Disusun Oleh :
Kelompok 4 Palembang
Dosen Pengampu :
Drs. Marwan Pulungan, M.Pd.
Mazda Leva Okta S, M.Pd.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
model pembelajaran sastra anak, guna memenuhi tugas mata kuliah Sastra Anak SD.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Marwan Pulungan, M.Pd dan Ibu
Mazda Leva Okta S., M.Pd., selaku dosen mata kuliah Sastra Anak SD yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami dan berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik serta saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
BAB I......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN........................................................................................................................ 5
BAB III.....................................................................................................................................29
A. PENUTUP....................................................................................................................... 29
B. SARAN............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................30
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Model secara etimologi yakni sesuatu contoh. Dalam kamus besar bahasa indonesia
(KBBI), model didefinisikan sebagai pola dari sesuatu yang dibuat atau yang dihasilkan
atau barang tiruan. Maka dapat diambil kesimpulan, jika model dapat dipahami sebagai
suatu jenis contoh dari suatu pola ( contoh, acuan, ragam dsb) yang dibuat untuk
menghasilkan sesuatu.
Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar yang dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara aktif, efektif dan inovatif.
Dari berbagai macam pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan model
pembelajaran adalah suatu pola yang dijadikan pedoman dalam startegi mengajar untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui model pembelajaran sastra
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari model pembelajaran sastra
3. Untuk mengetahui macam dari model pembelajaran sastra
BAB II
4
PEMBAHASAN
Menurut Silberman dalam Erpanida (2011, hlm. 11) bahwa: “Model go to your post
adalah sebuah model terkenal untuk menggabungkan gerakan fisik pada permulaan suatu
pelajaran.”
Akhmad Sudrajat dalam Asse dan Nursyam (2014, hlm. 459) mengemukakan bahwa
“Model go to your post” merupakan cara yang cukup dikenal untuk menyertakan gerakan
fisik pada awal pelajaran, cukup fleksibel untuk digunakan pada beragam aktivitas yang
dirancang untuk menstimulasi minat awal terhadap mata pelajaran.”
Sejalan dengan pendapat di atas Mahmudan dan Risyidi dalam Asse dan Nursyam
(2014, hlm. 459) menyatakan tentang model go to your post bahwa, sebuah model yang
dapat digunakan untuk belajar bahasa secara aktif dan menyenangkan.
6
• Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai
• Guru menempel kertas warna yang berisi tulisan topik-topik di bagianbagian dinding
kelas
• Guru meminta siswa bergerak dan berdiri kearah topik yang dipilihnya.
• Setelah siswa memilih dan berkelompok sesuai dengan topik yang mereka pilih dan
berdiskusi beberapa saat untuk membahas hal apa saja yang dapat di kembangkan
menjadi sebuah tulisan sesuai dengan topik.
• Guru meminta siswa kembali ke tempat duduk untuk membuat puisi sesuai dengan
topik yang dipilih dan mengembangkannya menjadi sebuah puisi.
• Guru meminta siswa memajang hasil karya kelompok pada bagian-bagian dinding
kelas
• Guru memberi reward atau penghargaan pada karya yang dinilai baik.
Metode picture and picture adalah metode yang dilakukan dengan mengamati suatu
gambar secara langsung. Teknik pengamatan dilaksanakan di dalam kelas. Pada dasarnya
siswa senang dengan sebuah media yang menarik dilihat oleh siswa. Oleh karena itu,
siawa akan lebih peka atau lebih termotivasi untuk mengekspresikan sesuatu yang
dilihatnya. Metode picture and picture di sini dapat membuat siswa terangsang dalam
7
berekspresi yang dituangkan dalam puisi, dengan cara siswa mengamati suatu gambar
yang menarik. Langkah-langkah nya yaitu :
• langkah persiapan
• langkah pelaksanaan
• tindak lanjut.
Objek kongkret adalah sumber inspirasi penulisan puisi. Objek kongkret yang kita
indra misalnya gunung, pengemis, penjaja koran, kupu-kupu, anak sekolah, dan yang lain
adalah sesuatu yang dapat menjadi bahan pokok menulis puisi.
Nama adalah identitas diri. Lalu apakah kaitannya nama dengan menulis puisi?
Keperdulian akan nama diri dapat bermanfaat untuk belajar menulis puisi. Caranya
mudah. Deretkan nama secara vertikal (dari atas ke bawah). Kemudian kembangkan
kreativitas dan imajinasi dengan menguraikan keadaan diri, pengalaman diri, cita-cita
sesuai dengan inisial huruf pertama nama tersebut.
8
e) Model Pembelajaran Puisi dengan Berdasarkan Tokoh dalam Sejarah, Mitologi, atau
Karya Sastra
Menulis puisi juga dapat diawali dari pengetahuan kita atau kecintaan kita terhadap
tokoh-tokoh tertentu. Masih ingatkah kita pada puisi Diponegoro karya Chairil Anwar
atau puisi Amir Hamzah yang berjudul Hang Tuah. Kedua puisi tersebut dibuat oleh
penyairnya dengan dasar tokoh dalam sejarah.
Contoh : Perhatikan puisi Sapardi Djoko Damono yang ditulis berdasarkan sumber
cerita wayang Sumantri Ngenger (Penghambaan Sumantri).
PESAN
Kebetulan
Kalau kau bertemu dengannya, tolong sampaikan bahwa aku tidak menaruh
Dendam padanya.
Puisi dapat didasari perasaan tertentu penulisnya. Itulah sebabnya ada pendapat yang
mengatakan “Saya dapat menulis puisi bila sedang jatuh cinta” atau yang lain. Yang jelas,
pengalaman siapapun termasuk diri sendiri adalah modal besar yang dapat dituangkan ke
dalam puisi.
9
Contoh : pada puisi Chairil Anwar yang ditulis setelah ia Masih memperoleh
pengalaman ketika neneknya meninggal dunia. Chairil menuangkannya dalam puisi
berikut.
NISAN
Untuk Neneknda
Kemudian dia menugaskan setiap siswa menulis sajak dalam lima menit. Dengan cara
demikian dia berhasil mengajak siswanya menulis puisi. Puisi-puisi mereka selanjutnya
dibaca olehnya dan dia menunjukkan perhatian kepada setiap sajak yang dibaca. Dari
ilustrasi tersebut, tampak bahwa pembelajaran menulis puisi berlangsung dengan santai,
10
seperti sedang bermain-main. Hal ini sesuai dengan pendapat seperti yang dikutip
sebelumnya bahwa bagi anak-anak mengarang adalah bermain-main dan menulis puisi
adalah kegiatan karangmengarang yang sederhana dan praktis.
Setiap siswa tentu memiliki keinginan atau harapan dalam hidupnya. Guru
mengarahkan agar keinginan atau harapan siswa itu diungkapkan ke dalam puisi. Jika
sudah selesai, siswa diminta untuk membacakannya di depan kelas, lalu mereka diberikan
pujian untuk karya mereka.
Puisi abjad serupa dengan puisi nama. Abjad disusun ke bawah mulai dari A sampai Z.
Tiap huruf merupakan awal baris atau larik puisi. Tentu saja huruf yang diperlukan tidak
harus sampai Z. Hal itu bergantung kepada panjang pendeknya puisi yang disusun.
Siswa mengumpulkan kliping beberapa puisi anak-anak dari majalah atau koran.
Siswa secara kolompok membaca puisi yang ada dalam klipingnya. Siswa kelompok satu
membaca puisi kelompok siswa lainnya. Siswa harus memahami isi dan unsur-unsur puisi
secara berkelompok. Sesudah paham, siswa secara perorangan diberi tugas membuat
puisi bertema sama tapi menggunakan katakata sendiri.
11
2. Model Pembelajaran Puisi (Deklamasi)
A) Pengertian Deklamasi
Deklamasi berasal dari bahasa Latin “declamare atau declaim” yang memiliki arti membaca
suatu hasil karya berbentuk puisi disertai lagu dan gerak tubuh sebagai alat bantu dalam
pembawaannya.
Umumnya deklamasi hanya berkaitan dengan puisi, namun membaca karya sastra lain
seperti cerpen disertai lagu dan gerak tubuh juga bisa dikatakan sebagai deklamasi.
Mendeklamasikan puisi atau cerpen memiliki makna membaca, tetapi pada umumnya
membaca tidak sama dengan maksud mendeklamasikan. Maksudnya disini, pengertian
membaca memiliki makna yang jauh bebeda dengan deklamasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deklamasi adalah penyajian sajak yang
disertai lagu dan gaya. Berdekamasi adalah sajak yang disertai gerak dan mimik yang baik.
Mendeklamasikan adalah menyajikan sajak dengan berdeklamasi. Deklamasian adalah hasil
mendeklamasikan. Pendeklamasian adalah proses atau cara atau perbuatan mendeklamasikan
sajak.
Menurut Abdullah Syukur Ibrahim (1987:147), deklamasi adalah peristiwa seni, yaitu seni
mengungkapkan sebuah puisi kepada pendengarnya dengan gerak-gerik, mimik, dan
sebagainya. Dengan kata lain, deklamasi merupakan seni bercerita. Dalam membawakan
sebuah puisi dengan gaya dan lagu, harus memperhatikan mengenai ekspresi, gerak, milik,
tekanan, lafal, dan intonasi suara yang benar.
12
Dalam mendeklamasikan suatu puisi, seorang deklamator harus memperhatikan dan
memahami ide pokok penyair yang sudah ada dalam puisi tersebut dengan cara
memparafrasakannya terlebih dahulu lalu menemukan pertalian makna pada tiap unit puisi,
seperti (kata demi kata, larik demi larik, frasa demi frasa, dan bait demi bait), sehingga gaya
dan gerak mimik yang akan disajikan dalam mendeklamasikan puisi tersebut bisa tepat
dengan isi puisi.
Jadi bisa disimpulkan bahwa, deklamasi adalah membaca puisi yang dibawakan dengan lagu
dan gerak tubuh sebagai alat bantu pembacaan puisi.
D) Tujuan Deklamasi
Tujuan dari deklamasi adalah untuk mengutarakan pemikiran atau kebijakan yang terdapat
dalam suatu puisi disertai gaya dan gerak tubuh untuk memperkuat penyampaian, sehingga
maksud dan nilai-nilai keindahan yang terucap keluar dan di dengar oleh orang lain.
1. Intonasi adalah suatu kesatuan yang terbentuk dari irama, tekanan dinamik, tekanan nada,
tekanan tempo, danjeda Menurut W Y aS. Poerwodamanto intonasi disebut sebagai "lagu
pengucapan atau lagu tutur".
2. Seorang deklamator harus memberikan pengiwa any ang tepat. Salah satu syarat penting
bagi deklamator adalah harus mendapat dukungan dan jiwanya. Volume suara menentukan
keindahan sebuah deldamas
13
3. Volume suara yang tepat sesuai dengan suasana yang ingin dibangun dapat menyentuh
jiwa pendengamya
4. Kejelasan suara merupakan bagian penting selanjutnya yang jangan terabaikan Kesalahan
baca dapat merusak suasana yang hendak dibangun
5. Mimak wajah adalah cemanan perasaan serta jiwa sebuah karya yang disampaikan oleh
deklamator Tatapan mata adalah satu hal lain yang berhubungan dengan mimik wajah
1- Kenali dulu gaya atau jenis puisi tersebut. kamu harus membawa puisi tersebut sesuai
dengan jenis puisi tersebut, jangan menyimpang dari isi puisi tersebut . misalnya puisi yang
religius dibawakan dengan suasana syahdu, puisi perjuangan dibawakan dengan semangat.
2- Hayati dan pahami isi puisi tersebut. menghayati puisi dengan interpretasi kamu sendiri
akan membuat puisi tersebut lebih menyatu dengan kamu, jadi bisa lebih menjiwai dalam
membawakannnya.
3- Baca puisi tersebut secara berulang-ulang. karena dengan membaca berulang-ulang kamu
akan lebih menjiwai dan paham isi puisi tersebut. namun selama menghayati dengan
membaca berulang-ulang jangan sampai terpengaruh oleh suasana sekeliling. dengan begitu
kamu akan menyatu dengan seluruh bait puisi dengan keseluruhan makna didalamnya secara
penuh.
4-Lakukan secara berulang ulang, dan perhatikan cara pembawaan kamu seperti intonasi,
mimik yang perlu dalam mendeklamasikan puisi.
Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting, karena
semua keterampilan berbahasa akan dilatih dengan lebih melalui pelajaran tersebut. Terutama
pada jenjang sekolah dasar (SD) merupakan pelajaran yang sangat penting. Meskipun
sekarang telah menggunakan kurikulum baru dimana peserta didik meggunakan
pembelajaran tematik dengan bantuan buku tema, hal tersebut membuat seluruh mata
14
pelajaran berintegrasi menjadi satu. Namum dengan adanya hal tersebut maka seluruh
keterampilan berbahasa akan digunakan dalam setiap pembelajaran yang peserta didik
lakukan. Salah satu keterampilan berbahasa adalah membaca, dimana kegiatan membaca
merupakan salah stau kegiatan yang sangat penting bagi setiap orang, karena dapat
meningkatkan kemampuan atau wawasan seseorang. Kegitan membaca merupakan salah satu
kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Namun, masih banyak orang yang kurang berminat
dalam kegiatan membaca ini.
1. Pengertian Fiksi
Menurut Krismarsanti pengertian fiksi merupakan suatu karang yang berisi
kisah atau juga cerita yang dibuat dengan berdasarkan khayalan atau imajinasi
pengarang.
Menurut Thani Ahma arti fiksi merupakan suatu cerita naratif yang timbul
atau muncul dari imajinasi pengarang serta tidak memperdulikan fakta sejarah.
Nurgiantoro dalam bukunya ‘Teori Pengajian Fiksi” yang mengungkapkan
bahwa definisi fiksi adalah sebagai prosa naratif yang memiliki sifat imajinatif. Akan
tetapi biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan
hubungan-hubungan antar manusia.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian fiksi diatas adalah suatu cerita yang
dibuat dari imajinasi atau khayalan pengarang yang masuk akal dan mengandung
kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia.
Secara umum pengertian Fiksi merupakan sebuah prosa naratif yang memiliki
sifat imajinasi atau karangan non-ilmiah dari penulis serta juga bukan dengan
berdasarkan kenyataan. Dengan kata lain, fiksi ini tidak terjadi di dunia nyata serta
hanya berdasarkan dari khayalan seseorang. Meskipun imajiner sebuah karya fiksi
tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasikan
hubungan-hubungan antar manusia.
2. Jenis-Jenis Fiksi
1. Novel
15
Pengertian Novel ini merupakan suatu karangan fiksi yang menceritakan
mengenai seorang tokoh utama dengan pro serta kontra di dalam ceritanya, mulai
dari awal sampai padaa akhir novel yang memiliki klimaks atau ending.
Contohnya :
Dilan 1990
Siti Nurbaya
2. Roman
Contohnya :
Pengertian Cerpen merupakan suatu karangan fiksi yang isinya itu jauh lebih
sedikit dari pada roman apalagi novel. Tetapi, cerpen ini mempunyai daya tarik
tersendiri disebabkan cerpen ini bisa menjadi pembelajaran awal bagi para penulis
didalam membuat sebuah karya tulisan.
Contohnya :
Gelang Persahabatan
Si Jaduk
3. Manfaat Membaca Fiksi
1. Membantu Perbanyak Kosa Kata
Manfaat membaca fiksi yang satu ini juga tidak perlu diragukan lagi. Semakin
sering Anda membaca, semakin banyak kosa kata baru yang dimiliki. Hal tersebut
bisa terjadi karena otak bekerja secara pintar dan memproses setiap kosa kata
yang Anda temui dan baca. Dengan mengetahui beragam macam kosa kata,
16
beberapa aktivitas yang Anda lakukan akan terasa lebih mudah, seperti saat
berkomunikasi, menulis, dan lain-lain.
2. Mengurangi Stres
Salah satu manfaat membaca fiksi yang tidak perlu diragukan lagi adalah
mengurangi stres. Membaca fiksi bisa membuat anda lebih santai dan tenang.
Membaca fiksi bisa mengurangi pikiran-pikiran yang membebani Anda. Dengan
membaca fiksi, Anda akan ikut terbawa alur cerita yang unik, imajinatif, dan
menyenangkan. Hal tersebut jelas bisa membantu mengurangi stres yang sedang
Anda rasakan.
Jika sering membaca fiksi, Anda bisa memposisikan diri di sudut pandang
berbagai tokoh yang memiliki beragam watak atau karakter. Dengan begitu, Anda
bisa memahami beragam watak berdasarkan tokoh-tokoh tersebut. Hal tersebut
bisa Anda manfaatkan di dunia nyata. Karena setiap orang memiliki beragam
macam watak, Anda harus bisa mengerti karakter dan perasaan mereka agar
17
hubungan bisa berjalan dengan baik. Karena sudah sering membaca fiksi, Anda
akan terbiasa dengan hal tersebut dan bisa dengan mudah memposisikan diri.
5. Memperkuat Otak
Menulis fiksi merupakan salah satu keterampilan menulis kreatif yang harus dikuasai
siswa bahkan sejak di sekolah dasar. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis ini
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu menulis puisi, menulis cerpen, dan menulis drama. Agar
siswa terampil mengkomunikasikan idenya dalam sebuah karya fiksi mereka perlu dimotivasi
18
untuk melatih kegiatan menulisnya secara teratur. Pembelajaran fiksi di sekolah dasar
bertujuan untuk mengasah kepekaan siswa dalam mengekspresikan emosi dan perasaannya
dalam sebuah tulisan. Mereka juga dibimbing untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang
merupakan hasil dari kegiatan mengkhayal atau imajinasi mereka. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan hal tersebut perlu upaya yang efektif dari seorang guru. Salah satunya melalui
model pembelajaran yang tepat.
Penyajian model- model pembelajaran menulis fiksi yang tepat oleh guru dalam suatu
kegiatan pembelajaran menulis fiksi akan memberikan pengaruh besar bagi siswa dalam
usaha menciptakan keleluasaan dan kebebasan mereka dalam menghasilkan sebuah tulisan
fiksi. Sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran guru sepatutnya bisa memilihkan
metode, model, atau cara- cara menulis fiksi yang menarik dan mudah bagi siswa utamanya
siswa sekolah dasar
Sesuai dengan karakternya, siswa sekolah dasar masih dominan dengan bermain
sehingga oleh beberapa ahli menyebutkanpembelajaran menulis fiksi di sekolah dasar masih
mengikuti pola permainan. Umumnya mereka berpendapat bahwa menulis adalah bermain-
main sehingga menulis fiksi selayaknya menjadi kegiatan menulis yang menyenangkan bagi
anakanak.
Sebagai sastra sederhana, menulis fiksi di sekolah dasar dapat dijadikan wadah
pengungkapan perasaan atau emosi anak pada jenjang sekolah dasar. Biasanya jenis tulisan
fiksi untuk anak-anak berupa puisi, cerpen, dan drama anak. Puisi, cerpen, dan drama anak
dari jenis tulisan tersebut memiliki ciri- ciri khusus yang identik dengan dunia anak, yaitu
bentuknya yang sederhana, kalimat- kalimatnya yang lugas dan pendek, isinya tidak berbelit-
belit, materi dan tema yang menarik dan sesuai tingkat perkembangan anak, serta mudah
dipahami. Oleh karena itu, menulis fiksi dengan model yang tepat akan sangat membantu
siswa dalam melahirkan karya sastra yang menarik dan kreatif.
19
Dari bentuk sifatnya tulisan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu tulisan fiksi dan
tulisan non-fiksi. Fiksi adalah tulisan yang dibangun berdasarkan khayalan dan umumnya
bukan kenyataan. Meskipun ada beberapa fiksi yang terinspirasi dari kejadian yang benar-
benar terjadi, namun ketika disajikan sebagai suatu tulisan ada pengaruh menulis kreatif yang
mengkolaborasikan antara kisah nyata dengan khalayal penulis sehingga terciptalah sebuah
karya fiksi yang boleh jadi bersumber dari kisah nyata tetapi diolah menjadi lebih khayali.
Tulisan fiksi memiliki keunikan tersendiri antara satu penulis dengan penulis lainnya,
bisa menghasilkan tulisan yang berbeda meskipun dengan tema dan jenis tulisan yang sama.
Misalnya pada jenis tulisan fiksi puisi, pemilihan kosakata, bentuk dan gaya bahasa yang
digunakan oleh masing-masing penulis bervariasi sesuai dengan kekayaan kosakata,
wawasan, dan daya imajinasi yang dimiliki oleh setiap penulis.
Bagi banyak orang, menulis adalah keterampilan berbahasa yang sangat sulit dan
menjadi suatu beban karena di samping harus memperhatikan kosa kata dan stuktur kalimat
yang baik, penulis juga harus mempunyai imajinasi yang sangat tinggi agar mudah dalam
mengungkapkan semua pemikiran yang dimiliki untuk mendapatkan sebuah tulisan yang
menarik serta mudah dipahami. Namun, keterampilan menulis fiksi bisa dikuasai jika
membiasakan menulis dan bagi siswa pembiasaan ini juga bisa disesuaikan dengan model-
model pembelajaran menulis fiksi yang memudahkan mereka.
Khususnya untuk siswa sekolah dasat di kelas tinggi, bahan pembelajaran menulis
fiksi dapat diperoleh dengan mengkaji GBPP Bahasa Indonesia SD. Menurut Mulyati
(1998:62), langkah- langkah yang ditempuh dalam pengkajian GBPP itu sebagai berikut.
1. Menginventarisasikan tujuan umum yang sesuai untuk pembelajaran menulis fiksi dari
program pengajaran setiap kelas;
2. Memilih pembelajaran yang sesuai dengan tujuan umum itu dari setiap caturwulan;
20
Hasil pengkajian yang diperoleh dituangkan dalam bentuk tabel sehingga dapat
mempermudah guru dalam membuat rencana pengajaran yang akan dilaksanakan. Guru harus
mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran menulis fiksi agar mampu mengelola kegiatan
pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran menulis fiksi harus memiliki tujuan
yang jelas. Kejelasan tujuan memungkinkan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan
dan terarah.
21
3. Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman
Menulis fiksi di sekolah dasar kelas tinggi mencakup tiga genre sastra, yaitu
mengarang puisi, cerpen, dan drama. Dalam pelaksanaannya, ketiga bentuk sastra anak
tersebut memerlukan strategi tersendiri sesuai dengan karakteristik siswa usia SD, yaitu
belajar sambil bermain. Model- model pembelajaran menulis fiksi merupakan cara, acuan,
contoh, atau pedoman yang bisa dijadikan sarana pengembangan keterampilan menulis fiksi
untuk siswa SD oleh guru.
22
A) Pengertian Teknik Role Playing
Model Bermain peran (Role Playing) merupakan pembelajaran yang menuntut siswa
untuk memainkan karakter seseorang dalam bentuk drama. Selain itu siswa juga diharuskan
untuk bisa mendalami karakter tersebut mulai dari bahasa tubuh, pikiran dan ekspresi.
Dengan cara mempelajarinya. Bermain peran merupakan teknik yang bisa membuat siswa
untuk mengeksplorasi kondisi, situasi atau kejadian realistis dengan berinteraksi dengan
siswa lain secara terkelola untuk meningkatkan pengalaman. Tergantung dengan tujuan
kegiatan, siswa bisa saja memainkan peran sangat mirip dengan yang diperankan (bisa juga
di masa yang akan datang). Selain itu teknik ini juga bisa memberi pengaruh besar kepada
siswa dalam pembelajaran, karena dengan memiliki pengalaman mengerjakan sesuatu yang
lain, pemahaman dan pengalaman siswa menjadi lebih luas, terlebih untuk memahami sudut
pandang lain yang berlawanan.
1. Santoso (2010)
Santoso mengutarakan bahwa cara role playing ini adalah metode yang
memanfaatkan daya gerakan atau kinestetik, karena pada pelaksanaannya siswa dituntut
untuk bisa melakukan gerakan peranan yang mengandalkan tubuh. Kegunaan dari metode ini
adalah untuk meningkatkan daya interpersonal (keahlian interaksi) pada satu individu ke
individu.
2. Fatmawati
Mengutarakan bahwa role playing adalah model pembelajaran yang menuntut siswa
untuk mempertunjukan sebuah karakter peran yang berdasar pada skenario yang sudah
diciptakan. Misi utama dari teknik ini adalah untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah
ditetapkan dalam pembelajaran.
3. Sandra de young
23
Menurut teori ini role playing game adalah salah satu pembelajaran yang berupa
sandiwara atau drama. Pada pembelajaran ini siswa diharuskan untuk melakukan suatu drama
baik secara spontan maupun terencana untuk mempertunjukkan sebuah peran. Pertunjukan
yang dilaksanakan berkaitan dengan kehidupan manusia dengan segala problematikanya.
Guru atau pengajar harus membuat sebuah skenario yang akan dipertunjukan di dalam
kelas.
Pengajar akan meminta siswa untuk membuat grup untuk implementasi bermain
peran.
Pengajar akan mengutarakan dengan gamblang tentang kompetensi yang harus diraih
pada aktivitas pembelajaran bermain peran ini.
Selanjutnya guru akan menunjuk siswa untuk memperagakan sebuah peran sesuai
dengan skenario yang sudah dibuat.
Siswa yang berada di dalam grup belajar diminta untuk mengamati kinerja siswa yang
sedang mempertunjukan peran.
Pada tahap akhir, pengajar akan membuat kesimpulan dari aktivitas pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Guru mengutarakan kesimpulan yang mudah dan bisa
dipahami siswa dengan baik.
24
Siswa bisa saja diberi instruksi khusus mengenai bagaimana bertindak, cara melakukan
sesuatu atau apa yang harus dilaksanakan dan bereaksi dengan cara mereka sendiri
tergantung dengan syarat tertentu atau petunjuk lain.
Seperti halnya model pembelajaran lain, Role playing juga mempunyai tujuan yang
pada dasarnya sama yakni mengembangkan kapabilitas siswa. Namun terdapat tujuan khusus
yang menjadi andalan dari role playing, yakni meningkatkan empati dan solidaritas pada
siswa. Sebab pada model ini siswa akan mempelajari sebuah dunia yang berbeda. Mereka
dipaksa untuk melihat dunia dari perspektif atau sudut pandang orang lain. Dalam memahami
sebuah peran, tentu siswa akan mempelajari setiap perasaan dan tingkah laku yang
diperankankan. Mau tidak mau mereka akan jauh dari dirinya untuk sementara dan menjadi
orang lain. Secara tidak langsung siswa akan mulai paham dan mengerti tentang orang lain.
Dalam artian pada diri siswa akan tertanam sikap toleransi dan mudah memahami sudut
pandang orang lain.
Karakter yang diperankan oleh siswa bisa menolong mereka dalam memahami setiap
masalah yang sedang mereka hadapi di kehidupan sehari-hari.
Siswa yang memerankan sebuah karakter bisa lebih mudah memahami perasaan
orang lain. Hal ini bisa meningkatkan solidaritas dan empati siswa.
Siswa yang memerankan karakter diluar dirinya maka mereka akan cenderung bisa
mengerti sifat dari karakter yang diperankan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model secara etimologi yakni sesuatu contoh. Dalam kamus besar bahasa indonesia
(KBBI), model didefinisikan sebagai pola dari sesuatu yang dibuat atau yang dihasilkan
atau barang tiruan. Maka dapat diambil kesimpulan, jika model dapat dipahami sebagai
suatu jenis contoh dari suatu pola ( contoh, acuan, ragam dsb) yang dibuat untuk
menghasilkan sesuatu.
Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar yang dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara aktif, efektif dan inovatif.
Dari berbagai macam pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan model
pembelajaran adalah suatu pola yang dijadikan pedoman dalam startegi mengajar untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
B. SARAN
26
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ibeng, Parta: 2022. “Pengertian Fiksi Menurut Para Ahli, Ciri, Jenis, Dan Contohnya”
https://pendidikan.co.id/pengertian-fiksi-menurut-para-ahli-ciri-jenis-dan-contohnya/,
diakses pada 24 januari 2022 pukul 12.25
Zaenuddin: 2021. “Pengertian Fiksi, Jenis, Contoh & Arti Menurut Para Ahli”
https://artikelsiana.com/pengertian-fiksi-jenis-contoh-arti/, diakses pada 24 januari 2022
pukul 12.40
Miriati, Anindya: 2020. “Ternyata Membaca Cerita Fiksi Juga Ada Manfaatnya, Salah
Satunya Membuat Mudah Berempati” https://bobo.grid.id/read/082266207/ternyata-
membaca-cerita-fiksi-juga-ada-manfaatnya-salah-satunya-membuat-mudah-
berempati?page=all, diakses pada 24 januari 2022 pukul 13.15
27
Hia, Iman Setiawan: 2012. “Penerapan Model Transformasi Sastra Dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Prosa Fiksi Kelas v Sdn Genteng Kecamatan Sukasari Kabupaten
Sumedang” https://id.scribd.com/doc/88699069/Penerapan-Model-Transformasi-Sastra-
Dalam-Pembelajaran-Membaca-Pemahaman-Prosa-Fiksi-Kelas-v-Sdn-Genteng-
Kecamatan-Sukasari-Kabupaten-Sumedang, diakses pada 24 januari 2022 pukul 14:20
Nurmina. Januari 2016. “Menulis Fiksi dengan Model Pembelajaran Efektif untuk Siswa
Sekolah Dasar Kelas Tinggi”. Jurnal Pendidikan Almuslim.
28