GLAUKOMA
Disusun Oleh :
1. ENKA PUTRI
2. FITRI LAILINA MARISA
3. HANUM RISDHA PRATAMA
4. SILVIA NUR HAKIKI
5. SITI ZAQIYAH DAROJAT
6. SOFFIA PRAMESTIAN
7. TRIAS ARUN CLANDIA
GLAUKOMA
A. Pendahuluan
Mata merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting. Anda dapat melihat hijaunya
sawah, kemacetan di jalan, dan rintik hujan di jendela karena mata Anda berfungsi dengan
baik. Sayangnya, masih banyak yang belum mengenal anatomi bagian mata dan cara
menjaganya dengan benar. Yuk, simak ulasan berikut mengenai gambar mata dan fungsinya
Kornea adalah jaringan berbentuk kubah transparan yang membentuk bagian mata terdepan
atau paling luar. Fungsi kornea adalah sebagai jendela dan jalan masuk cahaya ke mata Anda.
Bilik mata depan adalah kantung mirip jelly yang berada di belakang kornea, di depan lensa
(lihat pada gambar indra penglihatan Anda di atas). Kantung yang juga dikenal dengan istilah
anterior chamber ini berisi cairan aqueous humor yang membantu membawa nutrisi ke
jaringan mata. Cairan aqueous humor juga sekaligus berfungsi sebagai penyeimbang tekanan
di dalam mata.
Seklera bagian mata yang berbentuk selaput putih keras dengan jaringan fibrosa yang
menutupi seluruh bola mata Anda, kecuali bagian kornea. Di dalamnya terdapat otot yang
menempel guna menggerakkan mata yang menempel pada sklera.
Iris dan pupil adalah bagian dari anatomi mata yang saling berhubungan satu sama lain. Iris
adalah membran berbentuk cincin yang mengelilingi sebuah bulatan kecil berwarna lebih
gelap di tengahnya.
lensa adalah bagian mata yang berupa jaringan transparan dan lentur, yang terletak tepat di
belakang iris dan pupil, setelah kornea (lihat gambar indra penglihatan Anda di atas).
Koroid adalah bagian mata yang berbentuk membran cokelat gelap yang terdapat banyak
pembuluh darah di dalamnya. Posisinya terletak di antara sklera dan retina.
Berbeda dengan cairan aqueous humor yang adanya di depan lensa mata, vitreous humor
terletak di belakang lensa mata. Vitreous adalah zat seperti jeli yang mengisi bagian dalam
bagian belakang anatomi mata. Seiring waktu, vitreous menjadi lebih encer dan bisa terlepas
dari bagian belakang mata.
Retina adalah sebuah jaringan yang peka terhadap cahaya. Retina ini melapisi permukaan
bagian dalam anatomi mata. Sel di retina bisa mengubah cahaya masuk menjadi impuls
listrik. Impuls listrik ini dibawa oleh saraf optik (yang menyerupai kabel televisi Anda) ke
otak, yang akhirnya menafsirkannya sebagai gambar atau objek yang mata lihat
Makula adalah area sensitif kecil di tengah retina yang memberikan penglihatan sentral. Pada
makula, terdapat fovea. Fovea terletak di pusat makula dan fungsinya untuk memberikan
penglihatan detail yang paling tajam di mata Anda
kelopak mata atau palpebra adalah bagian anatomi mata dengan fungsi yang tak kalah penting
dengan bagian lainnya. Kelopak mata membantu menjaga kesehatan mata dengan melindungi
kornea Anda dari paparan benda-benda asing, seperti infeksi, cedera, serta penyakit
B. Pengertian
1. Pengertian
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih
tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan
kebutaan (Sidarta Ilyas, 2004). Galukoma adalah adanya kesamaan kenaika tekanan
intra okuler yang berakhir dengan kebutaan (Fritz Hollwich, 1993). Menurut
Martinelli (1991) dalam Sunaryo Joko Waluyo (2009), bahwa Glaukoma merupakan
kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra okuler (TIO),
dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan papil syaraf optik
sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan
tajam pengelihatan. Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau
kebirauan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi
saraf optikus, dan menciutnya lapang pandang. Glaukoma adalah suatu penyakit
dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf
optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan (Mayenru Dwindra, 2009).
2. Klasifikasi Glaukoma
1. Glaukoma Primer
Sering disebut sebagai glaukoma simpleks atau glaukoma kronik. Glaukoma ini paling
sering terjadi pada ras Amerika dan Afrika. Biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun.
Pada glaukoma primer sudut terbuka, terdapat kecenderungan risiko lebih besar pada
pasien yang memiliki riwayat keluarga pengidap glaukoma khususnya pada kerabat
tingkat pertama, serta penyakit sistemik seperti diabetes melitus, dan hipertensi.
Perjalanan penyakit seringkali asimptomatik dan baru terdeteksi ketika sudah memasuki
stadium lanjut. Keluhan pasien berupa ―Tunnel vision‖ (penglihatan seperti
terowongan) saat penyakit berlanjut ke stadium akhir. Gambaran patologik pada
glaukoma primer sudut terbuka adalah adanya proses degeneratif anyaman trabekular,
termasuk pengendapan materi ekstrasel di dalam anyaman dan di bawah lapisan kanal
Schlemm. Akibatnya adalah penurunan drainase aqueous humor yang menyebabkan
peningkatan TIO
Gejala yang ditimbulkan diantaranya nyeri (periokuler), mata merah, penglihatan kabur,
fotofobia, dan halo di sekitar cahaya. Gejala sistemik berupa nyeri kepala, mual, muntah,
nyeri abdomen. Glaukoma primer sudut tertutup dapat bermanifestasi sebagai kedaruratan
oftalmologik dimana tajam penglihatan turun mendadak pada serangan akut atau
asimptomatik sampai timbul penurunan penglihatan.
2. Glaukoma Sekunder
Tanda dan gejala pada glaukoma sekunder sesuai dengan penyakit yang
mendasarinya. Glaukoma sekunder dapat terjadi pada uveitis, hifema, pasca bedah katarak
intrakapsuler atau ekstrakapsuler, dan trauma perforasi kornea. Terapi pada glaukoma
sekunder selain menurunkan TIO adalah dengan mengatasi penyakit yang mendasari.
3. Glaukoma Kongenital
Kelainan ini dapat terjadi akibat terdapatnya membran kongenital yang menutupi sudut
bilik mata saat perkembangan bola mata, kelainan pembentukan kanal Schlemm, dan tidak
sempurnanya pembentukan pembuluh darah balik yang menampung cairan bilik mata ke luar.
Gejala klasik yang ditimbulkan adalah fotofobia, epifora, edema kornea, serta sklera
perikorneal menipis sehingga tampak berwarna biru.
C. Fungsi Fisiologis
1. Anatomi
Bagian-bagian mata
1. Sclera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sclera membentuk putih
mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendelamembrane
yang bening. Yaitu kornea, sclera melindungi struktur matayang sangat halus,
serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.
2. Koroid atau lapisan tengah berisis pembuluh darah, yang merupakanranting –
ranting arteria oftalmika, cabang dari arteria karotis internal.Lapisan caskuler
ini membentuk iris yang berlubang ditengah nya, atauyang disebut pupil
(manik) mata.
3. Retina adalah lapisan saraf pada mata, yang terdiri dari atas sejumpalhlapisan
serabut, yaitu sel – sel saraf, batang – batang, dan kerucut.Semuanya termasuk
dalam kontruksi retina, yang merupakan jaringansaraf halus yang mengantar
implus saraf dari luar menuju diskus optic,yang merupakan titik tempat saraf
optic meningalkan biji mata
Kornea adalah bagian depan yang transpran dan tersambung dengansclera yang
putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas
D. ETIOLOGI
Penyebab dari glaukoma adalah sebagai berikut
a. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan cilliary.
b. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau dicelah pupil
F. Manifestasi klinis
Umumnya dari riwayat keluarga ditemukan anggota keluarga dalam garis vertical
atau horizontal memiliki penyakit serupa, penyakit ini berkembang secara
perlahan namun pasti, penampilan bola mata seperti normal dan sebagian besar
tidak menampakan kelainan selama stadium dini. Pada stadium lanjut keluhan
klien yang mincul adalah sering menabrak akibat pandangan yang menjadi jelek
atau lebih kabur,lapangan pandang menjdi lebih sempit hingga kebutaan secara
permanen.
Gejala yang lain adalah
a. Mata merasa dan sakit tanpa kotoran.
b. Kornea suram.
c. Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah.
d. Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat.
e. Nyeri di mata dan sekitarnya.
f. Udema kornea.
g. Pupil lebar dan refleks berkurang sampai hilang.
h. Lensa keruh.
Selain itu glaucoma akan memperlihatkan gejala sebagai berikut
a. Tekanan bola mata yang tidak normal Rusaknya selaput jala
b. Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang dapat
berakhir dengan kebutaan.
1. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
a. Oftalmoskopi : Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina, discus
optikus macula dan pembuluh darah retina.
b. Tonometri : Adalah alat untuk mengukurtekanan intra okuler, nilai
mencurigakan apabila berkisar antara 21-25 mmhg dan dianggap patologi bila
melebihi 25 mmhg.
Tonometri dibedakan menjadi dua antara lain
1. Tonometri Schiotz
Pemakaian Tonometri Schiotz untuk mengukur tekanan bola mata dengan
cara sebagai berikut :
Penderita di minta telentang
Mata di teteskan tetrakain
Ditunggu sampai penderita tidak merasa pedas
Kelopak mata penderita di buka dengan telunjuk dan ibu jari
(jangan menekan bola mata penderita)
Telapak tonometer akan menunjukkan angka pada skala tonometer
Pembacaan skala dikonversi pada tabel untuk mengetahui bola mata dalam
milimeter air raksa.
Pada tekanan lebih tinggi 20 mmHg di curigai adanya glaukoma.
Bila tekanan lebih dari pada 25 mmHg pasien menderita glaukoma.
2. Tonometri Aplanasi
Dengan tonometer aplanasi diabaikan tekanan bola mata yang dipengaruhi
kekakuan sklera (selaput putih mata). Teknik melakukan tonometri
aplanasi adalah
a) Diberi anestesi lokal tetrakain pada mata yang akan diperiksa
b) Kertas fluorosein diletakkan pada selaput lender
c) Di dekatkan alat tonometer pada selaput bening maka tekanan
dinaikkan sehingga lingkaran tersebut mendekat sehingga bagian
dalam terhimpit
d) Dibaca tekanan pada tombol putaran tonometer aplanasi yang
memberi gambaran setengah lingkaran berimpit.Tekanan tersebut
merupakan tekanan bola mata.
e) Dengan tonometer aplanasi bila tekanan bola mata lebih dari 20
mmHg dianggap sudah menderita glaukoma.
c. Pemeriksaan lampu-slit.
d. Lampu-slit digunakan unutk mengevaluasi oftalmik yaitu memperbesar
kornea, sclera dan kornea inferior sehingga memberikan pandangan oblik
kedalam tuberkulum dengan lensa khusus Perimetri
Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandangan yang khas
pada glaukoma. Secara sederhana, lapang pandangan dapat diperiksa dengan
tes konfrontasi.
e. Pemeriksaan Ultrasonografi..
Ultrasonografi dalai gelombang suara yang dapat digunakan untuk mengukur
dimensi dan struktur okuler. Ada dua tipe ultrasonografi yaitu :
1) A-Scan-Ultrasan.
Berguna untuk membedakan tumor maligna dan benigna,mengukur mata
untuk pemasangan implant lensa okuler dan memantau adanya glaucoma
congenital.
2) B-Scan-Ultrasan.
Berguana unutk mendeteksi dan mencari bagian struktur dalam mata yang
kurang jelas akibat adanya katarak dan abnormalitas lain.
G. Penatalaksanaan
Prinsip
Glaukoma bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan, glaukoma dapat dicegah
untuk menghambat kerusakan lanjut dari lapang pandangan dan rusaknya saraf
penglihat. Tujuan penatalaksanaan adalah menurunkan TIO ke tingkat yang
konsisten dengan mempertahankan penglihatan, penatalaksanaan berbeda-beda
tergantung klasifikasi penyakit dan respons terhadap terapi :
a. Terapi obat.
Aseta Zolamit (diamox, glaupakx) 500 mg oral.
Pilokarpin Hcl 2-6 % 1 tts / jam.
b. Bedah lazer.
Penembakan lazer untuk memperbaiki aliran humor aqueus dan
menurunkan TIO.
c. Bedah konfensional.
d. Iredektomi perifer atau lateral dilakukan untuk mengangkat sebagian iris
unutk memungkinkan aliran humor aqueus Dari kornea posterior ke anterior.
Trabekulektomi (prosedur filtrasi) dilakukan untuk menciptakan saluran balu
melalui scler
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada klien dengan gangguan rasa aman dan nyaman
(nyeri), antara lain : gelisah, sulit tidur, tekanan darah meningkat, nafsu makan
berubah, diaforesis (berkeringat) dan anoreksia, mengeluh nyeri.
2) Proses terjadinya sakit : kapan mulai merasakan sakit dan bagaimana sakit
mulai terjadi
3) Upaya yang telah dilakukan : selama sakit sudah berobat kemana dan obat-
obatan yang sudah di konsumsi
Pengobatan saat ini dan masa lalu, alergi terhadap obat dan makanan, tempat
tinggal/lingkungan.
Apakah ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien? Adakah riwayat penyakit keturunan dalam keluarga?
patwaysglaukoma
Usia > 40 th
Diabetes Mellitus
Kortikosteroid jangka panjang
Miopia
Trauma mata
MK; KURANG
Tindakan oprasi PENGETAHUAN
MK: Gangguan Saraf Perubahan
MK;
Persepsi Sensori Penglihatan
Penglihatan ANSIENTAS
perifer
A. Rencana Asuhan Keperawatan
Glaukoma adalah kerusakan pada saraf mata akibat tingginya tekanan di dalam bola mata. Kondisi ini
ditandai dengan nyeri di mata, mata merah, penglihatan kabur, serta mual dan muntah. Glaukoma perlu
segera ditangani untuk mencegah terjadinya kebutaan. Di sebabkan oleh kerusakan di saraf mata.
Kerusakan tersebut umumnya terkait dengan peningkatan tekanan di mata akibat
penumpukan aqueous humour yang mengalir ke seluruh bagian mata.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia