Aphthous
Kelompok 4
Stomatitis (RAS)
1. Asmara’nda Dara Puspita (J520200036)
2. Olivia Permata D (J520200037)
3. Siti Maghfiroh (J520200038)
4. Regina Meillin Syahputri (J520200040)
5. Achiyyatuz Zakhiyah K. H (J520200042)
6. Afi RIzki Amalia (J520200043)
7. Muhammad Rhaufly Dwi Arga S (J520200044)
8. Khoirunnisa Ulayya A (J520200046)
9. Arinta Naila E (J520200047)
10. Nanda Nugraha A (J520200049)
0 0 Outlin
Case e
Patogenesi 09 Cara pencegahan
1
0 5 s 1 Kesimpulan &
0 Tanda klinis
Prevalensi
2 6 & gejala
0 penutup
0 0 Cara pemeriksaan
Definisi
3 7 diagnostic
& metode
05 Patogenesis
Keterkaitan dengan
Perjalanan Penyakit
Perjalanan Penyakit Berkaitan dengan
Imun
Terjadi immune dysregulation. Diawali dengan gejala prodromal
Imun
Terdapat beberapa respon
yang digambarkan sebagai nyeri, imun yang terjadi pada RAS
Adanya stimulus lokal dan sistemik rasa terbakar atau tertusuk selama
24-48 jam sebelum terjadi ulkus. Pada respon humoral, level dari
yang menyebabkan sel-sel epitel
IgA saliva pada pasien dengan RAS
menjadi target aksi sitotoksik
Karakteristik klinis SAR dibagi menjadi menunjukkan peningkatan pada
limfosit dan monosit sehingga sel
4 stadium, yaitu premonitory, pre- periode akut dan berkurang dalam
tersebut dihancurkan dan
ulcerative, ulcerative dan healing periode regresi dan penyembuhan
menimbulkan ulkus pada rongga
mulut
Lesi sembuh perlahan dan meninggalkan Berbagai perubahan tersebut
Histopatologi pada ulkus SAR bekas luka yang dapat mengakibatkan mengakibatkan keadaan patologis
didapatkan infiltrasi berbagai penurunan mobilitas uvula dan lidah pada sel epitel mukosa rongga
macam sel-sel inflamasi mulut, sehingga sel epitel lebih
peka teradap rangsang
Varian RAS yang tidak umum adalah
Terjadinya lesi ulserasi pada RAS tipe herpetiform (cenderung pada orang
diduga melibakan respon imun dewasa). Dengan ulkus belang kecil
seluler dengan diproduksinya sel T teersebar di sebagian rongga mulut
dan TNF-α serta leukosit lain
06 Tanda Klinis dan Gejala
RAS (Recurrent Aphthius Stomatitis) merupakan peradangan jaringan
lunak rongga mulut yang ditandai dengan
• ulkus berulang dan nyeri
• Lesi ditandai sejak dini dengan sensasi terbakar
• Saat luka terbentuk rasa sakit akan semakin parah
• Nyeri dan rasa ridak nyaman dapat timbul seiring adanya Gerakan pada
sekitar ulkus misalnya saat makan , berbicara dan menelan
METODE DIAGNOSTIK
• Evaluasi jaringan biopsi RAS menggunakan polymerase chain Reaction (PCR) untuk
mendeteksi adanya keterlibatan virus HV6 , CMV , VZV , Epstein – Barr (EBV)
• Menggunakan teknik PCR 39% lesi RAS pra ulseratid positif untuk EB-DNA , begitupun
dengan limfosit darah tepi dan serum juga positif EB-DNA
• Dalam laporan berteori bahwa limdosit dapat berfungsi sebagai reservoir untuk infeksi EBC
laten dan mendorong pelepasan virus ke dalam plasma , namun hubungan sebab akibat
antara viral load EB dan RAS tidak di evaluasi
08 Rencana Perawatan dan
Perawatan Definitive
RENCANA PERAWATAN
Kunjungan pertama
• Sariawan di sisi kiri lidah , mukosa bukal kiri, dan mukosa labial bawah
- ASEPSIS : pasien diinstruksikan untuk berkumur, dan lidah, mukosa bukal kiri, dan
mukosa labial selanjutnya dikeringkan dengan cotton roll steril.
- Sariawan diolesi dengan larutan oral anti inflamasi Aloclair yang mengandung
lidah buaya dan asam hialuronat menggunakan cotton pellet steril.
- Pasien diinstruksikan untuk tidak makan, minum, berkumur dan menjilat
mulutnya selama 20-30 menit setelah pemberian anti inflamasi.
Rencana Perawatan dan Perawatan
Definitive
Cheilitis pada bibir atas dan bawah
• Asepsis: pasien diinstruksikan untuk berkumur, dan bibir
kemudian dikeringkan dengan gulungan kapas steril.
• Bibir diolesi hidrokortison anti inflamasi topikal menggunakan
cotton pellet steril, kemudian diratakan.
• Pasien diinstruksikan untuk tidak makan, minum, menggigit
dan menjilat bibirnya selama 20-30 menit setelah aplikasi
antiinflamasi.
PERAWATAN DEFINITIVE
• Penggunaan anti inflamasi imunosupresif topikal seperti
kortikosteroid, analgesik atau kortikosteroid sistemik
09 Cara Pencegahan
Salah satu cara untuk mencegah rekurensi SAR dengen menghindari faktor predisposisinya
• Kekurangan hematinik (zat besi,folat dan vitamin B12)
• Genetik/riwayat keluarga
• Stress
• Alergi
• AIDS