J520200046
STEP 1
1. Periodontitis : Infeksi gusi yang merusak gigi, jaringan lunak, dan tulang penyangga
gigi. Kondisi ini harus segera diobati karena dapat menyebabkan komplikasi serius.
2. Sinusitis : Inflamasi atau peradangan pada dinding sinus.
3. Et causa dentogen : Adanya infeksi pada area gigi dan gusi.
4. Tubulus dentinalis : Saluran kecil pada dentin.
5. Lesi : Keadaan jaringan yang abnormal pada tubuh.
6. Teori hidronamik : Stimulus dari luar permukaan dentin dihantar oleh mekanisme
hidrodinamik berupa pergerakan cairan yang cepat di dalam tubulus dentin sampai
ke prosesus odontoblas untuk kemudian diteruskan ke ujung saraf pada pulpa gigi
sehingga menyebabkan sensasi sakit.
7. Pulpa dentin complex : Jaringan vital dan komposisi dan struktur biologisnya
memiliki peran penting dan kritis dalam mempertahankan pulpa dan vitalitas gigi.
8. Temporomandibular joint : Sendi engsel yang menghubungkan tulang rahang atas
dengan rahang bawah antara tulang temporalis dengan kepala kondilus mandibularis.
9. Ginglymoarthrodial : Nama lain dari temporomandibular joint.
10. Edema : Penumpukan cairan dalam ruang di antara sel tubuh.
11. Sinus paranasal : Rongga yang terdapat pada tulang-tulang wajah yang terdiri dari
sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (di pangkal hidung), sinus maksilari (dipipi
kanan dan kiri) dan sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid)
12. Posisi waters : Posisi dalam foto radiologi untuk menilai sinus maksilaris, dan sangat
baik untuk menegakkan diagnosis sinusitis.
13. Cemento enamel junction : Pertautan antara sementum dan email.
14. Radices Lesi abfraksi : Hilangnya struktur gigi secara mekanis yang bukan
disebabkan oleh kerusakan gigi, yang terletak di sepanjang garis gusi.
15. Serviko bukal : Anatomi pada gigi yang menunjukan area leher dan mukosa pipi.
16. Dentino enamel junction : Pertautan antara dentin dan email.
17. Anamnesis : Kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter sebagai pemeriksa
dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit.
18. Compos mentis : Kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
19. Nekrosis : Sebuah kondisi yang menggambarkan kematian sel.
20. Resesi gingiva : Tereksposnya bagian akar gigi karena terjadi penurunan margin
gingiva ke arah apikal menjauhi cemento enamel junction.
21. Margin gingiva : Bagian gingiva yang tidak melekat erat pada gigi, mengeliling
daerah leher gigi, membuat lekukan seperti kulit kerang.
STEP 2
STEP 3
Palpasi TMJ : Palpasi pada TMJ dapat dilakukan selama pembukaan dan
penutupan aktif serta selama deviasi aktif ke kiri dan ke kanan. ketika pembukaan,
TMJ dilakukan palpasi dengan jari dibawah OS zygomaticus tepat di anterior dari
kondilus mandibula, aray ketika penutupan, dengan ujung jari diletakkan tepat di
anterior tragus, di belakang kondilus mandibula, atau di dalam meatus auditorius
external berikan sedikit tekanan di sebelah anterior terhadap aspek posterior dari
sendi titik pada kondisi normal pemeriksaan akan merasakan adanya depresi ketika
pasien membuka mulut. jika terdapat suara dan crepitus abnormal dari dan terdapat
pergerakan kondilus ke arah anteroposterior. Processus coronoideus juga dapat
dilakukan palpasi ketika membuka dan menutup mulut dengan Cara meletakkan
jari di bawah arcus zygomaticus. Processus coronoideus dapat dirasakan melalui
muskulus masseter. palpasi lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
tenderness dari muskulus mastikasi, kapsul sendi dan tulang di sekitar soket gigi.
7. penyakit genetic apa saja yang melibatkan jaringan keras rongga mulut?
1. Oligodontia merupakan istilah yang menunjukkan tidak adanya lebih dari
enam gigi pada rahang, baik rahang atas maupun rahang bawah secara
kongenital. Multiple missing teeth seringkali merupakan manifestasi dari
beberapa kelainan bawaan, antara lain ectodermal dysplasia (ED), celah
langit-langit, trisomi 21, sindrom William, sindrom Rieger, dan sindrom
craniosynostosis. ED adalah suatu kelainan perkembangan struktur-struktur
yang berasal dari ektoderm (rambut, gigi, kuku, kulit, dan jaringan
keringat) yang diturunkan.
Kelainan sering terlihat pada anak laki laki dengan multiple missing teeth,
rambut yang tipis dan jarang, kulit yang kering, hipoplasia maksila, bibir
yang tipis, pigmentasi sekitar mulut dan mata. Gigi-gigi berbentuk konus
dan kecil, biasanya terdapat diastema yang besar di anterior. Perawatan
oligodontia sangat kompleks dan melibatkan pedodontis, ortodontis, serta
prostodontis.
Tujuan perawatan adalah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan dan
bicara, mempertahankan dimensi vertikal, dan mengembalikan penampilan
estetik.
2. Palatoscizis atau celah palatum adalah terpisahnya atap rongga mulut.
Celah palatum terjadi oleh karena suatu kegagalan penyatuan dua prosesus
maksilaris kiri dan kanan atau kegagalan penyatuan prosesus fronto nasalis
pada saat perkembangan janin. Celah palatum dapat dikoreksi dengan
pembedahan, yang dikenal dengan istilah palatoplasti.
Celah palatum dapat menimbulkan beberapa masalah yaitu
gangguan pada fungsi bicara, penelanan, pendengaran, keadaan malposisi
gigi-geligi, fungsi pernafasan, perkembangan wajah dan gangguan
psikologis dari orang tua pasien, gangguan pada faring yang berhubungan
dengan fosa nasal, pendengaran, dan bicara.
8. apakah fungsi sinus dan factor yang memelihara fungsi sinus paranasal?
1. Sebagai pengatur kondisi udara, melembabkan dan menghangatkan udara
pernapasan
2. Membantu keseimbangan kepala, terutama pada tengkorak bagian depan dan
tulang wajah
3. Membantu menguatkan resonansi suara
4. Peredam perubahan tekanan udara di dalam rongga hidung
5. Membantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidung
6. Membantu sistem pertahanan imunologis.
-Faktor yang berperan dalam memelihara fungsi sinus paranasal adalah patensi
kompleks ostiomeatal, fungsi transpor mukusilier, dan komposisi dari lapisan gel
dan lapisan sol pada palut lendir. Gangguan dari satu faktor tersebut akan
menyebabkan terganggunya 10 keseimbangan atau homeostatis sinonasal
Jumlah gigi pada anak (decidui) ada 20 buah dengan 5 buah gigi setiap kuadrannya
yakni dengan rincian : 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, 8 buah gigi geraham
Gigi dewasa atau gigi tetap (dentist permanen) merupakan gigi orang dewasa yang
berumlah 32 dengan setiap kuadrannya berjumlah 8 gigi yakni dengan rincian :
8 buah gigi seri
4 buah gigi taring
8 buah gigi geraham depan
12 buah gigi geraham belakang.
11. Apa saja penyebab kelainan jaringan keras gigi dan jaringan pulpa?
1) MEKANIS
a) Trauma
(1) Kecelakaan
(2) Prosedur gigi Iatrogenik
b) Pemakaian Patologik
c) Retak melalui badan gigi d) Perubahan Barometrik
2) THERMIS
a) Panas berasal dari preparasi kavita
b) Panas eksotermik pada proses pengerasan semen
c) Konduksi panas dan dingin melalui tumpatan tanpa semen base
d) Panas Friksional (pergesekan) pada proses pemolesan
3) ELEKTRIS (arus galvanis dari tumpatan metal yang tidak sama)
b KIMIA
1) Asam Fosfat, Monomer akrilik, dll 2) Erosi (asam)
c BAKTERIOLOGIS
1) Toksin yang berhubungan dengan karies
2) Invasi langsung pulpa dari karies atau trauma
3) Kolonisasi mikrobial di dalam pulpa oleh mikroorganisme blood-borne
(anakoresis)