OS 175
Citra Putri S.W. Mashita Dyah Chaerani
Teja Karimah Saad Erki Ramdhani Febrianti
Ling Pei Cheng Fitria Rahmah
Khoo Tze Chao Bunga Hasna Adilah
Kok Soo Hoay Salma Nadiyah Ridho
Riska Fitria Nurayni Tri Hapsari
Astsania Hikmah Alfath Rima Fidayani Rizki
Felisia F. Megan Mulia Ayu Hanifa
DURASI OBAT
Kondisi jaringan
terkait
Ketepatan Variasi
deposisi anatomis
Respon individu
terhadap obat Faktor yang
mempengaruhi Jenis injeksi
(“bell-shaped
curve”)
Kurva distribusi normal
• Respon individu terhadap obat berbeda-beda “bell-shaped
curve”
• Pasien dapat mengalami durasi anestesi yang lebih singkat
maupun lebih lama bukan akibat metabolisme
• Normo-responders: teranestesi selama kurang lebih 60 menit
• Hyperresponders: teranestesi selama > 60 menit
• Hyporesponders: teranestesi selama < 60 menit
Ketepatan dalam administrasi
• Ketepatan dalam deposisi menjadi faktor
penting dalam kebanyakan anestesi blok
saraf ketebalan jaringan yang harus
ditembus agar dapat menganestesi.
• Contoh: inferior alveolar nerve block
• Semakin dekat ke saraf, kedalaman dan
durasi anestesi lebih baik
Keadaan jaringan yang dianestesi
• Inflamasi, infeksi, atau nyeri
(akut/kronis) = ↓ kedalaman dan durasi
anestesi
• Vaskularisasi ↑ = absorpsi cepat, ↓
durasi
Variasi anatomis
• Variasi anatomis mempengaruhi durasi klinis obat
• Maksila: Infiltrasi supraperiosteum pada maksila durasi pendek,
kedalaman anestesia tidak cukup jika terdapat tulang alveolar yg
lebih padat
• Zygomatic arch yg rendah (biasanya pd anak) infiltrasi pd M1 dan
M2 RA akan berdurasi pendek
• Akar palatal M RA sering tidak mendapat anestesi yg cukup akar
yang sering melebar dan mengarah ke palatum
• Mandibula: tinggi for. mandibula, lebar ramus, ketebalan cortical
plate
• Infiltrasi supraperiosteum pada RB tidak efektif pada orang dewasa
cortical plate tebal ganti anestetikum dengan articaine HCl
Jenis injeksi
• Blok saraf durasi anestesi pulpa dan jaringan ↑
dibandingkan injeksi supraperiosteal
• Bergantung pada volume minimal yang diinjeksikan pada
teknik tersebut
• < vol. minimum = durasi ↓
• > vol. minimum = durasi ↑
Dosis Maksimum Anestesi Lokal
Dosis anestesi
lokal
Overdos
Tremor pada lengan dan kaki
is
mengantuk
ringan
Pasien Pasien
hipores hiperres
pon pon
• Durasi = lidokain-epinefrin
• Anestesi pulpa 60 menit, jaringan lunak
3-5 jam
• Mepivakain dapat + levonordefrin
(1:20.000)
• ++ mepivakain stimulasi CNS + depresi
Prilocaine HCl
Pertinent Information
Kontraindikasi pasien
methemoglobinemia idiopatik atau
bawaan, hemoglobinopathies, anemia,
atau gagal jantung dan hipoksia
DURATION
Dosis Max 90 mg
Indikasi Prosedur dental yang panjang, yang membutuhkan anestesi pulpa >90 menit
(contoh: bedah implan)
Lebih ungul
dibandingkan local
anesthetic yang
lain
Sediaan
Dyclonine :
0,5%, 1%
solutions
Dyclonine
Hydrochloride
sering digunakan
pada prosedur
penyutanan,
efektif pula dalam
menghilangkan
oral kavitas
ulkus ada kaki, dan
prosedur
ginekologi
kontraindikasi indikasi
pasien kelainan
Untuk pediatric, orang
kongenital,
dewasa phobia jarum,
methemoglobinemia
prosedur superfisial
idiophatic
Dimetabolisme dalam
OAI setelah aplikasi plasma dan hati oleh
topikal lambat, DOA plasma Konsentrasi : 0,15% untuk
setelah aplikasi topikal pseudokolinesterase injeksi, 2% untuk topikal
sekitar 45 menit pada timgkat yang lebih
lambat dari prokain
Intermediate
duration
Long duration
Kontraindikasi local anestesi