A. Definisi
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006).
Nyeri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perasaan yang
tidak nyaman dalam berespon terhadap stimulus yang berbahaya.
(Lynda Juall, Carpenitto Edisi 10. Hal 49)
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007).
Nyeri merupakan penglaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau
yang digambarkan sebagai kerusakan (International Association for the Study of
Pain) ; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
hingga akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2015-2017).
Nyeri kronis serangan yang tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan
hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2015-2017).
B. Klasifikasi
1. Nyeri berdasarkan tempatnya
a. Pheriperal pain : yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh.
Missal : mukosa
b. Deep pain : yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang dalam
atau pada organ-organ tubuh visceral.
c. Refered pain : yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ
atau struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah
yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.
d. Central pain : yaitu nyeri yang terjadi karena perangsanagn pada system
saraf pusat, spinal cord batang otak, thalamus, dan lain-lain.
2. Nyeri berdasarkan sifatnya
a. Incidental pain : yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
b. Steady pain : yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam
waktu yang lama.
c. Paroxymal pain : yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali. Nyeri tersebut menetap ± 10-15 menit, lalu menghilang,
kemudian timbul lagi.
3. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan
a. Nyeri akut
Nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir dalam
enam, bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui dengan jelas. Rasa nyeri
mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka operasi, atau pun pada
suatu penyakit arteriosderosis pada arteri koroner.
b. Nyeri kronis
Nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini polanya
beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ragam
pola tersebut ada yang nyeri timbul dengan periode yang diselingi
interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali dan begitu seterusnya. Ada
pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa nyeri tersebut terus
menerus terasa makin lama semakin meningkat intensitasnya walau pun
telah diberika pengobatan, misalnya nyeri karena neoplasma.
4. Nyeri berdasarkan berat ringannya
a. Nyeri Ringan
Nyeri dengan intensitas rendah. Pada nyeri ini, seseorang bias
menjalankan aktivitasnya seperti biasa. (tidak mengganggu aktivitas).
b. Nyeri Sedang
Nyeri dengan intensitas sedang \ menimbulkan reaksi (fisiologis maupun
psikologis)
c. Nyeri Berat
Nyeri dengan inyensitas yang tinggi. Pada nyeri ini, seseorang sudah
dapatmelakukan aktivitas karena nyeri tersebut sudah tidak dapat
dikendalikan oleh orang yang mengalaminya. Penggunaan obat analgesic
dapat membantu pada nyeri ini.
C. Etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu penyebab
yang berhubungan dengan fisik dan psikis.
1. Secara Fisik
a. Trauma
Trauma mekanik : menimbulkan nyeri karena ujung saraf-saraf bebas
mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan, atau pun luka.
Trauma termis : menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor
mendapat rangsangan akibatpanas dingin.
Trauma kimiawi : terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang
kuat.
Trauma elektrik : dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran
listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri.
b. Neoplasma : menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau
kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena
tarikan, jepitan, atau metastasa.
c. Peradangan : terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat
adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.
2. Secara Psikis
Nyeri yang disebabkan factor psikologis merupakan nyeri yang dirasakan
bukan karena penyebab organic melainkan akibat trauma psikologis dan
pengaruhnya terhadap fisik. Ini dapt dijumpai pada kasus yang termasuk
kategori psikomatik. Nyeri karena factor ini disebut pula psychogenic pain.
D. Manifestasi Klinis
1. Gangguam tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan meng hindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Nadi meningkat
8. Pernafasan meningkat
9. Depresi,frustasi
E. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-
zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat
tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan
tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di
korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain
dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap
reseptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan
atau mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang
pecah di otak
G. Komplikasi
a.Edema Pulmonal
b. Kejang
c.Masalah Mobilisasi
d. Hipertensi
e.Hipertermi
f. Gangguan pola istirahat dan tidur
H. Penatalaksanaan klinis
· Pemberian analgesic
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri
yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
· Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat
analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini
dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan
pasien.
J. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut NANDA 2015-2017
a. Nyeri akut (00132)
Batasan karakteristik
Bukti nyeri dengan menggunakan standar periksa
Dilatasi pupil
Ekspresi wajah nyeri (mata kurnag cahaya, tampak kacau, meringis)
Fokus menyempit (presepsi waktu, proses berpikir, interaksi dengan
orang dan lingkungan)
Fokus pada diri sendiri
Keluhan tentang intensitas nyeri menggunakan skala
Keluhan tentang karakteristik menggunakan skala
Laporan tentang perilaku nyeri
Mengekspresikan perilaku nyeri
Perubahan distraksi
Perubahan selera makan
Putus asa
Sikap melindungi area nyeri
Faktor yang berhubungan
Agen cidera biologis (infeksi, iskemia, neoplasma)
Agen cidera fisik (abses, amputasi, luka bakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebihan)
Agen cidera kimiawi (luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens
mustard)
b. Nyeri kronis (00133)
Batasan karakteristik :
Anoreksia
Bukti nyeri dengan menggunakan standar
Ekspresi wajah nyeri (mata kurang cahaya, gerakan mata berpencar,
tetap pada satu fokus, meringis)
Fokus pada diri sendiri
Hambatan kemampuan meneruskan aktivitas sebelumnya
Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri
Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar nyeri
Laporan tentang perilaku nyeri
Perubahan pola tidur
Faktor yang berhubungan :
Agen pencedera
Fraktur
Gangguan genetik
Gangguan imun
Gamgguan iskemik
Gangguan metabolik
Gangguan pola tidur
Kompresi otot
Kontusio
K. Intervensi
NOC :
Kontrol nyeri
Tingkat nyeri
NIC :