Anda di halaman 1dari 8

STRESS DI TEMPAT KERJARahayu Iskandar, Ners, M.

Kep

A.

Latar Belakang

Organisasi pada dasarnya merupakan kumpulan orang-orang. Adanyaketerbatasan-keterbatasan


pada manusia mendorongnya untuk membentuk organisasi. Gitosudarmo dan Sudita (2000)
memberikan pengertian organisasisebagai suatu sistem yang terdiri dari pola akivitas kerjasama
yang dilakukan secarateratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu
tujuan.Organisasi sebagai sistem terbuka selalu peka dan berupaya untuk selalu beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor lingkunganeksternal seperti selera konsumen,
teknologi sosial budaya. Organisasi yang bersifatterbuka akan selalu berupaya untuk mengikuti
perubahan-perubahan tersebut.Perubahan yang terjadi pada organisasi dapat mempengaruhi
individu yang berada didalamnya. Bila kemudian individu-individu yang berada di dalam
organisasimerasa bahwa perubahan tersebut begitu mendadak dan mereka merasa belum
adakesiapan maka dapat menimbulkan stress bagi anggota kelompok. Luthan (1992)mendefinisikan
stress sebagai respon adaptif pada situasi eksternal yangmenghasilkan deviasi-deviasi fisik, psikologis
dan atau perilaku untuk anggotaorganisasi (Muchlas, 2006).Akper BTH telah berdiri sejak tahun
1993, berada di bawah naungan Depkesdan telah menyelenggarakan pendidikan diploma sampai
dengan tahun 2005. Sejak tahun 2005 Akper BTH berubah menjadi STIKes BTH dan berada di bawah
naunganDirjen Dikti. Pada saat terjadinya perubahan bentuk organisasi banyak karyawan dari Akper
yang merasa tidak nyaman. Banyak karyawan yang menginginkan agar tetapdalam bentuk diploma
tetapi tidak mampu berbuat apa-apa karena keputusan perubahan telah ditetapkan tanpa adanya
sosialisasi maupun penawaran terlebihdahulu.Setelah berlangsung sekitar lebih dari enam bulan,
penulis menemukan ada beberapa karyawan yang mulai berusaha beradaptasi terhadap perubahan
bentuk organisasi. Tetapi banyak karyawan yang belum mampu beradaptasi. Hal
tersebutdiwujudkan dalam bentuk lambatnya penyelesaian pekerjaan, yang seharusnya sudahselesai
dalam waktu 1 minggu ternyata molor menjadi 2 minggu. Dari hasilwawancara terhdap 3 orang
karyawan, mereka menyatakan rasa bingung, tidak tahuapa yang harus dikerjakan. Bentuk perilaku
yang ditunjukkan adalah sering mangkir dari pekerjaan misal beralasan sakit atau datang terlambat.
Ketika ditanyakan secaraindividu dengan posisi penulis sebagai teman mereka mengatakan bahwa
merekaenggan ditanyakan kapan selesainya tugas yang diberikan.

TINJAUAN TEORIA.

Pengertian

Stress adalah pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan adanyaketidakseimbangan fisik
dan psikis dalam diri seseorang akibat dari faktor lingkungan eksternal, organisasi atau orang lain
(Szilagyi, 2000). Stress biasanyadianggap sebagai sesuatu yang negatif. Sering dikira disebabkan oleh
sesuatu yang buruk, dan disebut sebagai distress. Tetapi ada juga stress yang positif, yang
disebabkan oleh sesuatu yang baik, misal dipromosikan untuk kenaikan pangkatdengan diberikan
pekerjaan di tempat lain.Gibson, Ivancevich dan Donnely (1996) mendefinisikan stress sebagai
suatutanggapan penyesuaian, diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu dan atau proses
psikologis, akibat dari setiap tindakan lingkungan, situasi, atau peristiwa yangmenetapkan
permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.Definisi tersebut menggambarkan
stress sedikit lebih negatif, sedangkan menurut pakar stress, Dr. Hans Selye, memperkenalkan stress
sebagai suatu rangsangan dalam pengertian posisif, disebut sebagai Eutress. Eustress membuat
individu mampu beradaptasi terhadap lingkungan dan menyebabkan terjadinya perkembangan ke
arahyang lebih baik. Eutress diperlukan dalam hidup.

B.

Tanggapan Individu Terhadap Stress

Menurut Dr. Hans Selye ada tiga tingkatan yang berbeda dari respon atautanggapan seseorang
terhadap stress yaitu alarm (

alarm

), perlawanan (

resistance

),dan peredaan (

exhaustion

), digambarkan dalam bentuk seperti gambar 2.1 berikut ini.(Gitosudarmo dan Sudita, 2000)
C.

Sumber Stress di Tempat Kerja

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya stress di dalam organisasimenurut Minner (1988) dapat
dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor yang bersumber dari luar individu dan dari dalam
individu itu sendiri. Sumber stress yang berasal dari dalam individu itu sendiri disebabkan karena
kepribadiannya Tipe A,adanya kebutuhan, nilai, tujuan, umur dan kondisi kesehatannya saat
sedangmenghadapi stress.Penyebab dari luar individu dibedakan lagi menjadi stress yang bersumber
dari dalam organisasi dan dari luar organisasi. Faktor dari dalam organisasi dapat darifaktor
lingkungan fisik seperti cahaya yang terlalu terang, situasi yang gaduh dantemperatur yang terlalu
panas. Faktor dari pekerjaan meliputi adanya konflik peran(memiliki beberapa peran yang saling
bertentangan), tidak jelasnya tugas dan tanggung jawab seseorang, beban tugas yang melebihi batas
kemampuan seseorang,adanya rasa tanggung jawab yang terlalu tinggi terhadap tugas dan adanya
desakanwaktu untuk penyelesaian suatu tugas. Demikian juga faktor dari kerja kelompok seperti
norma-norma yang dianut kelompok yang harus dipatuhi oleh anggotakelompok, kurangnya
kekompakan diantara anggota kelompok dan kurangnyadukungan dari kelompok. Sedangkan faktor
organisasi meliputi kurangnya dukungandari atasan, struktur organisasi yang terlalu birokratis dan
gaya kepemimpinan yangtidak sesuai dengan kondisi dan karakteristik dari bawahan. Akhirnya faktor
karier juga dapat menimbulkan adanya stress yaitu saat-saat awal dari seseorang memasuki
pekerjaannya, karier yang tidak maju dan pemecatan.Faktor dari luar organisasi yang dapat
menyebabkan terjadinya stress antaralain adalah keadaan keluarga yang tidak harmonis, hubungan
dengan masyarakatyang tidak baik serta kondisi keuangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
darigambar 2.2 di bawah ini.
D.

Konsekuensi Dari Stress

Stress menunjukkan gejala-gejalanya dalam sejumlah cara. Gejala-gejala yangmuncul dapat


dikategorikan menjadi 3 level yaitu :1.

Gejala FisiologisGejala fisiologis menjadi hal yang mendapat perhatian paling banyak dari paraahli.
Hal ini disebabkan karena adanya berbagai topik penelitian yang dilakukanoleh para spesialis dalam
ilmu kedokteran dan kesehatan. Penelitian ini menujukepada konklusi bahwa stress dapat
menciptakan perubahan-perubahan dalammetabolisme, meningkatkan angka denyut jantung dan
pernafasan, menaikkan

tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menimbulkan serangan jantung.Hubungan antara
stress dengan gejala-gejala fisik khusus tersebut tidak begitu jelas. Hanya sedikit, kalau ada, yang
memiliki hubungan konsisten (Beehr & Newman, 1978).

Gambar 2.2 Suatu Model Pemahaman Stress (Miner, 1988)


tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menimbulkan serangan jantung.Hubungan antara
stress dengan gejala-gejala fisik khusus tersebut tidak begitu jelas. Hanya sedikit, kalau ada, yang
memiliki hubungan konsisten (Beehr & Newman, 1978).2.

Gejala PsikologisStress dapat menimbulkan ketidakpuasan. Stress yang berhubungan dengan


pekerjaan dengan sendirinya dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja.Ketidakpuasan kerja, dalam
kenyataannya adalah aspek psikologis dari stressyang paling sederhana dan jelas.Bukti menunjukkan
bahwa ketika orang ditempatkan dalam pekerjaan yangmembuat banyak tuntutan yang
mengandung konflik atau dalam pekerjaan yangkurang jelas tentang kewajiban, kewenangan dan
tanggung jawab karyawan,maka baik stress dan ketidakpuasan akan meningkat (Cooper & Marshall,
1976).3.
Gejala PerilakuGejala-gejala stress yang berhubungan dengan perilaku termasuk perubahan-
perubahan dalam produktivitas, absensi dan pindah kerja. Termasuk perubahandalam kebiasaan
makan, lebih sering merokok dan bertambahnya minumalkohol, bicara menjadi cepat, bertambah
gelisah dan adanya gangguan tidur.Telah cukup banyak penelitian yang menyelidiki hubungan antara
stress dengankinerja seperti yang ada dalam gambar 2.3 dibawah ini

stress yang tingkatnyarendah sampai sedang justru menstimulasi tubuh dan meningkatkan
kemampuannyauntuk bereaksi. Perilaku yang ditunjukkan adalah mengerjakan tugas dengan lebih
baik, lebih intens dan lebih cepat. Tetapi jika stress terlalu berat, justru akanmenempatkan orang
yang bersangkutan dalam berbagai hambatan danketidakberhasilan memenuhi tuntutan-tuntutan,
sehingga mengakibatkan kinerja yanglebih rendah atau menurun.

E.

Strategi Manajemen Stress

Dari sudut pandang organisasi, manajemen tidak begitu memperhatikan tingkatstress dari rendah
sampai sedang, karena dapat berakibat fungsional. Tetapi stressyang berat atau tingkat stress
rendah sedang yang berlangsung lama dapat menuju penurunan kerja, sehingga membutuhkan
tindakan atau intervensi dari manajemen.Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menurunkan
tingkat stress dibagi menjadi 2(dua) yaitu :1.

Pendekatan individuala.

Manajemen waktuPrinsip-prinsip yang dianggap terkenal dalam manajemen waktu adalahsebagai


berikut : 1) membuat daftar harian tentang kegiatan-kegiatan yangharus diselesaikan, 2)
memprioritaskan kegiatan-kegiatan atas dasar kepentingan dan urgensinya, 3) membuat jadwal
kegiatan berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan, 4) mengetahui siklus bioritmik diri sendiridan
mengerjakan tugas yang menuntut tenaga dan pikiran pada saat bioritmik sedang tinggi.

b.
Latihan fisik Latihan fisik yang non-kompetititf seperti aerobik, berenang, bersepeda, jogging telah
lama direkomendasikan oleh para dokter sebagai cara untuk mengatasi berbagai tingkatan stress
yang eksesif.c.

Latihan relaksasiLima belas menit atau dua puluh menit sehari melakukan relaksasi yangdalam dapat
melepaskan ketegangan dan memberikan perasaan penuhkedamaian yang indah. Lebih penting lagi,
adanya perubahan yangsignifikan dalam denyut jantung, tekanan darah, dan faktor-faktor fisik
lainnya merupakan hasil utama dari

deep relaxation

tersebut.d.

Dukungan sosialMemiliki banyak kawan, keluarga atau teman sekerja untuk teman berbicaradapat
memberikan jalan keluar ketika tingkat stress menjadi eksesif.Dukungan sosial dapat memoderatkan
akibat dari hubungan stress-kerja,sehingga stress di tempat kerja yang berat pun tidak dapat
meruntuhkanseseorang.e.

Konseling karyawanKonseling adalah diskusi sebuah problem yang biasanya memiliki unsur
emosional dengan seorang karyawan supaya dapat membantu mengatasiemosinya dengan lebih
baik (Cairo, 1983). Konseling dapat dilakukan baik oleh para profesional maupun non-profesional.
Konseling ini biasanya bersifat rahasia. Para karyawan dapat merasa bebas untuk berbicara
terbukatentang problem yang dihadapi.

2.

Pendekatan organisasia.

Seleksi dan penempatanTerdapat beberapa pekerjaan yang lebih menimbulkan stress daripada
pekerjaan lainnya respon orang terhadap stress pun berbeda antara satu orangdengan orang
lainnya. Sehingga manajemen tidak boleh membatasi satu pekerjaan hanya oleh orang yang
berpengalaman saja, tetapi juga memilikikontrol pribadi yang bersifat internal karena orang-orang
yang seperti inidapat mengadaptasi pekerjaan dengan tingkat stress yang relatif tinggi
danmenunjukkan kinerja yang efektif untuk pekerjaan tersebut. b.
Penetapan tujuanManusia berprestasi lebih baik ketika memiliki tujuan khusus dan menantangserta
menerima umpan balik tentang seberapa jauh kemajuan yang telahdibuatnya menuju tercapainya
tujuan-tujuan tersebut.c.

Pendesainan kembali pekerjaanTeknik ini dapat memberikan para karyawan tanggungg jawab yang
lebihtinggi, kerja yang lebih berarti, otonomi yang lebih banyak dan peningkatanumpan balik. Hal ini
dapat mengurangi stress karena faktor-faktor inimemberikan karyawan kontrol yang lebih besar
tentang aktivitas pekerjaannya dan memperkecil ketergantungan pada orang lain.d.

Pengambilan keputusan secara partisipatif Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan


secara langsung dapatmempengaruhi kinerja karyawan. Manajemen dapat meningkatkan
kontroldan mengurangi stress karena peran mereka.

e.

Komunikasi organisasiMeningkatkan komunikasi formal dengan para karyawan dapat


mengurangiketidakpastian dengan cara memperkecil keragu-raguan, konflik dan peran.Manajemen
juga dapat menggunakan komunikasi efektif sebagai cara untuk memperbaiki persepsi karyawan.f.

Program-program kebugaranPerlu dibuat program-program kebugaran untuk para karyawan


yangditawarkan oleh organisasi atau perusahaan. Program ini difokuskan padakesehatan fisik dan
mental secara total (Wolfe

et al

, 1987). Misalnyamanajemen mengadakan

workshop

untuk membantu karyawannya berhentimerokok, mengontrol penggunaan alkohol, menurunkan


berat badan dan program diet makan. Ternyata jika dibandingkan biaya yang dikeluarkanuntuk
program ini dengan keuntungan yang diperoleh karena berkurangnyaabsen kerja dan malas bekerja,
program ini masih jauh lebih baik untuk organisasi atau perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai