TUMIRAH
Sukab!
SUKAB
Tumirah!
SUKAB
Kamu makin cantik saja Tumirah. Makin montok.
TUMIRAH
Sudahlah Sukab! Setiap kali ketemu pasti merayu. Padahal tidak dirayu saja aku pasti mau.
Ke mana saja kamu selama ini Sukab? Kau lihat, kami sduah habis sekarang.
SUKAB
Jangan pernah kehilangan harapan Tumirah. Jangan pernah.
TUMIRAH
Kamu tidak tahu Sukab. Kamu tidak mengerti. Yang dihancurkan ini adalah harapan kami.
Bagaimana mungkin kami berharap lagi?
SUKAB
Aku tahu. Sudah bertahun-tahun kita berharap. Tapi harapan kita itulah yang sudah
dihancurkan.
TUMIRAH
Sekarang kamu mengerti.
SUKAB
Kenapa aku tidak harus mengerti? Segalanya jelas. Terang seperti siang. Setiap orang sedang
saling menghancurkan.
TUMIRAH
Aku tidak mau ikut-ikutan.
SUKAB
Tapi ikut dihancurkan juga.
TUMIRAH
Itulah masalahnya Sukab. Apa yang harus aku lakukan? Aku Cuma seorang germo. Siapa
yang mau membela pelacur dan germo di dunia ini Sukab? Dengan pelacur, orang Cuma mau
tidur.
SUKAB
Jangan begitu. Ini aku dari jauh langsung datang
TUMIRAH
Tapi bisa apa kamu Sukab? Kamu Cuma tukang jual obat.
SUKAB
Kalau begitu, sudahlah. Aku pergi saja.
TUMIRAH
Sukab! Jangan marah dong!
SUKAB
Tidak. Aku tidak marah. Kamu benar. Bisa apa aku? Aku Cuma tukang jual obat
TUMIRAH
Sukab…
SUKAB
Ya?
TUMIRAH
Sini!
SUKAB MENDEKAT
TUMIRAH
Kamu punya obat pegel linu?
SUKAB
Oh, itu?
TUMIRAH
Maafkan kata-kataku Sukab. Maafkan aku
SUKAB
Yaaaah, kamu tidak minta maaf pun, aku sudah maafkan.
TUMIRAH
Sukab!
SUKAB
Tumirah!
PANGGUNG MEREDUP. LAMPU HANYA MENYOROT MEREKA BERDUA. TIBA-
TIBA MASUK NINJA-NINJA. MEREKA MENYAMBAR SUKAB DAN
MEMBAWANYA PERGI.
TUMIRAH
Sukab! Tolong! Pacar saya diculik! Tolong! Tolong!