Anda di halaman 1dari 202

LAPORAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG RAWAT INAP ARAFAH RSPKU MUHAMMADIYAH


WONOSARI GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Stase Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh
Kelompok II

Khaerani Bahtiar 24211491


Laela Fitriyani 24211492
Adisty Faradila 24211493
Imelda Fibriatin 24211494
Nita Ayu Sasmita 24211495
Sri Winarti 24211496
Indra Wijayanto 24211497
Puja Musika 24211498

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXVII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2022

i
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI
NERS ANGKATAN XXVII

LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan “Laporan Manajemen Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Arafah
RSPKU Muhammadiyah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta” guna memenuhi
tugas kelompok Stase Manajemen Keperawatan STIKes Surya Global Yogyakarta
Tahun 2022.

Yogyakarta, September 2022

Mengetahui,

Pembimbing Klinik I Pembimbing Klinik II


Kepala Seksi Keperawatan RS PKU Kepala Ruang Marwah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari Muhammadiyah Wonosari

(Yulianto, AMK) (Dewi Hartaniti , S.Kep., Ns)

Pembimbing Akademik Stase Manajemen Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta

(Anna Nur Hikmawati, S.Kep., Ns., M.Kep)

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini yang
berjudul “Laporan Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat Inap Arafah RSPKU
Muhammadiyah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta”
Adapun penyusunan tugas ini, sehubungan dengan pemenuhan tugas
kelompok yaitu presentasi kasus stase manajemen keperawatan yang dibimbing oleh
ibu Dewi Hartaniti, S.Kep.,Ns selaku pembimbing klinik dan ibu Anna Nur
Hikmawati S. Kep., Ns., M. Kep., selaku dosen pembimbing akademik di RSPKU
Muhammadiyah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya, dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai update
ilmu terkait manajemen keperawatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan ulasan demi perbaikan laporan yang telah
kami buat. Mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata tim penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada
pembimbing klinik dan pembimbing akademik, karena berkat bimbingan beliaulah
kami bisa menyelesaikan laporan ini.

Yogyakarta, 05 September 2022

Tim Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan mengalami perubahan mendasar dalam
memasuki abad ke-21 ini. Perubahan tersebut sebagai dampak dari perubahan
sosial-politik-ekonomi, kependudukan serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dari ketiga perubahan membawa implikasi terhadap perubahan
sistem pelayanan kesehatan dan sebagai tantangan bagi tenaga kesehatan
Indonesia dalam proses profesionalisasi (Nursalam, 2016). Pelayanan kesehatan
yang berkualitas di dukung oleh sumber-sumber yang memadai antara lain
sumber daya manusia, standar pelayanan dan fasilitas. Sumber-sumber yang
tersedia di manfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna, sehingga tujuan
institusi penyelenggara pelayanan dapat tercapai dengan kualitas tinggi (Depkes
RI, 2015).
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. (Depkes RI, 2009). WHO (World
Health Organization) memaparkan bahwa menurut WHO Rumah Sakit adalah
organisasi terpadu dari bidang sosial dan medic yang berfungsi sebagai pusat
pemberi pelayanan kesehatan, baik pencegahan penyembuhan dan pusat latihan
dan penelitian biologi-sosial.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan, bahkan sebagai
salah satu faktor penentu bagi mutu pelayanan dan citra rumah sakit dimata
masyarakat. Berdasarkan itu maka pelayanan perawatan secara organisatoris,
administrasi dan teknis tidak dapat dipisahkan dari pelayanan di rumah sakit pada
umumnya (Depkes RI, 2015). Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan bahkan
merupakan salah satu faktor penentu terhadap peningkatan mutu pelayanan dan
citra rumah sakit. Hal ini dapat dipahami karena perawat merupakan individu
yang berhubungan langsung dengan pasien selama 24 jam dalam masa
perawatan. Keperawatan sebagai sebuah profesi dituntut untuk memiliki
kemampuan intelektual, interpersonal, kemampuan teknis dan moral (Nursalam,
2016). Berdasarkan hal tersebut maka pelayanan keperawatan secara
organisatoris, administratif, dan teknis fungsional tidak dapat dipisahkan dengan

1
pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Dengan demikian pelayanan
kesehatan perlu dikelola secara professional sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan
faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya
kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal
mungkin. Dengan memperhatikan hal tersebut maka proses manajemen yang
baik perlu juga diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga
dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang
ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan
secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan,
memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi,
budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati
(Nursalam, 2016).
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan, bahkan sebagai
salah satu faktor penentu bagi mutu pelayanan dan citra rumah sakit dimata
masyarakat. Berdasarkan itu maka pelayanan perawatan secara organisatoris,
administrasi dan teknis tidak dapat dipisahkan dari pelayanan di rumah sakit pada
umumnya (Depkes,2010). Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan
bersifat saling berhubungan saling bergantung saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus
utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi. Kedaan ini akan
bisa dicapai apabila perawat Indonesia menguasai pengelolaan keperawatan
secara professional saat ini dan yang akan datang (Nursalam, 2016).
Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan faktor penentu baik
buruknya mutu dan citra puskesmas, oleh karenanya kualitas pelayanan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. Dengan
memperhatikan hal tersebut maka proses manajemen yang baik perlu juga
diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dicapai suatu
asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber
daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien,
dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien

2
dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan
tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati (Nursalam, 2016).
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan saling bergantung saling mempengaruhi dan saling berkepentingan.
Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan,
ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi. Kedaan ini akan bisa
dicapai apabila perawat Indonesia menguasai pengelolaan keperawatan secara
professional saat ini dan yang akan datang (Nursalam, 2016).
Dalam kegiatan peningkatan mutu pelayanan keperawatan perlu ada suatu
program yang terencana dan berkesinambungan sebagai pedoman bagi pelayanan
keperawatan dalam mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut
sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan. Di dalm
puskesmas kepala ruang adalah pimpinan yang langsung membawahi perawat
pelaksana, dan pelaksanaan tugas perawat di ruang rawat inap merupakan suatu
unsur proses dalam manajemen rumah sakit. Unsur proses di dalam manajemen
sangat berpengaruh terhadap output/keluaran rumah sakit. Walaupun keduanya
merupakan proses, tetapi antara kepala ruang dengan pelaksanaan tugas perawat
akan saling berpengaruh terhadap keberhasilan pelayanan keperawatan di rumah
sakit.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses keperawatan,
dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada
seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit
dibandingkan proses keperawatan.
Berdasarkan uraian di atas pelayanan keperawatan sebagai inti pelayanan
kesehatan merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan
yang kontribusi perawatannya dapat membentuk praktek keperawatan.
Perkembangan praktek keperawatan ditentukan oleh tehnik manajemen dalam
pelaksanaan Asuhan Keperawatan. Manajemen keperawatan merupakan
komunikasi efektif yang menjamin semua tingkat pekerjaan, mengetahui misi
atau tujuan, filosofi dan sasaran khusus dari institusi dan divisi keperawatan.
Manajemen keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional dimana tim
keperawatan dikelola dengan pendekatan fungsi-fungsi manajemen mulai

3
planning, organizing, aktuating dan controlling.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2016), merupakan suatu
pelayanan keperawatan profesional di mana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling
berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar
manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya
guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan
di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap
perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif yang menjamin
semua tingkat pekerjaan, mengetahui misi atau tujuan, filosofi dan sasaran
khusus dari institusi dan divisi keperawatan. Manajemen keperawatan sebagai
suatu pelayanan profesional di mana tim keperawatan dikelola dengan
pendekatan fungsi-fungsi manajemen mulai planning, organizing, actuating dan
controlling. Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut
untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial dapat
dimiliki melalui berbagai cara salah satunya untuk dapat ditempuh dengan
meningkatkan ketrampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui
pembelajaran dilahan praktek. (Nursalam, 2016).
Kemampuan manajerial keperawataan dapat dimiliki melalui berbagai
cara salah satunya untuk dapat ditempuh dengan meningkatkan ketrampilan
melalui bangku kuliah yang harus melalui pembelajaran dilahan praktek.Untuk
itu akan dikembangkan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP). Hal
ini dimaksudkan agar puskesmas dapat berperan optimal sebagai fasilitas
kesehatan pertama (top referral) pelayanan kesehatan. Pelayanan prima
keperawatan dikembangkan dalam bentuk Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000)
di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain.
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan
saling bergantung saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena
itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu
keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas (Hartanto, 2009)

4
Mahasiswa Profesi Ners Angkatan XXVII STIKes Surya Global
Yogyakarta dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan
manajerialnya di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Gunung Kidul Yogyakarta dengan arahan dari pembimbing akademik maupun
dari pembimbing lapangan. Dengan adanya praktek dilapangan diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang sudah didapat dan mampu mengelola
ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Proses pelaksanaan praktik mahasiswa profesi ners STIKes Surya Global
Yogyakarta stase Manajemen Keperawatan yang dilaksanakan di RS PKU
Muhammadiyah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta yang bertempat di Jl.
Lingkar Utara, Kemorosari II, Piyaman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten
Gunung Kidul, Derah Istimewah Yogyakarta, 55851. Proses ini berlangsung
selama 4 minggu mulai tanggal 15 Agustus 2022 – 10 September 2022. Adapun
kegiatan yang akan kami lakukan selama 4 minggu di RS PKU Muhammadiyah
Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta yaitu mengobservasi sistem manajerial di
Di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari Gunung Kidul
Yogyakarta membuat rencana dari hal pengkajian yang telah didapat,
mengimplementasikan dan mengevaluasi tindakan yang telah di lakukan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 4 minggu
secara luring di ruang rawat inap Arafah RSPKU Muhammadiyah Wonosari
Gunung Kidul Yogyakarta, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
melaksanakan konsep dan keterampilan manajamen serta gaya atau model
kepeimpinan keperawatan
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 4 minggu
secara luring di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari, mahasiswa mampu:
a. Melakukan analisa tentang gambaran umum di Ruang Rawat Inap Arafah
RS PKU Muhammadiyah Wonosari
b. Melakukan analisa aspek manajemen di ruang rawat inap puskesmas
Berbah yang meliputi unsur input, proses, dan output.
c. Mengidentifikasi, menganalisa serta menetapkan masalah dan prioritas
masalah.

5
d. Mengidentifikasi alternative pemecahan masalah serta menyusun rencana
kegiatan/POA berdasarkan prioritas masalah.
e. Mengorganisasi kegiatan berdasarkan perencanaan yang ditetapkan.
f. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah
disusun sesuai prioritas.
g. Melakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian dalam upaya
pencapaian hasil yang optimal.
h. Menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
D. Manfaat
1. Bagi Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Praktek manajemen keperawatan ini dapat menambah khasanah
pengetahuan khususnya dalam lingkup manajemen keperawatan dengan
memberikan gambaran pengetahuan kepada perawat tentang MPKP dan
memotivasi perawat dalam melaksanakan MPKP di Ruang Rawat Inap Arafah
RS PKU Muhammadiyah Wonosari.
2. Bagi Perawat di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari
Dapat membantu memberikan referensi serta pengetahuan dalam
peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu menerapkan teori yang telah didapat kedalam
lingkup kerja yang sebenarnya.
E. Cara Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi
masalah dilakukan dengan metode :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, keadaan inventaris ruangan, asuhan keperawatan yang langsung
dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada koordinator perawat ruang rawat inap
marwah, perawat primer, perawat pelaksana, keluarga pasien untuk
mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan
pasien.
3. Angket / Kuisioner
Angket digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan
keperawatan, penerapan standar asuhan keperawatan dan pelaksanaan Model

6
Praktek Keperawatan Profesional
F. Kategori Penilaian
Setelah masing-masing data didapatkan kemudian akan dilakukan penilaian
dengan menggunakan persentase lalu ditafsirkan dengan kalimat kualitatif
berdasarkan kriteria Arikunto (2013) yaitu : kriteria sangat baik (76-100%), baik
(56-75%), cukup/kurang (21-55%), sangat kurang (1-20%).
G. Peserta
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Surya Global Yogyakarta yang sedang menjalani tahap pendidikan
profesi ners angkatan XXVII stase manajemen keperawatan periode 15 Agustus
2022 – 10 September 2022 di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari Dengan anggota :
1. Khaerani Bahtiar (24211491)
2. Laela Fitriyani (24211492)
3. Adisty Faradila (24211493)
4. Imelda Fibriatin (24211494)
5. Nita Ayu Sasmita (24211495)
6. Sri Winarti (24211496)
7. Indra Wijayanto (24211497)
8. Puja Musika (24211498)

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan
1. Konsep Keperawatan
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana
dalam menentukan tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya. Bentuk asuhan keperawatan ini
sendiri merupakan suatu proses dalam praktek keperawatan yang langsung
diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan, dilandasi etik keperawatan dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan (Murwani, 2014).
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi. Ini merupakan proses jangka
panjang yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat
Indonesia. Perubahan yang terjadi akan mencakup seluruh aspek keperawatan
yaitu:
a. Penataan pendidikan tinggi keperawatan
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pembinaan dan kehidupan keprofesian
d. Penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan.
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan ini bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan. Inovasi dari keempat aspek diatas merupakan fokus utama
keperawatan Indonesia dalam prosesn profesionalisasi serta mempersiapkan
diri dengan sebaik - baiknya dalam menghadapi tantangan keperawatan di
masa depan (Nursalam, 2014).
Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh
setiap tenaga profesional. Standar praktik keperawatan adalah ekspektasi atau
harapan-harapan yang minimal dalam memberikan asuhan keperawatan yang
aman, efektif dan etis. Standar praktik keperawatan merupakan komitmen
profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang
dilakukan oleh anggota profesi (PPNI, 2010).
Di dalam UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dalam
penjelasan tentang Pasal 53 ayat 2 mendefinisikan standar profesi sebagai
“pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan
profesi secara baik”. Atau secara singkat dapat dikatakan standar adalah

1
pedoman kerja agar pekerjaan berhasil dan bermutu. Berdasarkan alasan ini
maka kehadiran Standar Asuhan Keperawatan yang identik dengan standar
profesi keperawatan, berguna sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan
dan mutu asuhan keperawatan. Menurut Depkes RI, (2015) SAK terdiri dari 6
standar :
a. Standar Pengkajian Keperawatan
b. Standar Diagnosis Keperawatan
c. Standar Perencanaan Keperawatan
d. Standar Pelaksanaan / Intervensi
e. Standar Evaluasi
f. Standar Catatan Asuhan Keperawatan
Dalam standar-standar dimaksud mencantumkan kriteria-kriteria yang
harus dipenuhi dalam pemberian asuhan keperawatan. Mutu asuhan
keperawatan dapat dipertangungjawabkan secara professional apabila kriteria
- kriteria tersebut dapat dipenuhi. Dengan memahami dan mematuhi kriteria
dalam Standar Asuhan Keperawatan (SAK), yang selanjutnya diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan, maka bukan hanya keprofesian dijaga
dan ditingkatkan, tetapi juga meliputi aspek-aspek keamanan dan kenyamanan
pasien. Standar Asuhan Keperawatan (SAK) tidak harus baku, melainkan
sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan
IPTEK Kesehatan khususnya Keperawatan, serta sistem nilai masyarakat
yang berlaku (Depkes RI, 2015).
Lingkup standar praktik keperawatan Indonesia meliputi:
a. Standar praktik profesional
1) Standar I Pengkajian
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan
Rasional :
Pengkajian keperawatan merupakan aspek penting dalam proses
keperawatan yang bertujuan menetapkan data dasar tentang tingkat
kesehatan klien yang digunakan untuk merumuskan masalah klien dan
rencana tindakan.
Kriteria struktur :
a) Metode pengumpulan data yang digunakan dapat menjamin:
(1) Pengumpulan data yang sistematis dan lengkap
(2) Dipebaharuinya data dalam pencatatan yang ada
(3) Kemudahan memperoleh data

2
(4) Terjaganya kerahasiaan
b) Tatanan praktek mempunyai sistem pengumpulan data keperawatan
yang merupakan bagian integral dari sistem pencatatan pengumpulan
data klien.
c) Sistem pencatatan berdasarkan proses keperawatan. Singkat,
menyeluruh, akurat dan berkesinambungan.
d) Praktek mempunyai sistem pengumpulan data keperawatan yang
menjadi bagian dari sistem pencatatan kesehatan klien.
e) Tatanan praktek tersedia sistem penyimpanan data yang dapat
memungkinkan diperoleh kembali bila diperlukan.
f) Tersedianya sarana dan lingkungan yang mendukung.
Kriteria proses:
a) Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan mempelajari data penunjang (pengumpulan
data penunjang diperoleh hasil pemeriksaan laboratorium dan uji
diagnosis), serta mempelajari catatan lain.
b) Sumber data adalah klien, keluarga atau orang terkait, tim
kesehatan, rekam medis, serta catatan lain.
c) Klien berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
d) Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengindetifikasi:
(1) Status kesehatan klien saat ini
(2) Status kesehatan klien masa lalu
(3) Status biologis (fisiologis)
(4) Status psikologis (pola koping)
(5) Status sosial kultural
(6) Status spritual
(7) Respon terapi
(8) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
(9) Resiko masalah potensial
Kriteria hasil:
a) Data dicatat dan dianalisis sesuai standar dan format yang ada
b) Data yang dihasilkan akurat, terkini, dan relevan sesuai kebutuhan
klien.
2) Standar II Diagnosa keperawatan
Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis
keperawatan

3
Rasional :
Diagnosis keperawatan sebagai dasar pengembangan rencana intervensi
keperawatan dalam rangka mencapai peningkatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan klien.
Kriteria struktur :
Tatanan praktek memberi kesempatan:
a) Kepada teman sejawat, klien untuk melakukan validasi diagnosis
keperawatan
b) Adanya mekanisme pertukaran informasi tentang hasil penelitian
dalam menetapkan diagnosis keperawatan yang tepat.
c) Untuk akses sumber-sumber dan program pengembangan
profesional yang terkait.
d) Adanya pencatatan yang sistematis tentang diagnosis klien.
Kriteria proses :
a) Diagnosis keperawatan terdiri dari analisis, dan interpretasi data,
identifikasi masalah klien dan rumusan diagnosis keperawatan.
b) Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari masalah (P),
penyebab (E), gejala atau tanda (S) atau terdiri dari masalah dengan
penyebab (PE).
c) Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien, petugas kesehatan
lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan.
d) Melakukan kaji ulang dan revisi diagnosis berdasarkan data terbaru.
Kriteria hasil :
a) Diagnosis keperawatan divalidasi oleh klien bila memungkinkan
b) Diagnosis keperawatan yang dibuat diterima oleh teman sejawat
sebagai diagnosis yang relevan dan signifikan.
c) Diagnosis didokumentasikan untuk memudahkan perencanaan,
implementasi, evaluasi dan penelitian.
3) Standar III Perencanaan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien.
Rasional :
Perencanaan dikembangkan berdasarkan diagnosis keperawatan
Kiteria struktur :
Tatanan praktek menyediakan:
a) Sarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan perencanaan.

4
b) Adanya mekanisme pencatatan, sehingga dapat dikomunikasikan.
Kriteria proses :
a) Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan, dan
rencana tindakan keperawatan.
b) Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan
c) Perencanaan bersifat individual (sebagai individu, kelompok dan
masyarakat) sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
d) Memdokumentasikan rencana keperawatan.
Kriteria hasil :
a) Tersusunnya suatu rencana asuhan keperawatan klien
b) Perencanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis
keperawatan
c) Perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah didapat
d) Perencanaan menunjukkan bukti adanya revisi pencapaian tujuan.
4) Standar IV Pelaksanaan tindakan (implementasi)
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam
rencana asuhan keperawatan
Rasional :
Perawat mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan partisipasi klien dalam
tindakan keperawatan berpengaruh pada hasil yangdiharapkan.
Kriteria struktur
Tatanan praktek menyediakan:
a) Sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan
b) Pola ketenagaan yang sesuai kebutuhan
c) Ada mekanisme untuk mengkaji dan merevisi pola ketenagaan
secara periodik
d) Pembinaan dan peningkatan keterampilan klinis keperawatan
e) Sistem komunikasi keperawatan
Kriteria proses
a) Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan.
b) Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan
status kesehatan klien
c) Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan
dibawah tanggung jawabnya.

5
d) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien
e) Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk
mencapai tujuan kesehatan.
f) Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan
fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
g) Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep
dan keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi
lingkungan yang digunakannya.
h) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien
Kriteria hasil
a) Terdokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien secara
sistematik dan dengan mudah diperoleh kembali.
b) Tindakan keperawatan dapat diterima klien
c) Ada bukti-bukti yang terukur tentang pencapaian tujuan.
5) Standar V Evaluasi
Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap
tindakan dalam pencapaian tujuan, sesuai rencanayang telah ditetapkan
dan merevisi data dasar dan perencanaan.
Rasional :
Praktek keperawatan merupakan suatu proses dinamis yang mencakup
berbagai perubahan data, diagnosa, atau perencanaan yang telah
dibuatsebelumnya. Efektivitas asuhan keperawatan tergantung pada
pengkajian yang berulang-ulang.
Kriteria struktur :
a) Sarana dan lingkungan yang mendukung terlaksananya proses
evaluasi.
b) Adanya akses informasi yang dapat digunakan perawat dalam
penyempurnaan perencanaan.
c) Adanya supervisi dan konsultasi untuk membantu perawat
melakukan evaluasi secara efektif dan mengembangkan alternatif
perencanaan yang tepat.
Kriteria proses :
a) Menyusun rencana evaluasi hasil tindakan secara komprehensif,
tepat waktu dan terus menerus
b) Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur
perkembangan ke arah pencapaian tujuan

6
c) Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien
d) Bekerjasama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana
asuhan keperawatan
e) Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan
f) Melakukan supervisi dan konsultasi klinik
Kriteria hasil :
a) Diperolehnya hasil revisi data, diagnosis, rencanatindakan
berdasarkan evaluasi
b) Klien berpartisipasi dalam proses evaluasi dan revisi rencana
tindakan
c) Hasil evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan
d) Evaluasi tindakan terdokumentasikan sedemikian rupa yang
menunjukkan kontribusi terhadap efektivitas tindakan
keperawatan dan penelitian
b. Standar kinerja profesional
1) Standar I Jaminan mutu
Perawat secara sistematis melakukan evaluasi mutu dan efektifitas
praktek keperawatan.
Rasional :
Evaluasi mutu asuhan keperawatan melalui penilaian praktek
keperawatan merupakan suatu cara untuk memenuhi kewajiban profesi
yaitu menjamin klien mendapat asuhan yang bermutu.
Kriteria Struktur :
a) Adanya kebijakan institusi untuk mendukung telaksananya jaminan
mutu.
b) Tesedia mekanisme telaah sejawat dan pogram evaluasi
interdisiplin di tatanan praktek.
c) Perawat menjadi anggota telaah sejawat dan anggota program
evaluasi interdisiplin untuk menilai hasil akhir asuhan kesehatan.
d) Tersedianya rencana pengembangan jaminan mutu bedasarkan
standar praktek yang sudah ditetapkan untuk memantau mutu
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
Kriteria proses :
a) Perawat berperan serta secara teratur dan sistematis pada evaluasi
praktek keperawatan melalui:
(1) Penetapan indikator kritis dan alat pemantauan
(2) Pengumpulan dan analisis data

7
(3) Perumusan kesimpulan, umpan balik dan rekomendasi.
(4) Penyebaran informasi
(5) Penyusunan rencana tindak lanjut
(6) Penyusunan rencana dan pelaksanaan penilaian secara periodik.
b) Perawat memanfaatkan usulan-usulan yang sesuai, yang diperoleh
melalui program evaluasi praktek keperawatan
Kriteria hasil :
a) Adanya hasil pengendalian mutu
b) Adanya tindakan perbaikan terhadapkesenjangan yang diidentifikasi
melalui program evaluasi baik individu perawat, unit atau
organisasi.
2) Standar II Pendidikan
Perawat bertanggung jawab untuk memperoleh ilmu
pengetahuan mutakhir dalam praktek keperawatan.
Rasional :
Perkembangan ilmu dan teknologi, sosial, ekonomi, politik dan
pendidikan masyarakat menuntut komitmen perawat untuk terus
menerus meningkatkan pengetahuan sehingga memacu petumbuhan
profesi.
Kriteria struktur :
a) Adanya kebijakan ditatanan praktek untuk tetap memberi peluang
dan fasilitas pada perawat untuk mengikuti kegiatan yang terkait
dengan pengembangan keperawatan.
b) Terseduanya peluang dan fasilitas belajar pada tatanan praktek
c) Adanya peluang untuk berpartisifasi dalam kegiatan oganisasi
profesi mengembangkan profesi.
Kriteria proses :
a) Perawat mempunyai prakarsa untuk belajar mandiri agar dapat
mengikuti perkembangan ilmu dan meningkatkan keterampilan.
b) Perawat berperan serta dalam kegiatan pemantapan ditempat kerja
(insevice) seperti diskusi ilmuah, ronde keperawatan.
c) Perawat mengikuti pelatihan, seminar atau pertemuan profesional
lainnya.
d) Perawat membantu sejawat mengidentifikasi kebutuhan belajar.
Kriteria hasil :
a) Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat tentang
ilmu keperawatan dan teknologi mukhtahir.

8
b) Pemanfaat ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir dalam praktek
klinik.
3) Standar III Penilaian kerja
Perawat mengevaluasi prakteknya berdasarkan standar praktek
profesional dan ketentuan lain yang terkait.
Rasional :
Penilaian kinerja perawat merupakan suatu cara untuk menjamin
tercapainya standar praktek keperawatan dan ketentuan lain yang
terkait.
Kriteria struktur :
a) Adanya kebijakan tentang penilaian kineja perawat
b) Adanya perawat penilai sebagai anggota penilai kerja
c) Adanya standar penilaian kerja
d) Adanya rencana penilaian kinerja berdasarkan standar yang
ditetapkan.
Kriteria proses :
a) Perawat berperan serta secara teatur dan sistematis pada penilaian
kinerja melalui:
b) Penetapan mekanisme dan alat penilaian kinerja
c) Pengkajian kinerja berdasarkan kriteria yang ditetapkan
d) Perumusan hasil penilaian kinerja meliputi area yang baik dan yang
kurang baik
e) Pemberian umpan balik dan rencana tindak lanjut
f) Perawat memanfaatkan hasil penilaian untuk memperbaiki dan
mempertahankan kinerja.
Kriteria hasil :
a) Adanya hasil penilaian kerja
b) Adanya tindakan perbaikan terhadap kesenjangan yang
diidentifikasi melalui kegiatan penilaian kinerja.
4) Standar IV Kesejawatan (collegial)
Perawat berkonstribusi dalam mengembangkan keprofesian dari
sejawat kolega.
Rasional :
Kolaborasi antara sejawat melalui komunikasi efektif meningkatkan
kualitas pemberian pelayanan asuhan kesehatan pada klien.
Kriteria struktur :
a) Tersedianya mekanisme untuk telaah sejawat pada tatanan praktek.

9
b) Adanya perawat yang berperan sebagai telaah sejawat yang
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
c) Perawat berperan aktif dalam kolaborasi sejawat.
Kriteria proses :
a) Perawat berperan serta aktif dalam melaksanakan kolaborasi anta
inter disiplin melalui mekanisme telaah sejawat.
b) Perawat memanfaatkan hasil kolaborasi sejawat dan melaksanakan
asuhan keperawatan.
Kriteria hasil :
a) Adanya kesepakatan antar sejawat
b) Dilakukan pebaikan tindakan berdasarkan hasil pertemuan
kolaborasi sejawat.
5) Standar V Etik
Keputusan dan tindakan perawat atas nama klien ditentukan dengan
cara yang etis (sesuai dengan norma, nilai budaya, modul dan idealisme
profesi).
Rasional :
Kode etik perawat merupakan parameter bagi perawat dalam membuat
penilaian etis. Berbagai isu spesifik tentang etik yang menjadi
kepedulian perawat meliputi: penolakan pasien terhadap pengobatan,
informed consent, pemberhentian bantuan hidup, kerahasiaan klien.
Kriteria stuktur :
a) Adanya komite etik keperawatan
b) Adanya kriteria masalah etik
c) Adanya mekanisme penyelesaian masalah etik
d) Adanya progam pembinaan etik profesi keperawatan
Kriteria proses
a) Praktek perawat berpedoman pada kode etik
b) Perawat menjaga kerahasiaan klien
c) Perawat bertindak sebagai advokat klien
d) Perawat memberikan asuhan dengan “tanpa menghakimi” (non-
juggement), tanpa diskriminasi
e) Perawat memberikan asuhan dengan melindungi otonomi, martabat
dan hak-hak klien.
f) Perawat mencari sumber-sumber yang tersedia untuk membantu
menetapkan keputusan etik.

10
Kriteria hasil :
a) Ada bukti dalam catatan tentang klien, bahwa isu-isu etik
ditemukan dan dibahas didalam pertemuan tim
b) Sasaran dalam pembinaan keperawatan berkelanjutan
mencerminkan diterapkannya konsep-konsep yang ada dalam kode
etik.
6) Standar VI Kolaborasi
Kerumitan dalam pemberian asuhan membutuhkan pendekatan multi
disiplin untuk memberikan asuhan kepada klien. Kolaborasi multi
disiplin mutlak diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
asuhan dan untuk membantu klien mencapai kesehatan optimal.
Melalui proses kolaboratif kemampuan yang khusus dari pemberi
asuhan kesehatan digunakan untuk mengkomunikasikan,
merencanakan, menyelesaikan masalah dan mengevaluasi pelayanan.
Kriteria struktur :
a) Adanya kebijakan kerja tim dalam memberikan asuhan kesehatan
terhadap klien.
b) Perawat dilibatkan dalam menetapkan kebijakan yang terkait
dengan asuhan klien.
c) Adanya jadwal pertemuan berkala
d) Tersedianya mekanisme untuk menjamin keterlibatan klien dalam
pengambilan keputusan tim.
Kriteria proses :
a) Perawat berkonsultasi dengan profesi lain sesuai kebutuhan untuk
memberikan asuhan yang optimal bagi klien.
b) Perawat mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan
sehingga sejawat dapat mengintergrasikannya dalam asuhan klien
c) Perawat melibatkan klien dalam tim multidiplin.
d) Perawat berfungsi sebagai advokat klien
e) Perawat berkolaborasi dengan tim multi disiplin dalam program
pengajaran, supervisi dan upaya-upaya penelitian.
f) Perawat mengakui dan menghormati sejawat dan kontribusi
mereka.
Kriteria hasil :
a) Ada bukti bahwa perawat merupakan anggota atau bagian integral
dari tim multi disiplin

11
b) Ada bukti terjadinya kolaborasi multi disiplin, seperti tercermin
dalam rencana terapi
7) Standar VII Riset
Perawat menggunakan hasil riset dalam praktek keperawatan
Rasional :
Perawat sebagai profesional mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan pendekatan baru dalam praktek keperawatan melalui
riset.
Kriteria Struktur :
a) Tersedianya kebijakan institusi tentang riset
b) Tersedianya pedoman riset
c) Tersedia kesempatan bagi perawat untuk melakukan dan atau
berpartisipasi dalam riset sesuai tingkat pendidikan.
d) Tersedia peluang dan fasilitas untuk menggunakan hasil riset.
Kriteria proses :
a) Perawat mengidentifikasi masalah keperawatan terkait praktek yang
memerlukan riset
b) Perawat menggunakan hasil riset yang dapat dipertanggung
jawabkan dalam upaya investigasi
c) Perawat melaksanakan riset
d) Perawat menggunakan hasil riset
e) Perawat menjamin adanya mekanisme untuk melindungi manusia
sebagai subjek. Perawat mengembangkan, mengimplementasikan
dan mengealuasi telaah riset sesuai tingkat pendidikan.
f) Perawat mendapatkan konsultasi dan atau supervisi dari pakar bila
diperlukan.
g) Perawat berkewajiban dalam mendiseminasikan hasil riset
Kriteria hasil :
a) Masalah klien teridentifikasi dan ditanggulangi melalui upaya riset
b) Adanya bukti landasan pengetahuan keperawatan secara terus
menerus diuji dan dimutakhirkan dengan hasil-hasil riset yang
relevan.
c) Praktek perawat mencerminkan digunakannya temuan riset
mutahkir yang tersedia.
d) Telah dipublikasikan konstribusi perawat terhadap pengembangan
teori, praktek dan riset.
8) Standar VIII Pemanfaatan sumber-sumber

12
Perawat mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait dengan
keamanan, efektifitas dan biaya dalam perencanaan dan pemberian
asuhan klien.
Rasional :
Pelayanan keperawatan menuntut upaya untuk merancang program
pelayanan keperawatan yang lebih efektif dan efisien. Perawat
berpartisipasi dalam menggali dan memanfaatkan sumber-sumber bagi
klien.
Kriteria struktur :
a) Tersedianya kebijakan ukuran produkti yang digunakan
dipelayanan keperawatan dan unit keperawatan
b) Tersedianya sumber dana sesuai dengan anggaran yang disetujui
c) Tersedianya standar kinerja yang jelas dan mekanisme penyelasaian
konflik.
d) Tersedianya sistem informasi manajemen yang digunakan oleh
berbagai tingkat manajerial keperawatan, untuk menerima,
mengatur, menganalisa dan menyampaikan serta menyimpan
informasi yang diperlukan untuk merencanakan pelaksanaan
keperawatan, mengatur tenaga keperawatan, mengarahkan kegiatan
keperawatan dan evaluasi keluaran keperawatan.
e) Tersedianya program K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
diinstitusi
f) Tersedianya protokol penting penanggulangan biaya
g) Tersedianya alat-alat yang dibutuhkan klien.
Kriteria proses :
a) Perawat pengelola menyiapkan dan menatalaksanaan program
anggaran unit
b) Perawat bertanggung jawab untuk mendistribusikan sumber daya
yang tersedia dengan cara paling efektif dan tidak boros.
c) Perawat mengontrol penggunaan sebagian besar dari sumber daya
institusi yang menjadi tanggung jawab keperawatan.
d) Perawat menganalisa laporan bulanan anggaran untuk
mengevaluasi pola pengeluaran dan dapat menyesuaikan
penggunaannya pada situasi berubah.
e) Perawat pengelola menyesuaikan jumlah beban kerja unit dengan
setiap tenaga kerja purna waktu.

13
f) Menetapkan tugas pokok dan fungsi keperawatan dengan tepat
(menyusun jejaring yang mendukung kesejawatan bagi perawat
dengan menanggapi dengan tepat semua keluhan dan konflik
perawat dengan sejawat, ketidak serasian keluarga dengan jadwal
kerja, ketidakadilan penugasan kerja dan kurang memadai orientasi
kerja).
g) Perawat bertanggungjawab menjamin ketersediaan alat-alat yang
berfungsi baik.
h) Perawat bertanggung jawab menjamin K3 institusi keperawatan
Kriteria hasil :
a) Tersedianya laporan bulanan anggaran untuk memberikan
gambaran pola pengeluaran dan penyesuaian anggaran
b) Terwujudnya loyalitas karyawan terhadap kelompok kerjanya,
karena kepuasan kerja dan kontribusi pekerjaannya diakaui dan
dihargai
c) Adanya otonomi dalam pengaturan sumberdaya yang diperoleh dari
masyarakat
d) Pemanfaatan sumber-sumber pelayanan kesehatan dimasyarakat
e) Terwujudnya pelayanan yang memperhatikan keamanan, efektifitas
dan biaya yang sesuai.
f) Profesionalisasi sesuai dengan keadaan dan lingkungan sosial di
Indonesia. Proses ini merupakan tantangan bagi perawat Indonesia
dan perlu dipersiapkan Profesionalisasi keperawatan merupakan
proses dinamis dimana profesi keperawatan yang telah terbentuk
mengalami perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai
dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu
yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh
masyarakat. Profesi ini baru saja mendapat pengakuan dari profesi
lain, maka profesi ini dituntut untuk mengembangkan dirinya agar
dapat berpartisipasi aktif dalam system pelayanan kesehatan di
Indonesia agar keberadaannya mendapat pengakuan dari
masyarakat. Untuk mewujudkan pengakuan tersebut maka perawat
masih harus memperjuangkan langkah-langkah dengan baik,
berencana dan berkelanjutan. Hal ini tentunya memerlukan waktu
yang lama (Nursalam, 2014).
2. Manajemen Keperawatan

14
Manajemen merupakan proses bekerja dengan dan melalui orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah.
Manajemen juga merupakan proses pengumpulan dan pengorganisasian
sumber-sumber dalam mencapai tujuan melalui kerja orang lain yang
mencerminkan kedinamisan organisasi. Proses manajemen meliputi
kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber-sumber daya
manusia, fisik dan teknologi (Rocket Manajemen, 2017).
Pengertian manajemen keperawatan menurut Werdati (2017),
merupakan suatu pelayanan keperawatan profesional dimana tim
keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen antara
lain: perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian. Keempat
fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-
keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yangmendukung
asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi
masyarakat.
Berdasarkan uraian pengertian diatas menunjukkan bahwa manajemen
keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan
global bahwa setiap perkembangan serta perubahan memerlukan
pengelolaan secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi (Nursalam, 2016).
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi,
personil, peralatan, metode dan fasilitas. Proses dalam manajemen
keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelolaan tertinggi
sampai terendah, yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan.
Dalam hal proses, proses manajemen keperawatan sesuai dengan
pendekatan sistem terbuka dimana masing-masing komponen saling
berhubungan dan berinteraksi yang dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem
tersebut terdiri dari enam elemen yaitu: input, lingkungan, proses, output,
control, dan umpan balik (feedback mechanism).
Output adalah hasil asuhan keperawatan, pengembangan staff dan
riset. Control yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan
termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja

15
perawat, prosedur yang terstandar dan akreditasi. Mekanisme umpan balik
berupa laporan finansial, audit keperawatan serta survei kendali mutu.
Ciri-ciri dari asuhan keperawatan yang baik atau bermutu antara
lain: memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk
pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien dan
efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien
dan tenaga keperawatan serta aspek social, ekonomi, budaya, agama, etika
dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai
dengan adanya manajemen yang baik (Nursalam, 2016).
3. Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan
a. Berdasarkan perencanaan
Manajemen keperawatan perlu berdasarkan perencanaan
Karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan
resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan efek perubahan
yang terencana. Perencanaan merupakan hal yang utama dan
pertama dari serangkaian fungsi dan aktifitas manajemen.
Perencanaan adalah pemikiran/konsep-konsep tindakan yang
umumnya tertulis dan merupakan fungsi yang penting dalam
mengurangi resiko-resiko dalam pengambilan keputusan, dan
pemecahanmasalah sebelumnya (Fauzi dkk, 2015).
Penggunaan perencanaan yang efektif sangat diperlukan
untuk implementasi dari rencana dalam suatu organisasi dalam
mencapai produktivitas yang tinggi. Contoh penggunaan waktu yang
efektif:
1) Seorang kepala ruang merencanakan pertemuan dengan staffnya
pada permulaan dan akhir minggu.
2) Jadwal individual perawat akan dinilai kembali pada setiap
pertemuan dan dipertimbangkan dengan tujuan produksi
yang sesuai dengan budget (Sudian, 2013).
b. Pengambilan Keputusan
Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan
keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan
di berbagai tingkatan manajerial. Semua tingkat manajer dalam
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan, mengingat pelayanan
keperawatan dilakukan dalam waktu 24 jam/hari. Proses
pengambilan keputusan akan tergantung pada apakah pola

16
komunikasi tradisional yang diikuti atau keputusan desentralisasi untuk
masing-masing tingkat (Nursalam, 2016).
c. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan
Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan
fokus perhatian pimpinan perawat, dengan mempertimbangkan apa
yang pasien lihat, fikir, yakini dan inginkan. Kepuasan pasien
merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan. Dalam
mencapai tujuan itu maka pimpinankemperawatan mempunyai tiga
tugas utama dalam mengatur sumber daya manusia dan material yaitu:
1) Membentuk tujuan khusus untuk unit tertentu
2) Membuat pekerjaan yang menghasilkan
3) Mengatur efek dan tanggung jawab sosial (misalnya bila terjadi
kekurangan tenaga keperawatan) (Nursalam, 2016).
d. Terorganisir
Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian
dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
Prinsip pengorganisasian:
1) Pembagian tugas
2) Koordinasi
3) Kesatuan komando
4) Tanggung jawab dan wewenang yang sesuai
5) Hubungan staff dan lini
6) Rentang pengawasan/ terkendali
Menurut Burgess dan Gillies (2010) dalam keperawatan
pengorganisasian pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan cara:
1) Fungsional/ penugasan, yaitu pembagian tugas untuk perawat yang
dilakukan oleh kepala ruangan, masing-masing perawat
mempunyai tugas khusus.
2) Alokasi pasien (kasus), yaitu pengorganisasian pelayanan
keperawatan untuk beberapa pasien/ satu pasien dilakukan oleh
satu perawat pada saat jaga, untuk hari berikutnya tidak menjamin
dirawat oleh perawat yang sama
3) Perawatan tim/ grup/ tim nursing, yaitu sekelompok perawat
merawat sekelompok pasien, dipimpin perawat yang mempunyai
kualifikasi pendidikan dan berpengalaman (registered nurse) ada
ketua tim dan anggota tim.

17
4) Pelayanan keperawatan utama (primary nursing), yaitu
pengorganisasian pelayanan keperawatan untuk satu perawat
primer (PP) adalah (registered nurse) bertanggung jawab dari
pasien masuk sampai pulang.
e. Melakukan pengarahan
Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen
keperawatan meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi
dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan (Nursalam, 2016).
f. Memotivasi Bagian keperawatan
Memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja
yang baik, contoh:
1) Melalui sistem peningkatan penggajian dan promosi
2) Diusahakan pendidikan tambahan dengan biaya institusi
3) Publikasi tentang profesi keperawatan (Nursalam, 2016).
g. Menggunakan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman
dan memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian
diantara pegawai (Nursalam, 2016).
h. Melakukan pengembangan staff
Pengembangan staff penting untuk dilaksanakan sebagai
upaya persiapan perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih
tinggi, ataupun upaya pimpinan untuk meningkatkan
pengetahuan. Manajemen keperawatan selalu mengembangkan
staffnya.Dua hal yang penting dalam pengembangan staff adalah :
1) Pengembangan staff untuk pelaksanaan keperawatan
2) Pengembangan staff untuk meningkatkan/ mempersiapkan dalam
posisi kepemimpinan di dalam pengembangan administrasi
keperawatan (Nursalam, 2016).
Menurut Karz Swansberg (2010) mengklasifikasikan ketrampilan
manajemen dalam kategori:
1) Ketrampilan konseptual yaitu kemampuan dan ketrampilan
berpikir
2) Ketrampilan teknis termasuk metode, proses dan prosedur
3) Ketrampilan human yang berhubungan dengan kepemimpinan dan
hubungan antar manusia.

18
Dalam keperawatan, seorang anggota eksekutif keperawatan
diharapkan mempunyai kemampuan konseptual yang tinggi sedangkan
kepala ruangan mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
dalam teknik praktek pelayanan keperawatan.
i. Melakukan pengendalian
Pengendalian merupakan elemen manajemen
keperawatan meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang
telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip
melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar
dan memperbaiki kekurangan. Dalam hal ini termasuk evaluasi
proses dan evaluasi dari pelaksanaan rencana. Membandingkan
penampilan kerja dengan standar yang ada.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para pimpinan
dan administrator seharusnya bekerja sama dalam perencanaan
dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama (Nursalam, 2016).
B. Kerangka Konsep, Filosofi, Visi, Misi dan Tujuan Keperawatan
Kerangka konsep, keyakinan dasar, filosofi, visi, misi, dan tujuan
keperawatan merupakan landasan pelaksanaan kegiatan keperawatan,
pedoman untuk pengambilan keputusan dan dasar dalam evaluasi
keberhasilan upaya yang telah dilakukan.
1. Kerangka Konsep Manajemen Keperawatan
Kerangka konsep dasar manajemen keperawatan adalah manajemen
partisipatif yang berdasarkan pada paradigma keperawatan yaitu manusia,
perawat/keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
a. Manusia
Dalam manajemen partisipatif, individu/keluarga/masyarakat adalah
yang diberi pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan tugas
keperawatan yang terorganisir, terarah, terkoordinasi dan terintegrasi
dalam rentang kendali yang memadai.
b. Perawat/keperawatan
Tenaga-tenaga keperawatan baik dari tingkat manajerial puncak,
menengah maupun bawah, serta para pelaksana keperawatan
yang berada dalam rentang komunikasi dan kendali, bekerjasama
untuk memberikan pelayanankeperawatan, sesuai dengan standar praktik
keperawatan serta melalui upaya penunjang selama berinteraksi,
interdependensi, dan interaksi dengan anggota tim kesehatan lain.

19
c. Kesehatan
Kesehatan merupakan kisaran hasil pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada beberapa dimensi pelayanan terhadap individu,
keluarga dan masyarakat melalui upaya pencegahan, penyembuhan,
peningkatan dan pemulihan.
d. Lingkungan
Lingkungan yaitu area kewenangan dan tanggung jawab
keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi pelayanan
maupun persiapan menjelang pulang. Selain itu lingkungan juga
meliputi proses pelaksanaan fungsi kolaborasi antara tim
keperawatan dan kedokteran serta tim lain yang terkait (Nursalam, 2016).
2. Filosofi Keperawatan
Filosofi dalam manajemen keperawatan adalah keyakinan yang
dimiliki oleh tim keperawatan yang bertujuan untuk memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas melalui pembagian kerja, koordinasi dan
evaluasi (Julianto, 2013).
Adapun filosofi manajemen keperawatan yaitu tim keperawatan
meyakini bahwa:
a. Mengerjakan hari ini lebih baik dari hari esok
b. Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama bidang
keperawatan
c. Meningkatkan mutu kinerja keperawatan, berarti juga meningkatkan
pelayanan keperawatan
d. Pendidikan berkelanjutan sangat perlu untuk meningkatkan
pengetahuan keperawatan bagi pelaksana dan pengelola dan
merupakan tanggung jawab bidang keperawatan
e. Keperawatan adalah proses keperawatan individual yang
membantu dan menunjang pasien melalui perubahan tingkat
kesehatan sehingga mencapai keadaan fungsi yang optimal
f. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap
tindakan keperawatan yang diberikan
g. Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan
keperawatan yang bermutu
h. Perawat adalah advokat pasien yang berpartisipasi melalui fungsi
komunikasi dan koordinasi segala tindakan keperawatan dan pasien serta
keluarga harus dilibatkan mulai perencanaan sampai evaluasi

20
i. Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada
pasien dan keluarga dalam upaya meningkatkanfungsi yang optimal,
dan perencanaan pulang adalah proses transisi dari rumah sakit ke
komunitas merupakan bagian integral dari perencanaan perawatan
pasien (Werdati, 2017)

3. Visi dan Misi Keperawatan


Dengan pemahaman visi dan misi diharapkan setiap kegiatan
keperawatan, akan mengarah kepada pelaksanaan visi dan misi
tersebut (Nursalam, 2016).
4. Tujuan Keperawatan
Tujuan keperawatan merupakan pernyataan konkrit dan spesifik
tentang pelayanan keperawatan yang digunakan untuk menetapkan
prioritas kegiatan sehingga dapat mencapai dan mempertahankan visi,
misi, serta filosofi yang diyakini (Fauzi dkk, 2013)
5. Lingkup Manajemen Keperawatan
Lingkup manajemen keperawatan menurut Nursalam (2016) terdiri dari:
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bagian atau
bidang keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial yaitu:
1) Manajemen puncak
2) Manajemen menengah
3) Manajemen bawah
Tidak semua orang yang memiliki kedudukan dalam manajemen
berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa factor yang dimiliki oleh
seorang pimpinan agar penatalaksanaan kegiatan dapat berhasil dengan
baik.
Faktor-faktor yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan adalah
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
2) Keterampilan kepemimpinan
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
b. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen di
dalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

21
pengendalian atau evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal
dalam proses keperawatan yang mengharuskan perawat menentukan
setepat mungkin dengan berdasar pada pengalaman lalu pasien,
pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan dimasa
datang. Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data,
memvalidasi, menginterpretasikan informasi tentang pasien sebagai
individu yang unik.
Perencanaan atau intervensi keperawatan dibuat setelah perawat
mampu memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih
metode khusus, memilih dari sekumpulan tindakan alternative untuk
menolong pasien mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan yang
optimal. Semua kegiatan keperawatan menggunakan sumber-sumber
yang tersedia melalui penetapan tujuan jangka panjang dan jangka
pendek
Penerapan rencana intervensi keperawatan merupakan langkah
berikut dalam proses keperawatan. Implementasi rencana asuhan
keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi, dan
mendidik personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut.
Pemantauan yang terus menerus terhadap personil keperawatan
dan pasien termasuk evaluasi tingkah laku dan pendidikan
merupakan supervise keperawatan yang penting.
Evaluasi adalah langkah keempat dalam proses keperawatan
merupakan pertimbangan sistematis dari standar dan tujuan yang
dipilih sebelumnya disbanding dengan penerapan praktik yang actual
dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan hanya dapat dibuat jika tujuan yang diidentifikasi
sebelumnya cukup realistis dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan
keluarga.
Proses keperawatan ini berlangsung terus menerus dilakukan oleh para
perawat melalui metode penugasan yang telah ditetapkan oleh para
pimpinan keperawatan. Para pimpinan keperawatan terlibat dalamproses
manajerial yang melibatkan berbagai fungsi manajemen dalam rangka
mempengaruhi dan menggerakkan bawahan agar mampu
memberikan asuhan keperawatan yang memadai sesuai dengan kode
etik dan standar praktik keperawatan.
6. Strategi Pelaksanaan Manajemen Keperawatan Masa Datang

22
Untuk mengurangi kendala dan permasalahan yang timbul sebagai
akibat dari perubahan peran, fungsi, dan tanggung jawab manajer
keperawatan dimana diperlukan suatu pendekatan dari sentralisasi ke
desentralisasi, maka manajemen partisipatif merupakan salah satu metode
yang baik yang dapat dipilih. Manajemen partisipatif dibentuk juga
berdasarkan kerangka kerja praktek professional yang menghargai
kebebasan, mempertahankan dukungan, harapan yang jelas, sumber daya
yang memadai dan situasi organisasi yang terbuka yang dapat menciptakan
hubungan kerja dan lingkungan yang baik dan harmonis dan memberi
kesempatan berdasarkan saling memperercayai.
Siklus kepercayaan dapat dilihat seperti gambar berikut:

soladritas

sssa
Saling mengerti dan Nilai nilai individu
menerima

Keterlibatan dalam Komunikasi terbuka


mengambil keputusan

Gambar 2.1 Siklus Kepercayaan (O’grady, 1986)


Alam suatu manajemen yang baik, keterbukaan antara individu
yang terlibat merupakan kunci sukses dalam menentukan prioritas dan
menerima perubahan. Dengan keterbukaan, keterlibatan dari setiap
tingkatan manajerial keperawatan akan dapat menghasilkan pembuatan
keputusan yang tepat.
C. Konsep Dasar Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)
Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat professional,
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan
tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan
berdasarkan jumlah klien sesuai derajat ketergantungan klien. Penerapan
jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,karena bila jumlah
perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak 21ada waktu
bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan (Sitorus, 2011).Selain

23
jumlah, perlu ditetapkan pada jenis tenaga yaitu PP (Perawat Primer) dan PA
(Perawat Anggota),sehingga peran dan fungsi masing masing tenaga sesuai
dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek
struktur ditetapkan juga standar renpra,artinya pada setiap ruang rawat sudah
tersedia standar renpra,berdasarkan diagnosa medis, dan atau berdasarkan
system tubuh. Pada aspek proses,ditetapkan penggunaan metode modifikasi
keperawatan primer (kombinasi metode tim keperawatan primer) (Sitorus,
2011).
Selain jumlah, perlu ditetapkan pada jenis tenaga yaitu PP (Perawat Primer)
dan PA (Perawat Anggota),sehingga peran dan fungsi masing masing tenaga
sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek
struktur ditetapkan juga standar renpra,artinya pada setiap ruang rawat sudah
tersedia standar renpra, berdasarkan diagnosa medis, dan atau berdasarkan system
tubuh. Pada aspek proses,ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan
primer (kombinasi metode tim keperawatan primer) (Sitorus, 2011).
Lima subsistem dalam pengembangan MPKP (Hoffart dan Woods dalam
Sitorus, 2011) adalah sebagai berikut :
1. Nilai-nilai professional sebagai inti model
Pada model ini, PP (perawat primer) dan PA (perawat anggota)
membangun kontrak dengan klien/keluarga, menjadi partner dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi renpra, PP
(perawat primer) mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk
mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan termasuk tindakan yang
dilakukan oleh PA (Perawat Anggota). Hal ini berarti PP mempunyai
tanggung jawab membina performa PA agar melakukan tindakan berdasarkan
nilai–nilai professional (Sitorus, 2011).
Nilai–nilai professional digariskan dalam kode etik keperawatan
(Sitorus, 2011)
a. Hubungan perawat klien
b. Hubungan perawat dan praktek
c. Hubungan perawat dan masyarakat
d. Hubungan perawat dan teman sejawat
e. Hubungan perawat dan profesi
2. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi
yang jelas antara PP (Perawat Primer) dan PA (Perawat Anggota). Performan
PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP. Dengan demikian PP

24
(Perawat Primer) adalah seorang manager asuhan keperawatan. Sebagai
seorang manajer, PP harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan
kepemimpinan sebagai PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin
yang efektif. Metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi metode
keperawatan primer (Sitorus, 2011).
3. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah
modifikasi keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan
oleh PP, PA akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat
modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan klien (Sitorus, 2011).
4. Hubungan Profesional
Hubungan antar professional dilakukan oleh PP, PP yang paling
mengetahui perkembangan kondisi klien sejak awal masuk. Sehingga mampu
memberi informasi yang akurat akan membantu dalam penetapan rencana
tindakan medis (Sitorus, 2011).
5. Sistem Kompetensi dan Penghargaan
PP (Perawat Primer) dan timnya berhak atas kompetensi serta
penghargaan untuk asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang
professional. Kompensasi serta penghargaan yang diberikan kepada perawat
bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan penghargaan
berdasarkan prosedur (Sitorus, 2011).
D. Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap keperawatan
berdasarkan teori D’Orem: Self Care Defisit berdasarkan kriteria sebagai beriku
Table 2.1
Klasifikasi Derajat Ketergantungan Menurut Orem

No Klasifikasi dan Kriteria


1 Minimal Care
Klien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan
a. Mampu naik turun tempat tidur
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c. Mampu makan dan minum sendiri/mandi sebagian dengan
bantuan
d. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
e. Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
f. Status psikologis stabil

25
g. Klien dirawat untuk prosedur diagnostik
h. Operasi ringan

2 Personal Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sebagian
a. Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik dan turun
tempat tidur
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d. Membutuhkan bantuan makan (disuapi)
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g. Membutuhkan bantuan untuk bantuan BAB dan BAK
(tempat tidur, kamar mandi)
2. Post op minor (24jam)
3. Melewati fase akut dari post op mayor
4. Fase awal dari penyembuhan
5. Observasi tanda – tanda vital setiap 4 jam
6. Gangguan emosional ringan
3 Total Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan
memerlukan waktu perawatan lebih lama
a. Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d. Membutuhkan bantuan makan (disuapi)
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g. Memutuhkan bantuan untuk bantuan BAB dan BAK (tempat
tidur, kamar mandi)
2. 24 jam post op mayor
3. Pasien tidak sadar
4. Keadaan klien tidak stabil
5. Observasi TTV setiap kurang dari 1 jam
6. Perawatan luka bakar
7. Perawatan kolostomi

26
8. Menggunakan alat bantu pernafasan (respirator)
9. Irigasi kandung kemih secara terus menerus
10. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
11. Menggunakan WSD
12. Fraktur/pasca operasi tulang belakang atau leher
13. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi

1. Klasifikasi ketergantungan pasien menurut Depkes (2014), ada 4 kategori,


masing masing memerlukan waktu ;
a. Asuhan Keperawatan minimal : 2 jam /24 jam
b. Asuhan Keperawatan sedang : 3,08 /24 jam
c. Asuhan Keperawatan agak berat : 4,15 /24 jam
d. Asuhan Keperawatan maksimal : 6,16 /24 jam
2. Keterangan tentang kategori asuhan keperawatan :
a. Asuhan keperawatan minimal, kriterianya sebagai berikut :
1) Kebersihan diri, mandi,ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda tanda vital dilakukan setiap shift
5) Pengobatan minimal ,status psikologis stabil
b. Asuhan keperawatan sedang
1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2) Observasi tanda tanda vital setiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu,pengobatan lebih dari sekali
c. Asuhan keperawatan agak berat
1) Sebagian besar aktifitas dibantu
2) Observasi tanda tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali
3) Terpasang infus
4) Pengobatan lebih dari sekali
5) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
d. Asuhan keperawatan maksimal
1) Segala aktifitas diberikan oleh perawat
2) Posisi diatur, observasi tanda tanda vital setiap 2 jam
3) Makan memerlukan NGT, terapi intravena
4) Penanganan suction
5) Gelisah / disorientasi

27
3. Penghitungan Tenaga Perawat Menurut Depkes (2014) :
a. Jumlah tenaga keperawatan yang bertugas
A = jumlah tenaga keperawatan bertugas di ruang / hari
Jumlah efektif perawat
b. Jumlah tenaga keperawatan yang libur
B = jumlah tenaga hari libur mgg/thn + jmlh hari lbur besar/tahun
Jumlah hari kerja/ tahun
c. Tugas non Keperawatan
(A + B ) x 25 %
d. Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
A+B+C=D
4. Menurut Depkes (2014) jumlah tenaga yang dibutuhkan di ruangan adalah:
(D + 1 kepala ruang + 2 PP + 2 orang pramusaji)
5. Ketenagaan menurut Gilies (2008)
Jumlah ketenagaan perawat yang dibutuhkan (X) di ruangan rawat
dapat dilihat dengan aspek kapasitas ruangan, BOR, jumlah jam efektif
perawatan dan hari libur perawat dalam satu tahun dengan rumus :
X = ( BOR x TT ) x jam efektif x hari dalam satu tahun
( hari dalam satu tahun – hari libur ) x 7
6. Sedangkan untuk menentukan jam efektif perawatan secara khusus dapat
dikategorikan :
a. Minimal Care membutuhkan waktu 1- 2 jam / 24 jam
b. Parsial Care membutuhkan waktu 3 – 4 jam / 24 jam
c. Total Care membutuhkan waktu 5-6 jam / 24 jam
7. Penghitungan ketenagaan menurut Gillies (2008)
a. Kriteria pasien ( minimal, parsial, total )
b. Rata rata jam perawatan
c. Jam efektif = rata rata jam perawatan / jumlah pasien berdasarkan
kriterianya
8. BOR selama 3 hari
Rata rata jumlah pasien = jumlah pasien 3 hari / 3
BOR = (rata–rata jumlah pasien / 15) x 100 %
X = (BOR x TT) x jam efektif x hari dalam satu tahun
(hari dalam satu tahun – hari libur) x 7
9. Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibuuhkan di ruangan menurut Gillies
adalah X + 1 KARU + 2 ( PP ).
10. Penghitungan cara menurut Douglass

28
Perhitungan tenaga keperawatan menurut Douglas berdasarkan
pengkajian selama 3 hari:

Table 2.2
Nilai Koefisien Perhitungan Tenaga Keperawatan Menurut Douglas

Klasifikasi pasien
Minimal Parsial Total
Jaga
Pagi Siang Malam Pagi Siang Mala Pagi Siang Mala
m m
Jumlah Jumla Jumlah Jum Jumla Jumla Jumla Jumla Jumla
Pasien h Pasien lah h h h h h
x 0,17 Pasien x 0,07 Pasi Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien
x 0,14 en x x 0,15 x 0,10 x 0,36 x 0,30 x 0,20
0,27
Sumber : Nursalam 2016
Analisa :
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruangan menurut
Douglass adalah Jumlah total + 1 KARU + 2 PP
11. Perhitungan Menurut Depkes
Menurut Depkes 2002 tenaga perawat yang dibutuhkan di Ruang rawat Inap
dari hasil observasi dengan BOR dan jumlah tempat tidur
Rata - rata pasien perhari
Dasar perhitungan kebutuhan tenaga sebagai berikut :
(1) Rata-rata jumlah klien / hari
(2) Jumlah jam perawatan / hari
(3) Jam efektif / hari
Sehingga diperoleh rumus :
Jml rata-rata klien/hari X jml jam perawatan/hari
Jam efektif perawat perhari
Untuk kebutuhan tenaga yang diperlukan faktor-faktor
koreksi agar pelayanan keperawatan berjalan dengan baik.

29
Lost day = hari libur/cuti/hari besar dengan rumus sebagai
berikut :
minggu
Jumlah + cuti+hari besar
tahun
X jumlah perawat
jam hari kerja efektif
Tugas Non Tetap
Jumlah tenaga keperawatan + loss day X 25%
100
Dari hasil perhitungan diatas tenaga di Ruang Rawat Inap
Marwah, sehingga faktor koreksi selain lost day hanya ditambah 1
orang sebagai Karu, maka diperoleh hasil perhitungan :
Jumlah perawat yang diperlukan + lost day + jumlah non tetap
E. Kegiatan MPKP
Adapun kegiatan dari MPKP menurut Nursalam (2016) :
1. Operan jaga (Prosedur Operan)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini:
a. Persiapan
1) Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
b. Pelaksanaan
Dalam penerapan system MPKP, operan dilaksanakan oleh
perawat jaga sebelumnya kepada perawat yang mengganti jaga pada shift
berikutnya:
1) Operan dilaksanakan setiap pergantian shift atau jaga
2) Dari Nurse Station perawat berdiskusi untuk melaksanakan operan
untuk mengkaji secara komprehensif yang berkaitan dengan masalah
keperawatan pasien, rencana kegiatan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lain perlu dilimpahkan.
3) Hal-hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap yang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada perawat jaga berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan saat operan jaga:
a) Identitas pasien dan diagnosa medis
b) Masalah keperawatan yang kemungkinan muncul
c) Tindakan kemungkinan yang sudah dan belum dilaksanakan
d) Intervensi kolaborasi dan dependensi

30
e) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakuakan kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan penunjang.
5) Perawat yang melakukan operan dapat melakukan klasifikasi tanya
jawab dan melakuan validasi terhadap hal-hal yang perlu dioperkan
dan berhak menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
6) Penyampaian pada saat operan secara singkat dan jelas.
7) Operan jaga dilakukan pada setiap pergantian dinas dengan waktu
yang cukup panjang agar tidak terburu-buru terutama di unit kritis.
8) Pelaporan untuk laporan ditulis secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat primer.
9) Secara terinci operan jaga terdiri dari 3 sesi yaitu :
a) Sesi 1 di Nurse Station
(1) PA malam menyiapkan status pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
(2) PP membuka operan jaga dengan doa
(3) PP mempersilahkan PA jaga malam untuk melaporkan
pasien kepada PA jaga pagi
(4) PA melaporkan pasien yang menjadi tanggung jawabnya
meliputi:
(a) Identitas pasien dan diagnose medis
(b) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
(c) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan
(d) Intervensi kolaborasi dan dependensi
(e) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakuakan
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
penunjang, dll.
(5) PA jaga pagi mengklarifikasikan apa yang disampaikan PA
jaga malam.
(6) PP mengajak PA jaga malam dan PA jaga pagi yang
bertangguang jawab untuk mengklarifikasikan ke pasien.
b) Sesi 2 : di kamar / bed pasien
(1) Yang masuk ke kamar
(2) pasien hanya PP, PA malam dan PA pagi yang bertanggung
jawab terhdap pasien tersebut.
(3) PA malam mengucapkan salam dan menyapa pasien.

31
(4) PA malam menanyakan masalah keperawatan yang telah
dilakukan tindakan.
(5) PA malam manyampaikan bahwa tugasnya telah selesai dan
digantikan oleh tim pagi.
(6) PA memperkenalkan atau menanyakan apakah masih ingat
dengan nama PP.
(7) PP menjelaskan tentang perawatan pagi dan PA yang
bertanggung jawab pada pasien tersebut selama shift pagi.
(8) PP memperkenalkan PA yang bertangung jawab.
(9) PA yang bertanggung jawab menyapa dan memastikan
bahwa dia yang bertanggung jawab.
c) Sesi 3 : di Nurse Station
(1) PP memberi kesempatan untuk mendiskusikan pasien yang
ditanya.
(2) PP meminta PA jaga malam untuk melaporkan
inventarisasi.obat dan fasilitas lain (jumlah alat, laken, dll).
(3) PP member pujian pada PA jaga malam.
(4) PP menutup operan dengan doa.
2. Meeting Morning
a. Pengertian
Pengarahan yang dilakukan kepala ruang kepada seluruh staf,
setiap pagi setelah serah terima tugas jaga malam ke pagi dan sebelumnya
telah dilakukan pre conference.
b. Tujuan
1) Terjadi komunitas dua arah antara kepala ruang dan staf
2) Terjaminnya kelancaran kegiatan ruangan
c. Pelaksanaan
1) Kepala ruang menyiapakan tempat untuk melakukan meeting
morning.
2) Kepala ruang memberikan arahan kepada staf dengan materi yang
telah disiapakan sebelumnya.
3)
4) Kepala ruang melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan
kepada staf.
5) Memberi kesempatan staf untuk mengungkapkan permasalahan yang
muncul di ruangan.

32
6) Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang dapat
ditempuh.
7) Kepala ruang memberi motivasi dan reinforcement kepada staf.
3. Conference (pre dan post)
a. Pengertian
Pre-conference merupakan pertemuan tim yang dilakuakan setiap
hari dan merupakan langkah awal kegiatan shift perawat. Pre-conference
dilakukan doa awal jaga setelah melakukan operan dinas, baik dinas pagi,
sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas PP. Pre-conference
sebaiknya dilakukan diruang sendiri sehingga dapat menghindari
gangguan dari luar.
Post-conference dilakukan secara terjadwal siang hari sebelum
operan jaga shift pagi ke shift sore pada hari yang yang sama dilakukan
ketika akan pre conference hari selanjutnya.
Peserta :
1) Kepala ruang
2) Primary Nurse (PN) / perawat primer (PP)
3) Associate Nurse (AN) / perawat anggota (PA)
4) Mahasiswa kalau ada
b. Tujuan
Konferensi bertujuan untuk:
1) Membahas masalah tiap klien berdasarkan renpra yang telah dibuat
oleh PP.
2) Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab PA. pembagian
didasarkan pada jumlah klien, ketergantungan klien, dan tempat tidur
yang berdekatan. Bila pada suatu tugas jaga (shift) PP didampingi
oleh 2 orang PA, maka semua klien dibagi pada kedua PA sebagai
penanggung jawabnya. PP akan membimbing dan membantu PA
dalam memberikan asuhan keperawatan bila PP hanya didampingi
oleh 1 orang pada suatu tugas jaga maka jumlah pasien yang menjadi
tanggung jawab PP adalah sebanyak 20%.
3) Membahas Rencana Tindakan Keperawatan.
4) Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang menjadi
tangguang jawabnya.
5) PP mendiskusikan dan mengarahkan PA tentang masalah yang terkait
dengan keperawatan.
6) PP membagi tugas masing-masing PA.

33
7) Meningkatkan Kembali Standart Prosedur yang Ditetapkan.
8) Meningkatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran,
dan kemajuan masing- masing PA.
9) Membantu PA menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan
c. Tugas perawat pre dan post conference
1) Tugas PP pada pre conference
a) Menyiapkan ruangan / tempat
b) Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
c) Menjelaskan tujuan dilakukan pre-conference
d) Memandu pelaksanaan pre-conference
e) Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan
rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
f) Membagi tugas kepada PA sesuai kemampuan yang dimiliki
dengan memperhatikan keseimbangan kerja
g) Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan pasien /
tindakan
h) Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian
yang sedang didiskusikan
i) Mengklarifikasi kesiapan PA untuk melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
j) Memberikan reinforcement positif pada PA
k) Menyimpulkan hasil pre conference
2) Tugas PP pada post conference
a) Menyiapkan ruangan/ tempat
b) Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
c) Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference
d) Menerima penjelasan dari PA tentang hasil tindakan/hasil asuhan
keperawatan yang telah dilakukan PA
e) Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan dalam
memberikan ASKEP pada pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
f) Memberikan reinforcement pada PA
g) Menyimpulkan hasil post conference
h) Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas jaga
shift jaga berikutnya.

34
3) Tugas PA
a) Mengikuti pre dan post conference
b) Menyiapkan diri dan melaksanakan askep kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti direkam keperwatan
c) Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti direkam
keperawatan.
d) Melaksanakan konsultasi tentang masalah pasien kepada PP.
e) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti direkam
medik keperawatan.
f) Menerima keluhan pasien dan keluarga serta berusaha untuk
mengatasinya.
g) Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
h) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akhir tugas pada
semua pasien yang menjadi tangggung jawabnya dan ada bukti
direkam medik keperawatan.
i) Mengikutinya post conference yang diadakan oleh PP pada
setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi/perkembangan semua
pasien yang menjadi tangung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan.
j) Bila PP tak ada, wajib mengenalkan PA yang ada dalam satu
group yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga
berikutnya kepada pasien atau keluarga baru.
k) Mengikuti diskusi kasus/conference dengan dokter/tim kesehatan
lain setiap seminggu sekali
l) Mengikuti diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutin.
m) Melaksanakan tugas lain sesuai urain tugas PA.
n) Melaksanakan tugas PP pada sore, malam dan hari libur.
d. Langkah-langkah Pre dan Post Conference
1) Konfrensi dilakukan setiap hari segera setelah pergantian dinas
pagi/sore sesuai dengan jadwal dinas PP.
2) Konfrensi dilakukan oleh PP dan PA dalam timnya masing-masing.
3) Penyampaikan perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas
malam.
Hal-hal yang disampaikan oleh PP meliputi:

35
(a) Keadaan umum klien
(b) Keluhan klien
(c) Tanda-tanda vital dan kesadaran
(d) Hasil pemeriksaan lab, diagnostik terbaru
(e) Masalah keperawatan
(f) Rencana keperawatan hari ini
(g) Perubahan terapi medis
(h) Rencana medis
4. Kolaborasi
a. Pengertian
Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana (pemberian
pelayanan) memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan
pasien dalam kerangka kerja bidang respentif mereka. Praktek kolaboratif
menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen keperawatan
pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada
masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi. Elemen-elemen
kolaborasi:
1) Struktur
Komunikasi 2 arah, berpusat pada pasien, semua pemberian
pelayanan harus bekerja sama dengan pasien, menekankan
kontinuitas, kondisi di ambal balik satu satu dengan yang lain dan tak
ada satu pemberi pelayanan yang mendominasi terus menerus.
2) Proses
Proses kolaborasi terdiri dari kerjasama, koordinasi, saling
berbagi, kompromi, rekanan, saling ketergantungan, dan
kebersamaan:
a) Melibatkan tenaga ahli dengan bidang keahlian yang berbeda,
uang dapat bekerjasama imbal balik secara mulus
b) Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerja sama
c) Kelompok harus memberikan pelayanan dan keunikannya
dihasilkan dari kombinasi pandangan dan keahlian dihasilkan
dari kombinasi pandangan dan keahlian yang diberikan oleh
setiap anggota tersebut.
b. Tujuan
1) Membina hubungan saling percaya dan kerjasama
2) Menyelasaikan masalah klien secara bersama
3) Meningkatkan mutu pelayanan

36
c. Langkah-langkah
1) Menentukan pasien yang akan didiskusikan
2) Mendiskusikan masalah pasien
3) Mengambil kepautusan bersama
4) Menutup kolaborasi
5. Hubungan Professional Antar Staf Keperawatan Dengan Pasien
a. Kepala ruang melakukan supervisi seluruh pasien yang ada diruangan
setiap awal tugas
b. PP dan PA mensupervisi seluruh pasien yang menjadi tanggung jawabnya
segera setelah menerima operan tugas setiap pasien
c. PP menginformasikan peraturan dan tata tertib RS yang berlaku kepada
setiap atau keluarga baru
d. PP memperkenalkan perawat dalam satu grup yang akan merawat selama
pasien dirawat di RS
e. PP atau PA melakukan visit atau monitoring pasien untuk mengetahui
perkembangan atau kondisi pasien
f. PP memberikan penjelasan setiap rencana tindakan atau program
pengobatan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya
g. Setiap akan melakukan tindakan keperawatan PP atau PA memberikan
penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/ keluarga
h. Kesediaan PP atau PA untuk menerima konsultasi/keluhan pasien/
keluarga dan berupaya mengatasinya
i. Pasien atau keluarga mengetahui siapa PP atau perawat yang bertanggung
jawab selama ia dirawat dan ditulis pada papan nama pasien
j. PP atau PA memberitahu dan mempersiapkan pasien yang akan pulang
6. Hubungan Profesional Kemitraan Antar Staf Keperawatan dengan
Dokter/Tim Kesehatan Lain
a. PP atau PA melakukan visit bersama dengan dokter atau tim kesehatan
lain yang merawat.
b. PP melakukan diskusi kasus dengan dokter/ tim kesehatan minimal 1x/
minggu
c. Hubungan profesional / kemitraan dengan dokter/ tim kesehatan
tercermin dalam dokumen rekam medik
d. PP atau PA dapat segera memberikan data pasien yang akurat dengan
cepat dan tepat kepada dokter/ tim kesehatan lain bila dibutuhkan
e. PP/ PA menggunakkan rekam medik sebagai sarana hubungan
profesional dalam rangka pelaksanaan program kolaborasi

37
f. Dokter/ tim kesehatan lain menggunakkan rekam keperawatan sebagai
sarana hubungan profesional dalam rangka program kolaborasi
g. Dokter/ tim kesehatan yang lain mengetahui setiap pasien siapa PP-nya
7. Ronde Keperawatan
a. Pengertian
Suatu kegiatan yang untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Tetapi pada kasus
tertentu dilakukan oleh perawat primer dan atau konsuler, kepala ruang,
perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
Karakteristik:
1) Klien dilibatkan secara langsung
2) Klien merupakan fokus kegiatan
3) Perawat associate, perawat primer, dan konsuler melakukan diskusi
bersama
4) Konsuler memfasilitasi kreatifitas
5) Konsuler mengembangkan kemampuan perawat associate PP untuk
meningkatkan kemampuan dan mengatasi masalah
b. Tujuan
1) Menumbuhkan cara berfikir secara kritis
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien
3) Meningkatkan faliditas data klien
4) Menilai kemampuan justifikasi
5) Meningkatkan dalam menilai hasil kerja
6) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan
c. Peran
1) Perawat anggota
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah
peranan yang ada untuk memaksimalkan keberhasilan, yang bisa
disebutkan antara lain:
a) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
b) Menjelaskan masalah keperawatan utama klien
c) Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan
d) Menjelaskan tindakan selanjutnya
e) Menjelaskan alas an ilmiah tindakan yang akan diambil
2) Perawat primer dan atau konsuler

38
a) Memberikan justifikasi
b) Memberikan reinforcement
c) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan
serta tindakan yang rasional
d) Mengarahkan dan koreksi
e) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
f) Langkah-langkah diperlukan dalam ronde keperawatan adalah
sebagai berikut:
(1) Persiapan
(a) Menetapkan kasus minimal satu hari sebelum
pelaksanaan ronde
(b) Pemberian informed, consent kepada klien atau
keluarga
(2) Pelaksanaan ronde
(a) Menjelaskan tentang klien oleh perawat associate
dalam hal ini menjelaskan difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
(b) Diskusi tentang anggota tim tentang kasus tersebut
(c) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat
konsuler /kepala ruangan tentang masalah klien serta
rencana tindakan yang akan dilakukan
(d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang
telah dan yang akan diterapkan.
(3) Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien
tersebut serta menetapkan tindakan tersebut serta tindakan
yang akan diperlukan.
8. Discharge Planning
a. Ringkasan rencana pemulangan pasien berisikan :
1) Keadaan klien saat ini
2) Diagnosa keperawatan
3) Rencana pelayanan keperawatan
4) Intervensi keperawatan
5) Penjelasan mengenai kemampuan yang telah dicapai obat-obatan dan
cara pemberiannya

39
6) Alat-alat khusus yang digunakan
b. Informasi untuk klien yang akan pulang
1) Gunakanlah bahasa yang sederhana, jelas, ringkas
2) Jelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan
3) Perkuat penjelasan lisan dengan instruksi tertulis
4) Motivasi klien mengikuti langkah-langkah tersebut dalam melakukan
perawatan dan pengobatan
5) Kenali tanda-tanda dan gejala yang harus dilaporkan kepada tim
kesehatan.
6) Berikan nama dan nomor telepon yang dapat dihubungi.

F. Pengkajian Manajemen Pelaksanaan Profesional (MPKP)


Pengkajian MPKP menurut Nursalam (2016), meliputi unsur input,
proses, dan output.
1. Unsur Input
a. Man/Manusia
1) Pasien
Pasien adalah seseorang yang datang ke instalasi kesehatan
yang membutuhkan pelayanan medis/keperawatan yang terganggu
kondisi kesehatannya baik jasmani maupun rohani (WHO).
Menurut Dr. Wila Chandrawila Supriadi, S.H, dalam
bukunya, “Hukum Kedokteran” bahwa Pasien adalah orang sakit
yang membutuhkan bantuan dokter untuk menyembuhkan penyakit
yang dideritanya, dan pasien diartikan juga adalah orang sakit yang
awam mengenai penyakitnya.
Dalam pelayanan dibidang medis, tidak terpisah akan adanya
seorang tenaga kesehatan dengan konsumen, dalam hal ini pasien.
Pasien dikenal sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan dan dari
pihak rumah sakit sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan dalam
bidang perawatan kesehatan.
2) Ketenagaan
a) Kuantitas
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No.32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan, pengertian tenaga

40
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. Perawat menurut Undang-Undang RI No. 23 tahun
1992 tentang kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki
kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui
pendidikan perawatan.
Kebutuhan tenaga keperawatan ditetapkan berdasarkan
karakteristik klien, model penugasan dan kompetensi yang
dipersyaratkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Kesesuaian tenaga keperawatan yang mencakup jumlah, jenis
dan kualifikasi dengan kebutuhan pelayanan keperawatan yang
efektif dan efisien. Perawat sebagai salah satu tenaga yang
mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan,
mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
berikut dengan dokumentasinya.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan
perencanaan dalam hal menentukan berapa banyak tenaga yang
dibutuhkan dalam suatu ruangan dan kriteria tenaga yang dipakai
untuk suatu ruangan tiap shiftnya. Di bawah ini beberapa
formula yang dikeluarkan oleh para ahli dalam hal penentuan
apakah tenaga ada yang kurang, cukup, atau lebih yaitu:
1) Menurut Gillies
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat
dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut:
Tenaga Perawat = A X B X 365
(365-C) x jam kerja/hari
Keterangan:
A : jam perawatan/24 jam
B : (BOR x jumlah TT)  jumlah pasien
C : jumlah hari libur
2) Menurut Douglas

41
Perhitungan jumlah tenaga perawat menurut Douglas
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk
setiap shiftnya sebagai berikut :
Table 2.3
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan
Klasifikasi Pasien menurut Formula Douglas

Waktu Kebutuhan tenaga perawat


Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Intermediate 0,27 0,15 0,10
Maksimal 0,36 0,30 0,20
Sumber : Douglas, 1984
Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien
terhadap keperawatan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam,
dengan kriteria:
(1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
(2) Makan dan minum dilakukan sendiri
(3) Ambulasi dengan pengawasan
(4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
(5) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
(6) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
b) Intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam,
dengan kriteria:
(1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
(2) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
(3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
(4) Folley cateter, intake-output dicatat
(5) Klien dengan pemasangan infus, persiapan
pengobatan memerlukan prosedur
c) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6
jam/24 jam, dengan kriteria:
(1) Segala diberikan atau dibantu
(2) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam

42
(3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi
intravena
(4) Pemakaian suction
(5) Gelisah/disorientasi
3) Menurut Depkes RI (2014)
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut
Depkes :
a) Asuhan Keperawatan Minimal:
(1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
(2) Makan dan minum dilakukan sendiri
(3) Ambulasi dengan pengawasan
(4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
(5) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
(6) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
b) Asuhan Keperawatan Sedang:
(1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
(2) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap 4 jam
(3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
c) Asuhan Keperawatan Agak Berat:
(1) Sebagian besar aktivitas dibantu
(2) Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam
(3) Terpasang folley cateter, intake-output dicatat
(4) Terpasang infus
(5) Pengobatan lebih dari sekali
(6) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
d) Asuhan Keperawatan Maksimal:
(1) Segala aktivitas dibantu perawat
(2) Posisi diatur
(3) Makan memerlukan NGT, terapi intravena
(4) Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
(5) Penggunaan suction
(6) Gelisah/disorientasi
4) Perhitungan tenaga perawat
Berdasarkan :
(a) Tingkat ketergantungan pada perawat berdasarkan jenis
kasus

43
(b) Rata-rata pasien perhari
(c) Jam perawatan yang diperlukan per hari per pasien
(d) Jam perawatan yang diperlukan per ruangan per hari
(e) Jam efektif setiap perawat 7 jam/hari
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari
Jam efektif perawat

Faktor koreksi :
Untuk perhitungan jumlah tenaga perlu ditambah (faktor
resiko) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day) :
Jumlah hr mgg dlm 1 thn + cuti + hr besar x Jml perawat
tersedia

Jumlah hari kerja efektif


Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas
non keperawatan (tenaga administrasi) seperti contohnya
membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat-alat makan dll., diperkirakan 25 % dari jam
pelayanan keperawatan:
Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25 %

100

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan:


Tenaga yang tersedia + faktor resiko.
b) Kualitas
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang
berhubungan dengan kegiatan yang dipantau atau diatur dalam
pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan konsumen.
Dalam keperawatan, tujuan kualitas pelayan adalah untuk
memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan yang

44
dihasilkan sesuai dengan standar atau keinginan pasien (Nursalam,
2016).
Menurut Djojodibroto (2009), bahwa pelatihan, kursus dan
loka karya yang diperlukan bagi tenaga perawat profesional di
rumah sakit adalah:
(1) Etika komunikasi
(2) Komunikasi dalam keperawatan
(3) Etika keperawatan
(4) Manajaemen keperawatan
(5) Hospital managemen training
(6) Audit medik
(7) Pencegahan penyakit nosokomial
(8) Sanitasi Puskesmas
Manajemen sumber daya manusia pada hakekatnya
merupakan bagian integral dari keseluruhan manajemen rumah
sakit, strategi manajemen sumber daya manusia sebenarnya juga
merupakan bagian integral dari strategi rumah sakit dengan
pemahaman bahwa sumber daya manusia adalah aset utama rumah
sakit sehingga perlu juga direncanakan rotasi dan mutasi sumber
daya manusia untuk menyesuaikan beban dan tuntutan pelayanan
dimasa depan sehingga penyesuaian keahlian yang dibutuhkan
melalui pelatihan terus menerus dan berkesinambungan.
Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan adalah ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan
keperawatan yang berkualitas memerlukan SDM yang sesuai
dengan kualitas yang tinggi dan professional sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Pendidikan perawat di ruang rawat inap Puskesma Berbah
terdiri dari bermacam-macam pendidikan formal keperawatan,
yaitu Sarjana Keperawatan, Ners, dan D-III Keperawatan.
b. Money / Sumber Dana
Salah satu fungsi puskesmas memberikan pelayanan kesehatan baik
medis maupun non medis. Dalam pelayanan tersebut agar pelayanan
puskesmas dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat dirasakan oleh
seluruh masyarakat maka rumah sakit perlu mempersiapkan peralatan jasa
non medis dan jasa pemborongan (Nursalam, 2016).

45
Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal sebagai salah
satu unsur kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan
UUD 1945. Hal ini sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat (1) Perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Depkes,
2014).
Yang menegaskan bahwa setiap orang berhak memperolah
pelayanan kesehatan, dan selanjutnya Pasal 34 ayat (3) juga menyatakan
bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah sakit sebagai salah satu
sarana pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya
kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Rumah sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang kompleks (Depkes, 2014).
Sesuai dengan ketentuan umum PP no 6 tahun 2000 perjan adalah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagaimana diatur dalam UU no 9
tahun 1969 dimana seluruh modalnya oleh pemerintah dan merupakan
kekayaan Negara yang tidak dipisahkan serta tidak terbagi atas saham-
saham, jadi rumah sakit perjan tetap merupakan aset Depkes. Pengelolaan
RS perjan dilakukan oleh direksi serta dibentuk dewan pengawasan untuk
melakukan pengawasan (Sugito, 2002).
Mulai tanggal 2 januari 2006 berubah menjadi Badan Layanan
Umum (BLU) sehubung dengan telah ditetapkannya PPRI no 23 tahun
2005 tentang pengelolaan keuangan BLU bersama ini kami sampaikan
hal-hal sebagai berikut :
1) BLU adalah institusi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melaukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisensi dan
produktivitas.
2) Berdasarkan PP BLU pasal 37 ayat 2 bahwa status BUMN yang
berbentuk perjan beralih menjadi instansi pemerintah yang
menerapkan PPK-BLU.
3) Dengan mempertimbangkan sumber dana rumah sakit yaitu :
a) Daftar isian proyek (DIP) pemerintah pusat dari APBN
b) Daftar isian kegiatan (DIK) dari APBsN

46
c) Pedapatan fungsional dan non fungsional dari pendapatan
pelayanan rumah sakit yang digunakan dalam bentuk RKAP
Pengelolan keuangan di ruang rawat Inap Puskesmas Berbah diatur
sepenuhnya secara sentral oleh bagian keuangan di Puskesmas Berbah.
c. Material dan Mesin (fasilitas, alat dan bahan)
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi) serta
pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas (Depkes. 2014).
Ruang lingkup peralatan keperawatan adalah alat tenun, alat
kesehatan, alat rumah tangga, alat pencatatan pelaporan keperawatan,
pengelolaan peralatan keperawatan meliputi standar perencanaan, standar
pengadaan standar distribusi, standar penggunaan standar penghapusan,
standar pengawasan dan pengendalian (Depkes, 2014).
Perawatan minimal dilengkapi dengan ruang keperawatan, ruang
perawat jaga yang sebaiknya terletak di tengah-tengah ruang perawatan
pasien, ruang ganti perawat, ruang tindakan perawatan, ruang obat dan
peralatan, ruang penyimpanan alat tenun, ruang diskusi, kamar mandi
pasien, kamar mandi perawat atau petugas (Nursalam, 2016).
Secara kualitatif fasilitas yang tersedia seharusnya sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun
keperawatan dipenuhi melalui standar resmi yang telah ditetapkan oleh
Puskesmas Berbah yang disesuaikan dengan jenis dan kapasitas unit
pelayanan.
Administrasi penunjang :
1) Buku laporan pasien ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah
2) Buku Register pasien rawat Inap Puskesmas Berbah
3) Buku inventaris alat kesehatan
d. Metode/standar/pedoman dan prosedur tetap
Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal
sebagai sesuatu yang dapat diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan
sebagai tolak ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai pembanding
(Marr dan Blebing, 2009). Jenis-jenis standar antara lain:
1) Standar Input: tenaga, fasilitas, dana, organisasi, management
kebijakan dan lain-lain.
2) Standar Proses: prosedur tindakan pelayanan
3) Standar Output: penampilan kinerja, kepuasan pelanggan.

47
4) Menurut Donabedian bahwa standar adalah rumusan tentang
penampilan atau nilai yang diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan
dengan parameter yang telah ditetapkan. Berdasarkan clinical practice
guideline, standar adalah tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna
yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal atau disebut
juga sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima.
Suatu ruang perawatan didalam sebuah rumah sakit idealnya
mempunyai prosedur tetap (Protap) tindakan yang berlaku secara resmi
dan dipahami dan diterapkan oleh seluruh staf ruangan (Depkes. 2014).
Standar Asuhan Keperawatan di Indonesia, standar keperawatan
dipakai sebagai pedoman dan instrumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan yang disusun oleh Depkes (2014), yaitu :
1) Standar I pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan berisi tentang data anamnesa,
observasi yang paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara terus,
menerus tentang keadaan pasien untuk menentukan asuhan
keperawatan sehingga data keperawatan harus bermanfaat bagi semua
anggota tim. Data pengkajian meliputi pengumpulan data,
pengelompokan data, dan perumusan masalah.
2) Standar II diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon pasien yang dirumuskan
berdasakan data status kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan
dengan norma kehidupan pasien, dan komponennya terdiri dari
masalah penyebab dan gejala (PES) bersifat aktual dan potensial dan
dapat ditanggulangi perawat.
3) Standar III perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan asuhan
keperawatan dan rencana tindakan.
4) Standar IV intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara
maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan dan
pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan keluarga.
5) Standar V evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis,
terencana untuk menilai perkembangan pasien.

48
6) Standar VI dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh
perawat selama pasien dirawat inap maupun rawat jalan yang
digunakan sebagai informasi, komunikasi dan laporan. Dokumentasi
dibuat setelah tindakan dilakukan. Sesuai dengan pelaksanaan proses
keperawatan setiap mencatat harus mencantumkan inisial atau paraf
atau nama perawat, menggunakan formulir yang baku, dan disimpan
sesuai peraturan yang berlaku.
Dasar hukum standar profesi keperawatan adalah UU
kesehatan RI No. 23 pasal 53 :
a. Ayat 1 berbunyi tenaga kesehatan memperoleh perlindungan dalam
melaksanakan tugas sesuai profesinya.
b. Ayat 2 berbunyi tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
berkewajiban standar profesi dan pasien.
Standar keperawatan menurut Depkes RI meliputi :
1) Standar pelayanan keperawatan (SPK)
2) Standar asuhan keperawatan (SAK)
Saat ini sedang dikembangkan persamaan penggunakan
bahasa standar dalam penentuan diagnosa keperawatan
berdasarkan NANDA (North American Nursing Diagnosa),
penetapan tujuan dengan NOC (Nursing Outcome
Clasification), dan rencana intervensi dengan NIC (Nursing
Intervention Clasification). Ruang perawatan mempuyai
prosedur tetap semua tindakan perawatan dan SAK (Standar
Asuhan Keperawatan) minimal 10 kasus terbanyak penyakit
yang ada di ruangan namun belum disesuaikan dengan kriteria
diagnosa keperawatan NANDA, NIC-NOC terbaru.
Standar diperlukan untuk menentukan mutu, bagaimana
kegiatan-kegiatan akan dikerjakan dan untuk menilai mutu,
seberapa baik kegiatan-kegiatan dikerjakan.
2. Unsur Proses
a. Proses Manajemen Asuhan Keperawatan
1) Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan professional
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu pelayanan
keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu

49
dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan keperawatan
perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin (Nursalam,
2016).
Ciri-ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain (1)
Memenuhi standar profesi yang ditetapkan, (2) Sumber daya untuk
pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efektif, dan
efisien, (3) Aman bagi klien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi
jasa pelayanan, (4) Memuaskan bagi klien dan tenaga keperawatan
serta, (5) Aspek sosial, ekonomi, budaya, etika dan tata nilai
masyarakat dipehatikan dan dihormati (Nursalam, 2016).
Disamping itu prasyaratan untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan antara lain: (1) Pimpinan yang peduli dan mendukung,
(2) Ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan (standar mutu), (3)
Tenaga keperawatan disiapkan melalui upaya peningkatan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan cara diadakan program
diklat, (4) Sarana dan perlengkapan, serta lingkungan yang
mendukung, (5) Tersedia dan diterapkannya standar asuhan
keperawatan (Nursalam, 2016).
Berdasarkan hal tersebut di atas, Direktorat Jendral Pelayanan
Medis, Depkes RI bersama dengan Organisasi Profesi Keperawatan,
telah menyusun Standar Asuhan Keperawatan dan secara resmi X
Standar Asuhan Keperawatan diberlakukan untuk diterapkan di
seluruh Rumah Sakit, melalui SK Direktur Jendral Pelayanan Medik,
No.YM 00.03.2.6.7637 tahun 1993 tentang berlakunya standar asuhan
keperawatan di rumah sakit. Ini berarti bahwa seluruh tenaga
keperawatan di Rumah sakit, dalam memberikan asuhan keperawatan,
harus berpedoman kepada standar asuhan keperawatan (Nursalam,
2016).
UU RI No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 53 ayat 2
dalam penjelasan mendefenisikan standar profesi sebagai pedoman
yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi
secara baik atau secara singkat, dapat dikatakan standar adalah
pedoman kerja agar pekerjaan berhasil dan bermutu. Berdasarkan
penjelasan tersebut maka standar asuhan keperawatan berguna sebagai
kriteria untuk mengukur keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan
(Nursalam, 2016).
Standar Asuhan Keperawatan terdiri dari 6 standar, yaitu :

50
a) Standar pengkajian keperawatan
b) Standar diagnosa keperawatan
c) Standar perencanaan keperawatan
d) Standar pelaksanaan keperawatan
e) Standar evaluasi keperawatan
f) Standar catatan asuhan keperawatan (Depkes RI, 2014).
Proses asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang
melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien,
keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal (Carpenito, 1989 cit Keliat 2006). Sistematika penyusunan
standar asuhan keperawatan sebagai berikut :

a) Standar 1 : Pengkajian Keperawatan


Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari
proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari:
(1) Pengumpulan Data, kriteria :
(a) Menggunakan format yang ada
(b) Sistematis
(c) Diisi sesuai item yang tersedia
(d) Aktual
(e) Absah (valid)
(2) Pengelompokan data, kriteria :
(a) Data biologis
(b) Data psikologis
(c) Data sosial
(d) Data spiritual
(3) Perumusan kriteria masalah:
(a) Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan
pola fungsi kehidupan
(b) Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah
dikumpulkan
b) Standar 2 : Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah diagnosis yang dibuat oleh
perawat profesional yang menggambarkan tanda dan gejala yang
menunjukkan masalah kesehatan yang dirasakan klien dimana
perawat yang berdasarkan pendidikan dan pengalaman mampu
menolongnya (Ali Z, 2002 cit Nurjanah, 2008).

51
Menurut Suarli & Yayan. (2007), diagnosa keperawatan
adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti, tentang masalah
klien serta pengembangan yang dapat dipecahkan atau diubah
melalui tindakan keperawatan.
Diagnosa keperawatan menggambarkan masalah klien baik
aktual, resiko maupun potensial berdasarkan hasil pengkajian data.
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status
kesehatan klien, dianalisis dan dibandingkan dengan fungsi normal
kehidupan klien. Kriteria diagnosa keperawatan:
(1) Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab
kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan klien.
(2) Dibuat sesuai dengan wewenang perawat.
(3) Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan tanda atau
gejala (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).
(4) Bersifat aktual apabila masalah kesehatan klien sudah nyata
terjadi.
(5) Bersifat potensial apabila masalah kesehatan klien
kemungkinan besar akan terjadi.
(6) Dapat ditanggulangi oleh perawat.
c) Standar 3 : Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan, untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan,
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Suarli & Yayan, 2007). Perencanaan keperawatan disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan keperawatan
meliputi:
(1) Menentukan urutan prioritas masalah, adapun pertimbangannya
berdasarkan atas :
(a) Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan
prioritas pertama
(b) Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang
adalah prioritas kedua
(c) Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan
prioritas ketiga
(2) Merumuskan tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria :

52
(a) Spesifik
(b) Measurable, yaitu bisa diukur
(c) Achievable, yaitu bisa dicapai
(d) Realistis
(e) Time, yaitu ada batas waktu
(3) Rencana tindakan, kriteria :
(a) Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
(b) Melibatkan klien atau keluarga
(c) Mempertimbangkan latar belakang budaya klien atau
keluarga
(d) Menentukan alternatif tindakan yang tepat
(e) Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang
berlaku, lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada.
d) Standar 4 : Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana
tindakan yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien
terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan,
pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan
mengikutsertakan klien dan keluarganya.
Kriteria implementasi keperawatan :
(1) Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan
(2) Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio-spiritual klien
(3) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan
dilakukan kepada klien atau keluarga
(4) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
(5) Menggunakan sumber daya yang ada
(6) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik
(7) Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privasi dan
mengutamakan keselamatan klien
(8) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon klien
(9) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam
keselamatan klien
(10) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
(11) Merapikan klien dan alat setiap selesai melakukan tindakan
(12) Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada
prosedur teknis yang telah ditentukan
e) Standar 5 : Evaluasi Keperawatan

53
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis
dan berencana untuk menilai perkembangan klien. Kriteria :
(1) Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
(2) Evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada
rumusan tujuan
(3) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
(4) Evaluasi melibatkan klien, keluarga dan tim kesehatan
(5) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

f) Standar 6 : Catatan Asuhan Keperawatan


Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual.
Kriteria:
(1) Dilakukan selama klien dirawat inap dan rawat jalan
(2) Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan
laporan
(3) Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
(4) Penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan
istilah yang baku
(5) Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
(6) Setiap pencatatan harus mencantumkan initial/paraf/nama
perawat yang melaksanakan tindakan dan waktunya
(7) Menggunakan formulir yang baku
(8) Disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku (Depkes RI,
2010).
2) Kepatuhan Tenaga Keperawatan Terhadap SOP Keperawatan
Dalam melakukan tindakan keperawatan yang baik harus sesuai
dan mengacu pada protap-protap atau standar yang telah ditetapkan
dengan hasil tindakan.
Prosedur tetap merupakan salah satu pedoman kerja bagi setiap
tenaga keperawatan dalam rangka mengimplementasikan praktek
keperawatan profesional.
b. Pelaksanaan Standar Pre causion (kewaspadaan standard)
Menurut (PPI, 2008)
1) Kebersihan tangan
a) Ringkasan teknik:

54
(1) Cuci tangan (40-60 detik): basahi tangan dan gunakan sabun,
gosok seluruh permukaan, bilas kemudian keringkan dengan
handuk sekali pakai, sekaligus untuk mematikan keran.
(2) Penggosokan tangan (20-30 detik): gunakan produk dalam
jumlah cukup untuk seluruh bagian tangan, gosok tangan
hingga kering.
b) Ringkasan indikasi:
(1) Sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien dan di
antara pasien, baik menggunakan maupun tidak menggunakan
sarung tangan
(2) Segera setelah sarung tangan dilepas.
(3) Sebelum memegang peralatan.
(4) Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekret, ekskresi, kulit
terluka, dan benda-benda terkontaminasi, walaupun
menggunakan sarung tangan.
(5) Selama merawat pasien, saat bergerak dari sisi terkontaminasi
ke sisi bersih dari pasien.
(6) Setelah kontak dengan benda-benda di samping pasien.
2) Sarung tangan
a) Gunakan bila akan menyentuh darah, cairan tubuh, sekret, ekskresi,
membran mukosa, kulit yang tidak utuh.
b) Ganti setiap kali selesai satu tindakan ke tindakan berikutnya pada
pasien yang sama setelah kontak dengan bahan-bahan yang
berpotensi infeksius.
c) Lepaskan setelah penggunaan, sebelum menyentuh benda dan
permukaan yang tidak terkontaminasi, dan sebelum pindah ke
pasien lain. Lakukan tindakan membersihkan tangan segera setelah
melepaskan sarung tangan.
3) Pelindung wajah (mata, hidung, dan mulut)
Gunakan 1 masker bedah dan pelindung mata (pelindung mata,
kaca mata pelindung) atau 2 pelindung wajah untuk melindungi
membran mukosa mata, hidung, dan mulut selama tindakan yang
umumnya dapat menyebabkan terjadinya percikan darah, cairan tubuh,
sekret, dan ekskresi.
4) Gaun Pelindung

55
a) Gunakan untuk memproteksi kulit dan mencegah kotornya
pakaian selama tindakan yang umumnya bisa menimbulkan
percikan darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi.
b) Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera mungkin dan
bersihkan tangan.
5) Pencegahan luka tusukan jarum dan benda tajam lainnya
a) Memegang jarum, pisau, dan alat-alat tajam lainnya
b) Bersihkan alat-alat yang telah digunakan.
c) Buang jarum dan alat-alat tajam lainya yang telah digunakan.
6) Kebersihan pernapasan dan etika batuk
a) Seseorang dengan gejala gangguan napas harus menerapkan
langkah-langkah pengendalian sumber.
Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu dan
masker, serta membersihkan tangan setelah kontak dengan sekret
saluran napas.
b) Fasilitas pelayanan kesehatan harus:
(1) Menempatkan pasien dengan gejala gangguan pernapasan akut
setidaknya 1 meter dari pasien lain saat berada di ruang umum
jika memungkinkan.
(2) Letakkan tanda peringatan untuk melakukan kebersihan
pernapasan dan etika batuk pada pintu masuk fasilitas
pelayanan kesehatan.
(3) Pertimbangkan untuk meletakkan perlengkapan/ fasilitas
kebersihan tangan di tempat umum dan area evaluasi pasien
dengan gangguan pernapasan.
7) Kebersihan Lingkungan
Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan
disinfeksi permukaan lingkungan dan benda lain yang sering disentuh
8) Linen
Penanganan, transportasi, dan pemrosesan linen yang telah dipakai
dengan cara:
a) Cegah pajanan pada kulit dan membran mukosa serta kontaminasi
pada pakaian.
b) Cegah penyebaran patogen ke pasien lain dan lingkungan.
9) Pembuangan Limbah
a) Pastikan pengelolaan limbah yang aman.

56
b) Perlakukan limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh,
sekret, dan ekskresi sebagai limbah infeksius, berdasarkan
peraturan setempat.
c) Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara langsung
berhubungan dengan pemrosesan spesimen harus juga
diperlakukan sebagai limbah infeksius.
d) Buang alat sekali pakai dengan benar.
10) Peralatan perawatan pasien
a) Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan
ekskresi harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan
pada kulit dan membran mukosa, kontaminasi pakaian, dan
penyebaran patogen ke pasien lain atau lingkungan dapat dicegah.
b) Bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali perlengkapan yang
digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan pada pasien
lain.
c. Pelaksanaan 9 Patient Safety Solution
WHO Collaboring Centre for Patient Safty pada tahun 2007 resmi
menerbitkan “Nine Life Saving Patient Safety Solutions” (Sembilan Solusi
keselamatan Pasien Rumah Sakit). Komite keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKPRS) mendorong rumah sakit di Indonesia untuk menerapkan
“Sembilan Solusi keselamatan Pasien Rumah Sakit”, lansung atau
bertahap, sesuai dengan kemampuan dan kondisi rumah sakit masing-
masing yaitu: (Kemenkes, 2017).
1) Perhatikan nama obat, rupa, dan ucapan mirip (NORUM) (Look-
Alike-Sound Alike Medication Names)
Nama obat, rupa, dan ucapan mirip, yang membingungkan staf
pelaksana adalah salah satu penyebab yang paling sering dalam
kesalahan obat, dan ini merupakan satu keprihatinan seluruh dunia.
Dengan puluhan ribu obat yang ada saat ini di pasar, maka sangat
signifikan potensi terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama
merk atau generik serta kemasan.
Solusi NORUM ditekankan pada penggunaan protocol untuk
mengurangi resiko dan memastikan terbacanya resep, label atau
perintah yang dicek lebih dulu, maupun pembuatan resep secara
elektronik.
2) Pastikan identifikasi klien

57
Kegagalan yang luas, dan terus-menerus untuk
mengidentifikasi klien secara benar sering mengarah pada kesalahan
pengobatan, transfuse, maupun pemeriksaan.
Rekomendasi ditekankan kepada metode untuk verifikasi
terhadap identitas klien, termasuk keterlibatan klien dalam proses ini,
standarisasi dalam metode identifikasi di semua RS dalam suatu
sistem layanan kesehatan dan partisipasi klien dalam konfirmasi ini
menggunakn protokol untuk membedakan identifikasi klien dengan
nama yang sama.
3) Komunikasi secara benar saat serah terima atau pengoperan klien
Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima antara unit
pelayanan, dan antar tim pelayanan bisa mengakibatkan terputusnya
kesinambungan layanan, pengobatan yang tidak tepat dapat
mengakibatkan cidera terhadap klien.
Rekomendasi ditujukan untuk memperbaiki serah terima klien
termasuk penggunaan protocol untuk mengkomunikasikan informasi
yang bersifat kritis, memberikan kesempatan bagi praktisi untuk
bertanya pada saat serah terima dan melibatkan para klien atau
keluarga dalam proses serah terima.
4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
Penyimpangan pada hal ini seharusnya sepenuhnya dapat
dicegah. Kasus dengan pelaksaan prosedur yang keliru adalah akibat
dari komunikasi yang tidak baik atau tidak adanya komunikasi yang
benar. Faktor yang paling banyak kontribusinya terhadap kesalahan
ini, yaitu kurangnya proses pra bedah yang distandarisasi.
Rekomendasinya adalah untuk mencegah jenis kesalahan
pelaksanaan proses verifikasi pra pembedahan, pemberian tanda pada
sisi yang akan dibedah oleh petugas, dan adanya tim yang terlibat
dalam prosedur untuk menginformasikan identitas klien, prosedur dan
sisi yang akan di bedah.
5) Kendalikan cairan elektrolit pekat
Sementara semua obat-obatan, biologis, vaksin, dan kontras
memiliki profil resiko, cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk
injeksi khususnya adalah berbahaya.
Rekomendasinya adalah membuat standarisasi dari dosis untuk
unit ukuran dan istilah pencegahan atau campur aduk cairan elektrolit
pekat yang spesifik.

58
6) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat transisi atau
pengalihan. Rekonsilisasi medikasi adalah suatu proses yang didesain
untuk mencegah salah obat (medicationerror) pada titik-titik transisi
klien.
Rekomendasinya adalah menciptakan suatu data yang paling
lengkap dan akurat dari seluruh medikasi yang sedang diterima klien.
Juga disebut sebagi “home medicationlist” sebagai perbandingan
dengan daftar saat admisi, penyerahan dan atau perintah pemulangan
bilamana menuliskan perintah medikasi dan komunikasikan daftar
tersebut kepada petugas layanan yang berikut dimana klien akan
ditransfer atau dilepaskan.
7) Hindari salah kateter dan salah sambung selang
Selang, kateter, dan spuit yang digunakan harus didesain
sedemikian rupa agar mencegah kemungkinan terjadinya KTD yang
bisa menyebabkan cidera atas klien melalui penyambungan spuit dan
selang yang salah, serta memberikan medikasi atau cairan melalui
jalur yang keliru.
Rekomendasinya adalah menganjurkan perlunya perhatian atas
medikasi serta pemberian makan (misalnya selang yang benar) dan
bila menyambung alat-alat kepada klien (misalnya menggunakan
sambungan dan selang yang benar).
8) Gunakan alat injeksi sekali pakai
Salah satu keprihatinan global yang terbesar adalah penyebaran
dari HIV, HBV, dan HCV yang diakibatkan oleh pakai ulang dari
jarum suntik.
Rekomendasinya adalah perlunya melarang pakai ulang jarum
di fasilitas pelayanan kesehatan, pelatihan periodik para petugas, di
lembaga-lembaga kesehatan khususnya tentang prinsip-prinsip
pengendalian infeksi, edukasi terhadap klien dan keluarga mengenai
penularan infeksi melalui darah, dan praktek jarum sekali pakai yang
aman.
9) Tingkatkan kebersihan tangan untuk mencegah infeksi nosokomial
Diperkirakan bahwa setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di
seluruh dunia menderita infeksi yang diperoleh di RS. Kebersihan
tangan yang efektif adalah ukuran preventif yang primer untuk
menghindari masalah ini.

59
Rekomendasinya adalah mendorong implementasi penggunaan
cairan, alkohol base hand rubs, yang tersedia pada pelayanan klien,
tersedianya sumber air pada semua kran, pendidikan staf mengenai
teknik kebersihan penerapan tangan yang benar, petunjuk
mengingatkan penggunaan tangan bersih di tempat kerja, dan
pengukuran kepatuhan kebersihan tangan melalui pemantauan atau
observasi dan teknik-teknik yang lain (Nursalam, 2016).
d. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan
Mekanisme kerja dari fungsi-fungsi manajemen dapat digambarkan
dalam skema :

Keinginan kebutuhan Perencanaan

Pengorganisasian

Tujuan
Pengarahan

Informasi Pengkoordinasian

Pengawasan

Gambar 2.2 Skema


mekanisme kerja fungsi-fungsi manajemen
1) Perencanaan (Plan)
Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan
yang berisikan apa yang akan dilakukannya serta bagaimana, kapan
dan dimana akan dilaksanakannya (Marquis, 2011). Perencanaan
dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis
dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam
asuhan keperawatan kepada semua klien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur
organisasi yang dapat dioptimalkan efektifitas staf serta menegakkan
kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi
institusi yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016).

60
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu telah
ditetapkan. Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam
asuhan keperawatan kepada semua klien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur
organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta
menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai
visi dan misi institusi yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016).
Unit perawatan merupakan unit terkecil dalam kegiatan
pelayanan rumah sakit. Perencanaan yang disusun mengacu kepada
kerangka utama rencana strategi rumah sakit dengan
mempertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang yang nyata dan
ancaman eksternal yang harus diantisipasi. Kerangka perencanaan
yang matang sangat membatu dalam upaya melakukan perbaikan
atau inprovisasi apabila dalam perjalanan kegiatan usaha keluaran
yang tidak diharapkan. Dengan demikian perencanaan dapat
dikoreksi tanpa kehilangan waktu dan efisiensi (Nursalam, 2016).
Kerangka perencanaan terdiri dari :
a) Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana langkah
mencapai visi
b) Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi
c) Tujuan, yaitu berisikan tujuan yang ingin dicapai
d) Obyektif, berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai
tujuan
e) Prosedur, berisi pelaksanaan perencanaan
f) Aturan, berisi langkah-langkah antisipasi untuk hal-hal yang
menyimpang (Nursalam, 2016).
Model perencanaan meliputi:
a) Reactive planning, yaitu tidak ada perencanaan, manager
langsung melakukan tindakan begitu menemukan masalah.
Perubahan yang terjadi tidak pasti karena dipengaruhi oleh
masalah dan kondisi yang ada
b) Inactive planning yaitu perencanaan sudah dibuat sejalan dengan
masalah yang muncul (setelah ada bayangan atau perencanaan
dilakukan sejalan dengan perkembangan masalah)
c) Preactive planning yaitu penyusunan perencanaan dengan
mengetahui rencana kedepan pencapaian target yang sudah pasti

61
(sudah jelas dan tidak berubah). Ciri dari perencanaan ini adalah
tujuan yang akan dicapai jelas, terdapat pembatasan waktu
perencanaan berlangsung, terdapat indikator pencapaian target,
resiko dan ketidakpastian jelas.
d) Proactive planning yaitu pembuatan perencanaan dengan
memperhatikan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Masa
lalu digunakan sebagai pengalaman untuk menyusun
perencanaan sekarang dan masa depan, masa sekarang sebagai
pelaksanaan perencanaan, dan masa depan merupakan
perencanaan yang disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan
perencanaan masa lalu dan sekarang (Nursalam, 2016).
Perencanaan berdasarkan periode meliputi :
(1) Perencanaan jangka pendek (target waktu dalam minggu atau
bulan)
(2) Perencanaan jangka menengah (periode dalam satu tahun)
(3) Perencanaan jangka panjang (periode tahun mendatang)
(Nursalam, 2016).
Tugas kepala ruang dalam perencanaan meliputi :
(1) Menyusun rencana kerja kepala unit
(2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang yang bersangkutan
(3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kwalifikasi diruang rawat, koordinasi dengan
instalasi (Nursalam, 2016).
2) Pengorganisasian
Organisasi kepemimpinan murni merupakan jenis struktur
formal paling sederhana dan tertua. Dalam organisasi ukuran tertentu,
struktur kepemimpinan merupakan jenis yang besar kemungkinan
untuk berkembang melalui proses evolusioner karena dengan
peningkatan jumlah pekerjaan yang diselesaikan dan jumlah pekerja
yang mengerjakannya (Nursalam, 2016).
Ada kecenderungan untuk membagi pekerjaan kedalam tugas
khusus dan untuk mengatur pekerja yang terikat dalam tugas yang
sama kedalam kelompok yang jelas menurut definisi pekerja yang
logis.
Pengorganisasian melibatkan semua sumber daya yang ada
dalam suatu sistem orang, modal, dan peralatan dalam kegiatan

62
menuju pencapaian tujuan. Keinginan seorang perawat kepala adalah
memasukkan semua unsur manusia dan situasi kedalam suatu sistem
yang akan mengemban suatu tujuan tertentu dan mengatur mereka
sedemikian rupa sehingga banyak kelompok dapat bekerja sama
kearah pencapaian tujuan (Monica, 2007).
Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang akan
melaksanakan perencanaan, pembagian tugas, wewenang, tanggung
jawab dan mekanisme pertanggung jawaban masing-masing kegiatan
(Nursalam, 2016).
Berdasarkan hal tersebut maka fungsi pengorganisasian dari
Kepala Ruang adalah (Nursalam, 2016) :
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat perincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas
d) Membuat rentang kendali kepada unit membawahi 2 ketua tim
dan ketua tim membawahi 2-3 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan logistik unit
f) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
g) Mendelegasikan saat kepala unit tidak berada di tempat kepada
ketua tim
h) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi klien
i) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya
j) Identifikasi masalah dan cara penanganan
Pengorganisasianpelaksanaan asuhan keperawatan, Hoffart dan
Woods (2004), mendefinisikan model praktek keperawatan (MPKP)
sebagai suatu sistem (struktur, proses, nilai-nilai professional) yang
memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk mendukung pemberian
asuhan keperawatan.
MPKP terdiri dari elemen sub sistem antara lain :
a) Nilai professional (inti MPKP)
b) Pendekatan manajemen
c) Metode pemberian asuhan keperawatan
d) Hubungan professional
e) System kompensasi dan penghargaan (Nursalam, 2016).

63
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ada beberapa
teori mengenai metode asuhan keperawatan. Menurut Gillies (2008),
metode asuhan keperawatan terdiri dari :
a) Metode kasus (total care methode)
Metode ini merupakan metode tertua (tahun, 1880), dimana
seorang klien dirawat oleh seorang perawat selama 8 jam
perawatan. Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan klien saat dia dinas.
Klien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap
pergantian shift dan tidak ada jaminan bahwa klien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan
kasus biasa diterapkan satu klien satu perawat dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti di ruang rawat intensif.
Kelebihan dari metode ini adalah :
(1) Sederhana dan langsung
(2) Garis pertanggung jawaban jelas
(3) Kebutuhan klien cepat terpenuhi
(4) Memudahkan perencanaan tugas
Kekurangan dari metode ini adalah :
(1) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
(2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai
kemampuan dasar yang sama
(3) Tidak dapat dilakukan oleh perawat baru atau kurang
pengalaman
(4) Mahal, perawat professional termasuk melakukan tugas non
profesional
b) Metode fungsional (Functional Nursing)
Metode ini dilakukan pada kelompok besar klien.
Pelayanan keperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda dan
dilaksanaakan oleh perawat yang berbeda dan tergantung pada
kompleksitas dari setiap tugas. Misalnya fungsi menyuntik,
membagi obat, perawatan luka. Metode ini merupakan
manajemen klasik yang menekankan pada efisiensi, pembagian
tugas yang jelas, dan pengawasan yang lebih mudah. Semua
prosedur ditentukan untuk dipakai sebagai standart. Perawat

64
senior menyibukkan diri dengan tugas manajerialnya sedangkan
asuhan keperawatan klien diserahkan kepada perawat yunior.
Meskipun sistem ini efisien namun penugasan secara fungsi
tidak memberikan kepuasan kepada klien dan perawat karena
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien terfragmentasi
menurut tugas atau perasat yang dilakukan.
Cara kerja yang diawasi membosankan perawat karena
berorientasi pada tugas dan sistem ini baik dan berguna untuk
situasi dimana rumah sakit kekurangan tenaga perawat, namun
disisi lain asuhan ini tidak professional dan tidak berdasar pada
masalah klien (Nursalam, 2016).
Keuntungan dari metode ini adalah :
(1) Lebih sedikit membutuhkan perawat
(2) Tugas mudah dijelaskan dan diberikan
(3) Staf mudah menyesuaikan dengan tugas
(4) Tugas cepat selesai
Kekurangan dari metode ini adalah:
(1) Tidak efekttif
(2) Fragmentasi pelayanan
(3) Membosankan
(4) Komunikasi minimal
(5) Tidak holistik
(6) Tidak professional
(7) Tidak memberikan kepuasan kepada klien dan perawat
c) Metode tim (Team Nursing)
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok klien. Ketua tim bertanggung jawab membuat
perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan untuk semua klien
yang ada dibawah tanggung jawab timnya. Anggota tim
melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien sesuai
perencanaan yang telah dibuat oleh ketua tim (Nursalam, 2016).
Tujuan keperawatan ini adalah memberikan asuhan
keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan sejumlah
staff yang tersedia.
Keuntungan dari metode ini adalah :
(1) Memberikan kepuasan bagi perawat dan klien

65
(2) Kemampuan anggota tim dikenal dan dimanfaatkan secara
optimal
(3) Komprehensif dan holistik
(4) Produktif, kerjasama, komunikasi dan moral
Kekurangan dari metode ini adalah :
(1) Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
(2) Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi
(3) Membingungkan bila komposisi tim sering diubah
(4) Banyak kegiatan keperawatan dilakukan oleh perawat non
profesional
d) Metode Primer (Primary Nursing)
Metode ini merupakan suatu metode penugasan kerja
terbaik dalam suatu pelayanan dengan semua staff keperawatan
yang professional. Pada metode ini setiap perawat primer
memberikan tanggung jawab penuh secara menyeluruh terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan mulai dari
klien masuk sampai keluar dari rumah sakit, mendorong praktek
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara klien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, mengimplementasikan, dan
mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama klien dirawat
(Nursalam, 2016).
Penanggung jawab dilaksanakan oleh perawat primer (PP).
Setiap PP merawat 4-6 klien dan bertanggung jawab terhadap
klien selama 24 jam dan dari klien masuk sampai klien pulang.
Terdapat kontinuitas asuhan keperawatan yang bersifat
komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam satu
group PP mempunyai beberapa PA dan perawatan dilanjutkan
oleh PA (Nursalam, 2016).
Kelebihan dari model primer ini adalah model ini bersifat
continue dan komprehensif dalam melakukan proses
keperawatan kepada klien dan perawat primer mendapatkan
akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
pengembangan diri. Keuntungan yang dirasakan adalah klien
merasa dimanusiakan kerena terpenuhinya kebutuhan secara
individu. Selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan

66
tercapai pelayanan yang efektif terhadap perawatan, dukungan,
proteksi, informasi dan advokasi (Nursalam, 2016).
Kelemahan dari model ini adalah model ini hanya dapat
dilaksanakan oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang memadai dengan kriteria asertif, mampu
mengatur diri sendiri, kemampuan pengambilan keputusan yang
tepat, penguasaan klinik, akuntabel, mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
Supervisor Sarana puskesmas
Dokter

Koordinator
Keperawatan

Klien

Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana


pagi sore malam

Gambar 2.3 Bagan Skema Diagram Model Keperawatan Primer

(2) Uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari PP dan PA


Tugas PJ ruang keperawatan yang mendukung pelaksanaan
system pemberian asuhan keperawatan dengan Metode Primer
Modifikasi:
(a) Membagi staf keperawatan ke dalam tim MPM sesuai dengan
kemampuan dan beban kerja
(b) Membuat jadwal koordinasi dengan PP
(c) Membagi klien kepada grup MPM sesuai dengan kemampuan
dan beban kerja
(d) Mengikuti operan tugas perawat dari jaga malam
(e) Melakukan pertemuan pagi (meeting morning) dengan semua
staf ruangan
(f) Memfasilitasi dan memdukung kelancaran tugas PP dan PA
(g) Melakukan supervise dan memberikan motivasi seluruh staf
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal
(h) Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
sesuaidengan kebutuhan klien.

67
(i) Mendelegasikan tugas kepada penanggung jawab jaga pada jaga
siang/malam/libur.
(j) Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf melalui daftar
hadir yang ada di ruangan
(k) Berperan sebagai konsultan bagi PP (Nursalam, 2016).
(3) Tugas Perawat Primer
(a) Bertugas pada pagi hari
(b) Bersama PA menerima operan tugas jaga dari PA yag tugas jaga
malam.
(c) Bersama PA melakukan konfirmasi/supervise tentang kodisi
klien segera setelah selesai operan tugas jaga setiap klien
(d) Bersama PA melakukan doa bersama sebagai awal dan akhir
tugas, dilakukan setelah selesai operan tugas jaga malam.
(e) Melakukan pre conference dengan semua PA yang ada dalam
groupnya pada setiap awal dinas pagi
(f) Membagi klien kepada PA sesuai kemampuan dan beban kerja.
(g) Melakukan pengkajian, menentukan masalah/ diagnosa, dan
perencanaan keperawatan kepada semua klien yang menjadi
tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam medis keperawatan
(h) Memonitor dan membimbing tugas PA
(i) Membantu tugas PA untuk kelancaran pelaksanaan asuhan
keperawatan klien
(j) Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan askep yang
dilakukan oleh PA yang ada di bawah tanggungjawabnya.
(k) Melakukan evaluasi hasil kepada setiap klien sesuai tujuan yang
ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti pada
rekam medis keperawatan.
(l) Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan
menerima laporan akhir tugas jaga dari PA untuk persiapan
operan tugas jaga berikutya.
(m) Memperkenalkan PA yang akan merawat klien selama klien
dirawat kepada klien baru/keluarganya
(n) Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan
lain setiap seminggu sekali
(o) Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin tim
keperawatan di ruangan minimal 11 kali
(p) Menyelenggarakan diskusi kasus sesuai prosedur

68
(q) Meleksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
(r) Menggantikan tugas penanggung ruang pada pagi hari jika
penanggung jawab ruang tidak ada.
(s) Mendelegasikan tugas PA pada S/M/HL
(t) Memberikan bimbingan mahasiswa praktek yang ada dalam
groupnya dalam rangka orientasi dan pelaksanaan praktek
keperawatan
(u) Menginformasikan peraturan dan tata tertib yang berlaku pada
klien/keluarga
(v) Melakukan visite perkembangan klien serta persiapan klien
pulang
(w) Menerima konsultasi atau keluhan klien dan berusaha
mengatasinya.
(x) Membuat laporan tugas kepada kepala ruang setiap akhir tugas
(y) Mengikuti pertemuan ilmiah RS (Nursalam, 2016).
(4) Tugas Perawat Anggota (PA)
(a) Melaksanakan opera tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan
kepada PA yang ada dalam satu groupnya
(b) Melakukan konfirmasi tentang kondisi klien segera setelah
selesai operan setiap klien
(c) Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga
(d) Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiaap awal tugas
pagi
(e) Melakukan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi
tanggungjawab dan ada bukti di rekam medis keperawatan
(f) Melakukan monitoring respon klien dan ada bukti di rekam
keperawatan
(g) Melakukan konsultasi tentang msalah klien/ keluarga kepada PP
(h) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada klien
yang menjadi tanggungjawabnya dan ada bukti di rekam medis
keperawatan.
(i) Menerima keluhan klien/keluarga dan berusaha mengatasinya.
(j) Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua klien yang
menjadi tanggungjawabnya.

69
(k) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akhir tugas pada
semua klien yang menjadi tanggungjawabnya dan ada bukti di
rekam medis keperawatan.
(l) Mngikuti post conference yang diadakan oleh PP pada tiap akhir
tugas dan melakukan kondisi/perkembangan semua klien yang
menjadi tanggungjawab pada PP.
(m) Bila PA tidak ada, wajib mengenalkan PA yang ada dalam
groupnya yang akan memberikan asuhan keperawtan pada jaga
berikutnypa pada klien dan keluarga.
(n) Melaksanakan pendelegasian tugas PA pada S/M/L
(o) Berkoordinasi dengan penanggungjawab tugas jaga/dokter/tim
kesehatan lain bila ada masalah pada klien pada S/M/L
(p) Mengikutidiskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain, setiap
seminggu sekali
(q) Mebantu melakukan bimbingan praktek klinik keperawatan
kepada peserta didik keperwatan.
(r) Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di
ruangan
(s) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas PA (Nursalam,
2016).
3) Actuating atau menggerakkan
Fungsi manajemen merupakan fungsi pengarahan semua
kegiatan yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah dirumuskan dalam fungsi
perencanaan. Pengarahan adalah membuat atau mendapatkan staff
melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
Pengarahan melibatkan kualiatas, gaya, kekuasaan pemimpin,
(komuunikasi, motivasi dan disiplin) (Nursalam, 2016).
Menurut Swanburk (2000), pengarahan adalah elemen tindakan
dari manajemen keperawatan, proses interpersonal dengan petugas
keperawatan. Pengarahan sering disebut sebagai fungsi memimpin dari
managemen keperawatan. Ini meliputi proses pendelegasian,
pengawasan, koordinasi dan pengendalian implementasi rencana
organisasi.
Menurut Douglas (2008), actuating adalah pengeluaran
penugasan, pesanan dan instruksi yang memungkinkan pekerja
memahami apa yang diharapkan darinya dan pedoman serta

70
pandangan pekerja sehingga ia dapat berperan secara efektif dan
efisien untuk mencapai obyektif organisasi.
Koesoema (2006), menjelaskan beberapa cara manager
merangsang bawahanya agar pelaksanakan kegiatan meningkat dalam
rangka mencapai tujuan organisasi :
a) Motivasi
Motivasi merupakan proses dengan apa seorang manager
merangsang bawahnya untuk bekerja dalam rangka mencapai
sasaran organisasi. Teori model motivasi yang perlu diterapkan
dalam rangka mencapai sasaran organisasi adalah:
(1) Model tradisional: menaikkan sistem upah untuk memotivasi
para karyawan
(2) Model hubungan antar manusia: kontak sosial yang dialami
karyawan baik di dalam kerja maupun di luar jam kerja.
b) Kemampuan individu
Untuk menunjukkan organisasi, disamping juga penting
untuk menelaah kemampuan individu. Bila sudah menjadi
karyawan tentu tugas manajer meng-upgrade, mengadakan
training, kursus dan sebagainya secara berkelanjutan untuk
memajukan pengetahuannya.
4) Controlling atau Pengawasan
Pengawasan adalah membandingkan hasil kinerja dengan
standar dan mengambil tindakan korektif bila kinerja yang didapat
tidak sesuai dengan standar (Nursalam, 2016). Pengawasan melalui
komunikasi mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun pelaksanan mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien:
Fungsi pengawasan mencakup 4 unsur yaitu :
a) Penetapan standar pelaksanaan
b) Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan
c) Pengukuran pelaksanaan nyata dibandingkan dengan standar
yang ditetapkan
d) Pengambilan tindakan koreksi (Nursalam, 2016).
Pelaksanaan pengawasan/supervisi antara lain yaitu:
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau
mengawasi kelemahan yang ada saat itu juga

71
b) Pengawasan tidak langsung dengan mengecek daftar hadir
perawat yang ada, membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan, mendengar laporan dari PP mengenai
pelaksanaan tugas.
c) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana perawatan yang telah disusun bersama PP.
d) Mengaudit (Nursalam, 2016).
Menurut buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di RS,
tugas kepala unit sebagai kontroling/pengawasan, pengendalian dan
penilaian meliputi :
a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan.
b) Mengawasi dan menilai siswa /mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program
bimbingan yang telah di tentukan.
c) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada
dibawah tanggungjawabnya
d) Mengawasi, mengendalikan, dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, pralatan dan obat-obatan
e) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar
yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan tim
pengendalian mutu asuhan keperawatan
Untuk keperluan evaluasi hasil kerja diperlukan dahulu
persiapan antara lain :
a) Standart operating prosedur
b) Standar therapy and diagnosis (Nursalam, 2016).
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi
terakhir dan proses managemen dan ada 3 macam, yaitu:
a) Pengendalian pendahuluan yaitu pengendalian dipusatkan pada
permasalahan pencegahan timbulnya penyimpangan-
penyimpangan dari bawahan terhadap kinerja pemberi pelayanan
keperawatan, baik dari sumber daya SDM, bahan, alat maupun
dana.
b) Concurent control, pengendalian berlangsung saat pekerjaan
berlangsung guna memastikan sasaran tercapai.

72
c) Feedback control, pengendalian untuk mengontrol terhadap hasil
dari pekerjaan yang telah diselesaikan, bila ada penyimpangan
merupakan pelajaran untuk aktivitas yang sama dimasa yang
akan datang (Nursalam, 2016).
e. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan
dengan seni dan penyembuhan dapat diartikan bahwa terapeutik adalah
sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan (As.Hrnyby 1974 cit
Intansari 2000).
Tujuan hubungan dari terapeutik menurut Stuart & Sundeen (1995)
adalah kesadaran diri, penerimaan diri, dan meningkatnya kehormatan
diri, identitas pribadi yang jelas dan meningkatnya integritas pribadi,
kemampuan untuk membentuk suatu keintiman, saling ketergantungan
hubungan interpersonal, dengan kapasitas memberi dan menerima cinta,
serta mendorong fungsi dan meningkatkan kemampuan terhadap
kebutuhan yang memuaskan dan mencapai tujuan pribadi yang realistik.
Empat fase dari proses hubungan terapeutik :
1) Fase preinteraksi
a) Mengumpulkan data tentang klien
b) Menyiapkan alat
c) Mencuci tangan
2) Fase introductory/orientasi
a) Memberikan salam dan tersenyum pada klien
b) Melakukan validasi
c) Memperkenalkan nama perawat
d) Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
e) Menjelaskan tanggungjawab perawat dan klien
f) Menjelaskan peran perawat dan klien
g) Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
h) Menjelaskan tujuan
i) Menjelaskan waktu
j) Menjelaskan kerahasiaan
3) Fase kerja
a) Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya
b) Menanyakan keluhan utama
c) Memulai kegiatan dengan cara yang baik
d) Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana

73
e) Mencuci tangan
4) Fase terminasi
a) Menyimpulkan hasil wawancara : evaluasi proses dan hasil
b) Memberikan reinforcement positif
c) Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)
d) Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik (Nursalam, 2016).
f. Proses Manajemen Bimbingan Praktek Klinik Keperawatan (PKK)
Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional
melalui kerja sama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga
kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan
lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya (Nursalam, 2016).
Bimbingan klinik adalah segala bentuk tindakan edukatif yang
dilaksanakan oleh pembimbing klinik untuk memberikan pengetahuan
nyata secara optimal dan membantu peserta didik agar mencapai
kompetensi yang diharapkan (Nursalam, 2016).
Praktek klinik adalah suatu bentuk pengalaman belajar yang
dilaksanakan dalam tatanan pelayanan kesehatan secara nyata dimana
peserta didik dihadapkan langsung dengan klien dan situasi yang nyata.
Peserta didik berkesempatan dalam melatih diri melaksanakan asuhan
keperawatan profesional (Nursalam, 2016).
ICN mendefinisikan praktek keperawatan sebagai cara untuk
membantu individu atau kelompok mempertahankan atau mencapai
kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan yang mengkaji status
kesehatan klien, menetapkan diagnosa keperawatan, rencana, tindakan
keperawatan untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi respon klien
terhadap intervensi yang diberikan (Nursalam, 2016).
Tujuan dari bimbingan klinik adalah membantu peserta didik
menyesuaikan diri dengan lingkungan praktek, memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman kerja profesional,
membantu peserta didik mengatasi masalah yang dihadapi di lahan
praktek, dan membantu peserta didik mencapai tujuan praktek klinik
(Nursalam,2016).
Dalam usaha meningkatkan keterampilan mahasiswa perawat yang
melaksanakan praktek klinik, mahasiswa harus mendapatkan bimbingan
dari pembimbing PKK yang telah ditunjuk. Untuk memberikan proses
bimbingan yang baik kepada mahasiswa maka harus memenuhi standar
pelaksanaan yang telah dibuat. Pembimbing klinik ditetapkan melalui SK

74
pembimbing klinik yang dikeluarkan oleh rumah sakit, yang mempunyai
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain persyaratan
profesional, persyaratan pribadi dan persyaratan sosial.
1) Organizing
a) Penerimaan
Peserta didik diserahkan oleh direktur atau pembimbing
pendidikan kepada direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul
atau pejabat yang ditunjuk.
b) Orientasi
(1) Umum
Orientasi mengenai struktur kepengurusan, tempat
pelayanan maupun unit-unit yang ada dalam organisasi RSUD
secara keseluruhan atau umum baik dari fungsional dan
struktural.
(2) Khusus
Orientasi ruang perawatan, orentasi klien, menitipkan
pembimbing klinik, penjelasan pelaksana PKK. Untuk
penjelasan pelaksanaan PKK, bimbingan dilakukan oleh
pembimbing klinik. Pembimbing klinik adalah seorang tenaga
perawat yang profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab membimbing secara langsung peserta didik (Nursalam,
2016).
Dalam proses bimbingan pembimbing klinik berperan dalam:
(1) Melakukan kerjasama dengan pembimbing akademik dalam
rangka kelancaran pelaksanaan bimbingan PKK sesuai
dengan metode yang telah ditentukan
(2) Mengikuti kegiatan sesuai dengan yang telah ditentukan
(3) Mempersiapkan kelengkapan bahan peralatan dan klien yang
akan dijadikan sumber pengalaman kerja
(4) Mengikutkan peserta didik dalam kerja keperawatan
(5) Memotivasi minat dan semangat belajar untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik
(6) Memfasilitasi peserta didik saat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien
(7) Mengetahui klien kelolaan peserta didik
(8) Memantau pelaksanaan praktek yang meliputi kemampuan,
ketaatan serta memberikan teguran bila terjadi pelanggaran

75
(9) Mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam rangka
pencapaian target kompetensi yang diharapkan.
(10) Mengesahkan pencapaian target kompetensi peserta didik
(Nursalam, 2016).
2) Actuating
Pengarahan dilakukan dengan metode bimbingan yang
dilakukan, antara lain:
a) Pre-post conference
Dilakukan oleh peserta didik, pembimbing klinik dan
pembimbing akademik.
b) Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik
keperawatan yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mentrasnsfer dan mempraktekkan pengetahuan yang didapat di
kelas dan di lab dengan kunjungan secara langsung kepada klien.
c) Bed side teaching
Bed side teaching adalah bentuk pembimbingan yang
dilakukan oleh pembimbing klinik di samping klien.
d) Monitoring kehadiran dan kompetensi peserta didik
e) Bimbingan pelaksanaan tindakan perawatan
f) Diskusi dan laporan individu (Nursalam, 2016).
3) Controling
Controlling terhadap mahasiswa praktek dilakukan melalui:
a) Tata tertib
b) Observasi
c) Reward dan punishment
d) Langsung dari pembimbing PKK dan pembimbing akademik
(Nursalam, 2016).

76
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN PERENCANAAN

A. Profil Dan Gambaran Umum RS PKU Muhammadiyah Wonosari


1. Gambaran Umum RS PKU Muhammadiyah Wonosari
a. Sejarah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gunungkidul
dan pengelola Balai Pengobatan PKU Muhammadiyah memilki masa
transisi perubahan layanan kesehatan. Dengan berbagai pertimbangan
PDM memiliki visi kedepan bahwa BP PKU Muhammadiyah Wonosari
tidak hanya dikembangkan menjadi klinik namun menjadi Rumah Sakit
yang mampu melayani warga Muhammadiyah pada khususnya dan
masyarakat Gunungkidul pada umumnya.
Pada tahun 2011 sampai dengan 2013 BP PKU Muhammadiyah
berproses menjadi Rumah Sakit. Pada tahun-tahun ini merupakan
pembentukan dasar pendirian rumah sakit. Pada tahun 2014 awal tahun
diterbitkannya Surat Izin Rumah Sakit Sementara dengan masa berlaku 6
bulan dan pada tanggal 25 September 2014 terbitlah surat izin Rumah
Sakit Sementara yang ke dua dengan No 503/9534/7.RS/IX/2014 yang
berlaku 6 bulan.
Dengan mengoptimalkan daya dan usaha maka pada tanggal 03 Juli
2015 tercapailah cita-cita Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten
Gunungkidul membentuk Rumah Sakit Tipe D dengan diterbitkannya
Surat Izin Operasional Rumah Sakit dengan Nomor
503/2077/38.RS/VII/2015 dengan nama RS PKU Muhammadiyah
Pelayanan kesehatan pada tahun 2016 telah mengalami peningkatan
yang cukup pesat yaitu pelayanan penjaminan (BPJS dan JamKesta DIY)
dan pelayanan medis dengan 4 spesialis dasar yaitu Spesialis Bedah,
Spesialis Anak, Spesialis Dalam dan Spesialis Kandungan, dan 3 Spesialis
tambahan yaitu Spesialis Jiwa, Spesialis Syaraf dan Spesialis Anastesi
b. Tujuan RS PKU Muhammadiyah Wonosari

Tujuan Umum :
Pembangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari
dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat utamanya pada strata menengah ke bawah,
dengan tanpa membedakan suku, ras, agama maupun
golongan.

1
Tujuan Khusus:
1) Optimalisasi pelayanan kesehatan kepada umat,
khususnya warga Muhammadiyah.
2) Meningkatkan kemmapuan dan profesionalisme Balai
Pengobatan PKU Muhammadiyah Wonosari menjadi
Rumah Sakit Profesional.
3) Sebagai pusat pendidikan dan pengembangan dibidang kesehatan
4) Penambahan fasilitas kesehatan Rumah Sakit sehingga
terciptanya pelayanan kesehatan yang lebih optimal.
5) Optimalisasi kegiatan pelayanan kesehatan baik di Instalasi
Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Tindkaan Operasi, Instalasi Rehabilitasi Medik,
Instalasi Radiologi, Instalasi Laboratorium, Instalasi
Persalinan ataupun Instalasi HCU dan Pelayanan
Penjaminan Kesehatan Nasional mellaui Jamkesos ataupun
Penjaminan Kesehatan yang lainnya.
6) Mingkatkan kemampuan dan profesionalisme seluruh
karyawan baik medis maupun non medis
7) Meningkatkan daya saing terhadap sarana kesehatan
lainnya di sekitar Wonosari, Gunungkidul.
c. Visi dan misi RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Visi: Menjadi Rumah Sakit yang Berkemajuan, Optimal, dan Islami
Misi:
a. Mewujudkan pelayanan yang inovatif dan berkembang
b. Meningkaktkan sarana dan pra sarana untuk mendukung mutu
pelayanan
c. Mencetak kwalitas manusia yang pembelajar dan berakhlak baik
d. Membangun dan memperkuat kerjasama dan jejaring kesehatan
untuk mempermudah aksesibilitas pelayanan dan dakwah
e. Peduli duafa dengan aksi nyata berkelanjutan
f. Membangun tim dan sistem managemen yang efektif ramping dan
kompeten
d. Strategi kegiatan RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Adapun kegiatan yang dilaksanakan RS PKU Muhammadiyah
Wonosari adalah sebagai berikut:

1) Pengajian bulanan kariawan dilaksanakan setiap bulan


pada hari sabtu dan minggu kedua atau ketiga bulan

2
berjalan yang bertempat di masjid diserambi masjid baitul
huda
2) Kajian kariawan dilaksanakan tiga kali dalam seminggu
pada hari senin, rabu dan sabtu.
3) Baksos
a) Baksos bekerjasama dengan SMK Muhammadiyah 1 Playen
b) Baksos yang bekerjasana dengan media info gunung kidul
c) Baksos dan tanggap bencana dengan LPB Pimpinan daerah
Gunung Kidul
d) Baksos karang mojo sekaligus pembukaan jejaring dokter
keluarga
e) Baksos dan penyerahan kartu BPJS kesehatan
4) Sunatan massal
a) Sunatan massal yang bekerjasama dengan pondok pesantren
Darussholihin
b) Sunatan massal yang bekerjasama dengan Kodim Wonosari
5) Sosialisasi
a) Sosialisasi layanan pasien dengan gratis yang bekerjasama
dengan Lazizmu GK
b) Sosialisasi perekrutan 100 orang peserta jaminan kesehatan
yang ditanggung Lazizmu
c) Sosialisasi pelayanan RS PKUMuhammadiyah Wonosari
d) Penyerahan kartu jaminan kesehatan oleh Lazizmu
e. Kedudukan RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Rumah sakit umum PKU Muhammadiyah Wonosari adalah rumah
sakit dibawah persyarikatan Muhammadiyah (pemimpin daerah
Muhammadiyah kabupaten gunung kidul) yang beralamat di JL,Ki
Demang wonopawiro, Kemorosaro II RT 07 RW 07 Piayaman, Wonosari
gunung Kidul DI Yogyakarta, Yang memiliki batas-batas wilayah:
1. Utara: Kantor PKU Muhammadiyah Wonosari
2. Timur: Lahan kosong
3. Barat: Masjid Baitul Huda
4. Selatan: Lahan kosong
RS PKU Muhammadiyah Wonosari beralamat di JL,Ki Demang
wonopawiro, Kemorosaro II RT 07 RW 07 Piayaman, Wonosari
Gunungkidul DI Yogyakarta, disebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Karang Mojo dan Kecamatan Semanu, disebelah barat

3
berbatasan dengan Kecamatan Paliyan dan Kecamatan Playen, disebelah
utara berbatasan dengan Kecamatan
f. Tugas pokok dan Fungsi RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Tugas Pokok RS PKU Muhammadiyah Wonosari yaitu :
Sebagai Rumah Sakit Umum Swasta melaksanakan pelayanan medik
dasar spesialistik dalam bentuk rumah sakit umum, sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 920/MENKES/PER/XII/1986, Bab III pasal
4.
Pada RS PKU Muhammadiyah Wonosari memiliki pelayanan
kesehatan tugas dasar di antaranya UGD dan Poli umum, Poli klinik gigi,
spesialis penyakit dalam, spesialis kesehatan jiwa, spesialis anak, spesialis
bedah, spesialis syaraf, spesialis mata, spesialis kandungan dan
kebidanan, spesialis urologi, radiologi, hemodialisa, konsultasi gizi,
fisioterapi dan pelayanan BPJS, apabila pemeriksaan dan tindakan di RS
PKU Muhammadiyah Wonosari tidak memadai, RS PKU
Muhammadiyah Wonosari melakukan rujukan ke Rumah Sakit daerah
setempat.
Fungsi Wewenang persyarikatan dan Direksi
Tabel 3.1
Wewenang Persyarikatan dan Direksi
No Fungsi Wewenang Wewenang
Persyarikatan Direksi
1 Penetapan misi Menilaim Memahami dna
memperbaiki dan menjalani misi
menetapkan misi RS
RS
2 Penetapan tujuan RS Menilai, Memahami,
memperbaiki, merencanakan
membuat dna untuk mencapai
menetapkan tujuan
tujuan RS
3 Penetapan kebijakan Mengevaluasi, Menyiapkan data,
membuat dan memberi saran,
menetapkan dan menjalankan
kebijakan kebijakan
4 Mengatur sumber daya RS Mengawasi dan Mengatur,
mengevaluasi memanfaatkan
penggunaan menambah dan
sumber daya mengurangi
sumber daya
5 Menjalankan fungsi Menerima Melaksanakan,
manajemen laporan, perencanaan,
mengevaluasi pengorganisasian,
dan meemberi pengendalian,
saran pada dan evaluais yang
pelaksanaan sesuai dengan

4
manajemen tujuan RS dan
kebijakan yang
dibuat
6 Menjalankan operasional Menerima Mengatur,
laporan menjalankan, dan
melakukan menghentikan
observasi, dan kegiatan
memberi saran operasional
sesuai dnegan
keharusan

g. Struktur Organisasi RS PKU Muhammadiyah Wonosari

2. Gambaran Umum Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah


a. Profil Ruangan
Ruang rawat inap Arafah memberikan pelayanan pada pasien baik
laki-laki maupun perempuan yang mengalami masalah terkait penyakit
dalam dan saraf. ruang rawat inap Arafah dipimpin oleh satu kepala ruang.
Ruang rawat inap memiliki kapasitas 21 bed dengan spesifikasi:
1) Ruangan 1 memiliki 7 bed tempat tidur khusus laki-laki
2) Ruangan 2 memiliki 7 bed tempat tidur khusus perempuan
3) Ruangan 3 memiliki 7 bed tempat tidur laki-laki dan perempuan
b. Fasilitas Ruangan Perawatan Pasien
1) Ruang perawatan kelas III
Ruang perawatan dihuni oleh 7 pasien, fasilitas ruang perawatan umum
meliputi bed pasien, bantal, selimut, lemari makanan, tiang infus, lampu
penerangan, bel, gorden, kipas angin.

5
c. Pelayanan Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di Ruang Rawat Inap Arafah
RS PKU Muhammadiyah sebagai berikut:
1) Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik Penyakit-penyakit akut
maupun kronis yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan
kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.
2) Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh
sekaligus melakukan pelaksanaan spesifik problema dasar.
3) Pemantauan fungsi vital tubuh dan pelaksanaan terhadap
komplikasi yang ditimbulkan oleh Penyakit.
4) Memberikan bantuan psikologis pada pasien untuk membantu
proses penyembuhan penyakit.

6
d. Gambar Denah Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah

DENAH RUANG RAWAT INAP ARAFAH


RS PKU MUHAMMADIYAH

Rawat Rawat Inap u


Rawat Linen
Inap 2 1
Inap 3 Saraf dan Saraf dan Toilet
Penyakit Penyakit
dalam dalam Nurse Station
Gabungan (Perampuan) (Laki-Laki) Araffah
HD
Londry Lorong Ruangan Arafah
Gud
ang
Linen Kotor

Ruang CSSD
s

Gambar 3. 2 Gambar Denah Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah


Sumber : hasil observasi Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah 2022

90
Analisa: Di ruang rawat inap Arafah pintu utama berhadapan dengan Ruangan
CSSD, ruang Arafah terletak sebelah timur ruang Hemodialisa, Ruang Arafah
memiliki fasilitas 21 bed yang terbagi dalam 3 ruangan, dimana tiap ruangan telah
difasilitasi toilet, AC, lemari. Ruang 1 berjumlah 7 bed untuk Ruang rawat inap
saraf dan penyakit dalam khusus laki-laki terletak di sebelah barat nurse station
dan Ruang 2 berjumlah 7 bed umtuk Ruang rawat inap saraf dan penyakit dalam
khusus perempuan yang terletak di barat ruang 1 dan Ruang 3 berjumlah 7 bed
untuk Ruang rawat inap saraf dan penyakit dalam apabila ruangan 1 dan 2 full.
Tempat linen bersih dan toilet berada di belakang ruang nurse station. Di depan
ruang 3 terdapat ruang khusus linen kotor.

91
e. Bagan Struktur Organisasi Ruang rawat Inap Arafah

Penanggung Jawab Kepala Ruang


(Dewi Hartanti, S.Kep., Ns)

Dokter Penanggung Jawab P.Dalam


(dr. Eko Darmawan, M.Sc.,Sp.PD)
(dr. Mradipta Arya Manubawa, Sp.PD

Dokter Penanggung Jawab Saraf


(dr. Wijayanti, Sp.S)
(dr. Bithonah, Sp.N)

PN 1 PN 2
(Mey D, Amd.Kep) (Lani A, Amd.Kep)

AN AN

1. Latifah F, Amd.Kep
1. Risa N, S.Kep., Ns
2. Rahmat F, AMK
2. Yofi Indriana, Amd.Kep
3. Etika K, Amd.Kep
3. Bety K, Amd.Kep
4. Wahyu S, Amd.Kep

Gambar 3.3 Bagan Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari

Analisa: Berdasarkan bagan struktur organisasi ruang rawat inap Arofah RS


PKU Muhammadiyah Wonosari, bahwa ruangan tersebut terdiri dari 1 Kepala
Ruangan, 2 dokter spesialis penyakit dalam, 2 dokter spesialis syaraf, 2 Primery
Nurse, 7 perawat associate.

92
f. Tarif Pelayanan rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Tabel 3.2
Tarif Pelayanan Tindakan di Ruang Ranap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari
NO. NAMA TINDAKAN TARIF
1. Aff DC Kateter 12.000,-
2. Aff Drain 12.000,-
3. Aff Gips IGD 48000,-
4. Aff Hecting 1-5 12.000,-
5. Aff Hecting 11-15 38.500,-
6. Aff Hecting16-20 52.000,-
7. Aff Hecting 21-25 59.500,-
8. Aff Hecting 6-10 24.000,-
9. Aff Hecting >25 76.000,-
10. Aff Infus 12.000,-
11. Aff NGT 12.000,-
12. AFF Tampon Hemoroid 15.000,-
13. Asuhan keperawatan perpasien/hari 7.000,-
14. Bilas lambung 88.000,-
15. Biopsy aspirasi jarum halus 200.000,-
16. Decubitus matras 45.000,-
17. Dressing infus dewasa 15.000,-
18. Injeksi IV,IM,SC perpasien 16.500,-
19. Pasang DC 35.000,-
20. Pasang Infus anak 25.000,-
21. Pasang Infus dewasa 22.500.-
22 Nebulizer pasien 20.000.-
23 Pasang mayo 7500.-
24 Pasang monitor 10.000.-
25 Pasang NGT 25.000.-
26 Pasang O2 12.500.-
27 Pasang syring pump/infus pump 17.500.-

93
28 Pasang tampon 7.500.-
29 Pemberian makan lewat NGT perpasien 70.000.-
30 Perawatan luka >25 cm perpasien 32.000.-
31 Perawatan luka bakar >20% perpasien 27.000.-
32 Perawatan luka dengan jahitan perpasien 16.000.-
33 Perawatan WSD 10.000.-
34 Resusita 50.000,-
35 Resusitasi dengan NTT 50.000.-
36 Skin test 15.000.-
37 Suction perpasien 20.000.-
Sumber: Data Primer Tarif Pelayanan Rawat Inap Arafah

B. Unsur Input
1. Man (Manusia)
a. Pasien
1) Distribusi Jumlah Pasien Di rawat inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah pada bulan Mei-Juli 2022
Tabel 3. 2
Distribusi Jumlah Pasien Di rawat inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Pada bulan Mei-Juli 2022

Jenis Kelamin Jumlah


No Bulan
Laki-Laki Perempuan Pasien
1 Mei 46 29 75
2 Juni 40 36 76
3 Juli 51 35 86
Jumlah 137 100 237
Sumber: Buku Register Pasien Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Bulan Mei-Juli 2022

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa pasien di


ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Wonosari, paling
banyak pada bulan Juli yaitu sebanyak 86 orang dengan jumlah
pasien perempuan 35 pasien, pasien Laki-laki 51, dan jumlah
pasien pada bulan Mei sebanyak 75 pasien laki-laki 46 orang,

94
pasien perempuan, pada bulan Juni jumlah pasien sebanyak 76
pasien, pasien laki-laki 40 orang pasien perempuan 36 orang.
2) Ditribusi Sepuluh Besar Penyakit di ruang Rawat Inap Arafah RS
PKU Muhammadiyah Wonosari bulan Mei-Juli tahu 2022
Tabel 3.3
Distribusi Sepuluh Besar Penyakit Diruang Rawat Inap Arafah
RS PKU Muhammadiyah Wonosari Bulan Mei-Juli 2022
No Diagnosa Jumlah

1 Anemia 15

2 DM 13

3 Anorexia 11

4 Typoid fever 11

5 Hemiparashe 11

6 Abdomen akut 10

7 CKD 10

8 HT 10

9 Vomitus proful 9

10 Leukositosis 9

Jumlah 109

Sumber: Buku Register Pasien Ruang Rawat Inap Arafah RS


PKU Muhammadiyah Wonosari Bulan Mei-Juli2022
Analisa:

Berdasarkan tabel diatas diperoleh dari buku register pasien


ditemukan bahwa selama bulan Mei-Juli 2022 terdapat 109 pasien
dan ditemukan ada 10 penyakit yang sering muncul di ruang rawat
inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari adalah Anemia,
DM Anaroksia, Typoid Fever, Hemiparase, HT, Abdomen akut,
vomitus proful, Leukositosis, CKD.

95
3) Distrubusi Demografi Pasien yang ada di Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah
Tabel 3.4
Distribusi Demografi Pasien di Ruang Rawat Inap Arafah RS
PKU Muhammadiyah Wonosari bulan Mei-Juli 2022

No Alamat Jumlah

1. Ngalipar 49
2. Playen 28
3. Mengger Paliyen 14
4. Gedung sari 12
5. Wonosari 9
6. Karangmojo 7
7. Gari 5
8. Patuk 5
9 Tepus 5
10. Kajur 3

Jumlah 137

Sumber: Buku Register Pasien Ruang Rawat Inap Rawat Inap Arofah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari Mei-Juli 2022.
b. Ketenagaan
1) Kualitas
a) Kajian data pendidikan formal dan informal perawat
Tenaga perawat di Ruang rawat inap Arofah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada tabel berikut :

96
97
Tabel 3.5
Data Pegawai Yang Ada Diruang Rawat Inap Arofah RS PKU Muhammadiyah Wonosari pada
Bulan Mei-Juli 2022

No Nama Petugas Ketugas Pendidikan Keterangan Jenis Pelatihan Yang Pernah Diikuti
1 Dewi Hartanti, S.Kep., Ns. Kepala Ruangan S.Kep., Ns. Tetap Pelatihan BTCLS

2 Rahmat Fajarudin, AMK Perawat AMK Tetap Pelatihan BTCLS

3 Yofi Indriana, Amd. Kep Perawat Amd. Kep Kontrak Pelatihan BTCLS

4 Risa Nur Khasanah, S.Kep., Ns Perawat S.Kep., Ns Kontrak Pelatihan BTCLS

5 Mei Dwi Cahyati, Amd.Kep Primery Nurse Amd.Kep Tetap Pelatihan BTCLS

6 Bety Kurniawati, Amd.Kep Perawat Amd.Kep Kontrak Pelatihan BTCLS

7 Lani A. Safitri, Amd. Kep Primery Nurse Amd.Kep Kontrak Pelatihan BTCLS

8 Latifah Fitrianingrum, Amd. Kep Perawat Amd.Kep Kontrak Pelatihan BTCLS

9 Etika Krismonalisa, Amd.Kep Perawat Amd.Kep THL Pelatihan BTCLS

10 Wahyu Setyowati, Amd.Kep Perawat Amd.Kep THL Pelatihan BTCLS

98
Analisa:
Berdasarkan tabel diatas, Pendidikan tenaga perawat di ruang rawat
inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari adalah 2 orang dengan
pendidikan S1 Keperawatan Profesi Ners, 8 orang dengan berpendidikan
DIII Keperawatan, berdasarkan data observasi di ruang rawat inap Arofah
RS PKU Muhammadiyah Wonosari pelatihan yang dimiliki perawat adalah
pelatihan dasar yang diwajibkan RS PKU Muhammadiyah Wonosari.
Tabel 3.6
Kualifikasi Pendidikan Petugas Berdasarkan Pendidikan Formal di
Ruang Rawat Inap Arofah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

No Z Jumlah %
1 Ners 2 20%
2 D-III Keperawatan 8 80%

Jumlah 10 100 %
Sumber: Wawancara Langsung dan Struktur Perawat Ruang Rawat Inap Arofah RS
PKU Muhammadiyah Wonosari Bulan Mei-Juli 2022.

Analisa :
Berdasarkan tabel 3.6 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
formal perawat di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari, dengan jenjang pendidikan tertinggi lulusan D3 Keperawatan
sebanyak orang 8 (80%), Ners 2 orang (20%), Hal ini berarti sesuai
dengan standar profesi yang mana batas minimal dengan jenjang
pendidikan DIII.
2) Kuantitas
Penghitungan tenaga perawat Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah dapat dihitung berdasarkan jumlah pasien selama 3 bulan
terakhir bulan Mei 2022 sampai Juli 2022 dengan menggunakan jumlah BOR
pada bulan tersebut yaitu 59,94%.
a) Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan
dengan perhitungan sebagai berikut:
TT = 21 buah
Jam kerja efektif = 7 jam

99
Jam kerja = 8 jam
Hari Libur = 5 hari/bulan
Ditanyakan :
BOR ?
Keterangan:
A. jam perawat selama 24 jam (6)
B. (Bor x TT) (bulan)
C. jumlah hari libur
Mei

( A x B) x 30
¿
( 30−c ) x jam kerja/hari
=(6 x 11,9) x 30
(30-5) 6
=2.142
150
= 14,28
= 14
Juni
( A x B) x 30
¿
( 30−c ) x jam kerja/hari
=(6 x 12) x 30
(30-5) 6
=2.160
150
= 14,40
= 14

Juli
( A x B) x 30
¿
( 30−c ) x jam kerja/hari
=(6 x 13,6) x 30
(30-5) 6
= 2.448
150

100
= 16,32
= 16
Rata–rata
= 14+ 14 + 16
3
= 14,6
=15
Rata – rata jumlah keperawatan yang dibutuhkan dari Mei-Juli adalah 15
orang perawat
b) Perhitungan menurut Douglas
Tabel 3.7
Kebutuhan perawat menurut shift jaga
Di Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah

Waktu Kebutuhan Tenaga Perawat

Klasifikasi Pagi Siang Malam

Minimal 0.17x4 = 0.14x4 = 0,07x4=


0,68 0,56 0,28

Maksimal 0.27x 2= 0,15x2 = 0,10 x 2 =


0,54 0,3 0,2

Jumlah 1,22 0,86 0,48

Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU


Muhammadiyah

Pagi + Siang + Malam = 2,56 dibulatkan 3


Jumlah keseluruhan perawat per hari + 25%
3+25%= 3,75 dibulatkan 4
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 3 perawat (AN) kemudian
ditambah 1 kepala ruang, sehingga kebutuhan perawat menurut Douglas
adalah 4 orang perawat per hari.
3) Peserta didik
Data mahasiswa praktek di Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah pada bulan Mei-Juli 2022

101
Tabel 3.8
Data mahasiswa Praktek di Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Pada Bulan Mei-Juli 2022
No. Institusi Jumlah Jenjang
1 SMK Keswari 3 siswa SMK
2 Universitas Muh. 3 mahasiswa DII
Klaten
3 Univiersitas Muh. 4 mahasiswa S1
Klaten
4 Politeknik 3 Mahsiswa DIII
kesehatan karya
Husada
5 Universitas jendral 4 Mahasiswa S1
Achmad Yani
Sumber: Jadwal Arsip Peserta Didik Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari
Analisa:
Berdasarkan tabel 3.8 diatas dapat diketahui bahwa jumlah
mahasiswa yang praktek di ruang rawat inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari sejumlah 17 orang selama bulan mei-Juli, yang
terdiri dari 3 siswi dan 14 mahasiswa.
2. Money / Sumber Dana
Pengelolaan keuangan diatur sepenuhnya oleh bagian keuangan di RS
PKU Muhammadiyah Wonosari dan di Ruang Rawat Inap Arafah didapat dari
jaminan pasien yang dikelola oleh petugas administrasi ruangan. Tarif
pelayanan dan tindakan sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Gunung
Kidul. Tarif pelayanan di Ruang Rawat Intensif Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari berdasarkan ketentuan terbaru dapat dilihat dalam
tabel.
3. Machine/ Material
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan Rawat Inap Arafah RS
PKU Wonosari hasil observasi langsung dan daftar inventaris Ruang Rawat
Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari dalam tabel berikut:

102
a) Daftar Alat Keperawatan
Tabel 3.9
Daftar Inventaris Alat Keperawatan di Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah
Spesifikasi Kondisi Alat
Tahun Juml
No Nama Alat Medis
Bahan Ukuran Tipe/Merk Perolehan ah B RR RS RB
1 Tiang Infus Steinlis - - 25 1 - - -
2 Matras/Busa Bionet - - 21 1 - - -
3 Meja Karet - 21 1 - - -
4 Bed Steinlis - 21 2 - - -
5 Tensimeter Stenlis - 2 1 - - -
6 Stetoscope Steinles - 1 1 - - -
7 Bantal - Kecil 21 - - -
8 Selimut - - 21 - - - -
9 Sprei Stainlis 1 1 - - -
10 Gayung Stainlis - 3 18 - 1 -
11 Sarung bantal Atom Kecil 2 - - -
12 Termometer Plastik Besar 1 - - -
13 Perlak Stainlis - - - - - -
14 Kipas angin dinding Stainlis Besar 1 - - -
15 Tounge Spatel Stainlis - 0 - - -
16 Tromol Kasa Stainlis Besar 1 - - -
Lampu Baca RO Alumuni Sedang - 1 1 - - -
17
um
Jumlah 39

Spesifikasi Tahun Kondisi Alat


Nama Alat Medis
No Tipe/ Peroleha Jumlah
(Set Rawat Luka) Bahan Ukuran B RR RS RB
Merk n
1 Gunting Angkat Jahitan Steinlis Sedang 1 - - -
2 Pincet Cirurgis Stainlis Sedang 2 - - -
3 Pincet Anatomis Stainlis Sedang 2 - - -
4 Korentang Stanlis Sedang 2 - - -
5 Gunting jaringan Stainlis Sedang 1 - - -
6 Bak Istrumen Stainlis Kecil 1 - - -
7 Gunting verban / Stainlis Sedang N 1 - - -
balutan
8 klem Stainlis Kecil 1
Jumlah 11

103
4. Metode/ Standar/ Pedoman dan Prosedur tetap
Tabel 3.10
Standar Prosedur Operasional di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
No. Standar Prosedur Operasional Tahun Terbit
1 Memindahkan pasien dari kursi roda ke 2018
tempat tidur
2 Penerimaan pasien baru 2018
3 Persiapan pemberian obat 2018
4 Cara penyuntikan obat 2018
5 Mengukur tekanan darah 2018
6 Mengukur suhu badan 2018
7 Menghitung denyut nadi 2018
8 Menghitung jumlah nadi dan pernafasan 2018
9 Pemberian obat oral 2018
10 Pemasangan infus 2018
11 Penggunaan alat perlindung diri/APD 2018
12 Mengganti alat tenun dengan pasien diatasnya 2018
13 Penggunaan kanul nasal/ oksigenasi 2018
14 Pemasangan NGT 2018
15 Pelepasan NGT 2018
16 Pergantian Sift jaga 2018
17 Memandikan pasien di tempat tidur 2018
18 Memberikan transfuse darah 2018
19 Memasang dan melepas kateter 2018
20 Penggunaan alat EKG 2018
21 Menjaga keselamatan pasien 2018
22 Tindakan suction pasien 2018
23 Tindakan Nebulizer 2018
24 Tindakan keperawatan EKG 2018
25 Tindakan keperawatan SPo2 2018
26 Memberikan makan dan obat melalui NGT 2018
27 Bantuan Hidup dasar 2018
28 Menghadapi pasien terminal 2018
29 Persiapan pasien pre operasi elektif 2018
30 Penatalaksanaan keperawatn luka 2018
31 Bilas lambung 2018
32 Perawatan luka operasi 2018
33 Mengantar pasien pre operasi ke ruang bedah 2018

104
34 Pasien pulang 2018
35 Melapor dokter ruangan atau dokter jaga 2018
36 Asisten dokter spesialis 2018
37 Asistensi perawatan rawat inap 2018

Sumber: Data SOP Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah 2018.

Berdasarkan tabel diatas didapatkan Dari hasil observasi yang dilakukan selama pengkajian,
hasil bahwa prosedur tetap terkait tindakan yang berlaku sudah terdokumentasi dengan baik
dalam satu buku SPO (Standar Prosedur Operasi) di Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari.

5. Market

a. Indikator Standar Efisiensi


Tabel 3.11
Indikator Standar Efisiensi di Ruang Rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari
No. Indikator Standar Depkes
1 BOR ( Bed Occupancy Ratio) 65-85%
2 LOS ( Lenght of Stay) 6-9 Hari
3 TOI ( Turn Over Internal) 1-3 Hari
4 BTO ( Bad Turn Over) 5-45 Kali

Tabel 3.12
Efisiensi Ruang Rawat Inap puskesmas berbah bulain Mei-juli
Indikator
No. Bulan
BOR LOS TOI BTO
1 Mei 11,9% 2,3 6,3 3,5
2 Juni 12% 2,6 5,6 3,6
3 Juli 13,6% 2,2 5,3 4,0
Rata-rata 12,5% 2,36 5,73 3,7
Sumber: Data Pelaporan Ruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Analisa data berdasarkan hasil tabel diatas adalah:
1) BOR ( Bed Occupancy Ratio)

105
Pemakaian tempat tidur diruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
pada bulan Mei adalah 11,9%, bulan Juni 12%, dan bulan Juli 13,6%. dengan demikian
dari data diatas dapat diketahui bahwa pemakaian tempat tidur pada bulan Mei-Juli belum
memenuhi standar menurut Depkes.

2) LOS ( Lenght of Stay)


Lama waktu pasien dirawat diruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari pada bulan Mei adalah 2 hari, bulan Juni 3 hari, dan Juli 2 hari. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa lama waktu pasien dirawat diruang rawat inap puskesmas
Berbah bulan Mei-Juli menurut Depkes belum memenuhi standar.
3) TOI ( Turn Over Internal)
Rata-rata jumlah tempat tidur tidak terisi pada bulan Mei adalah 6 hari, Juni 6 hari, dan
Juli 5 hari. Sehingga dapat diketahui bahwa data tersebut sudah memenuhi standar Depkes.
4) BTO ( Bad Turn Over)
Frekuensi pemakaian tempat tidur bulan Mei adalah 3 kali, Juni 4 Kali, dan Juli 4 kali.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa frekuensi pemakaian tempat tidur dari bulan Mei-
juli belum memenuhi standar Depkes

C. Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan Panduan Asuhan Keperawatan (PAK)

Tabel 3.13
Standar Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
SAK
No Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Ada Belum Ada
1 StStandar Asuhan Keperawatan Anemia √
2 StStandar Asuhan Keperawatan DM √
3 StStandar Asuhan Keperawatan Anoreksia √

4 StStandar Asuhan Keperawatan Leukositosis √


5 StStandar Asuhan Keperawatan DenganTypoid √
6 StStandar Asuhan Keperawatan Dengan CKD √
7 StStandar Asuhan Keperawatan Dengan Hemiparase

8 StStandar Asuhan Keperawatan Dengan Vomitus √

106
9 StStandar Asuhan Keperawatan Dengan HT √
10 StStandar Asuhan Keperawatan Dengan Akut

Abdomen
Puskesmas Berbah taggal 11 Juli 2022

Sumber : Buku SAK (2018) yang Ada Di rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Mei-Juli 2022
Analisa :
Berdasarkan tabel di atas data SAK di ruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari sudah ada dan digunakan. SAK sudah mengacu pada NANDA, NOC, NIC dan
SDKI, SLKI, SIKI.
Tabel 3.12
Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari

PAK
No Panduan Asuhan Keperawatan (PAK)
Ada Belum Ada
1. Panduan Asuhan Keperawatan Anemia √

2. Panduan Asuhan Keperawatan Dengan DM √

3. Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Anoreksia √

4. Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Leukositosis √


5. Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Typoid Fever √
6. Panduan Asuhan Keperawatan Dengan CKD √

7. Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hemiparase √

8. Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Vomitus √


proful
9. Panduan Asuhan Keperawatan Dengan HT √
10. Panduan Asuhan Keperawatan Akut Abdomen √
Sumber: Informasi Data yang ada di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Mei-Juli 2022

107
Analisa :
Berdasarkan tabel di atas data PAK di ruang rawat inap Arafah terdapat beberapa yang
belum ada PAK yang berdasarkan 10 besar penyakit yang terdapat pada ruang rawat inap Arafah.
Sehingga perlu diupayakan untuk rencana penyusunan PAK (Panduan Asuhan Keperawatan) yang
sesuai dengan 10 besar penyakit di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari untuk mendukung pemberian asuhan keperawatan pada pasien.

D. UNSUR PROSES
1. Mutu asuhan Keperawatan
a. Instrumen A
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
1) Pegkajian
Tabel 3.14
Pengkajian Asuhan Keperawatan di Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Tanggal 17 Agustus 2022

2) KODE BERKAS
JUMLAH
3)ASPEK YANG DINILAI REKAM MEDIS PASIEN

4) 1 2 3 4 5 6 7 8
N

Pada format tertulis


1 identitas pasien lengkap 1 1 1 1 1 1 1 - 7

Pencatatan data dikaji


sesuai dengan pedoman
Pengkajian dan pemberian
2 tanda ( V ) sesuai dengan 1 1 1 1 1 1 1 1 8
kotak yang disediakan

Data dikaji dari pasien


3 masuk sampai pulang 1 1 1 1 1 - 1 1 7

Pengkajian nyeri
4 dilakukan - - - - - - - - 0

108
Masalah dirumuskan
5 berdasarkan kesenjangan 1 1 1 1 1 1 - 1 7
antara status kesehatan
dengan norma dan pola
fungsi kehidupan
Tertulis tanggal, jam,
6 paraf dan nama terang 1 1 1 1 1 1 1 1 8

6 6 6 6 6 6 6 6 40

Sumber : Data primer di ruang rawat arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %

Nilai keseluruhan(n)

40 x 100 % = 83%

48
Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang

Analisa data:
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan standar pengkajian Pengkajian Asuhan
Keperawatan di Ruang Arafah didapatkan presentase sebesar 83% dikategorikan baik.
Sehingga perlu diadakan lembar pengkajian nyeri tersebut, sebab Ruang Arafah
merupakan salah satu ruangan dengan pasien pre dan post pembedahan.
2) Diagnosa
Tabel 3.15
Diagnosa Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari Tanggal 11 Juli 2022
KODE BERKAS
JUMLAH
NO ASPEK YANG DINILAI REKAM MEDIS PASIEN

1 2 3 4 5

Diagnosa yang dibuat


1 berdasarkan masalah yang 1 1 1 1 1 5
dirumuskan

109
2 Merumuskan diagnosa 1 1 1 1 1 5
aktual/resiko/kolaboratif

Tertulis identitas pasien,


3 tanggal, jam , paraf dan 1 1 1 1 1 5
nama terang
:JUMLAH 3 3 3 3 3 15

Sumber : Data primer di ruang rawat Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %


Nilai keseluruhan(n)

15 x 100 % = 100%
15

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan standar diagnosa keperawatan
didapatkan presentase sebesar 100% dikategorikan baik.
3) Rencana Tindakan
Tabel 3.16
Rencana Tindakan Keperawatan di Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari Tanggal 17 Agustus 2022

NO ASPEK YANG DINILAI KODE BERKAS Jumlah


REKAM MEDIS PASIEN
1 2 3 4 5
1 Berdasar diagnosa keperawatan 1 1 1 1 1 5
Rumusan tujuan mengandung
komponen subjek, perubahan
2 1 1 1 1 1 5
perilaku, kriteria waktu atau
kriteria hasil
Rencana tindakan mengacu
3 tujuan dengan kalimat perintah 1 1 1 1 1 5
terinci, jelas
Rencana tindakan terdiri dari
4 tindakan Observasi, Nurshing 1 1 1 1 1 5
care dan edukasi
Rencana tindakan
5 menggambarkan kerja sama 1 1 1 1 1 5
dengan tim kesehatan lain
110
JUMLAH 5 5 5 5 5 25
Sumber : Data primer di ruang rawat Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %


Nilai keseluruhan(n)
25 x 100 % = 100%
25

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan standar rencana tindakan keperawatan didapatkan
presentase sebesar 100% dikategorikan baik
4) Tindakan Keperawatan
Tabel 3.17
Rencana Tindakan Keperawatan di Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari Tanggal 17 Agustus 2022
KODE BERKAS
JUMLAH
NO ASPEK YANG DINILAI REKAM MEDIS PASIEN

1 2 3 4 5

Tindakan mengacu pada


1 1 1 1 1 1 5
rencanan keperawatan

Perawat mengobservasi
2 respon pasien terhadap 1 1 1 1 1 5
tindakan keperawatan

Semua tindakan yang


3 dilaksanakan dicatat dengan 1 1 1 1 1 5
ringkas dan jelas

Mengisi pada lembar mutasi


4 1 1 1 1 1 5
saat serah terima pasien

111
Tertulis identitas pasien,
5 tanggal, jam , paraf dan nama 1 1 1 1 1 5
terang

Jumlah 5 5 5 5 5 25

SumbeSumber : Data prsSumber : Data pimer di rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %


Nilai keseluruhan(n)
25 x 100 % = 100%
25
Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan standar tindakan keperawatan didapatkan
presentase sebesar 100% dikategorikan baik.
5) Evaluasi
Tabel 3.18
Evaluasi Asuhan Keperawatan di Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari

KODE BERKAS
JUMLAH
NO ASPEK YANG DINILAI REKAM MEDIS PASIEN

1 2 3 4 5

1 Evaluasi berdasarkan pada


tujuan dan tercacatat dalam 1 1 1 1 1 5
catatan integrasi dengan SOAP

2 Tertulis tanggal, jam, paraf dan


1 1 1 1 1 5
nama terang

JUMLAH 2 2 2 2 2 10

Sumber : Data primer di rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %


Nilai keseluruhan(n)
10 x 100 % = 100%
10
112
Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang

Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan standar evaluasi keperawatan
didapatkan presentase sebesar 100% dikategorikan baik.
6) Catatan Asuhan Keperawatan
Tabel 3.19
Catatan Asuhan Keperawatan di Ruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

KODE BERKAS REKAM


NO ASPEK YANG DINILAI JUMLAH
MEDIS PASIEN
1 2 3 4 5
Menulis pada format yang
1 1 1 1 1 1 5
baku
Pencatatan ditulis dengan
2 jelas, ringkas, istilah yang 1 1 1 1 1 5
baku dan benar.
Berkas catatn keperawatan
disimpan sesuai ketentuan
3 yang berlaku (sesuai urutan 1 1 1 1 1 5
dalam petunjuk penyusunan
format rekam medis)
1 1 1 1 1 15
Sumber : Data primer di ruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
Nilai keseluruhan(n)
15 x 100 % = 100%
15
Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan standar catatan asuhan keperawatan didapatkan
presentase sebesar 100% dikategorikan baik.
b. Instrumen B
Kajian Teori

113
Instrumen B mengevaluasi tentang persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan dengan cara
menanyakan langsung kepada pasien yang memenuhi kriteria yaitu sudah dirawat inap minimal 3
hari. Pada saat dialakukan wawancara, pasien telah diberikan penjelasan.
Salah satu indikator mutu asuhan keperawatan adalah dilihat dari persepsi klien tentang mutu
asuhan keperawatan yang diberikan. Untuk mengevaluasi hal ini perlu suatu instrument yang baku.
Mutu asuhan keperawatan dapat dilihat dari persepsi pasien tentang mutu asuhan keperawatan yang
diberikan. Dan untuk mengevaluasi hal ini juga perlu suatu instrumen yang baku menggunakan format
standar asuhan keperawatan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit
Lima dimensi yang menentukan mutu pelayanan yang dikaitkan dengan kepuasan pasien:
1) Tangibles (bukti nyata), meliputi fasilitas fisik, peralatan yang digunakan dan penampilan
karyawan.
2) Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera
dan memuaskan.
3) Responsiviness (daya tanggap), yaitu kesediaan petugas dalam memberikan pelayanan dengan
tanggap.
4) Assurance (jaminan) mencakup kemampuan, kesopanan, sifat yang dipercaya dari petugas, bebas
dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.
5) Emphaty (Empati), yaitu penyediaan perhatian dan kepedulian orang per orang kepada pelanggan.
6) Rekapitulasi hasil evaluasi persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan di Ruang rawat
inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari. Didapatkan hasil bahwa perawat belum
memperkenalkan diri ke pasien, 4 pasien mengatakan perawat sering menanyakan kwalitas tidur,
keluhan yang dirasakan dan pasien mengatakakan kamar dibersihkan setiap hari dilakukan oleh
petugas kebersihan.

114
7) Data PelayananTabel 3.20
8) Evaluasi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari
9) Tanggal 15 Agustus 2022
10) 11) PERTANYAAN (n: 7) 12) 13) 14) 15) 16)
N 1 2 3 4 5

17) 18) Apakah perawat selalu memperkenalkan diri ? 19) 20) 21) 22) 23)
1 1 1
24) 25) Apakah perawat memanggil nama anda dengan benar pada saat perawat bertemu pertama 26) 27) 28) 29) 30)
2 kali dengan anda? 1 1
31) 32) Apakah perawat melihat nama di gelang identitas anda sebelum melakukan tindakan pada 34) 35) 36) 37) 38)
3 anda? 1 1
33) (menggantikan cairan infus, memberikan suntikan, merawat luka, mengukur suhu, tekanan
darah atau tindakan lainnya )
39) 40) Apakah ada larangan merokok di ruangan? 41) 42) 43) 44) 45)
4 0 0
46) 47) Apakah perawat menanyakan bagaimana nafsu makan pasien ? 48) 49) 50) 51) 52)
5 1 0
53) 54) Apakah perawat menanyakan/memperhatikan berapa jumlah makanan dan minuman yang 55) 56) 57) 58) 59)
6 biasa pasien habiskan ? 0 0
60) 61) Apakah ruangan selalu dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel setiap hari? 62) 63) 64) 65) 66)
7 1 1
67) 68) Apakah lantai kamar mandi/WC selalu bersih, tidak licin, tidak berbau, cukup terang? 69) 70) 71) 72) 73)
8 1 1
74) 75) Apakah alat- alat tenun seperti sprei, selimut dll diganti setiap kotor ? 76) 77) 78) 79) 80)
9 1 1
81) 82) Apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara 83) 84) 85) 86) 87)
1 penggunaannya, peraturan/tata tertib yang berlaku di rumah sakit? 1 1

88) 89) Selama pasien dalam perawatan apakah perawat mengawasi keadaan pasien secara teratur 90) 91) 92) 93) 94)

115
1 pagi, sore maupun malam hari? 1 1

95) 96) Selama pasien dalam perawatan apakah perawat segera memberi bantuan bila diperlukan? 97) 98) 99) 100) 101)
1 1 1

102) 103) Apakah perawat bersikap ramah, sopan ? 104) 105) 106) 107) 108)
1 1 1

109) 110) Apakah ada/pasien mengetahui perawat yang bertanggung jawab setiap kali 111) 112) 113) 114) 115)
1 penggantian dinas? 1 1

116) 117) Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum melakukan tindakan 118) 119) 120) 121) 122)
1 perawatan/pengobatan ? 1 1

123) 124) Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan memperhatikan setiap keluhan 125) 126) 127) 128) 129)
1 anda/pasien? 1 1

130) 131) Apakah perawat membantu menyiapkan/meminumkan obat ? 132) 133) 134) 135) 136)
1 1 1

137) 138) Pada saat anda/pasien dipasang infus, apakah perawat selalu memeriksa 139) 140) 141) 142) 143)
1 cairan/tetesannya dan area sekitar pemasangan infuse* 1 1

144) 145) Apabila anda/pasien mengalami kesulitan buang air besar apakah perawat 146) 147) 148) 149) 150)
1 menganjurkan makan buah dan sayuran, minum cukup, banyak bergerak. 1 1

151) 152) Pada saat perawat membantu anda/pasien waktu buang air besar-buang air kecil, 153) 154) 155) 156) 157)
2 apakah perawat, memasang sampiran/selimut, menutup pintu/jendela, mempersilahkan 0 0
pengunjung keluar ruangan*

158) 159) Selama pasien belum mampu mandi (dalam keadaan istirahat total) apakah 160) 161) 162) 163) 164)

116
2 dimandikan oleh perawat* 0 0

165) 166) Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari : kurang gerak, berbaring 167) 168) 169) 170) 171)
2 terlalu lama* 1 1

172) 173) Selama anda/pasien dirawat, apakah diberikan penjelasan tentang perawatan / 174) 175) 176) 177) 178)
2 pengobatan / pemeriksaan lanjutan setelah anda/pasien diperbolehkan pulang* 1 1

179)
180) Analisa Data
181) Berdasarkan kajian data pre implementasi diatas yang dinilai dari wawancara kepada 5 orang pasien. di Ruang rawat inap
Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari pada tanggal 15 Agustus 2022 didapatkan hasil diatas yang dapat disimpulkan bahwa
persepsi terhadap mutu asuhan keperawatan di Ruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari sebesar % yang
dikategorikan ????

117
1) Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan Keperawatan Di Ruang Rawat
Inap Arofah RS PKU Muhammadiyah Wonosari.
182) Tabel 3.21
183) Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan Keperawatan Di
Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari.

184) 185) T 186) 187) 188) 189)


No ugas Sll Srg Kg Td
kepa
la
ruan
g
(n=1
)
190) 191) M 192) 193) 194) 195)
emb
agi
staff
keda
lam
grup
MP
M
sesu
ai
deng
an
kem
amp
uan
dan
beba
n
kerj
a
196) 197) M 198) 199) 200) 201)
emb
uat
jadw
al
dina
s
deng
an
berk
oord
inasi
deng
an
PN
202) 203) M 204) 205) 206) 207)

152
emb
agi
klie
n
keda
lam
grup
MP
M
sesu
ai
deng
an
kem
amp
uan
dan
beba
n
kerj
a
208) 209) M 210) 211) 212) 213)
elak √
ukan
meet
ing
mor
ning
214) 215) M 216) 217) 218) 219)
emf
asilit
asi
dan
men
duk
ung
kela
ncar
an
tuga
s PN
dan
AN
220) 221) M 222) 223) 224) 225)
elak
ukan
supe
rvise
dan
me
mbe
ri

153
moti
vasi
selur
uh
staf
kepe
rawa
tan
untu
k
men
cai
kine
rja
yang
opti
mal
226) 227) M 228) 229) 230) 231)
elak
ukan
upay
a
men
ingk
atka
n
mut
u
asuh
an
kepe
rawa
tan
deng
an
mela
kuka
n
eval
uasi
mela
lui
angk
et
setia
p
klie
n
akan
pula
ng
232) 233) M 234) 235) 236) 237)

154
ende
lega
sika
n
tuga
s ke
PPJ
R
pada
jaga
S/M
/L
238) 239) B 240) 241) 242) 243)
erpe
rans
erta
seba
gai
kons
ulta
n
244) 245) J 246) 247) 248) 249)
UM 1 1
LA
H
250) Sumber: Data Primer Di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah

251) Keterangan =

- Sll = Selalu
- Srg = Sering
- Kdg = Kadang
- Tdk = Tidak
- Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
252) Nilai keseluruhan (n)
253) = 34 x 100 % = 66,7%
254) 36
255) Analisa:

256) Dari table 3.22 diatas, didapatkan hasil bahwa tugas Kepala
Ruang Ruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
terlaksana dengan presntasi 66,7%

2) Pelaksanaan Tugas PN

155
257) Tabel 3.22
258) Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Arofah RS PKU Muhammadiyah Wonosari.

261) 263) 265) 267)


Sl S K T
259) 260) TUGAS PRIMERY
NO NURSE 262) 264) 266) 268)
(3 (2 (1 (0

269) 271)
270) Bertugas pagi hari 272) 273) 274)
1 √
276) Bersama AN menerima
275) 277)
operan tugas jaga dari AN yang 278) 279) 280)
2 √
jaga malam
282) Bersama AN melakukan
konfirmasi/ supervisi tentang
281) 286)
kondisi klien segera setelah 283) 284) 285)
3 √
selesai operan dengan petugas
jaga malam
288) Bersama AN melakukan
287) doa bersama sebagai awal dan 292)
289) 290) 291)
4 akhir tugas, dilakukan setelah √
selesai operan jaga malam
294) Melakukan pre-conference
293) dengan semua AN yang ada 296)
295) 297) 298)
5 dalam grupnya setiap awal dinas √
pagi
300) Membagi habis klien
299) 301)
kepada AN sesuai dengan 302) 303) 304)
6 √
kemampuan dan beban kerja
306) Melakukan pengkajian,
menetapkan masalah atau
diagnosa dan perencanaan
305) 307)
keperawatan kepada semua klien 308) 309) 310)
7 √
yang menjadi tanggung
jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
311) 312) Memonitor dan 313)
314) 315) 316)
8 membimbing tugas AN √
318) Membantu tugas AN untuk
317) 319)
kelancaran pelaksanaan asuhan 320) 321) 322)
9 √
klien
324) Mengoreksi, merevisi dan
melengkapi catatan asuhan
323) 325)
keperawatan yang dilakukan oleh 326) 327) 328)
10 √
AN yang ada dibawah tanggung
jawabnya
329) 330) Melakukan evaluasi hasil 331) 332) 333) 334)
11 kepada setiap klien sesuai tujuan √
yang ada dalam perencanaan
asuhan keperawatan dan ada

156
bukti dalam rekan keperawatan
336) Melaksanakan post
conference pada setiap akhir
335) dinas dan menerima laporan 338)
337) 339) 340)
12 akhir tugas jaga dari AN untuk √
persiapan operan tugas jaga
selanjutnya
342) Melakukan operan jaga
341) 343)
kepada AN jaga sore diikuti AN 344) 345) 346)
13 √
pagi
348) Memperkenalkan AN yang
ada dalam satu grup atau yang
347) 351)
akan merawat selama klien 349) 350) 352)
14 √
dirawat atau kepada klien atau
keluarga yang baru
353) 354) Mendelegasikan tugas 355)
356) 357) 358)
15 kepada AN pada S/M/L √
360) Menerima pendelegasian
359) 362)
tugas PJ ruang bila pagi hari 361) 363) 364)
16 √
tidak bertugas
366) Menyelenggarakan diskusi
365) kasus dengan dokter dan tim 368)
367) 369) 370)
17 kesehatan lain setiap seminggu √
sekali
372) Menyelenggarakan diskusi
371) kasus dalam pertemuan rutin 374)
373) 375) 376)
18 keperawatan di ruang minimal √
sebulan sekali
377) 378) Menyelenggarakan diskusi 380)
379) 381) 382)
19 kasus sesuai prosedur √
383) 384) Melaksanakan tugas lain 385)
386) 387) 388)
20 sesuai dengan uraian tugas √
390) 391)
392) 393)
389) JUMLAH 3 1
1 2
394) Sumber: Data Primer ruang rawat inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah
395)
396) Keterangan =
- Sll = Selalu
- Srg = Sering
- Kdg = Kadang
- Tdk = Tidak
397) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
398) Nilai keseluruhan(n)
399) = 46/60 x 100%
400) = 76.67%
401) Analisa:

157
402) Dari table 3.22 diatas, didapatkan hasil bahwa tugas PN
Ruang rawat inap Arofah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
terlaksana dengan presntasi 76.67%
403)
3) Pelaksanaan Tugas AN
404) Tabel 3.23
405) Pelaksanaan Tugas AN di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari

410) 414)
412)
408) Sr T
K
406) 407) TUGAS ASSOCIATE Sll
NO NURSE 409) 411) 415)
413)
(3) (2 (0
(1)

417) Melaksanakan operan tugas


416) setiap awal dan akhir jaga dari dan 418)
419) 420) 421)
1 kepada AN yang ada dalam satu √
grup

423) Melakukan konfirmasi atau


422) 426)
supervisi tentang kondisi klien 424) 425) 427)
2 √
segera setelah operan setiap klien

429) Melakukan doa bersama setiap


428) 433)
awal dan akhir tugas yang dilakukan 430) 431) 432)
3 √
setelah selesai operan tugas jaga

434) 435) Mengikuti pre conference yang 437)


436) 438) 439)
4 dilakukan oleh PN setiap awal tugas √

441) Melaksanakan asuhan


440) keperawatan ke klien yang menjadi 442)
443) 444) 445)
5 tanggung jawab dan ada bukti √
direkam medis

446) 447) Melakukan monitoring respon 448)


449) 450) 451)
6 klien dan ada bukti di rekam medis √

452) 453) Melakukan konsultasi tentang 454)


455) 456) 457)
7 masalah klien/ keluarga kepada PN √

459) Membimbing dan melakukan


458) pendidikan kesehatan kepada klien 460)
461) 462) 463)
8 yang menjadi tanggung jawabnya √
dan ada bukti direkam medis

464) 465) Menerima keluhan klien/ 466)


467) 468) 469)
9 keluarga dan berusaha mengatasinya √

158
471) Melengkapi catatan asuhan
470) 472)
keperawatan pada semua klien yang 473) 474) 475)
10 √
menjadi tanggung jawabnya

477) Melakukan evaluasi asuhan


476) 478)
keperawatan pada semua klien yang 479) 480) 481)
11 √
menjadi tanggung jawabnya

483) Mengikuti post conference


yang diadakan oleh PN pada setiap
482) akhir tugas dan melaporkan kondisi 485)
484) 486) 487)
12 dan perkembangan semua klien √
yang menjadi tanggung jawabnya
kepada klien

489) Bila tidak ada PN wajib


mengenalkan AN yang ada dalam
488) 493)
grup yang akan memberikan asuhan 490) 491) 492)
13 √
keperawatan pada jaga berikutnya
kepada klien/ keluarga baru

494) 495) Melakukan pendelegasian tugas 497)


496) 498) 499)
14 PN pada S/M/L √

501) Berkoordinasi dengan PNJR/


500) 502)
Dokter/ Tim kesehatan lain bila ada 503) 504) 505)
15 √
masalah klien pada S/M/L

507) Mengikuti diskusi kasus


506) 509)
dengan dokter atau tim kesehatan 508) 510) 511)
16 √
lain setiap seminggu sekali

513) Mengikuti diskusi kasus dalam


512) 515)
pertemuan rutin keperawatan di 514) 516) 517)
17 √
rungan

518) 519) Melaksanakan tugas lain sesuai 520)


521) 522) 523)
18 uraian tugas AN √

525) 526) 527) 528)


524) JUMLAH
30 10 1 2

529) Sumber : Data primer di ruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah

530) Keterangan =
- Sll = Selalu
- Srg = Sering
- Kdg = Kadang
- Tdk = Tidak
531) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
532) Nilai keseluruhan (n)

159
533) = 41 x 100%
534) 72
535) = 56,9%

160
536) Kriteria :
537) 76 – 100 % = Baik
538) 56 – 75 % = Cukup
0 – 55 % = Kurang
539) Analisa :
540) Dari table 3.23 diatas, didapatkan hasil bahwa tugas AN
Ruang rawat inap Arofah RS PKU Muhammadiyah Wonosari cukup
terlaksana dengan baik presentase 56,9% dalam kriteria cukup.
541)
4) Hubungan Profesional Antara Staf dengan klien Di Ruang rawat inap
Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
542) Tabel 3.24
543) Hubungan Profesional Antara Staf dengan klien Di
Ruang rawat inap Arofah RS PKU Wonosari

546) 548) 550) 552)


Sl S K T
544) 545) HUBUNGAN ANTARA STAF
NO KEPERAWATAN n=1 547) 549) 551) 553)
(3 (2 ( (0

554) 555) Kepala ruang melakukan supervisi seluruh 556) 557) 558) 559)
1 klien yang ada diruangan setiap awal tugasnya 0 2 0 0

561) PN/AN mensupervisi seluruh klien yang


560) 562) 563) 564) 565)
menjadi tanggung jawabnya segera setelah
2 0 2 0 0
menerima operan tugas setiap klien

566) 567) PN menginformasikan peraturan dan tata 568) 569) 570) 571)
3 tertib RS yang berlaku kepada klien/keluarga baru 3 0 0 0

573) PN memperkenalkan perawat dalam satu grup


572) 574) 575) 576) 577)
yang akan merawat klien selama klien dirawat di
4 3 0 0 0
RS

579) PN/AN melakukan visit/monitoring ke klien


578) 580) 581) 582) 583)
untuk mengetahui perkembangan atau kondisi
5 3 0 0 0
klien

585) PN memberikan penjelasan setiap rencana


584) 586) 587) 588) 589)
tindakan atau program pengobatan sesuai
6 3 0 0 0
wewenang dan tanggung jawabya

590) 591) Setiap akan melakukan tindakan keperawatan 592) 593) 594) 595)
7 PN/AN memberkan penjelasan atas tindakan yang 3 0 0 0

152
akan dilakukan kepada klien atau keluarga

597) Kesediaan PN/AN untuk menerima konsultasi


596) 598) 599) 600) 601)
atau keluhan klien atau keluarga dan berupaya
8 3 0 0 0
mengatasinya

603) Klien/keluarga mengetahui PN atau perawat


602) 604) 605) 606) 607)
yang bertanggung jawab dan ditulis pada papan
9 3 0 0 0
nama klien

608) 609) PN/ AN memberitahu dan mempersiapkan 610) 611) 612) 613)
10 klien yang akan pulang/pindah 3 0 0 0

615)
616) 617) 618)
614) JUMLAH 2
2 0 0

621)
619) TOTAL 620) 2 622) 623)

624) Sumber : Hasil observasi dan wawancara


625) Keterangan =
- Sll = Selalu
- Srg = Sering
- Kdg = Kadang
- Tdk = Tidak
626) Persentase (%)= Nilai yang didapat x 100 %
627) Nilai keseluruhan(n)
628) = 26 x 100 %
629) 30
630) = 86,7%
631) = baik
632) Kategori :
633)>75 : baik
634)60 – 74 : cukup baik
635)59< : kurang
636) Analisa : Berdasarkan tabel 3.24 bahwa hubungan antara staf
keperawatan yang dapat menjamin askep yang berkesinambungan memiliki
presentase sebesar 86,7 % dengan kriteria baik.

153
637)
5) Hubungan antara Staf Keperawatan di Ruang Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari
638) Tabel 3.25
639)Hubungan antara Staf Keperawatan di Ruang Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari
644) 646)
648)
642) S K
641) HUBUNGAN Td
640) Sll
ANTARA STAF
NO 643) 645) 647)
KEPERAWATAN 649)
(3) (2 (1
(0)
651) PJ pelayanan
650) keperawatan mengadakan 652)
653) 654) 655)
1 pertemuan rutin dengan KaRu √
minimal sebulan sekali
657) KaRu mengadakan
656) pertemuan rutin dengan 658)
659) 660) 661)
2 seluruh staf keperawatan √
minimal sebulan sekali
663) KaRu mengadakan
662) 665)
pertemuan rutin dengan PN 664) 666) 667)
3 √
minimal dua minggu sekali
669) PN mengadakan pre dan
668) 671)
post conference pada setiap 670) 672) 673)
4 √
awal dan akhir tugas jaga pagi
675) PN menerima serah
674) 676)
terima tugas jaga AN yang 677) 678) 679)
5 √
tugas jaga sebelumnya
681) AN melaksanakan serah
680) terima tugas jaga dari jaga 682)
683) 684) 685)
6 sebelum dan kepada tugas √
jaga berikutnya
687) PN mendampingi serah
686) 688)
terima tugas jaga antara AN 689) 690) 691)
7 √
pada tugas jaga berikutnya
693) PN melakukan
dokumentasi askep terutama
692) 694)
pada pengkajian, menetapkan 695) 696) 697)
8 √
diagnosa dan penyusunan
rencana keperawatan
699) AN melakukan
698) dokumentasi askep terutama 700)
701) 702) 703)
9 hal pelaksanaan dan evaluasi √
keperawatan
704) 705) PN memberikan laporan 706) 707) 708) 709)
10 tugas kepada KaRu √
keperawatan setiap akhir
tugas terutama tentang
keadaan umum klien dan

152
permasalahan yang ada
711) PN melakukan motivasi/
710) 712)
bimbingan dengan AN setiap 713) 714) 715)
11 √
hari
716) 717) AN menggantikan tugas 718)
719) 720) 721)
12 PN bila PN tidak ada √
723) PJ tugas jaga
722) 724)
menggantikan tugas KaRu 725) 726) 727)
13 √
pada S/M/L
729) 730)
728) JUMLAH 731) 732)
33 4
733)
734) Keterangan =
- Sll = Selalu
- Srg = Sering
- Kdg = Kadang
- Tdk = Tidak
735) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
736) Nilai keseluruhan(n)
737) = 37/39 x 100%
738) = 94%
739) Analisa:
740) Berdasarkan table 3.25 Hubungan antara Staf Keperawatan di
Ruang Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari, memiliki presentase 94%
6) Hubungan Profesional/ Kemitraan Antara Staf Keperawatan Dengan
Dokter/ Tim Kesehatan Lain di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari
741) Tabel 3.26
742) Hubungan Profesional/ Kemitraan Antara Staf Keperawatan
Dengan Dokter/ Tim Kesehatan Lain di Ruang Rawat Inap Arafah
RS PKU Muhammadiyah Wonosari
747) 749) 751)
744) Hubungan Antara Staf
745) S K T
743) Perawatan Dengan Dokter/
Sll
N Tim Kesehatan Lain Yang
746) 748) 750) 752)
Mendukung Pelaksanaan
(3) (2 (1 (0
Mpm
754) PN/ AN melakukan visit
753) bersama dokter/ tim 755)
756) 757) 758)
1 kesehatan lain yang merawat √
klien
759) 760) PN melakukan diskusi 761) 762) 763) 764)
2 kasus dengan dokter/ tim √
kesehatan lain minimal satu

153
kali seminggu
766) Hubungan professional/
kemitraan dengan dokter/
765) 767)
tim kesehatan lain tercermin 768) 769) 770)
3 √
dalam dokumentasi Rekam
Medis
772) PN/ AN menggunakan
rekam medik sebagai sarana
771) 773)
hubungan professional 774) 775) 776)
4 √
dalam pelaksanaan program
kolaborasi
778) Dokter/ tim kesehatan
lain menggunakan rekam
777) keperawatan sebagai sarana 779)
780) 781) 782)
5 hubungan professional √
dalam rangka pelaksanaan
program kolaborasi
784) Dokter/ tim kesehatan
783) 785)
lain mengetahui setiap klien 786) 787) 788)
6 √
siapa PN nya
790) PN memfasilitasi
789) pelaksanaan konsultasi 791)
792) 793) 794)
7 klien/ keluarga dengan √
dokter/ tim kesehatan lain
796)
795) JUMLAH 797) 798) 799)
21
800)
801)
802) Keterangan =
- Sll = Selalu
- Srg = Sering
- Kdg = Kadang
- Tdk = Tidak
803)
804) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
805) Nilai keseluruhan(n)
806) = 21/21 x 100%
807) = 100%
808) Analisa:
809) Berdasarkan tabel 3.26 Hubungan Profesional/ Kemitraan Antara
Staf Keperawatan Dengan Dokter/ Tim Kesehatan Lain di Ruang Rawat Inap
Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari di dapatkan 100%
7) Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (OPERAN) di Ruang Rawat
Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

154
810)
811) Tabel 3.27
812) Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (OPERAN) di Ruang
Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

821)
815) 817) 819)
S S K T
813)
N 814) VARIABEL YANG DINILAI (n=9)
816) 818) 820) 822)
( ( (1 (

828)
823) 824) Serah terima didahului dengan doa
825) 826) 827)
1 bersama
830) Komunikasi antar pemberi tanggung
829) jawab dan penerima tanggung jawab 834)
831) 832) 833)
2 dilakukan didepan pintu dengan suara pelan/ √
tidak rebut
836) Menyebutkan identitas klien, diagnose
835) medis, diagnose keperawatan, tindakan 837)
838) 839) 840)
3 keperawatan yang telah dilakukan beserta √
waktu pelaksanaannya dan evaluasinya
841) 842) Menginformasikan jenis rencana dan
843) 846)
waktu rencana tindakan keperawatan yang 844) 845)
4 √
belum dilaksanakan
847) 848) Menyebutkan perkembangan klien yang 849)
850) 851) 852)
5 ada selama shift √
853) 854) Menginformasikan pendidikan kesehatan 857)
855) 856) 858)
6 yang telah diberikan (bila ada) √
859) 861)
860) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 862) 863) 864)
7 √
865) 866) Menyebutkan tindakan medis beserta 867)
868) 869) 870)
8 waktunya yang dilakukan selama shift √
871) 872) Menyebutkan tindakan medis yang belum 873)
874) 875) 876)
9 dilakukan selama shift √
877) 878) Menginformasikan kepada klien/ 882)
1 keluarga nama perawat pada shift berikutnya 879) 880) 881)

pada setiap akhir tugas
883) 884) Memberi salam pada klien, keluarga serta
1 mengobservasi dan menginspeksi keadaan 886) 888)
885) 887)
klien, menanyakan keluhan-keluhan klien √
(dalam rangka klasifikasi)
891) 894)
889) 892) 893)
890) Jumlah 1
2 1 0
897)
895) 896) Total: 2 898) 899) 900)

155
901)
902) Keterangan =
- Sll = Selalu
- Srg = Sering
- Kdg = Kadang
- Tdk = Tidak
903)
904) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
905) Nilai keseluruhan(n)
906) = 21/33x 100 %
907) = 63.64%
908) Kategori :
909) >75 : baik
910) 60-74 : cukup baik
911) 59< : kurang
912)
913) Analisa : Evaluasi pelaksanaan serah terima tugas jaga (operan)
berdasarkan tabel 3.27 sebesar 63,64% dengan kategori cukup baik Adapun
tindakan yang belum optimal dilakukan yaitu Menginformasikan kepada
klien/ keluarga nama perawat pada shift berikutnya pada setiap akhir tugas,
Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima tanggung jawab
dilakukan didepan pintu dengan suara pelan/ tidak rebut, serah terima
didahului dengan berdoa
914)
915)
916)
917)
918)
919)
920)
8) Pelaksanaan Meeting Morning di Ruang rawat inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari
921) Tabel 3.28
922) Pelaksanaan Meeting Morning di Ruang rawat inap Arafah RS
PKU Muhammadiyah Wonosari
923) 924) VARIABEL YANG 925) 927) 929) 931)
N DINILAI Sll S K T
926)

156
928) 930) 932)
(3) (2 (1 (

934) KaRu menyiapkan


933) 935)
tempat untuk melakukan 936) 937) 938)
1 √
meeting morning
940) KaRu memberikan
939) pengarahan pada staf 942)
941) 943) 944)
2 dengan materi yang telah √
disiapkan sebelumnya
946) KaRu melakukan
945) 947)
klarifikasi apa yang telah 948) 949) 950)
3 √
disampaikan kepada staf
952) Memberikan kesempatan pada
951) staf untuk mengungkapkan 953)
954) 955) 956)
4 permaslahan yang muncul √
diruangan
958) Bersama staf
957) mendiskusikan pemecahan 959)
960) 961) 962)
5 masalah yang dapat √
ditempuh
963) 964) KaRu memberi motifasi 966)
965) 967) 968)
6 dan reinforcement pada staf √
970) 971)
969) JUMLAH 972) 973)
12 4
974) Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara
975) Keterangan =
- Sll = Selalu
- Srg = Sering
- Kdg = Kadang
- Tdk = Tidak
976)
977) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
978) Nilai keseluruhan(n)
979) = 16/18 x 100%
980) = 88,9%
981) = Baik
982) Analisa: Evaluasi pelaksanaan meeting morning berdasarkan 3.28
sebesar 88,9% dengan kriteria baik. Adapun tindakan yang sudah dilakukan
secara optimal adalah KaRu menyiapkan meeting morning, memberikan
kesempatan pada staf untuk mengungkapkan masalah yang muncul di
ruangan

157
983)
9) Pelaksanaan Pre Conference di Ruang rawat inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari pada tanggal 15 Agustus 2022
984) Table 3.29
985) Pelaksanaan Pre Conference
986) Di Ruang rawat inap Arofah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
pada tanggal 15 Agustus 2022
989) 991) 993) 995)
Sl S K T
987) 988) VARIABEL YANG
NO DINILAI 990) 992) 994) 996)
(3 ( (1 (0

997) 998) Menyiapkan rungan/ 999)


1000) 1001) 1002)
1 tempat √

1004) Menyiapkan rekam medik


1003) 1005)
klien yang menjadi tanggung 1006) 1007) 1008)
2 √
jawabnya

1009) 1010) Menjelaskan tujuan 1012)


1011) 1013) 1014)
3 dilakukannya pre conference √

1015) 1016) Memandu pelaksanaan pre 1018)


1017) 1019) 1020)
4 conference √

1022) Menjelaskan masalah


1021) keperawatan klien, dan rencana 1023)
1024) 1025) 1026)
5 keperawatan yang menjadi √
tanggung jawabnya

1028) Membagi tugas kepada AN


1027) sesuai kemampuan yang 1029)
1030) 1031) 1032)
6 dimiliki dengan memperhatikan √
keseimbangan kerja

1034) Mendiskusikan cara dan


1033) 1035)
strategi pelaksanaan asuhan 1036) 1037) 1038)
7 √
klien/ tindakan

1040) Memotifasi untuk


1039) memberikan tanggapan dan 1044)
1041) 1042) 1043)
8 penyelesaian masalah yang √
sedang di diskusikan

1046) Mengklarifikasi kesiapan


1045) AN untuk melaksanakan asuhan 1050)
1047) 1048) 1049)
9 keperawatan kepada klien yang √
menjadi tanggung jawabnya

158
1051) 1052) Memberi reinforcement 1054)
1053) 1055) 1056)
10 positif pada AN √

1057) 1058) Menyimpulkan hasil pre 1059)


1060) 1061) 1062)
11 conference √

1064)
1065) 1066) 1067)
1063) JUMLAH 1
6 0 0

1068)
1069) Keterangan :
 Sll : Selalu
 Srg : Sering
 Kdg : Kadang-kadang
 Tdk : Tidak
1070)
1071) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100%
1072) Nilai Keseluruhan (n)
1073) = 24 x100%
1074) 11x3
1075) = 72,3%
1076) Analisa :
1077) Evaluasi pelaksanaan Pre Conference berdasarkan tabel 3.29
sebesar 72,3%. Dengan kriteria cukup. Semua tindakan yang dilakukan
sudah optimal

159
1078)
10) Pelaksanaan Post Conference Di Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari Pada 17 Agustus 2022
1079)
1080) Tabel 3.30
1081) Pelaksanaan Post Conference Di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari Pada 17 Agustus 2022
1082)
1085) 1087) 1089) 1091)
Sl S K T
1083) 1084) VARIABEL YANG
NO DINILAI 1086) 1088) 1090) 1092)
(3 (2 (1 (0

1093) 1095)
1094) Menyiapkan rungan/ tempat 1096) 1097) 1098)
1 √
1100) Menyiapkan rekam medik
1099) 1101)
klien yang menjadi tanggung 1102) 1103) 1104)
2 √
jawabnya

1107)
1105) 1106) Menjelaskan tujuan
1108) 1109) 1110)
3 dilakukannya post conference

1112) Menerima penjelasan dari


1111) AN tentang hasil tindakan/ hasil 1113)
1114) 1115) 1116)
4 asuhan keperawatan yang telah di √
lakukan oleh AN

1118) Mendiskusikan masalah yang


1117) di temukan dalam memberikan 1120)
1119) 1121) 1122)
5 askep klien dan mencari upaya √
penyelesaian masalahnya

1123) 1124) Memberi reinforcement pada 1127)


1125) 1126) 1128)
6 AN √

1129) 1130) Menyimpulkan hasil post 1133)


1131) 1132) 1134)
7 conference √
1136) Mengklarifikasi klien
1135) 1138)
sebelum melakukan operan tugas 1137) 1139) 1140)
8 √
jaga sift jaga berikutnya

1142)
1143) 1144)
1141) JUMLAH 1 1145)
4 2

1146) Sumber: Hasil observasi dan wawancara

152
1147) Keterangan :
 Sll : Selalu
 Srg : Sering
 Kdg : Kadang-kadang
 Tdk : Tidak
1148)
1149) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100%
1150) Nilai Keseluruhan (n)
1151)
1152) = 18x 100%
1153) 32
1154) = 56%
1155) Analisa : Evaluasi pelaksanaan Post Conference berdasarkan tabel
3.30 sebesar 56%
11) Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru Di Ruang Rawat Inap Arafah RS
PKU Muhammadiyah Wonosari pada Tanggal 17 Agustus 2022
1156)Tabel 3.31
1157) Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru Di Ruang rawat Inap Arafah RS
PKU Muhammadiyah Wonosari pada 17 Agustus 2022
1160) Dilakukan

1163) 1164)
1158)
1159) Kegiatan (n=4) Ya Tidak
No
1167) 1168) 1169) 1170)
N % N %

1172)
1171) 1173) Pre Interaksi 1174) 1175) 1176) 1177)
A

1178) 1179) 1180) Mengumpulkan data 1181)


1182) 1183) 1184)
tentang klien √

1185) 1186) 1187) Membuat rencana 1188)


1189) 1190) 1191)
pertemuan dengan klien √

1193)
1192) 1194) Orientasi 1195) 1196) 1197) 1198)
B

1199) 1200) 1201) Memberi salam dan 1202)


1203) 1204) 1205)
tersenyum kpada klien √

1206) 1207) 1209)


1208) Memperkenalkan nama diri 1210) 1211) 1212)

1213) 1214) 1215) Menanyakan nama 1218)


1216) 1217) 1219)
panggilan kesukaan klien √

153
1220) 1221) 1223)
1222) Menanyakan perasaan klien 1224) 1225) 1226)

1227) 1228) 1230)


1229) Menjelaskan peran perawat 1231) 1232) 1233)

1234) 1235) 1237)


1236) Menjelaskan tugas perawat 1238) 1239) 1240)

1241) 1242) 1243) Menjelaskan kegiatan 1244)


1245) 1246) 1247)
(orientasi) yang akan dilakukan √

1248) 1249) 1250) Menjelaskan tujuan 1251)


1252) 1253) 1254)
kegiatan √

1255) 1256) 1257) Menjelaskan waktu yang 1260)


1258) 1259) 1261)
dibutuhkan untuk orientasi √

1262) 1263) 1267)


1264) Menjelaskan kerahasiaan 1265) 1266) 1268)
10 √

1270)
1269) 1271) Kerja 1272) 1273) 1274) 1275)
C

1276) 1277) 1278) Menanyakan keluhan utama 1279)


1280) 1281) 1282)
klien √

1283) 1284) 1285) Memberi kesempatan 1286)


1287) 1288) 1289)
bertanya √

1290) 1291) 1292) Memulai dengan ajakan 1293)


1294) 1295) 1296)
untuk berkonsentrasi √

1297) 1298) 1300)


1299) Melakukan orientasi 1301) 1302) 1303)

1305)
1304) 1306) Materi 1307) 1308) 1309) 1310)
D

1311) 1312) 1313) Mengorientasikan tentang 1314)


1315) 1316) 1317)
fasilitas yang ada diruangan √

1318) 1319) 1320) Mengorientasikan tentang 1321)


1322) 1323) 1324)
cara menggunakan fasilitas √

1327) Mengorientasikan tata tertib


1325) 1326) 1328)
penggunaan fasilitas ruang 1329) 1330) 1331)

tunggu

1334) Mengorientasikan tempat-


1332) 1333) tempat penting, kamar mandi, 1335)
1336) 1337) 1338)
ruang tunggu, ruang konsultasi, √
ruang perawat, mushola, dll

1339) 1340) 1341) Terminasi 1342) 1343) 1344) 1345)

154
E

1346) 1347) 1348) Menyimpulkan hasil 1351)


1349) 1350) 1352)
kegiatan √

1353) 1354) 1356)


1355) Memberikan pujian positif 1357) 1358) 1359)

1360) 1361) 1362) Merencanakan tindak lanjut 1363)


1364) 1365) 1366)
kepada klien √

1367) 1368) 1369) Melakukan kontrak 1370)


1371) 1372) 1373)
selanjutnya √

1376) Mengakhiri pertemuan


1374) 1375) 1377)
dengan cara yang baik dan 1378) 1379) 1380)

tersenyum

1382)
1384)
1381) JUMLAH 2 1383) 1385)
4

1386)
1387) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100%
1388) Nilai Keseluruhan (n)
1389) = 21 x 100%
1390) 25

1391) = 84%

1392) Analisa : Dari hasil pengkajian berdasarkan tabel 3.28 yang


dilakukan terkait orientasi pasien baru di Ruang Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari presentase 84% dengan kategori baik.

155
1393)
1394)
12) Pelaksanaan Universal Precuation Di Ruang rawat inap Puskesmas
Berbah
1395) Tabel 3.29
1396) Pelaksanaan Universal Precuation Di Ruang
1397) Rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

1400) P
elak
1398) sana
N 1399) Aspek Yang Dinilai an
1403) 1404)
Y T

1405) 1406) Perawat cuci tangan ketika akan kontak dengan klien arau 1407)
1408)
1 melakukan tindakan pada klien 1
1409) 1410) Perawat cuci tangan ketika selesai kontak dengan klien 1411)
1412)
2 atau setelah selesai melakukan tindakan dengan klien 1
1413) 1414) Perawat mencuci tangan dengan 1415)
1416)
3 sabun/detergen/desinfektan 1
1417) 1419)
1418) Perawat mencuci tangan di tempat air mengalir (wastafel) 1420)
4 1
1421) 1422) Perawat menggunakan sarung tangan ketika kontak/ 1423)
1424)
5 melakukan tindakan dengan klien 1
1426) Perawat menggunakan masker ketika melakukan tindakan
1425) 1427)
tertentu (penyakit infeksi yang menular melalui udara, peyakit 1428)
6 1
dengan daya tahan tubuh rendah, menjaga kebersihan diri)
1430) Perawat menggunakan baju pelindung ketika melakukan
1429) tindakan tertentu (penyakit infeksi yang menular melalui 1431)
1432)
7 udara, peyakit dengan daya tahan tubuh rendah, menjaga 1
kebersihan diri)
1433) 1435)
1434) Perwat menggunakan alat-alat steril untuk satu klien 1436)
8 1
1437) 1438) Perawat menggunakan alat-alat disposable hanya untuk 1439)
1440)
9 sekali pakai 1
1441)
1442) Setelah menggunakan alat-alat non disposable perawat 1443)
1 1444)
mencucinya dengan larutan desinfektan 1
1445)
1446) Perawat mensterilkan alat-alat steril di instalasi sterilisasi 1447)
1 1448)
sentral 1
1449) 1450) Perawat menyiapkan alat-alat kesehatan ditempat khusus 1451) 1452)
1 1

152
1453)
1455)
1 1454) Perawat membuang benda-benda tajam di tempat khusus 1456)
1
1457)
1458) Perawat membuang sampah medis di tempat sampah 1459)
1 1460)
medis 1
1461)
1462) Perawat membuang sampah non medis di tempat sampah 1463)
1 1464)
non medis 1

1466)
1465) JUMLAH 1 1467)

1468) Sumber :Data Primer Di Ruang Rawat inap Arafah RS PKU


Muhammadiyah Wonosari

1469) Keterangan :
1470) Iya = 1
1471) Tidak = 0
1472) Kategori :
1473) >75 : Baik
1474) 60 – 74 : Cukup Baik
1475) 59< : Kurang

153
1476) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
1477) Nilai keseluruhan (n)
1478) = 15 x 100 % = 100%
1479) 15
1480) = Baik
1481)
13) Evaluasi Kepuasan Supervisior Dalam Melaksanakan MPKP Di Ruang
Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
1482) Tabel 3.31
1483) Evaluasi Kepuasan Supervisior Dalam Melaksanakan MPKP Di
Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari

1486) 1487) 1488) 1489)


1484)
1485) Pernyataan S S T S
No

1490) 1492) 1495)


1491) Pembagian kerja perawat lebih terbagi rata 1493) 1494)
1 √

1497) Perawat rungan dapat mengetahui


1496) 1498) 1501)
permasalahan yang ada diruangan dengan 1499) 1500)
2 √
adanya meeting morning

1503) Permaslahan yang ada dirungan dapat


1502) 1504) 1507)
diselesaikan bersama-sama dengan perawat 1505) 1506)
3 √
dirungan

1508) 1509) Kinerja staf keperawatan lebih optimal 1511) 1513)


1510) 1512)
4 dengan adanya supervise dan motivasi √

1515) Semua pasien dapat dilayani oleh masing- 1516)


1514) 1519)
masing grup sesuai dengan kemampuan dan 1517) 1518)
5
beban kerja

1520) 1521) Penanggung jawab pelaksanaan asuhan 1522) 1525)


1523) 1524)
6 keperawatan lebih jelas √

1526) 1527) Mutu asuhan keperawatan dapat 1528) 1531)


1529) 1530)
7 ditingkatkan dengan adanya evaluasi secara rutin √

1533) Lebih mudah untuk menyediakan fasilitas 1534)


1532) 1537)
dan sarana yang mendukung kelancaran tugas 1535) 1536)
8
PN dan AN

1539) Jumlah tenaga perawat diruangan


1538) 1541) 1543)
mencukupi untuk pelaksanaan MPKP dengan 1540) 1542)
9 √
MPM

1544) 1545) Pelaksanaan MPKP dengan model tim sapa 1546) 1549)
1547) 1548)
10 S/M/L tetap dapat berjalan √

152
1550) 1551) Pelaksanaan MPKP dengan model tim 1553) 1555)
1552) 1554)
11 dirasakan cocok di ruangan √

1556) 1557) Pelaksanaan MPKP dengan model tim 1558) 1561)


1559) 1560)
12 dapat memotifasi perawat dalam bekerja √

1563)
1564) 1566)
1562) JUMLAH 2 1565)
6

1567) Keterangan :
1568) SS : Sangat Setuju
1569) S: Setuju
1570) TS : Tidak Setuju
1571) STS : Sangat Tidak Setuju
1572)
1573) = 33 x 100%
1574) 36
1575) = 92%
14) Langkah-Langkah Pelaksanaan Mencuci Tangan di RS PKU
Muhammadiah Wonosari
1576) Table 3.31
1577) Langkah-Langkah Pelaksanaan Mencuci Tangan Di Ruang
rawat inap RS PKU Muhammadiah Wonosari
1580) J
umla
h
1578)
samp
N 1579) Langkah- langkahnya
el
1583) 1584)
Y T

1585) 1586) Lepaskan arloji, cinci (bila perlu) 1587) 1588)


1 √
1589) 1590) Basahi kedua belah tangan 1591) 1592)
2 √
1593) 1594) Menggunakan sabun 1595) 1596)
3 √
1597) 1598) Menggosok dengan keras seluruh 1599) 1600)
4 bidang permukaan tangan dan jari-jari √
sekurang-kurangnya 10-15 detik
1601) 1602) Perhatikan bidang dibawah kuku 1603) 1604)
5 tangan dan diantara jari-jari √
1605) 1606) Mencuci tangan seluruhnya dengan 1607) 1608)
6 bersih √
1609) 1610) Mengeringkan tangan dengan 1611) 1612)
7 handuk, kertas lap (paper towel) dan √
digunakan lap untuk mematikan kran

153
1613) Jumlah 1614) 1615)
6 1
1616) Sumber : Data Primer Di Ruang Rawat inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari
1617) Kategori
1618) >75 : Baik
1619) 60 – 74 : Cukup Baik
1620) 59< : Kurang
1621) Presentase (%) = nilai yang didapat x 100%
1622) Nilai keseluruan (n)
1623) = 6 x 100%
1624) 7
1625) = 85,7%
1626) Analisa : Berdasarkan tabel 3.31 Langkah-Langkah Pelaksanaan
Mencuci Tangan Di Ruang Rawat Inap RS PKU Muhammadiah Wonosari
dengan hasil yaitu 85,7% dalam kategori baik
1627)
15) Hasil Evaluasi Kejadian Infeksi Nosokomial di Ruang Marwah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari Bulan Juli-September 2021
1628) Distribusi Angka Kejadian infeksi nosokomial di Ruang
Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah tidak ada.
1629)
16) Pelaksanaan 9 Patient Safety :Identifikasi, Komunikasi Efekti, Obat,
Pasien Opersi, Cuci Tangan, Resiko Jatuh di Ruang Rawat Inap Arafah
RS PKU Wonosari

1630) Tabel 3.32


1631) Pelaksanaan Implementasi 9 Pasien Safety Di Ruang Arafah RS
PKU Muhammadiyah Wonosari Bulan Mei-Juli 2022
1634) Pela
1632) ksanaan
N 1633) Komponen Yang Dinilai 1637) 1638)
Y T

1639) 1640) Perhatikan nama obat, rupa, dan ucapan mirip 1641) 1650)
1 (Norum) 1651)
a. Perawat memberi obat sesuai dengan prinsip 7 benar 1642)
b. Perawat melakukan pendokumentasian setelah memberi obat 1
c. Obat disusun perklien pada tempatnya masing-masing 1643)

154
1
1644)
1
1645)
d. Dokumentasi berlapis 1
e. Adanya pencatatan obat masukdan keluar 1646)
f. Memastikan resep obat yang diterima dan obat yang diberikan sama 1
g. Ada pedoman pengelolaan obat 1647)
h. Ada SOP pemberian obat (IM, IV, SC) 1
1648)
1
1649)
1
1654)
1
1655)

1656)
1653) Pastikan identifikasi klien
1
b. Perawat menuliskan identitas klien dengan lengkap dan jelas dalam
1657)
setiap pendokumentasian asuhan keperawatan dan pada setiap pintu
masuk ke kamar klien
1652) 1658)
c. Perawat menuliskan no CM setiap klien dengan lengkap dan jelas 1663)
2 1
d. Semua dokumen mengenai klien diisi dengan lengkap dan jelas
1659)
e. Status klien terpisah antara 1 klien dengan klien yang lain
1
f. Memanggil nama klien pada saat mau memberikan asuhan
1660)
keperawatan
1661)
1
1662)

1664) 1665) Komunikasi secara benar saat serah terima/operan 1666) 1675)
3 klien 1676)
a. Menyebutkan identitas klien, diagnose medis, diagnose 1667) 1677)
keperawatan, tindakan keperawatan yang telah dilakukan serta 1 1678)
waktu pelaksanaan. 1668) 1679)
b. Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan yang belum
dilakukan 1669)
c. Menyebutkan perkembangan klien yang ada selama shift
d. Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta waktunya 1670)
e. Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan selama shift 1
1671)

1672)
1
1673)

155
1
1674)
1
1682)

1683)
1681) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang
1684)
benar sebelum tindakan operasi (misalnya pengendalian
1
jaringan), tempat atau sisi tubuh diberi tanda 1689)
1680) 1685)
a. Ada dokmentasi tindakan di status klien 1690)
4 1
b. Memastikan data pada catatan keperawatan sebelum melakukan 1691)
1686)
tindakan
c. Memberikan terapi sesuai dengan program pengobatan
1687)

1688)
1
1694)

1695)
1
1696)
1693) Kendalikan cairan elektrolit pekat (konsentrat) 1
i. Ada dokumentasi mengenai pemberian cairan 1697)
j. Perawat mengecek program terapi sebelum memberikan terapi
cairan pada klien 1698)
k. Perawat memprogram pemberian cairan elektrolit pekat sesuai 1
1692) aturan pemberian 1699)
1705)
5 l. Perawat memonitor reaksi pemberian cairan
m. Perawat menggunakan alat yang tepat dalam pemberian cairan 1700)
n. Perawat mengatur tetesan infus atau hasil perhitungan sesuai 1
dengan order 1701)
o. Perawat menuliskan catatan pemberian infus secara terperinci 1
(tanggal, jam, dan macam cairan) 1702)
1
1703)

1704)
1
1706) 1707) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan 1708) 1714)
6 pelayanan
g. Ada dokumentasi tentang obat-obatan yang sudah diberikan dan 1709)
waktu pemberiannya 1
h. Ada dokumentasi serah terima klien 1710)
i. Perawat mengisi catatan perkembangan keadaan klien saat ini
dengan jelas 1711)

156
1
1712)

1713)
1
1717)
1
1718)

1719)
1716) Hindari salah kateter, salah sambung selang (tube) 1
f. Perawat mengecek order adanya pemberian tindakan misalnya 1720)
pemasangan kateter atau NGT 1
g. Sebelum melakukan tindakan ada persetujuan klien dan keluarga 1721)
1715)
h. Perawat memastikan selang kateter atau selang NGT sesuai dengan
1727)
7 ukurannya 1722)
i. Perawat menggunakan alat yang steril 1
j. Perawat memastikan bahwa selang masuk kedalam kandung kemih 1723)
k. Perawat memastikan balon sudah terfiksasi 1
l. Perawat melakukan tindakan pemasangan secara atraumatik 1724)
1
1725)
1
1726)

1730)

1731)
1729) Gunakan alat injeksi sekali pakai 1
a. Perawat mengecek program pemberian obat dalam catatan 1732)
1728) perawatan
1736)
8 b. Satu spuit digunakan satu kali pakai untuk satu obat 1733)
c. Perawat memastikan bahwa spuit dibuang di tempat sampah medis 1
d. Perawat membuang spuit dalam keadaan tertutup 1734)
1
1735)
1
1737) 1738) Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan inos 1739) 1745)
9 a. Perawat mencuci tangan sebelum melakukan tindakan 1746)
b. Perawat mencuci tangan sesudah melakukan tindakan 1740) 1747)
c. Perawat mencuci tangan menggunakan antiseptik 1 1748)
d. Perawat mencuci tangan dengan teknik yang benar 1741) 1749)
e. Ada pedoman mengenai cuci tangan yang benar 1 1750)
1742)
1
1743)
1
1744)

157
1
1752)
1751) JUMLAH 1753)
40
1754) Sumber : Data Primer Di Ruang Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari

1755) Kategori :
1756) >75 : Baik
1757) 60 – 74 : Cukup Baik
1758) 59< : Kurang
1759) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
1760) Nilai keseluruhan (n)
1761) = 40 x 100%
1762) 40
1763) = 100 %
1764) Analisa :
1765) Berdasarkan table 3.32 yang diobservasi bahwa tindakan
keperawatan yang dilakukan di Ruang Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari termasuk dalam kategori Baik dengan nilai persentase 100%

158
17) Monitoring Kepatuhan 5 moment Hand Hygiene
1766) Tabel 3.33
1767) Monitoring Kepatuhan 5 moment Hand Hygiene
1768) 1769) 1770) 1771) 1772) 5 momet 1774)
Tgl No Na 1773) n=8
1778) 1779) 1780) 1781) 1782) 1783) 1784) Ket
Se Seb Se Sete Setel Ju erangan
e l a
l a h
u h k
m o
k n
t o ta
i n k
n t li
Sumber : Data Primer di Ruang rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Womosari 2022
d a n
a k g
Analisa : k k
a p u
n a n
Berdasarkan hasil diatas didapatkan hasil bahwa kepatuhan 5 moment hand hygiene di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
s g
Muhammadiyah Wonosari a i a
s e n
dalam kategori cukup baik dengan persentase 70%. e n
p
t
i
c
1785) 1787) 1788) 1789) 1790) 1791) 1792) 1793) 1794) 1795)
15 1 - √ √ √ √ 4

152
1797) 1798) 1799) 1800) 1801) 1802) 1803) 1804) 1805)
1786) 2 - - √ √ √ 3
20 1807) 1808) 1809) 1810) 1811) 1812) 1813) 1814) 1815)

1816) 1817) J 1818) 1819) 1820) 1821) 1822) 1823) 1824)


UML 7
AH

153
A. Unsur Ouptut
1. Efisiensi Ruang Rawat
a. Kajian Teori
1825) Efisiensi pengelolaan rumah sakit secara garis besar
dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi medis meninjau efisiensi dari sudut
mutu pelayanan medis dan dari segi ekonomi meninjau efisiensi dari
sudut pendayagunaan sarana yang ada. Grafik Barber-Johnson adalah
grafik yang secara visual dapat menyajikan dengan jelas tingkat efisiensi
kedua segi diatas. Grafik Barber-Johnson menggambarkan bagaimana
pemakaian empat parameter yaitu BOR (Bed Occupancy Rate), LOS
(Length Of Stay), TOI (Turn Over Internal), dan BTO (Bed Turn Over)
sebagai salah satu indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit. (Depkes,
2005)
1826) Efisiensi pelayanan meliputi 4 (empat) indikator mutu
pelayanan kesehatan rumah sakit, yang meliputi:
1) BOR (Bed Occupancy Rate), merupakan indikator untuk menilai
seberapa efektifitas pemakaian tempat tidur yang ada disuatu
ruangan atau rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Standar
nasional untuk RSU dalam satu tahun adalah 60 – 85%.
(Depkes,2005)
1827) BOR = Jumlah hari perawatan x100%
1828) Jumlah TT xjumlah hari dalam 1 periode
1829)
2) LOS (Length Of Stay), LOS menurut Depkes RI (2005) adalah
ratarata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,
2005).
1830) LOS = Jumlah lama dirawat
1831) Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
1832)
3) TOI (Turn Over Internal), merupakan indikator mutu pelayanan
keperawatan yang menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur
kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien
sampai dengan diisi lagi. Standar 1 – 3 hari untuk RSU dalam satu
tahun. ( Depkes, 2005).
1833)

153
1834) TOI = (Jumlah tempat tidur x Periode) – Hari
perawatan
1835) Jumlah pasien keluar hidup+mati
4) BTO (Bed Turn Over), merupakan indikator yang menunjukkan
frekuensi pemakaian tempat tidur di suatu rumah sakit dalam satu
satuan waktu tertentu. BTO menggambarkan tentang tingkat
pemakaian tempat tidur. Standar 4 – 45 kali untuk RS dalam satu
tahun, sedangkan yang baik lebih dari 40 kali (Depkes,2005).
1836) BTO = Jumlah pasien keluar (Hidup+Mati)
1837) Jumlah tempat tidur
1838)
1839) Tabel 3.33
1840) Indikator Efisiensi di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari
1843)
Stand
1842) In ar 1844) Standar
1841)
dikato D Barber
No
r EP Johnson
K
ES
1845) 1846) 1847) 60-85 1848) 75 –
1. BOR % 85 %
1849) 1850) 1851) 6-9 1852) 3-12
2. LOS hari hari
1853) 1854) 1855) 1 – 3 1856) 1-3
3. TOI hari hari
1857) 1858) 1859) 5 – 45 1860) 30
4. BTO pasien pasien
1861) JUMLAH 1862) 1863)
1864) Sumber: Data Primer di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari 2022
1865) Tabel 3.34
1866) Perhitungan BOR, LOS, TOI, BTO berdasarkan Jumlah
Pasien Periode Bulan Mei-Juli 2022 di Ruang Rawat Inap Arafah RS
PKU Muhammadiyah Wonosari
1869) Indikator
1867) 1868) Bula 1872) 1873) 1874) 1875)
No n B L TO T
I O
1876) 1877) Mei 1878) 1879) 1880) 1881)
1 1 2 6,3 3,5
3

1882) 1883) Juni 1884) 1885) 1886) 1887)


2 1 2 5,6 3,6
0

1888) 1889) Juli 1890) 1891) 1892) 1893)

154
3 1 2 5,3 4
3

1894) Rata-rata 1895) 1896) 1897)


1 2 5,7 1898)
5 3,7

1899) Jumlah tempat tidur yang tersedia di ruangan sebanyak: 21


TT
1900) Sumber: Data Primer di Ruang Rawat Inap Arafah RS PKU
Muhammadiyah Wonosari 2022
1901)
1902)
1903)
1904)
1905)
1906)
1907)
1908)
b. Kajian Data
1909)Tabel 3.35
1910) Hasil Evaluasi Efisiensi Ruang
Rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari Bulan
Mei-Juli 2022

1911) 1912) 1913) 1914) S


No Ind H tand
i ar
k
a
t
o
r

1916) 1917) 1918) 1919) 6


01. BO 1 0–
R 85%
1920) 1921) 1922) 1923) 6
02. LO 2 –9
S hari
1925) 1926) 1927) 1928) 1
03. TOI 5 –3
hari
1930) 1931) 1932) 1933) 4
04. BT 3 0–
O 45
kali

155
1935) Sumber: Laporan Register Pelayanan Rawat Inap Puskesmas
Berbah

c. Analisa Data
a. BOR (Rasio penggunaan tempat tidur) di Ruang Rawat Inap
Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari pada bulan Mei-Juli
tahun 2022 rata-rata 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa
pemakaian tempat tidur untuk bulan Mei-Juli tahun 2022 belum
memenuhi standar Barber Johnson yaitu (75% - 85%) Dan
Standar Depkes yaitu (60-85%).
b. LOS (lama waktu yang dirawat pada setiap pasien ) di Ruang
rawat Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari pada
bulan Mei-Juli 2022 ada 2 hari, menunjukkan lama rata-rata hari
perawatan belum memenuhi standar dari Barber Johnson yaitu
3-12 hari.
c. TOI (waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong) di Ruang Rawat
Inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari 6 hari
menunjukan waktu rata-rata tempat tidur kosong sampai satu
hari tempat tidur sudah terisi kembali dengan pasien yang baru
dan sudah memenuhi standar Depkes dan Barber Johnson yaitu
1-3 hari.
d. BTO (Frekuensi pemakaian tempat tidur) di Ruang Rawat Inap
Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari 4 kali, sehingga
belum memenuhi standar Depkes 5-45 kali.

156
2. Mutu Asuhan Keperawatan
a. Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen A)
1936) Tabel 3.36
1937) Nilai Rata-rata Instrumen A di Ruang Rawat Inap Arafah RS
PKU Muhammadiyah Wonosari

1938) 1939) Aspe 1940) 1941) Keterangan


No k yang Has
dinilai i
l
(
%
)

1942) 1943) Peng 1944) 1. Penulisan Identitas Pasien Ditulis


1 kajian 81% Secara Lengkap, Baik Di Pojok
Rekam Medis Ataupun Diformat
Pengkajian.
2. Pencatatan Data Dikaji Sesuai
Dengan Pedoman Pengkajian.
3. Data Dikaji Dari Pasien Masuk
Sampai Pulang.
4. Grafik Suhu, Nadi, Tekanan
Darah, Dan Respirasi Rate  Terisi
Lengkap.
5. Tidak ada pengkajian nyeri dan
lembar edukasi
6. Pengkajian Awal Masuk
Diruangan Rawat Inap Dilakukan
Pencatatan
7. Perumusan Masalah Keperawatan
Sesuai Dengan Data Yang Ada
Dipengkajian Yang Telah
Dituliskan.
8. Penulisan Tanggal, Jam, Paraf
Dan Nama Terang Perawat
Tertulis Dengan Jelas.
1945)
1946) 1947) Diag 1948) 1. Diagnosa yang dibuat berdasarkan
2 nosa 100 masalah yang dirumuskan.
% 2. Diagnosa meliputi aktual, resiko
dan kolaborasi sesuai dengan
urutan dengan disertai penulisan
data subyektif dan obyektif pada
masing masing diagnosa.
3. Identitas pasien, tanggal, jam ,
paraf dan nama terang tertulis
dengan jelas.
1949) 1950) Renc 1951) 1. Diagnosa yang dibuat berdasarkan
3 ana 100 masalah yang dirumuskan.
tindakan % 2. Diagnosa meliputi aktual, resiko
dan kolaborasi sesuai dengan
urutan dengan disertai penulisan

153
data subyektif dan obyektif pada
masing masing diagnosa.
3. Identitas pasien, tanggal, jam ,
paraf dan nama terang tertulis
dengan jelas.
4. Rencana Keperawatan
5. Rencana keperawatan sesuai
diagnosa dengan
mempertimbangkan SMART
(spesifik, bisa diukur, bisa dicapai,
bisa pertanggungjawabkan).
6. Nursing outcome telah
mencantumkan waktu yang
ditargetkan dan kriteria hasil.
7. Rencana tindakan telah mengacu
pada tujuan dengan kalimat
perintah yang rinci dan jelas.
8. Rencana tindakan terdiri dari
tindakan observasi, nursing care
dan edukasi.
9. Dalam perencanaan terdapat
rencana untuk kolaborasi dengan
tim kesehatan lain.
1952) 1953) Tind 1954) 1. Tindakan mengacu pada rencanan
4 akan 100 keperawatan
keperawa % 2. Perawat mengobservasi respon
pasien terhadap tindakan
tan
keperawatan
3. Semua tindakan yang
dilaksanakan dicatat dengan jelas.
4. Tidak ada Monitoring resiko jatuh
terisi.
5. Tidak Terdapat lembar edukasi
oleh perawat dengan materi yang
tertulis jelas.
6. Pendidikan pasien terisi dan
identitas pasien, tanggal, jam,
paraf serta nama terang tercatat
dengan jelas.
1955) 1956) Eval 1957) 1. Evaluasi berdasarkan pada tujuan
5 uasi 100 dan tercacatat dalam catatan
% integrasi dengan SOAP
2. Tertulis tanggal, jam, paraf dan
nama terang dengan jelas
1958) 1959) Catat 1960) 1. Semua format sudah dibakukan.
6 an asuhan 100 2. Pencatatan ditulis dengan jelas,
keperawa % istilah yang digunakan baku dan
benar, penggunaan singkatan
tan
adalah yang sudah dibakukan oleh
RS dan penulisan kata/kalimat
juga kalimat/kata bahasa yang
sesuai dengan EYD.
3. Berkas catatan keperawatan
disimpan sesuai ketentuan yang
berlaku (sesuai urutan dalam

154
petunjuk penyusunan format
rekam medis ) sesuai ketentuan
puskesmas
1961) 1962) Rata 1963) 1964)
-rata(%) 96,8
3
%

1965) Sumber :Data Primer Ruang Rawat Inap Arafah Bulan Mei-Juli 2022
1966)
1967) Analisis :

1968) Dari data diatas didapatkan hasil total standart asuhan


keperawatan (SAK) sebanyak 96,83 % atau sudah baik.

b. Instrumen B
1) Kajian Teori
1969) Instrumen B mengevaluasi tentang persepsi pasien
terhadap mutu asuhan keperawatan dengan cara menanyakan
langsung kepada pasien yang memenuhi kriteria yaitu sudah dirawat
inap minimal tiga hari. Sebelum wawancara dimulai, pasien telah
diberikan penjelasan.
1970) Salah satu indikator mutu asuhan keperawatan adalah
dilihat dari persepsi klien tentang mutu asuhan keperawatan yang
diberikan. Untuk mengevaluasi hal ini perlu suatu instrument yang
baku.
1971) Mutu asuhan keperawatan dapat dilihat dari persepsi
pasien tentang mutu asuhan keperawatan yang diberikan. Dan untuk
mengevaluasi hal ini juga perlu suatu instrumen yang baku
menggunakan format standar asuhan keperawatan yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit.
1972) Lima dimensi yang menentukan mutu pelayanan yang
dikaitkan dengan kepuasan pasien:
1) Tangibles (bukti nyata), meliputi fasilitas fisik, peralatan yang
digunakan dan penampilan karyawan.
2) Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
3) Responsiviness (daya tanggap), yaitu kesediaan petugas dalam
memberikan pelayanan dengan tanggap.

155
4) Assurance (jaminan) mencakup kemampuan, kesopanan, sifat
yang dipercaya dari petugas, bebas dari bahaya, resiko dan
keragu-raguan.
5) Emphaty (Empati), yaitu penyediaan perhatian dan kepedulian
orang per orang kepada pelanggan.
1973) Rekapitulasi hasil evaluasi persepsi pasien
terhadap mutu asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Marwah RS
PKU Muhammadiyah Wonosari. Didapatkan hasil bahwa dari 4
pasien, perawat sudah memperkenalkan diri ke pasien, 4 pasien
mengatakan perawat kadang- kadang menanyakan keluhan pasien
dan ruang rawat inap arafah dibersihkan setiap hari oleh petugas
kebersihan

156
1974) INSTRUMEN B
1975) Tabel 3.37
1976) Evaluasi kepuasan pasien terhadap mutu asuhan keperawatan
1977) di ruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah
Wonosari
1978) Tanggal 15 Agustus 2022
1979)
1980) 1981) KRITERIA 1982) 1983) 1984) 1985)
No Sll Sr K T

1986) 1987) Apakah dokter mengunjungi 1988) 1989) 1990) 1991)


1. anda setiap hari ? 3
1992) 1993) Apakah dokter yang memeriksa 1994) 1995) 1996) 1997)
2. anda bersikap ramah? 3
1998) 1999) Apakah dokter menjelaskan 2000) 2001) 2002) 2003)
3. penyakit anda dan menjelaskan 3
tindakannya?
2004) 2005) Apakah dokter meluangkan 2006)2007) 2008) 2009)
4. waktu untuk konsultasi? 2
2010) 2011) Apakah perawat 2012)2013) 2014) 2015)
5. memperkenalkan diri kepada pasien 1
dan keluarga?
2016) 2017) Apakah perawat yang merawat 2018) 2019) 2020) 2021)
6. anda bersikap ramah? 3
2022) 2023) Apakah perawat 2024) 2025) 2026) 2027)
7. memperhatikan dan menanggapi 3
keluhan anda?
2028) 2029) Apakah anda dan keluarga 2030)2031) 2032) 2033)
8. merasa dibimbing oleh perawat 2
untuk merawat diri anda (contoh
sibin, menggunakan pispot, dll)?
2034) 2035) Menurut anda apakah perawat 2036) 2037) 2038) 2039)
9. bekerja dengan terampil? 3
2040) 2041) Bila anda membutuhkan 2042) 2043) 2044) 2045)
10. pertolongan apakah dilayani dengan 3
cepat?
2046) 2047) Apakah perawat menjelaskan 2048) 2049) 2050) 2051)
11. dimana tempat-tempat penting 3
untuk kelancaran perawatan?
(kamar mandi, ruang tata usaha,
dll).
2052) 2053) Apakah anda mendapatkan 2054)2055) 2056) 2057)
12. pelayanan administrasi dengan baik 2
dan cepat ?
2058) 2059) Apakah rekening yang anda 2060)2061) 2062) 2063)

162
13. dapatkan tepat hitung? 3
2064) 2065) Apakah anda diberi penjelasan 2066) 2067) 2068) 2069)
14. tentang biaya? 3
2070) 2071) Apakah ruangan selalu dalam 2072) 2073) 2074) 2075)
15. keadan bersih? 3
2076) 2077) Apakah sprei, selimut dan 2078) 2079) 2080) 2081)
16. sarung bantal selalu dalam keadaan 3
baik, selalu bersih dan diganti saat
kotor?
2082) 2083) Apakah kamar mandi selalu 2084) 2085) 2086) 2087)
17. dibersihkan tidak berbau dan tidak 3
licin?
2088) 2089) Apakah makanan yang 2090) 2091) 2092) 2093)
18. disajikan tepat waktu? 3
2094) 2095) Apakah makanan yang 2096) 2097) 2098) 2099)
19. disajikan berpariasi dan cukup 3
enak?
2100) 2101) Apakah petugas penyaji 2102) 2103) 2104) 2105)
20. makanan bersikap ramah? 3
2106) 2107) JUMLAH 2108) 2109) 2110) 2111)
48 6 1
2112) Keterangan :
- Sll = Selalu
- Srg = Sering
- Kdg = Kadang
- Tdk = Tidak
2113) Persentase (%)= Nilai yang didapat x 100%
2114) Nilai keseluruhan (n)
2115) = 55 x 100
2116) 60
2117) = 92%
2118) Analisa :
2119) Didapatkan hasil dari kepuasan pasien terhadap mutu
asuhan keperawatan dengan persentase 91% (Baik).
2120)
2121)
2122)
2123)
2124)
2125)

163
G. Masalah dan Rencana Kegiatan
1. Analisis Data
2126) Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan di ruang rawat inap Arafah RS PKU Muhammadiyah Wonosari
beberapa masalah yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

2127) Tabel 3.38


2128) Analisis Data
2129)
2130) 2131) Data 2132) Peny 2133) M
No ebab asalah
2134) 2135) 2136) Kond 2137) P
1 a. Belum optimalnya pelaksanaan preconfrence diruang rawat inap puskesmas Berbah. isi pasien elaks
b. Belum optimalnya pelaksanaan post confrence diruang rawat inap puskesmas Berbah yang anaa
jarang n pre
ditemuka dan
n yang post
menduku confe
ng rence
pelaksana belu
an m
preconfre opti
nce mal.
2138)
2139)2140) Belum optimalnya operan jaga di ruang rawat inap puskesmas Berbah 2141) Tidak 2142) P
2 selalu elaks
terdapat anaa

192
pasien n
rawat opera
inap, n
sehingga jaga
pelaksana belu
an operan m
jaga opti
belum mal
optimal
2143) 2144) Belum optimalnya 5 moment Hand higiene di ruang rawat inap puskesmas 2145) Tidak patuh 2146) Peningk
3 Berbah pada 5 moment atan kepatuhan
hand hygiene terhadap 5
moment hand
hygiene
2147) 2148) Belum tertempel 7 benar prinsip pemberian obat di bok obat pasien. 2149) - 2150) Belum
4 tertempel 7
benar prinsip
pemberian
obat di bok
pasien
2151)
2152)

2153)

2154)

2155)

193
2156)

2157)

2158)

2159)

2160)

2161)

2162)

194
H. Skoring Masalah
2163) Tabel 3.39

2164) 2165) MASAL 2166)2167)2168) 2169) 2170)


N AH G T PRIOR
IT
AS
2171) 2172) Kegiatan 2173)2174)2175) 2176) 2177)
1 Pre dan post 3 3 10 2
conference
tidak berjalan
dengan
optimal
2178) 2179) Kegiatan 2180)2181)2182) 2183) 2184)
2 operan jaga 3 3 10 3
tidak berjalan
dengan
maksimal
2185) 2186) Peningka 2187)2188)2189) 2190) 2191)
3 tan kepatuhan 2 9 4
terhadap 5
moment
hand hygiene
2192) 2193) Belum 2194)2195)2196) 2197) 2198)
4 tertempel 7 2 7 6
benar prinsip
pemberian
obat di bok
obat pasien.
2199)
2200) Keterangan:
2201) U : Urgensi
2202) S : Seriousness
2203) G : Growth
2204) Skala penilaian 1-5

194
I. Prioritas Masalah
a. Kegiatan Pre dan post conference belum berjalan dengan optimal
b. Kegiatan operan jaga belum berjalan dengan maksimal
c. Peningkatan kepatuhan terhadap 5 moment hygiene
d. Belum tertempelnya prinsip 7 benar pemberian obat
2205)

196
2206)
1. Rencana Kegiatan / Plan Of Action (POA)
2207) Tabel 3.40

2208) 2209) 2210) 2211) Ur 2212) 2213) 2214) 2215) 2216) 2217) P
No Masal Kegiat aian Sasa Targ S W Pj emb
ah an Kegiat r et imbi
Po an a ng
ko n
k

2218) 2219) 2221) - Penyusunan 2224) 2226) 2228) 2229) 2230)- Anna Nur
1 Kegiat SOP SOP dan role Supe SOP M 21 A Hikmawati,
an da play pre post r P S.Kep.,Ns.,
pre n conference vi r M.Kep
da Ro 2223) s e - Kezia Diah
n l o - Purnama,
po pla r p S.Kep.,Ns
st y r o
co pr u st
nfe e a c
ren po n o
ce st g, n
bel co p fr
um nfe er e
ber re a n
jal nc w c
an e at e
de ja te
ng 2222) g rs
an a u
opt s
196
im 2225) u
al n
2220) d
a
n
te
rl
a
k
s
a
n
a
n
y
a
s
o
si
al
is
a
si
2227) Prec
onfrence

2231) 2232) 2234) - Penyusunan 2237) 2239) 2240) 2241) 2242)- Anna Nur
2 Kegiat SOP SOP dan role Supe Terla M 21 A Hikmawati,
an da play operan r k S.Kep.,Ns.,
Op n jaga. vi s M.Kep
era Ro 2236) s a - Kezia Diah
n le o n Purnama,
197
jag pla r a S.Kep.,Ns
a y r n
bel op u y
um era a a
ber n n o
jal jag g, p
an a p er
de er a
ng 2235) a n
an w ja
ma at g
ksi ja a
ma g y
l a a
2233) n
2238) g
o
pt
i
m
al
.
2243) 2244) 2245) - Koordinas 2247) 2249) 2250) 2251) 2252)- Anna Nur
3 Pening SOP i dengan Supe Opti M 21 A Hikmawati,
aka da supervisio r m S.Kep.,Ns.,
tan n r dan vi al M.Kep
ke pel perawat s n - Kezia
pat aks jaga o y Diah
uh an tentang r a Purnam
an aa kepatuhan r k a,
ter n cuci u e S.Kep.,
ha pe tangan (5 a p
198
da nin momen) n at Ns
p 5 gk g, u
mo ata - Melaksana p h
me n5 kan 5 er a
nt mo moment a m
ha me hand w 5
nd nt hygiene. at m
hy ha - Membuat ja o
gie nd poster 5 g m
ne hy moment a e
gin hand nt
e 2248) h
higiene
- Membuat a
2246) n
video 5
moment d
hand h
higiene y
g
i
n
e
2253) 2254) 2255) - Mematuhi 7 2256) 2257) Tert 2259) 2260) 2261)- Anna Nur
4 Belum - benar Supe empelnya M 21 A Hikmawati,
tert me pemberian obat r poster 7 S.Kep.,Ns.,
em ne vi benar M.Kep
pel mp - Menempel 7 si pemberian - Kezia Diah
ny el benar o obat dan Purnama,
a 7 pemberian obat r dapat S.Kep.,Ns
pri be di bok pasien d melaksanak
nsi nar rawat inap a an 7 benar
p pe - Membuat video n pemberian
7 mb p
199
be eri 7 benar prinsip er obat.
nar an pemberian obat. a
pe ob w 2258)
mb at at
eri di r
an bo u
ob k a
at pas n
di ien g
bo ra ra
k wa w
pas t at
ien ina in
ra p a
wa p
t p
ina u
p. s
k
e
s
m
a
s
b
er
b
a
h

200
2262) BAB IV
2263) PELAKSANAAN DAN EVALUASI
2264) (dikerjakan selesai implementasi)
2265)
2266) Berdasarkan rencana kegiatan atau Plan Of Action (POA) yang
telah disusun, maka pelaksanaan dan evaluasi kegiatan menurut masalah sesuai
pengkajian di ruang rawat inap Puskesmas Berbah dilakukan sebagai berikut:
A. Upaya pengoptimalan pelaksanaan universal precaution (5 momen cuci
tangan di ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah)
1. Pelaksanaan
a. Langkah-langkah Kegiatan
2267) Pelaksanaan Pengoptimalan 5 momen cuci tangan di
ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah dilakukan melalui 3 tahapan
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi dimana
masing-masing tahapan dapat dilihat pada tabel berikut :
2268) Tabel 4.1
2269) Langkah-Langkah Kegiatan pelaksanaan universal precaution (5
momen cuci tangan di ruang rawat inap) Puskesmas Berbah
2270)
2271) 2272) Kegi 2273) Pel 2274) S 2275) Tuj 2276) W 2277) Temp
No atan aksana asaran uan aktu at
.
2278) Persiapan
2279) 2280) Men 2281) Ma 2282) P 2283) Men 2284) 1 2285) Ruang
1. gkaji hasiswa erawat di dapatkan 1-15 Rawat Inap
pelaksanaan ruang data Juli Puskesmas
5 momen rawat tentang 2022 Berbah
cuci tangan inap pelaksanaa
puskesma n 5 momen
s Berbah cuci tangan
di ruang
Rawat Inap
Puskesmas
Berbah
2286) 2287) Koo 2288) Ma 2289) P 2290) Dila 2291) 2 2292) Puske
2. rdinasi hasiswa erawat ksanakanny 1 Juli smas Berbah
dengan jaga di a 5 momen 2022
Supervisor, Ruan cuci tangan
perawat Rawat
Jaga Inap
tentang Puskesm

198
optimalisasi as Berbah
pelaksanaan
kegiatan 5
momen cuci
tangan
2293) Pelaksanaan
2294) 2295) Mel 2296) Ma 2297) P 2298) Opti 2299)
2300) Ruang
1. akukan role hasiswa erawat malnya 2 rawat inap
play cuci ruang pelaksanaa puskesmas
tangan 5 jaga n 5 momen Berbah
momen dan rawat cuci tangan
membuat inap
Video Puskesm
terkait 5 mas
Momen Berbah,
Hand petugas
Hygine kesehatan
, dan
pengunju
ng
Puskesm
as Berbah
2301) 2302) Men 2303) Ma 2304) P 2305) Opti 2306)
2307) Ruang
2. empel hasiswa erawat malnya 2 rawat inap
poster cuci ruang pelaksanaa puskesmas
tangan jaga n 5 momen Berbah
cuci tangan
2308) Evaluasi
2309) 2310) Men 2311) Ma 2312) 2313) Terj 2314) 2 2315) Ruang
1. gevaluasi hasiswa Perawatadi 7 Juli rawat inap
pelaksanaan rang jaga
peningkata Puskesmas
5 momen n terhadap Berbah
cuci tangan pelaksanaa
n 5 momen
cuci tangan
2316) Sumber : Data Primer 2022
b. Anggaran Dana
2317) Tabel 4.2
2318) Anggaran Dana Penyusunan Kegiatan 5 Momen Cuci
Tangan Di Ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah Juli 2022
2319)
2320) 2321) Kebutuhan 2322) D 2323) R
No ana ealis
asi
2324) 2325) Edit Poster 2326) R 2327) R
1. 1 p. p.
20.00 20.0

199
0 00
2328) 2329) Print Poster 2330) R 2331) R
2. 2 p. p.
6.000 6.00
0
2332) 2333) Edit Video 2334) R 2335) R
3. 1 p. p.
40.00 40.0
0 00
2336) 2337) Jumlah 2338) R 2339) R
p. p.
86.00 86.0
0 00
2340) Sumber : Data Primer 2022
2341)
2342)
2343)
2344)
2345)
2346)
2347)
2348)
2. Evaluasi
a. Ketentuan Evaluasi
2349) Tabel 4.3
2350) Ketentuan Evaluasi Penyusunan Kegiatan 5 Momen Cuci
Tangan Di Ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah
2351) 23– 27 Juli 2022
2352)
2353) 2354) Ketentuan 2355) Keterangan
No Evaluasi
2356)2357) Hal yang di 2358) Kegiatan 5 Momen Cuci Tangan Di
1 evaluasi Ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah
2359)2360) Pihak yang di 2361) Perawat
2 evaluasi
2362)2363) Evaluator 2364) Ners Muda
3
2365)2366) Jumlah 2367) 6 Perawat
4 sampel
2368)2369) Metode 2370) Observasi
5 evaluasi
2371)2372) Waktu 2373) 23-27 Juli 2022
6 evaluasi
2374)2375) Tempat 2376) Ruang Rawat Inap Puskesmas
7 evaluasi Berbah
2377)2378) Kriteria hasil 2379) Pencapaian target Kegiatan 5
8 evaluasi Momen Cuci Tangan Ruang Rawat Inap

200
Puskesmas Berbah
2380) Sumber: data primer 2022
b. Hasil
2381) Tabel 4.4
2382) Hasil Evaluasi Kegiatan Peningkatan Universal Precaution (5
Momen Cuci Tangan) Di Ruang Rawat Inap Puskesamas Berbah
Tanggal 23– 27 Juli 2022
2383)
2384) 2385) ASPEK YANG DINILAI ( n = 2386) Obs
No 9) ervasi

2389) 2391)
Ya T

2390)
( 1) 2392)
(

1. Perawat cuci tangan ketika akan kontak dengan 2393) 2394)


pasien atau melakukan tindakan pada pasien 8 1

2. Perawat cuci tangan ketika selesai kontak dengan 2395) 2396)


pasien atau melakukan tindakan pada pasien 9

3. Perawat mencuci tangan dengan 2397) 2398)


sabun/deterjen/desinfektan 9

4. Perawat mencuci tangan ditempat air mengalir 2399) 2400)


(wastafel) 9

5. Perawat menggunakan sarung tangan ketika kontak 2401) 2402)


dengan pasien atau melakukan tindakan pada 9
pasien
6. Perawat menggunakan masker ketika melakukan 2403) 2404)
tindakan kepada pasien 9

7. Perawat menggunakan baju pelindung ketika 2405) 2406)


melakukan tindakan kepada pasien 9

8. Perawat menggunakan alat-alat steril untuk satu 2407) 2408)


pasien 9

9. Perawat mengguankan alat-alat disposible hanya 2409) 2410)


untuk sekali pakai 9

10. Setelah menggunakan alat-alat disposable perawat 2411) 2412)


mencucinya dengan desinfektan 9

201
11. Perawat mesterilkan alat-alat steril di instalasi 2413) 2414)
sentral 9

12. Perawat menyiapkan alat-alat kesehatan ditempat 2415) 2416)


khusus 9
2417)

13. Perawat membuang benda-benda tajam ditempat 2418) 2419)


khusus benda-benda tajam 9

14. Perawat membuang sampah medis ditempat 2420) 2421)


sampah medis 9

15. Perawat membuang sampah non medis ditempat 2422) 2423)


sampah non medis 9

2424) Jumlah 2425) 2426)


134 1

2427) total 2428) 2431)


=13
4

1
0
0

2429)

1
3
5

2430)
=
9
9
,
2
5

2432) Sumber : Data primer 2022


2433)
c. Analisa dan Pembahasan

202
2434) Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada
tanggal 23-29 Juli 2022 didapatkan prosentase universal precaution di
Ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah sebesar 99,25% dari sebelumnya
sebesar 74% . Nilai setelah evaluasi dapat dikatakan meningkat dari
sebelumnya.
d. Faktor pendukung dan penghambat
1) Faktor pendukung
a) Adanya pengetahuan perawat tentang pentingnya hand hygine
dan 5 momen cuci tangan.
b) Terdapatnya sarana dan prasarana untuk melakukan cuci tangan
dengan 5 momen.
2) Faktor penghambat
a) Kurangnya kemauan perawat dalam melakukan 5 momen cuci
tangan.
B. Upaya pengoptimalan Kegiatan Operan Jaga
a. Pelaksanaanan
1) Langkah-langkah Kegiatan
2435) Kegiatan dilaksanakan mulai pada bulan Juli 2022
2436) Tabel 4.5
2437) Langkah-Langkah Kegiatan Pengoptimalan Operan Jaga
2438)
2439) 2440) K 2441) Pelak 2442) 2443) 2444) 2445)
No egiata sana Sa T W T
n
2446) 2447) P 2448) 2449) 2450) 2451) 2452)
ersiap
an
2453) 2458) M 2459) Ners 2460) 2461) 2462) 2463)
1. elakuk Muda Pe M 1 R
2454) an
2455) pengk
2456) ajian
2457) opera
n jaga
di
ruang
rawat
inap
puske

203
smas
Berba
h
2464) 2465) M 2469) Ners 2470) 2471) 2472) 2473)
2. elakuk Muda Pe Te 2 R
an
Penyu
sunan
SOP
dan
Role
Play
Opera
n Jaga
2466)
2467)
2468)
2474) 2475) P 2476) 2477) 2478) 2479) 2480)
elaksa
naan
2481) 2482) M 2483) Ners 2484) 2486) 2487) 2488)
1. embua Muda Su Te 2 R
t SOP
Opera 2489)
n Jaga 2485) 2490)
Peraw
at dan
Melak
ukan
Role
Play
Secara
langsu
ng
saat
opera
n jaga
di
ruang
rawat
inap
puske
smas
Berba
h.
2491) 2492) E 2493) 2494) 2495) 2496) 2497)
valua
si

204
2498) 2499) M 2500) Ners 2501) 2502) 2503) 2504)
1. elakuk Muda Su K 2 R
an
observ 2505)
asi
kemba
li hasil
dari
kegiat
an
yang
telah
dilaks
anaka
n
2506)
Sumber: data primer 2022
2507)
2) Evaluasi
e. Ketentuan Evaluasi
2508) Tabel 4.6
2509) Ketentuan Evaluasi Penyusunan Kegiatan Operan Jaga
Perawat Ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah
2510) 23– 27 Juli 2022
2511)
2512) 2513) Ketentuan 2514) Keterangan
No Evaluasi
2515)2516) Hal yang di 2517) Kegiatan Operan jaga Perawat Di
1 evaluasi Ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah
2518)2519) Pihak yang di 2520) Perawat
2 evaluasi
2521)2522) Evaluator 2523) Ners Muda
3
2524)2525) Jumlah 2526) 5
4 sampel 2527) Perawat
2528)2529) Metode 2530) Observasi
5 evaluasi
2531)2532) Waktu 2533) 23-27 Juli 2022
6 evaluasi
2534)2535) Tempat 2536) Ruang Rawat Inap Puskesmas
7 evaluasi Berbah
2537)2538) Kriteria hasil 2539) Pencapaian target Kegiatan Operan
8 evaluasi Jaga Ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah
2540) Sumber: data primer 2022
f. Hasil

205
2541) Hasil Evaluasi Kegiatan Peningkatan Operan Jaga Perawat Di
Ruang Rawat Inap Puskesamas Berbah Tanggal 23– 27 Juli 2022
2542)
3) Jadwal kegiatan
2543) Kegiatan di laksanakan dari tanggal 23-29 juli 2022
dengan uraian sebagai berikut
2544)
2545) Tabel 4.7
2546) Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (OPERAN) Di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Berbah

255
2549) 2551) 2553)
S S K T
2547)
N 2548) VARIABEL YANG DINILAI (n=9)
2550) 2552) 2554) 255
( ( (1 (

2557) 2559) 2560) 2561) 256


2558) Serah terima didahului dengan doa bersama
1 0 0 1 0

2563) 2564) Komunikasi antar pemberi tanggung jawab 256


2565) 2566) 2567)
dan penerima tanggung jawab dilakukan didepan
2 3 0 0 0
pintu dengan suara pelan/ tidak rebut

2570) Menyebutkan identitas klien, diagnose medis,


2569) diagnose keperawatan, tindakan keperawatan yang 2571) 2572) 2573) 257
3 telah dilakukan beserta waktu pelaksanaannya dan 3 0 0 0
evaluasinya

2575) 2576) Menginformasikan jenis rencana dan waktu 258


2577) 2578) 2579)
rencana tindakan keperawatan yang belum
4 3 0 0 0
dilaksanakan

2581) 2582) Menyebutkan perkembangan klien yang ada 2583) 2584) 2585) 258
5 selama shift 3 0 0 0

2587) 2588) Menginformasikan pendidikan kesehatan 2589) 2590) 2591) 259


6 yang telah diberikan (bila ada) 0 0 0 0

2593) 2595) 2596) 2597) 259


2594) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
7 3 0 0 0

2599) 2600) Menyebutkan tindakan medis beserta 2601) 2602) 2603) 260
8 waktunya yang dilakukan selama shift 3 0 0 0

2605) 2606) Menyebutkan tindakan medis yang belum 2607) 2608) 2609) 261
9 dilakukan selama shift 3 0 0 0

206
2611) 2612) Menginformasikan kepada klien/ keluarga
2613) 2614) 2615) 261
1 nama perawat pada shift berikutnya pada setiap
3 0 0 0
akhir tugas

2617) 2618) Memberi salam pada klien, keluarga serta


mengobservasi dan menginspeksi keadaan klien, 2619) 2620) 2621) 262
1
menanyakan keluhan-keluhan klien (dalam rangka 3 0 0 0
klasifikasi)

2625)
2623) 2624) Jumlah 3 2626) 2627) 262

2629) 2630) Total: 31 2631) 2632) 2633) 263

2635) Keterangan =
- Sll = Selalu
- Srg = Sering
- Kdg = Kadang
- Tdk = Tidak
2636)
2637) Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
2638) Nilai keseluruhan(n)
2639) = 30 x 100%
2640) 11 x 3 = 33
2641) = 90,9%
2642) Kategori :
2643) >75 : baik
2644) 60-74 : cukup baik
2645) 59< : kurang
2646)
4) Hasil
2647) Analisa dan Pembahasan
2648) Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada
tanggal 23-29 Juli 2022 didapatkan prosentase operan jaga di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Berbah sebesar 90,9% dari sebelumnya
sebesar 54,5% . Nilai setelah evaluasi dapat dikatakan meningkat dari
sebelumnya.
g. Faktor pendukung dan penghambat
3) Faktor pendukung
c) Adanya pengetahuan perawat tentang operan jaga

207
d) Terdapatnya sarana dan prasarana untuk melakukan operan
jaga.
2649)
1. Upaya Meningkatkan Pelaksanaan Pre Dan Post Conference
a. Pre Conference
1) Pelaksanaanan
a) Langkah-langkah Kegiatan Pre Conference
2650) Langkah – langkah pelaksanaan pre conference
mulai dari persiapan hingga evaluasi adalah sebagai berikut :
2651) Tabel 4.8
2652) Langkah-Langkah Kegiatan Pelaksanaan Pre Conference Di Ruang
Rawat Inap Puskesms Berba pada 23-27 Juli 2022
2653)
2654) 2655) 2656) 2657) 2658) 2659) 2660)
No Kegi Pel Sasa Tujua W Te
at a r n
a k a
n s n
a
n
a
2661) 2662) 2663) 2664) 2665) 2666) 2667)
Persi
a
p
a
n
2668) 2673) 2674) 2675) 2676) 2677) 2678)
1. Mela Ma Supe Tersus 2 Pus
2669) k h r un
2670) u a v da
2671) ka s i n
2672) n i s dis
k s i etu
o w o jui
or a r, ny
di k a
na o cek
si o lis
a r pre
w d co
al i nfe
de n ren
n a ce

208
ga s
n i
su k
pe e
rv p
is e
u r
or a
da w
n a
t
a
n
2679) 2680) 2681) 2682) 2683) 2684) 2685)
2. Mela Pera Menda 1 Ru
k w pat
u a ka
ka t n
n j dat
pe a a
n g ten
g a tan
ka d g
ji i pel
an r aks
pe u ana
la a an
ks n pre
an g co
aa r nfe
n a ren
pr w ce
e- a
co tt
nf I
er n
en a
ce p
P
u
s
k
e
s
m
a
s
B

209
e
r
b
a
h
2686) 2687) 2688) 2689) 2690) 2691) 2692)
Pelak
sa
n
a
a
n
2693) 2694) 2695) 2696) 2697) 2698) 2699)
1. Mela Ma Pera Terlak 2 Ru
k h w san
u a a an
ka s t ya
n i j pre
ro s a co
le w g nfe
pl a a ren
ay p ce
pr u di
e s rua
co k ng
nf e ra
er s wa
en m t
ce a ina
se s p
su B pu
ai e ske
de r sm
n b as
ga a ber
n h ba
te h
or
i
ro
le
m
o
de
l

210
2700)
2701)
2702) 2703) 2704) 2705) 2706) 2707) 2708)
Eval
u
as
i
2709) 2710) 2711) 2712) 2713) 2714) 2715)
1. Evalu Ma Pera Terlak 2 Ru
as h w san
i a a an
pe s t ya
la i j pre
ks s a co
an w g nfe
aa a a ren
n p ce
pr u di
e s rua
co k ng
nf e ra
er s wa
en m t
ce a ina
s p
b pu
e ske
r sm
b as
a ber
h ba
h

2716)
2717)
Sumber: data primer 2022

2718)

211
b) Jadwal kegiatan
2719) Kegiatan di laksanakan dari tanggal 23-27 juli 2017
dengan uraian sebagai berikut
2720) Tabel 4.9
2721) Jadwal Kegiatan Rencana Dan Upaya
Peningkatan Pelaksanaan Pre Conference Di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Berbah
2722)
2726)
2725) 2728) 2729)
25
2723) 24 26 27
2724) Kegiatan 2727)
No Juli Juli Juli
Juli
2022 2022 2022
2022
2730) Persiapan
2731)2732) Melakukan 2733) 2735) 2736) 2737)
1 koordinasi awal √
dengan Krau dalam 2734)
menyusu Check List X
Pre Conference
2738)2739) Melakukan 2740) 2741) 2743) 2744)
2 pengkajian √
pelaksanaan pre 2742)
conference X
2745)2746) Pelaksanaan 2747) 2748) 2749) 2750)
2751)2752) Melakukan 2753) 2755) 2756) 2758)
1 role play pre 2754) √
conference 2757)
X
2759) Evaluasi 2760) 2761) 2762) 2763)
2764)2765) Evaluasi 2766) 2767) 2768) 2769)
1 pelaksanaan pre √
conference 2770)
X
2771) Sumber: Data Primer 2017
2772)
2773) Keterangan:
2774) √ : Perencanaan
2775) X: Pelaksanaan
2776) O: Belum Dilaksanakan
2777)

212
2) Evaluasi
a) Ketentuan evaluasi
2778) Tabel 4. 10
2779) Ketentuan Evaluasi Upaya Peningkatan Pelaksanaan Pre
Conference Di Ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah
2780)
2781) 2782) Ketentuan 2783) Keterangan
No Evaluasi
2784)2785) Hal yang di 2786) Pelaksanaan Pre Conference
1 evaluasi
2787)2788) Pihak yang di 2789) Perawat Puskesmas Berbah
2 evaluasi
2790)2791) Evaluator 2792) Ners Muda
3
2793)2794) Jumlah 2795) 5 perawat
4 responden
2796)2797) Metode 2798) Observasi
5 evaluasi
2799)2800) Waktu 2801) 23-29 Juli 2022
6 evaluasi
2802)2803) Tempat 2804) Ruang Rawat Inap Puskesmas
7 evaluasi Berbah
2805)2806) Kriteria hasil 2807) Pencapaian target Pelaksanaan Pre
8 evaluasi Conference meningkat sesuai yang
diharapkan
2808) Sumber: data primer 2022
2809)
b) Hasil
2810) Tabel 4.11
2811) Hasil Evaluasi Pre Conference Ruang Rawat Inap
Puskesmas Berbah
2812)
2813) 2814) Variabel Yang 2816) 2818) 2820) 2822)
No Dinilai Sll S K T
2815) N=3 2817)
(3) 2819) 2821) 2823)
(2 ( (0

2824) 2825) Menyiapkan 2826) 2827) 2828) 2829)


1. ruangan/ tempat 3
2831) Menyiapkan 2832) 2833) 2834) 2835)
2830) rekam medik pasien 3
2. yang menjadi
tanggung jawabnya
2836) 2837) Menjelaskan 2838) 2839) 2840) 2841)

213
tujuan dilakukannya 1
3.
pre conference
2843) Memandu 2844) 2845) 2846) 2847)
2842)
pelaksanaan pre 3
4.
conference
2849) Menjelaskan 2850) 2851) 2852) 2853)
masalah keperawatan 3
klien, keperawatan
2848)
dan rencana
5.
keperawatan yang
menjadi tanggung
jawabnya
2855) Membagi tugas 2856) 2857) 2858) 2859)
kepada AN sesuai 0
2854) kemampuan yang di
6. miliki dengan
memperhatikan
keseimbangan kerja
2861) Mendiskusikan 2862) 2863) 2864) 2865)
2860) cara dan stategi 3
7. pelaksanaan klien/
tindakan
2867) Memotivasi 2868) 2869) 2870) 2871)
untuk memberikan 3
2866) tanggapan dan
8. menyelesaikan
masalah yang sedang
didiskusikan
2873) Mengklarifikasi 2874) 2875) 2876) 2877)
kesiapan AN untuk 3
melaksanakan
2872)
asuhan keperawatan
9.
kepada klien yang
menjadi tanggung
jawabnya
2879) Memberikan 2880) 2881) 2882) 2883)
2878)
reinforcement positif 3
10.
pada AN
2884) 2885) Menyimpulkan 2886) 2887) 2888) 2889)
11. hasil pre conference 3
2890) 2892) 2893) 2894) 2895)
2891) Jumlah
90 3
2896) Sumber : Data primer 2017
2897)
2898) Persentase (%) = Nilai yang didapat
x 100 %

214
2899) Nilai keseluruhan
2900) = 90 x 100 %
2901) 99
2902) = 90,9%
2903) Kategori :
2904) 76-100 : Baik
2905) 56-75 : Cukup baik
2906) <56 : kurang
c) Analisa dan pembahasan
2907) Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada tanggal
23-29 juli 2022 didapatkan prosentase pre conference di
ruangrawat inap puskesmas Berbah sebesar 90,9% dari
sebelumnya 47% nilai setelah evaluasi sesuai target.
d) Factor pendukung dan penghambat
(1) Faktor pendukung
(a) adanya dukungan seluruh perawat saat dilakukanya pre
Conference
(b) Adanya komitmen seluruh perawat untuk melaksankan
pre conference
(2) Faktor penghambat
2908) Tidak tentunya waktu pelaksanaan pre conference,
sehingga pelaksanaan MPKP pre conference kurang
optimal.
2909)
e) Faktor Kesinambungan
(1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan melakukan MPKP
diruang Rawat Inap Puskesmas Berbah masih diperlukan
antara lain motivasi yang terus menerus untuk
meningkatkan keinginan dan semangat dalam
melaksanakan MPKP di waktu yang akan datang sehingga
MPKP yang akan datang akan semakin baik dan optimal.

215
(2) Mengoptimalkan kedisiplinan perawat dalam menjalankan
pelaksanaan operan jaga atau pre-post conference.
(3) Meningkatkan dalam reinforcement pada Perawat atas
kinerja yang sudah silakukan saat pre-post conference
b. Post Conference
1) Pelaksanaan
a) Langkah-langkah Kegiatan Post Conference
2910) Langkah – langkah pelaksanaan post conference
mulai dari persiapan hingga evaluasi adalah sebagai berikut :
2911)
2912)
2913)
2914) Tabel 4.12
2915) Langkah-Langka Kegiatan Pelaksanaan Post Conference Di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Berbah Tanggal 23 – 27 Juli 2022
2916)
2917) 2918) K 2919) 2920) 2921) 2922) 2923)
No egiat Pel Sa T W T
an a
k
s
a
n
a
2924) 2925) P 2926) 2927) 2928) 2929) 2930)
ersia
pan
2931) 2936) M 2938) 2939) 2940) 2941) 2942)
1. elaku Per Su Te 2 R
2932) kan a
2933) koor w
2934) dinas a
2935) i t
awal
deng K
an e
Supe l
rviso o
r. m
2937) p
o
k

216
2943) 2944) M 2945) 2946) 2947) 2948) 2949)
2. elaku Per Su M 1 R
kan a
peng w
kajia a
n t
pelak
sana R
an a
Post- w
conf a
erenc t
e
I
n
a
p

P
u
s
k
e
s
m
a
s

B
e
r
b
a
h
2950) 2951) P 2952) 2953) 2954) 2955) 2956)
elaks
anaa
n
2957) 2958) M 2961) 2962) 2963) 2965) 2966)
1. elaku Koo Su Te 2 R
kan r
role d 2964) 2967)
play, i co 2968)
post n
conf a
erenc t
e o
sesua r

217
i
deng k
an e
teori p
role e
mod r
el a
2959) w
2960) a
t
a
n

d
a
n

p
e
r
a
w
a
t

j
a
g
a

d
i

r
u
a
n
g

r
a
w
a
t

i
n
a

218
p

p
u
s
k
e
s
m
a
s

B
e
r
b
a
h
.

2969) 2970) E 2971) 2972) 2973) 2974) 2975)


valu
asi
2976) 2977) E 2978) 2979) 2980) 2981) 2982)
1. valua Per Su Te 2 R
si a
pelak w 2983)
sana a
an t
post
conf R
erenc a
e w
a
t

I
n
a
p

P
u
s
k
e
s
m

219
a
s

B
e
r
b
a
h
2984) Sumber: data primer 2022
2985)
b) Jadwal kegiatan
2986) Kegiatan di laksanakan dari tanggal 12-21 juli 2017
dengan uraian sebagai berikut
2987)
2988) Tabel 4.13
2989) Jadwal Kegiatan Rencana Dan Upaya Peningkatan
Pelaksanaan Post Conference Di Ruang Rawat Inap puskesmas Berbah
2990) Tanggal 23 – 27 Juli 2022.
2991)
2994) 2996)
2998) 2999)
11 4-7
2992) 12-21 22-26
2993) Kegiatan 2995) 2997)
No Juli Juli
Juli Juli
2017 2017
2017 2017
3000) Persiapan
3001)3002) Melakukan koordinasi 3003) 3005) 3006) 3007)
1 awal dengan Supervisor dalam √
menyusun Check List Post 3004)
Conference X
3008)3009) Melakukan pengkajian 3010) 3011) 3013) 3014)
2 pelaksanaan post conference √
3012)
X
3015)3016) Pelaksanaan 3017) 3018) 3019) 3020)
3021)3022) Melakukan role play post 3023) 3025) 3026) 3028)
1 conference 3024) √
3027)
X
3029) Evaluasi 3030) 3031) 3032) 3033)
3034)3035) Evaluasi pelaksanaan post 3036) 3037) 3038) 3039)
1 conference √
3040)
X
3041) Sumber: Data Primer 2022

220
3042)
3043) Keterangan:
3044) √ : Perencanaan
3045) X: Pelaksanaan
3046) O: Belum Dilaksanakan
3047)
2) Evaluasi
a) Ketentuan evaluasi
3048) Tabel 4.14
3049) Ketentuan Evaluasi Upaya Peningkatan Pelaksanaan Post
Conference Di Ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah
3050) Tanggal 23 – 27 Juli 2022
3051)
3052) 3053) Ketentuan 3054) Keterangan
No Evaluasi
3055)3056) Hal yang di 3057) Pelaksanaan Post Conference
1 evaluasi
3058)3059) Pihak yang di 3060) Perawat Ruang Rawat Inap
2 evaluasi
Puskesmas Berbah.
3061)3062) Evaluator 3063) Ners Muda
3
3064)3065) Jumlah 3066) 5 perawat
4 responden
3067)3068) Metode 3069) Observasi
5 evaluasi
3070)3071) Waktu 3072) 28 Juli 2022
6 evaluasi
3073)3074) Tempat 3075) Ruang Rawat Inap puskesmas
7 evaluasi Berbah
3076)3077) Kriteria hasil 3078) Pencapaian target Pelaksanaan Post
8 evaluasi Conference meningkat sesuai yang
diharapkan
3079) Sumber: data primer 2022
3080)
b) Hasil
3081) Tabel 4.15
3082) Hasil Evaluasi Post Conference Ruang Rawat Inap
Puskesmas Berbah
3083)
3084) 3085) Variabel Yang Dinilai 3086)3088) 3090) 3092)
No Sll Srg K Td

221
3087)3089)
(3) (2) 3091) 3093)
(1) (0)
3094) 3095) Menyiapkan ruangan/ 3096)3097) 3098) 3099)
1 tempat 3
3101) Menyiapkan rekam 3102)3103) 3104) 3105)
3100) medik pasien yang 3
2 menjadi tanggung
jawabnya
3107) Menjelaskan tujuan 3108)3109) 3110) 3111)
3106)
dilakukannya post 3
3
conference
3113) Menerima penjelasan 3114)3115) 3116) 3117)
dari AN tentang hasil 3
3112)
tindakan asuhan
4
keperawatan yang telah
dilakukan AN
3119) Mendiskusikan 3120)3121) 3122) 3123)
masalah yang telah 3
ditemukan dalam
3118)
memberikan asuhan
5
keperawatan dan mencari
upaya penyelesaian
masalah
3125) Memberikan 3126)3127) 3128) 3129)
3124)
reinforcement positif pada 1 2
6
AN
3130) 3131) Menyimpulkan hasil 3132)3133) 3134) 3135)
7 post conference 2 1
3137) Mengklarifikasi 3138)3139) 3140) 3141)
3136) pasien sebelum melakukan 3
8 operan jaga shift
berikutnya
3144)3145) 3146) 3147)
3142) 3143) Jumlah
63 1 2
3148) Sumber : Data primer 2022
3149) Persentase (%) = Nilai yang didapat
x 100 %
3150) Nilai keseluruhan
3151) = 67 x 100 %
3152) = 72
3153) = 93,0%
3154) Kategori :
3155) 76-100 : Baik

222
3156) 56-75 : Cukup baik
3157) <56 : kurang
c) Analisa dan pembahasan
3158) Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada tanggal
28-2 agustus 2022 didapatkan prosentase post conference di
ruang rawat inap puskesmas Berbah sebesar 93.0% dari
sebelumnya 37,5% nilai setelah evaluasi sesuai target.
d) Factor pendukung dan penghambat
(1) Faktor pendukung
(a) Sebagian besar perawat di Ruangan Rawat Inap
Puskesmas Berbah mendukung terlaksananya MPKP
(b) Adanya komitmen seluruh perawat untuk melaksankan
post conference
(2) Faktor penghambat
3159) Masih terdapat sebagian perawat yang datang tidak
tepat waktu sehingga kurang efektifnya pelaksanaan post
conference.
3160)
3161)
3162)
3163)
3164)
3165)
3166)
3167)
3168)
3169)
3170)
3171) BAB V
3172) PENUTUP
A. Kesimpulan
3173) Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan data sebagai berikut :

223
1. Pelaksanaan universal precaution terkait cuci tangan diruang rawat inap
Puskesmas Berbah mengalami peningkatan dari 74% menjadi 99,25%.
2. Pelaksanaan MPKP yang terdiri dari :
a. Pelaksanaan pre conference mengalami peningkatan dari 0% menjadi
90,9%.
b. Pelaksanaan post conference mengalami peningkatan dari 0% menjadi
93.0%.
c. Menempel Poster 7 benar obat di ruang rawat inap puskesmas Berbah
terlaksana 100%.
B. Saran
1. Bagi Supervisior Keperawatan di Puskesmas Berbah
a. Dapat memberikan motivasi kepada perawata untuk mempertahankan
dan meningkatkan kinerja dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan tujuan dari proses MPKP.
2. Bagi Perawat Jaga Ruang Rawat Inap Puskesmas Berbah
a. Mengoptimalkan pelaksanaan pre dan post conference di setiap
Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada
dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam
keperawatan.
b. Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat jaga
c. Melakukan pencatatan asuhan keperawatan sebagaimana ketentuan
penulisan asuhan keperawatan yang baik dan benar.
d. Mempertahan kepatuhan 5 Moment Hand Higyene.
3174)
3175)

3176)

3177)

3178)

3179)

224
3180)

3181)

3182)

3183)

3184)

3185)

3186)

3187)

3188)

3189)

225

Anda mungkin juga menyukai