Anda di halaman 1dari 6

Khoirunisa Ulayya Azizah

J520200046

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 3 BLOK 7

STEP 1

1. Periodontitis : Infeksi gusi yang merusak gigi, jaringan lunak, dan tulang penyangga
gigi. Kondisi ini harus segera diobati karena dapat menyebabkan komplikasi serius.
2. Sinusitis : Inflamasi atau peradangan pada dinding sinus.
3. Et causa dentogen : Adanya infeksi pada area gigi dan gusi.
4. Tubulus dentinalis : Saluran kecil pada dentin.
5. Lesi : Keadaan jaringan yang abnormal pada tubuh.
6. Teori hidronamik : Stimulus dari luar permukaan dentin dihantar oleh mekanisme
hidrodinamik berupa pergerakan cairan yang cepat di dalam tubulus dentin sampai
ke prosesus odontoblas untuk kemudian diteruskan ke ujung saraf pada pulpa gigi
sehingga menyebabkan sensasi sakit.
7. Pulpa dentin complex : Jaringan vital dan komposisi dan struktur biologisnya
memiliki peran penting dan kritis dalam mempertahankan pulpa dan vitalitas gigi.
8. Temporomandibular joint : Sendi engsel yang menghubungkan tulang rahang atas
dengan rahang bawah antara tulang temporalis dengan kepala kondilus mandibularis.
9. Ginglymoarthrodial : Nama lain dari temporomandibular joint.
10. Edema : Penumpukan cairan dalam ruang di antara sel tubuh.
11. Sinus paranasal : Rongga yang terdapat pada tulang-tulang wajah yang terdiri dari
sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (di pangkal hidung), sinus maksilari (dipipi
kanan dan kiri) dan sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid)
12. Posisi waters : Posisi dalam foto radiologi untuk menilai sinus maksilaris, dan sangat
baik untuk menegakkan diagnosis sinusitis.
13. Cemento enamel junction : Pertautan antara sementum dan email.
14. Radices Lesi abfraksi : Hilangnya struktur gigi secara mekanis yang bukan
disebabkan oleh kerusakan gigi, yang terletak di sepanjang garis gusi.
15. Serviko bukal : Anatomi pada gigi yang menunjukan area leher dan mukosa pipi.
16. Dentino enamel junction : Pertautan antara dentin dan email.
17. Anamnesis : Kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter sebagai pemeriksa
dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit.
18. Compos mentis : Kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
19. Nekrosis : Sebuah kondisi yang menggambarkan kematian sel.
20. Resesi gingiva : Tereksposnya bagian akar gigi karena terjadi penurunan margin
gingiva ke arah apikal menjauhi cemento enamel junction.
21. Margin gingiva : Bagian gingiva yang tidak melekat erat pada gigi, mengeliling
daerah leher gigi, membuat lekukan seperti kulit kerang.
STEP 2

1. Bagaimana dan apa saja pemeriksaan temporo mandibular joint ?


2. Bagaimana terapi atau pengobatan yang dilakukan bagi pasien yang
mengalami penyakit sinusitis maksilaris sinistra akut et causa dentogen?
3. apakah yang menjadi penyebab dari sinusitis maksilaris sinistra akut et
causa dentogen?
4. bagaimana anatomi dari sinus paranasalis?
5. jelaskan mengenai sendi temporomandibular
6. bagaimana mekanisme penjalaran rasa nyeri saat tubulus dentin terbuka?
7. penyakit genetic apa saja yang melibatkan jaringan keras rongga mulut?
8. apakah fungsi sinus dan factor yang memelihara fungsi sinus paranasal?
9. Jelaskan mengenai fisiologi, inervasi , dan vaskularisasi pada sendi
temporomandibular
10. Bagaimana struktur anatomi dan histologi gigi manusia?
11. Apa saja penyebab kelainan jaringan keras gigi dan jaringan pulpa?

STEP 3

1. Bagaimana dan apa saja pemeriksaan temporo mandibular joint ?


Ada 4 pemeriksaan TMJ yaitu
Riwayat keluhan : dapat digali dari pasien yaitu seputar rasa sakit meliputi onset,
lokasi, intensitas, durasi, faktor yang memperparah dan meringankan keluhan.
Adanya clicking pada sendi dapat ditanyakan kepada pasien untuk mengetahui
adanya masalah pada komponen diskusi intraartikular is. discus articularis yang
mengalami subluksasi anterior dapat menyebabkan gangguan relasi antara diskusi
dan condylus sehingga menimbulkan adanya bunyi klik saat membuka mulut

Inspeksi pergerakan TMJ : Ketika melakukan pemeriksaan inspeksi melalui


operator harus memperhatikan adanya pembengkakan lokal, deformitas, deviasi
dagu ketika pembukaan dan penutupan mulut serta keausan gigi. Pembengkakan
dapat terjadi karena adanya artritis inflammatory seperti rematik, psoriasis atau
gout arthritis dan pada anak usia kurang dari 10 tahun dapat disebabkan oleh
inflamasi kelenjar parotis. Pada penderita bell's palsy terdapat penurunan sisi
ipsilateral mulut dan hilangnya kerutan atau prica pada wajah. gangguan inflamasi
yang parah pada area tmj selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan
perkembangan yang asimetris pada wajah bagian bawah karena hambatan
pertumbuhan korpus mandibula. arthrosis yang parah juga dapat menyebabkan
asimetri wajah dan kepala serta pendangkalan kanalis auditorius eksternus deviasi
ipsilateral saat pembukaan mulut dan deviasi kontralateral saat penutupan mulut
dapat terjadi pada kasus synovitis.

Palpasi TMJ : Palpasi pada TMJ dapat dilakukan selama pembukaan dan
penutupan aktif serta selama deviasi aktif ke kiri dan ke kanan. ketika pembukaan,
TMJ dilakukan palpasi dengan jari dibawah OS zygomaticus tepat di anterior dari
kondilus mandibula, aray ketika penutupan, dengan ujung jari diletakkan tepat di
anterior tragus, di belakang kondilus mandibula, atau di dalam meatus auditorius
external berikan sedikit tekanan di sebelah anterior terhadap aspek posterior dari
sendi titik pada kondisi normal pemeriksaan akan merasakan adanya depresi ketika
pasien membuka mulut. jika terdapat suara dan crepitus abnormal dari dan terdapat
pergerakan kondilus ke arah anteroposterior. Processus coronoideus juga dapat
dilakukan palpasi ketika membuka dan menutup mulut dengan Cara meletakkan
jari di bawah arcus zygomaticus. Processus coronoideus dapat dirasakan melalui
muskulus masseter. palpasi lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
tenderness dari muskulus mastikasi, kapsul sendi dan tulang di sekitar soket gigi.

Pemeriksaan penunjang : memastikan kondisi yang terjadi pada pasien gangguan


TMJ dengan CT Scan dapat menentukan lebih akurat posisi dan kondisi komponen
jaringan lunak pada sendi yaitu discus interarticularis dan kapsul sendi. Selain itu
juga ada MRI untuk meningkatkan keakuratan dalam pemeriksaan TMJ terutama
untuk mengetahui internal derangement pada discus articularis

2. (Bagaimana terapi atau pengobatan yang dilakukan bagi pasien yang


mengalami penyakit sinusitis maksilaris sinistra akut et causa dentogen?
(011) Yaitu dengan penatalaksanaan umum dan khusus.
Penatalaksanaan umum berupa pemberian informasi tentang penyakit yg sedang
dialami pasien serta penyebab dan prognosis penyakitnya pada pasien dan keluarga

Penatalaksanaan khusus berupa farmakoterapi , diberikan oksimetazolin HCL


spray 15ml 2x1 puff , amoksilin tablet 3x 500mg dan asam mefanamat tablet
3x500 mg

3. apakah yang menjadi penyebab dari sinusitis maksilaris sinistra akut et


causa dentogen?
(081)Kejadian sinusitis maksilaris sinistra akut et causa dentogen terjadi karena
infeksi bakteri anaerob menyebabkan terjadinya karies profunda sehingga jaringan
lunak gigi dan sekitarnya rusak. Pada pulpa yang terbuka, kuman akan masuk dan
mengadakan pembusukan pada pulpa sehingga membentuk gangren pulpa. Infeksi
ini meluas dan mengenai selaput periodontium menyebabkan periodontitis dan
iritasi akan berlangsung lama sehingga terbentuk pus. Abses periodontal ini
kemudian dapat meluas dan mencapai tulang alveolar menyebabkan abses alveolar.
Tulang alveolar membentuk dasar sinus maksila sehingga memicu inflamasi
mukosa sinus. Disfungsi silia, obstruksi ostium sinus dan abnormalitas sekresi
mukus menyebabkan akumulasi cairan dalam sinus sehingga terjadinya sinusitis
maksila

4. (080) bagaimana anatomi dari sinus paranasalis?


Sinus paranasalis adalah rongga-rongga di sekitar nasus yang terletak di dalam os
maxillae, of frontale, os sphenoidale dan os ethmoidale. Fungsi sinus diantaranya
untuk resonansi suara serta mengurangi berat kranium.
Sinus Maksilaris
Terletak di dalam corpus os. maxillae. Atapnya dibentuk oleh facies orbitalis os
maxillae, sedangkan dasar sinus dibentuk oleh processus alveolaris os maxillae.
Dasar sinus berhubungan dengan apeks gigi geligi posterior permanen. Sinus ini
bermuara di meatus nasi medius melalui hiatus semilunaris. Merupakan satu-
satunya sinus yang arah drainasenya berlawanan dengan gravitasi
Sinus Frontalis
Terletak di dalam os frontale. Berjumlah sepasang (dexter dan sinister) dipisahkan
oleh septum tulang. Bermuara di meatus nasi medius dan diinervasi N.
Supraorbitalis
Sinus Sphenoidalis
Terletak di dalam corpus ossis sphenoidalis. Bermuara di recessus
sphenoethmoidalis. Diinervasi oleh N. Ethmoidalis posterior.
Cellulae Ethmoidales
Terletak di dalam os. Ethmoidale. Dibagi dalam tiga kelompok yaitu cellulae
ethmoidales anterior, media, dan posterior. Ketiga cellulae berdrainase ke tempat
yang berbeda. Cellulae ethmoidales anterior, media, bermuara ke dalam meatus
nasi medius. Cellulae ethmoidales posterior bermuara ke dalam meatus nasi
superior. Diinervasi oleh N. ethmoidales anterior et posterior.

5. jelaskan mengenai sendi temporomandibular


(080) Temporomandibular Joint (TMJ) merupakan sendi sinovial dimana condylus
mandibula berartikulasi dengan fossa mandibula pada basis cranii. Kavitas sendi
pada TMJ dibagi menjadi 2 kompartmen oleh discus artikularis yaitu menjadi
kompartmen superior dan inferior. Kompartmen superior berfungsi untuk gerakan
translasi sedangkan kompartmen inferior berfungsi untuk gerakan rotasi. TMJ
disebut juga sendi ginglymoarthroidal karena mampu melakukan gerakan baik
sebagai sendi engsel (rotasi) maupun sendi luncur (translasi). Pergerakan sendi
tersebut berperan penting dalam proses mastikasi dan bicara. Pergerakan TMJ pada
satu sisi akan menimbulkan reaksi pada TMJ sisi lainnya. TMJ secara garis besar
tersusun atas komponen jaringan keras dan jaringan lunak

6. bagaimana mekanisme penjalaran rasa nyeri saat tubulus dentin terbuka?


(009) Transmisi rangsang dari dentin yang terbuka ke ujung akhir saraf yang
berlokasi di dalam pulpa gigi melalui prosesus odontoblas merupakan dasar teori
mekanisme hidrodinamik. Dikatakan bahwa ketika terjadi kehilangan email atau
sementum maka tubulus dentinalis terbuka ke rongga mulut. Adanya rangsang
tertentu menyebabkan pergerakan cairan di dalam tubulus, secara tidak langsung
akan merangsang ujung akhir saraf di dalam pulpa yang akan diteruskan ke otak
dan dipersepsi sebagai rasa ngilu, nyeri, atau sakit.
sumber : Rasni, Novia D. P..2021.Penatalaksanaan Hipersensitivitas Dentin. jurnal
e-GIGI. vol. 9 no. 2 : (133-138). Manado : FKG Sam Ratulangi.

7. penyakit genetic apa saja yang melibatkan jaringan keras rongga mulut?
1. Oligodontia merupakan istilah yang menunjukkan tidak adanya lebih dari
enam gigi pada rahang, baik rahang atas maupun rahang bawah secara
kongenital. Multiple missing teeth seringkali merupakan manifestasi dari
beberapa kelainan bawaan, antara lain ectodermal dysplasia (ED), celah
langit-langit, trisomi 21, sindrom William, sindrom Rieger, dan sindrom
craniosynostosis. ED adalah suatu kelainan perkembangan struktur-struktur
yang berasal dari ektoderm (rambut, gigi, kuku, kulit, dan jaringan
keringat) yang diturunkan.
Kelainan sering terlihat pada anak laki laki dengan multiple missing teeth,
rambut yang tipis dan jarang, kulit yang kering, hipoplasia maksila, bibir
yang tipis, pigmentasi sekitar mulut dan mata. Gigi-gigi berbentuk konus
dan kecil, biasanya terdapat diastema yang besar di anterior. Perawatan
oligodontia sangat kompleks dan melibatkan pedodontis, ortodontis, serta
prostodontis.
Tujuan perawatan adalah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan dan
bicara, mempertahankan dimensi vertikal, dan mengembalikan penampilan
estetik.
2. Palatoscizis atau celah palatum adalah terpisahnya atap rongga mulut.
Celah palatum terjadi oleh karena suatu kegagalan penyatuan dua prosesus
maksilaris kiri dan kanan atau kegagalan penyatuan prosesus fronto nasalis
pada saat perkembangan janin. Celah palatum dapat dikoreksi dengan
pembedahan, yang dikenal dengan istilah palatoplasti.
Celah palatum dapat menimbulkan beberapa masalah yaitu
gangguan pada fungsi bicara, penelanan, pendengaran, keadaan malposisi
gigi-geligi, fungsi pernafasan, perkembangan wajah dan gangguan
psikologis dari orang tua pasien, gangguan pada faring yang berhubungan
dengan fosa nasal, pendengaran, dan bicara.

8. apakah fungsi sinus dan factor yang memelihara fungsi sinus paranasal?
1. Sebagai pengatur kondisi udara, melembabkan dan menghangatkan udara
pernapasan
2. Membantu keseimbangan kepala, terutama pada tengkorak bagian depan dan
tulang wajah
3. Membantu menguatkan resonansi suara
4. Peredam perubahan tekanan udara di dalam rongga hidung
5. Membantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidung
6. Membantu sistem pertahanan imunologis.
-Faktor yang berperan dalam memelihara fungsi sinus paranasal adalah patensi
kompleks ostiomeatal, fungsi transpor mukusilier, dan komposisi dari lapisan gel
dan lapisan sol pada palut lendir. Gangguan dari satu faktor tersebut akan
menyebabkan terganggunya 10 keseimbangan atau homeostatis sinonasal

9. Jelaskan mengenai fisiologi, inervasi , dan vaskularisasi pada sendi


temporomandibular
Inervasi : N. Aurikulo Temporalis dan N. Masseter yang merupakan cabang dari N.
Mandibula, yang merupakan cabang dari N. Trigeminus
Vaskularisasi : Arteri temporalis superficial cabang dari arteri carotis externa
Fisiologi Sendi Temporomandibula
Gerak utama pada sendi TMJ :
a. Gerak rotasi. Adalah gerakan berputar pada sumbunya yg terjadi antara
permukaan superior kondilus dg permukaan inferior diskus artikularis. Pada sistem
pengunyahan, rotasi terjadi pada saat mulut membuka dan menutup sepanjang titik
tetap atau aksis dalam condyle. Gigi rahang atas dan bawah dapat dipisahkan dan
kemudian oklusi tanpa perubahan posisi dari condyle yang terdiri dari : Ligament
temporomandibular, Ligament sphenomandibular, Ligamen stylo mandibula
b. Gerak meluncur /translasi. Gerakan dimana setiap titik dari objek (condyle dan
meniskus) bergerak secara serempak dgn kecepatan dan arah yang sama . Translasi
terjadi ketika RB bergerak maju, kondilus dan ramus semua pindah ke arah dan
derajat inklinasi yg sama. Terjadi didalam kavitas superior dari sendi antara
permukaan superior dari diskus artikularis dan permukaan inferior dari fossa.

10. Bagaimana struktur anatomi dan histologi gigi manusia?


Mahkota gigi (korona), yaitu bagian yang tampak dari luar. Setiap jenis gigi
memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda.
Leher gigi (kolum), yaitu bagian gigi yang terlindung di dalam gusi dan merupakan
batas antara mahkota dan akar gigi.
Akar gigi (radiks), yaitu bagian gigi yang tertanam di dalam rahang, akar gigi yang
menancap pada tulang rahang tersebut ada yang berjumlah satu dan dua.

Jumlah gigi pada anak (decidui) ada 20 buah dengan 5 buah gigi setiap kuadrannya
yakni dengan rincian : 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, 8 buah gigi geraham
Gigi dewasa atau gigi tetap (dentist permanen) merupakan gigi orang dewasa yang
berumlah 32 dengan setiap kuadrannya berjumlah 8 gigi yakni dengan rincian :
8 buah gigi seri
4 buah gigi taring
8 buah gigi geraham depan
12 buah gigi geraham belakang.

11. Apa saja penyebab kelainan jaringan keras gigi dan jaringan pulpa?
1) MEKANIS
a) Trauma
(1) Kecelakaan
(2) Prosedur gigi Iatrogenik
b) Pemakaian Patologik
c) Retak melalui badan gigi d) Perubahan Barometrik
2) THERMIS
a) Panas berasal dari preparasi kavita
b) Panas eksotermik pada proses pengerasan semen
c) Konduksi panas dan dingin melalui tumpatan tanpa semen base 
d) Panas Friksional (pergesekan) pada proses pemolesan
3) ELEKTRIS (arus galvanis dari tumpatan metal yang tidak sama)

 b KIMIA
1) Asam Fosfat, Monomer akrilik, dll 2) Erosi (asam)
c BAKTERIOLOGIS
1) Toksin yang berhubungan dengan karies
2) Invasi langsung pulpa dari karies atau trauma
3) Kolonisasi mikrobial di dalam pulpa oleh mikroorganisme blood-borne
(anakoresis)

Anda mungkin juga menyukai