Anda di halaman 1dari 33

KOMUNIKASI VISI, MISI, TUJUAN DAN TATA NILAI

PUSKESMAS

UPTD Puskesmas Waepana

No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11 /
/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
Upaya menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak yang terkait
Pengertian dan kepada pengguna pelayanan dan masyarakat sehingga dapat terjalin
kerjasama yang baik dalam meperoleh imformasi maupun saran yang
dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas
berdasarkan visi, misi, tujuan dan tata nilai puskesmas

Tujuan 1. Meningkatkan kerjasama denga masyarakat dalam meningkatkan


mutu pelayanan.
2. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak.

Kebijakan

Prosedur 1. Kepala puskesmas mengeluarkan surat untuk pertemuan


2. Kepala UPTD memandu saat pelaksanaan kegiatan
3. Kepala UPTD menyampaikan visi, misi, tujuan dan tata nilai
puskesmas
4. Membuat rumusan rencana kerja
5. Mebuat kesepakatan bersama
6. Penegasan oleh kepala puskesmas

Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana

Sumber
PENGARAHAN

UPTD Puskesmas Waepana

No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11 /
/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
Suatu proses pengarahan yang di lakukan oleh kepala Puskesmas terhadap
Pengertian staf puskesmas (penanggung jawab program) dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab masing-masing penanggung jawab program

Tujuan 1. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan penanggung jawab program


2. Penanngung jawab program bekerja berdasarkan ketentuan atau
standar proram yang ada

Kebijakan

Prosedur 1. Kepala puskesmas meninjau kinerja penanggung jawab program


2. Kepala puskesmas mencatat hasil kinerja penggung jawab program
3. Kepala puskesmas membandingkan hasil kerja penanggung jawab
program dengan standar atau ketentuan yang ada
4. Kepala puskesmas mengarahkan kegiatan penanggung jawab program
berdasarkan standar yang ada

Unit Terkait Semua pengelola program

Sumber
PENCATATAN DAN PELAPORAN

UPTD Puskesmas Waepana

No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11 /
/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
Suatu kegiatan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan yang telah
Pengertian dilakukan baik secara perorangan maupun administrasi puskesmas secara
umum

Tujuan 1. Agar semua kegiatan terdata secara baik


2. Persiapan data secara baik

Kebijakan

Prosedur 1. Setiap petugas puskesmas melakukan pencatatan kegiatan pada buku


kegiatan harian
2. Megisi semua format kegiatan maupun buku-buku register pada unit
pelayanan masing-masing sesuai dengan kebutuhan setiap unit
3. Melakukan serah terima data jika data tersebut jika data tersebut
dibutuhkan oleh program lain
4. Melakukan pelaporan rutin tiap bulan , triwulan, smesteran maupun
laporan tahunan sesuai permintaan
5. Semua data bias disimpan dalam bentuk softcopy, maupun
penyimpanan data dalam computer/USB tergantung kebutuhan dalam
setiap unit pelayanan
6. Setiap penanngung jawab dalam unit pelayanan berkewajiban
menyiapkan data jika di butuhkan secara mudah dan dapat di
pertanggung jawabkan
7. Dilakukan pengkodean untuk semua data yang tersimpan di unit
pelayanan sesuai yang di tentukan

Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana ( Pustu, Polindes,


Poskesdes dan Posyandu)

Sumber
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

UPTD Puskesmas Waepana

No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11 /
/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005

Pengertian Suatu kegiatan yang di lakukan untuk mendukung pelayanan sehingga


tidak terjadi penyimpangan maupun keterlambatan dalam pelaksanaan
kegiatan
Tujuan
1. Untuk memberi kepastian pelayanan
2. Meminimalkan kesalahan yang terjadi selama kegiatan
Kebijakan

Prosedur 1. Laporan di desa


a. Menerima format laporan di awal bulan
b. Merekap data laporan yang di perlukan
c. mengisi format laporan yang di perukan
d. Megumpulkan laporan di akhir bulan pada pemegang program di
puskesmas
e. Mengarsipkan laporan
2. Laporan di pemegang program
a. Menerima laporan dari desa
b. Mengumpulkam semua laporan dari desa maupun yang ada pada
masing-masing program di puskesmas
c. Megelola data dengan menggunakan computer
d. Data yang telah di olah di jadikan laporan bulanan dan
dikumpulkan kedinas setiap tanggal 5 dalam bukan
e. mengarsipkan laporan
3. Tertib Surat Keluar Masuk
a. Terima surat dari luar
b. surat di agendakan
c. surat diberikan kepada kepala puskesmas untuk didisposisikan
d. Kepala puskesmas memberikan surat kepada KTU untuk
dilanjutkan jetujuan surat itu di tujukan
e.KTU menyampaikan surat itu kepada yang bersangkutan
f. surat di arsipkan
Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana

Sumber
PELAKSANAAN PROGRAM

UPTD Puskesmas Waepana

No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11 /
/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluiruh pengelola program terkait
dengan program yang ditangani di unit pelayanan puskesmas baik
pelayanan dalam gedung , luar gedung, maupun administrasi

Tujuan
1. Mengetahui pencapaian program
2. Untuk menyediakan data yang dibutuhkan

Kebijakan

Prosedur 1. Penangung jawab program melakukan konsultasi dengan kepala


puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
a. apabila hasil koordinasi di setujui maka pelaksana program
melaksanakan kegiatan sesuai kebutuhan
b. apabila di tolak mencari alternative kegiatan yang lain atau
kegiatan pengganti
2. Pelaksanaan program menerima hasil koordinasi
3. Melaksanakan kegiatan program
4. Membuat pencatatan dan pelaporan
5. Mengevaluasi hasil kegiatan
6. Mengarsikan laporan

Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana

Sumber
EVALUASI PERAN PIHAK TERKAIT

UPTD Puskesmas Waepana

No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1


032.1/WPN/11 /
/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005

Pengertian Suatu proses pegukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan peran


pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan program atau upaya
puskesmas

Tujuan 1. Mengetahui gambaran prestasi kerja pihak-pihak terkait


2. Sebagai rekomendasi untuk melakukan peningkatan sitem kerja pihak-
pihak terkait

Kebijakan

Prosedur 1. Pembentukan Tim yang akan menilai


2. Persiapan pembuatan SK
3. Penetapan pembuatan SK
4. Tim penilai melakukan evaluasi pada pihak-pihak terkait(BPP)
5. Melakukan evaluasi dalam bentuk survey
6. Tim membahas hasil evaluasi sesui survey
7. Tim menetapkan hasil evaluasi(baik,cukup,kurang)
8. Tim melaporkan hasil evaluasi ke ketua BPP

Unit Terkait BPP

Sumber
MONITORING KINERJA

UPTD Puskesmas
Waepana
No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1
032.1/WPN/11/507/11/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005

Pengertian Suatu proses pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui kemajuan


pelaksanaan program atau kegiatan dan melihat apakah kegiatan/program
itu berjalan sesuai rencana sehungga masalah yang di lihat dan di temui
dapat di atasi

Tujuan 1. Memberikan pelayanan atau kerja yang maksimal


2. Memenuhi kebutuhan dan harapan masyrakat
3. Mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang di berikan
4. Memperoleh imformasi terutama tentang kegiatan apakah telah di
laksanakan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik

Kebijakan

Prosedur 1. Kepala puskesmas mendatangi unit yang hendak di monitoring


2. Kepala puskesmas mengisi buku monitoring yang telah disediakan
3. Kepala puskesmas melakukan monitoring tentang kegiatan yang sudah
di lakukan
4. Kepala puskesmas mencatat hasil monitoring dalam buku monitoring
yang telah disiapkan

Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana

Sumber
UMPAN BALIK (PELAPORAN) DARI PELAKSANA KEPADA
PENANGGUNGJAWAB PROGRAM DAN PIMPINAN PUSKESMAS
UNTUK PERBAIKAN KERJA
UPTD Puskesmas
Waepana
No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1
032.1/WPN/11/524/11/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja
program yang telah dilaksanakan sehingga dapat diketahui pencapaian
kinerja dan apabila pencapaian program masih di bawah standar perlu
dilakukan perbaikan untuk di tindak lanjuti

Tujuan 1. Mengetahui sejauh mana kinerja program


2. Memperbaiki kinerja program

Kebijakan

Prosedur 1. Pelaksana menerima tugas


2. Pelaksana melaksanakan tugas
3. Pelaksana melaporkan hasil disertai bukti pelaksanaan tugas ke kepala
puskesmas
4. Kepala puskesmas atau penanggung jawab memberikan penilaian
5. Kepala puskesmas memberikan umpan balik atau hasil evaluasi kepada
petugas yang melaksanakan kegiatan

Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana

Sumber
MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM DAN
PELAYANAN

UPTD Puskesmas
Waepana
No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1
032.1/WPN/11/521/11/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005

Pengertian Suatu pelayanan yang dilakukan dengan baik guna memantau atau
memonitoring pelaksanaan kegiatan program dalam pelayanan.

Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

Kebijakan

Prosedur Monitoring pelaksanaan kegiatan program dan pelayanan


1. Menentukan jadwal monitoring
2. Pembagian tim monitoring
3. Pelaksanaan kegiatan monitoring
Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana

Sumber
MONITORING KINERJA PIHAK KETIGA

UPTD Puskesmas
Waepana
No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1
032.1/WPN/11/507/11/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005

Pengertian Suatu proses pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui kemajuan


pelaksanaan program atau kegiatan terhadap pihak ketiga berdasarkan
indicator dan standar kinerja
Tujuan 1. Memberikan pelayanan atau kerja yang maksimal
2. Memenuhi kebutuhan dan harapan sasaran
3. Mengetahui sejauh mana kinerja pihak ketiga

Kebijakan

Prosedur 1. Kepala puskesmas mendatangi unit yang hendak di monitoring


2. Kepala puskesmas mengisi buku monitoring yang telah disediakan
3. Kepala puskesmas melakukan monitoring tentang kegiatan yang sudah
di lakukan
4. Kepala puskesmas mencatat hasil monitoring dalam buku monitoring
yang telah disiapkan

Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana

Sumber
KOMUNIKASI DENGAN SASARAN PROGRAM DAN
MASYARAKAT TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM
DAN KEGIATAN PUSKESMAS
SOP
U
PTD No Dokumen : ksr
Puskesmas 032.1/WPN/11/521/11/2014 Ditetapkan Oleh :
Waepana No Revisi : Kepala UPTD Puskesmas Waepana

Tanggal Terbit :
Margareta U.Kromen
Halaman : NIP : 196906281989032005

Pengertian Upaya menjalin komunikasi yang baik dengan sasaran program dan
masyarakat sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik dalam
memperoleh imformasi maupun saran yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di puskesmas

Tujuan Meningkatkan kerjasama antar program dan masyarakat dalam


meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas

Kebijakan

Prosedur 1. Kepala puskesmas mengeluarkan surat untuk pertemuan


2. Para pengelola program menyampaikan informasi program kepada
forum (lintas program dan lintas sector)
3. Diskusi yang di pandu oleh kepala puskesmas
4. Membuat rumusan rencana kerja
5. Membuat kesepakatan bersama
6. Penegasan oleh kepala puskesmas
Unit Terkait Pengelola program dan lintas sector
PENGARAHAN OLEH KEPALA PUSKESMAS MAUPUN OLEH
PENANGGUNG JAWAB PROGRAM DALAM PELAKSANAAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
UPTD Puskesmas
Waepana
No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1
032.1/WPN/11/521/11/2014
Standart Operasional Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Prosedur Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA

=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005

Pengertian Suatu kegiatan yang di lakukan oleh kepala puskesmas maupun penanggung
jawab program untuk mengarahkan staf puskesmas dalam mencanangkan
tugas dan tanggung jawab sehingga staf dapat menjalankan tugas sesuai
dengan standar pelayanan yang berlaku

Tujuan Untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang di berikan

Kebijakan

Prosedur Kegiatan monitoring oles kepala puskesmas:


1. Kepala puskesmas mendatangi unit yang hendak di monitoring
2. Kepala puskesmas mengisi buku m,onitoring yang telah di
siapkan
3. Kepala puskesmas melakukan monitoring terhadap kegiatan yang
telah di lakukan
4. Kepala puskesmas mencatat hasil monitoring dalam buku
monitoring yang telah di siapkan

Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana

Sumber
PELAKSANAAN PEMBINAAN

UPTD Puskesmas
Waepana
SPO No Ditetapkan oleh:
Dokumen:ksr,032.1/WPN/II/
/2015

No:Revisi : KepalaUPTD Puskesmas

Tanggal terbit:20 Februari 2015


Margareta U.Kromen
Halaman : NIP:106206281989032005

Pengertian Suatu kegiatan yang di laksanankan untuk


mengarahkan,membimbing,mendukung dan memperbaiki kinerja pelaksana
program.

Tujuan 1.Untuk meningkatkan pencapaian suatu program


2.Untuk memotifasi pelaksana program agar lebih meningkatkan kinerja
programnya.

Kebijakan SK Kepala Puskesmas no kode ksr.032.1/WPN/II/ /2015 tentang


pelaksanaan pembinaan

Refrensi

Langkah-langkah
1.KTU berkonsultasi dengan kepala puskesmas
Tentukan jadwal Membuat surat
untuk menentukan jadwal
undangan
2.KTU membuat surat undangan
3.Kepala puskesmas menandatangani surat
undangan Kapus menanda tangani surat

4.KTU memberi cap dan menomori surat


undangan

Cap dan nomor surat

Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana


KOORDINASI DAN KOMUNIKASI LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR

UPTD SPO No Dokumen Ditetapkan oleh:


Puskesmas Waepana KepalaUPTD Puskesmas
:ksr,.032.1/WPN/II/ / /2015
No:Revisi :
Margareta U.Kromen
Tanggal terbit: NIP:106206281989032005
Halaman :

Pengertian Koordinasi dan komunikasi antara lintas program dan lintas sektor adalah
upaya menjalin komunikasi antar pengelola program dan sektor terkait
untuk mengetahui hambatan/permasalahan dan langkah-langkah yang harus
di ambil untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Tujuan 1.Sebagai perdoman dalam komunikasi anata program dan sektor terkait
2.Untuk menjalin komunikasi yang efektif antar program dan lintas sektor.

Kebijakan SK Kepala Puskesmas No kode ksr.032.1/WPN/II/ / /2015 tentang


Koordinasi dan komunikasi lintas program dan litas sektor.

Refrensi

Langkah-langkah BAGAN ALUR


1.Kepala puskesmas mengeluarkan surat untuk
Pendistribusian Penyampaian
pertemuan. surat informadi
Diskusi
2.Para pemgelola program menyampaikan
informasi program kepada forum
Diskusi Rumusan
3.Diskusi yang di pandu oleh kepala puskesmas. rencana
4.Membuat rumusan recana kerja
Kesepakatan
5.Membuat kesepakatan bersama
6.Penegasan oleh kepala puskesmas Penegasan

Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana

Puskesmas INJEKSI INTRA MUSKULAIR


No. Kode : SPO/UKP/RJ/01 Ditetapkan oleh:
Terbitan : 01 KepalaUPTD Puskesmas
No. Revisi : 00
SPO Tgl. Mulai Berlaku : 24/11/2014
Waepana Halaman : 1- 3. Margareta U.Kromen
NIP:106206281989032005

1. Pengertian Injeksi intra muskular adalah: pemberian obat dengan cara memasukkan obat
ke dalam jaringan otot menggunakan spuit injeksi dilakukan pada otot
pangkal lengan atau otot paha bagian luar (yaitu 1/3 tengah paha sebelah luar)
2. Tujuan Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot agar cepat terserap oleh tubuh

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.004/2014 tentang pelayanan klinis

4. Referensi Buku Pedoman Perawatan dasar Depkes RI Tahun 2005.


5. Alat dan Bahan 1.Alat :
a. Bak Instrumen Steril,
b. Alat tulis
2. Bahan:
a. Kapas alkohol
b. Obat injeksi
c. Spuit injeksi

6. Langkah- Langkah Bagan Alir


1. Petugas mencuci tangan,
2. Petugas menyiapkan alat – alat dan
bahan dalam bak instrumen steril,
3. Petugas Memberi tahu maksud
tindakan kepada pasien
4. Petugas melakukan aspirasi obat
sesuai dosis dengan spuit injeksi
5. Petugas Mengatur posisi pasien
6. Petugas memilih area penusukan
yang bebas dari lesi dan
peradangan
7. Petugas membersihkan area
penusukan menggunakan kapas
alkohol
8. Petugas membuka tutup jarum
9. Petugas menusukkan jarum ke
daerah penusukan dengan sudut
90 derajat, kira – kira sampai
jaringan otot
10. Petugas meLakukan aspirasi
spuit,
11. Petugas mengobservasi ada tidak
darah dalam spuit
12. Jika ada darah tarik kembali
jarum dari kulit,
13. Petugas menekan tempat
penusukan dengan kapas alkohol
14. Petugas mengganti penusukan ke
tempat lain
15. Jika tidak ada darah, masukkan
obat perlahan – lahan hingga
habis
16. Petugas mencabut jarum
17. Petugas menekan tempat
penusukan dengan kapas alkohol
18. Petugas memberitahu kepada
pasien bahwa tindakan sudah
selesai
19. Petugas membuang sampah
medis pada tempatnya
20. Petugas mencatat tindakan dalam
rekam medis,
21. Petugas merapikan alat dan
bahan,
22. Petugas mencuci tangan.

7. Hal-hal yang perlu Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap reaksi obat.
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Klinik Umum
2. Klinik Gigi,
3. Rawat Inap,
5. Immunisasi,
6. Ruang KIA.KB

7. Puskesmas Pembantu
8. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
2. Catatan tindakan.
PENGARAHAN KEPADA PELAKSANA

No.Dokumen:Ksr.032.WPN/11/02/ Ditetapkan oleh:


UPTD Puskesmas /2015
Waepana SPO Ditetapkan oleh
No.Revisi :0
Kepala UPTD Puskesmas
Waepana
Tanggal terbit :20 Februari
2015 MargaretaU.Kromen
Halaman :1/ NIP : 196906281989032005

Pengarahan kepada pelaksana adalah arahan atau wejangan oleh orang yang di
Pengertian berikan kewenangan kepada petugas sebelum melakukan pelayanan baik pelayann
adminstrasi maupun kepada pasien sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapakan.

Tujuan 1. Memberikan peneguhan kepada staf


2. Mengingatkan kepada staf agar dapat bekerja sesuai dengan protap

Kebijakan SK kepala Puskesmas No Dokumen:Ksr.032.1/WPN/11/ /2015 tentang


Pengarahan kepada Pelaksana
Refrensi
1. Kepala puskesmas bersama pengelola Bagan Alur
program menyusun Rencana Usulan Kerja
Menyusun RUK
(RUK) tahunan
2. Pengelola program membuat Rencana
Menyusun RPK
Program Kerja (RPK) bulanan sesuai RUK
tahunan
Konsultasi RPK ke dinas
3. Kepala puskemas mengkonsultasi RPK ke
dinas kesehatan
Melaksanakan kegiatan sesuai
4. Setelah disetujui masing-masing program RPK
menjalankan kegiatan berdasarkan RPK
5. Pengelola program mengevaluasi Evaluasi kegiatan program
pelaksanaan kegiatan program
6. Apabila pencapaian tidak sesuai target atau Perubahan rencana program
ada kegiatan yang tidak dilaksanakan sesuai
RPK dibuat perencanaan baru
Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana
P
usk e EVALUASI DAN TINDAK LANJUT PELAKSANAAN KOMUNIKASI
sm a DAN KOORDINASI LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR
s
Wa e NO.Dokumen:Ksr.032.11/02/ Ditetapkan oleh
SP 2015
pana
O No Revisi:o Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Tanggal terbit:20 Februari
2015
Halaman:1 MargaretaU.Kromen
NIP : 196906281989032005
Suatu kegiatan untuk membahas hasil pertemuan komunikasi dan kordinasi
Pengertian lintas program dan lintas sector sehingga diharapkan adanya perbaikan dalam
meningkatkan kinerja dan pelayanan di puskesmas.
Tujuan 1. Untuk mengetahui informasi hasil komunikasi dan koordinasi lintas
program dan lintas sector.
2. Untuk memperbaiki kinerja staf sehingga capaian programnya lebih baik
Kebijakan SK kepala Puskesmas No Dokumen:Ksr.032.1/WPN/11/02/ /2015 tentang
Evaluasi tindak Lanjut Pelaksanan Komunikasi dan Koordinasi Lintas
Program dan Lintas Sektor.
Langkah-Langkah Bagan
Konsep
1. Membuat surat undangan. surat
2. Menentukan peserta yang harus hadir
3. KTU mengkonsultasi surat tersebut kepada Menentukan jumlah peserta
kepala UPTD Puskesmas.
4. Peserta pertemuan menyiapkan semua bahan Bahan pertemuan
yang akan dibahas dalam dalam pertemuan
minilok Pembukaan pertemuan oleh camat

5. Pembukaan(doa pembukaan,camat membuka


pertemuan) Notulis mencatat semua hasil
pertemuan
6. Penyampaian topik pertemuan sesuai dengan
agenda pertemuan yang telah ditentukan Usul dan saran
7. Semua peserta pertemuan diberikan kesempatan
untuk memberikan masukan terhadap hasil Diskusi dan tanya jawab
presentasi yang diberikan oleh
Penanggungjawab program Kesepakatan bersama
8. Semua peserta pertemuan membuat kesepakatan
bersama Membaca hasil pertemuan
9. Notulis membacakan kembali hasil pertemuan
10. Buat rencana tindak lanjut Rencana tindak lanjut
Penutup
11. Penutup(camat menutup kegiatan,doa penutup)
Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana dan lintas sector
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
( STBM)

i. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tantangan yang di hadapi terkait dengan masalah kegiatan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) untuk mengubah pola prilaku hidup bersih dan sehat masyrakat
yang masih sangat minim dan menimbulkan dampak terhadap tingginya angka kejadian
diare di daerah ini. Menyadari hal tersebut diatas maka kami telah melakukan
beberapa jenis kegiatan antara lain : melakukan kegiatan penyuluhan mengenai lima
(5) pilar sanitasi total berbasis masyarakat.

2. Maksud dan Tujuan


Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ini merupakan acuan dalam penyusunan
perencanaan pelaksanaan, pemantauan serta evaluasi yang terkait dengan sanitasi
total berbasis masyarakat.

3. Pengertian
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM adalah
pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan

ii. Hasil Dan Pembahasan


Telah di laksanakan kegiatan STBM di Desa Piga I pada hari Jumad 28 Nofember
2014,yang di hadiri para kepala Desa,para kepala dusun,para ketua RT dan warga
masyrakat desa Piga I. Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang kami
lakukan dengan menyediakan sarana dan prasana serta peralatan yang sederhana demi
melancarkan kegiatan tersebut.
Adapun Jenis kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Melaksanakan Penyuluhan tentang PHBS
2. Demo Cara Mencuci Tangan Yang Baik Dan Benar, Dan Membuat Sarana Tempat Cuci
Tangan Sederhan
3. Cara Membuat Tempat Sampah Sederhana
4. Cara Membuat SPAL ( Sarana Pembuangan Air Limbah ) Sederhana

iii. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Tidak BAB sembarangan, Cuci tangan pakai sabun, Mengelola air minum dan makanan
dengan aman, Mengelola sampah dengan benar dan Mengelola limbah cair RT dengan
benar.
2. Saran
Kerja sama antar lintas sektor dan lintas program.

DAFTAR HADIR KEGIATAN STBM DI DESA PIGA 1

NO NAMA ALAMAT JABATAN TANDA TANGAN


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

PELAKSANAAN SURVEI MAWAS DIRI

No Dokumen: ksr 032.1/WPN/II/ Ditetapkan oleh


/ /2015
Terbitan Terbit : Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Puskesmas SOP Waepana
Waepana Revisi :001

Halaman:
MargaretaU.Kromen
NIP : 196906281989032005

Pengertian 1. Survei mawas diri adalah suatu kegiatan pengumpulan dan pengkajian
masalah kesehatan yang di lakukan oleh kader dan toko masayarakat
setempat di bawah bimbingan kepala desa atau lurah dan petugas kesehatan
2. Suatu pengenalan ,pengumpulan,dan pengkajian masalah kesehatan pekerja
untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan
Pekerja.

Tujuan 1. Melakasanakan pengumpulan data masalah kesehatan,lingkungan dan perilaku


2. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang
paling menonjol dalam masyarakat.
3. Menginventarsir sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya
mengatasi masalah kesehatan.

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Waepana nomor ksr.032.1/II/WPN/ / /2015 tentang


SOP pelaksanaan survei mawas diri
Revrensi
Langkah –langkah BAGAN ALUR
1. Menyusun daftar pertanyaan
berdasarkan proritas masalah Menyusun daftar Membagi daftar
pertanyaan pertanyaan ke masyarakat
yang ditemui di puskesmas dan
desa
Pertanyaan terbuka
2. Pertanyaan harus singkat
Harapan masyarakat
padat,jelas dan tidak bersifat
mempengaruhi responden. Lembar observasi
3. Kombinasi pertanyaan terbuka
4. Menampung harapan
Kriteria responden
masyarakat.
5. Menyusun lembar observasi
atau pengamatan
6. Menentukan kriteria responden
dan jumlahs termasuk cakupan
wilayah

Unit Terkait Tenaga kesehatan Puskesmas dan masyarakat

PEMBERSIHAN KARANG GIGI

No. Dokumen :Ksr. 032.1/11/WPN/


/ / 2015 Ditetapkan Oleh :
No. Revisi : Kepala UPTD Puskesmas
SPO Waepana
UPTD Tgl. Mulai Berlaku :
PUSKESMAS
WAEPANA Halaman : Margareta Uang Kromen
NIP : 196906281989032005

7. Pengertian Pembersihan karang gigi adalah membersihkan plak,karang gigi yang melekat
pada permukaan gigi yang kelihatan maupun yang tertutup gingival

8. Tujuan Mencegah terjadinya gangguan jaringan penyangga gigi


Menghilangkan fokal infeksi terutama pada jaringan penyangga gigi
9. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No Dokumen ksr.032.1/11/WPN/ / /2015 tentang
Pembersihan Karang Gigi
10. Referensi Buku Pedoman Perawatan dasar Depkes RI Tahun 2005.
11. Langkah- Langkah Bagan Alur

1. Persiapan alat diagnostik


Cuci Persiapan Alat Mengatur
(nearbeken, kaca mulut, sonde, Posisi Pasien
tangan Diagnostik
pinset, ekskavator)
2. Pasien ditempatkan pada posisi
yang nyaman di dental unit
3. Petugas mencuci tangan, memakai Persiapan Anammnesis &
sarung tangan dan masker alat & bahan Diagnosis
4. Anamnesis pemeriksaan oral dan scaling
menegakan diagnosis
5. Persiapana alat dan bahan
pembersihan karang gigi : Scaling Poles Oles Betadine
 Manual skaler : hoe,sikle, kuret.
 Brush poles
 Butiran kapas
 Alcohol 70%
DHE
 Pumis
 Pasta gigi
 Iodine povidon
6. Persetujuan pasien sebelum
Cuci Tangan Pemberian
melakukan tindakan
Resep Obat
7. Melakukan pembersihan plak dan
karang gigi sub dan supragingiva
perkwadran menggunakan manual
skaler
8. Melakukan pemolesan pada
seluruh permukaan gigi
menggunakan brush polish,dan
pasta gigi yang dicampur pumice
9. Mengoleskan larutan iodine
povidon pada permukaan gingival
10. Melepaskan sarung tangan dan
mencuci tangan
11. Memberikan DHE meliputi teknik
dan cara menggosok
gigi,p,menghilangkan kebiasaan
buruk,anjuran kunjungan berkala
dan perawatan gigi rutin

PEMBERSIHAN KARANG GIGI

No. Dokumen : Ksr. 032.1/11/WPN/ / / 2015

No. Revisi :
SPO
UPTD PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku :
WAEPANA
Halaman :

12. Unit terkait Puskesmas


PENCABUTAN GIGI SULUNG

No. Dokumen : Ksr. 032.1/11/WPN/


/ / 2015 Ditetapkan Oleh :
No. Revisi : Kepala UPTD Puskesmas
UPTD SPO Waepana
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku :
WAEPANA
Halaman : Margareta Uang Kromen
NIP : 196906281989032005

1. Pengertian Mengeluarkan gigi permanen sisa akar,sisa mahkota yang tidak dapat diretorasi,gigi
dengan kelainan periodontal yang tidak dapat dirawat,impaksi,supernumerary,fokal
infeksi dari soketnya dengan anastesi lokal/topical
2. Tujuan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas NoDokumen:032.I/II/WPN/ / /2015 tentang
pencabutan gigi permanen

4. Referensi KEPMENKES NOMOR : 284 /MENKES /SK /IV/ 2006 TENTANG STANDAR
PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
4. Langkah- Langkah Bagan Alur

1 Persiapan alat diagnostik (nearbeken, kaca


Cuci Persiapan Alat Mengatur
mulut, sonde, pinset, ekskavator) Diagnostik Posisi
ttttanganta
2. Pasien ditempatkan pada posisi yang nyaman Pasien
di dental unit
3. Petugas mencuci tangan, memakai sarung
Anammnesi
tangan dan masker Persiapan alat Oles
s&
4. Anamnesis pemeriksaan oral dan menegakan dan bahan obat Diagnosis Betadine
diagnosis - obatan
5. Alcohol 70%
6. Obat anestesi local Informenconcent Pencabuta
7. Butiran kapas dan kassa tampon n gigi
8. Povidon iodine sulung
A. Prosedur kerja :
1. Persetujuan tindakan medik
2. Penyiapan peralatan, obat-obatan dan
DHE
bahan-bahan yang diperlukan
3. Anestesi lokal topical, blok atau infiltrasi
pada gigi yang akan dicabut
4. Melakukan pencabutan,mulai lepaskan
gingivala ttachment,menge luarkan gigi dari Cuci Tangan Pemberian
Resep Obat
soket,periksa soket/tulang alveolar,masage
kedua dinding soket
5. Pemberian tampon yang dibasahi povidon
iodine 10%
6. Pemberian resep obat
7. Instruksi sesudah pencabutan :
 Tampon yang di letakan di luka bekas
pencabutan di gigit
selama minimal setengah jam lalu di
buang.

PENCABUTAN GIGI SULUNG

No. Dokumen : Ksr. 032.1/11/WPN/ / / 2015

No. Revisi :
SPO
UPTD PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku :
WAEPANA
Halaman :
8. Mengunyah makanan pada regio yang
berlawanan dengan gigi yang dicabut
9.Jangan sering berkumur atau mengisap-isap
ludah.
10.Kompres es untuk mengurangi pembengkakan
11.Jangan merokok
12.Tampon yang di letakan di luka bekas
pencabutan di gigit selama minimal setengah jam
kemudian di buang
13.Tidak sering meludah atau berkumur
14.Setelah pencabutan di anjurkan tidak boleh
mengkonsumsi makanan/minuman yang panas
15.Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
16.Membuat resep obat
17.Melakukan pencatatan hasil rekam medik

Unit terkait Puskesmas

PENCABUTAN GIGI PERMANEN

No. Dokumen : Ksr. 032.1/11/WPN/


/ / 2015 Ditetapkan Oleh :
No. Revisi : Kepala UPTD Puskesmas
SPO Waepana
UPTD Tgl. Mulai Berlaku :
PUSKESMAS
WAEPANA Halaman : Margareta Uang Kromen
NIP : 196906281989032005
9. Pengertian Mengeluarkan gigi sulung yang persistensi,sisa akar,sisa mahkota yg tdk dpt
direstorasi,goyang derajat 2 atau lebih dari socketnya dengan anestesi
topical/ local
2. Tujuan 1. Menghilangkan fokal infeksi

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No Dokumen Ksr.032.1/11/WPN/ / /2015

4. Referensi .KEPMENKES NOMOR : 284 /MENKES /SK /IV/ 2006 TENTANG STANDAR
PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN M
Bagan Alur
Langkah-Langkah
1. Petugas mencuci tangan
Cuci Persiapan Alat Mengatur
2. Persiapan alat diagnostik (kaca Diagnostik Posisi Pasien
tangantata
mulut,sonde, excavator,pinset
3. Pasien ditempatkan pada posisi
yang nyaman di dental unit
4. Petugas: dokter gigi/perawat gigi Persiapan Anammnesis &
memakai sarung tangan dan alat dan Diagnosis
masker bahan obat Pencabu
obatan tan gigi
5. Persiapan Alat sesuai dengan
perman
diagnosa:
* Tang cabut gigi permanen Informen Oles Betadine
sesuai dengan gigi yang akan concent
dicabut
* Alcohol 70%
*Obat anestesi local
DHE
*Butiran kapas
*Kassa tampon
*Povidon iodine
6. Informed concent
7. .Melakukan anestesi topical/lokal Cuci Tangan Pemberian
Resep Obat
pada mukosa sekitar gigi yang
akan dicabut.
8. Melakukan pencabutan gigi
9. Meletakan tampon yang sudah
diolesi povidon iodine pada luka
bekas cabutan
10. Melakukan instruksi kepada
pasien:

PENCABUTAN GIGI PERMANEN

No. Dokumen : Ksr.032.1/11/WPN/ / /2015

No. Revisi :
SPO
UPTD PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku :
WAEPANA
Halaman :
11. tampon yang diletakan di luka
bekas pencabutan digigit
selama minimal setengah
jam,kemudian dibuang.
12. Tidak sering meludah atau
berkumur
13. Setelah pencabutan dianjurkan
tidak boleh mengkonsumsi
makanan/minuman yang panas.
Melepaskan sarung tangan dan
mencuci tangan
14. Membuat resep obat
15. Melakukan pencatatan hasil
rekam medik
Unit terkait Puskesmas dan tenaga kesehatan

DRY SOCKET

No. Dokumen : Ksr.032.1/11/WPN/


/ /2015 Ditetapkan Oleh :
No. Revisi : Kepala UPTD Puskesmas
SPO Waepana
UPTD Tgl. Mulai Berlaku :
PUSKESMAS
WAEPANA Halaman : Margareta Uang Kromen
NIP : 196906281989032005
10. Pengertian
Suatu keadaan dimana soket kering pasca pencabutan 2-3 hari oleh karena
lepasnya koagulan darah dan menimbulkan rasa sakit
2. Tujuan 1. Untuk mengurangi rasa sakit
2. Mempercepat penyembuhan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No Dokumen NoDokumen:032.I/II/WPN/ /
/2011 tentang DRAY SOKET
4. Referensi . KEPMENKES NOMOR : 284 /MENKES /SK /IV/ 2006 TENTANG STANDAR
PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
5. Langkah- Langkah Bagan Alur

1. Petugas mencuci tangan


2. Persiapan alat diagnostik (kaca Mengatur
Cuci tangan Persiapan Alat Posisi Pasien
mulut,sonde, excavator,pinset Diagnostik
Stangan
3. Pasien ditempatkan pada posisi
yang nyaman di dental unit
4. Petugas: dokter gigi/perawat gigi
memakai sarung tangan dan masker Anammnesis &
5. Persiapan Alat sesuai dengan Diagnosis
diagnosa:
* Alcohol 70%
*Butiran kapas
*Kassa tampon Oles Betadine
*Povidon iodine
1. Anamnesis dan diagnose
2. Persetujuan tindakan medik Cuci Tangan Pemberian
3. Persiapkan alat dan bahan Resep Obat
4. Anestesi local topikal/infiltrasi
5. Pembersihan soket dengan
curet,tulang yang tajam sampai terjadi DHE
pendarahan baru
6. Irigasi dengan larutan povidon iodine
lalu gigit tampon yang telah diberi
betadine
7. Pemberian resep obat
8. kontrol setelah 2 hari
9. instruksi:-gigit tampon selama 30
menit
-jangan sering kumur2 dan mengisap-
isap lu
-jangasn makan dan minum yang panas
-mengunyah makanan pada sisi
yang berlawanan

SPO DRY SOCKET

No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO
Tgl. Mulai Berlaku :

UPTD PUSKESMAS Halaman :


WAEPANA
6. tampon yang diletakan di luka Puskesmas
bekas pencabutan digigit
selama minimal setengah
jam,kemudian dibuang.
7. Tidak sering meludah atau
berkumur
8. Setelah pencabutan dianjurkan
tidak boleh mengkonsumsi
makanan/minuman yang panas.
Melepaskan sarung tangan dan
mencuci tangan
9. Membuat resep obat
10. Melakukan pencatatan hasil
rekam medik
Unit terkait Puskesmas

HASIL IDENTIFIKASI RESIKO TERHADAP LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT AKIBAT PELAKSANAAN


KEGIATAN UKM

A. TATA PELAYANAN:
1. Limbah dari Laboratorium( serum,darah,reagen) dibuang ke westafel yang dialihkan ke
Septitank
Sedangkan Kapas dan jarum di masukan ke dalam safety box dan dibuang kedalam
insenerator dan selanjutnya dibakar
2. Limbah Poliklinik Umum ( serum dan darah) dibuang ke wastafel yang dialihkan
keseptitank,sedangkan kapas dan jarum dibuang ke dalam safety box dan selanjutnaya
di buang kedalam insenerator untuk dibakar
3. Limbah dari poliklinik gigi(darah) dibuang ke wastafel yang dialihkan ke sepitank
sedangkan jarum dan kapas dibuang kedalam safety box dan selanjutnya dibuang
kedalam insenerator yang selanjutnya dibakar
4. Limbah dari Rawat Inap(darah) dibuang ke westafel yang dialihkan ke septitank
sedangkan kaapas dan jarum dimasukan ke tempat sampah medik dan dimasukan ke
insenerator yang selanjutnya untuk di bakar
5. Limbah dari KIA ( darah) di buang ke Spool hook,sedangkan jarum dan kapas dibuang
kedalam safety box dan dimasukan ke insenerator untuk selanjutnya dibakar.
6. Limbah dari imunisasi( jarum, kapas,flakon) dimasukan ke safety box dan dibuang ke
insenerator untuk selanjutnya dibakar
B. PENGETAHUAN
1. Tenaga sanitarian belum bisa mengoperasikan SPAL di Rawat Inap

II. HASIL ANALISIS RESIKO

1. HASIL LIMBAH YANG DAD DI UNIT PELAYANAN PUSKESMAS


WAEPANA( LABORATORIUM,POLIKLINIK UMUM,POLIKLONIK GIGI,KIA,RAWAT INAP
DAN IMUNISASI) BERUPA JARUM DAN KAPAS/KASA YANG DIBAKAR DIINSENERATOR
HASILNYA MASIH BELUM MAKSIMAL KARENA JARUM TIDAK TERBAKAR/HANCUR.
2. JARUM YANG TIDAK TERBAKAR AKAN MENIMBULKAN RESIKO TERHADAP
LINGKUNGAN PUSKESMAS DAN SEKITARNYA, TENAGA KESEHATAN DAN
MASYARAKAT YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS
III. RENCANA PENCEGAHAN DAN MEMINIMALISASI RESIKO
1. PENGADAAN ALAT PENGHANCUR JARUM DAN PEMBUATAN LUBANG
UNTUK MENGUBURKAN JARUM,BOTOL DAN KACA SERTA SAMPAH
MEDIS LAINNYA YANG TIDAK BISA DIHANURKAN (DIBAKAR)
2. MENGIRIM TENAGA SANITARIAN UNTUK PELATIHAN PENGOLAHAN
SAMPAH MEDIS
3. MEMBUAT SOP PENGGUNAAN SPAL DI RAWAT INAP
4. KANTONG SAMPAH MEDIS HARUS TERTUTUP SEHINGGA AMAN DARI
JANGKAUAN MANUSIA DAN BINATANG.
5. PETUGAS YANG MENANGANI LIMBAH HARUS MENGGUNAKAN APD.

Anda mungkin juga menyukai