Anda di halaman 1dari 3

ABORTUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3

1
Ditetapkan
Direktur Utama,
Prosedur
Tanggal Terbit
Tetap

Pengertian Abortus adalah kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas


janin yaitu sebelum berat badan janin mencapai 500 gr. Bila berat
badan tidak diketahui maka disebut abortus jika usia kehamilan kurang
dari 20 minggu (139 hari).

Klasifikasi 1. Abortus Iminens


Terjadi perdarahan yang berasal dari intrauterine dengan atau
tanpa kolik uterus, tanpa dilatasi serviks dan tanpa pengeluaran
hasil konsepsi.
2. Abortus Insipiens
Terjadi perdarahan yang berasal dari intrauterine dengan
dilatasi serviks yang kontinyu dan progressif tetapi tanpa
pengeluaran hasil konsepsi.
3. Abortus Inkomplit
Terjadi perdarahan yang berasal dari intrauterine dengan
dilatasi serviks disertasi keluarnya sebagian hasil konsepsi.
4. Abortus Komplit
Keluarnya seluruh hasil konsepsi.
5. Abortus Spontan
Pengeluaran hasil konsepsi tidak disengaja (terjadi sendirinya).
6. Abortus Diinduksi
Penghentian kehamilan sengaja dengan cara apa saja. Dapat
bersifat terapi atau non terapi.
7. Abortus Terapeutik
Penghentian kehamilan sengaja karena indikasi yang diakui
secara medis dan dapat diterima secara hukum.
8. Abortus Habitualis
Terjadinya tiga atau lebih abortus spontan berturut-turut
9. Abortus Terinfeksi
Abortus yang disertai infeksi organ genitalia
10. Abortus Septik
Abortus terinfeksi dengan penyebaran mikroorganisme dan
produknya ke dalam sirkulasi sistemik ibu.
11. Missed Abortion
Abortus dengan hasil konsepsi yang telah meninggal dan
tertahan dalam uterus selama 8 minggu atau lebih.

Prinsip 1. Sekitar 12-15% dari seluruh kehamilan berakhir spontan


Dasar sebelum usia kehamilan 20 minggu.
2. Sekitar 60% penyebabnya adalah genetik.
3. USG dapat menetukan denyut jantung janin (GS > 5 mm) dan
membantu menentukan kelainan organik (anensefalus, defek
bumbung saraf (> 3 mm) dan menentukan kemungkinan nir-

2
mudigah.
Diagnosis 1. Anamnesis: riwayat haid, tanda dan gejala kehamilan,
perdarahan vaginal, nyeri abdomen
2. Pemeriksaan Fisik: dari pemeriksaan ginekologi terlihat
perdarahan dari intrauterine, pembesaran uterus, terdapat
dilatasi serviks, teraba jaringan hasil konsepsi.
3. Tes tambahan: -HCG positif, dari USG diketahui produk
kehamilan intrauterine, tes koagulasi.

Manajeme 1. Pada abortus iminens, tirah baring tidak memberikan hasil lebih
n baik namun dianjurkan untuk membatasi aktivitas. Upayakan
untuk meminimalkan rangsangan prostaglandin. Tidak
dianjurkan terapi dengan hormon estrogen atau progesteron.
Dapat diindikasikan pemasangan sirklase serviks pada trimester
kedua pada pasien dengan inkompetensia serviks.
2. Perdarahan subkhorionik dengan janin normal, sebagian besar
akan berakhir dengan kehamilan normal. Sebaliknya pada nir-
mudigah dianjurkan untuk evakuasi dengan obat misoprostol
atau aspirasi.
3. Pada abortus insipiens umumnya harus dirawat. Karena tidak
ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin maka dapat
diberikan misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi. Analgetik
mungkin diberikan. Kuretase setelah janin lahir mungkin
diperlukan.
4. Pada abortus inkomplit, evakuasi hasil konsepsi segera
diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan dan risiko
infeksi. Sebaiknya menggunakan aspirasi vakum.
5. Pada missed abortion sebaiknya dirawat karena memerlukan
kuretase dan ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko
transfusi.
6. Pada abortus septik, infeksi harus dikendalikan dengan
antibiotik yang tepat, jaga volume intravaskular untuk
mempertahankan perfusi jaringan. Segera evakuasi hasil
konsepsi, bila perlu lakukan laparotomi eksplorasi sampai
pengangkatan rahim.

Anda mungkin juga menyukai