sebenarnya. Senja yang kau kirimkan sudah kuterima, kukira sama lengkap seperti ketika engkau memotongnya 6. Sukab yang malang, goblok dan menyebalkan, di langit yang kemerah-merahan itu, lengkap dengan bau laut, desir angin dan suara hempasan Kamu tahu apa yang terjadi sepuluh tahun ombak yang memecah pantai. Ada juga kepak kemudian? Tukang pos itu tiba di depan rumah burung-burung, lambaian pohon-pohon nyiur kami. Ya, rumah kami. Setelah sepuluh tahun dalam kekelaman, sementara di kejauhan perahu banyak yang terjadi dong Sukab, misalnya bahwa layar merayapi cakrawala dan melintasi matahari kemudian aku kawin, beranak pinak dan yang sedang terbenam. Aku pun tahu Sukab, senja berbahagia. Jangan kaget. Dari dulu aku juga tidak yang paling keemas-emasan sekalipun hanya akan mencintai kamu Sukab. Dasar bego dikasih isyarat berakhir dalam keremangan menyedihkan, ketika tidak mau mendengarkan. Sekali lagi, aku tidak segala makhluk dan benda menjadi siluet, lantas mencintai kamu. Kalau toh aku kelihatan baik menyatu dalam kegelapan. Kita sama-sama tahu, selama ini padamu, terus terang harus ku katakana keindahan senja itu, kepastiannya untuk selesai dan sekarang, sebetulnya aku cuma kasihan. Terus menjadi malam dengan kejam. Manusia memburu terang aku kasihan sama kamu Sukab, mencintai senja kemana-mana, tapi dunia ini fana Sukab, begitu rupa tapi tidak tahu yang kamu cintai seperti senja. Kehidupan mungkin saja memancara sebetulnya tidak mencintai kamu. Makanya jangan gilang-gemilang, tetapi ia berubah dengan pasti. terlalu banyak berkhayal Sukab, pakai otak dong Waktu mengubah segalanya tanpa sisa, menjadi sedikit, hanya dengan begitu kamu akan selamat kehitaman yang membentang sepanjang pantai. dari perasaan cintamu yang tolol itu. Tapi bukan Hitam, sunyi dan kelam. cinta taik kucing ini yang sebetulnya ingin ku ceritakan padamu Sukab. Soal cinta ini sama sekali Rupa-rupanya dengan cara seperti itulah dunia tidak penting. mesti berakhir. Senja yang engkau kirimkan telah menimbulkan bencana tak terbayangkan. Apakah 8. Sukab, engkau tahu suratmu itu baru sampai sepuluh tahun Aku akan mengakhiri surat ini, akan ku lipat kemudian? Ah, engkau tidak akan tahu Sukab, menjadi perahu kertas, dan ku layarkan ke laut seperti juga engkau tidak akan pernah tahu apa lepas. Buakn tidak mungkin surat ini akan terbaca yang terjadi dengan senja yang kau kirimkan ini. juga, entah bagaimana caranya, namun siapa pun Senja paling taik kucing dalam hidupku Sukab, yang menemukannya akan membaca kesaksianku. senja sialan yang paling tidak mungkin diharapkan Jika tidak, aku pun tidak tahu apa nasib waktu(3). manusia. kupandang senja yang abadi sebelum melipat surat 4. Sukab yang malang, bodoh dan tidak pakai otak, ini. Betapau semua ini terjadi karena cinta, dan Sepuluh tahun lamanya tukang pos itu mengembara hanya karena cinta – betapa besar bencana telah didalam amplop, kita tidak pernah tahu apa yang ditimbulkannya ketika kata-kata tak cukup diklakukanya disana. Apakah dia kawin, beranak menampungnya. Kutatap senja itu, masih selalu pinak, dan berbahagia? Atau selama itu dia hanya begitu, seprti menjanjikan suatu perpisahan yang duduk saja memandang matahari terbenam dengan sendu. perasaan kehilangan, sementara langit yang tadinya Selamat berpisah semuanya. Selamat tinggal. merah keemas-emasan perlahan-lahan menggelap kebiru-biruan – aku juga tidak tahu bagaimana Alina caranya menikmati senja di dalam amplop Sukab, sebuah ruang yang sungguh-sungguh terdiri dari waktu. Apakah waktu bisa diulang atau bagaimana, aku belum pernah memasuki senja di dalam amplop. Atau, apakah didunia ini sebetulnya seperti didalam amplop ya Sukab, dimana kita tidak tahu apa yang berada di luar diri kita, dimana kita merasa hidup penuh dengan makna padahal yang menonton kita tertawa-tawa sambil berkata, “Ah, kasihan betul manusia.” Apakah begitu Sukab, kamu yang suka berkhayal barangkali tahu. Tapi aku tidak mau khayalan, aku tidak mau kira-kira, meskipun usaha kira-kira itu begitu canggihnya