Anda di halaman 1dari 171

EFEKTIVITAS STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN

SOSIAL KESEHATAN DALAM PERLUASAN PESERTA BUKAN


PENERIMA UPAH DI KOTA SERANG
SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan


Penelitian Pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Disusun oleh :

AKUN TANJUNG PRAYOGO

6661131316

PRORAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2017
ABSTRAK

Akun Tanjung Prayogo. 6661131316. Efektivitas Strategi Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan
Penerima Upah di Kota Serang. Pembimbing 1 : Rahmawati S.Sos, M.SI.
Pembimbing 2 : Maulana Yusuf S.IP, M.Si

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kategori Pekerja Bukan Penerima


Upah (PBPU) adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri
atau pekerja diluar hubungan kerja yang iuran kepesertaannya ditanggung sendiri.
Untuk mengukur efektivitas peneliti menggunakan teori Efektivitas menurut
Makmur. Metode Penelitian yang digunakan adalah Metode penelitian kuantitatif
dengan teknik Deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah Peserta Bukan
Penerima Upah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random
sampling yang terdiri dari 100 sampel penelitian. Dari Hasil penelitian diketahui
bahwa tingkat Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam
Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang adalah sebesar 63,31%.
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi Faktor Pendorong antara lain : (1) Adanya
keterlibatan RT/RW (2) Dibutuhkan oleh beberapa masyarakat (3) Pelayanan
medis yang diberikan terdapat keunggulan yang dimiliki (4) Masyarakat
dibebaskan memilih tempat fasilitas pelayanan kesehatan dan (5) Memiliki
manfaat yang cukup banyak bagi masyarakat. Faktor Penghambat antara lain : (1)
Penetapan komposisi premi dengan tiga kategori pembayaran (2) Ketidak patuhan
masyarakat (3) Tidak adanya sanksi yang tegas (4) terjadinya penolakan terhadap
kelas terendah. Rekomendasi yang diberikan (1) Menghapus sistem denda (2)
Menetapkan standar indikator bantuan iuran (3) Melakukan pengawasan bersama
Ombudsman (4) Memberikan sanksi pencabutan hak-hak sipil

Kata Kunci : Efektivitas, Strategi, Peserta Bukan Penerima Upah


ABSTRACT

Akun Tanjung Prayogo. 6661131316. The effectiveness of the Strategy of the


Organizer Body of Social Security of Health in the Expansion of Non-
Beneficial Participants in Serang City. Supervisor 1 : Rahmawati S. Sos,
M.SI. Supervisor 2 : Maulana Yusuf S.IP, M.Si

Participant of National Health Insurance (JKN) Category Not Receiver Wage


Workers (PBPU) is any person who works or undertaking at own risk or workers
outside working relationship borne membership dues. To measure the
effectiveness of researchers using the theory of Effectiveness according to
Makmur. The research method used is Quantitative Research Method with
Descriptive approach. The sample in this study is Non-Beneficiary. The sampling
technique used is random sampling consisting of 100 research samples. From the
results of the study note that the level of Effectiveness of Health Insurance
Administering Body in the Expansion of Non-Beneficial Participants in Serang
City is 63.31%. There are 2 factors that affect the Effectiveness of Strategy of
Health Insurance Administering Body in Expansion of Non Wage Member in
Serang City. Drivers are: (1) The involvement of RT / RW (2) Needed by some
communities (3) Medical services provided there are advantages possessed (4)
Communities are free to choose health facility facilities and (5) For the
community. Inhibiting factors include: (1) Determination of the composition of
premiums with three categories of payments (2) Disobedience of the community
(3) Absence of strict sanctions (4) the occurrence of rejection of the lowest class.
Recommendations (1) Deleting the system of fines (2) Establishing standards of
contribution assistance indicators (3) Conducting joint oversight of the
Ombudsman (4) Providing sanctions for the revocation of civil rights

Keywords: Effectiveness, Strategy, Participant Not Wage Receiver


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Hargailah Hasil Usaha Sendiri Walaupun Tidak Memuaskan, Setidaknya Sudah

Berusaha dan Ikhtiar” – Akun Tanjung Prayogo

Skripsi ini Saya Persembahkan Kepada Pemerintah Pusat selaku pembuat

kebijakan dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa selaku lembaga pendidikan dimana penulis menimba ilmu untuk

dimanfaatkan sebagaimana semestinya.


KATA PENGANTAR

Bismillahir rahma nir rahim

Assalamu alaikum wr. wb

Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat serta salam semoga tercurahkan

kepada Nabi Muhammad saw beserta kepada keluarga, dan sahabatnya.

Alhamdulillah puji syukur dengan izin Allah swt pembuatan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan Judul “EFEKTIVITAS STRATEGI BADAN

PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DALAM

PERLUASAN PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH DI KOTA SERANG”

Pembuatan skripsi ini tentu saja tidak terlepas dari banyak pihak yang turut

membantu dan mendukung penulis secara moril dan materil dalam pembuatannya,

Maka dengan segala hormat dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih

banyak kepada :

1. Prof. Dr. Shaleh Hidayat, M.Pd selaku rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan sebagai Dosen

Pembimbing Akademik Penulis selama masa aktif perkuliahan.

3. Rahmawati, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakuktas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan sebagai Dosen

Pembimbing I dalam penyusunan Skripsi dan pemberian arahan

kepada penulis.
4. Iman Nurakhman, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakuktas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakuktas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Maulana Yusuf, M.Si selaku Dosen Pembimbing II dalam

penyusunan skripsi dan pemberian arahan kepada penulis.

8. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa selaku pemberi pembekalan ilmu pengetahuan kepada

penulis dan pemberi pelayanan selama masa aktif perkuliahan.

9. Yuanda S.H selaku humas BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kota

Serang yang telah Bersedia untuk Memberikan Data dan Informasi

Penelitian.

10. Kepala UPTD Puskesmas yang telah Bersedia untuk Mengizinkan

Melakukan Penelitian.

11. Amir Syarifudin dan Siti Rahmawati selaku kedua orang tua

penulis yang telah membesarkan penulis hingga saat ini dan turut

memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan skripsi.

12. Adi irfan, Jaka Permana, dan Agung Sudradjat selaku sahabat yang

turut serta dalam memberikan dukungan.


13. Seluruh Teman-Teman Angkatan 2013 Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa selaku teman, sahabat, motivator dan inspirator penulis

selama masa aktif perkuliahan.

Peneliti Menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena hal tersebut peneliti

berharap kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi. Dalam

kesempatan ini penulis meminta maaf sebesar besarnya kepada semua pihak

bilama terdapat hal hal yang tidak berkenan dalam penyusunan penelitian ini.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambahkan

wawasan dan pengetahuan kepada pembaca. Demikian hal yang dapat penulis

sampaikan, Terima Kasih.

Wassalamu alaikum wr. wb

Serang,

Akun Tanjung Prayogo


DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 15

1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 16

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................... 17

1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................... 17

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................ 17

1.6.1 Manfaat Praktis ................................................................... 17

1.6.2 Manfaat Teoritis ................................................................. 18

1.7 Sistematika Penulisan ..................................................................... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 20

2.1 Konsep Teori ................................................................................. 20

2.1.1 Konsep Efektivitas ................................................................ 20

2.1.2 Konsep Manajemen Strategi ............................................. 24

2.1.3 Konsep Pembangunan ........................................................... 30

2.1.4 Konsep Program .................................................................. 36

2.1.5 Konsep Jaminan Kesehatan Nasional .................................. 38


2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................. 49

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................. 50

2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................... 53

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 55

3.1 Metode Penelitian .......................................................................... 55

3.2 Fokus Penelitian ............................................................................ 55

3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................... 56

3.4 Instrumen Penelitian ...................................................................... 56

3.4.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ........................................ 59

3.5 Populasi dan Sampel ....................................................................... 61

3.5.1 Populasi ................................................................................. 61

3.5.2 Sampel ............................................................................... 62

3.6 Variabel Penelitian ......................................................................... 63

3.6.1 Definisi Konsep .................................................................. 64

3.6.2 Definisi Operasional ........................................................... 64

3.7 Teknik Pengelolaan Data ............................................................... 66

3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................... 66

3.7.1 Uji Validitas Data ................................................................ 66

3.7.2 Uji Reliabilitas Data ............................................................ 67

3.7.3 Uji T-Test ........................................................................... 68

3.9 Jadwal Penelitian ........................................................................... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 69

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................ 69

4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang ............................................ 69


4.1.2 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

........................................................................................... ......,,,. 71

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik .................................................... 79

4.2.1 Pengujian Validitas Instrumen ............................................ 79

4.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen .......................................... 81

4.3 Deskripsi Data Responden ........................................................... 82

4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian ....................................................... 87

4.5 Pengujian Hipotesis ......................................................................... 123

4.6 Interpretasi Hasil Penelitian .......................................................... 125

4.7 Pembahasan ................................................................................ 126

BAB V PENUTUP ................................................................................. 138

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 138

5.2 Saran ........................................................................................... 140

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

1.1 Komponen Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia Kota Serang

.................................................................................................. 2

1.2 Data Iuran Peserta PBI dan non-PBI .................................. ........... 9

1.3 Data Jumlah Peserta Program JKN di Kota Serang ......... ........... 10

1.4 Jumlah Penduduk Kota Serang Tahun 2016 ............................... 12

1.5 Komposisi Penduduk yang Berkerja Menurut Status Pekerjaan di Kota

Serang Tahun 2016 ................................................................... 13

2.1 Tabel Perbedaan Sosial dan Konvensional .................................. 39

2.2 Kriteria Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional ........... 43

3.1 Skala Likert .............................................................................. 55

3.2 Jumlah Populasi Penelitian ........................................................... 59

3.3 Indikator Variabel .......................................................................... 61

3.4 Jadwal Penelitian .......................................................................... 65


DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 50

4.1 Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis ............................... 125


DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................... 83

Diagram 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Rentang Usia ................... 84

Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan .................... 84

Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................... 85

Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ...................... 86

Diagram 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Kelas Perawatan ............... 87

Diagram 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Strategi BPJS Kesehatan yang

menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional dalam meningkatkan pesertanya

sudah tepat dikarenakan menjawab permasalahan kesehatan yang sudah lama ada

di masyarakat ..................................................................................... 88

Diagram 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Sosialisasi yang diberikan kepada

masyarakat melalui televisi dalam setiap waktunya yang dilakukan oleh BPJS

Kesehatan sudah tepat ........................................................................... 89

Diagram 4.9 Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku pihak yang

menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional dalam melakukan perluasan

cakupan dengan melibatkan peran RT/RW sudah tepat ...................... 90

Diagram 4.10 Tanggapan Responden nmengenai Strategi Penetapan BPJS

Kesehatan dalam hal pembayaran iuran bulanan yang jatuh tempo pada tanggal 10

untuk mempertahankan keaktifan kartu peserta dinilai sudah tepat ........... 91

Diagram 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Strategi BPJS Kesehatan selaku

penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional sudah tepat dalam perluasan peserta

dikarenakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dalam memberikan

Jaminan Kesehatan Kepada Masyarakat.................................................. 92


Diagram 4.12 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta

dengan Biaya/iuran yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan berdasarkan

kemampuan ekonomi masyarakat sudah tepat.......................................... 93

Diagram 4.13 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta

dengan Biaya/iuran yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan kualitas

dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anda selama berobat ...... 94

Diagram 4.14 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta

dengan Pembagian tiga kategori kelas oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuran

yang ditentukan sudah tepat................................................................... 95

Diagram 4.15 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta

dengan Penentuan bantuan iuran untuk masyarakat tidak mampu oleh BPJS

Kesehatan sudah sesuai dengan UU 24 tahun 2004 dimana masyarakat fakir

miskin memperoleh bantuan iuran dari pemerintah................................. 96

Diagram 4.16 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta

dengan Penerapan denda ketika terlambat dalam membayar iuran yang ditetapkan

oleh BPJS Kesehatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan sudahlah

tepat ...................................................................................................... 97

Diagram 4.17 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta

dengan Komposisi yang dibuat oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuraan kepada

peserta sudah tepat.................................................................................. 98

Diagram 4.18 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta

dengan Penerapan denda sebesar 2% yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan dalam

setiap keterlambatan pembayaran iuran untuk meningkatkan kepatuhan dalam

pembayaran iurannya sudah tepat ............................................................ 99


Diagram 4.19 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta

dengan Penentuan tiga kategori kelas perawatan diberikan oleh BPJS Kesehatan

kepada peserta berdasarkan pelayanan yang akan diperoleh sudah tepat

............................................................................................................. 100

Diagram 4.20 Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta

dengan Penentuan peserta yang berhak dibantu oleh pemerintah dalam

Biaya/iuran yang dilibatkan hanya pihak BPJS Kesehatan sudah tepat

.............................................................................................................. 101

Diagram 4.21 Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku

penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional lebih unggul dalam ruang akses

pelayanan medis daripada asuransi konvensional ..................................... 102

Diagram 4.22 Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku

penyelenggara Jaminan kesehatan Nasional lebih unggul dalam tarif premi yang

telah ditetapkan daripada premi asuransi konvensional............................... 103

Diagram 4.23 Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku

penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional menetapkan tiga kategori besaran

bayaran iuran premi bulanannya sudah tepat ........................................... 104

Diagram 4.24 Tanggapan Responden BPJS Kesehatan selaku penyelenggara

Jaminan Kesehatan Nasional lebih menekankan kepada masyarakat untuk

berkontribusi berupa Biaya/iuran dalam setiap bulannya sudah tepa.......... 105

Diagram 4.25 Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku

penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional memberikan kesempatan masyarakat

untuk memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama sesuai keinginan masyarakat

sudah tepat............................................................................................. 106


Diagram 4.26 Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS

Kesehatan sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

kesehatan dimana seluruh masyarakat memperoleh hak yang sama dalam

kesehatan............................................................................................... 107

Diagram 4.27 Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS

Kesehatan dengan sistem Asuransi sosial sudah tepat dikarenakan dapat

memudahkan masyarakat dalam memperoleh jaminan kesehatan yang tidak akan

disangka-sangka .................................................................................... 108

Diagram 4.28 Tanggapan Responden Perluasan peserta BPJS Kesehatan dengan

sistem gotong royong sudah tepat dikarenakan sesuai dengan jawaban tuntutan

masyarakat dibalik mahalnya biaya berobat............................................... 109

Diagram 4.29 Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS

Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional dalam menetapkan

besaran Biaya/iuran bulanannya sudah tepat dengan kondisi masyarakat

............................................................................................................... 110

Diagram 4.30 Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS

Kesehatan sudah tepat dikarenakan untuk memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk memperoleh kesehatan yang layak................................ 111

Diagram 4.31 Tanggapan Responden mengenai Sistem rujukan yang dibuat oleh

BPJS Kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan sudah tepat......... 112

Diagram 4.32 Tanggapan Responden mengenai Penetapan status wajib kepada

masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional sudah tepat

................................................................................................................ 113
Diagram 4.33 Tanggapan Responden mengenai Pemberian sanksi penon-aktifan

peserta oleh BPJS Kesehatan sudah tepat.................................................. 114

Diagram 4.34 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS

Kesehatan sudah sesuai dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional ..................................... 115

Diagram 4.35 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS

Kesehatan sudah sesuai dengan Tujuan untuk memberikan hak kesehatan layak

untuk seluruh masyarakat........................................................................ 116

Diagram 4.36 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS

Kesehatan sudah sesuai dengan cita-cita negara indonesia sehat 2020....... 117

Diagram 4.37 Tanggapan Responden Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan

sudah sesuai dengan tujuan untuk mempermudahkan masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan kesehatan dasar .................................................... 118

Diagram 4.38 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS

Kesehatan sudah efektif dalam membantu masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan kesehatan yang layak khususnya masyarakat menengah ke

bawah...................................................................................................... 129

Diagram 4.39 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta

Jaminan Kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah efektif dalam

menjawab permasalahan sosial yang berketerkaitan dengan kesehatan...... 130

Diagram 4.40 Tanggapan Responden Strategi perluasan peserta Jaminan

Kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah cukup membantu dalam

mencegah penyakit yang akan berakibat jangka panjang ......................... 131


Diagram 4.41 Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta

Jaminan Kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah cukup dirasakan

manfaatnya kepada masyarakat dalam memperoleh jaminan kesehatan...... 132


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial merupakan usaha

yang terencana dan melembaga meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan

pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan Manusia, mencegah dan mengatasi

permasalahan sosial, serta memperkuat Institusi-Institusi sosial, Pembangunan

dalam Negara berkembang terutama di Indonesia yang pada umumnya masih

memiliki permasalahan yang banyak dalam kegiatan pembangunannya, hal ini

mendasari dengan keterbatasan infrastruktur yang dimiliki, dengan melihat

potensi sumber daya modal dan sumber daya manusia yang masih rendah.

Pembangunan dalam suatu Negara akan mudah tercapai apabila

infrastruktur yang diberikan oleh Pemerintah sudah memadai dan Masyarakat

sudah dianggap mampu dari aspek kualitas sumber daya manusia untuk

berpartisipasi dalam proses Pembangunan sehingga Pemerintah dan Masyarakat

saling bersinergi dalam melakukan Pembangunan, akan tetapi hal tersebut

faktanya di Indonesia tidak mendapat dukungan dari sumber daya manusia itu

sendiri hal ini dapat dibuktikan dimana data Indeks Pembangunan Manusia masih

rendah, hal ini dapat dilihat dari tabel seperti berikut :


2

Tabel 1.1
Komponen Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia
Kota Serang

Komponen Satuan 2011 2012 2013 2014 2015


Angka Tahun 67,22 67,23 67,23 67,23 67,33
Harapan Hidup
Harapan Lama Tahun 11,27 11,82 11,92 12,34 12,36
Sekolah
Rentang Lama Tahun 8,39 8,48 8,56 8,58 8,59
Sekolah
Pengeluaran Ribu 11.834 11.880 11.950 12.091 12.289
Per-Kapita Rupiah

Indeks Tahun 68,69 69,43 69,69 70,26 70,51


Pembangunan
Manusia
(sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2016)

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data indeks pembangunan manusia

tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Kota

Serang mengalami peningkatan yang signifikan dalam setiap tahunnya dimana

pada tahun 2011 Indeks Pembangunan Manusia Kota Serang diperoleh sebesar

68,69 dan pada tahun 2015 mencapai 70,51, Indeks Pembangunan Manusia

peningkatan Indeks Pembangunan Manusia tidak luput dari berbagai macam cara

yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia masyarakat Kota Serang dengan kebijakan ataupun Program-program

yang telah diluncurkan untuk bidang kesejahteraan seperti Pendidikan dan

Kesehatan, berdasarkan pada Tabel 1.1 tersebut masih dapat dikatakan bahwa

posisi kualitas sumber daya manusia Kota Serang masih belum baik hal ini

dikarenakan pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia mengalami kenaikan

rata-rata sebesar 1% dalam setiap tahunnya adapun faktor-faktor yang


3

menyebabkan Indeks Pembangunan Manusia mengalami peningkatan adalah

kesehatan masyarakat yang membaik, Partisipasi Pendidikan Masyarakat yang

meningkat, dan Kesejahteraan Masyarakat yang mengalami Peningkatan dalam

setiap tahunnya yang didorong oleh beberapa komponen seperti Angka Harapan

Hidup Masyarakat Kota Serang dimana secara umum mengalami peningkatan,

komponen Harapan Sekolah dimana Pemerintah Kota Serang mengharapkan

masyarakat Kota Serang bersekolah hingga jenjang Sekolah Menengah Atas atau

Sederajat namun realisasi dilapangan rata-rata masyarakat Kota Serang

berpendidikan hingga Sekolah Menengah Pertama dan selain itu juga dapat dilihat

dari Pengeluaran Perkapita Masyarakat Kota Serang yang mengalami Peningkatan

signifikan hingga jumlahnya mencapai 12 Juta pertahun, Akan tetapi dalam fakta

di lapangan Kesehatan di Kota Serang masih dapat dikatakan dalam posisi

dibawah rata-rata Provinsi Banten, hal tersebut diperoleh dengan data Indeks

Angka Harapan Hidup sebagai berikut :

Tabel 1.2
Data Indeks Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota


Kabupaten/Kota (Tahun)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kab Pandeglang 62.26 62.46 62.66 62.83 62.91 63.51
Kab Lebak 65.49 65.63 65.74 65.83 65.88 66.28
Kab Tangerang 68.79 68.86 68.92 68.96 68.98 69.28
Kab Serang 62.56 62.75 62.90 63.03 63.09 63.59
Kota Tangerang 71.07 71.08 71.09 71.09 71.09 71.29
Kota Cilegon 65.72 65.78 65.84 65.84 65.85 66.15
Kota Serang 67.20 67.22 67.23 67.23 67.23 67.33
Kota Tangerang
72.04 72.07 72.09 72.10 72.11 72.12
Selatan
Provinsi Banten 68.50 68.68 68.86 69.04 69.13 69.43
(Sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2016)
4

Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa kondisi Kesehatan

Masyarakat Kota Serang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Banten mengalami

sedikit peningkatan dengan kualitas kesehatan Sumber Daya Manusia yang

dimiliki pada tahun 2010 sampai 2013, dan tidak mengalami kenaikan pada tahun

2013 sampai 2015, rendahnya indeks angka harapan hidup masyarakat Kota

Serang hal ini disebabkan oleh kesehatan lingkungan masyarakat yang belum

bersih, dan pemenuhan kebutuhan Gizi dan Kalori yang belum tercukupi, tabel

tersebut juga menjelaskan bahwa terselenggaranya Program Jaminan Kesehatan

Nasional masih belum mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota

Serang.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program jaminan

kesehatan nasional yang dirancang pada tahun 2004 dan diimplementasikan pada

tahun 2014 dengan landasan hukum Undang-Undang nomor 40 tahun 2004

tentang sistem jaminan sosial nasional yang diperuntukan bagi seluruh rakyat

Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan sebagai upaya memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta

untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dasar

dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan, Sesuai dengan falsafah dasar negara

Pancasila terutama sila ke 5 mengakui hak asasi warga atas kesehatan, dimana hal

tersebut termaktud dalam pasal 28 H ayat 1 dan 3yang berbunyi “setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan” dan “setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
5

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat” dan

pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 ayat 2 dan 3 yang berbunyi “negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”

dan “negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

dan fasilitas pelayanan umum yang layak”, dimana dalam hal ini juga ditegaskan

dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ditegaskan

bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas

sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang

aman, bermutu, dan terjangkau.

Kesadaran akan pentingnya Jaminan perlindungan sosial terus bekembang

sesuai amanat pada perubahan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 134 ayat 2 yang

menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh

rakyat indonesia, dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah menjadi suatu bukti yang kuat

bahwa pemerintah memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan

kesejahteraaan sosial bagi seluruh rakyatnya dimana pada hakekatnya bertujuan

untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya

yang layak. Sesuai dengan falsafah dasar negara Pancasila terutama sila ke-5

mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hal ini juga termaktub dalam pasal

28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Nomor

36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak

yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan
6

memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Kesadaran

tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang sesuai amanat

pada perubahan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal l34 ayat 2, yaitu menyebutkan

bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Dengan dimasukkannya Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD

1945, kemudian terbitnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah

dan pemangku kepentingan terkait memiliki komitmen yang besar untuk

mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Melalui Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial, pada

hakekatnya bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Untuk mewujudkan komitmen global

sebagaimana amanat resolusi World Health Association (WHA) ke-58 tahun 2005

di Jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangan Universal Health

Coverage (UHC) bagi seluruh penduduk, maka pemerintah bertanggung jawab

atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN).

Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan

menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan,

diantaranya adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero) yang

melayani antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai

swasta. Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan


7

jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan

Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema tersebut masih

terfragmentasi, terbagi-bagi sehingga biaya Kesehatan dan mutu pelayanan

menjadi sulit terkendali. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2004

dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 inis

mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk

termasuk Program Jaminan Kesehatan melalui suatu Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial.

Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang

terdiri dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan

Kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan, implementasinya telah dimulai sejak 1 Januari 2014. Program tersebut

selanjutnya disebut sebagai program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Pengaturan teknis pelaksanaan lebih lanjut program Jaminan Kesehatan Nasional

dituangkan dalam berbagai peraturan sebagai turunan dari kedua Undang-Undang

tersebut diatas, baik dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden

(Perpres), Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), Keputusan Menteri

Kesehatan (Kepmenkes), Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan, Pedoman

Pelaksanaan (Manlak), Petunjuk Teknis (Juknis), Panduan Praktis dan lain-lain.

Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini


8

memuat berbagai ketentuan pokok yang selanjutnya dijabarkan dalam berbagai

petunjuk teknis sehingga diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pemangku

kepentingan dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional. Tujuan

Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) untuk memberikan perlindungan kesehatan dalam

bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan

dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran

atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah program Jaminan berupa

perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan

dan perlindungan dalam pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan

kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau dibayarkan iurannya oleh

pemerintah dalam setiap bulannya, program ini pada tujuannya merupakan

program yang diselenggarakan untuk memperoleh kesehatan yang layak dengan

biaya berobat yang cukup relatif murah dan diwajibkan untuk seluruh warga

negara Indonesia dan warga negara asing yang berkerja dan menetap di Indonesia

selama lebih dari enam bulan untuk berpartisipasi dengan membayar iuran setiap

bulannya sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan peserta, pada dasarnya

Peserta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meliputi

kepesertaan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling

singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran atau yang

iurannya dibayar pemerintah.


9

Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdiri atas 2

kelompok yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan dan

Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan, Peserta

Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan adalah fakir miskin dan orang

tidak mampu. Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (non-PBI) Jaminan

kesehatan adalah Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, Pekerja

Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, serta bukan Pekerja dan anggota

keluarganya. Dalam mekanisme pembayaran yang telah ditetapkan dalam

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

peserta kategori Pekerja Penerima Upah (PPU) iurannya dibayarkan oleh pemberi

kerja dan pekerja yang bersangkutan, Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU)

iurannya dibayarkan oleh peserta yang bersangkutan, dan Peserta Bukan Pekerja

iurannya dibayarkan oleh peserta yang bersangkutan, adapun khusus Bukan

Pekerja dimana penerima pensiunan pemerintah iurannya dibayarkan oleh

pemerintah dan penerima pensiun, sedangkan veteran dan perintis kemerdekaan

dibayarkan oleh pemerintah. Dalam program Jaminan Kesehatan Nasional,

Kepesertaan paling lambat pada tanggal 1 januari 2019 seluruh penduduk

indonesia terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional, untuk lebih jelas

peneliti menjabarkan aturan iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional untuk

Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan peserta bukan Penerima Bantuan

Iuran (Non-PBI) sebagai berikut :


10

Tabel 1.3
Data Iuran Peserta PBI dan Non-PBI

Pekerja Penerima Upah PBPU Bukan Pekerja


Sasaran TNI/Polri/Pejabat
Peserta Negara/PNS/Pegawai Pegawai Pekerja Pensiunan Pensiunan Veteran/Perintis
Non-PBI Pemerintah Non- Swasta Mandiri Pemerintah Swasta Kemerdekaan
Pegawai Negeri
Presentase Nilai Nilai 5% dari 45%
5% 4% 5%
Upah Nominal Nominal Gaji Pokok
4%
3%
3% Pemerintah Pemberi
Rp.25.500 Pemerintah Rp.25.500
Kerja 5% dari 45%
Kontribusi Rp.51.000 Rp.51.000
2% Gaji Pokok
1% Rp.80.000 Rp.80.000
2% Pekerja Penerima
Pekerja
Pensiun
Gaji Gaji Pokok
Kelas 3 Kelas 3
Gaji Pokok dan Pokok dan dan
Keterangan Kelas 2 Kelas 2 Gaji Pokok
Tunjangan Keluarga Tunjangan Tunjangan
Kelas 1 Kelas 1
Tetap Keluarga
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang, Tahun 2016)

Berdasarkan tabel tersesbut dapat dilihat dimana terdapat perbedaan dalam

penetapan presentase konstribusi yang diberikan dalam penetapan besaran iuran

kepada masing-masing kategori Peserta dari Program Jaminan Kesehatan

Nasional dimana presentase dari pembayaran peserta PPU pegawai pemerintahan

adalah sebesar 5% dimana 3% ditanggung oleh pemerintah dan 2% nya

ditanggung oleh pekerja, selain itu presentase pembayaran pada PPU pegawai

swasta ditetapkan sebesar 5% dimana 4% ditanggung oleh perusahaan selaku

pemberi kerja dan 1% ditanggung oleh pekerja, sedangkan untuk Peserta kategori

PBPU mereka menanggung seluruh iuran pembayaran dengan menetapkan kelas

atau kategori yang diinginkan oleh peserta, adapun jumlah Kepesertaan dari

program Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan adalah Sebagai Berikut :


11

Tabel 1.3
Data Jumlah Peserta BPJS Kesehatan di Kota Serang Per-September 2016

Jumlah
No Kategori
Peserta
1 Bukan Pekerja 13.400
2 Peserta Bantuan Iuran APBD 37.472
3 Peserta Bantuan Iuran APBN 124.517
4 Pekerja Bukan Penerima Upah 24.180
5 Pekerja Penerima Upah 150.223
Jumlah Peserta Keseluruhan 349.792
jumlah Peserta PBI 161.989
Jumlah Peserta Non-PBI 187.803
(Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Tahun 2016)

Program ini merupakan program yang dirancang sebagai asuransi

kesehatan nasional yang dikelola oleh pemerintah pusat dengan asas gotong

royong yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, kehadiran program ini

merupakan angin segar untuk seluruh masyarakat Indonesia mengingat dengan

mahalnya jumlah uang biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat. untuk

mengatasi permasalahan tersebut pemerintah menyelenggarakan program Jaminan

Kesehatan Nasional dengan dibentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan (BPJS kesehatan) yang menyelenggarakan program jaminan kesehatan

atau yang disebut Jaminan Kesehatan Nasional, untuk menyukseskan program

Jaminan Kesehatan Nasional pemerintah berkerjasama dengan berbagai pihak

seperti rumah sakit, klinik, puskesmas dan apotik untuk menyelenggarakan

program tersebut di seluruh Indonesia, dengan adanya program tersebut

merupakan langkah kebijakan yang dimana masyarakat dapat terbantu dengan

adanya program tersebut untuk berobat tanpa mengeluarkan biaya cukup dengan

membayar iuran bulanan sehingga program ini diharapkan masyarakat agar lebih
12

berpartisipasi untuk berobat ke fasilitas kesehatan yang berkerja sama dengan

program Jaminan Kesehatan Nasiona Nasional.

Dengan diterapkannya program Jaminan Kesehatan Nasional diharapkan

kesenjangan sosial masyarakat dalam hal memperoleh hak kesehatan yang layak

dapat diatasi terutama permasalahan untuk memperoleh berobat bagi masyarakat

kurang mampu, namun dalam pelaksanaan program tersebut tidak luput dari

permasalahan yang dihadapi mengingat program tersebut dijalankan secara

serentak dan berjalan sudah 3 tahun, sehingga hal ini merupakan tugas berat

pemerintah dalam menjalankan program tersebut agar lebih efektif dan efesien.

adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional adalah sebagai berikut :

Pertama, Kurangnya sosialisasi langsung kepada masyarakat tentang

Program Jaminan Kesehatan Nasional. kurangnya sosialisasi yang dilakukan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan kepada masyarakat, hal ini

penulis amati dimana sosialisasi yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan kepada masyarakat hanya melalui media massa

sehingga publik merasa kurang paham sepenuhnya secara mendetail mengenai

program Jaminan Kesehatan Nasional, hal ini dikuatkan juga oleh pak yuanda

selaku Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kota Serang

dimana beliau menjelaskan mengenai keterkendalaan dalam meningkatkan jumlah

kepesertaan adalah kompetensi dan kualitas dari pemasarannya yang belum

dilakukan secara efektif, mengingat yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan dalam sosialisasi hanya melewat media massa (Sumber
13

: wawancara dengan Pak yuanda selaku Humas Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan Kota Serang).

Kedua, Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat Program

Jaminan Kesehatan Nasional Ketidak Pahaman masyarakat mengenai pentingnya

keikutsertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional untuk memperoleh manfaat

dari Program Jaminan Kesehatan Nasional. hal ini dapat dilihat dalam tabel

jumlah penduduk sebagai berikut :

Tabel 1.4
Jumlah Penduduk Kota Serang Tahun 2016
Berdasarkan Jenis Kelamin
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Serang 112.544 107.879 220.423
Kasemen 48.908 45.437 94.345
Walantaka 44.097 41.921 86..018
Curug 27.558 25.711 53.269
Cipocok Jaya 44.163 41.795 85.958
Taktakan 46.016 42.405 88.421
Jumlah 323.286 305.148 628.434
(Sumber : Disdukcapil Kota Serang, Tahun 2016)

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa terdapat

628.434 penduduk Kota Serang dari seluruh Kecamatan, sedangkan

peserta program Jaminan Kesehatan Nasional tidak mencapai

angka keseluruhan dari Jumlah Penduduk Kota Serang hal ini dapat

dilihat dalam Tabel Penunjang sebagai berikut :


14

Tabel 1.5
Data Jumlah Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Serang
Per-Desember 2016

Jumlah
No Kategori
Peserta
1 Bukan Pekerja 13.400
2 Peserta Bantuan Iuran APBD 37.472
3 Peserta Bantuan Iuran APBN 124.517
4 Pekerja Bukan Penerima Upah 24.180
5 Pekerja Penerima Upah 150.223
Jumlah Peserta Keseluruhan 349.792
jumlah Peserta PBI 161.989
Jumlah Peserta Non-PBI 187.803
(Sumber : BPJS Kota Serang, Tahun 2016)

Ketiga, Diskriminatif dalam pemberian pelayanan yang diberikan oleh

Rumah Sakit, berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti masih terdapatnya

Diskriminasi dalam pemberian pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan

dimana dalam hal tersebut mengatakan ruang kamar rawat inap sudah penuh

kepada pasien pengguna kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

kategori I dan II, selain itu terjadinya penelantaran peserta dari Program Jaminan

Kesehatan Nasional di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Dradjat Prawiranegara

(sumber : www.radarbanten.com/pasien-BPJS-ditolak dikutip desember 2017).

Keempat, Kurang Kompetensinya sumber daya manusia didalam

organisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kota Serang dalam

mensosialisasikan program Jaminan Kesehatan Nasional hal ini didasari kepada

kemampuan dan keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kota Serang.


15

Kelima, Tidak ada indikator yang menetapkan peserta yang layak untuk

memperoleh bantuan dari pemerintah ataupun pemerintah daerah dalam

menetapkan Peserta Bukan Penerima Upah, hal ini dapat dilihat dalam Undang-

Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional bagian Kepesertaan dimana tidak adanya

penetapan kriteria peserta yang berhak dibantu iurannya atau tidak.

Keenam, Tidak adanya sanksi hukum yang kuat terhadap masyarakat yang

tidak mengikuti Program Jaminan Kesehatan Nasional, hal ini dapat dilihat

dilapangan dimana masyarakat yang tidak mengikuti program Jaminan Kesehatan

Nasional tidak memperoleh sanksi mengingat keikutsertaan dalam program

Jaminan Kesehatan Nasional merupakan kewajiban bagi seluruh Masyarakat

Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka penulis perlu

melakukan mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang ada di (Locus)

tempat penelitian, dan berdasarkan pada pemaparan diatas maka peneliti dapat

mengidentifikasi permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya sosialisasi langsung kepada masyarakat tentang

Program Jaminan Kesehatan Nasional.

2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat tentang program Jaminan

Kesehatan Nasional.
16

3. Diskriminatif dalam pemberian pelayanan yang diberikan oleh

Rumah Sakit.

4. Kurangnya Kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki

dalam mensosialisasikan program Jaminan Kesehatan Nasional

Secara langsung.

5. Tidak adanya indikator dalam penetapan status kepesertaan.

6. Tidak adanya sanksi hukum yang tegas kepada Masyarakat yang

tidak mengikuti program Jaminan Kesehatan Nasional.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk memfokuskan penulis dalam

penulisan penelitian sesuai dengan permasalahan yang ada sehingga penelitiannya

tidak melebar kepada permasalahan yang perlu diteliti dan mencegah hal tersebut

terjadi, pembatasan masalah juga perlu untuk membantu penelulis agar fokus

kepada pelaksanaan penelitian.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis hanya terbatas pada

“Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam

Perluasan Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang” serta

menekankan fokus kepada persentasi Partisipasi dari pelaksanaan program

Jaminan Kesehatan Nasional yang dijawab oleh pengguna Kartu Jaminan

Kesehatan Kategori Peserta Bukan Penerima Upah Sebagai Responden dalam

penelitian peneliti.
17

1.4 Rumusan Masalah

Dari pemaparan permasalahan-permasalahan serta pembahasan-

pembahasan permasalahan yang telah dijabarkan didalam lokasi penelitian

sebelumnya oleh penulis mengenai Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan dalam meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja

Penerima Upah di Kota Serang maka penulis dapat merumuskan permasalahan

yang ada adalah :

”Seberapa besar Tingkat Efektivitas Strategi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan

Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan yasng hendak dicapai dalam penelitian ini

adalah :

“Untuk Mengetahui Berapa Besarkah Efektivitas Strategi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan

Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang”

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Praktis

Secara teoritis penelitian yang dilakukan ini dapat dipergunakan dalam

mengembangkan ilmu administrasi negara pada umumnya dan khususnya pada

pemerintah selaku pengambil keputusan.


18

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan, pengalaman

dan khasanah keilmuan tentang Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan suatu

program, dimana hal tersebut nantinya akan berguna untuk penulis dan pembaca

pada umumnya, penulis juga berharap penelitian ini juga dapat berguna bagi

pemerintah pusat dan pemerintah daerah Provinsi Banten terutama Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan selaku penyelenggara sebagai bahan

kajian dan evaluasi serta masukan bagi instansi pemerintah terkait untuk lebih

mengembangkan program ini lebih lanjut.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini tersusun atas sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan berisi tentang materi dasar yang akan

diuraikan pada bab bab selanjutnya yaitu mengenai masalah dan

uraian pembahasannya. Yang berisikan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penilaian penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab tinjauan pustaka berisi tentang teori-teori dari para ahli

yang relevan terhadap masalah. Setelah memaparkan teori,

kemudian membuat kerangka berpikir penelitian.


19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada metode penelitian ini berisi tentang beberapa uraian

penjelasan mengenai metode penelitian, fokus penelitian, Lokasi

Penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel penelitian,

teknik pengelolaan dan analisis data, serta waktu dan tempat

penelitian tersebut dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan pembahasan dalam penelitian

ini, proses penelitian, gambaran umum lokasi penelitian,

karakteristik responden, jawaban responden atas angket interpretasi

penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil

penelitian yang dilakukan, kemudian memberikan saran yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan agar adanya perbaikan yang lebih

baik terhadap program pemerintah.


20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Teori

2.1.1. Konsep Teori Efektivitas

Drucker (1964:5) mendefinisikan efektivitas sebagai melakukan

pekerjaan yang benar (doing the rights things), sedangkan efisiensi adalah

melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right). Dari kedua definisi yang

dikemukakan oleh Drucker tersebut, maka jelaslah perbedaan antara efektivitas

dengan efisiensi.

Chung & Megginson (Siahaan,1999:17) mendefinisikan efektivitas

sebagai istilah yang diungkapkan dengan cara berbeda oleh orang- orang yang

berbeda pula. Namun menurut Chung & Megginson yang disebut dengan

efektivitas ialah kemampuan atau tingkat pencapaian tujuan dan kemampuan

menyesuaikan diri dengan lingkungan agar organisasi tetap survive (hidup).

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Supriyono (2000:29)

mendefinisikan pengertian efektivitas, sebagai berikut :

“Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat


tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin
besar konstribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap
nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif
pula unit tersebut”
21

Oleh karena itu, dapat dijelaskan bahwa efektivitas merupakan hubungan

keluaran tanggung jawab dengan sasaran yang harus di capai. Semakin besar

keluaran yang dihasilkan dari sasaran yang akan dicapai maka dapat dikatakan

efektif dan efisien. Suatu tindakan yang mengandung pengertian mengenai

terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dan menekankan pada hasil

atau efeknya dalam pencapaian tujuan.

Sementara Gibson dkk (1994:31) memberikan pengertian efektivitas

dengan menggunakan pendekatan sistem yaitu (1) seluruh siklus input-proses-

output, tidak hanya output saja, dan (2) hubungan timbal balik antara organisasi

dan lingkungannya. Gibson berpendapat (1994:25), efektivitas dapat dibagi

menjadi tiga, yaitu :

1. Efektivitas individu, merupakan tingkatan efektivitas yang paling


dasar yang menekankan pada hasil karya individu atau anggota
tertentu dari organisasi.
2. Efektivitas kelompok yang lebih menekankan jumlah kontribusi
dari semua anggotanya.
3. Efektivitas organisasi, yang merupakan gabungan dari efektivitas
individu dan efektivitas kelompok yang secara sinergis mampu
mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatnya.

Sedangkan Robbins (1994:51-54) menyatakan bahwa efektivitas dapat

diukur dengan tiga pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan tujuan, dengan anggapan bahwa tujuan merupakan


ukuran efektivitas organisasi.
2. Pendekatan sistem, dengan anggapan bahwa kelangsungan hidup
dan perkembangan organisasi bergantung pada kemampuannya
menghasilkan produksi barang dan jasa yang dibutuhkan
lingkungannya. Pendekatan sistem ini lebih bersifat makro karena
22

efektivitas mencakup baik aspek organisasi maupun aspek


lingkungannya.
3. Pendekatan konstituasi-strategis, yang didasari pada berbagai pihak
yang berkepentingan dalam kinerja organisasi seperti :

a. Pimpinan organisasi berharap organisasi berjalan sesuai tujuan


yang telah ditetapkan,
b. Pemilik ingin meraih profit.
c. Manajer dan karyawan berharap memiliki penghasilan yang
tinggi,
d. Kreditur berharap organisasi mampu memenuhi kewajibannya,
e. Pemasok berkeinginan organisasi lancar melakukan
pembayaran,
f. Pemerintah berharap organisasi taat pada peraturan yang
telah ditetapkan,
g. Pelanggan dapat dilayani dengan baik oleh organisasi.

Menurut Gibson (1994:26-28) ukuran efektivitas organisasi dapat dilihat

dari perspektif waktu yang dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu :

1. Jangka pendek, yaitu ukuran kegiatan kurang atau sama dengan satu
tahun yang mencakup kuantitas dan kualitas produksi yang
dikonsumsi pelanggan, efisiensi penggunaan sumber organisasi,
serta kepuasan karyawan organisasi.
2. Jangka menengah, yaitu ukuran kegiatan organisasi selama 5 (lima)
tahun yang meliputi kemampuan organisasi beradaptasi dengan
perubahan internal dan eksternal, serta kemampuan memperbesar
kapasitas untuk berkembang.
3. Jangka panjang, yaitu memiliki jangka waktu yang tidak terbatas
dalam hal bertahan hidup dan berkembang.

Dari segi kriteria efektivitas menurut Makmur (2011: 7-9) terdapat

beberapa unsur-unsur kriteria efektivitas, yang diantaranya:

1. Ketepatan penetuan waktu, Sebagaimana kita maklumi bahwa waktu


adalah sesuatu yang dapat menentukan keberhasilan sesuatu kegiatan yang
dilakukan dalam sebuah organisasi. Demikian pula halnya akan sangat
berakibat terhadap kegagalan suatu aktivitas organisasi, penggunaan waktu
yang tepat akan menciptakan efektivitas pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
23

2. Ketepatan perhitungan biaya, Setiap pelaksanaan suatu kegiatan baik yang


melekat pada individu, organisasi, maupun negara yang bersangkutan.
Ketepatan dalam pemanfaatan biaya terhadap sesuatu kegiatan, dalam arti
bahwa tidak mengalami kekurangan sampai kegiatan itu dapat
diselesaikan. Demikian pula sebaliknya tidak mengalami kelebihan
pembiayaan sampai kegiatan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan
hasilnya memuaskan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
3. Ketepatan dalam pengukuran, Kita telah menyadari bahwa setiap kegiatan
yang dilakukan senantiasa mempunyai ukuran keberhasilan tertentu.
Ketepatan ukuran yang digunakan dalam melaksanakan suatu kegiatan
atau tugas yang dipercayakan kepada kita adalah merupakan bagian dari
keefektivitasan.
4. Ketepatan dalam menentukan pilihan, Kesalahan dalam memilih suatu
pekerjaan, metode, benda, sahabat, pasangan, dan lain sebagainya berarti
tindakan yang dilakukan itu gambaran ketidakefektivan serta kemungkinan
menciptakan penyesalan di kemudian hari.
5. Ketepatan berpikir, Memang kita tidak dapat menyangkal tentang
pemikiran Descartes yang mengungkapkan cogito ergo sum (aku ada
karena aku berpikir). Dengan demikian bahwa kelebihan manusia yang
satu dengan manusia lainnya sangat tergantung ketepatan berpikirnya,
karena ketepatan berpikir dari berbagai aspek kehidupan baik yang
berkaitan dengan dirinya sendiri maupun pada alam semesta yang
senantiasa memberikan pengarugh yang sifatnya positif maupun negatif.
6. Ketepatan dalam melakukan perintah, Keberhasilan aktivitas suatu
organisasi sangat banyak dipengaruhi oleh kemampuan seorang pemimpin,
salah satu tuntutan kemampuan memberikan perintah yang jelas dan
mudah dipahami oleh bawahan.
7. Ketepatan dalam menentukan tujuan, Organisasi apa pun bentuknya akan
selalu berusaha untuk mencapai tujuan yang telah mereka sepakati
sebelumnya dan biasanya senantiasa dituangkan dalam sebuah dokumen
secara tertulis yang sifatnya lebih stratejik, sehingga menjadi pedoman
atau sebagai rujukan dari pelaksanaan kegiatan sebuah organisasi, baik
yang dimiliki oleh pemerintah maupun organisasi yang dimiliki oleh
masyarakat tertentu.
8. Ketepatan sasaran, Sejalan dengan apa yang kita sebutkan di atas, bahwa
tujuan lebih berorientasi kepada jangka panjang dan sifatnya stratejik,
sedangkan sasaran lebih berorientasi kepada jangka pendek dan lebih
bersifat operasional. Jika sasaran yang ditetapkan kurang tepat, maka akan
menghambat pelaksanaan berbagai kegiatan itu sendiri.
24

Dari studi kepustakaan, terdapat berbagai pendekatan yang sangat

bervariasi dari para sarjana dalam memberikan perspektif mengenai konsep

efektivitas organisasi. Akibatnya dalam memberikan pengertian mengenai

efektivitas organisasi itu sendiri terjadi persepsi yang berbeda pula, tergantung

pada kerangka acuan yang digunakan. Pandangan ahli ekonomi dan keuangan

terhadap efektivitas organisasi ialah menekankan pada aspek keuntungan atau laba

investasi. Sedangkan para ilmuwan bidang publik, lebih menekankan kepada

aspek kualitas produk jasa pelayanan kepada masyarakat. Dalam kaitan dengan

pandangan-pandangan seperti di atas.

Berdasarkan berbagai pandangan para ahli dengan berbagai pandangan

yang berbeda mengenai konsep efektivitas organisasi, namun dapat diambil garis

besarnya bahwa yang dimaksud dengan efektivitas adalah kesesuaian antara

tujuan awal yang telah direncanakan dengan hasil akhir yang didapat.

2.1.2 Konsep Manajemen Strategi

Siagan dalam Rachmat (2014:15) menjelaskan bahwa manajemen

strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh

manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam

rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Menurut Rachmat (2014:14)

manajemen strategi adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan

pengevaluasian keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu

perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategi adalah proses penetapan

tujuan organisasi. Pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk

merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategi


25

mengombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis

untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan menurut pendapat para ahli lainnya Barney mengartikan

Manajemen Strategik sebagai pemilihan dan penerapan strategi, seangkan strategi

adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi dapat

mempertahankan kinerjanya. Adapun Grant memahami strategi sebagai

keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya untuk menciptakan

posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajemen strategik terlibat dengan

pengembangan dan implementasi stretegi dalam kerangka pengembangan

keunggulan bersaing. Selanjutnya Michael A. Hitt, R. Duane Ireland, dan Robert

E. Hoslisson menyebutkan bahwa manajemen strategik adalah proses untuk

membantu perusahaan dalam mengidentifikasi hal-hal yang ingin dicapai dan cara

mencapai hasil yang bernilai. Selanjutnya, menurut J. David Hunger dan Thomas

L.Wheelen Strategic management is that a set of managerial decisions and actions

that determines the long-run performance of a corporation. Yang artinya,

manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang

menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Rachmat, 2014:14-15).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat diketahui fokus manajemen

strategik terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,

produk/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer

untuk mencapai keberhasilan organisasi. Pada hakikatnya, manajemen strategik

adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang mengarah pada

pengembangan strategi yang efektif atau yang membantu perusahaan mencapai


26

tujuan. Dengan demikian, terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu

sebgai berikut :

1. Manajemen srategik terdiri atas tiga proses : (1) pembuatan


strategi, meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka panjang,
pengidentifikasian peluang dan ancaman serta kekuatan dan
kelemahan perusahaan, pengembangan alternatif strategi dan
penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi. (2) penerapan
strategi meliputi penentuan sasaran operasional tahunan, kebijakan
organisasi, pemotivasian anggota dan pengalokasian sumber daya
agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan. (3)
evaluasi kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memenuhi
memonitor seluruh hasul pembuatan dan penerapan strategi,
termasuk mengukur kinerja individu dan perusahaan serta
mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
2. Peran manajemen strategik meraih tujuan yang diinginkan oleh
suatu perusahaan. Dengan manajemen strategik, setiap unit atau
bagian yang ada di perusahaan dapat melaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya sebaik mungkin.

Adapun fungsi manajemen strategik menurut Rachmat, (2014:19-21)

adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat dalam proses

manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan

kegiatan ataupun perencanaan yang terstruktur untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Fungsi manajemen dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning), yaitu proses kegiatan memikirkan hal-hal


yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki dan
menentukan prioritas ke depan agar dapat berjalan sesuai dengan
tujuan dasar organisasi.
2. Pengorganisasian (Organizing), yaitu proses penyusunan
pembagian kerja dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya serta
penempatan orang yang menduduki fungsi-fungsi tersebut secara
tepat.
27

3. Pengarahan (Directing), yaitu tindakan untuk mengusahakan agar


semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
4. Pengevaluasian (Evaluating), yaitu proses pengawasan dan
pengendalian performa organisasi untuk memasstikan bahwa
jalannya organisasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut James A.F.Stoner menyatakan manajemen adalah

proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun menurut pendapat lainnya Stoner

Merumuskan keempat ungsi manajemen sebgai berikut :

1. Perencanaan (Planning) menunjukan bahwa para manajer


memikirkan tujuan dan kegiatan sebelum melaksanakannya.
2. Pengorganisasian (Organizing) berarti para manajer
mengkordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya bahan
yang dimiliki organisasi.
3. Memimpin (To Lead) menunjukan cara para manajer
mempengaruhi dan mengarahkan bawahannya.
4. Pengendalian (Conrolling) berarti para manajer berusha untuk
meyakinkan bahwa organisasi bergerak ke arah tujuan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi organisasi adalah

sebagai alat dari manajemen strategik untuk mencapai tujuan.


28

2.1.3 Proses Manajemen Strategi

Menurut Hunger dan Wheelen (2003:9) proses manajemen strategis

meliputi empat elemen dasar yaitu :

1. Pengamatan Lingkungan
a. Analisis Eksternal, Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-
variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada diluar
organisasi dan secara tidak khusus ada dalam pengendalian
jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel
tersebut membentuk keadaan dalam organisasi ini hidup.
Lingkungan eksternal memiliki dua bagian : Lingkungan kerja
dan Lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-
elemen atau kelompok secara langsung berpengaruh atau
dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi. Berapa
elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok,
komunitas lokal, pesaing, pelanggan, pedagang, kreditur, serikat
buruh, kelompok kepentingan khusus dan asosiasi perdagangan.
Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan-kekuatan umum
kekuatan itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-
aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering
mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.
b. Analisis Internal, Lingkungan internal terdiri dari variabel-
variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada didalam organisasi
tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari
manajemen puncak. Varibel-variabel tersebut membentuk
suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu
meliputi struktur, budaya dan sumber daya organisasi. Struktur
adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang
berkenaan dengan komunikasi, wewenang dan arus kerja.
Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan dan nilai-nilai yang
dibagikan oleh anggota organisasi. Sumber daya adalah aset
yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa
organisasi.
29

2. Perumusan Strategi, Perumusan strategi adalah pengembangan


rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan
dan ancaman lingkungan . dilihat dari kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi
perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai,
pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.
3. Implementasi Strategi, Implementasi strategi adalah proses dimana
manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan
melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Proses
tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh,
struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara
keseluruhan. Kecuali katika diperlukan perubahan secara drastis
pada perusahaan, manajer level menengah dan bawah akan
mengimplementasikan strateginya secara khusus dengan
pertimbangan dari manajemen punak.
4. Evaluasi dan Pengendalian, Evaluasi dan Pengendalian adalah
proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil
kinerja dimonitor dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer di
semua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan
tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasi
dan pengendalian merupakan elemen akhir yang utama dari
manajemen strategis. Elemen itu juga dapat menunjukan secara
tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi stretegi
sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulai
kembali.

Pada level korporasi, proses manajemen strategi meliputi aktivitas-

aktivitas mulai dari pengamatan lingkungan sampai evaluasi kinerja. Manajemen

mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan

mengamati lingkungan internal untuk kekuatan dan kelemahan faktor-faktor yang

paling penting untuk masa depan perusahaan disebut faktor-faktor strategis dan

diringkas dengan singkatan SWOT yang berarti Strenghts (Kekuatan), Weakness

(Kelemahan), Opportunies (Kesempatan), dan Treats (Ancaman)


30

Sedangkan menurut David mendefinisikan proses manajemen strategis

adalah usaha untuk mengulangi apa yang tejadi dalam pikiran orang cerdas,

instuisi yang mengetahui bisnis dan mengaitkannya dengan analisis, proses

manajemen strategis menurut David (2004:5-6) terdiri dari tiga tahapan yaitu :

1. Perumusan Strategi, Termasuk mengembangkan misi bisnis,


mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka
panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi
tertentu untuk dilaksanakan.
2. Implementasi Strategi, menuntut perusahaan untuk menetapkan
obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi
karyawan, mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang
dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk
mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur
organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran,
menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem
informasi, dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan
profesi organisasi.
3. Evaluasi Strategi, Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam
manajemen strategis, para manajer sangat perlu mengetahui kapan
strategi tertentu berfungsi dengn baik evaluasi strategi terutama
berarti berusaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi
dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternal
dan internal selalu berubah (David, 2004:5-6)

2.1.4 Konsep Pembangunan

Pembangunan biasanya secara umum didefinisikan sebagai rangkauan

usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang

ditempuh oleh suatu negara dan bangsa menuju modernitas. Pembangunan pada

hakekatnya adalah upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang

menjadi cita-cita bangsa Indonesia, pembangunan juga dipandang sebagai

peningkatan pertumbuhan eonomi disertai keadilan sosial secara sadar, tujuan-


31

tujuan yang harus dicapai dalam pembangunan yaitu kemakmuran secara adil

kepada semua warga negara, peningkatan kreativitas dan produktivitas bangsa,

alih teknologi, kebebasan dan martabat kemanusiaan yang lebih baik, partisipasi

penuh masyarakat dalam mengambil keputusan, kebebasan menyatakan pendapat,

dan pendidikan bagi semua anggota masyarakat. (Mochtar Lubis, 1990).

Sedangkan Menurut Mardikanto (1993:1-4) ialah pembangunan dapat diartikan

sebagai berikut :

1. Proses yang diupayakan secara sadar dan terencana.


2. Proses perubahan yang mencakup banyak aspek kehidupan
manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
3. Proses pertumbuhan ekonomi
4. Proses atau upaya yang dilaksanakan untuk memperbaiki mutu
hidup atau kesejahteraan individu dan seluruh warga masyarakat.
5. Pemanfaatan teknologi baru atau inovasi yang terpilih.

Hal yang serupa juga dikemukakan oleh (Rahardjo 1999:192)

pembangunan dapat diartikan sebagai berikut :

1. Proses yang menunjukan adanya suatu kegiatan guna mencapai


kondisi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi yang
mendahuluinya.
2. Usaha yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan perubahan
sosial melalui modernisasi, perubahan sosial yang dimaksud adalah
perubahan sosial yang utuh, bukan yang parsial. Dengan kata lain,
pembangunan adalah proses perubahan yang disengaja atau
direncanakan dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak
dikehendaki kearah yang dikehendaki.

Dengan demikian pembangunan masyarakat adalah setiap usaha usaha

perbaikanatau kegiatan yang dilakukanoleh seluruh warga masyarakat setempat

guna mencapai kondisi masyarakatnya setingkat lebih baik dari pada kondisi yang

mendahuluinya. Pembangunan masyarakat adalah suatu gerakan untuk


32

menciptakan tingkat kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat dengan

melibatkan peran serta nyata dari mereka (Hartoyo 1996:3-4), dari batasan

pengertian tersebut bahwa dalam pembangunan masyarakat terkandung 3 hal,

yaitu :

1. Adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruhanggota


masyarakat.
2. Kegiatan tersebut mempunyai tujuan, yaitu menciptakan tingkat
kehidupan yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya.
3. Kegiatan tersebut sangat diperlukan adanya peran serta nyata dari
seluruh anggota masyarakat.

Peran serta yang dimaksud adalah keterikatan langsung dari warga tanpa

adanya dorongan yang kuat dari pihak luar. Dalam hal ini peran serta yang

diharapkan tumbuh dan berkembang dari seluruh warga masyarakat hendaknya

meliputi :

1. Peran serta dalam pemikiran, misalnya dalam identifikasi masalah-


masalah yang perlu segera dibangun, membuat perencanaan
pembangunan, dan sebagainya.
2. Peran serta dalam penghimpunan dana, misalnya memberikan
sumbangan uang dan bahan-bahan guna pembangunan.
3. Peran serta dalam penyelesaian tenaga, misalnya turut serta dalam
kegiatan kerja bakti melaksanakan pembangunan.
4. Peran serta menikmati hasil pembangunan.

Menurut Siagian (1988:30-46), sedkitnya ada 10 prinsip dalam

penyelenggaran pembangunan masyarakat, yaitu :

1. Kesemestaan atau kompherensif, artinya cakupan bidang-bidang


pembangunan masyarakat harus meliputi seluruh segi kehiupan dan
penghidupan masyarakat luas.
2. Partisipasi masyarakat, maksudnya berapapun dominannya peranan
pemeritah dalam menyelenggarakan pembangunan tidak mungkin
seluruh beban menyelenggarakan pembangunan itu dipikul oleh
33

pemerintah beserta seluruh aparaturnya betapapun tingginya


disiplin dan dedikasi aparatur tersebut.
3. Keseimbangan, artinya sesuatu bidang pembangunan tidak dapat
dipandang lebih dari bidang yang lain. Bahwa sesuatu bidang
tertentu didahulukan pelaksanaannya, kiranya tidak merupakan
masalah, karena secara logis akan menuntun pelaksanaan yang
didasarkan atas sesuatu skala prioritas yang jelas.
4. Kontinuitas, maksudnya diperlukan kesinambungan pelaksanaan
berbagai kegiatan pembangunan itu, dan satu tahap pembangunan
hanyalah satu rantai dari sesuatu mata rantai yang amat panjang.
5. Pendekatan kesisteman, yaitu suatu cara yang tepat untuk
dipergunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit.
Pendekatan sistem ini tidak terlihat suatu komponen bergerak
dalam keadaan isolasi, melainkan melihat dan menganalisa
ketergantungan antara dua interrelasi serta interaksi diantara
komponen-komponen sehingga keseluruhan komponen bergerak
sebagai suatu kesatuan yang bulat.
6. Mengendalkan kekuatan tersendiri, namun bukan berarti bahwa
penyelenggaraan pembangunan itu dilakukan dalam suasana
terisolasi.
7. Kejelasan strategi dasar, maksudnya harus mengandung pedoman
pokok sebgai pegangan utama yang dalam proses selanjutnya perlu
dan memang dijabarkan dalam rencana danprogram kerja
yangdalam banyak hal ini dituangkan dalam proyek-proyek
pembanunan.
8. Skala prioritas yang jelas dan bersifat luwes, artinya skala prioritas
yang telah ditetapkan sebelumnya harus dimungkinkan untuk
ditinjau secara berkala dan apabila memang perlu dilakukan
penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga menjadi lebih realistis.
9. Kelesteraian ekologi, maksudnya pembangunan harus pula
sekaligus menjamin kelestarian ekologis dan keseimbangan
ekosistem di bumi ini.
10. Pemerataan disertai pertumbuhan, maksudnya hasil-hasil
pembangunan yang telah dicapai (seperti di bidang ekonomi) harus
sudah dapat dinikmati oleh masyarakat, terutama yang
berpenghasilan rendah, tetapi tidak dibagi habis sehingga tetap
tersedia kemampuan yang semakin meningkat untuk mencapai
hasil yang lebih besar di masa yang akan datang.
34

Pembangunan masyarakat sebagai suatu kegiatan dalam pelaksanaannya

haruslah berpegang teguh pada prinsip-prinsip pembangunan masyarakat. Prinsip

merupakan suatu pernyataan tentang kebijaksanaan yang dijadikan pedoman

dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten, suatu

prinsip dapat dijadikan sebagai landasan pokok yang diyakini kebenarannya bagi

pelaksanaan kegiatan. Menurut sanders dalam sjafari (2012:22) terdapat sepuluh

prinsip dalam pembangunan masyarakat, yakni :

1. Semua kegiatan yang dilakukan harus ada kaitannya dengan


kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat. Kegiatan pertama harus
dimunculkan dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
yang sudah diutarakannya.
2. Pengembangan lokal harus dilakukan melalui usaha-usaha yang
tidak berkaitan dengan substansi kegiatan, namun dengan demikian
pengembangan masyarakat memerlukan kegiatan yang terfokus
melalui keberadaan program-program yang memiliki tujuan ganda.
3. Perubahan perilaku masyarakat sama pentingnya dengan usaha-
usaha proyek pengembangan material dalam tahap awal
pembangunan.
4. Pembangunan komunitas bertujuan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat secara umu, evitalisasi keberadaan danperubahan
pemerintah lokal ke arah administrasi lokal yang lebih efektif.
5. Identifikasi, dan pelatihan dan pengayaan epemimpinan lokal harus
dijadikan tujuan utama dalam setiap program.
6. Pembebasan yang lebih besar dalam partisipasi wanita dan pemuda
dalam pembangunan komunitas, keberadaan mereka harus
dipertahankan dan dikembangkan masa mendatang.
7. Untuk mendapatkan hasil efektif, proyek pembangunan masyarakat
harus mendapatkan dukungan intensif dari pemerintah.
8. Implementasi program pembangunan masyarakat dalam skala
nasional menghendaki penerapan terhadap kebijakan yang
konsisten, pengaturan administrasi yang spesifik, rekrutmen dan
pelatihan personil, mobilisasi sumber daya dan organisasi
penelitian lokal dan nasional, eksperimentasi, dan evaluasi.
35

9. Sumber daya lembaga swadaya masyarakat harus dimanfaatkan


secara penuh dalam program pembangunanmasyarakat di tingkat
lokal, nasional, dan internasional.
10. Kemajuan ekonomi dan sosial di tingkat lokal memerlukan
pengembangan yang pararel di tingkat yang lebih luas secara
nasional.

2.1.4.1 Konsep Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Suharto (2010:2) Mengemukakan bahwa Kesejahteraan sosial memiliki

beberapa makna yang relatif berbeda walaupun substansinya tetap sama.

Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu :

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yaitu terpenuhinya


kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.
2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga
kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kegiatan kemanusiaan
yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan
sosial.
3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang
terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera.

Kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera (konsepsi

pertama), yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup,

khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian,perumahan,

pendidikan, daan perawatan kesehatan. Pembangunan kesejahteraan sosial

adalah usaha yang terencana an melembaga yang meliputi berbagai bentuk

intervensi sosial dan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia,

mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta memperkuat institusi-institusi

sosial, tujuan pembangunan kesejahteraan sosial adalah untuk meningkatkan

kualitas hidup manusia secara menyeluruh yang mencakup :


36

1. Peningkatan standar hidup, melalui seperangkat pelayanan sosial


dan jaminan sosial segenap lapisan masyarakat, terutama
kelompok-kelompok masyarakat yang kurang beruntung dan rentan
yang sangat memerlukan perlindungan sosial.
2. Peningkatan keberdayaan melalui pencapaian sistem dan
kelembagaan ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung harga
diri dan martabat kemanusiaan.
3. Penyempurnaan kebebasan melalui perluasan aksebilitas dan
pilihan-pilihan kesempatan sesuai dengan aspirasi, kemampuan dan
standar kemanusiaan.

2.1.5 Konsep Program

Secara umum pengertian program adalah penjabaran dari suatu rencana

dalam hal ini program merupakan bagian dari perencanaan sering pula diartikan

bahwa program adalah kerangka dasar dari pelaksanaan suatu kegiatan.untuk

lebih memahami mengenai pengertian program,berikut ini akan di kemukakan

definisi oleh beberapa ahli:

Pariata westra dkk (1989:236) mengatakan bahwa Program adalah

rumusan yang membuat gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta

petunjuk cara-cara pelaksanaannya. Menurut sindhunata, mengatakan bahwa:

Program adalah kelompok pernyataan yang persis dan berurutan yang gunanya

untuk memberi tahu bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.

Sedangkan menurut Thomas Dye yang dikutip dalam Subarsono (2005:2)

mendefinisikan bahwa kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan

atau tidak dikerjakan oleh pemerintah, alasan suatu kebijakan harus dilakukan dan

manfaat bagi kehidupan bersama harus menjadi pertimbangan yang holistik agar

kebijakan tersebut mengandung manfaat yang besar bagi warganya dan tidak
37

menimbulkan kerugian, disinilah pemerintah harus bijaksana dalam menetapkan

kebijakan.

Siagian (1998:117) mengemukakan bahwa Perumusan program kerja

merupakan perincian daripada suatu rencana dalam hubungannya dengan

pembagunan nasional program kerja itu berwujud berbagai macam bentuk dan

kegiatan. Dengan penjabaran yang tepat terlihat dengan jelas paling sedikit lima

hal, yaitu:

1. Berbagai sasaran konkrit yang ingin dicapai.


2. Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentu.
3. Besarnya biaya yang diperlukan beserta identifikasi sumbernya.
4. Jenis-jenis kegiatan operasional yang akan di laksanakan.
5. Tenaga kerja yang dibutuhkan baik ditinjau dari sudut
kualifikasinya maupun ditinjau dari segi sejumlahnya.

Suatu program yang baik menurut bintoro Tjokroamidjojo (1984:181)

harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tujuan yang dirumuskan secara jelas


2. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten atau
4. Proyek yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan program
seefektif mungkin.
5. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan dan
keuntungan-keuntungan yang diharapkan akan dihasilkan program
tersebut.
6. Hubungan dalam kegiatan lain dalam usaha pembagunan dan
program pembangunan lainnya.
7. Berbagai upaya dalam bidang manajemen, termasuk penyediaan
tenaga pembiayaan dan lain-lain untuk melaksanakan program
tersebut.dengan demikian,dalam menentukan suatu program harus
di rumuskan secara matang sesuai dengan kebutuhan agar dapat
mencapai tujuan melalui partisipasi dari masyarakat.
38

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa program

adalah perincian dari penyusunan suatu rencana yang dilakukan untuk mengatasi

dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi.

2.1.6 Konsep Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan Kesehatan Nasional adalah program jaminan berupa perlindungan

kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada

seriap orang yang telah membayar iuran atau iuran yang dibayar oleh pemerintah,

Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi

Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang

No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar

semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Kelebihan sistem

asuransi sosial dengan asuransi komersial bisa dilihat pada tabel 1.9 dibawah ini:

Tabel 2.1
Perbedaan Asuransi Sosial dan Asuransi Konvensional

No Asuransi Sosial Asuransi Komersial


Kepesertaan Bersifat Kepesertaan bersifat
1
wajib sukarela
2 Non profit Profit
Manfaat sesuai dengan
3 Manfaat Komperhensif
premi yang dibayarkan
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang, Tahun 2017)
39

Tujuan diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah

untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada

setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

Setiap peserta berhak untuk memperoleh Jaminan kesehatan yang bersifat

komprehensif (menyeluruh) yang terdiri dari:

1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, yaitu Rawat Jalan Tingkat


Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP).
2. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan, yaitu Rawat Jalan
Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL).
3. Pelayanan Promotif dan Preventif.
4. Pelayanan Kebidanan dan Neonental.
5. Pelayanan Obat dan Alat Kesehatan.
6. Pelayanan Gawatdarurat.
7. Pelayanan Ambulan bagi pasien rujukan dengan kondisi tertentu antar
fasilitas kesehatan.
8. Pemberian Kompensasi Khusus bagi peserta di wilayah yang tidak
tersedia fasilitas kesehatan. Pelayanan Kesehatan lain yang ditetapkan
oleh Mentri.

Badan penyelenggara jaminan sosial yang selanjutnya disebut BPJS

Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program

Jaminan Kesehatan. Program ini adalah program wajib yang diikuti oleh setiap

orang sebagai peserta termasuk orang asing yang berkerja di Indonesia paling

singkat selama enam bulan lamanya dimana iuran jaminan kesehatan harus

dibayar secara teratur dalam setiap bulannya oleh peserta, pemberi kerja ataupun

pemerintah, adapun bagi masyarakat fakir miskin atau tidak mampu memperoleh

bantuan sebagai peserta program dengan memperoleh bantuan iuran yang disebut

penerima bantuan iuran jaminan kesehatan yang dibayarkan oleh pemerintah,

adapun penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional meliputi dari :


40

1. Kepesertaan
2. Iuran kepesertaan
3. Penyelenggara pelayanan kesehatan
4. Kendali mutu dan kendali biaya
5. Pelaporan dan utilization review

Kepesertaan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional terbagi menjadi

dua macam peserta yaitu :

1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan, adapun yang dimaksud dengan


peserta PBI Jaminan Kesehatan adalah pekerja penerima upah dan
anggota keluarganya termasuk warga negara yang berkerja di
Indonesia paling singkat enam bulan dan anggota keluarganya,
pekerja bukan penerima upah dan anggota kelurganya termasuk
warga negara asing yang berkerja di Indonesia paling singkat enam
bulan dan anggota keluarganya dan terakhir adalah bukan pekerja
dan anggota keluarga.
2. Peserta non-PBI Jaminan kesehatan, adapun yang dimaksud dengan
peserta PBI non-Jaminan Kesehatan adalah peserta pekerja
penerima upah dan anggota keluarganya termasuk warga negara
asing yang berkerja di Indonesia paling singkat enam bulan dan
anggota keluarganya yang terdiri atas :

a. Pegawai Negeri Sipil.


b. Anggota TNI.
c. Anggota Poliai Republik Indonesia.
d. Pejabat Negara.
e. Pegawai pemerintah non pegawai negeri.
f. Pegawai swasta.
g. Pekerja yang tidak termasuk dalam poin a sampai f yang
menerima upah.

Selain itu terdapat Iuran Jaminan Kesehatan Nasional Sesuai Peraturan

Presiden Nomor 111 Tahun 2013 jenis Iuran dibagi menjadi:

1. Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh


Pemerintah Pusat dibayar oleh Pemerintah Pusat dan iuran yang
didaftarkan Pemerintah daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah (orang
miskin dan tidak mampu).
2. Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS,
Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non pegawai
negeri dan pegawai swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang dipotong
langsung dari gaji bulanan yang diterimanya.
41

3. Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau


pekerja mandiri) dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
4. Peserta bukan Pekerja yaitu investor, perusahaan, penerima pensiun
swasta, veteran, dibayar oleh Peserta yang bersangkutan. Sedangkan
penerima pensiunan pemerintah, dibayar oleh pemerintah dan Peserta
yang bersangkutan. Untuk perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim
piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan) dibayar oleh Pemerintah.

Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah

yang terdiri atas PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai

Pemerintah Non Pegawai Negeri akan dipotong sebesar 5 persen dari gaji atau Upah

per bulan, dengan ketentuan 3 persen dibayar oleh pemberi kerja, dan 2 persen

dibayar oleh peserta. Tapi iuran tidak dipotong sebesar demikian secara sekaligus.

Karena secara bertahap akan dilakukan mulai 1 Januari 2014 hingga 30 Juni 2015

adalah pemotongan 4 persen dari Gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 4

persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5 persen dibayar oleh Peserta. Namun mulai

1 Juli 2015, pembayaran iuran 5 persen dari Gaji atau Upah per bulan itu menjadi 4

persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1 persen oleh Peserta.Sementara bagi peserta

perorangan akan membayar iuran sebesar kemampuan dan kebutuhannya. Untuk saat

ini sudah ditetapkan bahwa:

1. Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 80.000 per orang


per bulan.
2. Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 51.000 per orang
per bulan.
3. Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang
per bulan.

Pembayaran iuran ini dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulan dan

apabila ada keterlambatan dikenakan denda administratif sebesar 2 persen dari total

iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan. Dan besaran iuran

Jaminan Kesehatan ditinjau paling lama dua tahun sekali yang ditetapkan dengan
42

Peraturan Presiden. Sedangkan Fasilitas Kelas untuk Peserta JKN yang telah

ditetapkan yaitu:

1. Penerima Bantuan Iuran (PBI) Orang yang tergolong fakir miskin dan
tidak mampu yang dibayarkan preminya oleh pemerintah
mendapatkan layanan kesehatan kelas III.
2. Pekerja penerima upah (PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara,
Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta, akan
mendapatkan pelayanan kelas I dan II.
3. Pekerja bukan penerima upah (Pekerja di luar hubungan kerja atau
pekerja mandiri, karyawan swasta) akan mendapatkan pelayanan kelas
I, II dan III sesuai dengan premi dan kelas perawatan yang dipilih.
4. Bukan pekerja (investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran,
perintis kemerdekaan serta janda, duda, anak yatim piatu dari veteran
atau perintis kemerdekaan. Termasuk juga wirausahawan, petani,
nelayan, pembantu rumah tangga, pedagang keliling dan sebagainya)
bisa mendapatkan kelas layanan kesehatan I, II, dan III sesuai dengan
premi dan kelas perawatan yang dipilih.

Adapun untuk lebih jelasnya Kriteria kepesertaan JKN dapat dilihat pada

tabel 2.2 dibawah ini:

Tabel 2.2
Kriteria Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

No. Kriteria Peserta


1. Peneriman Bantuan a. Orang yang tergolong fakir miskin
Iuran (PBI) Jaminan dan orang tidak mampu.
Kesehatan b. Penetapan peserta PBI Jaminan
Kesehatan dilakukan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
2. Pekerja Penerima Upah a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri;
d. Pejabat Negara;
e. Pegawai Pemerintah Non Pegawai
Negeri;
f. Pegawai Swasta; dan
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a
samapai dengan huruf f yang sudah
menerima upah
43

3. Pekerja Bukan a. Pekerja di luar hubungan kerja atau


Penerima Upah pekerja mandiri
b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a
yang bukan penerima upah
4. Bukan Pekerja a. Investor;
b. Pemberi Kerja;
c. Penerima Pensiun;
d. Veteran;
e. Perintis Kemerdekaan; dan
f. Bukan pekerja yang tidak termasuk
huruf a sampai dengan huruf e yang
mampu membayar iuran
5. Warga Negara Asing Wargra negara asing yang bekerja di
Indonesia paling singkat 6 (enam)
bulan.
6. Warga Negara Jaminan Kesehatan bagi Pekerja Warga
Indonesia di Luar Negara Indonesia yang bekerja di Luar
Negeri Negeri diatur dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
tersendiri.
7. Anggota Keluarga bagi a. Istri atau suami yang sah dari
Pekerja Penerima Upah peserta; dan
b. Anak kandung, anak tiri &/atau anak
angkat yang sah dari peserta, dengan
kriteria:
- Tidak atau belum pernah menikah
atau tidak mempunyai penghasilan
sendiri; dan
- Berlum berusia 21 tahun atau belum
berusia 25 tahun yang masih
melanjutkan pendidikan formal.
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang, Tahun 2017)

Adapun dalam hal kepesertaan dari Program Jaminan Kesehatan Nasional,

peserta sekaligus pengguna Kartu BPJS Kesehatan memiliki beberapa Hak dan

Kewajiban yang harus dipenuhi, Setiap peserta mempunyai hak untuk :

a. Mendapatkan identitas peserta.


b. Mendapatkan nomor virtual account
c. Memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang berkerja sama
dengan pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
d. Memperoleh manfaat dari Jaminan Kesehatan.
44

e. Menyampaikan pengaduan kepada fasilitas kesehatan dan atau


BPJS Kesehatan yang berkerja sama ;
f. Mendapatkan informasi pelayanan kesehatan dan
g. Mengikuti program asuransi kesehatan tambahan.

Dengan demikian maka manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional

yang telah dipaparkan sebelumnya mencakup pelayanan promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan dan dilakukan oleh

penyelenggara pelayanan kesehatan yang berkerjasama dengan BPJS Kesehatan,

adapaun kewajiban yang harus dipenuhi oleh peserta BPJS Kesehatan adalah

sebagai berikut :

1. Membayar iuran.
2. Melaporkan perubahan data kepesertaan.
3. Melaporkan perubahan status kepesertaan
4. Melaporkan kerusakan dan atau kehilangan kartu identitas peserta
Jaminan Kesehatan.

Dalam kategori kepesertaan yang telah ditetapkan, Pemerintah

menetapkan besaran dalam iuran yang harus dibayar oleh peserta dalam setiap

bulannya adapun besaran Iauran dalam masing-masing Kepesertaan yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah adalah sebagaimana dalam Tabel 1.3 dimana dalam

Tebel tersebut Iuran bulanan yang diberikan diajukan sesuai dengan kemampuan

atau kesanggupan setiap Peserta yang menanggung Iuran Sendiri ataupun

Ditanggung oleh Pemberi Kerja yang akan berpengaruh terhadap Kategori Kelas

dari BPJS Kesehatan. Adapun rencana strategi yamh dirumuskan oleh BPJS

Kesehatan dalam meningkatakan jumlah kepesertaan non-PBI adalah Sebagai

Berikut :
45

Tabel 2.1
Tujuan dan Sasaran BPJS Kesehatan

Kebijakan
No Tujuan Sasaran
Strategi
Membangun
kemitraan strategis Tercapainya
Meningkatkan dengan berbagai kepesertaan
Cakupan lembaga dan semesta sesuai
1 Kepesertaan mendorong partisipasi dengan peta jalan
Melalui Kartu masyarakat dalam menuju Jaminan
Indonesia Sehat perluasan kepesertaan Kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional
Nasional (JKN).
Menjalankan dan
Peningkatan memantapkan sistem
Jumlah jaminan pelayanan
Fasilitas kesehatan yang
Kesehatan yang efektif, efisien, dan
2
menjadi bermutu kepada
penyedia peserta melalui
layanan Sesuai kemitraan yang
Standar optimal dengan
fasilitas kesehatan.
Mengoptimalkan
pengelolaan dana
Peningkatan program jaminan
Tercapainya
Pengelolaan sosial dan dana BPJS
jaminan
Jaminan Kesehatan secara
pemeliharaan
3 Kesehatan efektif, efisien,
kesehatan yang
dalam Bentuk transparan dan
optimal dan
Penyempurnaan akuntabel untuk
berkesinambungan
dan Koordinasi mendukung
kesinambungan
program
Membangun BPJS
Penyempurnaan Kesehatan yang
Sistem efektif berlandaskan
Pembayaran prinsip-prinsip tata
untuk kelola organisasi yang
4
Penguatan baik dan
Pelayanan meningkatkan
Kesehatan kompetensi pegawai
Dasar untuk mencapai
kinerja unggul.
46

Mengimplementasikan
Pengembangan
dan mengembangkan
Berbagai
sistem perencanaan
Regulasi
dan evaluasi, kajian,
termasuk
5 manajemen mutu dan
Standar
manajemen risiko atas
Guideline
seluruh
Pelayanan
operasionalisasi BPJS
Kesehatan
Kesehatan.
Mengembangkan dan
Peningkatan
memantapkan
Kapasitas Terciptanya
teknologi informasi
Kelembagaan kelembagaan bpjs
dan komunikasi untuk
6 untuk kesehatan yang
mendukung
Mendukung unggul dan
keseluruhan
Mutu terpercaya
operasionalisasi BPJS
Pelayanan
Kesehatan
Pengembangan
Pembiayaan
pelayanan
7 Kesehatan
Kerjasama
Pemerintah-
Swasta
(Sumber : BPJS Kesehatan)

2.1.7 Pedoman Pelaksana Program Jaminan Kesehatan Nasional

Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk

memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan

Kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan

kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh

pemerintah. Adapun sasaran dalam pedoman pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional adalah seluruh komponen mulai dari pemerintah (pusat dan

daerah), BPJS, Fasilitas Kesehatan, Peserta dan Pemangku kepentingan lainnya

sebagai acuan dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, dan

Ruang lingkup pengaturan dalam pedoman pelaksanaan Program Jaminan


47

Kesehatan Nasional ini meliputi penyelenggaraan, peserta dan kepesertaan,

pelayanan kesehatan, pendanaan, badan penyelenggara dan hubungan antar

lembaga, monitoring dan evaluasi, pengawasan dan penanganan keluhan.

Dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional tidak luput

dari unsur-unsur penyelenggaraan yang terlibat dalam mengoperasionalkan

Program ini agar berjalan dengan baik, efektif, efesien dan optimal. Adapaun

unsur-unsur penyelenggara dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional meliputi

sebagai berikut :

a. Regulator.
Yaitu meliputi berbagai kementerian atau lembaga terkait antara
lain Kementerian Kodinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial,
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian dalam
Negeri dan Dewan Jaminan Sosial Nasional.
b. Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional adalah seluruh
penduduk indonesia, termasuk orang asing yang berkerja paling
singkat enam bulan di indonesia yang telah membayar iuran.
c. Pemberi Pelayanan Kesehatan.
Pemberi Pelayanan Kesehatan adalah seluruh fasilitas kesehatan
primer (fasilitas kesehatan tingkat pertama) dan rujukan (fasilitas
kesehatan tingkat lanjut).
d. Badan Penyelenggara.
Badan penyelenggara adalah badan hukum publik yang
menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan sebagaimana
ditetapkan oleh Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan mengacu kepada prinsip-prinsip

sebgaimana dimanfaatkan dalam undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, yaitu :


48

1. Kegotongroyongan.
Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, prinsip Gotong-royong
berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang
mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud
karena kepesertaanya yang bersifat wajib untuk seluruh penduduk.
2. Nirlaba.
Dana yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan adalah dana amanah yang dikumpulkan dari masyarakat
secara nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented).
Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya
kepentingan peserta.
3. Keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efesiensi dan efektivitas.
Prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan
dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
4. Portabilitas.
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka
berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah negara
kesatuan republik indonesia.
5. Kepesertaan yang wajib.
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi
peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat
wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan
kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah, serta kelayakan
penyelenggaran program.
6. Dana amanah.
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan
kepada badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam
rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
7. Hasil pengelolaan dana Jaminan Sosial.
Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besarnya pengembangan peserta.

Dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional memiliki

dua jenis manfaat dalam program BPJS kesehatan yaitu manfaat medis dan

manfaat non-medis, dimana yang dimaksud dalam manfaat medis adalah manfaat

berupa pelayanan kesehatan yang kompherensif (promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif) sesuai dengan indikasi medis yang tidak terikat dengan besarnya

iuran yang dibayarkan. Adapun manfaat non-medis meliputi akomodasi dan


49

ambulan. Dalam program ini memiliki manfaat yang dijamin didalamnya yaitu

sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.


2. Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan.
3. Pelayanan Promotif dan Preventif.
4. Pelayanan Kesehatan Kebidanan dan Neonatal.
5. Pelayanan Alat Kesehatan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil dua acuan

dari penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Pertama,

dari penelitian yang dilakukan oleh :

1. Rezqi Kurnia Gesar, Nurhayani, dan Balqis dalam sebuah karya

penelitian yang berjudul “Kesiapan Stakeholder Dalam

Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Di Kabupaten

Gowa”, dari Universitas Hasanudin Fakultas Kesehatan

Masyarakat 2014. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesiapan

fasilitas kesehatan, regulasi, dan sosialisasi stakeholder kepada

masyarakat dalam pelaksanaan program JKN di Kabupaten Gowa.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan informan

sebanyak delapan orang.Informan dalam penelitian ini adalah orang

yang dianggap layak dan memahami tentang kesiapan pelaksanaan

program jaminan kesehatan.Pengumpulan data dilakukan dengan

metode indepth interview, observasi, dan telaah dokumentasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa belum ada kesiapan untuk aspek

fasilitas kesehatan dikarenakan alat kesehatan masih kurang, aspek


50

regulasi juga belum terlihat kesiapannya dikarenakan belum ada

petunjuk teknis di Kabupaten Gowa mengenai jaminan kesehatan,

untuk sosialisasi sudah dilakukan seluruh pihak stakeholder.

Namun karena sosialisasi yang belum optimal sehinggga masih

banyak masyarakat belum memahami tentang program Jaminan

Kesehatan Nasional. Kesimpulan dari penelitian ini adalah belum

adanya kesiapan stakeholder dalam pelaksanaan program Jaminan

Kesehatan Nasional di Kabupaten Gowa disarankan agar fasilitas

kesehatan untuk melengkapi dan meningkatkan sarana

prasarananya, pemerintah lebih memperhatikan implementasi

program Jaminan Kesehatan Nasional, serta sosialisasi ke

masyarakat lebih dioptimalkan.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini dilatar belakangi oleh berbagai permasalahan-permasalahan

yang dijumpai didalam masyarakat mengingat perspektif masyarakat yang masih

kuno dan pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional yang masih memiliki

berbagai permasalahan dalam pelaksanaannya, selain itu penelitian ini digunakan

untuk melihat tingkat Partisipasi Masyarakat dalam pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional dimana dalam hal tersebut merupakan program yang sudah

berusia menuju 3 tahun dan dapat dikatakan program tersebut masih baru dimana

program ini mulai diimplementasikan pada tahun 2014, akan tetapi permasalahan

yang dimiliki dalam program ini membuat penulis ingin mengkaji secara umum

Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam


51

Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang, adapun kerangka

berpikir yang penulis susun adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Input
1. Kurangnya sosialisasi langsung kepada masyarakat tentang
Program Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat tentang program Jaminan
Kesehatan Nasional.
3. Diskriminatif dalam pemberian pelayanan yang diberikan oleh
Rumah Sakit.
4. Kurangnya Kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki
dalam mensosialisasikan program Jaminan Kesehatan Nasional
Secara langsung.
5. Tidak adanya indikator dalam penetapan status kepesertaan.
6. Tidak adanya sanksi hukum yang tegas kepada Masyarakat yang
tidak mengikuti program Jaminan Kesehatan Nasional.

Proses
Makmur (2011: 7-9)
1. Ketepatan penetuan waktu.
2. Ketepatan perhitungan biaya.
3. Ketepatan dalam pengukuran.
4. Ketepatan dalam menentukan pilihan.
5. Ketepatan berpikir.
6. Ketepatan dalam melakukan perintah.
7. Ketepatan dalam menentukan tujuan.
8. Ketepatan sasaran.

Output

Efektivitas strategi Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial dalam peningkatan jumlah peserta bukan
penerima upah lebih baik

(Sumber : Dikelola oleh Penulis, Tahun 2017)


52

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata hpypo = kurang dari, dan thesis = pendapat.

Hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau pendapat yang masih kurang.

Hipotesis juga dapat diartikan sebagai rumusan jawaban sementara yang harus

diuji dengan melakukan kegiatan penelitian (Ali, 1987:48), hipotesis adalah

hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Nazir, 2003:115). Hipotesis dapat

dikatakan kesimpulan sementara karena jawaban yang diberikan harus

berdasarkan pada teori yang relevan , belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008 :70).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis deskriptif, yaitu

jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif. Dengan mengacu pada

uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti menetapkan hipotesis

nolnya (H0) dalam berbentuk sebagai berikut :

“Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam

Perluasan Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang lebih dari sama

dengan 60% dari kriteria yang diharapkan”. Adapun Hipotesis Alternatifnya (Ha)

masing-masing adalah sebagai berikut :

“Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam

Perluasan Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang Tercapai kurang

dari 60%”. Adapun secara statistik hipotesis dapat dijabarkan sebagai berikut :

H0 : p ≥ 60%
Ha : p < 60 %
53

Adapun dalam penelitian ini peneliti menguji Hipotesis alternatif yang

berbunyi “Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

dalam meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota

Serang Tercapai paling tinggi 60%”


54

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Keith

Davis. Dengan menggunakan prinsip-prinsip teoritis yang sesuai dengan topik

yang diteliti kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan rancangan penelitian,

menyusun instrumen penelitian, dan menginterprestasikan data yang pada

akhirnya akan membentuk suatu kesimpulan. Perolehan data didapat dengan

menggunakan metode kuantitatif berupa penyebaran kusioner. Apabila ditinjau dari

jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif.

3.2 Fokus Penelitian

Karena terlalu luasnya penelitian maka ruang lingkup penelitian yang

digunakan sebagai batasan penelitian agar dapat fokus pada penelitian yang

dijalankan sehingga dapat memudahkan peneliti dalam mlakukan penelitian yaitu

mengenai Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

dalam meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota

Serang.

Pembatasan ruang lingkup penelitian ini didasarkan kepada permasalahan-

permasalahan yang terjadi yang telah dijelaskan secara terperinci dalam

identifikasi masalah, adapun dalam ruang lingkup pembatasan masalah pada fokus

penelitian ini adalah mengenai Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan


55

Sosial Kesehatan dalam meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima

Upah di Kota Serang.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu menjelaskan lokasi penelitian yang akan dilakukan

nanti termasuk menjelaskan tempat, dan alasan memilihnya. Kota Serang dipilih

dikarenakan beberapa alasan yang ditemukan dalam permasalahan-permasalahan

yang dijumpai di lapangan sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sub bagian

latar belakang masalah sebelumnya, selain itu hal ini didasari kepada lokasi

penelitian dimana kota serang merupakan ibu kota provinsi banten tetapi memiliki

kualitas kesehatan masyarakatnya berada dibawah rata-rata provinsi banten.

3.4. Instrumen Penelitian

Menurut Bungin (2009:94) Pengertian dasar dari instrumen penelitian

adalah pertama, instrumen penelitian menempati posisi teramat penting dalam

hal bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh data di lapangan.

Kedua, instrumen penelitian adalah bagian paling rumit dari keseluruhan proses

penelitian. Kesalahan bagian ini, dapatdipastikan suatu penelitian akan gagal atau

berubah dari konsep semula. Ketiga, bahwa pada dasarnya instrumen penelitian

kuantitas memiliki dua fungsi yaitu sebagai substitusi dan sebagai suplemen. Pada

beberapa instrumen umpamanya angket, instrumen penelitian menjadi wakil

peneliti satu-satunya di lapangan atau wakil satu-satunya orang yang membuat

instrumen penelitian tersebut. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dan diukur dari indikator

indikator variabel yang diberikan oleh penulis. Karena melakukan penelitian harus
56

ada alat ukur yang baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

kuisioner dengan variabel tunggal yaitu Partisipasi. Dalam melakukan sebuah

penelitian maka diperlukan teknik pengumpulan data yaitu suatu pencatatan dari

peristiwa-peristiwa dari elemen populasi yang menunjang suatu penelitian yang

sedang dilakukan. Tujuannya untuk mendapatkan data dan informasi yang valid

dan objektif sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian.

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah berbentuk kuesioner

dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel atau variabel mandiri. Sedangkan

skala pengukuran instrumen yang digunakan adalah skala likert, skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:107).

Dalam penelitian ini skala pengukuran instrumen yang digunakan adalah

Skala Likert. Skala Likert digunakans untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau secara sekelompok orang tentang fenomena sosial yang

terjadi. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun instrumen yang daat berupa pernyataan atau pertanyaan dan diberikan

jawaban pada setiap item instrumennya. Berikut ini merupakan skoring item

instrumen dari jawaban resonden mengenai Efektivitas Strategi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam meningkatkan Jumlah Peserta

Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang, yaitu :


57

Tabel 3.1
Tabel Skala Likert

Pilihan Jawaban Skor


Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

Hasil Jawaban di setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert,

akan mempunyai gradiasi sangat positif sampai sangat negatif. Dan untuk

keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setiap item instrumen diberi skor

yaitu dimana resonden diminta untuk memilih angka 1 hingga 4. Angka 1

mempresentasikan sikap responden yang sangat tidak setuju terhadap pertanyaan

yang tertera didalam kuisioner, angka 2 mempresentasikan sikap responden yang

tidak setuju terhadap pertanyaan yang tertera didalam kuisioner, angka 3

mempresentasikan sikap responden yang setuju terhadap pernyataan yang tertera

didalam kuisioner, dan angka 4 mempresentasikan sikap responden yang sangat

setuju terhadap pertanyaan yang tertera didalam kuisioner. Karena penelitan ini

berkaitan dengan Partisipasi Masyarakat dalam program Jaminan Kesehatan

Nasional maka penelitian ini menggunakan indikator yang tertera dalam

pengukuran partisipasi masyarakat.


58

3.4.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis teknik pengumpulan data, yakni :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumber data

tersebut diperoleh melalui responden. Data-data primer tersebut

didapat melalui:

a. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti

ingin mengetahui dengan pasti jumlah variabel yang akan diukur

dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

b. Interview (Wawancara)

Interview adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua

pihak atau lebih yang terdiri atas pewancara dan responden

sebagai pengadu atau pemberi pernyataan. Wawancara

terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

informasi apa yang akan diperoleh, oleh karena itu dalam

melakukan wawancara penulis telah menyiapkan pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannyapun telah


59

disiapkan. Dalam proses wawancara penelitian ini penulis

menggunakan interview secara terstruktur.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, dengan cara

membaca dan mengutip data-data yang terdapat dalam buku, artikel,

jurnal, skripsi, tesis, situs internet, penelitian terdahulu, dan berbagai

literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian dan dapat

mendukung penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini dapat

dilakukan melalui :

a. Studi Dokumentasi

Dokumen (Sugiyono, 2011:3260 berpendapat bahwa dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.

b. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data ini diperoleh melalui referensi yang relevean

dengan penelitian yang dijalankan dam tknik ini berdasarkan

text books maupun jurnal ilmiah.


60

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004 :72).

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian sedangkan sample adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2004:73), Lebih jauh (Sugiyono, 2004:55) menyebutkan bahwa

populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu dalam penelitian ini adalah

masyarakat Kota Serang sebagai peserta program Jaminan Kesehatan Nasional

sekaligus pengguna dari Kartu BPJS Kesehatan di Kota Serang, sehingga hal ini

membuat peneliti untuk mengeneralisir penelitian ini dengan mengambil beberapa

populasi untuk dijadikan sampel, dalam hal ini populasi yang terdapat dalam

Penelitian ini adalah Jumlah dari Peserta Jaminan Kesehatan Nasional kategori

Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang sebagai Berikut :

Tabel 3.2
Jumlah Populasi Pertahun

Bulan PPU PBI-APBN PBI-APBD PBPU BP


September
150.223 124.517 37.472 24.180 13.400
2016
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang)
61

Berdasarkan Tabel tersebut diperoleh jumlah populasi dari Peserta

Jaminan Kesehatan Nasional Kategori Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU)

pada Per-September 2016 mengalami kenaikan menjadi 24.180 Peserta, sehingga

dalam penelitian ini peneliti menjadikan Populasi Peserta Bukan Penerima Upah

Pada Tahun 2016 sebagai populasi yang akan diperhitungkan untuk dijadikan

Sampel Penelitian.

3.5.2 Sampel

Sampel yang merupakan bagian dari pada populasi, sample diambil darii

bagian populasi yang dipilih. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti. Sampel adalah mereka yang kebetulan ditemukan atau mereka yang

mudah ditemukan atau dijangkau (Soehartono, 2004:62).

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

masyarakat atau peserta dari program BPJS Kesehatan. Sedangkan teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik penarikan

sampel probabilita. adapun teknik yang digunakan untuk mengambil sampel

adalah teknik random sampling, teknik ini juga disebut acak, serampangan, tidak

pandang bulu, tidak pilih kasih, obyektif, sehingga seluruh elemen populasi

mempunyai kesempatan untuk menjadi sampel penelitian dengan kriteria

utamanya adalah pengguna kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

bagi Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang. Adapun Taraf kesalahan

dalam penelitian ini adalah sebesar 10% dengan menggunakan rumus Solvin

dalam Sugiyono (2011:57) adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :


62

N
n=
N. e + 1

Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
2
e = Tingkat Kesalahan

Adapun dalam hal ini peneliti melakukan perhitungan jumlah sampel


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

24.180
n=
24.180. 0,1 + 1

24.180
= 100
242,8

Berdasarkan perhitungan tersebut maka peneliti memperoleh jumlah

responden yang dijadikan sampel adalah 100 Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

dari kategori Peserta Bukan Penerima Upah.

3.6 Variabel Penelitian

3.6.1 Definisi Konsep

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partisipasi

Masyarakat. indikator teori yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian

ini berdasarkan identifikasi masalah diatas yaitu teori Partisipasi Masyarakat

Partisipasi Masyarakat Menurut Cohen dan Uphoff dalam Ulifah (2003:23) yang

terletak dari pengukaran empat indikator Partisipasi Masyarakat yaitu sebagai

berikut :
63

Dari segi kriteria efektivitas menurut Makmur (2011: 7-9) terdapat

beberapa unsur-unsur kriteria efektivitas, yang diantaranya:

1. Ketepatan penetuan waktu.

2. Ketepatan perhitungan biaya.

3. Ketepatan dalam pengukuran.

4. Ketepatan dalam menentukan pilihan.

5. Ketepatan berpikir.

6. Ketepatan dalam melakukan perintah.

7. Ketepatan dalam menentukan tujuan.

8. Ketepatan sasaran.

3.6.2 Definisi Operasional

Variabel yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah Partisipasi

Masyarakat Partisipasi Masyarakat Menurut Cohen dan Uphoff dalam Ulifah

(2003:23) yang terletak dari pengukaran empat indikator Partisipasi Masyarakat

yaitu sebagai beriku :


64

Tabel 3.3

Indikator Vatiabel

VARIABEL INDIKATOR NO.ITEM


1. Ketepatan penetuan waktu. 1,2,3,4,5

2. Ketepatan perhitungan biaya. 6,7,8,9,10

3. Ketepatan dalam pengukuran.


11,12,13,14
4. Ketepatan dalam menentukan 15,16,17,18,19
Kriteria pilihan.
Efektifitas
Menurut 5. Ketepatan berpikir. 20,21,22,23,24
Makmur
6. Ketepatan dalam melakukan 25,26,27
perintah.

7. Ketepatan dalam menentukan


tujuan. 28, 29, 30,31

8. Ketepatan sasaran. 32,33,34,35,36

3.7 Teknik Pengelolaan Data


Pengelolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Proses

pengelolahan data merupakam tahapan dimana data dipersiapkan, diklarifikasikan,

dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu

proses analisis data. Data yang telah terkumpul diolah dengan beberapa proses

(dalam sugiyono 2005:207) sebagai berikut :

1. Coding, yaitu tahap mengklasifikasikan data berdasarkan kategori

tertentu.

2. Editing, yaitu tahap mengoreksi kesalahan data yang ada pada data

yang yang harus dilakukan secara berulang ulang dan cermat.


65

3. Tabulating, yaitu tahap penyusunan data berdasarkan jenis-jenis

data, serta perhitungan dari kualitas dan frekuensi data yang

disajikan dalam bentuk tabel.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1. Uji Validitas Data

Sugiyono (2005:137) menjelaskan instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Hasil penelitian yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Kevalidan

instrumen berarti bahwa suatu instrumen benar-benar mampu mengukur variabel

yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian

antara konsep dan hasil pengukuran. Pada penelitian ini, pengujian validitas

dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment dengan

bantuan piranti lunak SPSS versi 21. Berikut ini adalah rumus korelasi product

moment :

∑ −∑ ∑
=
( ∑ − (∑ ) )( ( ∑ − ( (∑ ) )

Keterangan :
r = Koefisien Korelasi Product Moment
∑X = Jumlah Skor dalam sebaran X
∑Y = Jumlah Skot dalam sebaran Y
∑XY = Jumlah Hasil Kali skor X dan Y yang berpasangan
∑X2 = Jumlah Skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑Y2 = Jumlah Skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
n = Jumlah Sampel
66

Instrumen penelitian yang baik tentu saja instrumen yang valid, sehingga

dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data. Kevalidan

instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar mampu mengukur

variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat

kesesuaian antara konsep dan hasil pengukuran.

3.8.2 Uji Reliabilitas Data

Realibilitas berasal dari kata dalam bahasa inggris rely yang berarti

percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya (Purwanto, 2007:161).

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsistensi dengan

menggunakan teknik Cronbach Alpha. Cronbach Alpha yaitu penghitungan yang

dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir

pertanyaan dalam kuisioner, variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih

dari 0,30 (Purwanto, 2007:181). Pada penelitian ini pengujian reliabilitas

menggunakan teknik Cronbach Alpha dengan bantuan piranti lunak SPSS versi

21. Berikut ini adalah rumus Teknik Alpha Cronbavh yang akan digunakan dalam

penelitian :


= 1−
−1

Keterangan :
R11 = Koefisien reabilitas
K = Banyak Butir Soal (item)
∑ = Jumlah Varians Skor Setiap Soal (item)
= Varians Skor Total
X1 = Skor Total
N = Banyak Subyek (testi)
67

3.8.3 Uji T-Test


Uji T-Test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu atau lebih

variabel yang dataya berbentuk interval atau ratio. maka dalam pengujian

Hipotesis Deskriptif digunakan Uji T-Test Pihak Kiri untuk satu sampel atau satu

variabel, dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2005:207) :

X − μo
t= s
√n
Keterangan :
t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya dihitung t-hitung.
X = Nilai rata-rata x
= Nilai yang dihipotesiskan
S = Simpangan Baku Sampel
n = Jumlah anggota Sampel

3.9 Jadwal Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu dari bulan september 2016

sampai bulan juni 2017. Untuk jadwal penelitian yang dilakukan penulis sbuat

dengan bentuk tabel agar lebih jelas, adapun waktu pelaksanaan kegiatan

penelitian adalah sebagai berikut :


68

Tabel 3.4
Jadwal Penelitian
Bulan
No Keterangan Okt- Nov- Des- Jan- Feb- Mar- Apr- Mei- Juni- Juli-
16 16 16 17 17 17 17 17 17 17
1 Pengajuan judul
2 Penetapan Judul
3 Studi pendahuluan
Pencarian Data
4
Penelitian
Penyusunan
5
Proposal Bab I-III
Revisi Proposal
6
Bab I-III
7 Seminar Proposal
Pencarian Data
8
Penelitian
Penyusunan Bab
9
IV dan V
Revisi Bab IV dan
10
V
11 Sidang Skripsi
12 Revisi Skripsi
(Sumber : Dikelola oleh peneliti, 2017)
69

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Deskripsi obyek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian

yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan membeikan gambaran umum

Kota Serang, dan gambaran umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Kesehatan Kota Serang. Hal tersebut akan dijelaskan di bawah ini.

4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang

Sejak abad ke 16, Serang merupakan pusat pemerintahan, pusat

peragangan dan pusat kebudayaan, baik pada zaman kesultanan, zman kolonial,

maupun pada zaman kemerdekaan. Dengan letaknya yang strategis Kota Serang

merupakan jalur utama penghubung lintas Jawa-Sumatera dan merupakan

alternatif penyangga Ibu Kota Negara. Kora Serang merupakan wilayah

pemekaran dari Kabupaten Serang yang terbentuk pada tanggal 10 Agustus 2007

berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007. Secara Administratif Kota

Serang dibagi dalam 6 kecamatan dan 66 Kelurahan. Kecamatan Kasemen

nerupakan Kecamatan dengan Wilayah yang terluas yaitu sekitar 63,36Km2 atau

sekitar dari 23,75% luas wilayah Kota Serang, sedangkan kecamatan dengan luas

wilayah yang kecil adalah Kecamatan Serang yang hanya sekitar 25,88Km2 atau

9,7% dari luas wilayah Kota Serang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 Kota Serang

memiliki luas wilayah sekeluruhan ± 266,71KM2 dan terbagi menjadi enam

kecamatan Meliputi :
70

Tabel 4.1
Jumlah dan Luas Kecamatan di Kota Serang

Jumlah Luas Wilayah


No Kecamatan %
Kelurahan Km2
1 Curug 10 49,6 18,59
2 Walantaka 14 48,48 18,18
3 Cipocok Jaya 8 31,54 11,82
4 Serang 12 25,88 9,7
5 Taktakan 12 47,88 17,95
6 Kasemen 10 63,36 23,75
Jumlah 66 266,74 100
(Sumber : BPS Kota Serang, 2017)

Kota serang memiliki batasan-batasan wilayah dengan yang lainnya,

adapun wilayah yang berbatasan dengan Kota Serang adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Banten dan Laut Jawa.


2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang, Kecamatan
Cikeusal, Kecamatan Ciruas, Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeusal, Kecamatan
Petir, Kecamatan Baros Kabupaten Serang.
4. Senelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran, Keamatan
Waringin, Keamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.

Adapun Visi dan Misi yang dimiliki Kota Serang adalah sebagai berikut :
1. Visi Kota Serang
”Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang
Bertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian dan Budaya.”
2. Misi Kota Serang
1. Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur.
2. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Pendidikan.
3. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Kesehatan.
4. Peningkatan Ekonomi Kerakyatan serta Optimalisasi
Potensi Pertanian dan Kelautan.
5. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan, Hukum, dan
Peningkatan.
6. Penghayatan terhadap Nilai Agama.
71

4.1.2 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional, bangsa Indonesia telah memiliki sistem Jaminan

Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan

sosial nasional perlu dibentuk badan penyelenggara yang berbentuk badan

hukum publik berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan,

kehati- hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat,

dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk

pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk kepentingan Peserta.

Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional maka dibentuk Badan penyelenggara Jaminan Sosial

melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial. Dengan Undang-Undang ini dibentuk 2 (dua) Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan mulai beroperasi

menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014

dan merupakan transformasi kelembagaan PT Askes (Persero).

4.1.2.1 Sejarah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) ~ 1968,

Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur

pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan

ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230

Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus di lingkungan


72

Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan

Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr.

G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai embrio Asuransi Kesehatan Semesta.

Perusahaan Umum Husada Bhakti ~ 1984-1991, Untuk lebih meningkatkan

program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola

secara profesional, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22

Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan Bagi Pegawai Negeri Sipil,

Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya.

Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984. status badan penyelenggara

diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, kepesertaan program jaminan pemeliharaan

kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan

Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan

diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan badan

lainnya sebagai peserta sukarela. PT Askes (Persero) ~ 1992 - 2013 Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perusahaan Umum (Perum)

diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan pertimbangan

fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat

dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen lebih

mandiri. Pada tahun 2004 sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, PT Askes (Persero) sebagai

salah satu calon Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1241/Menkes/XI/2004 PT

Askes (Persero) ditunjuk sebagai penyelenggara Program Jaminan Kesehatan


73

Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM). PT Askes (Persero) mendapat penugasan

untuk mengelola kepesertaan serta pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Di

tahun 2008, Pemerintah mengubah nama Program Jaminan Kesehatan Bagi

Masyarakat Miskin (PJKMM) menjadi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas). PT Askes (Persero) berdasarkan Surat Menteri Kesehatan RI

Nomor 112/Menkes/II/2008 mendapat penugasan untuk melaksanakan

Manajemen Kepesertaan Program Jamkesmas yang meliputi tatalaksana

kepesertaan, tatalaksana pelayanan dan tatalaksana organisasi dan manajemen.

Untuk mempersiapkan PT Askes (Persero) bertransformasi menjadi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atas diberlakukannya Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN, maka dilakukan pemisahan Program Askes

Sosial dan Askes Komersial. Dan tahun 2008 dibentuk anak perusahaan PT

Askes (Persero) yaitu PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, yang didirikan

berdasarkan Akta Notaris Nomor 2 Tahun 2008, tanggal 6 Oktober 2008 dengan

perubahan Nomor 7 tanggal 18 Desember 2008 dengan Akta Nomor 4 tanggal 13

Maret 2009. Pada tanggal 20 Maret 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Keuangan Nomor Kep-38/KM.10/2009 PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia

selaku anak perusahaan dari PT Askes (Persero) telah memperoleh ijin

operasionalnya. Dengan dikeluarkannya ijin operasional ini maka PT

Asuransi Jiwa InHealth Indonesia mulai beroperasi secara komersial pada 1

April 2009. PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 10

Tahun 2009 ditugaskan untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi para

menteri dan pejabat tertentu (Program Jamkesmen). Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan


74

Sosial, Dewan Komisaris dan Direksi PT Askes (Persero) sampai dengan

beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan ditugasi untuk:

1. menyiapkan operasional BPJS Kesehatan untuk program jaminan


kesehatan .
2. menyiapkan pengalihan aset dan liabilitas, pegawai, serta hak dan
kewajiban PT Askes (Persero) ke BPJS Kesehatan.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan ~ 2014 – sekarang

Berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011

tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka pada tanggal 1 Januari 2014

PT Askes (Persero) bertransformasi kelembagaan menjadi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Transformasi tersebut diikuti adanya

pengalihan peserta, program, aset dan liabilitas, pegawai, serta hak dan kewajiban.

Sejak beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,

Kementerian Kesehatan tidak lagi menyelenggarakan program jaminan

kesehatan masyarakat, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia,

dan Kepolisian Republik Indonesia tidak lagi menyelenggarakan program

pelayanan kesehatan bagi pesertanya, kecuali untuk pelayanan kesehatan

tertentu berkaitan dengan kegiatan operasionalnya yang ditetapkan dengan

Peraturan Presiden dan PT Jamsostek (Persero) tidak lagi menyelenggarakan

program jaminan pemeliharaan kesehatan.

4.1.2.2 Visi, Misi, Sasaran dan Tata Nilai Organisasi

1. Visi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan


“Cakupan Semesta 2019” : Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh
penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang
75

diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


Kesehatan Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

2. Misi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kesehatan


a. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai
lembaga dan mendorong partisipasi masyarakat dalam
perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
b. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan
kesehatan yang efektif, efisien, dan bermutu kepada peserta
melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan.
c. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial
dan dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk
mendukung kesinambungan program.
d. Membangun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata
kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi
pegawai untuk mencapai kinerja unggul.
e. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem
perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu dan
manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
f. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk mendukung keseluruhan
operasionalisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan.

3. Sasaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan:


a. Tercapainya kepesertaan semesta sesuai peta jalan menuju
Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2019.
b. Tercapainya jaminan pemeliharaan kesehatan yang
optimal dan berkesinambungan.
c. Terciptanya kelembagaan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
4. Tata Nilai Organisasi

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan menetapkan dan


mengembangkan tata nilai organisasi yang terdiri atas 4 (empat) elemen,
yaitu :
a. Integritas, merupakan prinsip dalam menjalankan setiap
tugas dan tanggung jawab melalui keselarasan berpikir,
berkata dan berperilaku sesuai keadaan sebenarnya.
b. Profesional, merupakan karakter dalam menjalankan tugas
dengan kesungguhan, sesuai kompetensi dan tanggung
jawab yang diberikan.
76

c. Pelayanan Prima, merupakan tekad dalam memperikan


pelayanan terbaik dengan ikhlas kepada seluruh peserta.
d. Efisiensi Operasional, merupakan upaya untuk mencapai
kinerja optimal melalui perencanaan yang tepat dan
penggunaan anggaran yang rasional sesuai kebutuhan.

4.1.3 Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional

Kepesertaan Program JKN kategori PBPU di Kota Serang dijalankan oleh

Kantor Layanan Operasional Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Kota Serang, Di Kota Serang sendiri pelayanan operasionalitas yang diberikan

dalam Program JKN memiliki banyak mitra fasilitas kesehatan dalam

memberikan pelayanan bagi peserta JKN yang didalamnya terdapat klinik ataupun

puskesmas dan Rumah Sakit yang bersedia menampung atau memberikan

pelayanan kesehatan kepada pasien yang merupakan peserta program Jaminan

Kesehatan Nasional adapun fasilitas kesehatan mitra Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan kota serang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1
Data Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut Mitra BPJS Kesehatan di Kota
Serang
Data Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Mitra BPJS Kesehatan di Kota Serang
No Kode Nama Faskes Rumah Sakit Alamat
1 0222R004 RS Sari Asih Serang JL. JENDRAL SUDIRMAN NO. 38
2 0470R000 Rumah Sakit Umum Banten Jln. Syeh Nawawi Al Bantani
3 0470R001 RSIA Budiasih KH. Sochari No.39
4 1006R002 RS ABRI Kencana JL.Ahmad Yani No 23
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang Tahun 2017)

Berdasarkan tabel tersebut diapat dijelaskan dimana fasilitas kesehatan

tingkat lanjut yang berkerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan adalah sebanyak 5 rumah sakit di Kota Serang, yaitu Rumah Sakit Sari

Asih, Rumah Sakit Umum Banten, Rumah Sakit Ibu Anak Budiasih, Rumah Sakit

Satya Kencana (Datasemen Kesehatan Tentara) dan Rumah Sakit Umum


77

Dr.Dradjat Prawiranegara. Adapun sebelum mendapat perolehan pelayanan dari

Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut masyarakat selaku pengguna harus

memperoleh rujukan dari Fasilitas Tingkat Pertama di Klinik ataupun Puskesmas,

adapun Klinik dan Puskesmas yang berkerjasama dengan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan Kota Serang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2
Data Fasilitas Kesehatan Klinik Tingkat Pertama Mitra BPJS Kesehatan di
Kota Serang
Data Fasilitas Kesehatan Klinik Mitra BPJS Kesehatan di Kota Serang
No Kode Nama Faskes Klinik Alamat
1 0222U003 Klinik Jannah JL. ABD. HADI NO.7
2 0470B001 Klinik Bona Medika Serang Jl. Raya Serang Ruko Sukmajaya
3 0470B002 Klinik Aviva Jl. Ry Banten Lama KM.5 Sukabe
4 0470B003 Klinik Jasmine Serang Jl. Trip Jamaksari No.93
5 0470B005 Klinik Krakatau Medika Serang Jl. A. Yani No.114 Serang
6 0470B006 Klinik dr.Rostiati Jl. Raya Taktakan
7 0470B007 Klinik Utama Medika Jl. TB. Suwandi Puri Raya No.
8 0470B008 Klinik Permata Bunda Perumahan Griya Permata Asri B
9 0470B009 Klinik Permata Nabika Komplek PermataSerang Blok C N
10 0470B010 Klinik Buchori Jl. Yusuf M No. 36 Benggala
11 0470B012 Klinik Faiqoh Medika JL. PIPITAN WALANTAKA
12 0470B013 Klinik Serang Medika RUKO LEGOK SUKMAJAYA BLOK 5C 1
13 0470B014 Klinik Keagungan JL. KAGUNGAN NO. 39
14 0470B015 Klinik Sumber Sehat JL. A. YANI NO. 106
15 0470B016 Klinik Family Taman Lopang Indah Blok Parkit
16 0470B017 Klinik Wahyu Dharma Medika JL. RAYA PETIR KM. 4
17 0470B018 Klinik Amal Sehat 2 JL. LINGK SAYABULU CIRACAS
18 0470B019 Klinik Diasari Medika Curug KP. TINGGAR JALAN
19 0470B020 Klinik Valarie Bara Medika JL. LINK. SELATAN PURI INDAH
20 0470B021 Klinik Ikhlas Medika 1 KOMP. BUMI AGUNG PERMAI 1
21 0470B022 Klinik Jannah 3 Medika Jl. Raya Banten
22 0470B023 Klinik Budiasih Unyur Banten Jl. Raya Banten Km. 2
23 0470B024 Klinik Uwen Yuheni Jl. KH. Abdul Hadi, Kebon Jahe
24 0470U001 Klinik Sahabat Sehat JLRAYA TAKTAKAN 66
25 0470U002 Klinik Bina Sehat JL. KH FATAH HASAN KOMPL RUKO
26 0470U004 Klinik Amal Sehat JL.AYIB KUSMAN PEBAHARAN DUKUH
27 0470U005 Klinik Jannah 2 Ruko Nirwana Indah No 8-9
28 0470U006 Klinik Al-Barokah (JST) Jl. Raya Pipitan, Petir
29 0470U008 Klinik Bunda Medika (JST) Jl. Raya Jakarta Km.5 Parung
78

30 0470U009 Klinik Adnan Medika Jl. Raya Sawah Luhur KM.9


31 0470U010 Klinik Ikhlas Medika 2 JL. Raya Serang Jakarta KM 4
32 0470U011 Klinik Kimia Farma Benggala Jl. Yusuf Martadilaga No.144
Klinik Kimia Farma Ahmad Jl. A. Yani No.57 Serang
33 0470U012
Yani
(Sumber : BPJS Kesehatan Kota Serang Tahun 2017)
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh bahwa sebanyak 33 Klinik yang

telah berkerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kota

Serang dalam memberikan pelayanan tingkat pertama, Adapun Puskesmas yang

terdapat di Kota Serang sebagai berikut :

Tabel 4.3
Data Fasilitas Kesehatan Puskesmas Tingkat Pertama Mitra BPJS
Kesehatan di Kota Serang
Data Fasilitas Kesehatan Puskesmas di Kota Serang
No Kode Nama Faskes Puskesmas Alamat
1 4700001 Kalodran KALODRAN
2 4700102 Unyur DS. UNYUR
3 4700103 Banjar Agung DS BANJAR AGUNG
4 4700104 Pancur DS PANCUR
5 4700105 Sawah Luhur DS SAWAH LUHUR
6 4700106 Cipocok Jaya CIPOCOK
7 10060101 Serang JL. KI MAS JONG
8 10060201 Kasemen Kp. Sukadiri
9 10060401 Taktakan JL. TAKTAKAN GUNUNG SARI KM.6
10 10060501 Walantaka JL. RAYA CIRUAS PETIR KM5
11 10062701 Banten Girang Jl. Raya Pandeglang Km 4
12 10062801 Curug JL. Raya Petir
13 10062901 Singandaru Jl. Letnan Jidun No. 4
14 10063701 Kilasah Jl. Warung Jaud Sawah Luhur
15 10063901 Rawu JL. RAYA CIKEPUH RAU
16 10064001 Ciracas Jl. Adikara No. 1 Blok A
(Sumber : Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun 2017)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh bahwa terdapat 16 Puskesmas

di Kota Serang yang Berkerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Kota Serang yang tersebar di seluruh Kota Serang.


79

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik

4.2.1 Pengujian Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen

benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran. Dalam penelitian ini pengujian validitas tiap butir pertanyaan

digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total

yang merupakan jumlah tiap skor butir pertanyaan. Adapun jumlah sampel yang

diuji validitas ialah sebanyak 100 responden. Untuk menguji validitas instrumen

dalam penelitian ini digunakan rumus Pearson Product Moment dengan bantuan

program komputer Statistical Product Service Solution (SPSS) 21. Adapun rumus

Pearson Product Moment tersebut ialah sebagai berikut:

∑ −∑ ∑
=
( ∑ − (∑ ) )( ( ∑ − ( (∑ ) )

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka

diperoleh nilai rhitung untuk pernyataan item nomor 1 yaitu = 0,256 dan

seterusnya, bila koefisien korelasinya lebih besar atau sama dengan dari 0,195

yang merupakan hasil perhitungan rtabel dengan n = 100 dengan taraf signifikansi

5% maka instrumen dikatakan valid, sebaliknya bila koefisien korelasinya lebih

rendah dari 0,138 maka instrumen dikatakan tidak valid. Adapun hasil pengujian

validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


80

Tabel 4.4
Hasil Pengujian Validitas

No No
rhitung rtabel keterangan rhitung rtabel Keterangan
Item Item
1 0,256 0,195 Valid 21 0,340 0,195 Valid
2 0,221 0,195 Valid 22 0,229 0,195 Valid
3 0,195 0,195 Valid 23 0,230 0,195 Valid
4 0,256 0,195 Valid 24 0,256 0,195 Valid
5 0,354 0,195 Valid 25 0,203 0,195 Valid
6 0,200 0,195 Valid 26 0,440 0,195 Valid
7 0,250 0,195 Valid 27 0,239 0,195 Valid
8 0,202 0,195 Valid 28 0,440 0,195 Valid
9 0,242 0,195 Valid 29 0,205 0,195 Valid
10 0,415 0,195 Valid 30 0,259 0,195 Valid
11 0,234 0,195 Valid 31 0,203 0,195 Valid
12 0,200 0,195 Valid 32 0,253 0,195 Valid
13 0,273 0,195 Valid 33 0,211 0,195 Valid
14 0,292 0,195 Valid 34 0,291 0,195 Valid
15 0,224 0,195 Valid 35 0,216 0,195 Valid
16 0,221 0,195 Valid - - - -
17 0,284 0,195 Valid - - - -
18 0,257 0,195 Valid - - - -
19 0,283 0,195 Valid - - - -
20 0,262 0,195 Valid - - - -
(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan hasil pengujian validitas sebagaimana dalam tabel 4. Hal

tersebut menjelaskan bahwa seluruh responden yang berjumlah sebanyak 100

orang dapat menjawab seluruh pernyataan dalam kuesioner yang berjumlah

sebanyak 35 item instrumen yang dapat dikatakan seluruh instrumen valid,

dengan demikian maka 35 item instrumen tersebut dapat digunakan dalam

penelitian dan dapat diolah dalam analisis berikutnya.


81

4.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui kehandalan dari

sebuah instrumen atau kuesioner. Instrumen yang dilakukan uji reliabilitas adalah

instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak

valid tidak bisa dilakukan uji reliabilitas, adapun dalam pengujian Reliabilitas

terdapat kategori kekuatan dari pengujian reliabilitas adapun tabel hal tersebut

dapat dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 4.5
Tabel Kategori Reliabilitas

No Nilai Reliabilitas Kategori

1 Rxy 0, ≥ 0,200 Tidak Reliabel

2 Rxy0,200 ≥ 0,400 Reliabilitas Rendah

3 Rxy0,400 ≥ 0,600 Cukup Reliabel

4 Rxy0,600 ≥ 0,800 Reliabel

5 Rxy > 0,800 Sangat Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsistensi

dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Berikut ini rumus Alpha Cronbach

yang digunakan untuk menguji reliabilitas :


= 1−
−1

Adapun hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini

adalah nilai Alpha Cronbach yaitu sebesar 0,597 dengan menggunakan software

SPSS versi 21 dan dapat diperoleh hasilnya sebagaimana dalam tabel berikut :
82

Tabel 4.6
Tabel Uji Reliabilitas Data
Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,597 35

(Sumber : Pengelolaan Data Kuesioner, 2017)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas tersebut di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen dalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena sudah valid dan

cukup reliabel berdasarkan uji instrumen, maka instrumen dapat digunakan untuk

mengukur dalam rangka pengumpulan data.

4.3 Deskripsi Data Responden

4.3.1 Identitas Responden

Dalam penelitian ini yang berjudul Efektivitas Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota

Serang maka yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah peserta Jaminan

Kesehatan Nasional itu sendiri yang berkategori Peserta Bukan Penerima Upah di

Kota Serang secara keseluruhan yang berjumlah 24.180 peserta dengan

menggunakan rumus solvin dengan taraf kesalahan 10% yang menghasilkan 100

orang untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, adapun dalam penelitian ini

teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik

random sampling yang memilih responden dalam penelitian ini secara acak.

Dalam mengisi kuesioner peserta Jaminan Kesehatan Nasional selaku responden

diminta untuk memberikan identitas diri meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan
83

penghasilan, pekerjaan dan kategori kelas perawatan. Adapun karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Diagram 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Identitas Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
80% 72%

60%

40%
28%

20%

0%
Laki-Laki Perempuan

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas maka dapat diperoleh bahwa karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin terdapat 72% responden yang berjenis

kelamin laki-laki, sedangkan 28% lainnya merupakan responden yang berjenis

kelamin perempuan. Adapun karakteristik responden berdasarkan rentang usia

adalah sebagai berikut :


84

Diagram 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Rentang Usia

Identitas Responden
Berdasarkan Rentang Usia
70% 64%
60%
50%
40%
30% 24%
20% 12%
10%
0%
0%
18-28 29-39 40-50 >50

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh bahwa karakteristik

responden berdasarkan rentang usia dimana 12% responden berusia 18-28 tahun,

sementara 64% responden berusia 29-39 tahun, sedangkan 24% responden

berusia 40-50 Tahun, dan 0% responden berusia lebih dari 50 tahun. Adapun

karakteristik responden berdasarkan penghasilan adalah sebagai berikut :

Diagram 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan

Identitas Responden
Berdasarkan Penghasilan
60% 52%
50%
39%
40%
30%
20%
9%
10%
0% 0%
0%
<2,5 Juta 2,5-5 Juta 5-7,5 Juta 7,5-10 Juta >10 Juta

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)


85

Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh bahwa karakteristik

responden berdasarkan penghasilan dimana 52% responden berpenghasilan di

bawah 2,5 juta, sementara 39% responden berpenghasilan 2.500.001-5.000.000,

sedangkan 9% responden berpenghasilan 5.000.001-.7.500.000, dan 0%

responden berpenghasilan lebih dari 7.500.001. Adapun karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut :

Diagram 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

Identitas Responden
Berdasarkan Pekerjaan
100%
83%
80%

60%

40%

20% 6% 8%
1% 2%
0%
Pedagang Pengusaha Petani Nelayan Jasa

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh bahwa karakteristik

responden berdasarkan pekerjaan dimana 83% responden berprofesi sebagai

pedagang, sementara 1% responden berprofesi sebagai pengusaha, sedangkan 6%

responden berprofesi sebagai petani, dan 2% responden berprofesi sebagai

nelayan, dan 8% lainnya berprofesi di sektor jasa sebagai tukang ojek, driver dan

lainnya. Adapun karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah

sebagai berikut :
86

Diagram 4.5
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan

Identitas Responden
Berdasarkan Pendidikan
80%
71%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 16%
8%
10% 2% 3%
0% 0%
0%
SD SMP SMA Diploma S1 S2 S3

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh bahwa karakteristik

responden berdasarkan pendidikan terakhir dimana 8% responden berpendidikan

tingkat SD, sementara 16% responden berpendidikan tingkat SMP, sedangkan

71% responden berpendidikan tingkat SMA, dan 2% responden berpendidikan

tingkat diploma, dan 3% berpendidikan tingkat Strata 1 dan 0% lainnya

berpendidikan S2 dan S3. Adapun karakteristik responden berdasarkan kelas

perawatan adalah sebagai berikut :


87

Diagram 4.6
Identitas Responden Berdasarkan Kategori Kelas Perawatan

Identitas Responden
Berdasarkan Kategori Kelas
Perawatan
80%
58%
60%

40% 34%

20% 8%
0%
Kelas I Kelas II Kelas III

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas dapat diperoleh bahwa karakteristik

responden berdasarkan pekerjaan dimana 34% responden berkategori kelas I,

sementara 58% responden berkategori II, sedangkan 8% responden berkategori

kelas III. Adapun karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah

sebagai berikut :

4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Analisis data hasil penelitian merupakan suatu proses analisis yang

dilakukan peneliti dengan cara mendeskripsikan data hasil penyebaran kuesioner

yang ditujukan kepada peserta program Jaminan Kesehatan Nasional yang

termasuk dalam kategori Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang yang

menjadi sampel dalam penelitian peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

tanggapan mereka mengenai seberapa besar Tingkat Efektivitas Strategi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan dalam Meningkatkan Peserta Program

Penerima Upah di Kota Serang.


88

Adapun untuk lebih mendetailnya peneliti menjelaskan dalam bentuk

grafik disertai pemaparan dari hasil jawaban responden berdasarkan butir-butir

pernyataan yang dituangkan dalam kuesioner penelitian. Uraian kuesioner

diuraikan oleh peneliti dalam bentuk penjelasan butir-butir pernyataan secara

sistematis dimana kuesioner tersebut diajukan kepada 100 responden yang

menjadi sampel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.

Pemaparan mengenai butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator

pernyataannya sehingga akan terlihat beberapa penafsiran dalam menguraikan

jawaban responden yang berbeda bergantung dari indikator pernyataan.


89

4.4.1 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 1

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Diagram 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Strategi BPJS Kesehatan yang
menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional dalam meningkatkan
pesertanya sudah tepat dikarenakan menjawab permasalahan kesehatan
yang sudah lama ada di masyarakat

9%
19%

Sangat Tidak Setuju


25% Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

47%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 1 dapat dilihat bahwa

sebanyak 9% atau 9 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan

item nomor 1, sementara 25% atau 25 responden menyatakan tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 1, sedangkan 47% atau 47 responden menyatakan setuju

dengan pernyataan item nomor 1, adapun 9% atau 9 responden menyatakan sangat

setuju dengan pernyataan item nomor 1.


90

4.4.2 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 2

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Sosialisasi yang diberikan kepada
masyarakat melalui televisi dalam setiap waktunya yang dilakukan oleh
BPJS Kesehatan sudah tepat

14% 17%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
28% Sangat Setuju
41%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 2 dapat dilihat bahwa

sebanyak 17% atau 17 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 2, sementara 28% atau 28 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 2, sedangkan 41% atau 41 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 2, adapun 14% atau 14

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 2.


91

4.4.3 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 3

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.9
Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku pihak yang
menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional dalam melakukan
perluasan cakupan dengan melibatkan peran RT/RW sudah tepat

0% 0%

30%
Sangat Tidak Setuju
Ttidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
70%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 3 dapat dilihat bahwa

sebanyak 30% atau 30 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 3, sementara 70% atau 70 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 3, sedangkan 0% atau 0 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 3, adapun 0 atau 0 responden

menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 3.


92

4.4.4 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 4

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.10
Tanggapan Responden nmengenai Strategi Penetapan BPJS Kesehatan
dalam hal pembayaran iuran bulanan yang jatuh tempo pada tanggal 10
untuk mempertahankan keaktifan kartu peserta dinilai sudah tepat

0%

5%

Sangat Tidak Setuju


Ttidak Setuju
40%
Setuju
55%
Sangat Setuju

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 4 dapat dilihat bahwa

sebanyak 5% atau 5 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan

item nomor 4, sementara 40% atau 40 responden menyatakan tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 4, sedangkan 55% atau 55 responden menyatakan setuju

dengan pernyataan item nomor 4, adapun 0% masyarakat atau 0 responden

menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 4.


93

4.4.5 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 5

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.11
Strategi BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional
sudah tepat dalam perluasan peserta dikarenakan sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman dalam memberikan Jaminan Kesehatan Kepada
Masyarakat

0%

10%

26%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

64%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 5 dapat dilihat bahwa

sebanyak 10% atau 10 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 5, sementara 64% atau 64 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 5, sedangkan 26% atau 26 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 5, adapun 0% atau 0 responden

menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 5.


94

4.4.6 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 6

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.12
Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Biaya/iuran yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan berdasarkan kemampuan
ekonomi masyarakat sudah tepat

2%

15%

25%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

58%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 6 dapat dilihat bahwa

sebanyak 15% atau 15 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 6, sementara 58% atau 58 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 6, sedangkan 25% atau 25 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 6, adapun 2% atau 2 responden

menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 6.


95

4.4.7 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 7

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.13
Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Biaya/iuran yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan kualitas
dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anda selama berobat

0%

17%
22%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

61%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 7 dapat dilihat bahwa

sebanyak 17% atau 17 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 7, sementara 61% atau 61 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 7, sedangkan 22% atau 22 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 7, adapun 0% atau 0 responden

menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 7.


96

4.4.8 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 8

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.14
Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Pembagian tiga kategori kelas oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuran yang
ditentukan sudah tepat

9% 13%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju

37% Setuju
Sangat Setuju
41%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 8 dapat dilihat bahwa

sebanyak 513% atau 13 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 8, sementara 41% masyarakat atau 41 responden

menyatakan tidak setuju dengan pernyataan item nomor 8, sedangkan 37% atau

37 responden menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 8, adapun 9%

masyarakat atau 9 responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item

nomor 8.
97

4.4.9 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 9

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.15
Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Penentuan bantuan iuran untuk masyarakat tidak mampu oleh BPJS
Kesehatan sudah sesuai dengan UU 24 tahun 2004 dimana masyarakat fakir
miskin memperoleh bantuan iuran dari pemerintah

5%
12%

27% Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
56%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 9 dapat dilihat bahwa

sebanyak 5% atau 5 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan

item nomor 9, sementara 27% atau 27 responden menyatakan tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 9, sedangkan 56% atau 56 responden menyatakan setuju

dengan pernyataan item nomor 9, adapun 12% atau 12 responden menyatakan

sangat setuju dengan pernyataan item nomor 9.


98

4.4.10 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 10

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.16
Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Penerapan denda ketika terlambat dalam membayar iuran yang ditetapkan
oleh BPJS Kesehatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan
sudahlah tepat

1%

8%

Sangat Tidak Setuju


40%
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
51%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 10 dapat dilihat

bahwa sebanyak 8% atau 8 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 10, sementara 51% atau 51 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 10, sedangkan 40% atau 40 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 10, adapun 1% atau 1

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 10.


99

4.4.11 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 11

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.17
Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Komposisi yang dibuat oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuraan kepada
peserta sudah tepat

6%
16%

25% Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

53%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 11 dapat dilihat

bahwa sebanyak 6% atau 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 11, sementara 25% atau 25 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 11, sedangkan 53% atau 53 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 11, adapun 16% atau 16

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 11.


100

4.4.12 Tanggapan Responden dalam Pernyataan nomo 12

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.18
Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Penerapan denda sebesar 2% yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan dalam
setiap keterlambatan pembayaran iuran untuk meningkatkan kepatuhan
dalam pembayaran iurannya sudah tepat

8% 11%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
37% Setuju
Sangat Setuju
44%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 12 dapat dilihat

bahwa sebanyak 11% atau 11 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 12, sementara 44% atau 44 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 12, sedangkan 37% atau 37 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 12, adapun 8% atau 8

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 12.


101

4.4.13 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 13

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.19
Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Penentuan tiga kategori kelas perawatan diberikan oleh BPJS Kesehatan
kepada peserta berdasarkan pelayanan yang akan diperoleh sudah tepat

6%
14%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
37%
Setuju
Sangat Setuju

43%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 13 dapat dilihat

bahwa sebanyak 6% atau 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 13, sementara 37% atau 37 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 13, sedangkan 43% atau 43 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 13, adapun 14% atau 14

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 13.


102

4.4.14 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 14

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.20
Tanggapan Responden mengenai Strategi dalam perluasan peserta dengan
Penentuan peserta yang berhak dibantu oleh pemerintah dalam Biaya/iuran
yang dilibatkan hanya pihak BPJS Kesehatan sudah tepat

7%
20%

21% Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

52%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 14 dapat dilihat

bahwa sebanyak 7% atau 7 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 14, sementara 21% atau 21 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 14, sedangkan 52% atau 52 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 14, adapun 20% atau 20

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 14.


103

4.4.15 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 15

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.21
Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku penyelenggara
Jaminan Kesehatan Nasional lebih unggul dalam ruang akses pelayanan
medis daripada asuransi konvensional

2%

20%

35% Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

43%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 15 dapat dilihat

bahwa sebanyak 2% atau 2 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 15, sementara 20% atau 20 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 15, sedangkan 43% atau 43 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 15, adapun 35% atau 35

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 15.


104

4.4.16 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 16

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.22
Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku penyelenggara
Jaminan kesehatan Nasional lebih unggul dalam tarif premi yang telah
ditetapkan daripada premi asuransi konvensional

6%
17%

24%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

53%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 16 dapat dilihat

bahwa sebanyak 6% atau 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 16, sementara 24% masyarakat atau 24 responden

menyatakan tidak setuju dengan pernyataan item nomor 16, sedangkan 53% atau

53 responden menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 16, adapun 17%

atau 17 responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 16.
105

4.4.17 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 17

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.23
Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku penyelenggara
Jaminan Kesehatan Nasional menetapkan tiga kategori besaran bayaran
iuran premi bulanannya sudah tepat

6%
14%

22%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

58%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 17 dapat dilihat

bahwa sebanyak 6% atau 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 17, sementara 22% atau 22 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 17, sedangkan 58% atau 58 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 17, adapun 14% atau 14

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 17.


106

4.4.18 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 18

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.24
Tanggapan Responden BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan
Kesehatan Nasional lebih menekankan kepada masyarakat untuk
berkontribusi berupa Biaya/iuran dalam setiap bulannya sudah tepat

2%

10%

30% Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

58%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 18 dapat dilihat

bahwa sebanyak 2% atau 2 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 18, sementara 30% atau 30 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 18, sedangkan 58% atau 58 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 18, adapun 10% atau 10

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 18.


107

4.4.19 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 19

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.25
Tanggapan Responden mengenai BPJS Kesehatan selaku penyelenggara
Jaminan Kesehatan Nasional memberikan kesempatan masyarakat untuk
memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama sesuai keinginan masyarakat
sudah tepat

0%

5%
20%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

75%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 19 dapat dilihat

bahwa sebanyak 20% atau 20 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 19, sementara 75% atau 75 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 19, sedangkan 5% atau 5 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 19, adapun 0% atau 0

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 19.


108

4.4.20 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 20

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.26
Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
dimana seluruh masyarakat memperoleh hak yang sama dalam kesehatan

4%
13%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
42%
Setuju
Sangat Setuju
41%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 20 dapat dilihat

bahwa sebanyak 13% atau 13 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 20, sementara 41% atau 41 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 20, sedangkan 42% atau 42 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 20, adapun 4% atau 4

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 20.


109

4.4.21 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 21

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.27
Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS Kesehatan dengan
sistem Asuransi sosial sudah tepat dikarenakan dapat memudahkan
masyarakat dalam memperoleh jaminan kesehatan yang tidak akan
disangka-sangka

2%

10%

35% Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

53%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 21 dapat dilihat

bahwa sebanyak 2% atau 2 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 21, sementara 35% atau 35 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 21, sedangkan 53% atau 53 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 21, adapun 2% atau 2

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 21.


110

4.4.22 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 22

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.28
Tanggapan Responden Perluasan peserta BPJS Kesehatan dengan sistem
gotong royong sudah tepat dikarenakan sesuai dengan jawaban tuntutan
masyarakat dibalik mahalnya biaya berobat

5%
15%

Sangat Tidak Setuju


32%
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

48%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 22 dapat dilihat

bahwa sebanyak 15% atau 15 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 22, sementara 48% atau 48 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 22, sedangkan 32% atau 32 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 22, adapun 5% atau 5

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 22.


111

4.4.23 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 23

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.29
Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS Kesehatan selaku
penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional dalam menetapkan besaran
Biaya/iuran bulanannya sudah tepat dengan kondisi masyarakat

4% 7%

STS
28%
TS
S
SS

61%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 23 dapat dilihat

bahwa sebanyak 7% atau 7 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 23, sementara 28% atau 28 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 23, sedangkan 61% atau 61 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 23, adapun 4% atau 4

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 23.


112

4.4.24 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 24

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.30
Tanggapan Responden mengenai Perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah
tepat dikarenakan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk memperoleh kesehatan yang layak

2%

15%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
46%
Setuju
Sangat Setuju
37%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 24 dapat dilihat

bahwa sebanyak 2% atau 2 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 24, sementara 46% atau 46 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 24, sedangkan 37% atau 37 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 24, adapun 15% atau 15

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 24.


113

4.4.25 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 25

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.31
Tanggapan Responden mengenai Sistem rujukan yang dibuat oleh BPJS
Kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan sudah tepat

9% 13%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
36% Setuju
Sangat Setuju
42%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 25 dapat dilihat

bahwa sebanyak 13% atau 12 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 25, sementara 42% atau 42 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 25, sedangkan 36% atau 36 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 25, adapun 9% atau 9

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 25.


114

4.4.26 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 26

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.32
Tanggapan Responden mengenai Penetapan status wajib kepada masyarakat
untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional sudah tepat

8%
15%

Sangat Tidak Setuju


29% Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

48%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 26 dapat dilihat

bahwa sebanyak 8% atau 8 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 26, sementara 29% atau 29 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 26, sedangkan 48% atau 48 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 26, adapun 15% atau 15

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 26.


115

4.4.27 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 27

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.33
Tanggapan Responden mengenai Pemberian sanksi penon-aktifan peserta
oleh BPJS Kesehatan sudah tepat

2%

13% 14%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

71%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 27 dapat dilihat

bahwa sebanyak 14% atau 14 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 27, sementara 71% atau 71 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 27, sedangkan 13% atau 13 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 27, adapun 2% atau 2

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 27.


116

4.4.28 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 28

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.34
Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan
sudah sesuai dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui Jaminan Kesehatan Nasional

8%
15%

Sangat Tidak Setuju


29% Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

48%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 28 dapat dilihat

bahwa sebanyak 8% atau 8 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 28, sementara 29% atau 29 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 28, sedangkan 48% atau 48 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 28, adapun 15% atau 15

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 28.


117

4.4.29 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 29

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.35
Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan
sudah sesuai dengan Tujuan untuk memberikan hak kesehatan layak untuk
seluruh masyarakat

2%

13%

22%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

63%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 29 dapat dilihat

bahwa sebanyak 13% masyarakat atau 13 responden menyatakan sangat tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 29, sementara 63% atau 63 responden

menyatakan tidak setuju dengan pernyataan item nomor 29, sedangkan 22% atau

22 responden menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 29, adapun 2%

atau 2 responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 29.
118

4.4.30 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 30

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.36
Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan
sudah sesuai dengan cita-cita negara indonesia sehat 2020

11% 9%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
30%
Setuju
Sangat Setuju

50%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 30 dapat dilihat

bahwa sebanyak 9% atau 9 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 30, sementara 30% atau 30 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 30, sedangkan 50% atau 50 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 30, adapun 11% atau 11

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 30.


119

4.4.31 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 31

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.37
Tanggapan Responden Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah
sesuai dengan tujuan untuk mempermudahkan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan dasar

9%
14%

Sangat Tidak Setuju


27% Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

50%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 31 dapat dilihat

bahwa sebanyak 9% atau 9 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 31, sementara 27% atau 27 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 31, sedangkan 50% atau 50 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 31, adapun 14% atau 14

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 31.


120

4.4.32 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 32

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.38
Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan
sudah efektif dalam membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
kesehatan yang layak khususnya masyarakat menengah ke bawah

10% 11%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
29%
Setuju
Sangat Setuju
50%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 32 dapat dilihat

bahwa sebanyak 11% atau 11 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 32, sementara 29% atau 29 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 32, sedangkan 50% atau 50 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 32, adapun 10% atau 10

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 32.


121

4.4.33 Tanggapan Responden dalam PernyataanNomor 33

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.39
Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta Jaminan
Kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah efektif dalam
menjawab permasalahan sosial yang berketerkaitan dengan kesehatan

2%

11%

37% Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju

50%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 33 dapat dilihat

bahwa sebanyak 2% atau 2 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 33, sementara 37% atau 37 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 33, sedangkan 50% atau 50 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 33, adapun 11% atau 11

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 33.


122

4.4.34 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Nomor 34

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.40
Tanggapan Responden Strategi perluasan peserta Jaminan Kesehatan yang
dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah cukup membantu dalam mencegah
penyakit yang akan berakibat jangka panjang

6%
12%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju

42% Setuju
Sangat Setuju
40%

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 34. dapat dilihat

bahwa sebanyak 6% atau 6 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 34, sementara 42% atau 42 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 34, sedangkan 40% atau 40 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 34, adapun 12% atau 12

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 34.


123

4.4.35 Tanggapan Responden dalam Pernyataan Item Nomor 35

Berikut merupakan gambaran atau jawaban responden mengenai hasil

pernyataan yang disajikan dalam bentuk persentase diagram sebagaimana dalam

diagram yang terdapat di bawah ini :

Gambar 4.41
Tanggapan Responden mengenai Strategi perluasan peserta Jaminan
Kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan sudah cukup dirasakan
manfaatnya kepada masyarakat dalam memperoleh jaminan kesehatan

9% 13%

Sangat Tidak Setuju


Tidak Setuju
Setuju
43% 35% Sangat Setuju

(Sumber : Pengelolaan Data Primer Kuesioner, 2017)

Berdasarkan diagram di atas, tanggapan masyarakat dari seluruh sampel

yang berjumlah 100 responden menanggapi pernyataan item 35 dapat dilihat

bahwa sebanyak 13% atau 13 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan item nomor 35, sementara 35% atau 35 responden menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan item nomor 35, sedangkan 43% atau 43 responden

menyatakan setuju dengan pernyataan item nomor 35, adapun 9% atau 9

responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan item nomor 35.


124

4.5 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini mengenai Tingkat Strategi Badan Jaminan Penyelenggara

Sosial Kesegatan dalam Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang memiliki

hipotesis sebagai berikut : H0 : p ≥ 60% yang dideskripsikan menjadi Efektivitas

Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam meningkatkan

Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang paling rendah dari

sama dengan 60% dari kriteria yang diharapkan.

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana tingkat

signifikansi dari hipotesis yang diajukan oleh peneliti, berdasarkan metode

penelitian maka pada tahap pengujian hipotesis ini, peneliti menggunakan rumus

T-test satu sampel. Adapun hasil perhitungan dalam pengujian hipotesis tersebut

maka kalkulasi yang dilakukan untuk mengetahui jumlahnya adalah sebagai

berikut.

Berdasarkan kepada hasil penelitian yang diperoleh, maka skor ideal yang

diperoleh adalah 4 x100 x35 = 14.000 (4 merupakan angka dari skor tertinggi dari

setiap jawaban yang dinyatakan kepada responden yang didasari penggunaan

skala likert oleh peneliti, 100 merupakan angka dari jumlah anggota sampel yang

menjadi responden dalam penelitian, sementara 35 merupakan angka dari jumlah

keseluruhan item pernyataan yang diberikan kepada setiap responden dalam

kuesioner). Sedangkan rata-rata 14.000 : 100 =140.

Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam

meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di Kota Serang yang

dihipotesiskan kurang dari atau sama dengan 60% dari nilai ideal, hal ini berarti

bahwa 0,60 x 14.000 = 8400 dibagi 100 = 84.


125

H0 untuk memprediksikan untuk lebih tinggi atau sama dengan 60% dari

skor ideal, sedangkan Ha kurang dari 60% dari skor ideal yang diharapkan.

Diketahui :
X = 8864 : 100 = 88,64
o = 60% = 0,60% x 14.000 :100 = 84
S = 6,755
n = 100

Ditanyakan : t ?
Jawab :
X − μo
t= s
√n
88,64 − 84
t=
6,755
√100
4,64
t=
0,675
t = 6,874
Harga thitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = n-1= (100-1 = 99) dan taraf kesalahan n = 10% untuk uji

satu pihak (one tail test), ternyata harga ttabel untuk uji satu pihak = 1,289, karena

harga thitung lebih rendah dari ttabel (6,874 > 1,289) maka Hipotesis nol (H0)

diterima.

Berdasarkan perhitungan, bahwa Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota

Serang yaitu :

8864
100% = 63,31%
14.000

Jadi telah diketahui bahwa Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang

adalah sebesar 63,31%


126

Gambar 4.1
Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Daerah Penerimaan Ha

0 1,289 6,874
4.6 Interpretasi Hasil Penelitian

Interpretasi dari penelitian yang berjudul Efektivitas Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota

Serang, yaitu menjawab rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti pada

awal penelitian adalah “Seberapa Besar Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota

Serang?”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah tersebut,

berdasarkan perhitungan dengan menggunakanrumus t-test satu sampel dengan uji

satu pihak (one tail test) dengan uji pihak kiri bahwa harga - ttabel lebih kecil (<)

dari thitung, maka hal itu dapat diartikan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak karena

mencapai angka 63,31%.

Berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen 4 x 100 x35 =

14.000 (4 = nilai dari setiap jawaban sangat setuju setiap pernyataan yang

ditanggapi oleh responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert. 100 =
127

jumlah sampel yang dijadikan responden, 35 = jumlah pernyataan yang

dinyatakan kepada responden). Nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar

8864. Nilai Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam

Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang adalah 8864 : 14.000 =

0,6331 atau 63,31%. Interpretasi hasil penelitian ini adalah Efektivitas Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan

Penerima Upah di Kota Serang mencapai angka 63,31%. Hal ini berarti program

tersebut telah berjalan cukup baik. Penilaian tersebut didasarkan kepada indikator

dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa jumlah skor hasil penelitian ini

adalah 8864.

4.7 Pembahasan

Sebelumnya peneliti akan membahas mengenai perhitungan uji hipotesis

dimana dalam pengujian tersebut didapat hipotesis kerja (Ha) ditolak dan

hipotesis nol (H0) diterima. Hasil ini memberikan arti Efektivitas Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan

Penerima Upah di Kota Serang telah mencapai 63,31%. Hal ini menandakan

bahwa ternyata Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam

Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang cukup baik.

Hasil perolehan perhitungan tersebut didapat berdasarkan perhitungan

yang telah digunakan dengan menggunakan data yang diperoleh oleh peneliti.

Skor ideal instrumen adalah 4 x100 x 35 = 14.000 (4 = nilai tertinggi dari setiap

pernyataan yang dinyatakan oleh responden, 100 = jumlah anggota sampel yang

dijadikan responden, 35 = jumlah pernyataan yang dinyatakan oleh setiap

responden). Hasil kuesioner pada tahap pengumpulan data adalah sebesar 8864 :
128

14.000 = 0,6331 atau 63,31%. Dimana persentase skor penelitian dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.6
Indikator Hasil Penelitian
No Nilai Penjelasan
1 0% > 25% Sangat Tidak Efektif
2 25% ≥ 50% Tidak Efektif
3 50% ≥ 75% Cukup Efektif
4 75% ≥100% Sangat Efektif
(Sumber : Pengelolaan Data, 2017)

Berdasarkan Tabel tersebut maka diperoleh hasil penelitian yang

menjelaskan bahwa Efektivitas Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan dalam meningkatkan Jumlah Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah di

Kota Serang sudah cukup baik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan teori dari Makmur, dimana dalam teori ini terdapat tiga indikator

untuk melakukan penelitian. Yaitu indikator Ketepatan penetuan waktu,

Ketepatan perhitungan biaya, Ketepatan dalam pengukuran, Ketepatan dalam

menentukan pilihan, Ketepatan berpikir, Ketepatan dalam melakukan perintah,

Ketepatan dalam menentukan tujuan dan Ketepatan sasaran. Adapun hasil yang

diperoleh dalam perolehan persentasi dari setiap indikator yang dihasilkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. indikator ketepatan penentuan waktu peneliti membuat pernyataan

sebanyak 5 item yang terdiri dari item 1,2,3,4, dan 5 dimana dalam

perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item dari keseluruhan

hasil jawaban responden dari 5 pernyataan yaitu 381 + 252 + 170 +

240 + 316 = 1359, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah

skor sebesar 1359 dari keseluruhan skor ideal sebesar 2000 (4 x 5 x

100 = 2000) yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari


129

pernyataan yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi

dengan skor ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang

dilakukan adalah 1359 : 2000 = 0,6795 X 100% = 67,95 %, sehingga

dalam hal ini berarti indikator ketepatan penentuan waktu Efektivitas

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan

Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan meninjau tabel

4.6 dapat dikatakan cukup Efektif.

2. indikator ketepatan perhitungan biaya peneliti membuat pernyataan

sebanyak 5 item yang terdiri dari item 6,7,8,9, dan 10 dimana dalam

perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item dari keseluruhan

hasil jawaban responden dari 5 pernyataan yaitu 214 + 305 + 242 +

275 +234 = 1270, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah

skor sebesar 1270 dari keseluruhan skor ideal sebesar 2000 (4 x 5 x

100 = 2000), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari

pernyataan yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi

dengan skor ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang

dilakukan adalah 1270 : 2000 = 0,635 X 100% = 63,5%, sehingga

dalam hal ini berarti ketepatan perhitungan biaya Efektivitas Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta

Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan meninjau tabel 4.6

dapat dikatakan cukup Efektif.

3. indikator Ketepatan dalam pengukuran peneliti membuat pernyataan

sebanyak 4 item yang terdiri dari item 11,12,13, dan 15 dimana dalam

perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item dari keseluruhan


130

hasil jawaban responden dari 4 pernyataan yaitu 279 + 242 + 265 +

285 = 1071, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah skor

sebesar 1071 dari keselurhan skor ideal sebesar 1600 (4 x 4 x 100 =

1600), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari pernyataan

yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi dengan skor

ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang dilakukan adalah

1071 : 1600 = 0,6693 X 100% = 66,93%, sehingga dalam hal ini

berarti indikator Ketepatan dalam pengukuran Efektivitas Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta

Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan meninjau tabel 4.6

dapat dikatakan cukup Efektif.

4. indikator Ketepatan dalam menentukan pilihan peneliti membuat

pernyataan sebanyak 5 item yang terdiri dari item 15,16,17, 18 dan 19

dimana dalam perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item

dari keseluruhan hasil jawaban responden dari 5 pernyataan yaitu 218

+ 281 + 280 + 276 + 185 = 1071, Berdasarkan hasil perhitungan

dihasilkan jumlah skor sebesar 1071 dari keselurhan skor ideal sebesar

2000 (4 x 5 x 100 = 2000), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh

dari pernyataan yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi

dengan skor ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang

dilakukan adalah 1071 : 2000 = 0,5353 X 100% = 53,55%, sehingga

dalam hal ini berarti indikator Ketepatan dalam menentukan pilihan

Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam


131

Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan

meninjau tabel 4.6 dapat dikatakan cukup Efektif.

5. indikator Ketepatan berpikir peneliti membuat pernyataan sebanyak 5

item yang terdiri dari item 20,21,22, 23 dan 24 dimana dalam

perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item dari keseluruhan

hasil jawaban responden dari 5 pernyataan yaitu 237 + 271 + 227 +

262 + 265 = 1262, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah

skor sebesar 1262 dari keselurhan skor ideal sebesar 2000 (4 x 5 x 100

= 2000), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari pernyataan

yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi dengan skor

ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang dilakukan adalah

1262 : 2000 = 0,631 X 100% = 63,1%, sehingga dalam hal ini berarti

indikator Ketepatan berpikir Efektivitas Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima

Upah di Kota Serang dengan meninjau tabel 4.6 dapat dikatakan

cukup Efektif.

6. indikator Ketepatan dalam melakukan perintah peneliti membuat

pernyataan sebanyak 3 item yang terdiri dari item 25,26 dan 27

dimana dalam perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item

dari keseluruhan hasil jawaban responden dari 3 pernyataan yaitu 241

+ 270 + 203 = 714, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah

skor sebesar 714 dari keseluruhan skor ideal sebesar 1200 (4 x 3 x 100

= 1200), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari pernyataan

yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi dengan skor


132

ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang dilakukan adalah

714 : 1200 = 0,595 X 100% = 59,5%, sehingga dalam hal ini berarti

indikator Ketepatan dalam melakukan perintah Efektivitas Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta

Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan meninjau tabel 4.6

dapat dikatakan cukup Efektif.

7. indikator Ketepatan dalam menentukan tujuan peneliti membuat

pernyataan sebanyak 4 item yang terdiri dari item 28,29,30 dan 31

dimana dalam perhitungan tersebut diperoleh total skor setiap item

dari keseluruhan hasil jawaban responden dari 4 pernyataan yaitu 270

+ 213 + 263 +269 = 1015, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan

jumlah skor sebesar 1015 dari dari keseluruhan skor ideal sebesar

1600 (4 x 4 x 100 = 1600), yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh

dari pernyataan yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dibagi

dengan skor ideal lalu dikalikan 100%, adapun perhitungan yang

dilakukan adalah 1015 : 1600 = 0,6343 X 100% = 63,43%, sehingga

dalam hal ini berarti indikator Ketepatan dalam menentukan tujuan

Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam

Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang dengan

meninjau tabel 4.6 dapat dikatakan cukup Efektif.

8. indikator Ketepatan sasaran peneliti membuat pernyataan sebanyak 4

item yang terdiri dari item 32,33,34 dan 35 dimana dalam perhitungan

tersebut diperoleh total skor setiap item dari keseluruhan hasil

jawaban responden dari 4 pernyataan yaitu 259 + 270 + 258 + 248 =


133

1035, Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan jumlah skor sebesar

1035 dari keselurhan skor ideal sebesar 1600 (4 x 4 x 100 = 1600),

yang selanjutnya hasil skor yang diperoleh dari pernyataan yang telah

dijawab oleh responden selanjutnya dibagi dengan skor ideal lalu

dikalikan 100%, adapun perhitungan yang dilakukan adalah 1035 :

2000 = 0,5175 X 100% = 51,75%, sehingga dalam hal ini berarti

indikator ketepatan sasaran Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di

Kota Serang dengan meninjau tabel 4.6 dapat dikatakan cukup Efektif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Efektivitas Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan Penerima Upah di Kota

Serang sudah cukup efektif, hal ini dimungkinkan karena keterbatasan yang

diperoleh oleh peneliti yang menjadi observan non partisipan, sehingga selain

masalah tersebut pada tahap pernyataan kuesioner kurang mendalam untuk

mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya dari responden. Untuk lebih

jelasnya dapat kita lakukan dengan menganalisis perdimensi indikator yang telah

ditetapkan oleh peneliti yaitu Ketepatan penetuan waktu, Ketepatan perhitungan

biaya, Ketepatan dalam pengukuran, Ketepatan dalam menentukan pilihan,

Ketepatan berpikir, Ketepatan dalam melakukan perintah, Ketepatan dalam

menentukan tujuan, dan Ketepatan sasaran. Untuk lebih jelasnya peneliti

membuat Tabel 4.7sebagaimana berikut untuk kemudian dianalisis :


134

Tabel 4.7
Analisis Indikator Penelitian
No
Keterangan Persentase
indikator
1 Ketepatan penetuan waktu. 67,95%
2 Ketepatan perhitungan biaya. 63,5%
3 Ketepatan dalam pengukuran. 66,93%
4 Ketepatan dalam menentukan pilihan. 53,55%
5 Ketepatan berpikir. 63,1%
6 Ketepatan dalam melakukan perintah. 59,5%
7 Ketepatan dalam menentukan tujuan. 63,43%
8 Ketepatan sasaran. 52,75%
(Sumber Pengelolaan Data Tahun 2017)

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, untuk menjawab identifikasi

masalah yang peneliti buat pada saat observasi awal penelitian dijelaskan bahwa

terdapat beberapa faktor yang terdapat dalam Efektivitas Strategi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan

Penerima Upah Jaminan Kesehatan Nasional bagi Peserta Bukan Pekerja

Penerima Upah di Kota Serang antara lain sebagai beikut :

1. Faktor Pendorong.

a. Adanya keterlibatan RT/RW setempat dalam melakukan

pengawasan secara setiap tahunnya, dimana dalam hal ini

pengawasan dilakukan untuk memastikan kepatuhan peserta

dalam memberikan konstribusi berupa iuran yang dibayarkan

tepat waktu sehingga dapat mendorong Efektivitasnya Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam

penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional bagi Peserta

Bukan Penerima Upah di Kota Serang.


135

b. Keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional menjadi

efektif karena keberadaannya dibutuhkan oleh beberapa

masyarakat terutama masyarakat menengah kebawah dimana

program ini menjadi angin segar yang dapat menjawab

permasalahan kebutuhan pelayanan medis masyarakat yang

dikarenakan oleh biaya berobat dan perolehan pelayanan medis

yang dibutuhkan harus mengeluarkan biaya yang dapat

dikatakan mahal.

c. Pelayanan medis yang diberikan oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan kepada pesertanya pada umumnya

terdapat keunggulan yang dimiliki dimana dalam hal ini

keunggulan yang diberikan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional

adalah ruang lingkup dari pelayananan yang diberikan lebih

luas dari pada asuransi konvensional dan tidak terdapat batasan

dalam biaya yang harus dikeluarkan oleh pesertanya selain itu

premi yang harus dikeluarkan dapat dikatakan lebih murah dari

asuransi konvensional sehingga yang positif dalam strategi

yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan suntuk memperluas kepesertaannya.

d. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam

penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional mempersilahkan

kepada masyarakat untuk memilih tempat fasilitas pelayanan


136

kesehatan yang berkerjasama dengan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan dimana dalam hal tersebut

masyarakat dapat memilih klinik ataupun puskesmas yang

tersebar diseluruh Kota Serang sesuai dengan domisili dari

tempat tinggal peserta.

e. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan selaku

penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional memiliki manfaat

yang cukup banyak bagi masyarakat dimana dalam hal ini

terdapat pelayanan medis dan pelayanan non medis yang dapat

dperoleh masyarakat.

2. Faktor Penghambat.

a. Penetapan komposisi premi dengan tiga kategori pembayaran

yang akan berdampak pada kelas pelayanan yang akan

diperoleh akan memberikan dampak terhadap kualitas yang

akan diberikan kepada peserta Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan Nasional selaku pelanggan, sehingga hal

tersebut akan berdampak kepada diskriminasi pelayanan yang

akan diberikan kepada pelanggan dari Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan yang akan berdampak buruk

terhadap kepesertaan itu sendiri.

b. Ketidakpatuhan masyarakat dalam membayar iuran tepat waktu

itu sendiri akan berdampak kepada penonaktifan kartu yang

berakibat penolakan atau tidak diterimanya pelayanan

kesehatan medis serta diterapkannya sistem denda maka akan


137

berefek negatif dimana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan tidak akan mampu untuk menyelenggarakan

Jaminan Kesehatan Nasional secara efektif.

c. Tidak adanya sanksi yang tegas oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan kepada masyarakat yang belum

menjadi pesertanya sehingga akan berdampak penyelenggaraan

jaminan kesehatan nasional tidak berjalan efektif dikarenakan

ketidakpahaman masyarakat manfaat jangka panjang yang akan

diperoleh.

d. Sering terjadinya penolakan terhadap pelanggan Badan

Penyelenggara Jaminan Kesehatan kelas terendah oleh

beberapa Rumah Sakit dengan alasan bahwa ruang yang

disediakan telah penuh yang sepatutnya tidak terjadi

dimanakan dalam hal tersebut peneliti simpulkan dari jumlah

klaim yang diperoleh untuk rumah sakit terlalu kecil dan

penolakan tersebut dilakukan untuk menjaga arus keuangan.

e. Kurangnya kordinasi yang dilakukan kepada Dinas Sosial dan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam

menentukan siapa saja masyarakat yang berhak dibantu untuk

dimasukan menjadi anggota Peserta Bantuan Iuran (PBI) yang

akan dibantu oleh pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat.


138

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Penelitian ini mengkaji tentang Efektivitas

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan

Penerima Upah di Kota Serang dengan menyesuaikan rumusan masalah yang

temukan sebelumnya maka peneliti menyimpulkan hasil penelitian bahwa

Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan

Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Serang telah cukup efektif karena

mencapai angka 63,31%, selain itu diperoleh bahwa indikator ketepatan sasaran

dapat dikatakan terendah terbilang 52,75% yang selanjutnya ketepatan dalam

menentukan pilihan terbilang 53,55% dan yang terakhir ketepatan dalam

melakukan perintah terbiabg 59,5%.

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perluasan Peserta Bukan

Penerima Upah di Kota Serang yaitu faktor pendorong Faktor Pendorong dimana

Adanya keterlibatan RT/RW setempat, Keberadaan dibutuhkan oleh beberapa

masyarakat menengah ke bawah yang dapat menjawab permasalahan kebutuhan

pelayanan medis masyarakat, terdapat keunggulan yang dimiliki, masyarakat

dibebaskan memilih tempat fasilitas pelayanan kesehatan, dan memiliki manfaat

yang cukup banyak bagi masyarakat.

Adapun Faktor Penghambatnya andalah Penetapan komposisi premi

dengan tiga kategori pembayaran terhadap kualitas pelayanan kesehatan,

Ketidakpatuhan masyarakat dalam membayar iuran berdampak kepada


139

penonaktifan kartu, Tidak adanya sanksi yang tegas oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan kepada masyarakat yang belum menjadi pesertanya,

dan terjadinya penolakan terhadap kelas terendah oleh beberapa Rumah Sakit.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Efektvitas Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Peserta

Bukan Penerima Upah di Kota Serang peneliti memberikan masukan bagi pihak

yang terkait untuk penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional yang akan

dilakukan akan lebih baik lagi adapun saran yang diberikan adalah :

1. Menghapus sistem denda yang dilakukan karena akan berdampak

kepada tidak inginnya masyarakat untuk membayar premi pada bulan

lainnya.

2. Menetapkan standar indikator-indikator yang dibuat untuk

memberikan bantuan iuran agar lebih tepat sasaran dan melakukan

kordinasi kepada dinas sosial setempat sehingga peserta bantuan iuran

yang diberikan lebih tepat sasaran.

3. Melakukan pengawasan bersama yang dilakukan oleh Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dengan Ombudsman untuk

menghindari terjadinya diskriminasi dalam pemberian pelayanan

medis.

4. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan memberikan sanksi

kepada masyarakat bila didapati tidak patuh dalam menjalankan

kewajibannya untuk membayar iuran berupa resiko pencabutan hak-


140

hak sipil dalam perolehan pelayanan vital seperti akta kelahiran dan

lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Paradigma dan Pendekatan Pembangunan Daerah.


Graha Ilmu. Yogyakarta

Bintoro Tjokroamidjojo. 1984. Pengantar Administrasi Pembangunan. LP3ES.


Jakarta

Drucker, P.F.1964. Managing for Results. New York : Harper&Row

Gibson, dkk.1984. Organisasi dan Manajemen Perilaku Struktur Proses. Edisi


keempat (Terjemahan : Djoerban Wahid). Jakarta : Penerbit Erlangga

Hartoyo Dkk. 1996. Pembangunan Masyarakat Desa. Universitas Terbuka.


Jakarta.

Hunger J. David dan Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Andi. Yogyakarta

Makmur.2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Jakarta. Refika


Aditama

Mardikanto. Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press.


Surakarta.

Rachmat. 2014. Manajemen Stratejik. Jakarta. Refika Aditama

Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.

Robbins, S.P.1994. Organization Theory : Structure, Design, and Applications.


New York : Pretice Hall Englewood.

Siagan. Sondang. 1988. Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional. CV.Haji


Mas Agung. Jakarta.

Siahaan, Jurnal E.1999. Studi Tentang Efektivitas Pelatihan Pegawai Kantor


Ketenteraman dan Ketertiban Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Tesis.
Program Studi Ilmu Administrasi Program Pasca Sarjana Universitas
Indonesia.Siti Irene A.D., (2011). Desentralisasi dan Partisipasi
Masyarakat dalam Pendidikan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Sjafari. 2012. Pembangunan Masyarakat Teori dan Implementasi di Era Otonomi
Daerah.FISIP Untirta Press. Banten.

Subarsono, A.G. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Alfabeta.


Bandung

Suharto, E. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat.


Bandung. PT.Refika Aditama.

Supriyono, R.A.2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta : BPFE

Syani, Abdul. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Pustaka Jaya.


Bandung

Westra, Pariata, dkk. 1989. Ensiklopedia Administrasi. Gunung Agung. Jakarta

SUMBER HUKUM

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Badan Jaminan Sosial Kesehatan


KUESIONER

Assalamualaikum wr.wb
Dalam rangka penelitian saya yang berjudul “EFEKTIVITAS STRATEGI BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DALAM PERLUASAN
PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH DI KOTA SERANG” saya mengharapkan
kesediaan Bapak/Ibu dalam menjawab pernyataan yang saya sediakan dalam kuesioner ini
dengan sebenar-benarnya. Atas kesediaan dan waktunya saya mengucapkan Terima Kasih.

Berilah tanda cecklist (√) pada pernyataan yang dianggap bapak/ibu anggap sesuai

Nama :
Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
Usia :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA Diploma
S1 S2 S3
Penghasilan : Dibawah Rp.2.500.000 Rp.2.500.001-Rp.5.000.000
Rata-rata Per-Bulan
Rp.5.000.001-7.500.000 Rp.7.500.001-Rp.10.000.000

Lebih Dari Rp.10.000.001

Kategori BPJS : Kategori I Kategori II Kategori III

Petunjuk Pengisian Kuesioner :


1. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang menurut bapak atau ibu anggap sesuai.
2. Setiap pertanyaan hanya memiliki satu alternatif jawaban

Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan STS TS S SS
Ketepatan Penentuan Waktu
1 Strategi BPJS Kesehatan yang menyelenggarakan Jaminan
Kesehatan Nasional dalam meningkatkan pesertanya sudah tepat
dikarenakan menjawab permasalahan kesehatan yang sudah
lama ada di masyarakat
2 Sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat melalui televisi
dalam setiap waktunya yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan
sudah tepat
3 BPJS Kesehatan selaku pihak yang menyelenggarakan Jaminan
Kesehatan Nasional dalam melakukan perluasan cakupan
dengan melibatkan peran RT/RW sudah tepat
4 Strategi Penetapan BPJS Kesehatan dalam hal pembayaran iuran
bulanan yang jatuh tempo pada tanggal 10 untuk
mempertahankan keaktifan kartu peserta dinilai sudah tepat
5 Strategi BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan
Kesehatan Nasional sudah tepat dalam perluasan peserta
dikarenakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dalam
memberikan Jaminan Kesehatan Kepada Masyarakat
Ketepatan Perhitungan Biaya
6 Strategi dalam perluasan peserta dengan Biaya/iuran yang
ditentukan oleh BPJS Kesehatan berdasarkan kemampuan
ekonomi masyarakat sudah tepat
7 Strategi dalam perluasan peserta dengan Biaya/iuran yang
ditentukan oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan kualitas dari
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anda selama berobat
8 Strategi dalam perluasan peserta dengan Pembagian tiga kategori
kelas oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuran yang ditentukan
sudah tepat
9 Strategi dalam perluasan peserta dengan Penentuan bantuan
iuran untuk masyarakat tidak mampu oleh BPJS Kesehatan
sudah sesuai dengan UU 24 tahun 2004 dimana masyarakat fakir
miskin memperoleh bantuan iuran dari pemerintah
10 Strategi dalam perluasan peserta dengan Penerapan denda ketika
terlambat dalam membayar iuran yang ditetapkan oleh BPJS
Kesehatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan
sudahlah tepat
Ketepatan dalam Pengukuran
11 Strategi dalam perluasan peserta dengan Komposisi yang dibuat
oleh BPJS Kesehatan dalam Biaya/iuraan kepada peserta sudah
tepat
12 Strategi dalam perluasan peserta dengan Penerapan denda
sebesar 2% yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan dalam setiap
keterlambatan pembayaran iuran untuk meningkatkan kepatuhan
dalam pembayaran iurannya sudah tepat
13 Strategi dalam perluasan peserta dengan Penentuan tiga kategori
kelas perawatan diberikan oleh BPJS Kesehatan kepada peserta
berdasarkan pelayanan yang akan diperoleh sudah tepat
14 Strategi dalam perluasan peserta dengan Penentuan peserta yang
berhak dibantu oleh pemerintah dalam Biaya/iuran yang
dilibatkan hanya pihak BPJS Kesehatan sudah tepat
Ketepatan dalam Menentukan Pilihan
15 BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan
Nasional lebih unggul dalam ruang akses pelayanan medis
daripada asuransi konvensional
16 BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan kesehatan
Nasional lebih unggul dalam tarif premi yang telah ditetapkan
daripada premi asuransi konvensional
17 BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan
Nasional menetapkan tiga kategori besaran bayaran iuran premi
bulanannya sudah tepat
18 BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan
Nasional lebih menekankan kepada masyarakat untuk
berkontribusi berupa Biaya/iuran dalam setiap bulannya sudah
tepat
19 BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Jaminan Kesehatan
Nasional memberikan kesempatan masyarakat untuk memilih
fasilitas kesehatan tingkat pertama sesuai keinginan masyarakat
sudah tepat
Ketepatan Berpikir
20 Perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dimana seluruh
masyarakat memperoleh hak yang sama dalam kesehatan
21 Perluasan peserta BPJS Kesehatan dengan sistem Asuransi
sosial sudah tepat dikarenakan dapat memudahkan masyarakat
dalam memperoleh jaminan kesehatan yang tidak akan disangka-
sangka
22 Perluasan peserta BPJS Kesehatan dengan sistem gotong royong
sudah tepat dikarenakan sesuai dengan jawaban tuntutan
masyarakat dibalik mahalnya biaya berobat
23 Perluasan peserta BPJS Kesehatan selaku penyelenggara
Jaminan Kesehatan Nasional dalam menetapkan besaran
Biaya/iuran bulanannya sudah tepat dengan kondisi masyarakat
24 Perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah tepat dikarenakan
untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
memperoleh kesehatan yang layak
Ketepatan dalam Melakukan Perintah
25 Sistem rujukan yang dibuat oleh BPJS Kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan sudah tepat
26 Penetapan status wajib kepada masyarakat untuk menjadi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional sudah tepat
27 Pemberian sanksi penon-aktifan peserta oleh BPJS Kesehatan
sudah tepat
Ketepatan dalam Menentukan Tujuan
28 Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah sesuai dengan
tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
Jaminan Kesehatan Nasional
29 Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah sesuai dengan
Tujuan untuk memberikan hak kesehatan layak untuk seluruh
masyarakat
30 Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah sesuai dengan
cita-cita negara indonesia sehat 2020
31 Strategi perluasan peserta BPJS Kesehatan sudah sesuai dengan
tujuan untuk mempermudahkan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan dasar
ITEM
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Total
1 2 2 2 1 4 1 3 2 2 3 3 2 2 4 2 4 3 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 2 3 3 84
2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 92
3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 4 2 3 3 3 1 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 90
4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 1 3 3 1 3 3 2 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 90
5 2 3 1 3 4 2 3 2 3 3 3 4 2 1 2 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 94
6 2 2 1 3 4 1 4 2 3 3 3 4 1 3 2 2 4 2 2 1 2 3 4 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 91
7 3 3 2 2 4 2 4 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 3 2 1 3 2 3 4 2 3 3 3 4 1 94
8 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 1 2 4 4 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 4 2 2 93
9 3 2 1 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 1 94
10 3 2 1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3 1 3 1 3 2 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 86
11 3 1 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3 3 1 1 3 4 3 2 2 4 2 4 2 2 4 2 2 3 3 92
12 1 3 2 2 4 2 4 1 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 4 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 93
13 2 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 90
14 3 1 2 3 4 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 91
15 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 2 3 2 1 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 92
16 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 92
17 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 4 2 4 3 3 92
18 3 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 89
19 3 1 2 2 3 2 4 3 3 3 3 2 2 4 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 94
20 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 87
21 2 4 1 2 3 3 3 4 3 3 2 1 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 2 3 2 2 3 3 3 4 1 93
22 2 2 1 3 2 3 3 2 4 3 2 1 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 87
23 3 3 2 2 4 2 3 3 4 3 1 2 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 1 94
24 3 3 1 3 4 2 3 3 4 1 3 2 2 4 2 4 1 4 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 92
25 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 3 3 3 2 2 4 2 4 3 3 3 1 3 3 1 92
26 1 3 2 3 3 2 4 3 4 3 1 2 4 4 1 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 91
27 3 4 2 2 3 1 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 4 2 4 2 1 4 2 3 3 2 93
28 3 1 1 2 3 2 3 1 3 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 1 3 2 2 4 2 2 2 2 81
29 4 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 4 3 1 2 3 2 2 2 3 1 2 3 4 2 4 2 3 3 3 2 3 2 90
30 3 1 1 3 3 2 4 1 2 2 3 2 3 4 1 3 2 2 2 2 4 1 3 2 2 4 2 4 3 3 3 3 3 2 4 89
31 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 3 2 1 2 1 3 3 2 3 3 2 90
32 1 4 2 2 3 3 4 4 2 2 3 3 4 3 1 2 4 4 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 93
33 4 4 2 3 3 2 3 4 2 2 4 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 95
34 2 3 1 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 87
35 3 1 2 2 4 3 3 1 3 3 3 2 3 3 1 3 4 3 2 3 1 1 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 87
36 3 3 1 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 3 4 1 3 2 3 3 4 3 3 2 1 3 94
37 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 4 3 2 1 3 96
38 1 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 1 3 4 3 1 2 1 1 3 4 3 1 2 3 89
39 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 1 3 3 4 2 2 2 1 3 4 1 3 2 2 89
40 2 4 2 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 4 4 2 1 2 1 3 4 2 2 2 2 91
41 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 1 2 4 3 3 3 3 90
42 3 4 1 2 3 2 4 1 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 2 2 4 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 93
43 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 97
44 3 3 2 3 4 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 1 3 2 3 1 1 3 2 4 3 2 87
45 4 4 1 2 4 1 3 1 2 3 3 2 3 1 1 3 4 3 2 4 3 2 1 3 4 1 2 1 1 3 3 2 3 1 1 82
46 4 2 2 3 4 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 2 3 4 2 2 2 1 2 4 3 3 3 2 91
47 2 2 1 3 4 3 2 1 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 1 2 4 3 4 3 2 95
48 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 3 1 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 1 2 1 2 2 3 1 3 3 2 81
49 3 3 1 2 3 1 3 1 3 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 1 2 3 4 2 3 3 2 85
50 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2 4 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 4 2 2 90
51 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 1 3 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 85
52 4 3 2 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 4 4 2 3 4 3 2 1 2 2 2 1 3 2 3 2 93
53 3 3 1 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 1 1 3 4 2 2 4 3 1 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 90
54 2 4 2 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 91
55 3 4 2 3 2 2 2 1 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 4 2 3 2 3 2 3 3 92
56 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 1 4 2 3 3 2 3 2 3 89
57 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 1 3 2 3 2 2 4 1 3 2 2 4 2 4 2 4 2 2 3 4 1 87
58 2 3 1 3 3 3 3 1 2 2 4 2 4 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 88
59 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 1 2 4 2 2 3 3 4 2 4 2 4 2 3 3 3 3 92
60 4 3 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 1 3 2 3 3 89
61 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 2 2 2 2 2 3 3 94
62 4 2 1 2 3 3 3 3 1 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 4 2 4 1 3 2 3 2 3 2 92
63 2 2 1 1 4 2 2 1 1 3 4 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 2 3 1 2 2 3 3 87
64 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 4 4 1 4 3 3 2 2 2 4 3 90
65 2 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 93
66 3 1 2 1 4 2 3 1 4 3 2 2 3 2 1 3 3 3 2 2 4 1 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 4 88
67 3 3 1 2 3 3 4 3 4 3 3 1 3 2 2 3 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 1 3 2 3 3 1 3 3 2 90
68 3 1 1 2 3 3 4 2 3 2 4 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 1 1 3 3 3 86
69 4 1 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 83
70 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 89
71 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 3 1 2 3 2 3 4 2 3 2 3 2 3 1 4 3 2 2 94
72 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 2 4 4 2 4 4 3 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2 4 2 4 3 2 2 99
73 3 2 2 2 3 2 4 2 3 3 4 2 4 4 2 4 4 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 4 3 3 3 2 3 102
74 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 4 1 3 3 3 2 3 2 1 3 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 85
75 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3 3 2 2 1 75
76 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 1 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 4 94
77 1 1 2 2 3 2 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 1 2 1 2 4 2 3 2 2 2 78
78 1 3 2 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 1 3 3 3 1 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 76
79 3 4 1 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 1 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 80
80 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 77
81 4 1 1 3 3 2 3 3 3 1 2 4 2 1 3 2 1 3 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 4 1 3 2 77
82 3 1 1 3 4 2 2 4 3 2 1 3 2 3 3 3 3 4 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 86
83 3 3 2 2 2 1 3 2 3 1 2 3 1 1 3 1 3 4 1 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 2 2 3 81
84 4 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 2 1 3 1 1 2 2 2 2 4 2 2 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 85
85 3 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 81
86 3 3 2 1 4 2 3 2 2 2 2 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 100
87 4 2 2 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 1 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 2 4 100
88 3 3 1 2 3 2 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 3 3 2 3 79
89 3 3 2 2 3 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 1 1 4 1 2 86
90 3 1 1 2 3 2 2 4 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 79
91 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 2 1 3 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 3 80
92 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 4 2 3 3 2 4 95
93 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 2 2 1 1 2 3 1 2 1 3 2 3 2 3 2 1 3 2 3 77
94 2 2 1 3 2 3 3 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 67
95 4 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 2 4 99
96 4 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 1 4 2 3 93
97 1 3 2 2 3 1 4 2 3 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 3 2 3 2 1 2 2 4 2 1 75
98 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 4 3 2 1 3 3 3 2 1 3 4 3 2 4 92
99 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 63
100 4 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 4 3 2 1 97
skor hasil

280

252

170

240

316

214

305

242

275

234

279

242

265

285

218

281

280

276

185

237

271

227

262

265

241

270

203

270

213

263

269

259

270

258

248
8864
skor max

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400

400
14000
0,425

0,535

0,763

0,605

0,688

0,585

0,698

0,605

0,663

0,713

0,545

0,703

0,463

0,593

0,678

0,568

0,655

0,663

0,603

0,675

0,508

0,675

0,533

0,658

0,673

0,648

0,675

0,645
0,63

0,79

0,69

0,62
0,7

0,6

0,7
%
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Akun Tanjung Prayogo

NIM : 6661131316

Tempat Tanggal Lahir : Serang, 3 April 1995

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Moto Hidup : Hargailah hasil usaha sendiri walaupun tidak

memuaskan hasilnya, setidaknya sudah

berusaha dan ikhtiar

Hobby : Membaca Buku dan Bersepedah Gunung

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Negeri Kramatwatu 2 2001-2007

Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 15 Kota Serang 2007-2010

Sekolah Menengah Atas : MA Negeri 2 Kota Serang 2010-2013

Perguruan Tinggi (S1) : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2013-2017

Anda mungkin juga menyukai