Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

ABORTUS (003)
1. Pengertian (Definisi) Abortus adalah kehamilan yang berakhir sebelum periode
viabilitas janin yaitu sebelum berat badan janin mencapai
500 gr. Bila berat badan tidak diketahui maka disebut
abortus jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu (139
hari).

2. Anamnesis Riwayat haid, tanda dan gejala kehamilan, perdarahan per


vaginam, jaringan yang keluar, kencang-kencang, nyeri
perut bagian bawah.
Riwayat hamil dan abortus, riwayat trauma, riwayat
penggunaan obat-obatan.

3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan ginekologi terlihat perdarahan intrauterine,


pembesaran uterus, terdapat dilatasi serviks, teraba jaringan
hasil konsepsi.

4. Kriteria Diagnosis 1. Abortus Iminens


Terjadi perdarahan yang berasal dari intrauterine
dengan atau tanpa kolik uterus, tanpa dilatasi serviks
dan tanpa pengeluaran hasil konsepsi.
2. Abortus Insipiens
Terjadi perdarahan yang berasal dari intrauterine
dengan dilatasi serviks yang kontinyu dan progressif
tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi.
3. Abortus Inkomplit
Terjadi perdarahan yang berasal dari intrauterine
dengan dilatasi serviks disertasi keluarnya sebagian
hasil konsepsi.
4. Abortus Komplit
Keluarnya seluruh hasil konsepsi.
5. Abortus Spontan
Pengeluaran hasil konsepsi tidak disengaja (terjadi
sendirinya).
6. Abortus Diinduksi
Penghentian kehamilan sengaja dengan cara apa saja.
Dapat bersifat terapi atau non terapi.
7. Abortus Terapeutik
Penghentian kehamilan sengaja karena indikasi yang
diakui secara medis dan dapat diterima secara hukum.
8. Abortus Habitualis
Terjadinya tiga atau lebih abortus spontan berturut-turut
9. Abortus Terinfeksi
Abortus yang disertai infeksi organ genitalia
10. Abortus Septik
Abortus terinfeksi dengan penyebaran mikroorganisme
dan produknya ke dalam sirkulasi sistemik ibu.
11. Missed Abortion Abortus dengan hasil konsepsi yang
telah meninggal dan tertahan dalam uterus selama 8
minggu atau lebih.

5. Diagnosis Kerja Abortus (003)


6. Diagnosis Banding Mola hidatidosa, Kehamilan ektopik terganggu
7. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium: Test Pack kehamilan
Radiologi : USG
8. Tata Laksana : 1. Pada abortus iminens, tirah baring tidak memberikan
hasil lebih baik namun dianjurkan untuk membatasi
aktivitas. Upayakan untuk meminimalkan rangsangan
prostaglandin. Tidak dianjurkan terapi dengan
hormon estrogen atau progesteron.

2. Pada kasus Blighted Ovum (BO) dianjurkan untuk


evakuasi dengan obat misoprostol atau aspirasi.

3. Pada abortus insipiens umumnya harus dirawat.


Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup
bagi janin maka dapat diberikan misoprostol untuk
mengeluarkan konsepsi. Analgetik mungkin
diberikan. Kuretase setelah janin lahir mungkin
diperlukan.

4. Pada abortus inkomplit, evakuasi hasil konsepsi


segera diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan
dan risiko infeksi. Sebaiknya menggunakan aspirasi
vakum.

5. Pada missed abortion sebaiknya dirawat karena


memerlukan kuretase dan ada kemungkinan
perdarahan banyak serta risiko transfusi.

6. Pada abortus septik, infeksi harus dikendalikan


dengan antibiotik yang tepat, jaga volume
intravaskular untuk mempertahankan perfusi jaringan.
Segera evakuasi hasil konsepsi, bila perlu lakukan
laparotomi eksplorasi sampai pengangkatan rahim.

9. Edukasi : 1. Sekitar 12-15% dari seluruh kehamilan berakhir


(Hospital Health Promotion) spontan sebelum usia kehamilan 20 minggu.
2. Sekitar 60% penyebabnya adalah genetik.
3. USG dapat menetukan denyut jantung janin (GS > 5
mm) dan membantu menentukan kelainan organik
(anensefalus, defek bumbung saraf (> 3 mm) dan
menentukan kemungkinan Blighted Ovum (BO).
10.Prognosis Dubia
11.Tingkat Evidens III: Semua wanita hamil yang memutuskan untuk
mengakhiri kehamilan berhak menerima pelayanan yang
berkualitas dari seorang tenaga kesehatan terlatih

III: Manajemen nyeri pada kuretase vakum dapat


meliputi premedikasi dengan OAINS, sedasi intravena,
atau blok paraservikal, maupun kombinasi ketiganya

II-1: Tindakan aborsi secara medis dan kuretase vakum


adalah pilihan tindakan yang aman dan efektif untuk
umur kehamilan sampai 56 hari.

II-2: Dilatasi serviks akan mempermudah vakum aspirasi


dan menurunkan angka terjadinya laserasi serviks dan
perforasi uterus.

II-3: Terminasi kehamilan secara medis maupun tindakan


dilatasi dan kuretase merupakan metode yang aman dan
efektif untuk evakuasi uterus pada trimester kedua.
Histerotomi dikaitkan dengan angka morbiditas yang
tinggi

I: Antibiotik profilaktik yang diberikan sebelum tindakan


aborsi secara bedah akan mengurangi resiko terjadinya
endometritis post aborsi

12.Tingkat Rekomendasi A: Diterapkan sistem follow up yang baik untuk tindakan


evakuasi secara bedah jika evakusi medis
mengalami kegagalan

B: Tindakan aborsi pada trimester pertama maupun kedua


seharusnya dilakukan oleh tenaga medis
berpengalaman di rumah sakit maupun fasilitas rawat
jalan

13.Penelaah Kritis -
14.Indikator Kondisi umum baik
15.Lama Hari Rawat 3-5 hari (disesuaikan usia kehamilan, tindakan kuretase, dan
komplikasi)
16.Kepustakaan 1. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV, 2014
2. Algorithm of Obstetric and Gynecology Oxford
2014

Anda mungkin juga menyukai