Anda di halaman 1dari 16

Makalah

PENGEMBANGAN TEKNIK TES


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran

DISUSUN OLEH:
1. Hisbiyatul Inayah (2093064003)
2. Nabilah Fara Hibatullah (2093064021)
3. Shafa Shabira (2093064056)
4. Siti Roichatul Jannah (2093064027)

Dosen Pembimbing :

Evita Widiyati, M.Pd


PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
JOMBANG
2022

KATA PENGANTAR

Maha suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu dengan sangat sempurna.
Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan yang Maha Tahu, yang Maha Bijaksana dan tiada
Tuhan selain SWT.
Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang-benderang yakni” Addinul islam”.
Adapun penulisan makalah bertema pengembangan Teknik tes yang membahas
tentang pengertian tes, jenis – jenis tes, pengembangan tes bentuk uraian dan objektif,
pengembangan tes lisan dan pengembangan tes kinerja / tindakan.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian
kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis tentang pengertian tes, jenis – jenis
tes, pengembangan tes bentuk uraian dan objektif, pengembangan tes lisan dan
pengembangan tes lkinerja / tindakan.
terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Jombang, 08 Maret 2022


Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
5. Latar Belakang.................................................................................................1
6. Rumusan Masalah............................................................................................1
7. Tujuan Pembahasan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
8. Pengertian Tes...................................................................................................3
9. Jenis – Jenis Tes................................................................................................4
10. Pengembangan Tes Bentuk Uraian dan Objektif................................................
11. Pengembangan Tes Lisan....................................................................................
12. Pengembangan Tes Kinerja / Tindakan...............................................................
BAB III PENUTUP
13. Kesimpulan.........................................................................................................
14. Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
15. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia kebanyakan memiliki paradigma kuantitatif terhadap hasil
belajar siswa. Hal tersebut dapat diamati ketika banyak orang tua yang berlomba lomba
untuk memberikan anaknya les bimbingan belajar kesana-kemari agar anaknya.
menjadi nomor satu di sekolah. Sikap orang tua seperti itu tidak bisa sepenuhnya
disalahkan. Sebagai seorang guru dan akademisi, ada baiknya untuk memberikan
pemahaman kepada mereka bahwa hasil belajar siswa tidak hanya sekedar angka yang
diberikan oleh guru untuk siswa. Hasil belajar merupakan ukuran kuantitatif yang
mewakili kemampuan yang dimiliki oleh siswa, untuk itu tes hasil belajar merupakan
dasar untuk memberikan penilaian hasil belajar yang seharusnya memiliki kemampuan
secara nyata menimbang secara adil bagaimana kemampuan siswa yang sesungguhnya.
Hasil belajar harus bisa merepresentasikan sejauh mana usaha siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.

Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauh mana proses belajar tersebut telah
memberikan kemampuan bagi siswa. Salah satu cara untuk melihat peningkatan
kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes hasil belajar. Tes hasil belajar
merupakan salah satu bentuk yang digunakan untuk mengukur perkembangan belajar
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Banyak orang tua yang meminta anaknya
untuk belajar lebih giat ketika akan mengikuti tes hasil belajar, namun jika tidak
diiringi dengan proses pembelajaran yang baik maka akan mengakibatkan hasil belajar
yang tidak baik. Hal tersebut memicu permasalahan pada orang tua yang tidak
mengetahui secara pasti usaha anaknya selama mengikuti proses pembelajaran. Salah
satu cara untuk membuat orang tua yakin dengan hasil belajar yang diinformasikan
guru adalah dengan menunjukan sejauh mana tes kredibel untuk mengukur kemampuan
siswa. Selain dari pada itu, sebagai pendidik sekaligus akademisi, maka sudah
seharusnya kitauntuk mengetahui langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar yang
baik dan benar sehingga tes dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya

Berdasarkan pada penjelasan masalah diatas, tim penulis akan mengupas tuntas
langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar. Dikaji dari pemikiran beberapa ahli di
bidang tes dan dideskripsikan dengan memaparkan contoh dari setiap tahapan langkah
pengembangan tes.

B. Rumusan Masalah
16. Jelaskan Pengertian Tes?
17. Sebutkan Jenis – Jenis Tes?
18. Apa yang dimaksud Pengembangan Tes Bentuk Uraian dan Objektif?
19. Bagaimana cara Mengembangkan Tes Lisan?
20. Jelaskan apa saja yang termasuk Pengembangan Tes Kinerja / Tindakan?

C. Tujuan Pembahasan
21. Untuk mengetahui Pengertian Tes.
22. Untuk mengetahui apa saja Jenis – Jenis Tes.
23. Untuk mengetahui Pengembangan Tes Bentuk Uraian dan Objektif.
24. Untuk mengetahui cara Mengembangkan Tes Lisan.
25. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk Pengembangan Tes Kinerja /
Tindakan.

BAB II
PEMBAHASAN
26. Pengertian Tes
Tes adalah penilaian yang dimaksudkan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,
bakat, kebugaran fisik, atau klasifikasi peserta tes dalam banyak topik lain. Misalnya
pengukuran tingkat kepercayaan. Sehingga atas dasar inilah tes dapat dilakukan secara
verbal, di atas kertas, di komputer, atau di area yang telah ditentukan yang mengharuskan
siswa untuk menunjukkan atau melakukan serangkaian keterampilan..

Pengertian Tes Menurut Para Ahli Adapun definisi tes menurut para ahli, antara lain:

27. James S Cangelosi (1995)


Tes adalah bagian daripada pengukuran terencana yang digunakan oleh guru untuk
mencoba menciptakan kesempatan bagi para siswanya untuk memperlihatkan prestasi
mereka dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditentukan.

2. F.L. Goodeneough dalam Sudijono (2008)


Tes dapat didefinisikan sebagai suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan
kepada individu atau sekelompok individu, dengan tujuan untuk membandingkan
kecakapan mereka, satu dengan yang lain.

3. Norman dalam Djaali dan Muljono (2008)


Tes ialah salah satu prosedur dalam penelitian evaluasi yang komprehensif,
sistematik, dan objektif yang hasilnya bisa dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.

4. Arikunto (2010)
Tes dapat didefinisikan sebagai alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, berdasarkan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan.

5. Sudijono (2011)
Tes ialah cara (yang bisa dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh)
dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus
dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee.
Sehingga (atas dasar data yang didapatkan dari hasil pengukuran tersebut) bisa
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee yang nilai mana bisa
dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan
dengan nilai standar tertentu.

B. Jenis – Jenis Tes


Terdapat beragam jenis tes, antara lain;

28. Tes Diagnostik

Tes-tes ini digunakan untuk mendiagnosis seberapa banyak siswa tahu dan apa
yang mereka ketahui. Tes diagnostik dapat membantu guru mengetahui apa yang perlu
ditinjau atau diperkuat di kelas. Mereka juga memungkinkan siswa untuk
mengidentifikasi kelemahannya.

2. Tes Penempatan

Tes ini digunakan untuk menempatkan siswa di kelas atau tingkat yang sesuai.
Misalnya, di sekolah bahasa, tes penempatan digunakan untuk memeriksa tingkat bahasa
siswa melalui tata bahasa, kosa kata, pemahaman membaca, menulis, dan berbicara.
Setelah menetapkan level siswa, siswa ditempatkan di kelas yang sesuai dengan
kebutuhannya.

3. Tes Kemajuan atau Prestasi

Tes kemajuan atau prestasi mengukur peningkatan siswa dalam kaitannya dengan
silabus yang telah ditetapkan oleh guru. Tes-tes ini hanya berisi soal-soal yang diajarkan
siswa di kelas. Ada dua jenis tes kemajuan:

29. Tes kemajuan jangka pendek memeriksa seberapa baik siswa memahami atau
mempelajari materi yang tercakup dalam unit atau bab tertentu. Tes ini
memungkinkan guru untuk memutuskan apakah perbaikan atau konsolidasi
diperlukan.
30. Tes kemajuan jangka panjang juga disebut Tes Pelatihan (Course Tests) karena
memeriksa kemajuan siswa selama pelatihan. Tes ini memungkinkan siswa
untuk menilai seberapa baik kemajuan mereka. Secara administratif, tes ini
sering menjadi satu-satunya dasar keputusan untuk mempromosikan ke tingkat
yang lebih tinggi.
Tes kemajuan juga dapat disusun sebagai kuis, bukan sebagai tes. Ini dapat dijawab
oleh kelompok siswa, bukan individu.
Tes ini juga dapat dirumuskan sebagai presentasi, poster, tugas, atau proyek
dalam penelitian kualitatif serta riset kuantitatif. Penataan tes kemajuan dengan cara ini
memperhitungkan berbagai kecerdasan dan gaya belajar yang berbeda dari para siswa.
Namun banyak siswa masih mengharapkan “ujian reguler” sebagai bagian dari
“pembelajaran normal”.

4. Tes Kecakapan

Tes-tes ini memeriksa tingkatan kecakapan sehubungan dengan standar umum. Tes ini
memberikan gambaran luas tentang pengetahuan dan kemampuan. Dalam pembelajaran
bahasa Inggris, contohnya adalah ujian TOEFL dan IELTS, yang wajib bagi penutur bahasa
asing yang ingin masuk ke universitas berbahasa Inggris. Selain itu, TOEIC (Test of English
for International Communication) memeriksa pengetahuan siswa tentang Bahasa Inggris
Bisnis, sebagai prasyarat untuk pekerjaan.

5. Tes Internal

Tes internal adalah yang diberikan oleh institusi tempat psiswa atau pelajar
mengambil kursus. Tes ini sering diberikan pada akhir kursus dalam bentuk ujian akhir.

6. Tes Eksternal

Tes eksternal adalah tes yang diberikan oleh lembaga di luar tempat belajar siswa.
Contohnya adalah TOEFL, TOEIC, IELTS, SAT, ACT, LSAT, GRE dan GMAT. Ujian itu sendiri
adalah dasar untuk masuk ke universitas, rekrutmen pekerjaan, atau promosi.

7. Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang memiliki jawaban benar atau salah. Sehingga dalam
pembuatan tes pilihan ganda termasuk dalam kelompok ini. Siswa harus memilih jawaban
yang benar yang telah ditentukan sebelumnya dari tiga atau lima kemungkinan.

8. Tes Subyektif

Tes subyektif mengharuskan pemeriksa untuk membuat penilaian subyektif yang


layak. Contohnya adalah pertanyaan esai dan wawancara lisan. Untuk tes seperti itu,
sangat penting bahwa baik penguji dan siswa menyadari kriteria penilaian untuk
meningkatkan validitasnya.

9. Tes Kombinasi

Banyak tes merupakan kombinasi dari gaya objektif dan subyektif. Misalnya, pada
TOEFL iBT, Tes Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing, bagian membaca dan mendengarkan
bersifat objektif, dan bagian menulis dan berbicara bersifat subjektif.
C. Pengembangan Tes Bentuk Uraian dan Objektif
a. Pengertian Tes Uraian
Tes uraian biasa disebut dengan tes subjektif, tes model ini pada umumnya
berbentuk uraian (esai). Tes bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung
pertanyaan atau tugas, dimana jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus
dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes. Ciri khas tes uraian
adalah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh penyusun soal,tetapi
disusun oleh peserta tes. butir soal tipe uraian (essay test) hanya terdiri dari
pertanyaan atau tugas, adapun jawabannya harus dipikirkan oleh peserta tes. secara
singkat dapat dikatakan bahwa tesuraian menuntut peserta tes untuk dapat
mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya
kreatifitas yang tinggi.
Secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu:
1. tes uraian bebas atau uraian terbuka (extended response test) dan
2. tes uraian terbatas (restricted response test)
31. Tes Uraian Bebas (Extended Response Test)
Tes dalam bentuk ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk menjawab
soal dengan cara dan sistematika sendiri, namun guru tetap harus memiliki acuan
atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik.
Contoh:
-jelaskan perkembangan budaya islam di indonesia!
-Bagaimana peranan budaya islam dalam memecahkan masalah-masalah
kemasyarakatan di indonesia?
2. Tes Uraian Terbatas ( Restricted Response Test)
Tes dalam bentuk ini mengharuskan peserta didik untuk mengemukakan ha-hal
tertentu sebagai batasan dari jawabannya, kalimat jawaban boleh beraneka ragam
namun pokok jawaban haruslah sama.
Contoh: Tuliskan dua metode dakwah Rasulullah di awal penyebaran islam!dan
Sebutkan lima rukun Iman secara berurutan!
Uraian terbatas juga memiliki istilah lain yang didasarkan atas cara pemberian
skor. Bentuk uraian objektif (BUO) memberikan batasan skor yang pasti yaitu nilai 1
bila benar dan nilai 0 bila salah. Dalam penulisan kunci jawaban jika jawaban lebih
dari satu dapat diberikan nilai 1 dari setiap jawaban, dan tidak ada nilai setengah ,
misalnya ketika siswa diperintahkan untuk menjawab rukun iman secara berurut
maka setiap urutan yang benar diberi nilai 1, dan untuk urutan yang salah diberi nilai
0. Adapun bentuk uraian non objektif (BUNO) penskorannya dibuat dalam rentangan
misalnya pada pertanyaan dua metode dakwah Rasulullah diberi rentangan nilai 0-2,
maka jika jawabannya masing-masing tidak sempurna akan terjadi penilaian subjektif.
b. Kelebihan Tes Uraian
Setiap bentuk soal tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. begitu juga
bentuk uraian. Kelebihan tes bentuk uraian antara lain:
32. Mudah Menyusunnya
33. Guru dapat menilai peserta didik mengenai kreatifitas menganalisa dan
mengsintesa suatu soal. Hal ini berarti memberikan kebebasan yang luas
kepada peserta didik untuk menyatakan tanggapannya.
34. Peserta didik tidak dapat menerka-nerka.
35. Ketepatan dan kebenaran jawaban peserta didik dapat dilihat dari ungkapan
kalimat-kalimatnya.
36. Cocok untuk mengukur dan menilai hasil belajar yang kompleks, yang
sukar diukur dengan mempergunakan bentuk objektif.
c. Kekurangan Tes Uraian
Kekurangan tes bentuk uraian antara lain:
37. sulit menilai jawaban peserta didik secara tepat dan komprehensif.
38. respon yang panjang sehingga membutuhkan waktu lebih banyak.
39. untuk mengoreksi jawaban diperlukan waktu yang lama.
40. guru sering terkecoh dalam memberikan nilai, karena keindahan kalimat
dan tulisan, bahkan juga oleh lembar jawaban.
41. hanya guru-guru yang menguasai materi yang dapat mengoreksi jawaban
peserta didik, sehingga kurang praktis bila jumlah peserta didik cukup
banyak.
D. Pengembangan Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Tes
lisan biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan percakapan antara siswa
dengan tester tentang masalah yang diujikan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes lisan
digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan. Tes
lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa, baik secara individual maupun secara
kelompok.
Tes lisan bisa digunakan pada ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, dan ujian
sekolah.
a. Perencanaan Penilaian dengan Tes Lisan
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan dalam merencanakan
penilaian dengan menggunakan tes lisan.
· Menentukan kompetensi pengetahuan yang sesuai untuk dinilai melalui tes lisan.
· Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi
pengetahuan yang dinilai melalui tes lisan.
· Menentukan kriteria kunci yang menunjukkan capaian indikator hasil belajar pada
kompotensi pengetahuan.
· Menyusun kriteria kunci ke dalam rubrik penilaian.
· Menyusun pedoman pertanyaan yang menunjukkan kemampuan menggunakan
bahasa lisan, sistematika berfikir, memecahkan masalah, mengungkapkan
hubungan sebab akibat, dan mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep
yang dikemukakan sesuai dengan pokok-pokok pertanyaan evaluasi yang akan
diajukan memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun konstruksinya
serta harus disiapkan pedoman jawaban betul dan peskorannya.
· Menyiapkan lembaran penilaian, berupa format yang akan digunakan untuk
mencatat skor hasil penilaian keberhasilan menjawab setiap soal yang diajukan.
b. Pelaksanaan Penilaian dengan Tes Lisan
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan
penilaian dengan menggunakan tes lisan.
· Melaksanakan tes lisan kepada peserta didik satu per satu.
· Menggunakan daftar pertanyaansoal yang telah disusun sebagai acuan dalam
pelaksanaan tes lisan.
· Menyampaikan pertanyaan secara ringkas, dengan bahasa yang jelas dan dapat
dipahami peserta didik.
· Menyeimbangkan alokasi waktu antara peserta didik yang satu dengan yang lain
jangan sampai ada yang terlalu lama atau sebaliknya.
· Menghindari memberikan kalimat-kalimat tertentu yang sifatnya menolong
peserta didik atau memberi petunjuk yang mengarahkan pada kunci jawaban.
· Memberikan waktu tunggu yang cukup bagi peserta didik untuk memikirkan
jawaban.
· Menghindari sikap yang bersifat menekan dan menghakimi peserta didik.
· Membandingkan jawaban peserta didik dengan rubrik penskoran.
· Mengisi lembar penilaian untuk setiap pertanyaan yang diajukan.
· Menghitung skor langsung setelah satu peserta didik selesai mengikuti tes lisan.
c. Acuan Kualitas Instrumen Tes Lisan
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai acuan kualitas
instrumen tes lisan.
· Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan
yang hendak dinilai.
· Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
· Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya
sendiri.
· Pertanyaan disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
d. Acuan Kualitas Rubrik Tes Lisan
Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai acuan kualitas dalam menyusun rubrik
penilaian tes lisan antara lain:
· dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur valid
· sesuai dengan indikator pembelajaran
· indikator menunjukkan kemampuan yang dapat dilakukan tes lisan
· indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur dengan tes lisan
· sederhana, hanya memuat kata-kata kunci, dan mudah digunakan pada saat ujian
lisan dilakukan
· dapat mencakup covering semua respon yang mungkin muncul dari peserta didik
· dan dapat memetakan kemampuan peserta didik.
e. Pemberian Umpan Balik
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian
umpan balik pada penilaian dengan menggunakan tes lisan.
· Memberikan umpan balik secara langsung terhadap hasil penilaian peserta didik.
· Memberikan umpan balik secara ringkas dan sederhana.
· Kalimat yang digunakan dalam umpan balik harus bersifat konstruktif, memotivasi,
dan tidak bersifat menghakimi.
E. Pengembangan Tes Kinerja / Tindakan
A. Pengertian
Tes kinerja berupa perintah kepada siswa untuk melakukan suatu tugas atau
menyelesaikan masalah yang nyata atau kontekstual, yang dapat diselesaikan
dengan material/bahan yang ada di sekitar siswa, format untuk menampilkan
temuan atau hasil siswa (misalnya format kesempatan penampilan/penyajian,
format tabel, format grafik, foto, gambar, dan lainnya), dan kriteria penilaian atau
rubrik.
Penilaian menggunakan tes kinerja dapat menitikberatkan pada praktik
(misalnya karya tari), produk (misalnya hasil pemecahan masalah volume cat untuk
mengecat sebuah rumah), atau kedua-duanya. Tes kinerja ini dimaksudkan untuk
menilai kedua-duanya: praktik (saat melakukan tugas) dan produk (hasil tugas).
B. Kompetensi yang Diukur
· sikap
· pengetahuan
· keterampilan sesuai SKL atau KD-KD yang dipetakan.
Selain itu juga, bentuk ujian tes kinerja ini dapat digunakan untuk mengungkap
penguasaan :
· keterampilan pemecahan masalah
· pembuatan keputusan, dan berpikir kreatif
C. Langkah-langkah Penilaian
· Sekolah memutuskan bentuk Penilaian Tes Kinerja.
· Sekolah menyusun kisi-kisi dan mengembangkan instrumen Lembar Instruksi
Tes Kinerja dan Rubrik.
· Sekolah mengomunikasikan Penilaian bentuk Tes Kinerja kepada orang tua.
· Sekolah menyiapkan peralatan dan media untuk Tes Kinerja.
· Sekolah memfasilitasi siswa melakukan Tes Kinerja sesuai instrumen dengan
durasi dan lokasi yang ditetapkan, peralatan dan media.
· Guru melakukan penilaian tes kinerja.
Contoh Tes Kinerja
· Prakarya : meyiapkan, mengolah, dan menyajikan telur Balado. Pada tes isi
siswa dinilai penyiapan alat dan bahan, proses memasak, kualitas produk (yakni
hasil telur balado), dan sikap kerjanya.
· Seni Budaya : membuat dan menyajikan karya tari kreasi dengan kostum dan
musik yang sesuai dan durasi waktu yang telah ditentukan. Pada tes kinerja ini
siswa dinilai hasil rancangan tari, tampilan tarinya, dan sikap saat menampilkan
tari.
· PPKN : membuat video diri ketika mengamalkan sila-sila Pancasila di
lingkungan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pada tes ini, siswa dinilai
proses pengamalan Pancasila, dan produk video yang dihasilkan.
· PJOK : melakukan lompat jauh dengan teknik yang sesuai dan hasil lompatan
maksimal. Di sini siswa dinilai teknik lompatannya, hasil lompatannya, dan
sikap saat melakukan lompatan.
Contoh Kisi-kisi Tes Kinerja
Contoh Rubrik Tes Kinerja
BAB III
PENUTUP
42. Kesimpulan
43. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Eli meivawati “Makalah - Langkah Pengembangan Tes - Matkul Penilaian Kelas”


https://www.scribd.com/document/473482982/Makalah-Langkah-Pengembangan-Tes-
Matkul-Penilaian-Kelas (di akses pada 11 Maret 2022, pukul 14.45)

Rini Hadiyati “Pengertian Tes, Ciri, Jenis, Cara Membuat, dan Contohnya”
<https://penelitianilmiah.com/pengertian-tes/ (diakses> pada 7 Maret 2022, pukul
17.37)

“Teknik Pengembangan Instrumen Tes Lisan”


https://textid.123dok.com/document/nq7x94xny-teknik-pengembangan-instrumen-tes-
lisan.html (di akses pada 08 Maret 2022, pukul 15.29)

“Bentuk Ujian Tes Kinerja” https://www.smpn4kra.sch.id/2021/02/bentuk-ujian-tes-


kinerja.html?m=1 (di akses pada 08 Maret 2022, pukul 15.39)

Lentera kecil “Penilaian Dengan Tes Perbuatan atau Tindakan”


https://lenterakecil.com/penilaian-dengan-tes-perbuatan-atau-tindakan/ (di akses pada 08
Maret 2022, pukul 15.40)

Anda mungkin juga menyukai