendapat kesempatan untuk
agar perkembangan anak dapat optimal. mengekspresikan perasaannya. Salah
Hal ini sejalan dengan penelitian yang satu bentuk stimulasi verbal yang dapat
dilakukan oleh Jinan (2014), bahwa diberikan pada anak adalah dengan
pemberian stimulasi dapat berceritera. Selain peran ibu dan
meningkatkan perkembangan motorik keluarga, kemampuan berbahasa
halus anak usia 1-5 tahun. seorang anak dapat diperoleh dari
lingkungannya dalam hal ini adalah
Hasil penelitian mendapatkan bahwa teman sebaya. Pada usia >3-6 tahun,
persentase suspect (dicurigai ada seorang anak seharusnya sedang aktif
gangguan) aspek bahasa terbesar bersosialiasi dengan teman sebayanya.
didapatkan pada anak usia >3-6 tahun Semakin sering ia bersosialisasi dengan
(45%), dan persentase perkembangan orang lain, semakin baik kemampuan
bahasa normal terbesar ada pada anak berbahasanya.
usia 1-12 bulan (84%). Hal tersebut
dapat terjadi karena berbagai faktor, Hasil penelitian ini juga menunjukkan
salah satunya adalah stimulasi. Pada bahwa persentase suspect (dicurigai ada
usia >3-6 tahun, seharusnya gangguan) aspek motorik kasar terbesar
perkembangan kemampuan berbahasa didapatkan pada anak usia >1-3 tahun
anak sudah lebih maju, karena ia sudah (29%), dan persentase perkembangan
melewati tahap-tahap perkembangan motorik kasar normal terbesar ada pada
sebelumnya. Kemampuan tersebut anak usia >3-6 tahun (85%).
sangat bervariasi pada seorang anak Seharusnya pada masa usia >1-3 tahun,
dengan anak lain tergantung pada atau sering juga disebut usia toddler,
berbagai hal, dan yang paling anak-anak memiliki karekteristik yang
menentukan adalah stimulasi. Selain itu, khas, yaitu anak tidak bisa diam, banyak
penelitian Chonchaiya & bergerak dan mulai mengembangkan
Pruksananonda (2008) menunjukkan otonomi dan kemampuannya untuk
terdapat hubungan antara permulaan mandiri. Adanya kecurigaan suspect
awal dan frekuensi tinggi dalam keterlambatan kemampuan motorik
menonton televisi dengan keterlambatan kasar pada usia toddler dapat
bahasa pada anak usia 3-6 tahun. diakibatkan oleh berbagai hal, antara
Karena menonton televisi yang terlalu lain: kematangan fungsi-fungsi tubuh
lama akan mengganggu bermain dan dan kurangnya latihan atau stimulasi
proses interaksi antara anak dengan yang diberikan oleh keluarga atau ibu.
orang tua. Menurut Hurlock (2007), Stimulasi dalam bentuk permainan

54
Tingkat perkembangan balita usia 1 bulan – 6 tahun (Ikeu Nurhidayah)

sangat penting untuk melatih kesempatan berinteraksi dengan anak.


kemampuan motorik kasar (Wong, Semakin sering dan teratur rangsangan
2007). Menurut Smart & Smart dalam yang diterima, maka semakin kuat
Hurlock (2007), mengatakan bahwa hubungan antar sel-sel otak tersebut.
lingkungan sangat berperan penting Semakin kompleks dan kuat hubungan
dalam aktivitas motorik anak. sel-sel otak, maka semakin tinggi dan
Pengalaman latihan dibutuhkan untuk bervariasi kecerdasan anak di kemudian
membentuk pola aktivitas motorik yang hari. Apabila dikembangkan terus
terlatih dalam area motorik cortex menerus, anak akan mempunyai banyak
cerebri. Pola yang sudah terbentuk variasi kecerdasan.
dapat ditampilkan kembali ketika akan
melakukan aktivitas motorik yang sama Kesimpulan
(Guyton & Hall, 2007). Pola aktivitas
dasar yang terlatih itu akan efektif Hasil penelitian tentang gambaran
apabila dibentuk pada masa awal perkembangan anak usia 1 bulan – 6
kehidupan, mengingat susunan saraf tahun di Kecamatan Cibiuk,
yang menunjang aktivitas motorik kasar berdasarkan empat aspek perkembangan
pada saat balita sangat berkembang yang diteliti didapatkan bahwa anak
pesat. yang termasuk kategori perkembangan
suspect terbanyak pada usia >1-3 tahun
Stimulasi mempunyai peran penting sebesar 36%, dan secara umum
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1 bulan – 6
perkembangan anak, terutama fungsi tahun berada pada kategori normal,
kognitif, afektif, dan psikomotor. tetapi hasil penelitian ini hanya berlaku
Stimulasi yang terus menerus pada saat penelitian ini terjadi. Hal ini
mengakibatkan hubungan antar sel otak disebabkan karena perkembangan anak
(sinapsis) dapat berjalan dengan baik. dipengaruhi oleh banyak faktor,
Kurangnya stimulasi akan sehingga gambaran perkembangan yang
mengakibatkan hilangnya fungsi sel-sel ada pada saat ini mungkin berbeda
otak ini. Hasil penelitian Maryunani dengan gambaran perkembangan di
(2010) pun menunjukkan bahwa anak masa yang akan datang. Oleh karena itu,
yang banyak mendapat stimulasi akan maka stimulasi sejak dini sangat penting
lebih cepat berkembang daripada anak untuk perkembangan anak.
yang kurang atau bahkan tidak
mendapat stimulasi. Perkembangan fisik Saran
motorik anak, baik motorik kasar
maupun motorik halus dapat Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
dikembangkan dengan bermain. pemantauan perkembangan anak perlu
Penelitian Irmawati dkk. (2012) dilakukan secara berkala agar anak-anak
menunjukkan bahwa didapatkan dapat berkembang secara optimal.
perbaikan perkembangan pada anak usia Selain itu, perawat juga perlu
12-24 bulan yang diberikan stimulasi melakukan diseminasi informasi,
sesuai usianya dari 85,7% menjadi misalnya berupa pendidikan kesehatan
94,3%. bagi orang tua dan petugas kesehatan
serta tenaga pendidik di Kecamatan
Andriana (2011), juga mendukung Cibiuk Kabupaten Garut tentang hal-hal
bahwa pemberian stimulus ini yang memengaruhi perkembangan anak
sebaikanya dilakukan setiap kali ada dan cara-cara untuk mengoptimalkan

55
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:47-57

perkembangan anak, salah satunya Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2007). Buku
melalui pendidikan atau penyuluhan ajar fisiologi kedokteran (edisi ke-9).
kesehatan tentang stimulasi atau Jakarta: EGC.
rangsangan untuk mengoptimalkan
tumbuh kembang anak; serta Hurlock, E.B. (2007). Psikologi
perkembangan (edisi ke-5). Jakarta:
menyediakan sarana bermain dengan Erlanga.
penyediaan alat-alat bermain edukatif di
setiap desa atau posyandu di Kecamatan Irmawati, M., Ardani, I.G.A.Y., Astasari,
Cibiuk Kabupaten Garut. Perawat D., Irwanto, Suryawan, A., &
merupakan penyedia layanan kesehatan Narendra, M.B. (2012). Pemberian
primer penting yang harus terlibat stimulasi selama satu jam pada
dalam mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia 12-24
perkembangan anak-anak secara teratur. bulan. Media Medika Indonesiana,
46(3), 147-150.
Daftar Pustaka
James, S.R., Ashwill, J.W., & Droske, S.C.
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan (2013). Nursing care of
Terapi Bermain pada Anak. children: Principles and practice
Jakarta: Salemba Medika. (2nd ed.). Philadelphia: WB.
Saunders Company.
Artha, N.M., Sutomo, R., & Gamayanti,
I.L. (2014). Kesepakatan hasil Jeharsae, R., Sangthong, R., Wichaidit, W.,
antara kuesioner pra skrining & Chongsuvivatwong, V. (2013).
perkembangan, parent’s evaluation Growth and development of
of developmental status, dan tes children aged 1–5 years in low-
Denver-II untuk skrining intensity armed conflict areas in
perkembangan anak balita. Sari Southern Thailand: A community-
Pediatri, 16(4), 266-270. based survey. Conflict and Health,
7(8), 1-8.
Bracken, B. A. (2009). Growing healthy
self-concepts. In R. Gilman, S. Jinan, R. (2014). Hubungan pemberian
Huebner, & M. Furlong (Eds.). stimulasi dengan perkembangan
Promoting wellness in children and motorik halus anak usia 1-5 tahun
youth: A handbook of positive di Posyandu Gampong Rantau
psychology in the schools (pp.89- Panyang Barat Kecamatan
106). Boston: Blackwell. Meureubo Kabupaten Aceh Barat
tahun 2014 (Karya Tulis Ilmiah).
Chonchaiya, W., & Pruksananonda, C. Fakultas Keperawatan Universitas
(2008). Television viewing Sumatera Utara, Medan.
associates with delayed language
development. Acta Pædiatrica, 97, Medirisa, L.P., Susilo, J., & Aniroh, U.
977–982. DOI:10.1111/j.1651- (2015). Pengaruh pemberian
2227.2008.00831.x. stimulus permaian puzzle terhadap
perkembangan motorik halus anak
Dhamayanti, M. (2006). Kuesioner usia 4-6 tahun di Taman Kanak-
praskrining perkembangan (KPSP) Kanak Aisyiyah Krasak, Teras,
anak. Sari Pediatri, 8(1), 9-15. Boyolali. STIKES Ngudi Waluyo
Ungaran.
Gerungan, W.A. (2009). Psikologi sosial.
Bandung: PT Refika Aditama. Permatasari, S.M. (2013). Hubungan
antara status gizi dengan
perkembangan anak usia 1000 hari

56
Tingkat perkembangan balita usia 1 bulan – 6 tahun (Ikeu Nurhidayah)

pertama kehidupan (Skripsi).


Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.

Soetjiningsih. (2012). Perkembangan anak


dan permasalahannya dalam Buku
Ajar I Ilmu Perkembangan Anak
dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian


Kuantitaf dan Kualitatif dan R & D.
Bandung: CV Alfabeta.

Suryanto, Purwandari, H., & Mulyono, W.


(2014). Dukungan Keluarga Dan
Sosial Dalam Pertumbuhan Dan
Perkembangan Personal Sosial,
Bahasa Dan Motorik Pada Balita
Di Kabupaten Banyumas. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 10(1), 103-
109.

Tanuwidjaya, S. (2012). Konsep umum


tumbuh kembang dalam Buku Ajar
I Ilmu Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

UNICEF. (2006). Early chidhood


development: The key to a full and
productive live. UNICEF.
Diperoleh dari
http://www.unicef.org?dprk/ecd.pdf
, diakses tanggal 23 September
2016.

Wong, D. L. (2007). Nursing care of infant


and children (8th ed.). St. Louis:
Mosby Year Book, Inc.

Yusuf, S. (2008). Psikologi perkembangan


anak dan remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

57

Anda mungkin juga menyukai