Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian

``Stres adalah satu absraksi .orang tidak dapat melihat pembangkit stress
( stressor) . yang dapat dilihat adalah akibat dari pembangkit stress``. Menurut Dr.
Hans Selye , guru besar emeritus (purnawirawan) dari Universitas Montreal dan
penemu Stres. Sebagai ahli faal dia tertarik pada bagaimana cara stress
mempengaruhi badan. Dia mengamati serangkaian perubahan bio kimia dalam
sejumlah organisme yang beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan
lingkungan. Rangkaian perubahan ini ia namakan general adaptation syndrome,
yang terdiri dari tiga tahap .

Tahap pertama : ia menyebut nya ``alarm’’(tanda bahaya) , Organisme berorientasi


terhadap tuntutan yang di berikan oleh lingkungannya dam mulai menghayati
sebagai ancaman.

Tahap kedua : ia menyebutnya tahap ressistence (perlawanan). Organisme


memobilisasi sumber-sumbernya supaya mampu menghadapi tuntutan, jika tuntutan
ini terlalu lama maka sumber-sumber penyesuaian ini ini mulai habis.

Tahap terakhir/3 : ia menyebutnya exhaustion (kehabisan tenaga). Jika di terapkan


pada orang maka sindrom adaptasi umum dari Selye dapat di uraikan secara
singkat.

Pandangan Selye ini mendapat kritik dari sejumlah peneliti lain. Stres harus
dilihat sebagai fungsi dari individu yang menafsirkan situasi. Reaksi orang tidak akan
sama terhadap situasi stress yang sama. Orang tidak langsung memberikan
jawaban langsung kepada rangsangan , tetapi dia lebih melihat terhadap arti yang di
berikan pada rangsangan. Contoh :`` Orang tidak akan langsung minum kalau
melihat gelas ada cairan jika cairan tersebut tidak ada artinya baginya’’. Setiap orang
memiliki peta kognitif dari lingkungannya, setiap benda mati atau benda hidup yang
ada di lingkungannya masing-masing itu memiliki makna yang berbeda-beda. Karna
itu rangsang atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan itu sendiri tidak
membangkitkan stress, tetapi individu sendiri harus mempersepsikan sebagai situasi
yang penuh stress.

Penelitian sekarang tentang stress didasarkan pada asumsi bahwa


stress,yang disimpulkan dari gejala-gejala dan tanda-tanda faal,perilaku,psikologikal
dan somatik, adalah hasil dari tidak/kurang adanya kecocokan antara orang ( dalam
arti kepribadiannya,bakatnya,dan kecakapannya ) dan lingkunganya

Stres yang meningkat sampai untuk kerja mencapai titik optimal nya merupakan
stress yang baik,yang menyenangkan. Agar tetap dalam berada kesehatan yang
baik dan bekerja pada tingkat puncak, kita harus mampu mengenali titik optimal kita
dan mampu menggunakan teknik-teknik menghadapi stress. Meskipun sebab-sebab
stress adalah khusus (Misalnya teguran dari atasan, pertengkaran dengan istri,
masalah keuangan,dll) dan hasil dari stres juga khusus (Misalnya sakit perut,sakit
kepala, serangan jantung, tekanan darah tinggi, dll)tidak ada sebab khusus yang
menghasilkan hasil khusus (tidak ada hubungan langsung).

Untuk menemu kenali peristiwa-peristiwa kehidupan yang berdampak besar pada


kesehatan dan peristiwa-peristiwa kehidupan yang kecil dampaknya pada
kesehatan. Dengan adanya kuantifikasi dari peristiwa peristiwa kehidupan, para
peneliti mampu untuk mengukur dampak peristiwa tersebut , dari berbagai kajian,
dimana orang mencatat terjadi nya peristiwa kehidupan dalam jangka waktu tertentu
dimana sistem penilaiandi gunakan, dapat di tunjukkan bahwa jika ada orang yang
mengalami sejumlah situasi dengan nilai perubahan kehidupan yang tinggih,maka
resikonya tinggih bahwa ia kemungkinan dalam dua tahun yang akan datang akan
jatuh sakit.

Tanda-tanda distress nya adalah sebagai berikut :

1. Tanda-tanda suasana hati (mood)

- Menjadi overexcited
- Cemas
- Merasa tidak pasti
- Sulit tidur pada malam hari
- Menjadi mudah bingung dan lupa
- Merasa gugup (Nervous)

2. Tanda-tanda otot kerangka


- Jari-jari tangan gemetar
- Tidak dapat duduk diam atau berdiri di tempat
- Mengembangkan Tic (gerakan tidak sengaja)
- Kepala mulai sakit
- Merasa otot menjadi tegang dan kaku
- menganggap jika berbicara leher menjadi kaku

3. Tanda-tanda organ-organ dalam badan (visceral)


- Perut terganggu
- Merasa jantung berdebar
- Banyak keringat
- Tangan berkeringat
- Merasa kepala tingan atau ingin pingsan
- Mengalami kedinginan
- Wajah menjadi pananas
- Mulut menjadi kering
2. pembangkit stress (stressors)

Pembangkit stress di pekerjaan merupakan pembangkit stres yang besar


perannya terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya seseorang tenaga kerja
yang bekerja. Factor-faktor di pekerjaan yang bedasarkan penelitian dapat
menimbulkan stress dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori besar, yaitu factor-
faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karier,
hubungan dalam pekerjaan, serta struktur dan iklim organisasi (Hurrel, dkk. 1988).

3.1 faktor-faktor intrinsic dalam pekerjaan

Termasuk dalam kategori ini ialah tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan fisik
meliputi :

a. Bising
Bising selain dapat menimbulkan gangguan sementara atau tetap pada alat
pendengaran kita, juga dapat merupakan sumber stress yang menyebabkan
peningkatan dari kesiagaan dan ketidakseimbangan psikologi kita. Bising yang
berlebih sekitar 80 desibel dapat menimbulkan stres (Ivancevich dan
Matteson). Akibat paparan dalam bising dala bentuk perilaku, misalnya
penurunan unjuk kerja/produktivitas, terjadi kecelakaan, bersikap lebih
negative terhadap orang lain.
b. Vibrasi (getaran)
Merupakan sumber stress yang kuat yang mengakibatkan peningkatan taraf
catecholamine dan perubahan dari berfungsinya sesorang secera psikologial
dan neurological. Dalam penelitian dari Sutherland dan Cooper (1986)
ditemukan bahwa kondisi kerja yang tidak menyenangkan karena adanya
getaran dinilai sebagai pembangkit stress oleh 37% dari bekerja.
c. Hygiene
Hygiene : lingkungan yang kotor dan tidak sehat merupakan pembangkit
stress. Misalnya toilet yang kurang memadai. Hal ini dinilai oleh para pekerja
sebagai factor tinggi pembangkit stress.
Sedangkan factor-faktor tugas mencakup: kerja shift/kerja malam, beban kerja,
dan penghayatan dari resiko dan bahaya.
a. Kerja shift/kerja malam
Penelitian menunjukkan bahwa kerja shift merupakan sumber utama dari
stress bagi para pekerja pabrik (Monk&Tepas,1985). Para pekerja shift lebih
sering mengeluh tentang kelelahan dan gangguan perut daripada para pakerja
pagi.
b. Beban kerja
Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit
stres. Beban kerja dapat dibedakan lebih lanjut ke dalam beban kerja
berlebih/terlalu sedikit “kuantitatif” yang timbul sebagai akibat dari tugas-tugas
yang terlalu banyak/sedikit diberikan kepada tenaga kerja kepada untuk
diselesaikan dalam waktu tertentu. Beban kerja berlebih/terlalu sedikit
“kualitatif” yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tugas,
atau tugas tidak menggunakan keterampilan dan atau potensi dari kerja. Untuk
bekerja selama jumlah jam yang sangat banyak merupakan sumber tambahan
dari stress.
Paparan terhadap risiko dan bahaya : risiko dan bahaya digandengkan dengan
jabatan tertentu merupakan sumber dari stress. Makin besar kesedaran akan
bahaya, makin besar depresi dan kecemasan. Risiko dapat dikurangi melalui
pelatihan dan pendidikan.
3.2 Peran Individu Dalam Organisasi
a. konflik peran
konflik peran timbul jika seseorang tenaga kerja mengalami adanya :
1. pertentangan antara tugas-tugas yang harus ia lakukan dan antara
tanggung jawab yang ia miliki
2. tugas-tugas yang harus ia lakukan yang menurut pandangannya bukan
merupakan bagian dari pekerjaannya
3. tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari atasan,rekan,bawahannya, attau
orang lain yang dinilai penting bagi dirinya.
Stres timbul karena ketidakcakapannya untuk memenuhi tuntutan-tuntuan
dan berbagai harapan terhadap dirinya.
b. Ketaksaan peran
Ketaksaan peran dirasakan jika sesorang tenaga kerja tidak memiliki cukup
informasi dapat melaksanakan tugasnya. Factor-faktor yang dapat
menimbulkan ketaksaan peran menurut Everlay dan Girdano ialah :
1. Ketidakjelasan dari sasran-sasaran (tujuan) kerja.
2. Kesamaran tentang tangggung jawab
3. Ketidakjelasan terhadap prosedur kerja
4. Kesamaran tentang aa yang diharapkan oleh orang lain
5. Kurang adaya balikan, atau ketidakpastian tentang unjuk-kerja pekerjaan.
3.3 pengembanga Karier (career development)
pengembangan karier merupakan pembangkit stres potensial yang mencakup
ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih, dan promosi yang kurang.
a. Job insecurity
Perubahan lingkungan menimbulkan masalah baru, sebagai akibatnya ialah
adanya pekerjaan lama yang hilang dan adanya pekerjaan yang hilang.
Ancaman akan kehilangan pekerjaan berkaitan dengan maslah kesehatan
yang parah, yang meliputi ulcres, colitis, dan alopecia. (Cobb&Kasl,1977)
b. Over dan Under-promotion
Stres yang timbul karena over-promotion memberikan kondisi yang sama
seperti beban kerja yang berlebihan. Harga diri yang rendah dihayati oleh
seseorang tenaga kerja yang mendapatkan promosi terlalu dini, atau yang
dipromosikan ke jabatan yang menuntut pengetahuan dan keterampilan yang
tidak sesuai dengan bakatnya.
3.4 Hubungan dalam Pekerjaan
Hubungan kerja yang tidak baik terungkap dalam gejala-gejala adanya
kepercayaan yang redah, Taraf pemberian support yang rendah, dan minat yang
rendah dalam pemecahan masalah dalam organisasi. Kelekatan kelompok,
kepercayaan antarpribadi dan rasa senang degan atasan, berhubungan dengan
penurunan dari stress pekerjaan dan kesehatan yang lebih baik. Begitu sebalinya
3.5 Struktur Dan Iklim Organisasi
Kebiasaan dan iklim dari organisasi adalah penting dalam memahami sumber
stress potensial. Kepuasaan dan ketidakpuasan kerja berkaitan dengan penilaian
dari struktur dan iklim organisasi. Factor stres yang ditemukenali dalam kategori
ini terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat terlibat atau berperan serta
dan pada support sosial.

3. Memanajemeni stres

Memajanemeni Stres berarti berusaha mencegah timbulnya stres, meningkatkan


ambang stres dari individu dan menampung akibat fisiologikal dari stres.
Memanajemeni stres bertujuan untuk mencegah berkembangnya stres jangka
pendek ke stres jangka panjang atau bahkan stress kronis. Stres merupakan bagian
dalam kehidupan. Kita akan selalu menjumpai situasi – situasi yang tidak terduga
yang merupakan pembangkit stres. Yang dapat diusahakn adalah mempretahankan
stres yang positif konstruktif dan dicegah serta diatasi stress yang kronis yang
bersifat negatif destruktif.

Reaksi yang dikenal dalam menghadapi stres ialah flight or fight, “ melarikan diri “,
secara fisik atau psikis dari situasi yang penuh stres atau “melawan stres”. Melarikan
diri dari situasi penuh stres secara fisik seperti meninggalkan ruangan kerja yang
menimbulkan stress, mengundurkan diri dari pekerjaan, dll. Sedangkan Melarikan
diri secara psikis ialah melarika diri dari dunia nyata ke dalam dunia khayal,
mencoba melupakan situasi penuh stres dengan cara minum alkohol, menghisap
ganja, dll. Pada dasarnya melarikan diri dari stres tidaklah menyelesaikan masalah,
bisa jadi masalah yang dihadapi bisa makin parah dan pribadi akan tetap sama.
Kalaupun mengalami perubahan kebanyakan berubah kearah negaitf.

Pandangan insteraktif mengatakan bahwa stres ditentukan oleh faktor lingkungan


dan faktor dari individunya. Dalam Memanajemeni stres atau melawan stres dapat
diusahakan dengan cara :

1. Mengubah faktor – faktor di lingkungan agar tidak menjadi pembangkit stres,


2. Mengubah faktor – faktor dari dalam individu agar :
a. Diambang stres meningkat, tidak cepat merasakan situasi yang dihadapi
sebagai penuh stres
b. Toleransi terhadap stres meningkat, dapat lebih lama bertahan dalam
situasi yang penuh stres, dll.

Teknik – teknik yang dapat digunakan dalam melawan atau memanajemeni


stres ialah :

1. Rekayasa Organisasi
2. Kerekayasan Kepribadian
3. Teknik penenang pikiran
4. Teknik penenangan melalui aktivitas fisik

1. kerekayasaan organisasi
teknik berusaha untuk mengubah lingkungan kerja agar tidak cepat dirasakan
sebagai lingkungan yang penuh stress, yang terutama perlu diubah adalah
factor pembangkit stress.

2. kerekayasaan pribadi
stretegi yang digunakan dalam kerekayasaan kepribadian ialah upaya yang
menimbulkan perubahan-perubahan dalam kepribadian individu agar dapat
dicegah timbulnya stress dan agar ambang stress dapat ditingkatkan.

3. teknik penenangan pikiran


teknik ini digunakan untuk mengurangi aktivitas kerja otak yang bersifat
merencanakan berkhayal, mengingat dan lain sebagainya yang dapat
menimbulkan kestresan pada kita.
Cara yang dapat digukan seperti meditasi,pelatihan relaksasi autogenic,
pelatihan relaksasi neuromuscular, serta bagi orang islam, shalat juga dapat
menenangkan pikiran bagi orang yang mengerjakan shalatnya.

4. teknik penenangan melalui aktivitas fisik


tujuan uama penggunaan teknik ini adalah untuk menggunakan sampai habis
hasil-hasil stress yang diproduksi oleh ketakutan dan ancaman yaitu dengan
melatih fisik salah satunya seperti berolahraga
Sumber stress
Tingkat ekstrim pada stres bisa disebabkan oleh keadaan krisis dan
oprasional kantor sehari hari, secara umum orang berpendapat bahwa jika
seseorang dihadapkan pada tuntunan pekerjaan yang melampaui individu
tersebut maka dikatakan individu tersebut akan mengalami stres kerja

Anda mungkin juga menyukai