fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung
partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh
positif (kation) dan bermuatan negatif (anion).Elektrolit sangat penting pada banyak
fungsi tubuh termasuk fungsi neuromuskular dan keseimbangan asam basa. Pada fungsi
saraf.
memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Tubuh kita terdiri atas sekitar 60% air
yang tersebar didalam sel maupun luar sel. Proporsi tubuh manusia yang terdiri atas
cairan yang sangat besar. Sekitar 46% sampai 60% berat badan rata-rata orang dewasa
adalah air, cairan tubuh primer. Bila tubuh sehat maka volume ini relatif konstan dan
berat badan individu bervariasi kurang dari 0,2 kg dalam 24 jam, tanpa memperhatikan
jumlah cairan yang dikonsumsi. Usia, jenis kelamin dan lemak tubuh mempengaruhi
air dalam tubuh total. Bayi memiliki proporsi air terbesar, yaitu 70% sampai 80% dari
berat tubuhnya, tetapi proporsi air tubuh menurun seiring dengan pertambahan usia.
Pada individu yang berusia lebih dari 60 tahun, air tubuh menurun sampai sekitar 50%.
Jaringan lemak pada intinya bebas air, sementara jaringan tanpa lemak mengandung
sejumlah air secara bermakna. Air memberikan presentase, lebih besar pada berat tubuh
orang kurus dibandingkan orang gemuk. Wanita, yang secara proporsional memiliki
lebih banyak lemak dibandingkan pria, memiliki persentasi air tubuh yang lebih rendah.
Namun demikian, besar kandungan air tergantung dari usia, jenis kelamin,dan
kandungan lemak.
Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan,
elektrolit,dan asam basa di dalam tubuh. Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan,
distribusi, dan haluaran air dan elektrolit, serta pengaturan komponenkomponen tersebut
oleh sistem renal dan paru. Banyak faktor yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan,
salah satunya adalah karena penyakit. Oleh karena itu asuhan keperawatan untuk
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal,
a. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai
asam-basa dara, dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Proses
pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal,
seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah
melalui tubuli renalis yang selselnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan.
Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron
b. Kulit
proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi
oleh vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan
darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas
lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi
keringat ini suhu dapat diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan,
kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan
dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan, dan kondisi suhu tubuh
yang panas. Disebut juga isensible water loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24jam.
c. Paru
loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons
d. Gastrointestinal.
kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari.
kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan temperatur 1 derajat Celcius.
osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Hormon ini meningkatkan reabsopsi air
pada duktus pengumpul sehingga dapat menahan air dan mempertahankan volume
cairan ekstrasel. Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air
sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. ADH juga disebut
sebagai vasopresin karena mempunyai efek vasokontriksi minor pada arteriol yang
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk
serum, dan sistem rennin angiostensin serta sangat efektif dalam mengendalikan
hiperkalemia.
c. Prostagladin
Prostagladin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan dan
d. Glukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsporpsi natrium dan air yang
Rasa haus adalah keinganan yang disadari terhadap kebutuhan cairan, rasa haus
osmolaritas meningkat, sel akan mengkerut dan sensasi rasa haus akan muncul
a. Asupan cairan
Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau di tambah dari makanan lain.
Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah
asupan cairan kurang atau adanya perdarahan, maka curah jantung menurun,
asupan dan pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan
berlebihan adalah muntah secara terus menerus. Hasil pengeluaran cairan adalah:
1) Urine
tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring di glomerolus dan dalam
tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil
ekskresi terakhir proses ini disebut urine. Dalam kondisi normal output urine
2) Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu panas.
dalam plasma.
3) Feses
sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses jumlahnya berlebihan,
cairan melalui feses antara 100-200 ml perhari, yang diatur melalui mekanisme
a. Usia
Pada bayi atau anak anak, keseimbangan cairanm dan elektrolit dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Diantaranya adalah asupan cairan yang besar di diimbangi dengan
haluaran yang besar pula, metabolisme tubuh yang tinggi, masalah yang muncul
akibat imaturitas fungsi ginjal, serta banyaknya cairan yang keluar melalui ginjal ,
b. Temperatur
seseorang berkeringat. Pada cuaca yang sangat panas, seseorang akan kehilangan
700-2000 ml air/jam dan 15-30gr garam/hari. Suhu tubuh meningkat dan individu
c. Diet
Diet dapat mempengaruhi asupan cairan dan elektrolit. Asupan nutrisi yang tidak
adekuat dapat berpengaruh terhadap kadar albumin serum. Jika albumin serum
menurun, cairan interstisial tidak bisa masuk ke pembuluh darah sehingga menjadi
edema.
d. Stress
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini
e. Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki
sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan
- Anak 60-70%BB
- Bayi 75-80% BB
Tabel 1.2 Kebutuhan IWL
dengan defisiensi cairan dan elektrolit di ruang ektrasel, namun proporsi antara
cairan dan elektrolit mendekati normal. Kondidi ini dikenal juga dengan
sehingga cairan interstisial menjadi kosong dan cairan intrasel masuk ke ruang
intersitial sehingga menganggu kehidupan sel. Secara umum, kondsi defist volume
1) Dehidrasi isotonik. Ini terjadi apabila jumlah cairan yang hilang sebanding
dengan jumlah elektrolit yang hilang. Kadar Na+ dalam plasma 130-145
mEq/l.
2) Dehidrasi hipertonik. Ini terjadi jika jumlah cairan yang hilang lebih besar
dari pada jumlah elektrolit yang hilang. Kadar Na+ dalam plasma 130-150
mEq/l.
3) Dehidrasi hipotonik. Ini terjadi apabila jumlah cairan yang hilang lebih
sedikit daripada jumlah elektrolit yang hilang. Kadar Na+ dalam plasma
1) Dehidrasi ringan. Pada kondisi ini, kehilangan cairan mencapai 5% dari berat
tubuh atau sekitar 1,5-2 liter. Kehilangan cairan yang lebih dapat berlangsung
darah.
510% dari berat tubuh atau sekitar 2-4 liter. Salah satu gejalanya adalah mata
cekung.
1015% dari berat tubuh atau sekitar 4-6 liter. Pada kondisi ini penderita dapat
dari penurunan berat badan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.3 Penurunan berat badan sebagai indikator kekurangan cairan tubuh
2-5% Ringan
5-10% Sedang
10-15% Berat
15-20% Fatal
Sumber: home dan sweringen 2001
Kedua tingkat dehidrasi dapat dilihat dari tanda dan gejala yang ada pada
Tabel 1.4 Penilaian derajat dehidrasi berdasarkan tanda dan gejala pada
klien
Penilaian A B C
Lihat keadaan Baik, sadar Gelisah dan rewel Lesu, lunglai, atau
umum tidak sadar.
Rasa haus Minum biasa, Haus dan ingin Malas minum dan
tidak haus minum banyak tidak bisa minum
Periksa turgor Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
kulit lambat
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
data guna menyusun suatu rencana keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian
keperawatan. Menurut Tarwoto & wartonah (2016), hal-hal yang perlu dikaji adalah
sebagai berikut:
a. Riwayat Keperawatan
elektrolit.
pengobatan.
b. Pengukuran Klinik
1) Berat badan
kelompok yaitu:
a) ± 2%: ringan
b) ± 5%; sedang
c) ± 10%: berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
2) Keadaan umum
h) Muntah
i) Tube drainase
j) IWL
cc.
c. Pemeriksaan fisik
rasa.
bunyi jantung.
2. Rumusan Masalah
4) Penggunaan diuretik.
5) Pendarahan.
1) Hipotensi
2) Takhikardia
3) Pucat
4) Kelemahan
Kondisi Klinik:
1) Penyakit Addison
2) Koma.
4) Anoreksia nervosa.
5) Pendarahan gastrointestinal.
6) Muntah, diare.
8) AIDS.
9) Ulcer kolon.
10) Pendarahan.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Tujuan
tekanan darah stabil, membrane mukosa mulul lembab, turgor kulit baik.
teratasi.
b. Intervensi Keperawatan
No Intervensi Rasional