PENDAHULUAN
MATERI
A.OBSERVASI
1.Bahan baku
2.Hasil akhir
Panas,
1.Lingkungan kerja
a.Pajanan Fisika :
b.Pajanan Psikologi
Landasan Teori
Masalah psikososial di tempat kerja mungkin sulit ditemukan dan salah satu
pendekatannya adalah mengumpulkan informasi yaitu dengan berbicara pada para
pekerja di lapangan selama kunjungan ke pabrik atau mempertimbangkan petunjuk
tidak langsung yang lain, seperti laju angka pergantian buruh, kesulitan yang
berhubungan dengan industri, pengendalian mutu yang kurang baik, atau absensi
karena sakit.1
Situasi dan kondisi tempat kerja juga merupakan faktor yang besar
pengaruhnya terhadap komitmen kerja, suasana kerja yang kooperatif, pimpinan
yang selalu memperhatikan karyawannya, merupakan dambaan bagi para karyawan
sehingga karyawan mengharapkan lingkungan kerja yang baik.
Beratnya beban kerja ternyata bukan sebab utama stres pada kebanyakan
pekerja. Kelelahan psikologis saat kerja bukan pula semata-mata karena olok-olok
antara pekerja atau karyawan. Penyebab stres kerja, menurut penelitian baru-baru
ini seperti dilansir MedicalDaily, lebih dikarenakan ketidakadilan di tempat kerja,
lingkungan kerja, dan atasan atau pimpinan yang terus-menerus tidak puas. Stress
akibat kerja atau stress kerja adalah respon fisik dan emosional yang berbahaya
yang timbul bila tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan atau
kebutuhan pekerja (NIOSH).2
Definisi lain menyatakan bahwa stress merupakan respon fisiologik, psikologik dan
perilaku dari seseorang untuk mencari penyesuaian terhadap tekanan internal dan
eksternal.3
- Lingkungan fisik,
- Organisasi,
- Cara organisasi ditangani,
- Peran dalam organisasi,
- Relasi dalam organisasi
- Pengembangan karir,
- Hubungan sosial dan personal,
- Peralatan dan kemampuan individu.2
1. Gejala Fisiologis berupa otot tegang, jantung berdebar, perut mual dan keringat
dingin.
2. Gejala Psikologis dapat berupa mudah marah, emosi melerdak-ledak, mudah
panik.
3. Gejala Psikosomatik bisa dalam bentuk gangguan otot dan tulang/
muskuloskeletal (nyeri otot, kram), gangguan sistem pernafasan (asma, spasme
bronchitis), gangguan pembuluh darah jantung/ kardiovaskuler (migraine,
hipertensi, stroke), gangguan kulit (eksim, psoriasis, dermatitis kronis, jerawat),
kelenjar endokrin (hipertiroid, diabetes, infertilitas), gangguan sistem saraf
(neurostenia), gangguan mata (glaukoma) gangguan pencernaan/ gastrointestinal
(gastritis/ radang lambung, peptic ulcer/tukak lambung, diare) dan gangguan
genitourinarial ( dismenorhea, gangguan haid).
4. Perilaku
Pencegahan Stres
1. Dengan olahraga, diet dan cukup tidur, strategi ini meliputi olahraga,
memperhatikan diet dan nutrisi, tidur secara cukup, berlibur, dan sebagainya.
2. Mengubah perilaku dan reaksi kognitif yang bersangkutan terhadap stres
3. Mencari dukungan sosial, yang dapat berperan sebagai tameng dalam
menghadapi pengaruh stres. Dengan cara ini orang yang bersangkutan dapat
menceritakan persoalannya dan tidak tertutup kemungkinan orang tersebut akan
memberikan jalan keluar kepadanya.
4. Mengatur waktu (time management), dapat dilakukan dengan cara:
memprioritaskan aktivitas, mengalokasikan waktu secara realistis dan jangan
membiarkan pihak lain menginterfensi waktu kita agar kita sepenuhnya dapat
mengendalikan waktu kita.
Mengurangi stres secara Organisasional, cara yang biasa ditempuh oleh organisasi
untuk mengurangi intensitas stres pegawai antara lain adalah sebagai berikut:
Hasil Pengamatan
Pajanan psikologi berhubungan dengan organisasi kerja, atasan dan rekan kerja.
Berdasarkan hasil Medical chek up tahun 2006 pada PT Komatsu, berdasarkan hasil
respon dari kuesioner terdapat angka yang meningkat yaitu :
Menurut dokter Endang di perusahaan ini juga diadakan beberapa kegiatan diluar
pekerjaan seperti, senam bersama yang dilakukan setiap hari jumat dan sabtu,
beberapa perlombaan yaitu lomba nyanyi (Komatsu Idol), lomba memancing.
Perusahaan memberi kesempatan kepada pekerja dengan prestasi terbaik untuk
mengikuti lomba ke luar Negara.
Adanya coffee break selama 10 menit pada jam tertentu, hal ini bertujuan
mengurangkan kelelahan pekerja terhadap kerja.
Disediakan fasilitas sport center untuk pekerja bersukan dan bersosialisasi..
Para pekerja harus mengisi kuesioner yang telah di validasi untuk mengukur tahap
stress pekerja. Hasil tes pada tahun 2016 didapatkan tingkat stress pada pekerja adalah
tinggi
Perusahaan mengadakan Family Day para pekerja dan keluarga saling bersosialisasi
dan relaksasi
2.Beban Kerja
waktu untuk coffee break hanya 10 menit dan dilakukan 2x/hari yaitu pada pukul
09:50-10:00 dan 14:50-15:00
c.Waktu istirahat
Pukul 11:50-12:30
Dengan beban kerja selama 7 jam sehari dengan waktu istirahat yang
cukup,ditambah dengan lingkungan kerja yang pajanan bisingnya 94 db yang
melebihi nilai ambang batas pada tempat kerja, tentu saja mempengaruhi kesehatan
pendengaran para pekerja dan dari kebisingan ini juga dapat mempengaruhi psikologi
para pekerja.
3.Individu
B.PENGUKURAN
C.DATA SEKUNDER
(BLM DIKETAHUI/DIDAPAT)
Daftar Pustaka
1. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktik kedokteran kerja. Jakarta: EGC; 2009.h.15.
2. Kamal K, “Penerapan Kesehatan Kerja Praktis bagi Dokter dan Manajemen Perusahaan”,
hal. 71-78; Balai Penerbit FKUI, Januari 2011
3. Direktorat BinaKesja dan OR, “Gangguan Kesehatan Akibat Faktor Psikososial di
Tempat Kerja”, hal. 11-20; Kementerian Kesehatan RI, 2011
4. Harrianto R, “ Buku Ajar Kesehatan Kerja”, hal.267-278 ; EGC, 2013
No Bagian Psikologis
1 Seluruh Pabrik -
3 Fabrication Stress atau jenuh karena mengerjakan hal yang sama setiap hari.
4 Foundry 1 & 2 Stress atau jenuh karena mengerjakan hal yang sama setiap hari
5 Hydraulic plant